terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
8 HALAMAN
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
NOMOR 272 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
RABU PAING, 10 juni 2020 Pasar Rakyat Jadi ’’Cluster’’ Baru Penyebaran Covid-19 Sejumlah pasar yang ramai dikunjungi warga, kini sudah dinyatakan sebagai cluster baru penyebaran Covid-19.
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Tinggi, Jumlah Kasus DBD di Jembrana
Polres Siap Amankan Pelaksanaan Pilkada
Masyarakat Kabupaten Jembrana diminta mewaspadai demam berdarah dengue (DBD). Selama tiga bulan terakhir, angka pasien DBD cukup tinggi.
KPU Karangasem melaksanakan rapat koordinasi dengan Polres Karangasem terkait pelaksanaan pilkada, 9 Desember mendatang. Polres menyatakan siap mengawal dan mengamankan hajatan politik lima tahunan itu.
JEMBRANA | HAL. 4 KARANGASEM | HAL. 6
DENPASAR | HAL. 2
Gubernur Minta Mahasiswa Tetap Semangat Kuliah Denpasar (Bali Post) Bantuan Sosial Tunai (BST) tidak hanya diberikan kepada siswasiswa sekolah swasta, namun Pemprov Bali juga memberikan bantuan serupa untuk Perguruan Tinggi (PT). BSTPT diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster kepada sejumlah perwakilan mahasiswa di Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Selasa (9/6) kemarin. Tercatat ada 9.412 mahasiswa dari 35 PTN dan PTS di Bali yang menerima BST masingmasing Rp 1,5 juta sebagai subsidi biaya kuliah satu semester. ‘’Besarnya memang tidak menanggung seluruhnya, tetapi
’’Harapannya, mahasiswa dapat diringankan bebannya untuk melanjutkan kuliah, sehingga jangan sampai terputus dan tetap semangat kuliah.’’ Wayan Koster Gubernur Bali membantu meringankan beban Rp 1,5 juta per mahasiswa,’’ ujar Koster dalam sambutannya. Hal. 7 Momentum Berbenah
Bali Post/ist
Bali Post/kmb32
BST-PT - Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Kadisdikpora Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa saat menyerahkan BST-PT kepada perwakilan mahasiswa, Selasa (9/6) kemarin.
OPINI
Belajar secara Holistik Oleh: Dr. I Wayan Artika, S.Pd., M.Hum. SECARA sosiologis, sekolah hadir dan memberi dunia tersendiri bagi siswa. Sebelum wabah, hubungan siswa dan sekolahnya tampak sebagai rutinitas. Ketika sekolah harus ditutup, fungsi guru dan kegiatan belajar beralih ke rumah. Namun, keluarga ternyata tidak sanggup berperan sebagai salah satu pusat pendidikan. Di samping di sekolah, masyarakat, maka keluarga juga adalah pusat pendidikan. Di antara tiga pusat tersebut, maka pendidikan formal (sekolah) yang paling penting karena sistemnya kuat, diselenggarakan oleh negara. Pendidikan formal negara mengisi kekosongan struktural dengan legitimasi yang sangat hebat. Melahirkan rasa percaya diri masyarakat terhadap sekolah-sekolah. Karena itu, seperti apa pun kualitas pendidikan negara yang beroperasi di suatu wilayah melayani masyarakat, tidak perlu lagi dikritisi. Segalanya diterima dengan baik oleh masyarakat dan mereka tidak pernah