Edisi 18 Januari 2010 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771

No. 11 tahun IV Senin, 18 Januari 2010 8 Halaman

Free Daily Newspaper

Layanan Antar Rp. 35.000/bulan (Jabodetabek)

Negosiasi Ulang ACFTA

GWM Positif Bagi Industri

Peningkatan Kinerja BUMN

KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan (Depkeu) Anggito Abimanyu mengatakan, negoisasi ulang perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) tergantung kepada Departemen...hal. 1

EKONOM Bank CIMB Niaga Winang Budoyo mengatakan rencana kebijakan Bank Indonesia (BI) melakukan perubahan peraturan giro wajib minimum (GWM) agar merangsang...hal. 2

KEMENTERIAN BUMN menyiapkan lima program meningkatkan kinerja perusahaan milik negara yaitu peningkatan dan optimalisasi investasi, efisiensi, pengurangan kerugian, optimalisasi...hal. 3

Pengemban Pengamal Pancasila

www.suluhindonesia.com

Bambang Soesatyo

Segera Ditarik

Suluh Indonesia/ant

LINTAS AGAMA - Sejumlah rohaniawan dari tujuh agama mendoakan almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam acara Doa Bersama Lintas Agama Untuk Gus Dur di Istora Senayan Jakarta, kemarin.

JAKARTA - Anggota F-PG DPR Bambang Soesatyo membantah dirinya telah dicopot dari panitia angket Bank Century akibat pernyataannya beberapa waktu lalu bahwa Partai Golkar tidak pernah berkoalisi dengan Partai Demokrat (PD). ‘’Soal pencopotan adalah hak fraksi dan partai. Namun, sejauh yang saya tahu, saya masih anggota pansus dan tidak pernah dicopot oleh fraksi. Golkar belum mengganti seorangpun anggotanya di pansus, apalagi jika dikaitkan dengan pernyataan saya bahwa Golkar tidak berkoalisi dengan PD,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menegaskan, sampai saat ini belum ada rencana dari partainya untuk menarik Bambang Soesatyo dari keanggotaan panitia angket Bank Century DPR. Namun, kata Priyo, dirinya sudah berpesan pada Bambang agar pada titik-titik tertentu yang bersangkutan tidak mengeluarkan pernyataan yang dapat diartikan berbeda oleh partner kerja Golkar. ‘’Saya telah meminta Bambang untuk mengeluarkan pernyataan yang terukur, utamanya adalah pada pernyataanyang bisa disalahpahami oleh mitra koalisi,’’ katanya. (har)

Pasar Politik

Jenuh Terhadap Megawati AMBON - Pakar politik Universitas Pattimura Tonny Pariela berpendapat, politisi PDIP Guruh Soekarnoputra mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum DPP PDIP periode 2010 - 2015 karena pasar politik telah jenuh terhadap Mega. ‘’Saya melihat ini bagian dari strategis keluarga Bung Karno karena mencermati pasar politik yang jenuh terhadap Mega,” katanya di Ambon, kemarin. Tonny mengatakan, strategi politik sedang diwacanakan untuk menjaga agar kekuasaan PDIP untuk saat ini jangan keluar dari keluarga Bung Karno. ‘’Jadi diukur derajat kejenuhan terhadap Megawati. Sebaliknya dengan strategi politik juga

digiring agar pasar politik bisa menerima Megawati,” ujarnya. Pertimbangannya, menurut Tonny, PDIP saat dipimpin Megawati ternyata mengalami kegagalan politik yang harus diperhitungkan secara matang. ‘’Tidak bisa dipungkiri dukungan PDIP bagi Megawati secara internal relatif masih kuat. Tapi, jangan tutup mata terhadap realitas politik di luar PDIP, makanya Guruh didorong keluarga Bung Karno sebagai bagian dari strategi agar kekuasaan itu masih dipegang mereka,” katanya. Terhadap penilaian Guruh belum sebanding dengan Mega untuk memimpin PDIP, Tonny menegaskan indikator apa yang dipakai. ‘’Mega dulu

juga tidak populer. Setelah menjadi Ketua Umum barulah populer, jadi sekiranya Guruh dipercayakan untuk formasi tersebut dipastikan juga berkapabilitas,” ujarnya. Tonny menambahkan, ganjalan bagi Guruh adanya selama ini belum menunjukkan kapasitas manajemennya di bidang politik secara baik. PDIP, kata dia, haruslah memiliki struktur partai yang mampu mengelola dan manerapkan manajemen partai secara profesional. ‘’Jangan berharap banyak sekiranya PDIP masih menerapkan manajemen konvensional karena dipastikan tidak bisa menjadi partai wong cilik dengan dukungan pemilih tradisional,” katanya. (ant)

