Edisi Sabtu 11 Juli 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 295 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

sabtu pon, 11 juli 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

Kapolda Ingatkan Hilangkan Budaya Korupsi Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose mengingatkan anggotanya agar tidak korupsi, tetapi menunjukkan prestasi.

balipost http://facebook.com/balipost

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Disperindag Bali Cek Prokes di Pasar Tradisional

Sejumlah Fraksi Soroti Temuan BPK

Memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes), tim Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali turun ke tiga pasar tradisional di Kabupaten Tabanan.

DPRD Bangli, Jumat (10/7) kemarin, menggelar rapat paripurna terkait Ranperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2019. Sejumlah fraksi menyoroti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan Pemkab Bangli tahun 2019.

TABANAN | HAL. 4

DENPASAR | HAL. 2

BANGLI | HAL. 5

Gubernur Terbitkan Tiga Pergub (1)

Pelindungan Pura, Pratima dan Simbol Keagamaan Jadi Landasan ’’Niskala’’

GUBERNUR Bali Wayan Koster menerbitkan tiga peraturan gubernur (pergub) baru yang diumumkan di Jayasabha, Jumat (10/7) kemarin. Masing-masing Pergub Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai dan Laut, Pergub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pelindungan Pura, Pratima dan Simbol Keagamaan, serta Pergub Nomor 26 Tahun 2020 tentang Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat (Sipandu Beradat). Ketiga regulasi ini merupakan implementasi visi pembangunan daerah ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru’’.

’’Krama Istri’’ Berperan Cegah Penyebaran Covid-19

’’Inilah pentingnya pergub ini sebagai bagian daripada pembangunan adat, agama, tradisi dan seni budaya di Bali yang ingin diwujudkan secara nyata.’’ Bali Post/ist

PERGUB - Gubernur Bali Wayan Koster saat menerbitkan tiga peraturan gubernur (pergub) baru yang diumumkan di Jayasabha, Jumat (10/7) kemarin.

OPINI Berubah, Harus Diubah! Oleh GPB Suka Arjawa

PEMERINTAH Provinsi Bali telah menyatakan bahwa pelonggaran di Bali mulai dilakukan sejak 9 Juli 2020. Artinya kegiatan sosial diizinkan lebih terbuka, yang apabila tidak ada gangguan selanjutnya beberapa objek dan sarana pariwisata sudah mulai dibuka. Tentu ini merupakan keputusan yang sulit, sebab pasti kontroversial. Jika dibawa ke ranah nasional, apa yang dilakukan Pemprov Bali ini sama saja. Kontroversial karena memberikan pelonggaran di tengah Covid-19 masih merajalela. Secara sosial, sudah pasti akan memberikan tambahan kasus yang meninggi mengingat disiplin masyarakat yang masih jauh dari baik. Kenyataannya memang demikian. Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia saat ini sudah lebih dari 70 ribu orang dan di Bali telah menjangkiti 2.000 orang lebih. Seperti yang telah diberitakan juga bahwa ekonomi harus bergerak, sebab jika hal itu tidak dilakukan, Bali dan Indonesia akan menjadi negara bangkrut. Maka, aktivitas sosial merupakan satu cara untuk menggerakkan ekonomi. Itulah kemudian yang menjadi salah satu dorongan munculnya era baru di Bali. Ada hal yang harus diperhatikan masyarakat. Bahwa pelonggaran atau era baru ini akan memberikan risiko juga, yang jelas sangat berkaitan dengan penambahan penderita virus Corona. Mudah-mudahan tidak berlebihan, memberikan pelonggaran kegiatan sosial di tengah merebaknya virus Corona ini ibarat kita belajar renang setelah dicemplungkan ke laut. Syukur kalau ada yang memberi petunjuk dari atas kapal bagaimana caranya berenang agar selamat. Jika tidak, kita harus matimatian belajar renang mandiri agar selamat. Soal keselamatan diri dari virus Corona, sesungguhnya pemerintah telah memberikan bermacam arahan dan informasi. Hanya masyarakat saja yang abai terhadap hal ini. Maka, sekarang masyarakat mau tidak mau harus memperhatikan petunjuk ini secara baik. Di ruang publik kini ada orang berlipat-lipat dari ketentuan yang dibolehkan demi terhindarkan dari virus Corona. Tetapi kebijakan pemerintah, memungkinkan hal itu terjadi. Kebijakan ini memang anti-teori kesehatan, tetapi memang harus dilakukan demi menjalankan roda ekonomi. Sebagian negara di dunia juga melakukan hal ini. Giliran masyarakatlah yang sekarang harus sadar. Hal. 7 Wujud dari Perubahan

