Edisi 16 Februari 2010 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771

No. 32 tahun IV Selasa, 16 Februari 2010 8 Halaman

Free Daily Newspaper

Layanan Antar Rp. 35.000/bulan (Jabodetabek)

Harga Elpiji Bakal Naik

Tabungan Tanpa Biaya

Kaji Bentuk Dua Hub Port

BERSIAP-SIAPLAH anda pengguna elpiji di luar pengguna isi tabung 3 kilogram (kg) merogoh kantong lebih dalam. Pasalnya, PT Pertamina (Persero) berencana menaikkan harga elpiji nonsubisi pada tahun ini....hal. 1

BANK Indonesia (BI) dan Perbankan nasional meluncurkan produk bersama perbankan yaitu “TabunganKu”, suatu produk tabungan tanpa biaya administrasi.“Bank Indonesia dan perbankan memiliki...hal. 2

PEMERINTAH mengkaji kemungkinan untuk membentuk dua pelabuhan pengumpul (hub port) di wilayah Indonesia barat dan timur sebagai antisipasi untuk interkoneksi perdagangan regional dan global...hal. 3

Pengemban Pengamal Pancasila

www.suluhindonesia.com

Aktivis Bendera Ditangkap

Suluh Indonesia/ant

LAPORAN - Wakil Ketua Pansus Mahfudz Siddiq berbincang dengan Ketua PPATK Yunus Husein di Gedung MPR/DPR Jakarta, kemarin. Pertemuan tersebut bertujuan mencocokkan laporan hasil kunjungan pansus ke beberapa daerah.

JAKARTA - Penyidik Polda Metro Jayamenjemput paksa dua aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera), Mustar Bonaventura dan Ferdi Simaun dalam kasus pencemaran nama baik sejumlah pejabat dan pengusaha terkait tudingan menerima aliran dana Ban Century. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang di Jakarta, kemarin menjelaskan, keduanya dijemput paksa setelah mangkir dari dua panggilan yang dilayangkan polisi sebelumnya. ‘’Mereka dipanggil untuk yang ketiga kali yang disertai dengan upaya paksa untuk dibawa ke Polda Metro Jaya,’’ katanya. Untuk menjemput paksa keduanya, kata Edward, polisi terpaksa datang ke Bandung karena mereka sedang berada di Bandung. ‘’Dari Bandung langsung dibawa ke Polda Metro Jaya. Mereka tidak melawan saat hendak dibawa paksa,” ujarnya. Edward mengatakan, keduanya diperiksa sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik politisi Partai Demokrat yang juga putera Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edi Baskoro Yudhoyono. Mustar dan Ferdi diduga mencemarkan nama baik sejumlah menteri dan pengusaha terkait aliran dana Bank Century. (son)

SBY Tidak Khawatir

Kehilangan Partai Golkar JAKARTA - Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai saat ini tidak khawatir akan kehilangan Partai Golkar dalam koalisi. Berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin, Julian mengatakan, Presiden juga tidak khawatir terhadap pernyataan Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso bahwa Golkar lebih baik keluar dari koalisi dibanding bersikap lembek dalam panitia angket kasus Bank Century. ‘’Pemerintah tidak melihat kemungkinan ke arah sana. Tidak ada kekhawatiran soal itu juga,” ujarnya. Menurut Julian, pemerintah sampai saat ini menilai situasi tetap kondusif guna mencapai

saling kesepahaman yang baik untuk mengungkap kebenaran dalam kasus Bank Century. Meski Presiden Yudhoyono telah mendengar pernyataan Priyo tersebut, Julian mengatakan, Presiden tidak memberikan tanggapan atas pernyataan itu. Yang jelas, lanjut dia, Presiden Yudhoyono tetap mengedepankan pengungkapan kebenaran oleh Pansus Century. Mengenai hubungan antara Presiden Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Julian mengatakan keduanya masih baik menjalin komunikasi. Sedangkan mengenai pernyataan Partai Persatuan Pem-

bangunan (PPP) yang kecewa kadrer-kadernya dijadikan tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi, Julian mengatakan tidak ada unsur politis dalam kasus korupsi yang melibatkan kader PPP tersebut. ‘’Bilamana ada proses hukum terjadi, kami menganggap itu sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku dan para penegak hukum sedang melaksanakan tugas mereka seprofesional mungkin. Jadi, tidak ada politisasi dalam hal ini,” tuturnya. Demikian juga dengan penyerangan kantor LSM Bendera yang pernah membeberkan aliran dana Bank Century. Julian meminta agar kasus penyerangan itu tidak dikaitkan dengan politik dan istana. (ant)

Dana ke Parpol Sulit Dilacak JAKARTA - Anggota Pansus Hak Angket kasus Bank Century Bambang Soesatyo mengakui kesulitan melacak dan membuktikan adanya aliran dana dari bailout Bank Century yang mengalir ke partai politik tertentu. ‘’Kebanyakan pengambilan cash dengan KTP palsu. Ini gerombolan canggih, sehingga bisa menghapus jejak,” kata Bambang disela-sela rapat tertutup Pansus Angket Century dengan PPATK di Gedung MPR/DPR Jakarta, kemarin. Meski kesulian melacak dan belum dapat membuktikan, Bambang meyakini pada saatnya upaya pansus mengusut dan mengungkap aliran dana bailout Bank Century akan terwujud. ‘’Kejahatan tidak ada yang sempurna,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini. Dalam pertemuan tertutup dengan PPATK, Bambang mengatakan banyak temuan PPATK yang menguatkan adanya pencairan dana menyimpang. Modus pencairan yang menyimpang itu sudah tertungkap antara lain penggunaan KTP palsu, rekening fiktif, dan rekening yang

