Edisi 04 Maret 2010 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771

No. 43 tahun IV Kamis, 4 Maret 2010 8 Halaman

Free Daily Newspaper

Layanan Antar Rp. 35.000/bulan (Jabodetabek)

Pasar Butuh Kepastian

OP Beras Dipangkas

2014, RI Swasembada Kedelai

KEPALA Negara dinilai harus memberi pertanggungjawaban atas keputusan Rapat Paripurna DPR tentang hasil Pansus Bank Century, agar tidak berdampak negatif terhadap perekonomian nasional. “Apapun opsi...hal. 1

PEMERINTAH akan mengurangi kegiatan operasi pasar (OP) beras di beberapa daerah, karena harga beras relatif stabil. “OP sangat selektif, walau di Maluku masih diadakan OP, namun hari-hari...hal. 2

PEMERINTAH merencanakan untuk mengurangi impor kedelai dan menargetkan swasembada kedelai pada 2014. “Kita akan mengurangi impor hingga 20 persen per tahun dan meningkatkan produksi...hal. 3

Pengemban Pengamal Pancasila

www.suluhindonesia.com

Massa Vs Polisi

Bentrok

Suluh Indonesia/ade

BENTROK - Polisi berpakaian preman menangkap seorang pengunjuk rasa saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI Jakarta, kemarin. Aksi dari berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat tersebut berakhir bentrok.

JAKARTA - Massa pengunjuk rasa penentang kebijakan pengucuran dana talangan (bailout) kepada Bank Century bentrok dengan aparat kepolisian di depan Gedung DPR Jakarta. Bentrokan terjadi ketika ratusan pengunjuk rasa berusaha merangsek masuk halaman Gedung DPR yang dijaga ketat ratusan aparat kepolisian. Massa kemudian terprovokasi dan melempari aparat kepolisian dengan batu dan kayu. Karena terus terdesak akibat serangan itu, polisi melakukan balasan dengan menembakkan air melalui kendaraan water cannon serta gas air mata untuk menghalau pengunjuk rasa. Akibat peristiwa itu, sejumlah polisi, pengunjuk rasa dan wartawan ada yang mengalami luka-luka. Sekitar 30 mahasiswa pengunjuk rasa yang tidak sempat lari, diinterogasi di depan gerbang Gedung DPR. Namun, mereka akhirnya dilepaskan karena polisi tidak menemukan adanya orang yang diduga provokator di antara mereka. Sementara itu, tiga orang yang diduga sebagai provokator diamankan aparat kepolisian. (son)

Marzuki Alie :

Kebenaran Tak Bisa Divoting JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan, kebenaran atas kasus Bank Century tidak bisa diputus dengan voting sehingga muncul pendapat agar Opsi A C diterima secara bersama-sama. ‘’Ini bukan opsi baru karena baik Opsi A dan C tidak ada kebenaran mutlak sehingga pandangan atas kedua Opsi itu diterima saja,” katanya terkait dengan alotnya lobi di Rapat Pimpinan DPR untuk memutuskan pengambilan kesimpulan atas kasus Bank Century di Gedung DPR Jakarta, kemarin. Marzuki juga mencontohkan keputusan hukum saja ada istilah dissenting opinion atau keputusan yang berbeda tetapi tetap dihargai sebagai sebuah keputusan.

Ketika ditanya apakah hal itu membuat pengambilan keputusan akan lebih rumit, Marzuki mengatakan, hal itu tidaklah rumit. Ia justru menuding ada pihak-pihak yang memaksakan kehendak untuk memilih satu diantara dua opsi itu. Sebelumnya, lima Fraksi yakni Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, dan Hanura menyatakan memilih Opsi C yaitu menyatakan pemberian fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) dan penyertaan modal sementara (PMS) bagi Bank Century bermasalah. Sementara, Fraksi Demokrat dan dan FKB memilih Opsi A yaitu menyatakan pemberian FPJP dan PMS tidak bermasalah, karena dilakukan untuk mencegah krisis dan sudah sesuai peraturan perun-

