Edisi 14 Mei 2010 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771

No. 91 tahun IV Jumat, 14 Mei 2010 8 Halaman

Free Daily Newspaper

Layanan Antar Rp. 35.000/bulan (Jabodetabek)

Belanja Negara Seret

Swasembada Gula Sulit

Bidik Pertumbuhan 6,3 Persen

PEMERINTAH menyatakan optimismenya laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun 2010 akan mencapai enam persen. “Kuartal II optimis enam persen, saya optimis bahkan orang meramalkan ...hal. 1

RENCANA pemerintah yang ingin mewujudkan swasembada gula pada 2014 sulit diwujudkan. Permasalahan mendasar dibidang pergulaan seperti on farm, off farm dan tata niaga belum mampu ...hal. 2

PEMERINTAH menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pada 2011 dengan target ambisius menekan pengangguran sampai 7 persen. Target pertumbuhan ekonomi sebesar itu dicapai ...hal. 3

Pengemban Pengamal Pancasila

www.suluhindonesia.com

Polisi Tangkap Tiga Teroris

Suluh Indonesia/ant

GAGAL - Tunggal pertama Indonesia Maria Febe Kusumastuti mengembalikan bola kearah lawannya dalam babak semifinal Piala Uber di Stadium Putra, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, kemarin. Tim Uber Indonesia dipastikan gagal melaju ke final.

JAKARTA - Tiga tersangka teroris yang ditangkap di Pandean, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jateng langsung diterbangkan ke Jakarta, kemarin. Mereka akan menjalani penahanan di Rutan Mako Brimob, Depok, Jawa Barat. Langkah ini diambil untuk mempermudah pengusutan dan pengembangan pemeriksaan. Menurut Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol. Zainuri Lubis, tiga orang diduga teroris yang ditangkap di Sukoharjo itu, dibekuk tanpa memerlukan kontak senjata. Ketiganya tidak melawan saat ditangkap tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri. ‘’Mereka tidak melawan. Mereka menyerahkan diri, sehingga ketiganya dalam kondisi sehat,” kata dia. Dia ungkapkan, langkah ini diambil Polri, karena sangat menjunjung hak azasi manusia. Tentunya, jika para teroris itu menyerah dan tidak melawan. Selain menagkap tiga teroris, aparat juga telah menyita sejumlah senjata dan amunisi. Tetapi belum bisa diumumkan segera, karena data lengkapnya belum diserahkan Densus kepada Mabes Polri. ‘’Besok (hari ini-red) kami umumkan,” ujarnya. Tiga tersangka yang ditangkap di Sukoharjo itu, lanjut dia, diduga terkait pelatihan militer di Aceh. (nas)

Penyidik Dinilai Tak Kredibel

Susno Menolak Diperiksa JAKARTA - Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol Zaenuri Lubis mengatakan, penyidikan terhadap tersangka pidana korupsi yang juga Komjen Pol Susno Duadji terus berlanjut kendati mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri menolak diperiksa tim penyidik. ‘’Tidak masalah tidak mau diperiksa. Kasusnya tetap berlanjut,” katanya di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, proses penyidikan selalu tergantung pada keterangan tersangka tapi dari alat bukti lain. Secara terpisah, Tim pengacara Susno Ari Yusuf Amir menilai penyidik yang menangani kasus Susno tidak kredibel dan independen. Menurut Ari, penyidik yang

menangani kasus Susno selama ini bertindak secara subjektif. Masalahnya, Ari menambahkan, tim penyidik independen Polri ini dibentuk oleh Polri dan bertanggungjawab ke Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri. ‘’Jadi bagaimana mungkin mereka bisa bergerak secara objektif, mereka juga polisi,” katanya. Ari mengatakan, tim kuasa hukum Susno menyambut positif pernyataan Hermawan Sulistyo, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang juga penasehat ahli Kapolri. Hermawan saat berbicara di televisi dalam kapasitas sebagai penasehat ahli Kapolri mengatakan bahwa kasus Susno dan Gayus Tam-

