Edisi Rabu 1 April 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 218 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

Rabu paing, 1 april 2020

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Layanan SIM Tetap Buka

LKPJ Bupati Diapresiasi

Bayi Positif Covid-19

Layanan SIM di kantor kepolisian di Bali masih tetap buka. Mencegah penyebaran virus Corona ini, SOPnya dilakukan secara ketat. Hanya pelayanan di Satpas yang buka. Kalau di gerai-gerai tutup semua.

DPRD Kabupaten Badung untuk pertama kalinya menggelar sidang paripurna secara virtual melalui teleconference. Sidang dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Badung Putu Parwata. Dewan pun mengapresiasi kinerja pemkab di tengah penyebaran Covid-19. BADUNG | HAL. 3

Dua warga Kabupaten Gianyar dipastikan positif Covid-19. Salah satunya bayi yang baru berusia sekitar 2 tahun asal Sukawati. Satu lagi dari Ubud. Kini keduanya dirawat di RSUP Sanglah.

DENPASAR | HAL. 2

GIANYAR | HAL. 5

Bali Wajib Karantina ABK dari Negara Pandemi

Denpasar (Bali Post) – Bali harus mematuhi protokol penanganan Covid-19 yang direkomendasikan WHO dalam mengatasi penyebaran virus Corona. Bali yang rencananya kedatangan ratusan warganya yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di luar negeri wajib melakukan pemeriksaan, bahkan wajib juga melakukan karantina khusus. ‘’Bali jangan sampai mengabaikan protokol penanganan Covid-19. Terlebih ABK yang datang dari negara pandemi. Ini wajib dan jangan diabaikan. Segera konsultasikan dengan Kemenkes,’’ saran Wakil Rektor I Universitas Airlangga Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si., Selasa (31/3) kemarin.

D

ijelaskannya, protokol karantina orang yang datang dari negara pandemi Covid-19 mestinya dilakukan. Tempat harus disiapkan dan jangan sampai mereka lepas dari pengawasan. ‘’Kesiapan melakukan karantina terhadap ABK yang datang ini mesti segera dikoordinasikan. Tempatnya juga harus pasti, prosedurnya juga harus jelas dan terukur,’’ sarannya. Langkah ini untuk memastikan bahwa mereka aman dan negatif. Ia mengatakan, bisa saja saat ini kondisi mereka sehat karena daya tahan tubuh mereka bagus. Tetapi mereka juga berpotensi sebagai pengantar atau penular virus terhadap warga yang kondisi tubuhnya lemah. Ini tentu sangat berisiko. Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi Universiatas Airlangga ini mengingatkan, Bali relatif kecil untuk mobilitas orang. Terlebih budaya orang Bali memungkinkan terjadinya kontak secara berkelompok. ‘’Tanpa kontrol dan pengawasan yang jelas risikonya sulit kita prediksi. Harus ada kesadaran dan penyadaran bahwa ketika mereka di-

OPINI

Pariwisata Kolaps Pertanian Pingsan Oleh: Made Antara DALAM sistem perekonomian global yang ditandai oleh saling ketergantungan (interdependency antara satu negara dengan negara lain dan tidak ada satu negara pun terlepas dari negara lain, pandemik Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan dan kehidupan manusia, juga berdampak terhadap perekonomian global. Menghindari penyebaran Covid-19, pengusaha di dunia menghentikan aktivitas produksinya. Walaupun masih ada beberapa perusahaan melakukan aktivitas. Sementara negara terjangkiti Covid-19 mengurangi impor dan ekspor barang-barang. Ini jelas akan berpengaruh terhadap aktivitas perekonomian negara-negara di dunia, menyangkut produksi dan konsumsi. Bagi Bali juga ini terpengaruh. Apalagi tiga sokoguru perekonomian Bali yang menyangkut pariwisata, pertanian, dan industri kecil-memengah memiliki keterkaitan (linkages) dan saling membutuhkan. Inilah keunikan perekonominan Bali yang tidak memiliki industri besar dan sumber daya alam (tambang dan hutan). Keterkaitan ini dapat dijelaskan dengan teori ekonomi makro regional, yaitu Model Input-Output (IO), Social Accounting Matix (SAM) atau Computable General Equlibrium (CGE). Keterkaitan antarsektor atau sokoguru perekonomian Bali ini meliputi keterkaitan langsung (direct linkages), keterkaiatan tidak langsung (indirect linkgaes), dan keterkaitan ikutan (induced linkages). Hal. 7 Pariwisata Jadi

karantina mereka bukan diasingkan atau dikucilkan. Semua pihak harus berperan dalam hal ini,’’ tegasnya. Konsultasi dengan pemerintah pusat dan mencontoh yang sudah dilakukan di Natuna dan Kepulauan Seribu layak dilakukan. ‘’Sebaiknya dikoordinasikan dengan Kemenkes Pusat agar sesuai protokoler standar menangani para ABK yang akan mendarat di Denpasar,’’ tegasnya lagi. Karantina di daerah yang aman seperti pemerintah menggunakan Pulau Natuna bisa dilakukan. Ini bisa saja dengan menyiapkan tendatenda atau bangunan yang jauh dari permukiman penduduk. Siapkan juga tenaga medis dan peralatan pendukungnya, sehingga mobilitas selama masa karantina bisa diminimalkan. Perencanaannya harus matang, jika ingin menekan dampak pandemi Covid-19 ini,’’ ujarnya. Pakar biomolekoler ini juga mengingatkan agar pemerintah daerah dan krama Bali tidak menggunakan disinfektan dalam mensterilkan diri. Hal. 7 Jangan Remehkan