Anggota Pansus Menyedihkan JAKARTA - Politisi Partai Golkar, Zainal Bintang menilai, kualitas sebagian anggota Panitia Angke kasus Bank Century DPR menyedihkan karena sering dihinggapi perasaaan rendah diri. ‘’Lihat saja dari siaran langsungnya. Mereka rata-rata kikuk menghadapi intelektual profesional sekelas Boediono (Wapres) dan Sri Mulyani (Menkeu),” katanya di Jakarta, kemarin. Akibat kekikukan itu pula, kata Zainal Bintang, pertanyaan sebagian anggota Panitia Angket terkesan asbun, gampang dipatahkan, lalu mereka memilih bersikap mengeluarkan nada keras serta main paksa untuk menutupi kekurangannya. ‘’Tingkah laku anggota Pansus itu kan terlihat di televisi, dan masyarakat bisa langsung menilainya. Pokoknya yang saya dapat selama ini, citra mereka memang sangat negatif, menurut pernilaian sebagaian besar publik yang berbicara dengan saya,” katanya. Namun begitu, Zainal Bintang masih ber-

harap Panitia Angket ini bisa memenuhi harapan masyarakat untuk membongkar kasus Bank Century. ‘’Tetapi, jika cara mereka masih seperti sekarang, Panitia Anget tidak bisa memenuhi harapan masyarakat. Makanya, keberadaan mereka dipertanyakan, karena ada yang kualitasnya rendah dan mental mereka rentan disuap. Apalagi yang niatnya jadi anggota DPR untuk tujuan perbaikan nasib alias tujuan pragmatis,” ujarnya. Ia lalu menganalogikan perilaku tersebut dengan sikap atau sosok yang bermental selebritis, diimplementasikan dengan gila atau hobi wawancara di koran maupun televisi. ‘’Padahal pernyataannya ngawur, plin-plan, lain pagi lain sore. Data yang mereka pakai pun sering tidak akurat, gambang di-counter (serang balik) lawan-lawannya. Pokoknya memalukan. Akibatnya, muncul banyak contoh kasus sikap tidak etis pernah disiarkan berbagai media,” ungkapnya. (ant)

Mafia Tak Lepas dari Kekuasaan JAKARTA - Pengamat Politik Bonny Hargens mengatakan ada dua macam praktik mafia yang berbahaya bagi kehidupan bangsa dan kelangsungan demokrasi. Keduanya adalah mafia hukum dan mafia politik yang telah merusak seluruh tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara karena melekat pada kekuasaan. ‘’Keduanya tidak bisa dipisahkan karena orang-orang yang terlibat saling kait mengkait. Mafia itu tidak akan bisa dilepaskan dari penguasa karena dalam sejarahnya tidak ada mafia yang tidak dilindungi oleh penguasa dan kekuasaan. Mereka bisa berkembang karena adanya pembiaran oleh

kekuasaan,” katanya di Jakarta, kemarin. Oleh karena itu, dia tidak yakin langkah memberangus mafia hukum melalui satuan tugas (satgas) mafia hukum bisa dicapai sesuai dengan keinginan rakyat. ‘’Logikannya apa yang menjadi target satgas dan adanya praktek kongkalikong antara pemerintah dan DPR merupakan masalah klasik. Sejak SBY berkuasa hal itu sudah ada dan tidak hilang,” kata Bonny. Bonny menilai ada dua kemungkinan mengapa upaya penegakan hukum masih berjalan ditempat. Pertama karena kurangnya kepekaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

sehingga kasus-kasus seperti penyalahgunaan wewenang, KKN dan pungli masih terus terjadi. Kemungkinan kedua adalah kurangnya Presiden menindaklanjuti atau tidak melakukan cross check terhadaap laporan yang masuk. Karena terjadi pembiaran mafia di negeri ini, maka dipastikan hampir tidak ada satupun lembaga pemerintah terbebas dari permasalahan klasik seperti KKN, pungli, penyalahgunaan wewenang lain-lainnya. ‘’Saya punya data bahwa birokrasi masih korup, pelayanan masyarakat masih koruptif, penyalahgunaan anggaran, kekuasaan dan wewenang masih terjadi,’’ katanya. (har)

Guruh Dicalonkan Mega Tak Goyah KUPANG - Pencalonan Guruh Soekarnoputra menjadi Ketua Umum DPP PDIP dalam Kongres PDIP di Bali pada April mendatang, tidak akan menggoyahkan posisi Megawati untuk terpilih kembali memimpin organisasi politik tersebut. ‘’Posisi Mega masih sangat kuat,” kata pengamat hukum Undana Nicolaus Pira Bunga di Kupang, kemarin. Dalam konteks demokrasi, kata Nicolaus, pencalonan diri Guruh itu adalah hal yang wajar-wajar saja, bukan menunjukkan adanya keretakan dalam tubuh keluarga besar Bung Karno. Nicolaus mengatakan, sekalipun ada keluarga Bung Karno ikut mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PDIP, posisi Megawati masih tetap kuat untuk terpilih kembali memimpin partai berlambang banteng gemuk bermulut putih dalam lingkaran itu. ‘’Posisi ketua umum dapat direbut oleh kader partai lain jika Megawati Soekarnoputri secara ikhlas tidak mau dicalonkan lagi dalam kon-

gres partai menjadi ketua umum,” katanya. Menurut Nicolaus, PDIP di bawah kepemimpinan putri Bung Karno itu terasa begitu tenang dan sejuk tanpa adanya gejolak yang mengarah pada perpecahan partai seperti pada masa lalu. ‘’Megawati telah membangun PDIP menjadi sebuah organisasi politik yang solid sehingga terus bertahan hingga saat ini. Kondisi inilah yang tampaknya membuat sebagian besar kader masih menginginkan Mega memimpin PDIP,” katanya. Ia menambahkan, keinginan Guruh Soekarnoputra mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PDIP tersebut juga punya niatan politik yang sama, yakni membawa PDIP ke arah yang lebih baik. Namun, ambisinya untuk menggeser posisi Megawati dari kursi ketua umum partai tampaknya belum kesampaian, karena figur Megawati sudah menjadi simbol partai yang tak mudah disingkirkan begitu saja dalam kongres partai. (ant)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.