Edisi Senin 22 Juni 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 282 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

senin wage, 22 juni 2020

balipost http://facebook.com/balipost

Cegah Transmisi Lokal Meluas

Sekda Bali Tinjau Pelabuhan Gilimanuk

Guna mencegah meluasnya penambahan kasus positif Covid-19 akibat transmisi lokal, Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra menginstruksikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengambil langkah strategis dan tepat sasaran.

Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra kembali meninjau Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Sabtu (20/6), terkait penanganan dan pengamanan arus masuk Bali.

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

Desa Adat Karadan Perketat Pengawasan Pintu Masuk Satgas Gotong Royong (GR) Desa Adat Karadan, Desa Penebel yang memperketat pengawasan pintu masuk. Warga juga diminta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

BADUNG | HAL. 3

DENPASAR | HAL. 2

JEMBRANA | HAL. 4

Putri Suastini Koster:

ASI Rilis Survei Kinerja Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf

Bintang Puspayoga Masuk Lima Besar Paling Memuaskan

Jakarta (Bali Post) – Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil survei yang sudah dilakukan lembaga itu terkait kepuasan masyarakat terhadap kinerja para menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif’an mengatakan ada lima menteri yang memuaskan masyarakat terkait kinerja. Survei dilakukan

pada 9 - 12 Juni 2020, dengan melibatkan 1.000 responden di 34 provinsi di Indonesia. Survei dilakukan dengan cara telesurvei atau mewawancara responden melalui kontak telepon. Margin of error survei ini +/- 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan JokowiMa’ruf Amin, serta mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri Jokowi-Ma’ruf Amin. Hasilnya, Menhan Prabowo Subianto

OPINI

Kelelahan Fisik Akibat WFH Oleh Lilik Sudiajeng PANDEMI Covid-19 mengubah tatanan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, sosial, yang bermuara pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Berbagai kebijakan pemerintah telah ditetapkan untuk mencegah dan membatasi penyebarannya, bekerja dari rumah (work from home WFH), jaga jarak (social distancing), menggunakan masker, dan cuci tangan. Bagi kelompok masyarakat yang berpikiran positif, maka kebijakan pemerintah di masa pandemi ini dimaknai sebagai peluang emas bagi keluarga untuk kembali saling bercengkerama, mendekatkan jarak antaranggota keluarga yang di era milenial ini ditengarai semakin melebar dan menjauh, meningkatkan kualitas kebersamaan dan saling berbagi cerita bersama. Namun, ternyata harus diakui bahwa WFH dalam periode waktu yang relatif panjang, di samping membawa dampak positif tersebut juga dibarengi oleh dampak negatif, di antaranya kelelahan fisik, yaitu kelelahan otot di beberapa bagian tubuh yang apabila dibiarkan dalam waktu yang lama akan terakumulasi dan menjadi keluhan otot yang permanen yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Aktivitas WFH didominasi oleh sikap kerja statis, yaitu duduk. Sikap kerja duduk yang salah dalam waktu relatif lama dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan mulai gangguan yang bersifat sementara sampai permanen, tarutama pada bagian leher, bahu, punggung bagian atas dan dan punggung bagian bawah akibat peregangan otot yang berlebihan (over exertion) yang sering disebut dengan singkatan MSDs (Musculoskeletal Disorders). Menurut laporan World Health Organization (WHO) per September 2019, MSDs masih menduduki peringkat pertama penyebab terjadinya gangguan fisik di seluruh dunia, terutama keluhan nyeri pada punggung bagian bawah (pinggang). Di era milenial saat ini, gangguan nyeri punggung tidak hanya dialami oleh kelompok lansia, tetapi juga dialami oleh kawula muda, remaja, bahkan anak-anak. Hal. 7 Mencegah Timbulnya Keluhan

berada pada peringkat atas dengan total 43,7 persen masyarakat merasa puas, 39 persen tidak puas, dan 17 persen tidak tahu atau tidak jawab. Disusul Menteri Luar Negeri Retno Masurdi dengan persentase yang puas mencapai 38,0 persen. Peringkat ketiga adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD sebesar 37,9 persen. Posisi keempat adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dengan tingkat kepuasan 37,8 persen. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmavati atau Bintang Puspayoga meraih 37,0 persen, di posisi kelima. Untuk menteri dengan peringkat tidak memuaskan diraih Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebesar 23,3 persen. Kemudian, Menteri Agama Fachrul Razi 23,8 persen, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan 26,1 persen. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly 27,1 persen dan Menteri Kesehatan dr. Terawan 27,5 persen. (kmb)

