terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
8 HALAMAN
NOMOR 283 TAHUN KE 72
Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418
Pengemban Pengamal Pancasila
selasa kliwon, 23 juni 2020 Objek Wisata Pantai Mulai Didatangi Pengunjung
Tanggul Sungai Pergung Jebol Subak Pecelengan Terdampak Subak Pecelengan di Desa Mendoyo Dangin Tukad terdampak banjir yang menerjang di Sungai Pergung. Akibat banjir, tanggul sepanjang 18 meter yang berbatasan dengan areal persawahan jebol.
Sejumlah objek wisata pantai di Kabupaten Badung mulai didatangi pengunjung. Padahal, pemerintah setempat belum memperbolehkan aktivitas wisatawan lantaran pandemi Covid-19. BADUNG | HAL. 3
OPINI
Relaksasi Ekonomi Pariwisata Oleh Dr. I Ketut Mardjana
SETELAH empat bulan kegiatan pariwisata total berhenti, kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio membuka harapan pariwisata segera berdenyut. Lebih-lebih kunjungan ini untuk mengecek kesiapan Bali dalam membuka kembali (reopening) sektor pariwisata. Masyarakat semakin yakin setelah Gubernur Bali Wayan Koster memberikan sinyal positif tentang rencana tahapan pembukaan sektor pariwisata Bali walaupun rencana ini sifatnya tentatif tergantung kondusivitas Bali (Bali Post, 19 Juni 2020, hal. 1). Rencananya 9 Juli 2020 pariwisata dibuka khusus untuk masyarakat lokal, kemudian Agustus dilanjutkan pembukaan untuk pariwisata domestik dan nasional. Sedangkan September akan dibuka untuk wisatawan mancanegara. Walaupun tentatif, masyarakat menangkap sinyal ini sebagai suatu yang pasti meskipun pelaksanaannya dapat sedikit bergeser. Pandangan ini mungkin dipengaruhi oleh faktor psikologis yang sangat menginginkan segera diperbolehkannya masyarakat untuk kembali melakukan kegiatan ekonomi. Mereka sudah bosan tinggal di rumah, mereka tidak punya penghasilan dan mereka ingin beraktivitas kembali. Oleh karena itu, desakan untuk segera secara resmi dibukanya sektor ekonomi, termasuk sektor pariwisata, terus mengalir. Mereka melihat bahwa makin lama aktivitas masyarakat ditahan maka akan makin membahayakan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Petaka di sektor pariwisata yang terjadi dalam empat bulan terakhir ini mempunyai pengaruh negatif ke mana-mana. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I tahun 2020 negatif 1,14%. Pertumbuhan ekonomi negatif ini memberikan indikasi lesunya pergerakan ekonomi Bali. Sektor industri pendukung pariwisata berhenti beroperasi, sektor primer seperti hasil pertanian tidak terserap oleh pasar dan UMKM terpukul. Sekitar 1,2 juta pekerja kehilangan mata pencahariannya, di mana mereka harus berjuang untuk bisa mempertahankan hidup. Hal. 7 Menuju Penerapan Kenormalan
balipost http://facebook.com/balipost
JEMBRANA | HAL. 4
KLUNGKUNG | HAL. 5
KINERJA PEMPROV BALI DIAPRESIASI PUSAT
Denpasar (Bali Post) Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 karena transmisi lokal belakangan merangkak naik. Salah satu yang menjadi klaster penyebarannya adalah pasar tradisional. Namun, hal ini rupanya tak menyurutkan langkah Bali untuk memenangkan Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru, Produktif dan Aman dari Covid-19 yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri. Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra hadir dalam acara penyerahan piagam juara dan hadiah di Sasana Bhakti Praja Gedung C, Jakarta, Senin (22/6) kemarin. Bali menyabet dua penghargaan sekaligus dari tujuh kategori yang dilombakan. Kategori pertama, Provinsi Bali menyabet gelar terhormat Juara I untuk sektor/klaster Pasar Tradisional. Atas prestasi ini Provinsi Bali mendapat hadiah berupa tambahan Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 3 miliar. Bali juga memperoleh juara II untuk kategori Transportasi Publik dengan nominal hadiah berupa tambahan DID sebesar Rp 2 miliar. Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto. Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin secara virtual mengapresiasi penyelenggaraan Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru, Produktif dan Aman Covid-19. Utamanya dalam memperkuat kesiapan daerah memasuki tatanan normal baru. ‘’Sudah tentu diperlukan inovasi yang menjadi kunci keberhasilan suatu daerah memasuki era produktif dan aman Covid-19,’’ ujarnya. Ma’ruf Amin mengaku telah mendengar lebih dari 2.517 inovasi di sektor pasar tradisional, pasar modern, restoran, hotel,
PTSP, tempat wisata dan transportasi umum. Semua inovasi ini merupakan sumbangan bagi daerah dan sektor ekonomi lainnya untuk dapat segera menyiapkan tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengatakan, sebagai sesuatu yang baru, tatanan ini memerlukan pengenalan atau prakondisi agar seluruh masyarakat siap dan mampu beradaptasi. Prakondisi ini dilakukan dengan protokol kesehatan dalam berbagai sektor kesehatan dengan simulasi-simulasi. Upaya prakondisi ini diinisiasi terutama oleh pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga, juga oleh pemerintah daerah di semua tingkatan dengan tujuan agar terjadi gerakan nasional kebersamaan menuju tatanan baru. ‘’Peran pemda menjadi sangat penting, karena 548 pemda tingkat I provinsi, dan tingkat II kabupaten/kota bersentuhan langsung dengan masyarakat masing-masing,’’ ujarnya. Untuk memulai aktivitas ekonomi dalam tatanan normal baru, lanjut Tito, suatu wilayah harus dipastikan kondusif dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Ada rambu-rambu yang dikeluarkan oleh WHO agar tatanan normal baru produktif, aman Covid-19 dapat terwujud. Persyaratan yang kedua adalah tersedianya layanan dan sistem kesehatan untuk menangani Covid-19. Persyaratan ketiga adalah kemampuan dalam melakukan pelacakan yang ditandai dengan kecukupan jumlah pelaksanaan testing, dan yang keempat perubahan perilaku masyarakat yang tidak bisa ditawar dalam kondisi tatanan baru. (kmb)
JUARA - Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra saat menerima piagam juara dan hadiah di Sasana Bhakti Praja Gedung C, Jakarta, Senin (22/6) kemarin.