Jokowi Putuskan Kedaruratan Kesehatan

Jakarta (Bali Post) – Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa penetapan status darurat sipil di Indonesia saat ini belum diperlukan dalam mengatasi pandemi Covid-19. ‘’Darurat sipil itu kita siapkan apabila terjadi keadaan yang abnormal sehingga perangkat itu harus kita siapkan, tapi kalau kondisi sekarang ini tentu saja tidak,’’ kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (31/3) kemarin. Presiden Jokowi menyatakan Indonesia dalam status kedaruratan kesehatan dan memilih melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemerintah juga sudah membuat peraturan pemerintah (PP) dan keputusan presiden (keppres) untuk mendukung penetapan status tersebut. ‘’Semua skenario itu kita siapkan dari yang ringan, dari yang moderat, sedang maupun yang terburuk. Mengenai PSBB, baru saja saya tanda tangani PP-nya dan keppresnya yang berkaitan dengan itu dan kita harapkan dari yang setelah ditandatangani,

PP dan keppres itu mulai efektif berjalan,’’ tambah Presiden. Di tengah pandemi Covid-19, Jokowi telah memutuskan untuk menambah belanja dan pembiayaan di APBN 2020 sebesar Rp 405,1 triliun, guna memenuhi kebutuhan dalam penanganan pandemi virus Corona jenis baru atau Covid-19. Hal tersebut tertuang dalam Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan. Perppu yang di-

tandatangani Presiden Jokowi itu juga disiapkan untuk mengantisipasi meningkatnya defisit APBN 2020, karena belanja negara yang bertambah. ‘’Karena yang kita hadapi sekarang ini adalah situasi yang memaksa, bahwa saya baru saja menandatangani Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan,’’ kata Presiden Jokowi. Perppu tersebut, kata Presiden, akan memberikan fondasi bagi pemerintah dan otoritas di industi perbankan dan jasa keuangan dalam menerapkan langkah-langkah menjamin kesehatan masyarakat, menyelamatkan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan. Dari total anggaran untuk Covid-19 itu, Kepala Negara merinci sebanyak Rp 75 triliun untuk anggaran bidang kesehatan, Rp 110 triliun untuk perlindungan sosial, Rp 75,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dan Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional. (ant)

’’Kesiapan melakukan karantina terhadap ABK yang datang ini mesti segera dikoordinasikan. Tempatnya juga harus pasti, prosedurnya juga harus jelas dan terukur.’’ Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si.

’’Secara tegas saya sampaikan pemerintah daerah harus laksanakan karantina (terhadap TKI). Jangan mainmain dengan Covid-19 ini.’’ drg. Nyoman Suarthanu, M.AP.

PKB 2020 Ditiadakan Denpasar (Bali Post) Gubernur Bali Wayan Koster telah memutuskan untuk meniadakan Pesta Kesenian Bali (KPB) tahun 2020. Hal tersebut tertuang dalam Surat Nomor 430/3287/Sekret/DISBUD tentang Pemberitahuan Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLII Tahun 2020 Ditiadakan. Surat yang ditujukan kepada bupati/wali kota se-Bali ini ditandatangani, Selasa (31/3) kemarin. Disebutkan, bila pelaksanaan PKB pada 13 Juni - 11 Juli sangat dekat dari batas waktu Masa Tanggap Darurat Nasional atas penyebaran Covid-19 yakni 29 Mei 2020. Dengan kondisi tersebut, segala persiapan PKB XLII tahun 2020 tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, PKB XLII tahun 2020 ditiadakan. ‘’Mohon kepada para seniman dan penggemar Pesta Kesenian Bali serta masyarakat Bali agar memaklumi keputusan Gubernur tersebut,’’ ujar Gubernur Bali Wayan Koster, kemarin. Menurut Koster, kebijakan ini diambil sematamata demi keselamatan bersama. ‘’Kita songsong dan persiapkan dengan lebih baik, lebih meriah dan lebih mantap lagi pelaksanaan Pesta Kesenian Bali tahun 2021,’’ imbuhnya. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan ‘’Kun’’ Adnyana mengatakan, seluruh bupati/ wali kota telah menyetujui untuk meniadakan penyelenggaraan PKB XLII tahun 2020. Keputusan sulit ini diambil demi kesehatan dan keselamatan bersama. PKB XLII akan dilaksanakan tahun depan dengan tema sama yakni ‘’Atma Kerthi: Penyucian Jiwa Paripurna’’. Kepala Bappeda Litbang Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra mengatakan, kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan termasuk PKB, anggarannya direalokasikan untuk penanganan Covid-19. ‘’Tentu untuk Covid-19, karena komitmen Gubernur untuk menangani Covid-19 di Bali,’’ ujarnya. (kmb32)