dikloning. Sementara itu, anggota Pansus Angket Century dari Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul terlihat puas dengan hasil rapat tertutup yang tidak bisa membuktikan adanya aliran dana bailout Bank Century yang mengalir ke Tim Sukses SBY-Boediono maupun ke Partai Demokrat. “Terbukti kan tidak ada aliran dana istimewa ke kami,” kata Ruhut sambil mengejek Bambang Soesatyo di luar rapat. Ketua Pansus Angket Century Idrus Marhan mengatakan hasil rapat tertutup dengan PPATK akan disinkronkan dengan temuan hasil investigasi lapanganyang dilakukan anggota pansus ke beberapa daerah. Beerapa modus penyimpangan yang dipaparkan PPATK akan menjadi bahan kajian bagi pansus untuk menindaklajutinya lebih jauh. “Itu akan kita klarifikasi lebih lanjut, dan modus seperti ini sudah cukup menjadi indikasi penegak hukum mengambil langkah terhadap temuan yang kami lakukan,” kata Idrus. (har/son)

Terima Dana Century

Politisi PDIP Diusut JAKARTA - KPK akan mengusut dan menelusuri data yang menyebutkan politisi PDIP, Emir Moeis, sebagai salah satu pihak yang diduga menerima dana Bank Century. ‘’Tentu nama itu akan ditelusuri. Intinya bagaimana mengungkap kasus ini, apa ada tindak pidana korupsi atau tidak,” kata Juru Bicara KPK, Johan Budi di Jakarta, kemarin. Johan membenarkan, KPK telah menerima sejumlah data, baik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait kasus Bank Century. Namun, dia tidak mengetahui apakah data tesebut memuat dugaan keterlibatan ZEM. Johan menegaskan, data PPATK yang diterima oleh KPK berbeda dengan data yang diterima oleh kepolisian. ‘’Yang diberikan ke KPK diduga ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi,” kata Johan. Johan menjelaskan, dugaan tindak pidana dan fase kejadian dalam kasus Bank Century sangat beragam. Oleh karena itu, KPK harus benar-benar mendapat kejelasan tentang keberadaan peran ZEM. ‘’Proses terkait dengan nama itu terjadi dimana kan harus jelas. Apa-

kah masuk tindak pidana korupsi atau yang lain,” kata Johan. Setoran Valas

Dari dokumen menyebutkan, Emir Moeis teridentifikasi pada periode 2007/2008 secara rutin telah menerima setoran valas tanpa disertai fisik bank notes-nya ke rekening atas nama yang bersangkutan di Bank Century. Dokumen itu juga menyebut pada 2008, Emir telah menerima dana valas secara tunai dari Bank Century dalam jumlah relatif besar namun tidak dicatat dalam pembukuan bank. Sumber asal dana valas yang disetorkan ke rekening Emir ataupun yang diserahkan langsung kepadanya diindikasikan berasal dari penggelapan kas valas Bank Century yang dilakukan oleh DT, adik Robert Tantular. Pada tahun 2008, ZEM disebut-sebut teridentifikasi sebanyak dua kali menitipkan dana tunai sekitar Rp10 miliar di Bank Century, dana itu diambil langsung oleh petugas Bank Century dari sekretaris NDB yang berlokasi di Wisma Bakrie 2 di Kuningan. Emir juga beberapa kali pernah meminta bantuan petugas Bank Century untuk membayaran beberapa kartu kredit miliknya. (ant)

Kau yang Mulai, Kau yang Mengakhiri... SAAT berlangsungnya rapat konsultasi antara Pansus Angket Century dan PPATK, anggota Pansus Ruhut Sitompul tiba-tiba keluar ruangan sambil mendendangkan lagu. ‘Kau yang memulai, kau yang mengakhiri. Apa yang dimaksud politisi Demokrat itu ? Anggota Pansus Ruhut Sitompul meminta agar informasi bahwa Ketua Komisi XI DPR Emir Moeis terkait penggelapan dana kas di Bank Century diklarifikasi. Ruhut mengemukakan, selama ini kecurigaan dan fitnah kasus Bank Century ditujukan

kepada Partai Demokrat, namun berdasarkan laporan PPATK yang sudah dimuat media massa, ada anggota Fraksi PDIP diduga terkait penggelapan dana kas Bank Century. Ruhut, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR menantang PDIP untuk berani melakukan

Ruhut Sitompul

klarifikasi. Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo menyata-

kan, pihaknya sudah memanggil Emir Moeis terkait dana talangan untuk Bank Century. ‘’Sebagai Ketua Fraksi, saya sudah undang Emir Moeis terkait isu tersebut yang dimuat di media massa,” kata Tjahjo. Menurut Tjahjo, Emir sudah menjelaskan dan menyampaikan klarifikasi. ‘’Emir menjelaskan kepada saya dan semua clear,” katanya. Tjahjo mengemukakan, Emir sejak lama menjadi nasabah Bank Century, bahkan sebelum menjadi anggota DPR dan sebagai pengusaha sampai sekarang sebagai

nasabah beberapa bank. ‘’Kalau ada temuan indikasi yang terkait Bank Century, silakan klarifikasi ke Emir,” kata Tjahjo. Sedangkan Emir Moeis menegaskan, dirinya tidak menerima aliran dana dari Bank Century. ‘’Saya tidak pernah menerima satu senpun dana bailout dari Bank Century. Silakan cek pada data aliran dana di PPATK,” katanya. Ketua Komisi XI DPR ini membantah berita di beberapa media mengenai dugaan dirinya menerima dana bailout dari Bank Century. (har)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.