PEREKONOMIAN di Indonesia yang saat ini tengah terdampak pandemi Covid-19, kondisinya lebih berat dibanding ketika krisis ekonomi tahun 1998. Pada tahun 1998, pihak yang terdampak adalah sektor perbankan dan konglomerat besar. Namun, saat ini seluruh sektor dan kelas ekonomi turut terdampak oleh pandemi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hal itu saat bertemu dengan sejumlah purnawirawan, di Istana Bogor, Jumat (19/6).
P
residen Jokowi menegaskan, keadaan ekonomi Indonesia akan sangat berat khususnya pada kuartal kedua tahun 2020 ini. Pertumbuhan ekonomi pun diprediksi akan turun hingga minus. ‘’Saya harus berbicara apa adanya. Di kuartal kedua ini, kita akan minus. Mungkin sampai minus tiga sampai 3,8 persen. Perkiraan kami seperti itu,’’ ujarnya. Pernyataan Presiden Jokowi bahwa semua sektor dan kelas ekonomi terdampak pandemi Covid-19 itu, termasuk kondisi yang sama juga terjadi di Bali, diakui Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Adi
@balipost_com http://instagram.com/balipostcom
Dewan Desak Segera Realisasikan Insentif Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19 ini sudah menjalankan tugastugasnya dengan maksimal, sehingga layak mendapatkan insentif. Bukan sebaliknya justru dilakukan pengurangan pendapatan.
Momentum Mitigasi Penyangga Ekonomi Nugroho. Dikatakan, minusnya pertumbuhan ekonomi Bali karena pariwisata yang merupakan tulang punggung ekonomi Bali terpukul keras dengan adanya pandemi Covid-19.
@balipostcom http://twitter.com/balipostcom
Kecenderungan terburuk dari kondisi ini akan membuat Bali tidak percaya pada pariwisata dan beralih ke sektor lain, seperti yang disampaikan Gubernur Bali akan fokus ke ekspor khususnya pertanian dan industri. Adi Nugroho berharap kondisi ini oleh para pemangku kepentingan dijadik a n momen-
tum untuk menumbuhkan sektor lain, sehingga ke depan sektor ekonomi yang kuat tidak hanya pariwisata tetapi memiliki sektor lain sebagai andalan yang bisa sekuat pariwisata. Dengan kata lain, kondisi ini dijadikan momentum mitigasi penyangga ekonomi Bali. Adi Nugroho menambahkan, Gubernur Bali Wayan Koster sempat menyatakan Bali akan lebih fokus pada ekspor khususnya komoditi pertanian dan industri, baik industri pangan, farmasi dan kosmetik berbahan herbal, tekstil, kerajinan, elektronika serta telematika. ‘’Industri yang dikuatkan dengan hara-
pan bisa mengimbangi kuatnya sektor pariwisata, karena beliau (Gubernur Bali - red) berpikir kita terlalu tergantung pada pariwisata, tidak sehat,’’ ujarnya. Menurut Adi Nugroho, sektor lain selain pariwisata memungkinkan untuk bisa dikembangkan walaupun tidak bisa buru-buru. Dibutuhkan upaya dan waktu yang tidak sedikit. ‘’Yang jelas, niat sudah ada dan ini sesuatu yang positif karena didasarkan pada kesadaran terlalu bergantungnya Bali pada sektor pariwisata itu membuat ekonomi Bali menjadi rapuh ketika menghadapi situasi seperti ini,’’ katanya. (kk)
’’Yang jelas, niat sudah ada dan ini sesuatu yang positif karena didasarkan pada kesadaran terlalu bergantungnya Bali pada sektor pariwisata itu membuat ekonomi Bali menjadi rapuh ketika menghadapi situasi seperti ini.’’ Adi Nugroho Kepala Badan Pusat Statistik Bali
