Edisi Sabtu 27 Juni 2020 | balipost.com

Page 1

terbit sejak 16 agustus 1948 perintis k. nadha

8 HALAMAN

HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

NOMOR 286 TAHUN KE 72

Online:http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764, 233801 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

sabtu wage, 27 juni 2020 Pemkot akan Data Seluruh Pedagang Pasar

balipost http://facebook.com/balipost

Kodim Siap Bantu Pemakaman Korban Covid-19 Mendapat informasi adanya penolakan kremasi jasad korban Covid-19 di wilayah Mumbul, Dandim 1611/Badung Kolonel Inf. Puguh Binawanto langsung turun tangan.

Pemkot Denpasar akan mendata pedagang di setiap pasar, termasuk pasar tumpah dan pasar pelataran dan melakukan pengetatan mobilitas pedagang.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra meresmikan fasilitas pengolahan material sampah di Banjar Belong, Desa Taro, Jumat (26/6) kemarin. Fasilitas ini merupakan kerja sama Pemkab Gianyar dengan Yayasan Bumi Sasmaya. GIANYAR | HAL. 5

Pelayanan Publik Tak Boleh Berhenti

’’Jika lembaga pelayanan publik bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik, ini akan diteladani oleh masyarakat agar mereka juga disiplin.’’ Dewa Made Indra Sekda Provinsi Bali

Bali Post/dok

SAMSAT – Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 di Bali, banyak warga berusaha mejalankan kewajiban untuk membayar pajak kendaraannya. Denpasar (Bali Post) Pelayanan publik tidak boleh berhenti di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, lembaga atau instansi yang tugasnya bersinggungan langsung dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat diingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kalau perlu agar menjadi contoh dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. ‘’Jika lembaga pelayanan publik bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik, ini akan diteladani oleh masyarakat agar mereka juga disiplin,’’ ujar Sekda Provinsi Bali Dewa Made

OPINI

Melihat Dunia Terbelah Oleh GPB Suka Arjawa

BANYAK yang mengungkapkan tentang kewaspadaan gelombang kedua dari pandemi Covid-19 ini. Pendapat ini muncul disebabkan oleh kenyataan adanya benturan keras antara sikap manusia dengan sifat (dan ketahanan) dari virus Corona itu. Baik secara perorangan, kelompok maupun negara, mempunyai cara yang amat beragam menyikapi virus yang sungguh-sungguh tangguh ini. Padahal, menghadapi Corona yang dapat berbiak dan cerdas (dan licik?) ini harus dilakukan dengan sikap bersama yang sama. Bukan hanya pribadi, tetapi seluruh umat manusia, seluruh dunia, seluruh manusia di muka bumi ini. Gagal dalam mempersamakan sikap itu, sudah pasti gagal menghadapinya dan gelombang kedua akan terjadi, mungkin juga gelombang yang lain dengan kekuatan dan kecerdasan virus yang sudah bertambah. Hanya alam kemudian yang mampu menghadapinya. Secara politik negara-negara di dunia mempunyai sikap terbelah dalam menghadapi Covid-19. Brazil dan Amerika Serikat terkesan kurang serius menghadapinya. Presiden Brazil konon mempunyai pendapat bahwa kehancuran ekonomi akan jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan penanganan virus tersebut. Akibatnya di negara ini korban berjatuhan sampai ratusan ribu, nomor dua di dunia. Di Amerika Serikat konon ada pendapat yang menyebutkan bahwa kelompok orang yang berumur di atas 60 tahun atau mereka yang dianggap sudah berumur tua, harap mempertanggungjawabkan sendiri perilakunya apabila terjangkit Corona. Pendapat ini muncul bisa jadi disebabkan oleh nilai kebebasan manusia harus dilindungi, ekonomi harus berjalan dan generasi muda akan kuat menghadapi terpaan bencana ini. Negara ini mencatatkan diri sebagai pemegang jumlah korban terbanyak di dunia yang meninggal akibat Covid-19. Di Eropa, segerombolan orang berjingkrak turun ke jalan raya mengekspresikan protes atas nama kebebasan. Manusia dianggap memiliki kebebasan dan bertanggung jawab sendiri atas kebebasan tersebut. Mungkin nilai ini muncul juga di Bali. Hal. 7 Memorakporandakan Nilai Kehidupan