menolak untuk menyekolahkan anak-anaknya atau mencari alternatif pendidikan. Perkembangan terpenting adalah sekolah menjadi lembaga yang sangat dipercaya dengan praktik-praktik militeristik yang sangat halus. Tradisi sekolah tradisional Nusantara sebelum datangnya pendidikan Barat yang digandeng oleh kolonialisasi, tidak ada, selain pesantren dan pendidikan tenaga ahli agama Buddha di vihara yang tentu saja hanya dapat menerima jumlah siswa yang terbatas. Masuknya Hindu ke Nusantara juga tidak membawa sistem pendidikan. Sastra dan ilmu pengetahuan berkembang di tangan brahmana yang diayomi oleh raja (ksatria) namun juga sangat eksklusif, bagi kalangan terbatas dengan tujuan tersembunyi untuk men-
guasai pengetahuan demi kekuasaan kasta tertentu. Pewarisan seni di Bali lebih terbuka ketimbang pengetahuan, ketika pada masa lampau seniman-seniman di mana pun di Bali selalu menerima murid. Namun tidak demikian halnya dengan pendidikan sastra, usada, wariga, tattwa, dan lainlain, sehingga khazanah pengetahuan Bali hanya dikuasai oleh sedikit dan diklaim lagi sebagai hak istimewa kasta tinggi. Menjadi sangat mudah memahami, mengapa kebudayaan dengan huruf tersendiri, memiliki masyarakat yang buta aksara? Aksara Bali dipelajari dan seolah hanya milik kalangan eksklusif, sementara itu ritual ilmu pengetahuan dan pemberhalaan aksara harus dilakukan pada setiap hari suci Saraswati. Sejak masuknya pendidikan Barat, modernisasi terjadi. Namun arah perkembangan pendidikan adalah formal karena dari segi postkolonialisme, formalitas dipandang lebih tinggi ketimbang yang tradisional. Pendidikan formal Barat, walaupun sudah menjadi populis, yang kemudian diadopsi oleh pemerintah sejak kemerdekaan dan berkembang pesat menjadi Pendidikan Nasional, memberi harapan baru bagi setiap warga negara yang hidup di alam negara merdeka. Masyarakat atau keluarga tidak perlu memikirkan model pendidikan yang terjadi di luar sekolah-sekolah. Segala urusan pendidikan diserahkan kepada negara. Bahkan ketika dikembangkan sentra atau model pendidikan masyarakat atau keluarga, tidak mendapat tanggapan. Karena itu, pendidikan masyarakat dan keluarga tidak dapat berkembang dengan baik. Hal. 7 Mengembangkan Iklim
PANEN RAYA - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Nyonya Putri Suastini Koster didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya saat hadir dalam panen raya di Subak Aseman, Selemadeg Timur. Nyonya Putri Suastini mengajak perempuan Bali untuk tidak gengsi turun ke sawah dan meminta agar sekaa manyi digeliatkan.
Perempuan Bali Jangan Gengsi Turun ke Sawah
Tabanan (Bali Post) -
Di masa pandemi Covid-19, Bali terpuruk karena hanya mengandalkan sektor pariwisata. Sementara sektor pertanian yang merupakan salah satu andalan Kabupaten Tabanan seperti terpinggirkan. Banyak warga memilih bekerja di sektor pariwisata dan melupakan pertanian, termasuk kaum perempuan. Namun, kini dengan adanya pandemi Covid-19, pertanian menjadi juru selamat Bali.