Pandemi Tak Batasi Kreativitas Seni

TERBATASNYA ruang gerak masyarakat di tengah pandemi Covid-19, tidak serta merta mematikan kreativitas seni. Sebaliknya, para seniman bisa menjadikan kreativitas seni sebagai katarsis untuk membebaskan diri dari ketertekanan sekaligus menggunakan media digital sebagai bahasa baru yang memberikan jalan keluar secara virtual untuk sebuah proses berkesenian. Pandangan itu mengemuka dalam seminar virtual atau webinar bertajuk ‘’Kreativitas Seni di Masa Pandemi’’ yang digelar Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (Hiski) Komisariat Bali, Jumat (19/6) lalu. Webinar menghadirkan tiga pembicara yakni Ni Putu Putri Suastini Koster (penyair dan dramawan yang juga istri Gubernur Bali Wayan Koster), Putu Fajar Arcana (sastrawan dan wartawan Kompas) dan I Nyoman Darma Putra (Guru Besar Sastra Indonesia FIB Unud). Acara diikuti ratusan peserta berasal dari Bali dan berbagai daerah di Indonesia serta dari luar negeri. Ny. Putri Suastini Koster mengatakan, di tengah situasi pandemi Covid-19, kreativitas seni tetap bisa berjalan. Dengan kata lain, pandemi ini tidak bisa membatasi kreativitas seni. Yang berkurang hanya aktivitas kesenian melibatkan publik luas. Mungkin sebelumnya aktivitas berlangsung di panggung, sekarang dilakukan secara virtual. Hal ini mis-

alnya dilakukan seniman Bali Putu Satrya Kusuma yang beberapa waktu lalu mengadakan pementasan virtual serangkaian Bulan Bung Karno. ‘’Virus Corona tidak bisa membatasi kreativitas seni kita,’’ tegasnya. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali ini menegaskan, gejolak, gelagat dan gairah berkesenian orang Bali sangat luar biasa. Jangan sampai hal itu dihambat, tetapi malah harus diwadahi, diberikan kesempatan dan beri ruang yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, katanya, pemerintah hadir untuk menggawangi dengan payung hukum, mendorong dan mensupport sehingga akan terlahir seniman yang mumpuni. Istri orang nomor satu di Bali ini menambahkan, Pemerintah Provinsi Bali memberi ruang dan suatu wadah yang besar bagi para seniman untuk berkreasi. Yakni Pesta Kesenian Bali yang kegiatannya mengerucut pada seni tradisional warisan para leluhur. Selain itu, Pemprov Bali juga memberi ruang pada seni modern melalui Festival Seni Bali Jani yang di dalamnya melombakan berbagai seni modern seperti teater, puisi, dan lomba drama modern. ‘’Saya mengajak para seniman lewat kemampuan berkesenian terus dapat berkreasi di bidang seninya masingmasing, untuk tetap

bisa menjaga imun dan iman, sehingga pada akhirnya bisa melewati wabah Covid-19 ini dengan aman dan sampai pada waktunya kita bisa berkarya seperti sediakala,’’ tegasnya. (kk)

Anggaran ’’Rapid Test’’ Tak Hanya untuk Pelabuhan Gilimanuk

Denpasar (Bali Post) Anggaran untuk rapid test dan swab polymerase chain reaction (PCR) di Bali per harinya mencapai miliaran rupiah. Besaran anggaran itu diungkapkan Gubernur Bali Wayan Koster, belum lama ini. Kalkulasinya ternyata tak hanya untuk Pelabuhan Gilimanuk. Ini lantaran Pemprov Bali melalui Gugus Tugas juga gencar melaksanakan rapid test di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Pelabuhan Padangbai, serta beberapa wilayah akibat terjadinya transmisi lokal.

‘’Selain itu, anggaran miliaran rupiah setiap harinya itu juga termasuk pelaksanaan swab test dengan metode PCR

Bali Post/olo

RAPID TEST – Suasana rapid test yang dilakukan mandiri di areal parkir Pelabuhan Gilimanuk.

yang dilaksanakan setiap dua hari sekali bagi pasien Covid-19 yang sedang dirawat di berbagai rumah sakit rujukan dan tempat karantina yang disiapkan Pemerintah Provinsi Bali,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya dalam siaran pers Pemprov Bali, Sabtu (20/6). Menurut Suarjaya, frekuensi rapid test di Pelabuhan Gilimanuk saja terbilang sangat tinggi. Utamanya sebelum

diberlakukan kebijakan rapid test mandiri. Paling sedikit dilakukan terhadap 1.000 orang per harinya, bahkan bisa sampai 2.000 orang khususnya untuk awak kendaraan logistik yang menuju Bali. Belum lagi petugas secara rutin melaksanakan tes di tempat atau desa yang menjadi kluster baru penyebaran Covid-19. Hal. 7 Wajib Membawa Surat

