Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771
No. 49 tahun IV Jumat, 12 Maret 2010 8 Halaman
Free Daily Newspaper
Layanan Antar Rp. 35.000/bulan (Jabodetabek)
Bahayakan Kepentingan Rakyat
BBM Tidak Naik
Ketatkan Pengawasan
PENGAMAT ekonomi Lembaga Riset Danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa, mengingatkan bahwa rencana sebagian kalangan DPR memboikot pembahasan APBNP 2010 akan membahayakan kepentingan rakyat...hal. 1
EKONOM Standard Chartered, Fauzi Ichsan, memperkirakan tidak akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2010. “Pemerintah menggunakan asumsi harga minyak 77 dolar AS per barel, maka...hal. 2
PUSAT Studi Kebijakan Publik (Puskepi) meminta agar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mengawasi spesifikasi jenis bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Hal itu dilakukan...hal. 3
Pengemban Pengamal Pancasila
www.suluhindonesia.com
Dua Jaksa Dipecat
Marzuki Alie
Didesak Mundur JAKARTA - Seorang anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) Mulyadi, berpendapat, desakan mundur Marzuki Alie dari Ketua DPR adalah hal yang mengada-ada, karena dalam undang-undang tidak mengatur hal itu. ‘’Marzuki Alie duduk sebagai anggota DPR itu karena UU pemilu dan undang-undang itu juga mengatakan bahwa partai pemenang pemilulah yang berhak menjadi Ketua DPR,” katanya di Jakarta, kemarin. Pernyataan Mulyadi tersebut disampaikan menjawab pertanyaan wartawan atas adanya desakan mundur ketua DPR Marzuki Alie. Menurut Mulyadi, posisi Ketua DPR tidak bisa digeser hanya karena ada desakan ataupun mosi tidak percaya. Mulyadi justru menilai orang-orang yang melontarkan desakan tersebut tidak mengerti undang-undang yang ada. Ia juga membantah bahwa bergulirnya isu dilakukan oleh internal PD terkait pemilihan ketua umum pada Munas mendatang. Menurut Mulyadi tidak mungkin kader PD mau menjatuhkan Marzuki Alie hanya karena ambisi untuk menjadi ketua umum.
Mulyadi yakin kompetisi untuk menjadi ketum PD tidak akan dilakukan dengan cara menjelekkan partainya sendiri. ‘’Justru saya melihat ada pihak-pihak diluar PD yang menginginkan PD lemah agar mudah diatur,” kata Mulyadi. Pihak luar, tambahnya, akan senang jika ketua DPRnya mudah diatur dan semakin mudah mencapai tujuan mereka. Mulyadi juga melihat dari pernyataan tuntutan yang ada nampaknya pihak luar itu ingin mengadu domba antara Ketua DPR dan Ketua FPD di DPR. ‘’Saya yakin keduanya juga paham dan tidak akan terpancing dengan permainan ini,” jelasnya. Sementara secara terpisah Pakar Hukum Tata Negara, Irman Putra Sidin mengatakan, adalah hak setiap warganegara untuk menuntut mundur sebagai bagian dari demokrasi. Namun, tambahnya pihak yang menuntut mundur hendaknya juga paham bahwa adalah hak orang yang dituntut mundur untuk tidak mau mundur, karena pada dasarnya setiap jabatan adalah kewajiban dan amanah yang harus dilaksanakan. ‘’Budaya mundur juga tidak lazim di Indonesia,’’ katanya. (har)
Suluh Indonesia/ade
DIMAKAMKAN - Peti jenazah Dulmatin alias Joko Pitono alias Amar Usman didorong sejumlah petugas dan keluarganya memasuki mobil ambulan untuk dimakamkan di kampung halamannya, Pemalang, Jateng, kemarin.