Tidak salah kemudian muncul ajakan untuk kembali menggalakkan pertanian, termasuk mengajak kaum perempuan tidak gengsi turun ke sawah menjadi petani. Seperti yang digalakkan kembali oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Nyonya Putri Suastini Koster yang didaulat sebagai Ketua Sekaa Manyi Rai Putri di Subak Aseman 5B, Banjar Bongan, Desa Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur, Tabanan dalam giat panen raya di desa setempat, Selasa (9/6) kemarin. Pada kesempatan itu, Putri Suastini Koster yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya mengharapkan
di era baru yang sekarang ini masyarakat Bali tidak gengsi kembali ke era lama yang sudah ditinggalkan. Seperti perempuan Bali yang ikut terjun menjadi petani dan tidak gengsi untuk menjadi petani. ‘’Pandemi Covid-19 mengajak kita untuk mampu mandiri. Jangan mati karena gengsi tidak mau terjun ke sektor pertanian,’’ sergahnya. Putri Suastini Koster menegaskan, Tabanan sebelumnya dan sampai kini terkenal sebagai lumbung pangannya Bali, khususnya beras. Hal tersebut harus tetap dipertahankan dengan keterlibatan perempuan untuk ikut terjun menjadi petani. Selain itu, untuk tetap menjaga predikat tersebut, alih fungsi lahan juga harus ditekan, sehingga Bali mampu tetap berswasembada pangan. ‘’Dengan demikian, kita bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bali. Kalau ada lebih, baru dikirim ke luar. Sekarang beras kita jual ke luar dan kita datangkan lagi dengan harga lebih mahal. Kenapa tidak kita olah sendiri?’’ terangnya. Menurutnya, kualitas beras Bali sangat bagus untuk masyarakat Bali
’’Pandemi Covid-19 mengajak kita untuk mampu mandiri. Jangan mati karena gengsi tidak mau terjun ke sektor pertanian.’’ Putri Suastini Koster Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali yang membuat masyarakat Bali sehat. Untuk itu, ia mengajak masyarakat Bali khususnya perempuan untuk bisa mandiri ikut terjun ke sektor pertanian. Seperti ikut mengolah, menanam dan memanen hasilnya. ‘’Saya sangat setuju dengan pembentukan sekaa manyi seperti di Sekaa Manyi Rai Putri dan saya siap jadi pembinanya,’’ ujarnya. Hal. 7 Potensi Pertanian
Pandemi Covid-19 Memburuk di Seluruh Dunia BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 SELASA, 9 JUNI 2020 Pt Sumadhi, Istri Almarhum Gd Pande Susila, Dalung Permai Jumlah Penerimaan Hari Ini Jumlah Penerimaan Sebelumnya Total Penerimaan
Rp
500.000
Rp 500.000 Rp 53.045.000 Rp 53.545.000
Jenewa (Bali Post) – World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus Coronavirus Disease (Covid-19) sebagai pandemi pada 11 Maret 2020 lalu. Sejak diumumkan sebagai pandemi, penyebaran Covid-19 belum nampak mereda. Hal ini pun menjadi sorotan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (8/6). Bahkan, ia mengatakan situasi pandemi Coronavirus semakin memburuk di seluruh dunia. Menurut Tedros Adhanom, WHO telah mencatat jumlah tertinggi infeksi baru setiap hari. Tercatat sekitar 7 juta kasus Covid-19 telah dilaporkan ke WHO. Hampir 400 ribu kematian terjadi. Meskipun situasi di Eropa membaik, secara global keadaannya memburuk. ‘’Lebih dari 100.000 kasus telah dilaporkan pada 9 dari 10 hari terakhir. Lebih dari 136.000 kasus
dilaporkan, paling banyak dalam satu hari sejauh ini,’’ ujarnya. Hampir 75 persen dari kasus terakhir berasal dari 10 negara, sebagian besar di Amerika dan Asia Selatan. Sebagian besar negara di kawasan Afrika masih mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19, dengan beberapa kasus pelaporan di wilayah geografis baru, meskipun sebagian besar negara di kawasan ini memiliki kurang dari 1.000 kasus. ‘’Kami juga melihat peningkatan jumlah kasus di beberapa bagian Eropa Timur dan Asia Tengah,’’ sebut Tedros Adhanom. Pada saat yang sama, ia pun mendorong agar beberapa negara di seluruh dunia melihat tanda-tanda positif. Di negara-negara ini, ancaman terbesar sekarang adalah rasa puas diri. Hal. 7 Memastikan Virus
’’Kami terus mendesak pengawasan aktif untuk memastikan virus tidak menyebar kembali. Terutama karena semua jenis pertemuan mulai kembali di beberapa negara.’’ Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO
Bali Post/ant