terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
8 HALAMAN
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
NOMOR 222 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
Senin Paing, 6 April 2020
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Produksi Disinfektan Berbahan Arak
Kasus Kriminalitas Turun Drastis
Penanganan Berkelanjutan Covid-19
Inovasi Polda Bali bekerja sama dengan Unud untuk membuat hand sanitizer dan disinfektan menggunakan bahan arak Bali, mendapat apresiasi sejumlah pihak. Bahkan, apresiasi juga datang dari Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian.
Sejak wabah Covid-19 melanda, kasus tindak pidana yang terjadi di Kabupaten Badung, khususnya Badung Tengah dan Utara, turun drastis. Badung | HAL. 3
Berbagai sektor di Jembrana sudah melakukan penanggulangan Covid-19. Kali ini, penanganan juga dilakukan dengan penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan menambah tenaga surveilans.
Denpasar | HAL. 2
Jembrana | HAL. 4
Satgas Tinjau Pelabuhan Gilimanuk
Pendatang dari Daerah Terjangkit Langsung Di-’’rapid Test’’
MENINJAU - Sekda Provinsi Bali yang juga Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra didampingi Bupati Jembrana Putu Artha saat melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, Sabtu (4/4).
Pikirkan Masyarakat Miskin Baru Denpasar (Bali Post) Jika kondisi akibat wabah Covid-19 terus memburuk hingga berubahnya status menjadi darurat sipil, masyarakat yang bekerja di sektor informal yang akan paling terdampak. Oleh karena itu, desa adat harus berperan besar melindungi masyarakatnya. Untuk itu, kesiapan desa adat menjadi pertanyaan. Akademisi Universitas Udayana (Unud) sekaligus Ketua DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Bangli I Made Sarjana, S.P., M.Sc. mengatakan, leadership desa adat sangat dibutuhkan. Desa adat harus peka terhadap situasi ini. Penundaan kegiatan adat yang terkadang membebani masyarakat juga perlu dipikirkan guna mengurangi tekanan masyarakat. Dari sisi pemenuhan pangan, ia menilai desa adat akan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat desa. Mengingat, mata pencaharian masyarakat desa adat mayoritas petani. ‘’Desa adat yang masih memiliki lahan pertanian atau sawah akan lebih siap menghadapi situasi terburuk dari dampak Covid-19 ini, sehingga lumbung pangan ada di desa,’’ kata Sarjana, belum lama ini. Namun, katanya, tidak semua desa adat memiliki lahan untuk menanam bahan pangan, sehingga kebutuhan logistiknya dipasok dari luar Bali. Karakter desa ini perlu mendapat perhatian.
Sarjana menambahkan, permasalahan pertanian Bali berupa tindakan pascapanen yang belum baik harus dipikirkan. Pasokan bahan pangan dari luar Bali harus dipastikan distribusi logistik lancar dari luar Bali jika terjadi darurat sipil. Sarjana menambahkan, desa adat dapat menggunakan anggaran dana desa adat, misalnya untuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin di desanya. Desa yang memiliki masyarakat miskin sejak dulu dengan kartu miskin akan menjadi bertambah jumlahnya dengan adanya masyarakat miskin baru. Ditegaskan, kelesuan ekonomi global telah berdampak pada pekerja yang dirumahkan, sehingga pendapatan berkurang bahkan tidak ada. ‘’Penduduk ini bisa saja masuk masyarakat miskin baru yang juga perlu dibantu desa adat. Hanya perlu payung hukum yang pasti agar manajemen desa adat dapat menggunakan wewenangnya dengan leluasa untuk membantu masyarakat desa,’’ ujarnya. Hal. 7 Penanganan Situasi Darurat
OPINI
Ekonomi Bali dan Perencanaan Daerah 2021 Oleh: I Wayan Ramantha