Inovasi ’’Triple Helix’’ MENJAGA ketahanan ekonomi atau setidaknya bertahan saat pandemi haruslah menjadi program strategis saat ini. Ada banyak hal yang bisa dioptimalkan dalam hal ini sebuah sistem inovasi dikenal istilah triple helix yakni penggabungan atau kerja sama yang terjadi antara pemerintah, akademisi atau institusi pendidikan, dan dunia usaha atau industri. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unud Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T., Ph.D. menegaskan hal itu, Senin (22/6) kemarin. Menurut Agoes Ganesha Rahyuda, saat ini kita tidak bicara after pandemic, namun berada di masa pandemi. Masa pandemi bukan melakukan upaya untuk recovery tetapi melakukan upaya untuk bertahan (survive). ‘’Karena para karyawan tidak menyangka situasi ini akan terjadi, kemudian dia bergeser ke situasi ini, terjadi kepanikan akibat PHK. Para korban PHK harus tetap mencoba survive dalam kondisi pandemi,’’ jelasnya. Ia menambahkan, kalangan akademisi mengkaji bahwa masyarakat yang di-PHK atau unpaid leave akan melakukan pergeseran profil pekerjaan. Awalnya mungkin karyawan kemudian bergeser menjadi entrepreneur di bidang industri kreatif seperti kuliner melalui instagram, jasa periklanan menggunakan sosial media untuk membantu melakukan
promosi, industri kerajinan dan lain sebagainya. Masa pandemi di dalam upaya bertahan, menurutnya, tidak bisa dihadapi sendiri, harus bekerja sama bergotong royong. Begitu terjadi pergeseran dari karyawan menuju entrepreneur di industri kreatif, pemerintah harus menyambut bola ini. Hal. 7 Tak Bisa Andalkan Pariwisata
’’Dengan ketiga elemen itu melakukan kerja sama, saya yakin di masa survival ini ekonomi Bali dan ekonomi masyarakat Bali bisa terdongkrak, memiliki daya ungkit yang tidak lagi terfokus pada pariwisata.’’ Agoes Ganesha Rahyuda Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud
Tak Ada Kebocoran Data Pasien Covid-19
BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 SENIN, 22 Juni 2020 Dewi, Denpasar Jumlah Penerimaan Hari Ini Jumlah Penerimaan Sebelumnya Total Penerimaan
Rp
100.000
Rp 100.000 Rp 58.605.000 Rp 58.705.000
Denpasar (Bali Post) Perbedaan data kasus Covid-19 di Bali masih saja terjadi. Salah satunya tampak dalam update, Minggu (21/6), terdapat perbedaan yang mencolok antara data Gugus Tugas Nasional dan Provinsi Bali. Gugus Tugas Nasional mengumumkan penambahan 37 kasus baru, sedangkan Pemprov Bali hanya
mencatat tambahan 32 kasus. ‘’Itu salah pendataan di pusat, nanti diperbaiki hari ini (Senin, 22 Juni 2020 - red). Pusat yang salah, bukan kita. Biasa gitu, mungkin salah ketik saja,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, Senin (22/6) kemarin. Menurut Suarjaya, perbedaan data dengan Gugus Tugas
Nasional sudah dua kali dialami Bali. Ia memastikan, data yang benar dan valid tetap yang dikeluarkan oleh Provinsi Bali. Namun, terkadang ada saja pihak yang mengambil data di luar data Diskes Provinsi Bali. Padahal, data itu tidak benar. ‘’Di luar itu (data Diskes Provinsi Bali - red), kami tidak tanggung jawab, karena kan
’’Cuma kadang-kadang kan dikutip terlalu cepat, sehingga belum divalidasi sudah dikutip, kan gitu. Kadang-kadang ada overlapping datanya, karena data kemarin sudah dilaporkan, besoknya dilaporkan lagi.’’ dr. Ketut Suarjaya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali
saya tidak tahu dari mana dapat data,’’ tegasnya. Suarjaya menegaskan, pihaknya tidak ada menyembunyikan kasus-kasus positif Covid-19 di Bali. Setiap ada kasus positif, pasti didata termasuk yang meninggal dunia. Alurnya, fasilitas kesehatan mengirim data pasien dengan hasil uji swab positif Covid-19 ke Diskes
kabupaten/kota, lalu ke Diskes Provinsi Bali, dan terakhir dikirim ke pemerintah pusat. Data tersebut muncul dalam aplikasi realtime. Selain itu, ada tim validasi yang khusus mengecek, sehingga data dipastikan sinkron antara kabupaten/ kota dan provinsi. Hal. 7 Data Pasien Bersifat Terpadu
’’Dengan adanya begini, walaupun itu bukan data kita, setidaknya kita akan meningkatkan sistem keamanan kita. Kalau menelusuri itu, nanti kepolisian yang akan menelusuri.’’ Gede Pramana Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali