terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
8 HALAMAN
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
NOMOR 278 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
rabu wage, 17 juni 2020 Satpol PP Tertibkan Karaoke
balipost http://facebook.com/balipost
Pekerja Pariwisata Berharap Pariwisata Segera Dibuka
Satpol PP Kota Denpasar menertibkan tempat hiburan malam (THM) di Jalan Diponegoro Denpasar, Senin (15/6) malam. Penertiban itu dilakukan karena tempat karaoke tersebut masih beroperasi melebihi pukul 21.00 Wita.
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Dokter Positif Covid-19 Seorang dokter yang bertugas di RSUD Tabanan dinyatakan positif Covid-19. Kasus ini masih dalam tahap penelusuran apakah tertular di lingkungan RSUD Tabanan atau di luar.
Setelah empat bulan pariwisata Bali mandek, pekerja pariwisata berharap pariwisata Bali secepatnya dibuka. BADUNG | HAL. 3
DENPASAR | HAL. 2
TABANAN | HAL. 4
Lab PCR Ditambah Lagi Denpasar (Bali Post) Pemprov Bali akan menambah dua laboratorium PCR (Polypolymerase Chain Reaction) untuk mendiagnosis Covid-19. Saat ini laboratorium PCR sudah ada di RSUP Sanglah, RS PTN Unud, dan FKIK Universitas Warmadewa. Sedangkan tambahan dua laboratorium PCR yang tengah dipersiapkan adalah di RS Bali Mandara (RSBM) dan Laboratorium Kesehatan (Labkes) Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali. ‘’Masih dalam proses. Kalau Labkes sudah beli alatnya,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, Selasa (16/6) kemarin. Menurut Suarjaya, satu alat yang dibeli itu berkapasitas rata-rata 98 kali uji sampel dalam satu shift. Dalam sehari, bisa dilakukan sampai tiga shift, sehingga total kapasitasnya 294 kali uji sampel per hari. Untuk di RSBM tidak membeli alat baru, namun menarik kembali alat yang sebelumnya dipinjamkan ke RSUP Sanglah. Kapasitasnya juga sama yakni 98 kali per shift. ‘’Alat itu kita tarik, Sanglah kita belikan yang baru,’’ imbuhnya. Suarjaya menambahkan, alat untuk melakukan uji swab berbasis PCR di Laboratorium RSUP Sanglah kini ada tiga. Dua di antaranya merupakan bantuan dari Kemenkes.
Kemudian di Laboratorium RS PTN Unud ada dua alat bantuan dari pusat. Di Laboratorium FKIK Unwar ada satu alat yang merupakan milik sendiri. Begitu juga di Labkes dan RSBM, ada masing-masing satu alat. Kedua laboratorium ini sekarang masih dalam tahap persiapan setting alat, membeli reagen, pelatihan SDM, serta simulasi dan optimasi. ‘’Kalau yang Labkes, minggu depan sudah jalan (melakukan uji swab berbasis PCR - red). Kalau yang RSBM, 2 Juli baru jalan,’’ jelasnya. Suarjaya menjelaskan, laboratorium PCR ditambah untuk mempercepat penanganan Covid-19. Terlebih, sekarang kasus transmisi lokal mendominasi jenis penularan Covid-19 di Bali. Tracking kontak pun harus segera dilakukan untuk bisa mengetahui status Covid-19. Selain itu, penambahan laboratorium juga untuk mempercepat proses treatment di RS. ‘’Karena untuk memulangkan pasien Covid-19 kan harus dengan dua kali swab negatif,’’ terangnya. Tujuan lainnya, kata Suarjaya, untuk mempercepat mengetahui status para pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang ke Bali. Sebab, PMI yang datang kini tidak lagi di-rapid test, tetapi langsung diuji swabnya. Demikian pula para pelaku perjalanan melalui bandara. Apalagi nanti dalam tatanan kehidupan era baru atau new normal, harus dipersiapkan pula dengan pemeriksaan PCR. ‘’Termasuk pelaku pariwisata. Jadi, ada rencana strategisnya (renstra - red),’’ paparnya. Terkait kapasitas tempat tidur untuk rawat inap, Suarjaya menyebut kini sudah ada 500-an unit. Ini belum termasuk di tempat karantina, sehingga dikatakan masih cukup. Ken-