dang-undangan. Sedangkan FPAN dan F-PPP tidak jelas menentukan opsi pilihannya. Dengan demikian, sebagian besar fraksi tetap pada sikapnya yaitu mengganggap ada pelanggaran dalam bailout Century senilai Rp 6,7 triliun. Hingga menjelang dini hari, setelah sidang diskors lebih dari tujuh jam, rapat kembali digelar untuk menentukan kesepakatan apakah opsi baru yaitu gabungan Opsi A dan Opsi C belum dapat disepakati. Pakar hukum Adnan Buyung Nasution mengatakan, sangatlah tidak mungkin Opsi A dan C menjadi keputusan, karena hal itu tidak sesuai dengan rekomendasi Pansus Century yang meminta satu pilihan dari dua opsi itu. (har/son)

DPR Lahirkan Opsi A Plus C JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, dari hasil lobi antara pimpinan fraksidengan pimpinan DPR dihasilkan usulan penambahan opsi A plus C oleh empat F-Demokrat, F-PAN, F-PPP, dan F-PKB. Marzuki Alie kemudian mempersilakan juru bicara F-PPP menyampaikan rumusan opsi A plus C yang diusulkan empat fraksi itu. ‘’Yang dimaksudkan opsi A plus C adalah penerimaan secara sungguh-sungguh terhadap dua opsi yang disampaikan pada tanggal 2 Maret 2010 karena keduanya sama-sama mengandung kebenaran. Kedua opsi hanya berbeda dalam menilai kebijakan dan penyebutan nama sedangkan persamaan yang mendasar adalah samasama merekomendasikan tindak lanjut pada proses hukum,” kata juru bicara F-PPP. Sebelumnya, Marzuki menjelaskan, berdasarkan pandangan fraksi dalam forum lobi antara pimpinan fraksi dan Pimpinan DPR telah dicapai dua keputusan. Pertama terdapat dua pilihan materi pengambilan keputusan melalui mekan-

isme pemungutan suara secara terbuka terhadap kesimpulan dan rekomendasi yang disampaikan yaitu Opsi A atau C, dan kedua yaitu Opsi A atau C, atau Opsi gabungan A dan C. Tahapan selanjutnya adalah mekanisme pengambilan keputusan secara terbuka dengan suara terbanyak dalam voting pertama, apakah memilih pertama Opsi A atau C. Kedua yaitu memilih Opsi A atau C atau Opsi A Plus C. Keputusan adanya Opsi A Plus C itu langsung menuai hujan interupsi karena dinilai menyimpang dari hasil rumusan Pansus. ‘’Kalau di paripurna Opsi A Plus C tidak disetujui maka bisa saja dihapuskan,” katanya. Hal senada diungkap Mahfudz Sidiq, dari FPKS yang mengatakan bahwa usulan baru tentang Opsi A Plus C itu secara format tidak memenuhi syarat sebagai opsi kesimpulan, sebab tidak jelas mana kesimpuilan dan mana rekomendasi. ‘’Munculnya rumusan dua opsi itu karena ada substansi yang tidak dipertemukan sebagai satu kesimpulan,’’ katanya. (har/son)

SBY Ingatkan Pentingnya Stabilitas JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan kembali pentingnya kondisi politik yang stabil agar perekonomian dapat tumbuh untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. ‘’Agar kesejahteraan semakin meningkat maka ekonomi harus dapat dibangun dengan baik, dunia usaha, termasuk sektor riil dapat berkembang, keadaan dalam negeri harus aman damai, politik harus stabil, kohesi sosial dalam keadaan baik. Insya Allah ekonomi dapat tumbuh,’’ kata Presiden Yudhoyono dalam pidato perayaan Cap Go Meh bersama Jakarta, kemarin. Presiden mengajak seluruh rakyat untuk terus menjalin persatuan seraya membangun persahabatan dan kerjasama dengan bangsabangsa lain di dunia. Dalam era globalisasi, ia mengingatkan, Indonesia harus bermitra dengan negara-negara lain di dunia untuk memecahkan berbagai masalah global seperti perubahan iklim dan mengusahakan perdamaian dunia. Dalam membangun Indonesia lebih baik, Presiden juga mengingatkan agar seluruh bangsa tidak membeda-bedakan identitas suku bangsa, ras, maupun agama. ‘’Saya ajak saudara semua

