HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA
Bali Post
20 HALAMAN SEJAK 1948
NOMOR 7 TAHUN KE 62 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id HARGA LANGGANAN Rp. 90.000 ECERAN Rp 3.500
Pengemban Pengamal Pancasila
MINGGU PON, 23 AGUSTUS 2009
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Facsimile: 227418
Seniman Bali Protes
Tari Pendet Dipakai Promosi Malaysia Denpasar (Bali Post) Setelah Reog Ponorogo diklaim milik Malaysia, kini tari Pendet warisan budaya Bali terkesan ikut diklaim Malaysia. Akibatnya, puluhan seniman Bali memprotes tindakan Malaysia yang terkesan mengklaim tari Pendet Bali yang digunakan untuk iklan oleh negeri jiran itu. Protes dipimpin guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Wayan Dibia, M.A. Protes ini disampaikan kepada Ida Ayu Agung Mas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI) di Taman Budaya Denpasar, Sabtu (22/ 8) kemarin. Tari Pendet yang dibawakan wanita berbusana adat Bali ditayangkan berkali-kali dalam iklan Visit Malaysia Year, padahal sesungguhnya jenis tarian tersebut merupakan warisan budaya Bali secara turun-temurun. Berdasarkan pengamatan Dibia, penari Pendet dalam iklan tersebut merupakan alumnus ISI Denpasar yang bernama Lusia dan
Wiwik. ‘’Pengambilan gambar tersebut dilakukan sekitar dua tahun lalu,’’ kata Prof. Dibia. Kepada pemerintah ia menyerukan protesnya agar dapat mempertahankan produk kesenian yang ada untuk kembali didata dan didaftarkan sehingga tidak mudah diklaim oleh negara lain. “Tari Pendet merupakan bagian dari warisan budaya kita, yang mana dalam tarian tersebut menampilkan nilainilai seni dan simbol-simbol budaya yang hanya dimiliki oleh tradisi budaya Hindu di Bali,” katanya. Sementara Ida Ayu Agung Mas mendukung bentuk protes ini dan secepatnya akan
menyampaikan kepada pemerintah Malaysia. Dibia mengatakan bahwa pemerintah punya peran penting untuk mendata dan mendaftarkan kembali budaya-budaya yang terpencar, sehingga nantinya tidak mudah diklaim negara lain. Hal tersebut harus ditindaklanjuti dengan serius mengingat Malaysia telah beberapa kali melakukan klaim terhadap budaya Indonesia. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan demonstrasi pementasan tari Pendet oleh penari Ibu Arini dan dua orang cucunya yakni Gung Cahya dan Gung Ari. (kmb23/ant)
Digagas Seniman Rindi dan Reneng
BPM/edi
PENDET - Seniman Arini bersama dua penari cilik, Sabtu (22/8) kemarin, membawakan tarian Pendet saat melakukan aksi protes terhadap pemerintahan Malaysia yang menggunakan tarian ini sebagai media promosi pariwisata.
Teroris Himpun Dana Pakai Cara Konvensional Jakarta (Bali Post) Para pelaku kejahatan terorisme dalam melaksanakan aksinya terbilang tidak terlalu canggih. Terutama dalam menghimpun dana. Hal ini dilakukan mereka justru dengan cara konvensional yakni dana tunai langsung, agar bisa terhindar dari pelacakan transaksi keuangan. Demikian kata Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein, di Jakarta, Sabtu (22/ 8) kemarin.
