Edisi Jumat 17 Juli 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 300 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

jumat wage, 17 juli 2020

balipost http://facebook.com/balipost

Jarak Lapak Pasar Tak Sesuai Prokes

Jalan Utama ke Pelabuhan Gilimanuk Dibongkar

Polres Badung terus berupaya mendisiplinkan pedagang dan pengunjung pasar agar mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Namun, masih ditemukan pengaturan jarak lapak tidak sesuai prokes, sehingga rentan menyebarkan virus Corona.

Jalan jalur utama ke Pelabuhan Gilimanuk diperbaiki. Jalan selebar enam meter dengan dua ruas ini merupakan akses keluar-masuk kendaraan dari dan ke Bali. JEMBRANA | HAL. 4

BADUNG | HAL. 3

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Koperasi Diminta Tak Hanya Bergerak di Simpan-Pinjam Koperasi di Kabupaten Bangli didorong untuk mandiri dan selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan tidak hanya bergerak di usaha simpan-pinjam. BANGLI | HAL. 5

JANGAN PERNAH LALAI KAWAL BUDAYA BALI

Denpasar (Bali Post) Roh pariwisata selama ini terletak pada keunikan dan nilai luhur budaya Bali. Berdasarkan sejumlah referensi dan hasil riset, Bali bahkan pernah menjadi pusat peradaban dunia ketika zaman Kerajaan Waturenggong. Kala itu, kebudayaan Bali memasuki masa keemasannya. Kini, generasi penerus memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menjaga, memelihara dan memajukan kebudayaan agar mengikuti perkembangan yang ada saat ini.

OPINI

Kebijakan Melindungi Pekerja Konstruksi Oleh Liliek Sudiajeng HAMPIR genap empat bulan kita dipaksa untuk diam di rumah, rasa khawatir membuat kita mengikuti dan mendukung semua kebijakan terkait dengan protokol Covid-19 yang diterapkan oleh pemerintah. Namun, rasa jenuh, bosan, dan terkadang diwarnai kepasrahan serta tuntutan hidup membuat sebagian besar masyarakat sudah tidak betah lagi dan membawa diri untuk keluar rumah dengan berbagai alasan. Dilema ini membuat pemerintah kewalahan dalam membatasi penyebaran Covid-19 ini. Berbagai kebijakan mulai jaga jarak, cuci tangan, menggunakan masker sampai pada PSBB sudah diterapkan, namun angka penyebaran Covid-19 masih terus bertambah. Di sisi lain, pergerakan roda ekonomi semakin melambat dan nyaris berhenti total. Oleh karenanya muncullah kebijakan baru pemerintah untuk menerapkan new normal, yaitu tatanan baru untuk menjaga produktivitas tetapi tetap aman dari Covid-19. Tempat rekreasi mulai dibuka, mall, pasar, tujuan pariwisata dan penggerak roda ekonomi lainnya. Sudah dapat dibayangkan bahwa sebagian besar masyarakat yang sudah jenuh tinggal di rumah akan menyambut gembira kebijakan ini, berbondongbondong bersama keluarga berjalan-jalan mengunjungi tempat hiburan. Aktivitas kerja di berbagai sektor sudah mulai tampak, termasuk kegiatan pembangunan proyek konstruksi. Dalam kondisi normal, hingga saat ini proyek konstruksi masih menduduki peringkat pertama penyumbang kasus kecelakaan dan sakit akibat kerja. Laporan International Labour Organization (ILO) dari tahun ke tahun tetap menunjukkan bahwa industri konstruksi masih menjadi penyumbang kecelakaan fatal tertinngi dibandingkan industri lainnya. Setidaknya 108 ribu pekerja tewas di lokasi proyek setiap tahun, angka yang mewakili sekitar 30 persen dari semua cedera fatal akibat kerja. Data sejumlah negara industri menunjukkan bahwa pekerja konstruksi mempunya potensi mengalami kecelakaan fatal 3 hingga 4 kali lebih tinggi daripada kecelakaan di tempat kerja lainnya, bahkan di negara berkembang, risiko tersebut tiga hingga enam kali lebih besar. Hal. 7 Sistem Manajemen Keselamatan

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 KAMIS, 16 JULI 2020 Ketut Suwitra, Jl. M. Yamin III/7 Rp 250.000 Jumlah Penerimaan Hari Ini Rp 250.000 Jumlah Penerimaan Sebelumnya Rp 62.385.000 Total Penerimaan Rp 62.635.000

‘’Agar kebudayaan tetap menjadi suatu fundamental kehidupan masyarakat. Ini yang tengah kita perkokoh sekarang agar Bali ini betulbetul menjadi pusat peradaban dan hanya inilah yang akan bisa menggetarkan Bali,’’ ujar Gubernur Bali Wayan Koster saat mengumumkan pemberlakuan Perda Nomor 4 Tahun