BALI POST dan Bali TV bekerja sama dengan Yayasan Dharma Naradha menerima titipan sumbangsih anda untuk menyiapkan sembako beras petani Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” peduli dampak Covid-19. Sumbangsih dapat disalurkan langsung ke Redaksi Bali Post dan Bali TV atau langsung melalui : 1. Rekening Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Renon No: 010.01.13.00003-7 a/n Yayasan Dharma Naradha. 2. Rekening BRI Kantor Cabang Denpasar Gajah Mada No : 0017-01-003115-30-6 a/n Yayasan Dharma Naradha 3. Rekening BNI Cabang Gatot Subroto No : 8887788683 a/n Yayasan Dharma Naradha Bukti transfer dapat di-WA ke 082118183588 JUMAT, 26 JUNI 2020 Gede Pramana Rp 50.000 Jumlah Penerimaan Hari Ini Rp 50.000 Jumlah Penerimaan Sebelumnya Rp 58.855.000 Total Penerimaan Rp 58.905.000

Indra saat menjadi pembicara Webinar ‘’Pelayanan Publik dalam Tatanan Normal Baru’’ yang dilaksanakan Balai Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, Jumat (26/6) kemarin. Secara khusus, Dewa Indra mengapresiasi jajaran BKIPM karena tidak pernah menghentikan pelayanan selama pandemi. Mengingat, lembaga ini memiliki tugas yang sangat strategis terkait ekspor produk perikanan Bali. ‘’Kalau pelayanan sampai terganggu, ekonomi pasti juga terpengaruh,’’ imbuh Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali ini.

@balipost_com http://instagram.com/balipostcom

Fasilitas Pengolahan Sampah Diresmikan

BADUNG | HAL. 3

DENPASAR | HAL. 2

@balipostcom http://twitter.com/balipostcom

Dewa Indra mewanti-wanti agar sejumlah kebiasaan baru diterapkan dalam pemberian pelayanan publik dalam tatanan kehidupan era baru. Kebiasaan baru yang wajib dilaksanakan yaitu penggunaan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir hingga aturan jaga jarak (physical distancing). Dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat, lembaga terkait tak hanya melindungi seluruh petugas dari paparan Covid-19. ‘’Tapi juga sekaligus dapat memberi teladan kepada masyarakat,’’ jelasnya. Hal. 7 Tetap Produktif

Motivasi Dosen Tetap Berkarya DI TENGAH pandemi Covid-19 yang memaksa ruang gerak masyarakat serba terbatas, tidak menyurutkan produktivitas Kepala LLDikti Wilayah VIII Bali-Nusra Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si. untuk berkarya. Bahkan, dalam situasi ini Prof. Dasi Astawa mampu menciptakan lima buah karya buku dalam dua bulan. Hal ini dilakukannya untuk mendorong para tenaga pengajar (dosen) di perguruan tinggi agar memaknai pandemi Covid-19 dengan sebuah karya tulis. Minimal menghasilkan Bali Post/win karya buku. I Nengah Dasi Astawa Bagi Dasi Astawa, pandemi Covid-19 tidak hanya sebagai musibah, namun juga dimaknai sebagai sebuah berkah agar hidup tetap sehat (healthy), bahagia (happy) dan harmoni. Oleh karena itu, selama imbauan agar tetap dan belajar bekerja dari rumah, ia mengajak anak-anaknya untuk mengarang buku. Alhasil, dalam dua bulan dirinya mampu menghasilkan lima buah karya buku. ‘’Di masa Covid-19 kita harus produktif, efektif, dan selektif. Tidak boleh kita ngawur, tetapi benar-benar tetap produktif,’’ ujar Dasi Astawa dalam wawancara Bali Post Talk, Jumat (26/6) kemarin. Dasi Astawa melihat pemerintah bersama masyarakat Bali sangat baik dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Baik dari aspek pendidikan, kesehatan maupun aspek kreativitas. Namun, yang perlu dilakukan saat ini adalah memotivasi para SDM muda agar lebih tergerak dan semangat dalam menyongsong tatanan kehidupan normal baru (new normal). Pihaknya berharap agar masyarakat, terutama generasi muda, dalam mengkritik kebijakan pemerintah harus berdasarkan data dan informasi valid yang sifatnya membangun. Apalagi kalau sampai menyalahkan kebijakan pemerintah, harus bisa memberikan solusi baik, dan memikirkan dampak ke depannya. ‘’Saya melihat apa yang dilakukan duet maut Gubernur bersama Wakil Gubernur Bali dalam penanganan Covid-19 sangat baik, apalagi sudah diapresiasi oleh pemerintah pusat. Terkait ada sedikit kelemahan, itu hal yang biasa, karena tidak mungkin semuanya bisa dilakukan sempurna,’’ ujarnya. Dalam menyongsong tatanan kehidupan normal baru, kata Dasi Astawa, pihaknya berharap agar pembangunan di segala sektor (primer, sekunder dan tersier) diseimbangkan. Bahkan, antara sektor pariwisata, pertanian, sosial dan budaya tidak saling meniadakan. Namun, saling melengkapi dan menyeimbangkan untuk kemajuan Bali ke depannya. (win)