OPINI
Normalisasi Bali Oleh IGK Manila
KETIKA berbicara normalisasi di masa pandemi ini, pikiran kita mau tak mau akan terbawa pada akhirnya pada soal ekonomi. Dalam konteks Bali, perekonomian sedemikian rupa akan diidentikkan dengan pariwisata dan segala yang berkaitan atau mendukungnya. Meskipun, kita tahu, ekonomi Bali bukan hanya pariwisata, tetapi juga pertanian, perikanan dan lainnya. Di tengah masyarakat, normalisasi ekonomi adalah hal yang paling ditunggu. Sebab, mengatasi aspek-aspek kehidupan lainnya, ekonomi berhubungan dengan subsistensi — keterpenuhan kebutuhan hidup. Meskipun mungkin saja masih banyak anggota masyarakat yang bisa bertahan sebulan, dua bulan atau setahun dengan kebijakan pembatasan aktivitas sosial-ekonomi, secara keseluruhan mesin ekonomi pada akhirnya harus bergerak. Demikian juga, pemerintah tak akan sanggup terus-menerus menanggung ongkos pemerintahan, menyalurkan bantuan dan sebagainya jika kas daerah atau negara tak diisi ulang. Berbeda dari daerah-daerah di mana kehidupan ekonomi sebagian besar penduduknya tak bergantung pada lalu-lintas manusia dalam interaksi sosial yang intens dan masif, Bali adalah salah satu pengecualian. Kehidupan ekonomi Bali telah terbentuk sedemikian rupa, sehingga kurang lebih 80 persen bergerak di bidang pariwisata. Pandemi Covid-19 harus dilihat sebagai sebuah tantangan tersendiri. Orang-orang Bali yang hidup di Bali tak bisa lari dari kenyataan ini dan oleh karena itu harus berpikir lebih positif — atau dibuat positif — mengenai realitas tersebut. Pilihan memosisikannya sebagai tantangan adalah yang paling masuk akal dan pragmatis ketimbang mereproduksi bahasa-bahasa klise seperti musibah, cobaan dan seterusnya. Dalam rangka memfasilitasi masyarakat menempuh transisi menuju kenormalan baru, positivitas pikiran ini adalah tonggak awal. Ini persis seperti menyiapkan warga satu daerah untuk percaya diri dan berani hidup di tengah kecamuk perang yang belum diketahui kapan usainya. Ini harus dilihat sebagai satu situasi di mana tak ada jalan untuk lari selain dengan gagah berani menghadapi musuh dan menanggung kemungkinankemungkinan pahit yang mungkin saja menimpa. Hal. 7 Melembagakan Pariwisata
BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 SELASA, 16 Juni 2020 Suyastra Rp 250.000 Jumlah Penerimaan Hari Ini Rp 250.000 Jumlah Penerimaan Sebelumnya Rp 57.245.000 Total Penerimaan Rp 57.495.000
’’Kalau yang Labkes, minggu depan sudah jalan. Yang RSBM, 2 Juli baru jalan.’’ dr. Ketut Suarjaya Kepala Dinas Kesehatan Bali dati saat ini kasus aktif atau pasien positif Covid-19 dalam perawatan mencapai 252 orang hingga Senin (15/6) yang terdiri dari 250 WNI dan 2 WNA. Separuhnya kini berada di tempat karantina karena merupakan OTG (orang tanpa gejala). Kalau memang ada penambahan kasus lagi, maka akan dilakukan penambahan rumah sakit rujukan. Untuk pasien positif yang merupakan OTG dibawa ke tempat karantina untuk mencegah penularan. Di tempat karantina, imunitas para OTG ditingkatkan dengan diberikan vitamin, madu kela, dan makanan bergizi. Mereka juga diminta beristirahat, mengikuti program olahraga dan berjemur. ‘’Makanya, yang di karantina kan cepat sembuh. Yang di RS agak lambat sembuhnya mungkin karena kurang aktivitas, tidak seperti di karantina,’’ tegasnya. (kk)
Bali Post/kmb23
MENINJAU - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat meninjau kesiapan menyambut new normal di bidang pariwisata, di kawasan ITDC Nusa Dua, Selasa (16/6) kemarin.
