Edisi 21 Januari 2011 | Balipost.com

Page 1

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 60.000 ECERAN Rp 3.000

JUMAT WAGE, 21 JANUARI 2011

Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila

20 HALAMAN NOMOR 156 TAHUN KE 63 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Kasus Dugaan Korupsi di Jembrana

Jimbarsegara, Megumi dan Tukar Guling Tanah POLRI perlu waktu sekitar dua tahun untuk menyelidiki dugaan keterlibatan mantan Bupati Jembrana Prof. I Gede Winasa dalam kasus korupsi pabrik kompos. Hasilnya, Polda Bali akhirnya menetapkannya sebagai tersangka dan melakukan penahanan sejak Rabu (19/ 1) lalu. Banyak yang berharap momentum ini menjadi entry point (jalan masuk) pada kasus-kasus korupsi lain yang diduga melibatkan Prof. Winasa yang kandas saat dirinya masih berkuasa. Seperti kasus pengadaan mesin pabrik air minum Megumi dan

pengadaan kapal Jimbarsegara. Koordinator Forda Jembrana I Ketut Sujana, Kamis (20/1) kemarin menyatakan, momentum penahanan Winasa terkait kasus pabrik kompos dapat dijadikan pintu masuk untuk membuka kasus-kasus korupsi lainnya. Selama 10 tahun menjabat sebagai bupati ada beberapa kasus dugaan korupsi yang diungkap, tetapi kandas di tingkat penyelidikan dan penyidikan penegak hukum di Jembrana. Sebut saja kasus Megumi, tukar guling tanah hingga kapal Jimbarsegara. Ketua LSM Forum Kebang-

kitan Masyarakat Jembrana (FKMJ) I Ketut Subadi juga menyatakan hal serupa. Pihak kepolisian jangan berhenti pada kasus pabrik kompos. Sebab, masih banyak kasus lainnya yang perlu diungkap secera jelas. Subadi yang mantan anggota DPRD Jembrana ini menyebutkan beberapa kasus yang kandas di tengah jalan. Seperti pabrik air Megumi yang di-SP3kan, padahal bukti-bukti sudah lengkap dan modus operandi hampir mirip dengan kasus pabrik kompos ini. Hal. 19 Melebihi Harga

Ratna Belum Jenguk Winasa Penahanan tersangka Prof. Drg. I Gede Winasa telah berlangsung sehari. Mantan Bupati Jembrana ini menghuni ruangan berukuran 2 x 6 meter. Ia pun satu ruangan dengan tujuh tahanan narkoba. Lalu, siapa yang menjenguknya seharian kemarin?

KALAU mantan pejabat ditahan, hari pertama pasti banyak yang menjenguknya, terutama kolega dan mantan anak buahnya. Namun tidak demikian dengan Winasa. Seharian kemarin ia hanya dijenguk anaknya, Kadek Danendra. Kadek yang akrab dipanggil Dimas itu ditemani tujuh orang yang usianya tak jauh beda dengannya. Dari pantauan Bali Post selama jam berkunjung (pukul 08.00-12.00), tak satu pun pengunjung yang berpakaian PNS. Demikian pula hingga jam berkunjung berakhir istri Winasa, Ratna Ani Lestari, juga belum tampak. Mantan Bupati Banyuwangi itu juga tak keliha-

tan mengantar saat Prof. Winasa digiring ke ruang tahanannya, Rabu (19/1) lalu. Dimas datang pukul 08.45 wita. Selama 15 menit Dimas bertemu dengan ayahnya. Ia membawa sejumlah barang untuk keperluan Winasa, mereka melakukan percakapan di ruangan besuk. Sayangnya, awak media tidak diperbolehkan masuk ke sana. Meski demikian, Bali Post bisa sedikit mengorek keterangan dari sumber kepolisian tentang perbincangan mereka. Perbincangan mereka seputar kondisi Winasa setelah menghuni sel tahanan Polda Bali. Hal. 19 Rekor Muri

Bali Post/ist

DI TAHANAN - Tersangka Prof. I Gede Winasa saat berada di ruang tahanan Polda Bali, Kamis (20/1) kemarin.

Winasa Tidur Beralaskan Kasur Upin-Ipin

KETEGARAN Prof. Winasa menghadapi cobaan, sungguh luar biasa. Mantan penguasa Jembrana selama 10 tahun itu tak sedikit pun menunjukkan kemurungan, apalagi meneteskan air mata. Tidak! Kepada petugas di ruang tahanan itu, Winasa mengaku nyaman-nyaman saja. Ia juga tak mengeluhkan kondisi ruangan yang sempit. Ia menilai ruangannya cukup bersih, berikut kamar mand-

inya. Tidak ada keluhan dari Winasa terkait ruangan yang dihuninya sekarang. ‘’Dia mengaku sudah siap dan pasrah apa yang telah dihadapinya,’’ kata sumber di kepolisian, kemarin. Sementara itu, Winasa tidur beralaskan karpet berwarna merah dan di atasnya terdapat matras tipis dengan gambar kartun animasi Upin-Ipin. Sehari menghuni sel tahanan Polda Bali, Winasa mengaku tidur nyenyak. Bahkan, kegiatannya

rankan. Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol. Gde Sugianyar dan Kasubdit Provos Polda Bali AKBP I Gusti Bagus Hengki melakukan pengecekan sekaligus pemeriksaan ruangan tahanan Polda Bali, kemarin. Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui jumlah tahanan, kebersihan ruangan, buku mutasi penjagaan serta personel yang piket jaga. Hal. 19 Penjaga Tahanan