VIRUS Corona telah mengubah seluruh belahan dunia. Tidak saja pada aspek kesehatan, tetapi pada banyak aspek, termasuk aspek ekonomi. Tidak ada satu pun indikator ekonomi yang bisa lepas dari gangguan situasi seperti sekarang ini. Pertumbuhan ekonomi, inflasi, ketimpangan pendapatan, keseimbangan neraca perdagangan, nilai tukar mata uang dan indikator lainnya, pasti akan terganggu. Hal. 7 Tiga Skenario
P ENGA W A S AN d a n pemeriksaan pendatang di Pelabuhan Gilimanuk terus dipertebal dan diperkuat. Ini lantaran pelabuhan yang menghubungkan Bali dengan Pulau Jawa itu termasuk pintu utama, sehingga memiliki risiko yang besar terkait penyebaran Covid-19. Untuk menyelaraskan SOP penanganan dan pengawasan pendatang di Pelabuhan Gilimanuk, Sekda Provinsi Bali yang juga Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Sabtu (4/4). Langkah ini sekaligus untuk melihat langsung penanganan para pendatang dari luar yang masuk ke Bali. ‘’Saya tahu Bapak Bupati (Jembrana - red) beserta jajaran sudah berupaya keras untuk melakukan pengawasan pendatang terkait penanganan Covid-19 di sini, dan setelah kita lihat penanganan-
nya secara langsung sudah ada garansi bahwa mereka yang masuk ke Bali ini sudah benar-benar clear dan betulbetul sehat,’’ ujarnya. Menurut Dewa Indra, semua orang yang melewati Pelabuhan Gilimanuk wajib dites suhu tubuhnya dan jika di atas normal maka akan langsung diisolasi di ruangan khusus oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan, untuk selanjutnya akan menjalani rapid test. Begitupun dengan pendatang yang berasal dari daerah terjangkit seperti Jakarta atau Jawa Barat akan langsung diarahkan untuk melakukan rapid test. ‘’Meskipun secara regulasi atau prosedur tidak diwajibkan namun rapid test kepada mereka yang berisiko adalah kebijakan dari Satgas untuk menekan penyebaran Covid-19,’’ jelasnya sembari menyatakan akan terus memasok alat untuk rapid test ke pintu-pintu masuk Bali. Kedatangannya ke Pelabu-
han Gilimanuk, lanjut Dewa Indra, juga untuk memberikan dukungan moril kepada para petugas yang bekerja keras secara bergiliran selama 24 jam penuh. Yakni menyeleksi masyarakat yang masuk ke Bali melalui pelabuhan. ‘’Petugas yang bekerja di lapangan tentu lelah dan semoga kehadiran Satgas Provinsi bisa memompa semangat, memberikan dukungan kepada mereka yang bertugas,’’ harap birokrat asal Pemaron, Buleleng ini. Meskipun telah menerapkan SOP yang ketat, Sekda Dewa Indra yang juga didampingi Bupati Jembrana Putu Artha serta Kadis Kesehatan
Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya tersebut juga mengevaluasi keadaan petugas di lapangan yang masih butuh dukungan masker dan alat untuk rapid test. Pada saat yang sama diserahkan pula bantuan dari Satgas Provinsi yakni 1.000 buah masker serta poster panduan mencuci tangan kepada Bupati Jembrana, yang selanjutnya diserahkan kepada petugas di Pelabuhan Gilimanuk. ‘’Selain itu, Satgas juga akan menambah perangkat cuci tangan portabel dan akan kita serahkan segera agar bisa secepatnya dipergunakan,’’ tegasnya. Hal. 7 Menekan Penyebaran
’’Meskipun secara regulasi atau prosedur tidak diwajibkan, namun rapid test kepada mereka yang berisiko adalah kebijakan dari Satgas untuk menekan penyebaran Covid-19.’’ Dewa Made Indra
Saatnya Desa Adat Jadi ’’Panglima Perang’’
Denpasar (Bali Post) – Langkah memutus rantai penyebaran wabah Covid-19 di Bali belum menunjukkan keseriusan. Meski instruksi Gubernur telah dikeluarkan, nyatanya implementasi masih setengah hati. Pintu masuk Bali masih setengah terbuka, pengawasan mereka yang berpotensi menyebarkan virus juga masih belum jelas. Untuk lebih serius, maka saatya desa adat diberikan ruang lebih luas bahkan jika perlu dijadikan ‘’panglima perang’’ dalam menghadapi persebaran virus.