apa pun identitasnya untuk bersama-sama membangun negeri ini dengan penuh kecintaan mendalam agar masa depan makin maju, bermartabat, serta makin sejahtera,” ucapnya. Dalam kondisi Indonesia sudah mengalami kemajuan demokrasi, ia mengingatkan agar tidak ada lagi perlakuan diskriminasi yang diterima oleh semua warga negara. Presiden dalam sambutannya menyampaikan penghargaan kepada etnis Tionghoa di Indonesia yang sejak dulu selalu memiliki andil dalam berdirinya negara Indonesia serta ikut berjuang dalam era pembangunan. Pada acara itu, Presiden dan seluruh tamu undangan menonton drama musikal selama satu jam yang diisi oleh penampilan artis senior Titiek Puspa serta penyanyi Delon yang menyanyikan lagu-lagu karya Presiden Yudhoyono. Dalam beberapa dialog, drama musikal itu memuji pemerintah yang mengerti rakyat kecil, menurunkan harga barang pokok, serta mengecam aksi unjuk rasa marak terjadi. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap belum mau mengomentari perkembangan rapat paripurna DPR mengenai kasus Bank Century. (har)

The North Jack Lempari Iring-iringan Presiden SUPORTER sepak bola kembali berulah. Kali ini pendukung Persitara Jakarta Utara alias The North Jack diduga melempari iring-iringan kendaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Apa sebenarnya yang terjadi ? Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Jakarta, kemarin mengatakan tak ada motif politik atau unsur kesengajaan dalam pelemparan kepada iring-iringan mobil Presiden oleh suporter sepakbola. Peristiwa itu terjadi di tol dalam kota Jakarta sekitar kawasan Rawamangun. ‘’Tadi pihak Polda

Metro Jaya sudah jelaskan ya, mereka yang melakukan sekedar iseng, tidak ada motif politik, tidak mengira bahwa itu rangkaian presiden,” katanya. Julian mengatakan Kepala Negara tidak merasa kecewa atas hal tersebut karena hanya salah paham semata-mata. Hal senada disampaikan

Staf Khusus Presiden bidang komunikasi dan media Heru Lelono. ‘’Saya dapat telepon dari teman di Mabes polri, katanya ada pelemparan mobil pas lewat Rawamangun, terus siapa saya tanya, suporter bola katanya. Mungkin karena saat itu mau nonton bola pingin sampai Kuningan cepat, karena presiden mau lewat secara protokoler maka terhambat. Tidak lihat presiden yang lewat, terus lempar itu, itu ceritanya,” kata Heru. Sementara itu, koordinator suporter kesebelasan Persitara

Jakarta Utara (The North Jack), Farid mengaku tidak melihat adanya tindakan pelemparan benda terhadap rombongan kendaraan Presiden Yudhoyono. ‘’Kalau saya lihat ada suporter melempar rombongan kendaraan Presiden, pasti akan saya amankan,” kata Farid. Farid menuturkan kendaraan yang ditumpangi pendukung Laskar Si Pitung itu berpapasan dengan rombongan kendaraan Presiden SBY di ruas Tol Wiyoto Wiyono di daerah Rawamangun. Farid menjelaskan dirinya

mendengar suara sirine mobil rombongan Presiden Yudhoyono dengan kecepatan yang tinggi dan tidak terjadi kepadatan atau kemacetan. Panglima The North Jack itu mengungkapkan para suporter berencana menyaksikan pertandingan Persitara melawan PSPS Pekanbaru di Stadion Bojonegoro Sumantri, Kuningan, Jakarta Selatan. Namun setelah keluar Tol Kuningan, iringan kendaraan suporter itu dibawa petugas patroli menuju Polda Metro Jaya. (son/har)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 04 Maret 2010 | Suluh Indonesia by e-Paper KMB - Issuu