terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
8 HALAMAN
NOMOR 230 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
kamis paing, 16 april 2020
balipost http://facebook.com/balipost
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Proyek PDAM Dijadwal Ulang
Penumpang Dialihkan ke Kapal Roro
PMI Dipindahkan ke Hotel
Sejumlah rencana proyek milik PDAM pada 2020 harus dijadwal ulang. Salah satunya proyek perpipaan yang rencananya dikerjakan tahun ini.
Setelah adanya kasus positif Covid-19 di Desa Kusamba, layanan penyeberangan fast boat di Pelabuhan Rakyat Tribuana dan Banjar Bias terpaksa ditutup. Selanjutnya, penumpang dialihkan ke kapal roro.
Tujuh belas pekerja migran Indonesia (PMI) asal Buleleng, Rabu (15/4) kemarin dipindahkan dari tempat isolasi khusus di gedung SD di Jalan Ngurah Rai, Singaraja ke sebuah hotel.
KLUNGKUNG | HAL. 5
BADUNG | HAL. 3
BULELENG | HAL. 6
BERGERAK MENUJU SWASEMBADA PANGAN
Denpasar (Bali Post) Pemerintah Provinsi Bali telah memprediksi bahwa Bali akan mengalami stagnasi perekonomian yang relatif lama. Prediksi perbaikan ekonomi pada triwulan 1V pun masih banyak diperdebatkan. Mencermati kondisi ini, krama Bali harus membaca tanda-tanda zaman terkait potensi terjadinya stagnasi transaksi. Untuk itu, Bali sudah saatnya bergerak menuju swasembada pangan.
P
OPINI
Menghindar dari Gelombang Pandemi Covid-19 Oleh: Gusti Ngurah Mahardika SELURUH dunia sekarang mengalami kejadian luar biasa penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), tak terkecuali Indonesia dan Bali. Diidentifikasi di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019, dalam waktu tiga bulan saja, virus ini sudah terdeteksi pada orang di hampir semua negara. Per 31 Maret 2020, jumlah kasus melebihi 750.000 orang. Korban jiwa melebihi 36.000 jiwa. WHO telah mendeklarasikan penyakit ini se- bagai pandemi sejak 11 Maret 2020. Pandemi artinya penyakit sudah menyebar di berbagai penjuru dunia. Pandemi Covid-19 baru dalam fase penaikan aktivitas yang cepat. Dalam fase awal saja, guncangannya sudah terasa luar biasa. Ini bukan saja masalah kesehatan. Fatalitas kasus sebenarnya tidak tinggi sekali. Sampai saat naskah ini ditulis, 13 April 2020, porsi fatalitas dibandingkan dengan jumlah kasus terkonfirmasi di seluruh dunia adalah 6%. Akan tetapi, pandemi lebih mematikan sosial-ekonomi negara dan masyarakat. Pekerja dirumahkan. Banyak pabrik tutup karena ketiadaan bahan baku atau pasar. Bursa saham anjlok. Ekspor-impor berhenti. Pariwisata hilang. Kasus Covid-19 kini memasuki gelombang kedua di seluruh dunia, setelah kasus awal di Tiongkok sebagai gelombang pertama. Episentrum sekarang ada di Eropa dan Amerika Serikat. Hal. 7 Mengalami Perubahan
andangan itu dilontarkan Guru Besar Pertanian Unud Prof. I Nyoman Sucipta merespons paparan Gubernur Bali Wayan Koster terkait dengan pemulihan ekonomi Bali yang diprediksi akan lambat. Gubernur Bali Wayan Koster mengisyaratkan ekonomi Bali mengalami pukulan sangat telak. Pariwisata terdegradasi. Kunjungan domestik dan asing tidak ada. Kondisi ini akan berdampak pada lambatnya pemulihan ekonomi Bali sebagai dampak Covid-19. Mencermati hal ini, ia mengajak masyarakat Bali jangan menyerah. Ada banyak hal yang bisa dilakukan. ‘’Masyarakat Bali harus merespons isyarat ini dengan melakukan gera k a n swasembada pangan. Ke-
butuhan utama ini setidaknya bisa dihasilkan secara mandiri oleh setiap keluarga di Bali. Krama Bali saya yakini mampu mandiri walaupun stagnasi ekonomi akan menguat,’’ sarannya. Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Unud ini mengatakan, ada banyak hal yang mendukung Bali siap mandiri dalam swasembada pangan. Pertama, karakteris-
Mangupura (Bali Post) – Wabah pandemi Covid-19 akan berdampak pada distribusi kebutuhan pokok dari luar Bali, termasuk ke Badung. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan kelangkaan barang, lonjakan harga hingga berujung pada krisis pangan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang masih tersisa untuk menanam kebutuhan pokok sehari-hari, seperti cabai, sayur-mayur, umbiumbian dan lainnya. ‘’Kami ada program rumah pangan lestari yang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan. Mereka bisa menanam kebutuhan sehari-sehari. Seperti cabai, sayuran, sehingga dalam kondisi seperti sekarang ini (pandemi Covid-19) tentu sangat bermanfaat,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, Rabu (15/4)
kemarin. Wijana mengatakan, pihaknya telah menerapkan program rumah pangan lestari di sejumlah wilayah, seperti Sibang Gede, Darmasaba, Abiansemal, Tibubeneng, dan Kekeran. ‘’Kami sudah terapkan program di sejumlah wilayah yang biasanya mulai Agustus,’’ katanya. Menurut Wijana, pihaknya optimis masyarakat Badung tidak akan mengalami kekurangan pangan utamanya beras. Sebab, sektor pertanian di Badung kini sedang mengalami musim panen raya padi seluas 5.266 hektar dengan produktivitas rata-rata 7 ton/hektar, sehingga dalam tiga bulan ke depan stok beras masih mencukupi. ‘’Saat ini produksi gabah kering giling (GKG) sekitar 26.324 ton atau setara beras 14.883 ton, sedangkan kebutuhan beras 11.484 ton, sehingga masih ada surplus 3.398 ton,’’ tegasnya. Kendati demikian, kata Wijana, pihaknya meminta
tik krama Bali yang terbiasa bekerja keras. Lahan-lahan masih bisa diolah dan diberdayakan. Bali juga pernah berada dalam kondisi sulit terdampak bencana erupsi Gunung Agung. Mentalitas untuk bertahan hidup harus dibangun dan dijabarkan dalam bentuk swasembada pangan. Hal. 7 Mendukung Gerakan
’’Masyarakat Bali harus merespons isyarat ini dengan melakukan gerakan swasembada pangan. Kebutuhan utama ini setidaknya bisa dihasilkan secara mandiri oleh setiap keluarga di Bali. Krama Bali saya yakini mampu mandiri walaupun stagnasi ekonomi akan menguat.’’