Pengamat ekonomi Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si. mengatakan, apabila darurat sipil diberlakukan di Bali akibat penyebaran Covid-19 yang semakin meluas, maka saatnya desa adat sebagai benteng terakhir pertahanan Bali menjadi ‘’panglima perang’’ menghadapi virus ini. Apalagi, selama ini desa adat sudah berhasil sebagai benteng dalam menjaga budaya, dan adat Bali. Oleh karena itu, saat ini desa adat harus tampil
di depan untuk menyelamatkan krama Bali dari virus Corona. Caranya, masing-masing desa adat melakukan semacam ‘’nyepi desa’’ selama 14 hari. Karena, krama adat dipastikan akan tunduk dengan adat. ‘’Dalam konteks ini, paruman desa adat jauh lebih bertaring daripada surat imbauan dari pemerintah,” ujar Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Undiksha ini. Hal. 7 Melaksanakan Arahan
’’Yang wajib kita laksanakan sekarang adalah mematuhi anjuran pemerintah dan secara bersamasama melawan virus Corona ini.’’
’’Saatnya bendesa adat berani membuat keputusan. Sementara lupakan dana yang dimiliki untuk pembangunan fisik. Utamakan untuk kebutuhan pokok krama adat.’’
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M.
Dr. I Nengah Suarmanayasa, S.E., M.Si.
Desa Adat Mampu Mandiri Kasus Covid-19 Meningkat
Denpasar (Bali Post) April ini diperkirakan menjadi puncak wabah Covid-19. Oleh karena itu, desa adat tempat masyarakat komunal itu tinggal dapat menjadi andalan tempat berlindung. Karena desa adat memiliki LPD, lembaga keuangan masyarakat desa. Akademisi dari Undiknas Prof. Dr. I Made Kembar Sri Budhi mengatakan, dalam kondisi sangat darurat, LPD dapat mem-back-up keperluan-keperluan masyarakat secara selektif untuk dapat bertahan hidup melalui bantuan pangan. LPD tidak hanya dapat memberikan keringanan kredit pada masyarakat adat, tetapi juga dapat memberikan bantuan sosial kepada masyarakat tidak mampu. ‘’LPD dapat menggunakan dana sosialnya, tidak hanya berupa keringanan kredit tetapi juga membantu penyediaan pangan bagi masyarakat tidak mampu,’’ ujar Kembar Sri Budhi, Minggu (5/4) kemarin.
Dalam kondisi sangat darurat, ia berharap empati LPD sebagai sumber pendapatan dana masyarakat secara umum dapat membantu. Desa adat memang memiliki ketahanan dan kemandirian ekonomi, tetapi juga perlu back-up oleh pemerintah daerah terutama dalam hal otonomi yang lebih luas agar otonomi yang dimiliki memiliki payung hukum. Jika wabah Covid-19 dampaknya semakin luas hingga menyebabkan dilakukan isolasi besar-besaran, sementara masyarakat perlu makan setiap hari, maka awig-awig atau pararem akan digunakan untuk menerapkan konsep asah, asih dan asuh yaitu memberikan subsidi silang. ‘’Selain di-back-up pemda, desa akan mengambil jurus subsidi silang. Masyarakat yang mampu memberikan bantuan pada masyarakat yang tidak mampu,’’ jelasnya. Hal. 7 Petakan Distribusi Logistik
Wajib Gunakan Masker
’’Selain di-back-up pemda, desa akan mengambil jurus subsidi silang. Masyarakat yang mampu memberikan bantuan pada masyarakat yang tidak mampu.’’ Prof. Dr. I Made Kembar Sri Budhi
KASUS Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Hal ini menimbulkan keprihatinan bersama. Semua elemen diminta untuk bersatu dan bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini diungkapkan Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, dalam teleconference, Minggu (5/4) kemarin. ‘’Menjadi keprihatinan kita bersama karena kasus terus bertambah. Hingga hari ini pukul 12.00 tercatat 2.273 kasus positif. Kasus yang sembuh 164, sedangkan yang meninggal dunia 198,’’ ujarnya. Yurianto mengingatkan berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan, di antaranya rajin mencuci tangan dengan sabun dan kurangi menyentuh wajah dengan tangan. Selain itu, jika beraktivitas di luar rumah, sebaiknya menggunakan masker. ‘’WHO sudah merekomendasikan masker untuk semua. Masker bedah dan masker N95 hanya untuk tim medis. Masyarakat pakai masker biasa atau masker kain yang bisa dicuci. Jangan pakai masker kain lebih dari 4 jam. Cuci dengan sabun. Kita tidak pernah tahu, di luar banyak potensi. Kuncinya, diam di rumah. Tunda bepergian, tunda bertemu teman atau kerabat. Gunakan alat komunikasi untuk silaturahmi,’’ tegas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI ini. Hal. 7 Tambahan Lima Pasien