Soal Pengakuan Gayus

FAKTA

TNI Tunggu Konfirmasi Keterlibatan CIA

Hujan Es 1,5 Jam di Lereng Merapi Sleman (Bali Post) Kawasan lereng Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta, Kamis (20/1) sore kemarin dilanda hujan deras yang juga disertai dengan hujan es sebesar biji kelereng. ‘’Hujan deras dan hujan es tersebut berlangsung cukup lama sekitar 1,5 jam,’’ kata Sunardi, anggota Tim SAR Kabupaten Sleman. Menurutnya, wilayah yang mengalami hujan es di antaranya di Kecamatan Pakem, Cangkringan, Turi dan Ngaglik. ‘’Sedangkan di sepanjang Jalan Tentara Pelajar di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik sampai dengan Dusun Pulowatu, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem juga banyak pohon tumbang,’’ katanya. Hal. 19 Pohon Tumbang

Jakarta (Bali Post) Markas Besar TNI masih menunggu konfirmasi keterlibatan John Jerome Grice, warga negara asing, yang diduga adalah anggota CIA sebagai aktor intelektual di balik pembuatan paspor terdakwa kasus mafia hukum Gayus Halomoan Tambunan. ‘’Sampai saat ini kita masih tunggu konfirmasi tentang keterlibatan CIA dalam kasus ini,’’ kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kamis (20/1) kemarin.

Bali Post/ant

ANTRE MENYEBERANG - Sejumlah warga antre menyeberang di aliran Kali Pabelan, di Dusun Candi, Sengi, Dukun, Magelang, Jateng, Kamis (20/1) kemarin. Terendamnya Sabo Dam sekaligus jembatan yang menjadi jalan penghubung utama warga di kawasan tersebut akibat banjir lahar dingin menyebabkan antrean panjang warga yang akan bepergian ke luar atau menuju wilayah itu.

Bali Post/ade

SIDANG RICUH - Seorang aktivis diamankan aparat saat sidang pencemaran nama baik dengan terdakwa Mustar Bonaventura dan Ferdi Semaun di PN Jakarta Selatan, Kamis (20/1) kemarin. Sidang yang menghadirkan saksi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menpora Andi Mallarangeng dan Choel Mallarangeng dalam kasus pencermaran nama baik tujuh pejabat tim sukses SBY pada pemilu 2009 itu berlangsung ricuh karena ketidakpuasan pihak terdakwa dan pengacaranya terhadap jalannya sidang.

Presiden Dukung Satgas Jakarta (Bali Post) Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) tidak melihat ada yang salah dengan eksistensi Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum, sehingga semangat pembentukan Satgas untuk memerangi korupsi harus didukung. ‘’Pembentukan Satgas ini jelas, untuk menindaklanjuti apa yang telah dicanangkan dalam Inpres No.5 Tahun 2004 terkait dengan percepatan pemberantasan korupsi,’’ ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, Kamis (20/1) kemarin. Penegasan tersebut disampaikan Julian menjawab apakah Presiden akan melakukan evaluasi terhadap Satgas Pemberantasan Mafia Hukum terkait pern-

di dalam sel selama ini hanya sebatas ngobrol-ngobrol dengan tahanan lainnya. Sumber tadi mengatakan, tidak terlihat adanya perubahan dalam diri Winasa setelah menghuni hotel prodeo Polda Bali. Ia biasa-biasa saja dan tampak tenang. ‘’Tidak tampak wajah depresi dalam diri Winasa. Dia sama seperti biasanya. Bahkan, dia sering bercanda dengan tahanan lainnya,’’ ucap sumber sembari meminta namanya tidak diko-

yataan terdakwa Gayus Halomoan Tambunan, usai pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Presiden, kata Julian, justru meminta Satgas memberikan klarifikasi kepada publik untuk menjelaskan persoalan sebenarnya. Menurut Julian, Satgas dibentuk berdasarkan Keppres No. 37 Tahun 2009 yang tujuannya membantu mempercepat pemberantasan mafia hukum dengan berkoordinasi, berkerja sama, melakukan evaluasi, dan penanganan bersama-sama dengan lembaga-lembaga penegak hukum seperti KPK, BPK, BPKP, Kepolisian, Kejaksaan, PPATK, dan lembaga terkait lainnya. Soal kebenaran testimoni Gayus terkait Satgas yang dinilai te-