’’Selain itu, anggaran miliaran rupiah setiap harinya itu juga termasuk pelaksanaan swab test dengan metode PCR yang dilaksanakan setiap dua hari sekali bagi pasien Covid-19 yang sedang dirawat di berbagai rumah sakit rujukan dan tempat karantina yang disiapkan Pemerintah Provinsi Bali.’’ dr. Ketut Suarjaya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Siap atau Tidak, ’’New Normal’’ Harus Dicoba

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 MINGGU, 21 JUNI 2020 Adi, Denpasar Rp 200.000 Jumlah Penerimaan Hari Ini Rp 200.000 Jumlah Penerimaan Sebelumnya Rp 58.405.000 Total Penerimaan Rp 58.605.000

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Oleh I Wayan Ramantha GRAFIK kasus positif Covid-19 memang belum kunjung melandai, bahkan kasus transmisi lokal masih meningkat. Pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada. APBN menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani defisit Rp 1.039,2 triliun, dan akan jadi beban negara hingga 10 tahun ke depan. Presiden juga memprediksi

pertumbuhan ekonomi nasional akan minus di kisaran 3,0-3,8 persen. APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota, tidak kalah sulitnya. Semua telah direfocusing untuk menghadapi hantaman Corona. Kalau ditinjau hanya dari sudut pandang kesehatan, bekerja dan beraktivitas lainnya dari rumah, memang yang paling aman. Namun, pertanyaan yang kemudian muncul adalah siapa yang membiayai kebutuhan masyarakat dan belanja pemerintah, manakala kondisi keuangan negara dan daerah seperti terurai di atas? Jawabannya hanya satu. Roda ekonomi harus berputar, tanpa mengabaikan protokol kesehatan. Disiplin masyarakat menjadi kata kunci agar kesehatan bisa sejalan dengan kebutuhan ekonomi. Berbicara new normal ekonomi, Bali lebih sulit pulih dibandingkan dengan nasional. Dulu pertumbuhan ekonomi

Bali di atas rata-rata nasional karena pariwisata. Sekarang minusnya akan lebih tinggi juga karena pariwisata. Ekonomi kita dari dulu pincang. Kepincangan antarsektor pertanian dan pariwisata sudah berlangsung lama. Demikian pula kepincangan antarwilayah selatan dengan utara, timur dan barat. Ibarat lari untuk segera pulih, yang pincang pasti sulit berlari. Karena itu, kini saatnya semua kalangan bersatu, sepaham untuk fokus, menjadikan Bali lebih baik di kemudian hari. Sektor pariwisata memang harus tetap tumbuh, tetapi yang berkualitas. Tidak yang ‘’ecek-ecek’’, apalagi yang ‘’esekesek’’. Pariwisata budaya yang sudah lama tersurat, harus benar-benar tersirat. Bali sebagai Island of God jangan terhenti di tingkat teks, tetapi harus sampai di tingkat konteks. Sulit memang. Apalagi kalau ingin memuaskan kepentingan

semua pihak, yang satu dengan yang lainnya belum tentu sama. Pemerintah, tentu diharapkan tegas dalam menetapkan pariwisata untuk Bali. Bukan Bali untuk pariwisata. Pemikiran untuk mengembangkan sektor pertanian melalui seminar, lokakarya, artikel ilmiah dan bahkan hasil studi banding, kalau dibukukan mungkin sudah menjadi ribuan jilid. Herannya, dalam setiap diskusi ataupun artikel, tidak satu pun ada yang berpikiran negatif untuk mengembangkan sektor primer ini. Tetapi sayang, pada pelaksanaannya selalu tertatih-tatih (kalau tidak boleh dikatakan nol). Sekarang yang diperlukan sebetulnya eksekusi, bukan diskusi. Misalnya, pemerintah menganggarkan 10 persen APBD untuk mengembangkan sektor pertanian. Selain mengembangkan sektor pariwisata dan pertanian, perdagangan dan industri

kecil Bali, dari dulu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Penguatan sumber daya manusia pada bidang ini memang masih perlu perhatian, termasuk pada mental kewirausahaannya. Adagium ‘’orang luar jual bakso beli tanah, orang Bali jual tanah beli bakso’’ jangan dianggap sebagai lelucon. Tetapi, tamparan terhadap jiwa entrepreneurship kita. Orang Bali kalau masih ada yang ingin jadi pekerja migran Indonesia setelah situasi normal, sebaiknya tidak lebih dari dua tahun. Manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah kewirausahaan dan menjajaki pasar luar negeri. Selanjutnya pulang sebagai pengusaha dagang dan industri. Bila skenario itu jalan, Bali tidak hanya sukses menekan pengangguran, tetapi pada saatnya akan berhasil memacu pertumbuhan dengan pemerataan. Predikatnya: Growth with Equity and Quality. (kk)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.