JAKARTA - Kejagung memecat dua jaksa karena terbukti telah melakukan berbagai pelanggaran tidak patut seperti diatur dalam kode etik jaksa. Ketua Majelis Kehormatan Jaksa (MKJ) yang juga menjabat Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) M Amari di Jakarta, kemarin menyatakan, kedua jaksa itu mendapatkan sanksi dipecat secara tidak hormat dan dipecat secara hormat. ‘’Pelanggaran kedua jaksa itu sudah diputus melalui MKJ,” katanya. MKJ menyidangkan 12 jaksa nakal, dan enam jaksa nakal tersebut penyidangannya dipimpin langsung oleh Jamintel M Amari. Ia mengatakan dari enam jaksa nakal yang disidangkan di MKJ tersebut, dua jaksa dipecat dan dua jaksa dicopot dari jabatan fungsionalnya. ‘’Dua jaksa lainnya masih dalam proses sidang,” katanya. Sebelumnya, Jamwas Hamzah Tadja, menyatakan, 12 jaksa itu akan dibawa ke MKJ untuk melakukan pembelaan. Kebanyakan kasus 12 jaksa yang diusulkan dipecat itu terkait tindak pemerasan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penyuapan. ‘’Kita harapkan pada 2010, penanganan kasus jaksa bermasalah itu sudah selesai,” katanya. (nas)
Polri Cari Bom Dulmatin JAKARTA - Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi mengatakan, Polri terus mencari bom yang diduga telah dirakit oleh Dulmatin dan kelompoknya. Bom itu diduga telah dirangkai karena polisi menemukan rangkaian pemicu bom yang bisa dikendalikan dari jarak jauh (remote control). ‘’Kami sedang mencari dimana bahan peledak atau bomnya karena kemarin pemicunya sudah ditemukan,” katanya usai apel latihan gabungan anti teror TNI/ Polri di Jakarta, kemarin. Polri akan mencari bahan peledak dan bom dari kelompok itu karena diduga memiliki efek ledakan yang lebih besar. Terkait dengan adanya senjata api yang dimiliki kelompok ini, Ito mengatakan, Polri telah menyita tujuh senjata api jenis revolver, pistol jenis FN, AK 47
dan M16. ‘’Jumlah senjata yang dimiliki mereka bisa saja lebih banyak lagi. Para tersangka yang tertangkap tidak mau buka mulut soal asal senjata itu,” katanya. Ito mengatakan, senjata itu diduga berasal dari luar negeri dan diselundupkan dengan bentuk komponen-komponen kecil. ‘’Senjata kan bisa dirakit. Asal usul senjata bisa dari mana saja. Ini juga yang sedang kita cari dari mana mereka mendapatkan snya,” katanya. Menurut dia, polisi juga mencari asal sekitar 7.000 butir peluru yang juga disita. Peluru-peluru itu diduga berasal dari luar namun ada juga yang berasal dari dalam negeri. ‘’Banyak peluru yang kelihatannya sudah tua dan bekas dipendam lama di dalam tanah. Bisa saja ini peluru yang diper-
oleh dari sisa konflik di Aceh. Peluru itu bisa dari mana saja,” ujarnya. Ito mengatakan, kelompok Dulmatin yang berlatih kemiliteran di Aceh tidak punya pelatih secara khusus tapi pelatih berasal dari kalangan mereka sendiri. ‘’Berlatihnya dengan cara berbagi pengalaman. Sebagian dari mereka kan pernah menjadi sukarelawan dan mendapatkan latihan militer di Philipina dan Afghanistan,” ujarnya. Soal aliran dana, Ito belum bisa menjelaskan dan Polri akan bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK). Polri menyita barang bukti kiriman uang dalam bentuk mata uang rupiah dan uang asing dari lokasi penangkapan di Pamulang. (tim)
Boikot Berdampak Negatif PADANG - Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Damsar mengingatkan kalangan, DPR agar memikirkan kembali wacana boikot terhadap sejumlah pejabat yang diduga terlibat kasus Bank Century, karena akan berdampak negatif bagi masyarakat. ‘’Kalau DPR memboikot kehadiran Menkeu Sri Mulyani dalam pembahasan RAPBN-P 2010, akan berdampak negatif bagi kepentingan masyarakat Indonesia,” kata di Padang, kemarin. Menurut dia, kalangan DPR seharusnya dapat memilah-milah antara kasus Bank Century, dengan pengajuan RAPBN-P 2010 oleh pemerintah. Dia mengatakan, pembahasan APBN-Perubahan merupakan kebutuhan rakyat Indonesia. Apabila tidak dilakukan revisi, maka akan mengakibatkan proyek-proyek di tingkat nasional menjadi terkendala. Kegiatan pembangunan tersebut, kata Damsar, jelas-jelas berkaitan dengan kepentingan masyarakat banyak. Karena itu, kata dia, kalau DPR melakukan boikot terhadap pejabat peme-
rintah dan mengakibatkan terganggunya pembahasan RAPBN-P, maka hal itu jelas berlawanan dengan yang diperjuangkan DPR. Mantan Dekan FISIP Unand itu mengatakan, apa yang diperjuangkan DPR termasuk mengungkap dugaan penyimpangan dalam kasus talangan dana ke Bank Century, adalah untuk mencari kebenaran. Ujung-ujung dari perjuangan itu adalah untuk kesejahteraan rakyat. ‘’Pembahasan RAPBN-P juga terkait dengan kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu, DPR jangan melakukan tindakan yang berlawanan dari misi idealnya,” kata Damsar. Menurut dia, DPR sudah membentuk tim untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rekomendasi kasus Bank Century. Rekomendasi itu juga akan ditindak lanjuti pemerintah. Dalam kaitan itu, dia mengingatkan, belum tepat mengatakan Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani bersalah, karena belum ada suatu putusan hukum yang berkekuatan hukum tetap. (ant)