2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, di Museum Bali, Kamis (16/7) kemarin. Menurut Koster, budaya harus menjadi basis dari pengembangan-pengembangan bidang kehidupan yang lain. Termasuk pariwisata yang tanpa budaya di Bali, tidak akan ada dan eksis. Wisatawan datang

ke Pulau Dewata karena tertarik dengan kekayaan dan keunikan budaya, serta adat istiadat dan tradisinya. Karena budaya pula, Bali bahkan tidak perlu khawatir dengan pencanangan 10 Bali Baru. K o s t e r mengingatkan para pelaku pariwisata di Bali agar tidak melalaikan budaya Bali. Mengingat, pariwisata selama ini sebetulnya hanya ‘’ekor’’ dari budaya yang membuatnya hidup. Tak kalah pentingnya, orang nomor satu di Bali ini juga mengajak mereka senantiasa mengawal, menjaga kelestarian dan memperkuat budaya Bali. Sebab, tanpa budaya, pariwisata Bali tidak akan ada bedanya dengan pariwisata daerah lain. Bahkan, bisa jadi kalah saing karena banyak daerah di Indonesia yang alam, pantai atau gunungnya lebih indah dari Bali. ‘’Satu saja yang membuat Bali ini tidak akan pernah kalah dengan yang lain karena keunikan budaya dan tradisi. Jangan pernah kita lalai urusan budaya, kalau mau

selamat. Kalau mau maju di Bali ini, mau sejahtera di Bali ini, urusi dulu budaya dengan keseluruhan isinya,’’ tegasnya. Koster menambahkan, Bali sekarang justru ditolong dengan adanya pandemi Covid-19. Sebab, di titik keseimbangan yang baru ini, Bali bisa memulai tatanan kehidupan era baru. Terlebih, perubahan tatanan kehidupan secara menyeluruh dalam berbagai sektor ini dirancang by design dan bukan by accident. ‘’Kita ditolong oleh pandemi Covid-19, karena semuanya yang merasa super, jagoan,

Penguatan Budaya Sementara itu, Perda Nomor 4 Tahun 2020 terdiri dari 20 bab dan 81 pasal. Menurut Koster, upaya penguatan dan pemajuan kebudayaan dilaksanakan berdasarkan asas yang dijiwai oleh filosofi Tri Hita Karana yang bersumber dari kearifan lokal Sad Kerthi. Hal. 7 Menguatkan Jati Diri

Tidak hanya menemukan indikasi terjadinya krisis air, kata Liliek, pihak PNB juga telah mulai melaksanakan solusi. Salah satunya program Inovasi Sumur Pemanen Air Hujan baik yang dangkal untuk mengimbangi pemanfaatan air tanah oleh domestik (SPAHUDO) maupun sumur bor untuk mengimbangi pemanfaatan air tanah oleh industri (SUMBER). Bekerja sama dengan Pem-

kot Denpasar, Pemprov Bali dan Yayasan Idep Selaras Alam, saat ini sudah terbangun 43 SPAHUDO dan 4 SUMBER yang sudah terbukti efektivitasnya dalam memanen air hujan untuk dikembalikan ke dalam tanah hingga mengisi kembali akuifer yang merupakan sumber air yang harus dilestarikan. ‘’Apa yang sudah dilakukan oleh tim peneliti Jurusan Teknik Sipil bersama mitra Politeknik

Negeri Bali ini mungkin hanya mampu manabung setetes air, namun apabila didukung oleh kebijakan Gerakan Bali Menabung Air yang melibatkan seluruh masyarakat, termasuk masyarakat industri, dapat diyakini bahwa Bali tidak akan menghadapi krisis air di masa kini maupun di masa yang akan datang sebagaimana yang selama ini diisukan secara global di mancanegara,’’ ujarnya. (kk)

’’Satu saja yang membuat Bali ini tidak akan pernah kalah dengan yang lain karena keunikan budaya dan tradisi. Jangan pernah kita lalai urusan budaya, kalau mau selamat, kalau mau maju di Bali ini, mau sejahtera di Bali ini, urusi dulu budaya dengan keseluruhan isinya.’’ Wayan Koster Gubernur Bali itu hilang semua. Tidak ada lagi super power, ego, sudah runtuh semua. Semua sudah mulai dari nol sekarang,’’ terangnya.