Era Baru Menyingsing Setelah Covid-19 Oleh: Sugi Lanus BAGAIMANA wajah dunia setelah wabah Covid-19? Setelah wabah berlalu akan datang ‘’sebuah era baru’’. Hal ini disampaikan dalam pustaka Lontar Widhi Sastra Roga Sangara Bumi. Lontar warisan dari Kerajaan Majapahit ini berisi tentang wabah dan datangnya malapetaka penyakit yang menjangkiti dunia. Disebutkan ganti kali bhumi (peralihan gelap jagat): Setelah wabah menyerang dunia, akan terjadi pergantian era kegelapan dunia menuju sebuah era baru. Para ahli matematika perhitungan yuga (siklus bumi-semesta) dan para guru ajaran dharma dunia seperti Guru Swami Sri Yukteswar (1855– 1936) dalam bukunya ‘’The Holy Science’’ dan juga Mahayogi Paramhansa Yogananda (1893–1952) yang sangat berpengaruh di dunia, telah dari lama menunjukkan bahwa selama ini kita

telah salah dalam perhitungan yuga. Kedua guru spiritual asal India itu telah memberikan evaluasi atas kesalah-hitungan yuga yang diwariskan sekarang dan menjelaskan bahwa Kali Yuga telah menemui ujungnya dan akan berbalik menuju fajar era baru Dwapara Yuga. Satu yogi berpengaruh dunia sekarang, Sadhguru, adalah pendukung perhitungan ini. Hal senada disampaikan dalam pustaka Lontar Widhi Sastra Roga Sangara Bumi yang menjelaskan bahwa datangnya pandemik yang memakan korban sejagat adalah ganti kali bhumi (akhir era gelap menuju awal era baru). Secara rinci Lontar Widhi Sastra Roga Sangara Bumi dalam penjelasannya tentang wabah dan ciri kematian tiba-tiba yang dibawa angin, sesuatu yang tak kasat mata. Sedikit kutipan dari pembukaan lontar sebagai berikut: ‘’Nihan Widhi Sastra Roga Sangara Bumi, saking niti Bhagawan Dharmaloka, katama de Sang Aji ring Majapahit, tekaning Bali Madya,

apa lwirnya, ritatkalaning ganti kali bhumi. Dewata matilar ring madhyapada, mantuk maring swargan mahameru, ginantianing Bhuta, sabhumi sami wwang kasusupan Bhuta… gering sasab marana tan pegat, ngendah laraning wwang, gumigil panas uyang, akweh pejah, desa tepi ning tasik tembening agering… mantra usada punah. Pandhita bingung, Weda Mantra tanpa sari.’’ Terjemahannya: ‘’Ini adalah Sastra Widhi Roga Sangara Bumi, dari ajaran warisan Bhagawan Dharmaloka, warisan dari yang dimuliakan-gurupenguasa di Majapahit, ketika datang ke Bali, tatkala pergantian bumi kali. Dewata meninggalkan dunia-tengah, pulang ke Surga Mahameru, diganti oleh Bhuta, manusia di bumi semua dirasuki Bhuta… penyakit menular mewabah tiada terhentikan, tidak terperi derita manusia, menggigil panas, kehilangan kesabaran dilanda cemas, banyak korban meninggal, desa-desa pesisir ketiban penyakit… mantra pengobatan punah. Pandhita bingung,

Weda mantra kehilangan esensi.’’ Masyarakat Bali pewaris pustaka lontar ini diajak untuk optimis bahwa datangnya sebuah wabah (sasab) yang melanda dunia adalah pertanda akhir batas sebuah era. Usai pandemik akan muncul era kemanusiaan — yang sebelumnya dilanda saling benci, penuh hujatan, saling sikut, saling fitnah — menuju ‘’era baru’’ yang lebih baik di mana manusia akan lebih sadar arti kesetiakawanan, lebih sadar arti gotong royong. Usai wabah berlalu akan manusia tersadar bahwa perlu era baru kesejagatan yang paras-paros (saling menjaga dalam kesetaraan). Menuju Era Baru Secara teologi Hindu Bali dan Jawa Kuno disebutkan bahwa Bhuta-Kala dan Dewa diciptakan bersamaan oleh Hyang Widhi. Ada waktu dalam peralihan dunia Bhuta-Kala lewat nyelang margi (meminjam jalan).

Manusia diwajibkan menepi dan mabrata mengurung diri. Artinya juga ketika Sang BhutaKala melakukan proses peralihan, masa pancaroba, umat manusia diminta melakukan brata (menarik diri dari keramaian, puasa dan mawas diri). Kalau sudah selesai pamargin bhuta-kala (putaran waktu dan jalan Sang Bhuta-Kala) kita bisa keluar sebagaimana mestinya. Hal. 7 Bukan Soal


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.