lah mempolitisasi kasusnya, Julian menegaskan hal itu masih harus dibuktikan. ‘’Seperti pesan Presiden, kebenaran yang sebenar-benarnya dan fakta yang benar-benar terjadi harus diungkapkan karena kebenaran di atas segalanya dan hukum tidak boleh memandang perbedaan dalam kategori yang lain,’’ kata Julian. Menko Polhukam Djoko Suyanto meminta semua pihak tidak menelan mentah-mentah curhat Gayus. Semua harus dibuktikan dan dilakukan klarifikasi kepada Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. ‘’Dibuktikan dulu omongan Gayus, itu harus dibuktikan. Dan, klarifikasi dari Satgas juga harus diperhatikan,’’ kata Djoko. Ia menilai klarifikasi dan pem-

buktian ucapan Gayus menjadi hal yang wajib dilakukan. Tidak lantas percaya begitu saja, kemudian malah membonsai upaya penegakan hukum. ‘’Jangan terus semua orang percaya Gayus, kalau (Gayus) enggak percaya Satgas, ya... diklarifikasi. Pokoknya semua diklarifikasi dua-duanya, mana yang benar,’’ ingatnya. Anggota Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait meminta Satgas dapat menuntaskan tuduhan Gayus paling lambat hingga satu minggu ke depan. Menurut Ara, panggilannya, kepercayaan publik atas pernyataan publik merupakan bentuk dari krisis kepercayaan masyarakat karena adanya kriris kepemimpinan. (kmb4)

Ia menambahkan, mitra dari CIA adalah BIN maka untuk sementara diselesaikan antara kerja sama keduanya. ‘’Namun, TNI siap membantu jika memang terindikasi adanya keterlibatan CIA yang memerlukan bantuan TNI,’’ katanya. Agus menekankan, intelijen TNI hanya fokus pada kegiatan intelijen yang berkaitan dengan masalah pertahanan negara. ‘’Jadi, untuk masalah keterlibatan CIA dalam kasus Gayus masih ditangani aparat hukum dan intelijen hukum, dalam hal ini BIN,’’ katanya. Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah Amerika Serikat untuk mendalami identitas Grice dan keterkaitannya dengan Gayus. ‘’Dalam waktu dekat kita akan berkoordinasi dengan Kedutaan AS

untuk menanyakan hal itu,’’ katanya. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar menegaskan John Jerome Grice, pria yang disebut Gayus Tambunan sebagai agen CIA, saat ini berada di luar negeri atau tidak lagi di Indonesia. ‘’Di dalam pemantauan imigrasi, John Jerome Grice itu tidak di Indonesia,’’ kata Patrialis saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis kemarin. Patrialis mengatakan, John Jerome ke luar Indonesia sejak beberapa bulan lalu melalui pintu imigrasi Soekarno-Hatta. Meski demikian, Patrialis lupa kapan tepatnya John meninggalkan Indonesia. Patrialis juga tidak menjelaskan secara rinci negara tujuan John ketika pergi meninggalkan Indonesia. Hal. 19 Membuatkan Paspor

Kepala BIN Nilai Gayus Mengada-ada Jakarta (Bali Post) Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutanto mengaku tidak percaya pernyataan Gayus yang menyatakan John Jerome Grice adalah seorang agen intelijen CIA. Sutanto menyebut pernyataan Gayus tersebut mengada-ada. ‘’Jangan percaya hal yang mengada-ada,’’ kata Sutanto usai rapat kabinet di Kantor Presiden, Kamis (20/1) kemarin. Gayus mengeluarkan pernyataan bahwa salah seorang anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mengetahui dan merestui apa yang dilakukan John Grice selama di Indonesia. Ketika ditanya apakah BIN dapat memastikan pengakuan Gayus tersebut tidak akurat, Sutanto mengiyakan. Kendati demikian, ia menyatakan polisi memiliki we-

wenang untuk tetap menyelidiki pernyataan Gayus itu. Ditanya apakah pihak BIN telah mendapat konfirmasi dari CIA, Sutanto menegaskan, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dan Polri bisa melakukan upaya lebih lanjut terkait tuduhan Gayus tersebut. Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo mengatakan belum ada bukti yang menguatkan pernyataan Gayus tentang John Grice sebagai agen CIA. Pernyataan Gayus ini ada halhal yang memang banyak harus ditindaklanjuti. ‘’’Artinya, kata-kata itu belum tentu benar,’’ kata Kapolri. Kapolri mengatakan saat ini John sudah masuk daftar pencarian orang (DPO) terkait pembuatan paspor yang digunakan Gayus ke luar negeri. ‘’John masih masuk DPO,’’ tegasnya. (kmb4/010)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.