Bergerak Mengendalikan Potensi Krisis Air KRISIS air di tanah Bali bukan sekadar ancaman. Sejumlah realita menunjukkan bahwa jalan menuju ke arah krisis air sudah terjejak. Penelitian yang dilakukan oleh tim riset di mana Politeknik Negeri Bali (PNB) terlibat, menunjukkan bahwa intrusi air laut sudah terjadi khususnya di daerah dekat pantai. Maka Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut patut didukung. Apresiasi terhadap pergub ini harus dijabarkan dalam bentuk aksi nyata penyelamatan sumber mata air. Bergerak mengendalikan potensi krisis air harus dimulai. ‘’Kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster melalui Pergub Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut membawa angin segar bagi para pemerhati lingkungan, tidak ketinggalan para peneliti Politeknik Negeri Bali yang sejak tahun 2015 secara resmi telah mengusung Pariwisata Hijau Berkelanjutan sebagai riset unggulan semua civitas akademika Politeknik Negeri Bali,’’ kata Prof. Liliek Sudiajeng, Kamis (16/7)

kemarin. Guru Besar Politeknik Negeri Bali ini mengatakan, krisis air terindikasi dari penelitian Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Provinsi Bali tahun 2010, di mana dilaporkan terdapat 11 titik wilayah yang sudah menunjukkan adanya indikasi krisis air. Laporan KLHS Provinsi Bali 2010 ini sudah menjadi isu global, bahkan beberapa pemerhati lingkungan dunia menyatakan bahwa Bali akan menghadapi krisis air di tahun 2020. Lalu berdasarkan penilitian yang dilakukan Politeknik Negeri Bali bekerja sama dengan pemerintah dan LSM, lanjut Lilik, ditemukan bahwa di Bali telah terjadi instrusi air laut khusunya di wilayah pantai. Hasil penelitian dari 564 sumur dangkal tersebar di seluruh kabupaten/kota Provinsi Bali yang telah diteliti kualitas, kedalaman muka air serta kapasitasnya. Sebagai luarannya adalah peta konservasi air tanah dan peta wilayah imbuhan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan teknis untuk pelaksanaan program konservasi SDA dan Peta Daya Hantar Listrik (DHL).

Melindungi Sumber Air ’’Sekala Niskala’’ Denpasar (Bali Post) Gubernur Bali Wayan Koster telah meluncurkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai dan Laut. Pergub ini bertujuan untuk melindungi sumber air berdasarkan nilainilai Sad Kerthi yang saat ini kondisinya semakin menurun, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Padahal, air bagi

masyarakat Bali berfungsi sebagai sumber kehidupan. Bahkan menjadi sarana upacara keagamaan. Wakil Ketua III DPRD Bali Tjok Gde Asmara Putra Sukawati mengingatkan, Bali tidak lepas dan unsur sekala dan niskala. Keduanya kini dipadukan dalam upaya melindungi lingkungan alam Pulau Dewata. Terutama air sebagai sumber kehidupan

lewat terbitnya Pergub Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai dan Laut. Perpaduan unsur sekala dan niskala diyakini akan membuahkan hasil yang baik terkait upaya pelindungan tersebut. ‘’Secara garis besar, pergub ini bagus. Selain kita melakukan secara sekala, kita juga kan harus melakukan secara niskala. Kita percaya itu, karena semua bebantenan pasti

ada sastranya. Kalau kita ikuti pasti jalan,’’ ujarnya. Terlebih, lanjut Tjok Asmara, para leluhur di Bali sudah mengajarkan keseimbangan sekala dan niskala. Salah satunya yang tertuang dalam filosofi Tri Hita Karana. Berkaitan dengan implementasi pergub, pemerintah sekarang memang harus mulai melindungi sumber mata air. Bukan hanya kelebutan, sungai atau danau,

tetapi juga hutan yang merupakan daerah resapan air. ‘’Hutan harus tetap ada. Seperti penyangga sungai dengan daratan dari Bangli sampai Badung, Denpasar harus hijau sebenarnya untuk menahan air hujan turun ke sungai. Itu sebabnya, pohon harus banyak ditanam di pinggiran sungai,’’ jelasnya. Hal. 7 Debit Air Tanah

’’Untuk di Bali, penjagaan terhadap sumber daya air sudah dilakukan secara sekala dan niskala. Untuk sekala atau alam nyata, semua orang harus berperan aktif untuk penerapannya, baik itu menjaga kebersihan, tidak mengotori lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, serta tidak melanggar peraturan yang ada.’’

’’Selain upacara keagamaan yang paling penting adalah menambah kawasan hijau di perkotaan agar terjadi resapan air dan membangun waduk atau embung yang airnya dijadikan air bersih, sehingga pemanfaatan air tanah bisa berkurang.’’

Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S. Dosen Fakultas Pertanian Unud

Tjok Gde Asmara Putra Sukawati Wakil Ketua III DPRD Bali


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.