Email Dulmatin Masih Diteliti JAKARTA - Salah satu petunjuk yang dimiliki Polri dalam mengungkap misteri kepulangan Dulmatin ke Indonesia adalah adanya email yang dikirim Dulmatin di warnet Multiplus sebelum ahli perakit bom itu tewas dalam penggerebakan oleh Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Polisi masih memeriksa kepada siapa email dikirim dan untuk tujuan apa. Kabareskrim Komjen Pol. Ito Sumardi menjelaskan polisi masih menelusuri dari mana dana untuk membiayai kelompok Dulmatin berasal. Untuk menelusuri itu, Polri akan meminta bantuan instansi lain. ‘’Masih kita telusuri melalui bank dan PPATK,” kata Ito. Soal tujuan Dulmatin masuk ke Indonesia untuk mengambil uang infak yang dikumpulkan jaringannya di Indonesia, Ito belum dapat memastikan. “Belum, masih ditelusuri,” kata Ito lagi. Dari kronologis penggerebekan, saat disergap Dulmatin diketahui tengah melakukan aktivitas di warnet. Saat itu Dulmatin sedang melakkan kontak kepada jaringannya melalui surat elektonik. Saat ini, CPU dan hard disk dari warnet yang digunakan Dulmatin mengirim email masih terus diselidki. Selain itu polisi juga mengamankan dokumen berupa
laptop dan CD, serta buku dari rumah kediaman Dr Fauzi di Gang Asem yang menjadi safe house Dulmatin selama berada di Indonesia. Pada bagian lain, Ito mengakui jajarannya telah menangkap satu orang teroris di Solo dan saat ini masih dalam pemeriksaan. Penangkapan tersebut berdasarkan hasil pengembangan dari teroris yang tertangkap di Aceh yang juga berkait dengan penggerebekan di Pamulang. ‘’Ini terkait yang di Aceh dan penggerebekan kemarin,” kata Ito. Dia mengatakan Polri masih akan terus mengembangkan keterangan dari bersangkutan termasuk kemungkinan keterkaitannya dengan kelompok Dulmatin. ‘’Kita masih kembangkan di mana-mana, mulai dari info kelompok-kelompok yang saat ini bisa diamankan Polri,” ujarnya. Kapolri Bambang Hendarso Danuri membenarkan tentang tertangkapnya teroris oleh anggota Densus 88 di Solo, namun Kapolri belum bersedia menjelaskan secara rinci. ‘’Pada saatnya nanti akan dijelaskan,” katanya. Hingga saat ini, Polri masih terus melakukan pemeriksaan instensif terhadap bersangkutan. Polri masih merahasiakan identitas teroris tersebut. (tim)
Tertembaknya Dulmatin Pengalihan Isu ? BERBAGAI spekulasi muncul terkait dengan terbunuhnya teroris Dulmatin. Yang dirasakan banyak pihak operasi pemberantasan terorisme tersebut hanya untuk mengalihkan opini menyusul banyaknya persoalan bangsa yang belum terselesaikan. Benarkah ? Pengamat Politik Dr Jajat Burhanudin menilai, tidak ada kaitan antara tertembaknya tersangka teroris Dulmatin dengan pengalihan isu Bank Century atau rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat
Barack Obama ke Indonesia. ‘’Tidak ada kaitannya. Soal perburuan teroris kan memang implementasi program polisi,” kata Jajat yang juga Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universi-
tas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada Seminar Membaca Ulang Peran Sosial Politik Organisasi Keagamaan Islam di Era Reformasi di Kantor LIPI Jakarta, kemarin. Menurut dia, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri seharusnya didukung, bukannya malah ditampik dan dinilai. Densus 88 menembak mati Dulmatin, orang yang dikenal sebagai teroris dalam Bom Bali I, saat penyergapan di Warnet Multiplus, Ruko Puri Pamulang
Blok A No.6 di Jl Siliwangi, Pamulang, Tengerang, pada Selasa (9/3) lalu. Sedangkan dua tersangka teroris lainnya juga tewas dalam penyergapan di Gang Asem, Jl Setiabudi, Pamulang, Tengerang, Banten. Menurut Jajat, orang-orang yang terlibat terorisme di tahun belakangan sebenarnya merupakan orang-orang yang “ituitu” juga, yang terlibat terorisme di awal abad 21. ‘’Jadi selama ini tidak ada perbaikan pada orang-orang yang terlibat ter-
orisme. Mereka yang ditangkap sekarang ini adalah orang-orang yang dulu pernah dipenjara karena diduga terlibat terorisme,” katanya. Karena itu, katanya, deradikalisasi dan antiterorisme perlu didorong dan dikampanyekan melalui pendidikan hingga menjadi gerakan bersama seluruh masyarakat. Ia juga menuding, sembilan dari sepuluh teroris memiliki link dengan pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo dan Ustad Abu Bakar Ba’asyir. (ant)