Perbankan Dihadapkan pada Pilihan Merger

Denpasar (Bali Post) Banyaknya keluhan dan pertanyaan muncul dengan mandeknya restrukturisasi dan relaksasi Non Performing Loan (NPL) yang ditangani industri keuangan khususnya perbankan. Kondisi itu dinilai karena perbankan abai terhadap konsep prudential sehingga kini dihadapkan pada pilihan merger.

P

engamat ekonomi Viraguna Bagoes Oka mengatakan, industri keuangan khususnya perbankan yang paling mendapat tekanan berat dalam melaksanakan restrukturisasi atau relaksasi kredit bermasalah usaha kecil atau UKM. ‘’Para pelaku usaha keuangan dan perbankan sejak jauh hari sudah diingatkan agar lebih berhati-hati, cermat dan cerdas dalam membaca situasi dan sinyal perekonomian lokal, regional dan global dalam mengelola industri perbankannya yang penuh ketidakpastian sejak perang dagang AS-China pada awal tahun 2018,’’ ujar Viraguna, Kamis (25/6). Viraguna menambahkan, perbankan yang lalai dan tidak peduli dengan konsep prudential dan mitigasi risiko, akibatnya saat ini dihadapkan pada situasi harus terkoreksi melalui cara konsolidasi atau pilihan merger. ‘’Lembaga keuangan

perbankan secara kodratnya harus selalu waspada dan sarat aturan yang berbasis kehati– hatian. Sehingga karena warning tersebut telah terabaikan, akibatnya harus memilih jalan merger,’’ ujarnya. Industri perbankan sejak di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), katanya, sudah tidak zamannya lagi untuk dapat berharap banyak atau bertumpu kepada otoritas BI dan OJK. Karena sejak kedua lembaga tersebut terpisah, telah menyebabkan OJK memiliki banyak kendala dan keterbatasan. Kendala dan keterbatasan tersebut antara lain tidak memiliki kewenangan dalam pemberian bantuan likuiditas darurat jika perbankan mengalami mismatch dalam mengelola likuiditasnya karena terhalang UU. ‘’Karena kewenangan tersebut tidak lagi dimiliki OJK sebagaimana halnya pada saat regulator BI dan pengawasan atau pem-

binaan bank masih menjadi satu-kesatuan yang berupa BLBI dan atau Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP),’’ ungkapnya. Apalagi setelah Covid-19 di era kebiasaan baru ini, perbankan dituntut untuk berada di garda terdepan untuk menjadi pelopor memberi relaksasi NPL debitur agar usahanya bisa bergerak kembali. Menurut Viraguna, hal ini mustahil dapat terwujud tanpa ada dukungan likuiditas nyata dari bank jangkar yang hanya wacana semata. ‘’Kita hanya akan tunggu waktu industri perbankan terutama bank buku I dan BPR yang tidak sehat harusnya sudah siap-siap untuk konsolidasi/merger jika tidak ingin ditutup sesuai ketentuan perundang-undangan kalau pandemik atau PSBB serta perekonomian tidak dibuka pada akhir Juli 2020,’’ tegasnya. Dikonfirmasi terpisah, Ke-

’’Lembaga keuangan perbankan secara kodratnya harus selalu waspada dan sarat aturan yang berbasis kehati-hatian. Sehingga karena warning tersebut telah terabaikan, akibatnya harus memilih jalan merger.’’