Menurut dia, para teroris tidak menggunakan dana yang berasal dari transaksi sistem perbankan antarnegara. PPATK menduga aliran dana asing penyokong aksi pengeboman itu kemungkinan besar diberikan secara tunai tanpa terdeteksi. “Kami tidak lihat dari asing, karena mereka tidak bodoh juga memakai sistem itu. Pasti pakai cash (tunai-red) untuk menghindari pelacakan PPATK,” ujarnya. Dijelaskan Yunus, jika sistem transfer uang antarne-
gagara itu dilakukan jaringan teror antarnegara, sudah pasti mudah terdeteksi. Sebenarnya, Ditjen Bea dan Cukai Depkeu lebih mampu mendeteksi transaksi semacam itu. Pasalnya, jika ada Rp 100 juta saja lewat kepabeanan, diwajibkan harus melapor kepada instansi itu. Kalau tidak dilakukan, dapat dikenakan denda. Yunus yakin tidak terdeteksinya aliran dana asing itu karena banyak celah di nusantara ini. Bisa saja mela-
lui jalur yang tidak resmi. Apalagi wilayah Indonesia ini sangat luas dengan banyaknya pintu masuk yang resmi maupun tidak resmi. Mungkin banyak yang sulit terdeteksi oleh aparat. ‘’Kemungkinan terdeteksi juga ada, tetapi boleh jadi sangat kecil,’’ ungkapnya. PPATK, jelas Yunus, memastikan transaksi uang melalui sistem perbankan terkait kasus terorisme itu berasal dari dalam negeri. Pasalnya, pelacakan reken-
Koalisi
PDI-P Ditinggal Pendukungnya Yogyakarta (Bali Post) Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), AAGN Ary Dwipayana, menilai rencana koalisi di tingkat parlemen antara Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sarat dengan kepentingan internal partai masing-masing. “Tujuannya agar tetap eksis dalam peta politik nasional,” katanya di Yogyakarta, Sabtu (22/8) kemarin. Hal.19 Menguntungkan PDI-P
2
NAAS menimpa bocah 11 tahun asal Banjar Kutapang Kangin, Batununggul, Nusa Penida, Kadek Artawan, Sabtu (22/8) kemarin. Sepulang sekolah, bocah yang tercatat sebagai siswa SD itu menumpangi sebuah truk. Naas, truk yang ditumpanginya terjerembab ke jalan jebol dan terguling. Korban terlempar hingga meninggal dunia dengan sejumlah luka di tubuhnya.
HIBURAN
BPM/dok
Wayan Dibia wujud ungkapan dan ucapan selamat datang. Mengenai penggagas dari tarian tersebut menurut Dibia adalah dua seniman kelahiran Desa Sumertha Denpasar yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. ‘’Kedua seniman ini
menciptakan tari Pendet penyambutan dengan empat orang penari untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukan turis di sejumlah hotel yang ada di Denpasar,’’ tambahnya. Hal.19 Menambah Penari
Barack Obama Diincar Noordin
FAKTA
DAERAH
ing milik Saefuddin Jaelani alias Saefuddin Zuhri, hanya ratusan ribu rupiah. Bukan Rp 1 miliar seperti yang diperkirakan pihak kepolisian. ‘’Setelah dicek tidak sampai, hanya ratusan ribu rupiah,’’ ujarnya. Lebih lanjut diungkapkan Yunus Husein, berdasarkan data dari 2004-2009, transaksi dalam negeri untuk keperluan teror itu sudah ditemukan sebanyak 80 transaksi. Hal.19 Sepuluh Wilayah
TARI Pendet atau tari selamat datang merupakan salah satu tarian yang paling tua di antara tari-tarian sejenis yang ada di Pulau Dewata. “Berdasarkan beberapa catatan, para ahli seni pertunjukan Bali sepakat untuk menyebutkan tahun 1950 sebagai tahun kelahiran tari Pendet,” ungkap guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Wayan Dibia di Denpasar. Ia mengatakan sejak diciptakannya tarian itu selalu dijadikan acara pembuka bagi sajian tari Bali lainnya, baik untuk suguhan para tamu penting yang datang ke Bali maupun yang ditampilkan ke mancanegara. “Tari Pendet adalah tarian kelompok yang biasanya ditarikan oleh sekelompok remaja putri di mana setiap penari membawa sebuah bokor yang berisikan bunga berwarna-warni,” tambahnya. Pada akhir tariannya, mereka para penari menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton, sebagai
BPM/dok
Barack Obama
Jakarta (Bali Post) Dikabarkan, Noordin M. Top akan mengincar Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama saat mengunjuungi Indonesia. Namun, ada harga yang harus dibayar gembong teroris paling dicari itu. Noordin dan kelompoknya harus mempertaruhkan kebebasannya jika mengincar Obama. “Dengan adanya Obama, dia (Noordin) turun gunung, mereka bisa kena (tertangkap),” kata psikolog hipnoterapis Mardigu, Sabtu (22/8) kemarin. Mardigu mengatakan ancaman kelompok Noordin tidak akan