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 JUMAT, 10 JULI 2020 Parwati Rp 50.000 Jumlah Penerimaan Hari Ini Rp 50.000 Jumlah Penerimaan Sebelumnya Rp 60.035.000 Total Penerimaan Rp 60.085.000

‘’Pergub tentang Pelindungan Pura, Pratima dan Simbol Keagamaan adalah landasan utama kita yang ke niskala,’’ ujar Gubernur Bali Wayan Koster. Menurut Koster, pelindungan pura, pratima, dan simbol keagamaan umat Hindu dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan kesucian pura, pencurian pratima, dan penyalahgunaan simbol keagamaan. Begitu juga mencegah dan menanggulangi kerusakan, perusakan, pencurian, penodaan, dan penyalahgunaannya secara niskala-sakala. Menariknya, tempat ibadah umat beragama lain seperti masjid, gereja dan wihara juga turut mendapat hak pelindungan dalam pergub ini. Khusus untuk pura, upaya pelindungan diperlukan karena sudah terjadi banyak pelanggaran dan pelecehan terhadap tempat suci umat Hindu itu. ‘’Banyak orang masuk (ke pura -

Wayan Koster Gubernur Bali red) tidak terkendali, ada pura yang di wilayahnya ada objek wisata. Ada turis yang duduk di Padma, ada pencurian pratima dan segala macam,’’ katanya. Hal tersebut, lanjut Koster, sudah berlangsung terlalu lama dan terusmenerus diabaikan. Dalam tatanan kehidupan Bali era baru, pura sebagai tempat suci harus dijaga kesuciannya. Pihak-pihak tertentu yang mengganggu kesucian pura tidak bisa lagi dibiarkan. Oleh karena itu, pangempon pura bekerja sama dengan desa adat dan perangkat daerah harus melakukan pengamanan pura. Kemudian, melakukan pemeliharaan pura untuk mencegah cuntaka atau sebel, kerusakan, alih fungsi, dan/atau musnahnya pura. Salah satunya, melarang setiap orang yang tidak berhubungan langsung dengan suatu upacara, persembahyangan, piodalan dan/ atau kegiatan pelindungan pura untuk memasuki pura. Termasuk dalam kaitan pariwisata. ‘’Kalau tidak untuk tujuan mabakti, dilarang masuk pura. Kita lagi sembahyang, ada banten, dupa, (tapi) kiri-kanan ada orang wara wiri dan berwisata, nanti tidak boleh lagi dengan pergub ini,’’ tegasnya. Hal. 7 Mendorong Penggunaan Simbol

Denpasar (Bali Post) Desa adat selama ini telah banyak berperan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 lewat pembentukan Satgas Gotong Royong. Peran krama istri (perempuan - red) juga diharapkan ada di dalamnya. Seperti halnya para dewa dalam agama Hindu yang memiliki sakti dengan tugas dan fungsi masing-masing. Krama istri agar bisa mencontoh sakti-nya para dewa dalam mencegah penyebaran Covid-19 di desa adat. ‘’Kita bisa mencontoh Dewi Saraswati dengan mengedukasi masyarakat dan memberikan ilmu tentang Covid-19 serta berbagai langkah preventif,’’ ujar Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Bali Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster saat menjadi keynote speaker dalam seminar virtual via zoom yang digelar oleh Majelis Desa Adat Provinsi Bali dengan tajuk ‘’Krama Istri Desa Adat Bali dalam Menyiasati Persebaran Covid-19’’, Kamis (9/7). Putri Suastini menambahkan, krama istri juga bisa mencontoh Dewi Laksmi atau Dewi Sri dengan cara memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan. Jika mampu, tengoklah tetangga kiri dan kanan dengan semangat gotong royong. Kemudian sebagai sakti Dewa Siwa yaitu Dewi Parvati atau Dewi Durgha, peranan

krama istri juga diperlukan untuk menegakkan kondisi di sekitarnya. ‘’Itu merupakan hakikat hidup masyarakat sebagai wanita, terutama di Bali,’’ imbuhnya. Menurut Putri Suastini, krama istri di desa adat bisa menggalakkan program HATINYA PKK. Mengingat, program tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga di masa pendemi. Krama desa adat agar diajak untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam kebutuhan pokok. ‘’Hal tersebut sangat membantu di tengah pandemi, di mana ekonomi masyarakat ikut turun,’’ jelasnya dalam acara yang juga menghadirkan narasumber seperti Dr. Dra. I.A. Tary Puspa, S.Ag., M.Par. (Baga Urusan Upacara dan Upakara MDA Provinsi Bali), Luh Putu Anggraeni, S.H. (Baga Urusan Anak dan Perempuan/Krama Istri MDA Provinsi Bali), Ni Nyoman Nilawati (Baga Urusan Wreddha MDA Provinsi Bali), dan Dr. A.A. Atu Dewi, S.H., M.H. (Nayaka MDA Provinsi Bali). Putri Suastini mengajak seluruh masyarakat untuk terus bahu-membahu dengan semangat gotong royong bertahan dan berjuang di tengah pandemi. Krama istri khususnya harus menunjukkan bahwa dalam kondisi apa pun bisa kuat serta ikut menopang kebutuhan keluarga. ‘’Kita tebarkan semangat berpeluh jangan mengeluh. Karena hakikatnya tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan menengadah di bawah,’’ tegas seniman multitalenta ini. Hal. 7 Peranan Wanita Bali

’’Kita tebarkan semangat berpeluh jangan mengeluh. Karena hakikatnya tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan menengadah di bawah.’’ Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster Ketua TP PKK Provinsi Bali

Tetaplah Disiplin dan Waspada PANDEMI Covid-19 benar-benar melahirkan ketakutan yang luar biasa di tengah warga dunia. Penyebaran virus yang demikian cepat dan dapat memicu kematian menjadi faktor penyebabnya. Harus diakui di awal merebaknya wabah yang diakibatkan virus Corona ini akan menjadikan jumlah kematian naik berlipat-lipat. Lantas apakah ketakutan itu benar-benar terjadi, terutama di Bali? Tidak mudah mencari jawaban pasti. Namun, data jumlah kematian periode Januari sampai dengan Juni 2019 dibandingkan dengan periode sama di tahun 2020 dapat dipakai sebagai gambaran. Berdasarkan data dari Disdukcapil Provinsi Bali, justru rata-rata jumlah kematian di kabupaten/kota di Bali tahun 2019 di atas tahun 2020. Rata-rata jumlah kematian di tahun 2019 berada di angka 2.300-an kematian. Sementara di tahun 2020 menunjukkan jumlah angka kematian di kisaran 1.900-an. Terdapat jumlah kematian di tahun 2020 yang lebih banyak dibanding tahun 2019 yakni pada Juni. Pada bulan di mana di Bali terjadi ledakkan kasus positif Covid-19, jumlah kematian mencapai 2.437, di atas Juni 2019 yang tercatat ada 1.991 kematian. Sementara di bulan selain Juni, jumlah kematian tahun 2019 selalu lebih banyak dibandingkan 2020. Angka menarik lainnya dari data yang tersedia adalah jumlah kematian di Badung selama periode Januari sampai dengan Juni tahun 2020 lebih banyak dibandingkan periode sama di tahun 2019, yakni 2.155 (2019) dan 2.265 (2020). Tentu angka-angka dari data jumlah kematian tidak bisa memberi makna yang lengkap, karena

tidak menyajikan informasi tentang penyebab kematian. Jumlah kematian yang lebih rendah di tahun 2020, jika menggunakan asumsi bisa disebabkan karena rendahnya mobilitas manusia. Pemberlakuan pembatasan aktivitas melalui work from home, social distancing dan physical distancing menjadikan risiko kematian akibat pergerakan sangat rendah. Demikian pula dari segi kesehatan, dengan adanya kewaspadaan

yang tinggi terhadap ancaman Covid-19 mengakibatkan masyarakat meningkatkan imun tubuh. Namun data jumlah kematian ini juga setidaknya memberi gambaran bahwa kematian akan meningkat tajam akibat pandemi tidak (atau belum?) terjadi. Jika saja pandemi Covid-19 benar-benar mematikan seperti gambaran wabah Flu Spanyol di awal abad lalu atau Black Death di abad pertengahan, maka jumlah kematian dipastikan meroket. Dengan demikian, rasa takut berlebihan bisa diredam, tetapi tidak berarti lengah atau tak disiplin menjaga protokol kesehatan. Sebab, salah satu jalan menahan laju penyebaran virus adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan. Jadi, tetaplah disiplin dan waspada! (ata)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.