’’Walaupun ada aturan yang memungkinkan OJK memaksa BPR-BPR merger, saya belum menempuh cara itu di Bali. Tapi, tetap saya imbau para pemegang saham untuk memilih merger atau konsolidasi karena itu juga untuk kebaikan BPR.’’

Viraguna Bagoes Oka Pengamat Ekonomi

Elyanus Pongsoda Kepala OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara

pala OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda mengatakan, langkah merger dan konsolidasi perbankan adalah salah satu langkah penguatan kelembagaan perbankan yang sejak dahulu

telah diterapkan oleh otoritas perbankan, baik saat pengawasan ada di BI sampai saat di era OJK ini. Hal. 7 Memperkuat Permodalan Bank

Banyak Lontar ’’Moksah’’ Dimakan ’’Ngetnget’’

BALI kaya akan pengetahuan leluhur yang ditulis dalam lontar. Lontar-lontar tersebut tersebar di seluruh Bali. Warisan adilihung ini penting dilestarikan karena mengandung berbagai pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Sebab, banyak lontar yang ‘’moksah’’(rusak) karena

Bali Post/ist

Wayan Suarmaja

dimakan ngetnget (sejenis serangga). Tokoh Puri Kauhan Ubud AAGN Ari Dwipayana mengatakan hal itu saat membuka Webinar Babar Lontar #2, Literasi Bali Era Baru, bertema ‘’Membuka Perpustakaan Puri, Pendeta dan Masyarakat di Kabupaten Gianyar’’, Rabu (24/6) malam. Webinar ini dipandu

Bali Post/ist

Ida Bagus Oka Manobhawa

Sugi Lanus, pembaca lontar Jawa Kuno dan Bali. Ari Dwipayana menyampaikan, upaya penyelamatan manuskrif lontar penting dilakukan. Manuskrip itu harus dikonservasi dengan baik. Selain dirawat, isi atau tema masing-masing lontar perlu dikatalogisasi, sehingga ada

Bali Post/ist

AAGN Ari Dwipayana

database yang lengkap. Koordinator Staf Khusus Presiden RI ini menambahkan, selain katalogisasi, yang penting lagi dilakukan adalah digitalisasi lontar. ‘’Digitalisasi ini penting karena lontar memiliki keterbatasan umur. Selain itu perlu dilakukan alih aksara atau transliterasi, dan alih bahasa (translasi) sehingga isi lontar yang ditulis dipahami dalam bahasa yang berbeda. Hal yang tak kalah pentingnya adalah publikasi dan santifikasi lontar,’’ ujarnya. Ia menambahkan, Puri Kauhan Ubud telah membuka lontar koleksinya untuk discan, diformat secara digital dan bisa diakses secara online melalui website www.purikauhanubud. org. Keluarga Puri Kauhan Ubud memberikan kepercayaan itu kepada Hanacaraka Society dan Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar. Koordinator Penyuluh Ba-

hasa Bali Provinsi Bali Wayan Suarmaja menyampaikan, lontar merupakan warisan intelektual masyarakat Bali yang mengandung banyak pengetahuan bagi kehidupan. Masyarakat mestinya kembali membuka-buka lontar yang dimiliki dan belajar membacanya agar naskah-naskah tersebut tidak rusak. Selanjutnya, pengetahuan yang terkandung dalam naskah lontar itu bisa disebarluaskan ke masyarakat. Dalam konteks perawatan naskah lontar, katanya, peran Penyuluh Bahasa Bali sangatlah strategis. Dengan kerja tim dan bekerja sama dengan instansi terkait, Penyuluh Bahasa Bali melakukan konservasi (membersihkan naskah), ngawacen (membaca) dan mencatat hasil identifikasi naskah yang dirawat. Hal. 7 Lontar Menyimpan Informasi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.