’’Pemprov Bali segera mencermati tanda-tanda zaman serta tantangan dan ancaman yang dihadapi dunia global, regional dan lokal terhadap perubahan perilaku pasar yang sulit ditebak terkait dunia yang sedang mengalami perubahan besar di dua bidang utama, yaitu disrupsi teknologi dan perubahan demografi.’’ Viraguna Bagoes Oka Pengamat Ekonomi
I Nyoman Sucipta Guru Besar Unud
Mengantisipasi Krisis Cadangan Pangan para petani tidak menjual seluruh hasil panennya sebagai cadangan pangan ketika terjadi krisis akibat Covid-19. ‘’Kami meminta kepada petani untuk tidak menjual hasil panen seluruhnya, namun sebagian disimpan sebagai cadangan pangan keluarga,’’ katanya mengingatkan. Wijana menambahkan, ada kekhawatiran proses panen raya kali ini akan mengalami sedikit kendala, terutama terkait ketersediaan tenaga kerja, karena adanya pembatasan sosial yang semakin ketat di mana kemungkinan buruh panen dari luar daerah akan sangat langka. Oleh karena itu, pihaknya telah mengantisipasi dengan menugaskan para penyuluh lapangan untuk berkoordinasi dengan para pekaseh dan kelompok tani agar memanfaatkan tenaga kerja lokal dengan menghidupkan kembali sekaa manyi yang jumlahnya cukup banyak dan sudah dibantu oleh pemerintah dengan berbagai peralatan untuk panen. (kmb27)
Hadapi Covid-19, Bupati Mas Sumatri Luncurkan Tujuh Paket Kebijakan
Sisir Sejumlah Kegiatan OPD hingga Rp 86,7 Miliar BUPATI Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyisir anggaran puluhan miliar rupiah untuk penanggulangan Covid-19. Bahkan, Mas Sumatri telah meluncurkan sebanyak tujuh kebijakan dan program yang telah dan akan dilaksanakan dalam mencegah, menangani dan mengelola dampak Covid-19 di Bumi Lahar. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Rabu (15/4) kemarin mengungkapkan, dalam penanggulangan menghadapi Covid-19 ini, pihaknya meluncurkan sebanyak tujuh kebijakan. Yakni, yang pertama, pihaknya telah merelokasi anggaran APBD Tahun 2020 sebesar Rp 86,7 miliar. Kata dia, angka sebesar itu berasal dari rasionalisasi dan relokasi
anggaran di Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas PU, Dinas Perkim, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindag, dan BKK Non-Rutin. ‘’Dari jumlah sebesar itu program yang sudah berjalan sebesar Rp 8,7 miliar difokuskan untuk pengadaan APD, disinfektan, operasional satgas, dan penyiapan tempat karantina. ‘’Dari kebijakan penghentian kegiatan infrastruktur yang berasal dari DAU 25 persen berhasil disisir anggaran sebesar Rp 78 miliar yang difokuskan untuk penanganan dampak ekonomi dan jaring pengaman sosial,’’ ujar Mas Sumatri. Mas Sumatri menambahkan, untuk kebijakan kedua, pihaknya telah menyiapkan tem-
pat karantina terpadu untuk para pekerja migran Indonesia (PMI) asal Karangasem di hotel berbintang di kawasan Candidasa. Dijelaskan, berdasarkan data dari Asosiasi Pelayaran Indonesia Pusat, diperkirakan sekurang-kurangnya 1.000 orang pekerja migran asal Karangasem akan pulang kampung dalam beberapa gelombang ke depan dan mulai Rabu kemarin, Bupati Karangasem telah mengambil kebijakan untuk melakukan karantina terpadu selama 14 hari bertempat di hotel berbintang di kawasan Candidasa. ‘’Selama menjalani karantina mereka akan ditanggung kebutuhan konsumsi dan biaya penginapan selama masa karantina. Sejauh ini baru dialokasikan
anggaran sebesar Rp 400 juta. Apabila ada kekurangan Bupati akan mengambil kebijakan untuk menambah anggaran dimaksud,’’ katanya. Selain itu, jelas Bupati wanita pertama ini, untuk kebijakam ketiga, pihaknya juga telah mengambil kebijakan pembebasan pembayaran langganan air PDAM bagi masyarakat yang kurang mampu dimulai dari pemakaian April 2020 sampai Juni 2020. Hal. 7 Berikan Insentif KEBIJAKAN - Bupati Mas Sumatri meluncurkan tujuh kebijakan dan program dalam mencegah, menangani dan mengelola dampak Covid-19.