PARIWISATA JANGAN ASAL BUKA
Mangupura (Bali Post) Dalam rangka menyambut era baru atau new normal di bidang pariwisata, kesiapan dan kondisi Covid-19 di daerah wajib diperhatikan, di samping itu disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Jangan sampai pariwisata itu asal buka, karena sangat potensial memicu permasalahan baru. Hal itu ditegaskan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio saat meninjau kesiapan menyambut new normal di bidang pariwisata di kawasan Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC) Nusa Dua, Selasa (16/6) kemarin. Dalam menyambut new normal,
kata Wishnutama, Kementerian Pariwisata sudah mewajibkan penerapan protokol kesehatan terutama terkait Cleanliness, Health and Safety (CHS). ‘’Jadi, yang penting siap dulu daerahnya. Secara kesehatan itu sudah siap, baru nantinya dibuka bertahap,’’ katanya mengingatkan. Untuk pariwisata, Wishnutama
mengatakan, pada tahap awal akan dibuka untuk lokal di Bali dulu. Apabila semuanya sudah siap, berikutnya setelah diuji coba, baru menyasar wisatawan domestik. ‘’Jadi, tahapannya harus jelas. Kesiapan daerah yang paling penting, seperti kondisi Covid-19 di daerah. Jangan sampai malah dibuka, nanti muncul masalah baru,’’ tegasnya. (kmb23)
Terapkan Juknis PPDB secara Disiplin Denpasar (Bali Post) Ombudsman RI perwakilan Bali berharap tidak ada lagi keributan dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2020/2021. Dalam hal ini, petunjuk teknis (juknis) PPDB perlu diterapkan secara disiplin. ‘’Kami mendapatkan informasi bahwa petunjuk teknis PPDB 2020 sudah diterbitkan oleh semua Dinas Pendidikan dan itu mengacu kepada
aturan yang tertinggi yakni Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 tentang PPDB,’’ ujar Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab, di Denpasar, Selasa (16/6) kemarin. Secara umum, Umar mengaku telah mendapatkan informasi bahwa siswa baru yang akan masuk ke berbagai jenjang sekolah negeri tidak akan tercecer karena jumlah kursi yang disediakan cukup memadai. Kecuali pada dae-
rah atau kantong tertentu, di mana jumlah siswanya melebihi kursi yang tersedia. ‘’Seperti Kuta bagian tengah dan Kuta bagian selatan serta Kota Denpasar,’’ imbuhnya. Umar menambahkan, siswa yang tak tertampung di sekolah negeri agar dapat ditampung sepenuhnya di sekolah swasta. Secara khusus, pihaknya mengapresiasi Pemkot Denpasar yang akan memberikan subsidi kepada
pihak sekolah swasta guna meningkatkan kapasitas sekolahnya. Di sisi lain, pihaknya juga meminta agar jaringan internet harus dipastikan tidak bermasalah. ‘’Ini karena sistem penerimaan akan dilakukan secara online di beberapa tempat, seperti Badung, Denpasar, Tabanan, Jembrana, dan lain-lain. Sementara di Karangasem akan dilakukan secara offline karena sinyal dan topografi,’’ katanya. (kmb32)
Bali Post/dok
Umar Ibnu Alkhatab
Sosialisasi ’’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’ di Kabupaten Jembrana
Desa Adat Yehembang Unggulkan Sektor Pertanian
PERTANIAN menjadi sektor unggulan yang dikembangkan di Desa Adat Yehembang, Kabupaten Jembrana. Mengingat, 70 persen krama desa adat setempat berprofesi sebagai petani. Sektor pertanian terbagi menjadi dua, yakni lahan basah dengan satu subak dan lahan kering dengan empat subak abian. ‘’Untuk lahan kering, lebih dominan kelapa. Kemudian ada cengkeh, kakao, dan sekarang juga ngetren vanili,’’ ujar Bendesa Adat Yehembang Ngurah Gede Aryana dalam acara dialog ‘’Sosialisasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di Kabupaten Jembrana’’ yang ditayangkan Bali TV, Senin (15/6). Dialog ini terselenggara