membuat Obama takut. Obama justru akan membuat para teroris memperlihatkan diri karena kedatangan Obama memang yang paling ditunggu-tunggu. Mau tidak mau, kata Mardigu, kelompok Noordin harus keluar dari persembunyiannya jika mengincar Obama. Padahal, saat kedatangan Obama, pengamanan pasti diperketat. “Makanya Obama tetap berani datang kan,” kata pria yang kerap dilibatkan polisi untuk menangani para tersangka terorisme itu. Hal.19 Belum Bereaksi
ICAF Protes Polisi Lepas Muhjahri Abah Ali Bungkam Jakarta (Bali Post) Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) protes dan meminta kepolisian membeberkan alasan mengapa Muhjahri, pemilik rumah yang ditempati Ibrohim di Temanggung, Jawa Tengah itu akhirnya dibebaskan. Ditengarai, ada kejanggalan dalam proses pembebasan tersebut. “Polisi seharusnya menjelaskan alasannya, karena
tidak mungkin rumah yang di dalamnya ada tersangka teroris akhirnya dinyatakan tidak ada keterkaitan dengan pelaku pengeboman,” kata Koordinator ICAF Mustofa B. Nahrawardaya, Sabtu (22/8) kemarin. Selain itu, polisi juga diminta untuk menjelaskan sepenuhnya peran para pelaku teroris yang diburu dan sudah ditangkap. Hal ini pent-
ing, terutama agar tidak menimbulkan kecurigaan di lingkungan masyarakat. “Selama ini, para tersangka teroris tertangkap kamera media dengan kepala tertutup rapat topeng. Dengan sistem itu, maka menimbulkan fitnah di tengah masyarakat,” tambahnya. Pemberian informasi soal identitas ini juga dianggap penting agar opini publik
tidak mengarah pada generalisasi umat tertentu. Terutama pada kaum Muslimin dengan identitas berjenggot, bergamis, dan bercadar. “Akibat kerja seperti di atas, maka menimbulkan asumsi publik bahwa orang-orang yang berpenampilan seperti di atas patut diawasi dan dicurigai sebagai teroris,” jelasnya. Hal.19 Sulit Diinterogasi
18
MESKI akting adalah dunianya, namun Penelope Cruz menganggap pekerjaan itu sangat melelahkan. Baginya, mempertahankan satu emosi yang bukan dirinya sepanjang hari adalah tugas yang sangat berat. “Saya selalu merasa ketakutan dan gelisah saat berada di lokasi syuting,” ungkap aktris mantan pacar aktor Tom Cruise ini. Lantas, apa lagi pengakuannya?
Soal Pesangon Mantan Anggota Dewan
Banyak yang ”Ngambul’’, Ada yang Pasrah Enak juga menjadi anggota DPRD. Selain mendapat gaji dan berbagai tunjangan, mendapat pesangon pula. Seperti tenaga kerja di perusahaan saja, jika berhenti atau diberhentikan mendapat pesangon juga. Namun kali ini mereka tak pakedek pakenyum (riang gembira, red) lantaran besarnya pesangon yang diterima tak sesuai yang diharapkan.
UANG pensiun seluruh anggota DPRD Badung mencapai Rp 312 miliar. Masingmasing anggota perhitungannya enam kali uang representasi. Namun uang representasi tergantung dari posisi anggota Dewan bersangkutan. Wakil Ketua sementara DPRD Badung, Ketut Suiasa, mengatakan saat ini pembayaran dana purnabakti atau pensiun sudah tidak jadi masalah karena sudah diselesaikan. Yang menjadi masalah hanyalah acara pisah kenal anggota Dewan yang hingga kini tidak dilaksanakan. Hal.19 Banyak yang Kecewa
BPM/surpi
DEWAN - Anggota DPRD yang baru saat dilantik. Mantan anggota Dewan yang purnabakti di sejumlah daerah ngambul akibat kecilnya uang pesangon.
Dikira Rp 80 Juta, Ternyata Hanya Rp 8 Juta PARA wakil rakyat di Denpasar periode 2004-2009, telah mengakhiri masa tugasnya, Rabu (19/8) lalu. Pergantian posisi wakil rakyat periode ini ternyata tidak disambut gembira oleh para mantan anggota DPRD tersebut. Bahkan, tidak sedikit yang merasa tidak puas dengan yang diperolehnya di akhir masa tugasnya. Pasalnya, dana purnabakti yang diharapkan lumayan besar, dalam realisasinya jauh dari harapan. Dana purnabakti atau yang sering juga disebut jasa pengabdian ini jumlahnya jauh di bawah periode sebelumnya. Buktinya, para mantan anggota Dewan terhormat ini hanya kebagian Rp 8 juta lebih. Mereka mengaku telah menandatangani jatah dana purnabakti tersebut sejak Jumat (21/8) lalu. Sayangnya, kebahagiaan para wakil rakyat periode ini tidak sebesar periode-periode sebelumnya. Pasalnya, jatah dana purnabakti untuk tahun ini dinilai cukup kecil oleh para wakil rakyat ini. Hal.19 Merasa Jengkel