bunan perlu ditangani tim penyidik lain yang bukan dari institusi Polri. Kendati demikian, menurut Ari, tim dari institusi lain harus pula melibatkan tokoh masyarakat dan akademisi. ‘’Ini agar objektif. Sehingga bisa menguji dengan objektif, apakah kasus Susno ini memang benar-benar didukung oleh alat bukti yang kuat atau tidak,” kata Ari. Sbelumnya, Susno ditahan karena diduga menerima suap Rp 500 juta sebagaimana pengakuan Sjahril Djohan, terkait kasus PT Salma Aroana Lestari. Perusahaan yang bergerak dalam penangkaran ikan ini bersengketa dengan salah satu investor Singapura yang kemudian ditangani Polri. (ant/son)

Kemenkeu Ungkap

27 Transaksi Mencurigakan JAKARTA - Irjen Kementerian Keungan (Kemenkeu) kembali menemukan satu lagi laporan transaksi mencurigakan di lingkungan Kemenkeu. Alhasil, hingga kini Itjen Kemenkeu menemukan 27 laporan transaksi mencurigakan yang terjadi di lingkungan Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai Kemenkeu. Sebelumnya, PPATK dan Itjen Kemenkeu berbeda versi terkait jumlah laporan transaksi mencurigakan tersebut. PPATK mengungkapkan terdapat 25 laporan, sedangkan Itjen 26 laporan. ‘’Ya itu laporan yang 26 itu, tapi sekarang sudah 27. Tambah satu lagi. Ada Dikirim belakangan oleh PPATK,” ujar Irjen Kemenkeu Hekinus Manao di Jakarta, kemarin. Hekinus menuturkan, laporan terbaru yang diterimanya tersebut sekira awal Mei ini. Sedangkan data sebelumnya disampaikan pada pertengahan April lalu. ‘’Satu itu (laporan) saya dapat seminggu lalu atau lebih, tapi saya enggak hafal itu dari mana,” terangnya.

Hekinus menegaskan, pihaknya terus melakukan pemeriksaan terhadap para pejabat terutama di lingkungan Pajak yang dicurigai memiliki indikasi menyimpang. Di antaranya adalah sejumlah nama yang menjadi atasan Gayus Tambunan dan nama-nama yang disebutkan Gayus terlibat dalam makelar kasus Pajak tersebut. ‘’Sudah lebih separuh kita periksa. Kita konsentrasi cuma sebagian saja. Tapi memang di antara yang disebut Gayus dan juga yang pernah di-nonjob-kan. Indikasinya cukup jelas. Tapi kita belum punya target,” tukas Hekinus. Untuk itu, dia berjanji untuk menyampaikan hasil laporan pemeriksaan terhadap pejabat pajak yang dicurigai tersebut setidaknya sebelum Sri Mulyani resmi meninggalkan institusi yang kerap diwanti-wanti untuk menjaga reformasi birokrasi tersebut. ‘’Yang jelas hasilnya nanti kita beritahukan. Mudah-mudahan sih sebelum ibu (Menkeu-red) selesai ada yang bisa kita informasikan,” janjinya. (ind)

KPK Harus Punya Penyidik Independen JAKARTA - KPK seharusnya memiliki penyidik independen yang tidak berasal dari instansi lain untuk menjamin independensi dan kelancaran pemberantasan korupsi. ‘’Menurut saya memang sudah waktunya KPK punya penyidik sendiri agar dapat terjamin independensinya, dan KPK tidak tergantung dengan instansi lain,’’ kata mantan pelaksana tugas Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean dan mantan pelaksana tugas Wakil Ketua KPK Mas Achmad Santosa ketika diminta pendapat secara terpisah di Jakarta, kemarin. Tumpak mengatakan hal itu terkait upaya Polri untuk menarik empat perwira Polri yang bertugas di KPK sebagai penyidik. Pimpinan KPK menganggap penarikan itu bisa mengganggu penanganan kasus korupsi. Selama ini, KPK mengandalkan tenaga dari Polri dan kejaksaan untuk menyidik dan menuntut perkara korupsi. Tumpak berpendapat, salah satu cara untuk merintis pembentukan penyidik independen adalah dengan merevisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi. Sambil menunggu revisi, KPK bisa meminta fatwa Mahkamah Agung tentang