berkat kerja sama Pemprov Bali, Sampoerna Untuk Indonesia, Bali Post, Bali TV dan pemerintah kabupaten/kota se-Bali. Menurut Aryana, krama saat ini berlomba-lomba menanam vanili bahkan sampai di lahan pekarangan rumahnya. Ini lantaran harga vanili yang menggiurkan. Selain itu, komoditi pisang juga memberikan penghasilan yang lumayan bagi krama desa adat. Sementara untuk lahan basah, yakni di Subak Yehembang, bulanbulan ini kebetulan sedang musim panen padi. Krama adat setempat utamanya memang menanam padi di lahan basah. Kendati di musim kemarau, mereka terkadang beralih menanam palawija seperti jagung atau buah semangka. ‘’Karena dari harga juga lumayan, itu untuk mengisi di saat musim kemarau karena keterbatasan sumber airnya,’’ jelasnya. Terkait hasil pertanian kelapa, Aryana menyebut selama ini banyak dikirim ke Jawa. Namun, pengiriman kini tersendat sejak ada pandemi Covid-19 karena Jawa masuk dalam zona merah. Kendala dalam pemasaran juga terjadi pada
komoditi pertanian lainnya. Hal ini pun berpengaruh pada penghasilan krama. Di samping potensi sumber daya alam tersebut, lanjut Aryana, ada pula potensi sumber daya manusia. Pada 2015, pihaknya merevisi awig-awig, pararem dan purana sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas SDM. Purana khususnya, memberikan pemahaman yang benar kepada krama tentang sejarah desa adat hingga bangunan kahyangan tiga. Kemudian, revisi awig-awig dan pararem, untuk memberikan pemahaman kepada krama terkait aturan adat istiadat sehingga mereka patuh dan mau melaksanakannya. Ditegaskan, aturan adat istiadat itu tidak bertentangan dengan undang-undang dan Pancasila. ‘’Sehingga masyarakat kami sedikit demi sedikit secara perlahan mulai menyadari tentang bagaimana kedudukan hukum adat di mata hukum negara,’’ terangnya. Aryana menambahkan, ada unsur segara kerthi di dalam aturan adat itu. Yakni terkait pelarangan penggalian pasir laut. Walaupun terjadi gejolak pada awalnya, namun kini krama mulai menyadari bahwa keberadaan awig-awig dan pararem justru untuk menjaga aset mereka. Di antaranya setra, bangunan tempat pengabenan kolektif, hingga Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi yang berbatasan dengan
pantai. Sejak ada aturan adat ini, abrasi pun sudah mulai berkurang. Sedangkan bicara tradisi, krama desa adat setempat tetap melestarikan yadnya dan tradisi ngayah pada saat kulkul ditepak. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan, Gubernur Bali Wayan Koster menempatkan pertanian sebagai prioritas dalam visi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’. Salah satu misi di bidang pangan adalah tersedianya pangan yang cukup bagi krama Bali. Kemudian, peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. ‘’Sehingga perintah Pak Gubernur selalu kepada saya adalah jangan sampai Bali ini kekurangan pangan,’’ ujarnya. Kaitan pandemi Covid-19, Wisnuardhana mengaku sudah berhitung mengenai proyeksi ketersediaan dan kebutuhan pangan, khususnya mulai April hingga Desember 2020. Sedikitnya ada delapan pangan pokok yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, telur, daging ayam, dan daging sapi. Sektor pertanian
dikatakan tidak terdampak Covid-19. Artinya, petani masih melaksanakan aktivitas dengan tetap menjaga kesehatan sesuai protokol pencegahan Covid-19 yang sudah disosialisasikan. Dengan kata lain, produksi pangan cukup sampai Desember kecuali bawang merah dan bawang putih. Untuk bawang merah, musim panen sekitar Juli-Agustus. Walaupun memiliki sentra bawang merah di Bangli, namun Bali sementara masih kekurangan sehingga mendatangkan dari Brebes dan Lampung. Hal. 7 Prioritaskan Produk Pertanian