perlunya penyidik independen di KPK yang tidak berasal dari kepolisian atau kejaksaan. ‘’Seandainya fatwa MA memperbolehkan, selesailah sudah,” katanya. Menurut Tumpak, KPK memiliki pegawai selain polisi dan jaksa yang memenuhi syarat untuk menjadi penyidik. Tumpak mencontohkan, KPK memiliki beberapa auditor berkualifikasi Certified Fraud Examiner (CFE), sebuah sertifikat yang dikeluarkan oleh Association of Certified Fraud Examiner (ACFE), AS. ‘’Gelar ini mencakup kemampuan di bidang pencegahan, pendeteksian, dan investigasi korupsi,’’ jelas mantan jaksa ini. Untuk mendapatkan gelar CFE, seseorang harus menyelesaikan empat bidang keahlian, yaitu financial transactions, legal elements of fraud, fraud techniques, dan criminology and ethics. Sementara Achmad Santosa menyatakan, penyidik KPK yang berasal dari kepolisian dan kejaksaan akan mengalami konflik kepentingan jika harus menangani kasus korupsi yang diduga melibatkan pejabat kepolisian dan kejaksaan. ‘’Potensi konflik kepentingan yang mengganggu independensi itu ada,” katanya. (nas)

SBY Tentukan Pertarungan Andi-Anas KONGRES Partai Demokrat makin dekat. Dua kandidat calon Ketua Umum makin percaya diri akan tampil sebagai pemenang. Akhirnya dari pertarungan itu dinilai banyak pihak ditentukan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Benarkah ? Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai, pertarungan Andi Mallarangeng dengan Anas Urbaningrum memperebutkan kursi ketua umum Partai Demokrat pada kongres di Bandung sangat ditentukan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. ‘’Per-

tarungan menuju puncak pimpinan Partai Demokrat ini sangat sulit untuk ditebak, masing-masing kandidat sudah menunjukkan usaha paling maksimal untuk bisa dipilih peserta Kongres 21-23 Mei. Saya kira detik-detik akhir nanti akan sangat menentukan, ter-

masuk restu SBY,” ujarnyadi Jakarta, kemarin. Menurut dia, pada detik-detik terakhir, SBY bisa saja secara eksplisit memberikan dukungannya apakah kepada Andi Mallarangeng yang kini Menpora atau Anas Urbaningrum yang kini Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, dan dukungan itu tentu akan diikuti para peserta Kongres. Burhanuddin yang juga peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu mengakui, secara simbolik sebenarnya SBY sudah memberikan dukungannya dengan menempat-

kan putranya, Eddhie Baskoro atau Ibas, serta sejumlah orang dekatnya dalam jajaran Tim Pemenangan Andi Mallarangeng. Selain itu, katanya, sejumlah tokoh penting yang merupakan orang-orang dekat SBY, juga tidak hadir pada Deklarasi Anas Urbaningrum sebagai calon ketua umum Partai Demokrat. ‘’Sikap SBY itu bisa dipahami, karena kalau ia memberikan dukungan kepada salah satu kandidat, bisa merusak citranya karena selaku Ketua Dewan Pembina menjadi tidak netral,” ujarnya yang me-

nilai, peluang Marzuki Alie yang kini Ketua DPR, kecil sekali. Namun, lanjut Burhanuddin, tidak adanya dukungan secara eksplisit dari SBY justru membuat peserta Kongres memaknainya dengan tidak ada larangan untuk tidak memilih Andi Mallarangeng, sehingga peluang antara Andi dan Anas masih seimbang atau 50:50. Hal lain yang akan menentukan pada detik-detik terakhir, kata Burhanuddin, tidak bisa dipungkiri adalah faktor politik uang saat pemilihan yang sangat mungkin terjadi. (har)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.