Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com
Kamis, 20 Januari 2011
Paling Tak Efisien di Asia
Diharapkan Lampaui Rp 6.150
Kredit Perbankan Rendah
SALAH satu pakar dunia bidang pembangunan infrastruktur dari Harvard Kennedy School of Government, Jose Gomez-Ibanez menyebut Kota Jakarta sebagai salah satu ibukota negara yang paling tidak efisien di Asia ...hal. 1
MENTERI BUMN Mustafa Abubakar mengatakan harga penawaran saham terbatas (rights issue) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) diharapkan bisa di atas Rp 6.150 per saham, atau di atas kisaran yang ...hal. 2
KREDIT perbankan pada pekan kedua Januari kembali menurun dibanding pekan sebelumnya sebesar Rp2,56 triliun menjadi Rp1.722,32 triliun sehingga secara mingguan (ytd) kredit turun 1,92 persen namun ...hal. 3
Pengemban Pengamal Pancasila
No. 14 tahun V
Suluh Indonesia/ant
VONIS - Terdakwa kasus penggelapan pajak Gayus Tambunan memberikan keterangan usai divonis selama tujuh tahun dan denda Rp 300 juta oleh mjelis hakim di PN Jakarta Selatan, kemarin.
Gayus Hanya
Divonis 7 Tahun JAKARTA-Majelis hakim PN Jaksel diketuai Albertina Ho memvonis Gayus Halomoan Partahanan Tambunan tujuh tahun penjara. Selain itu, ia juga di denda Rp 300 juta subsider tiga bulan kurungan, karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Putusan tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang sebelumnya menuntut 20 tahun penjara dan denda Rp 500 juta, subsider enam bulan kurungan. Majelis hakim menilai, bekas Pegawai Pajak Golongan III A tersebut terbukti bersalah, melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana empat dakwaan yang dialamatkan JPU kepadanya. Adapun menurut majelis, hal-hal yang meringankan Ga-
yus, ia masih relatif muda, belum pernah dihukum dan memiliki tangggungan anak yang masih kecil-kecil. Sedangkan hal-hal yang memberatkan, kata majelis, perbuatan yang dilakukan alumnus Sekolah Tinggi Akutansi Nagara (STAN) tersebut, dinilai bertentangan dengan program penyelanggaraan pemerintahan yang bersih dari KKN, serta sebagai PNS di Ditjen Pajak, Kemenkeu, ia dinilai menghambat pemasukan pajak untuk pembangunan nasional. Sementara itu, Wakil Jaksa Agung Darmono mengatakan mengajukan banding, karena vonis yang diberikan hakim tidak mencapai 50 persen dari tuntutan jaksa. Hal itu sudah menjadi prosedur dan ketetapan. ‘’Kalau kurang dari 50 per-
sen tuntutan, kita akan banding,” kata Darmono. Selain itu, Darmono mengatakan kejaksaan juga akan melakukan evaluasi atas putusan tersebut. ‘’Dalam memori bandingnya akan ada hal-hal yang dievaluasi,” tegasnya. Sedangkan Gayus terlihat puas atas vonis majelis hakim. ‘’Saya sampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada majelis hakim, karena memutus berdasarkan fakta persidangan. Juga ada hal-hal yang memberatkan dan meringankan,” kata Gayus. Menurutnya, yang diputuskan hakim tidak seperti tuntutan jaksa. ‘’Jaksa menuntut secara membabi buta dan berdasarkan balas dendam seperti yang ada dalam surat dakwaan,” ujarnya. (wnd)
Presiden Terkejut JAKARTA - Sekretaris Satgas Mafia Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana membantah tuduhan terdakwa mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan atas sejumlah hal yang dituduhkan kepadanya dan Satgas. Denny membantah tuduhan bahwa dirinya sengaja mengarahkan pemberitaan kasus mafia hukum Gayus dengan mengaitkannya kepada Aburizal Bakrie dalam hal ini Bakrie Grup, satu dari 45 perusahaan yang keberatannya pajaknya dikabulkan oleh Gayus. ‘’Tidak benar. Kasih kesempatan saya untuk jalan dan nanti saya akan jelaskan. Juga tidak benar ada rekayasa ke Singapura,” kata Denny di Istana Kepresidenanan, Jakarta, kemarin. Denny menilai tuduhan Gayus yang diucapkan usai menjalani persidangan dan didampingi kuasa hukumnya, Adnan Buyung Nasution sebagai tuduhan serius. Oleh karena itu, dirinya tidak akan gegabah menanggapinya dan harus mengkaji lebih dalam sebelum memberi tanggapan. ‘’Tapi pada dasarnya kita punya info data, pembicaraan dengan Gayus
yang menunjukkan bahwa tidak ada sebagaimana yang disampaikan,” kata Denny. Anggota Satgas Mas Achmad Santosa mengatakan Satgas memiliki notulensi pembicaraan Satgas dan Gayus saat bertemu di Singapura. Notulensi ini, sudah diserahkan ke kepolisian dan pengadilan. ‘’Kalau sebut rekayasa, berarti dia (Gayus) menuduh polri melakukan rekayasa. Itu tidak mungkin,” kata Mas Achmad. Sementara itu, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengungkapkan keterkejutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendengar pengakuan Gayus Tambunan terkait peran Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. ‘’Presiden terkejut. Presiden belum pernah dilapori hal-hal yang disebutkan Gayus,” kata Julian. Mengenai tanggapan Presiden, Julian mengatakan, Presiden tidak membayangkan adanya pengakuan Gayus yang dibeberkan di PN Jaksel itu. “Ya tidak membayangkan, karena kami mendengarkan sesuatu yang baru pertama kali didengarkan,” terang Julian. (har)
KPK-PPATK-Polri
Tangani Kasus Pajak JAKARTA - Polri bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan untuk menangani dokumen pajak perusahaan yang diberikan Kementerian Keuangan. ‘’Terkait dokumen pajak tersebut, semua pihak berusaha untuk membantu polisi, kita bekerjasama dengan PPATK dan KPK,” kata Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo di Jakarta, kemarin. Timur mengatakan hal itu merupakan bentuk semangat dalam penuntasan kasus Gayus. ‘’Selain itu, akan ada pemeriksaan oleh tim audit independen, BPKP dan BPK, kalau ada kekurangan tentunya terus dilakukan komunikasi dengan Kemenkeu untuk melengkapi itu,” katanya. Kapolri mengatakan pemilihan dokumen pajak perusahaan adalah untuk melengkapi keterangan saksi atau siapa saja bagian daripada keterangan untuk menjadi alat bukti atau fakta-fakta hukum. ‘’Kita dibantu oleh dua petugas dari PPATK, kemudian tiga dari KPK untuk bersama-sama Polri melakukan penyelidikan terhadap dokumen pajak,” kata Timur. Polri menerima 151 dokumen pajak perusahaan, dimana 44 diantaranya ditangani oleh Gayus Tambunan. (ant)
Polisi Dalami
Paspor Guyana Gayus JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman penyidikan terkait paspor yang mirip wajah Gayus HP Tambunan dan istrinya, Milana Anggraeni berkewarganegaraan Guyana. ‘’Saat ini, kita sedang mendalami mengenai paspor Gayus,” katanya di Jakarta, kemarin. Namun, Timur tidak menjawab kemungkinan adanya Gayus dan istrinya lari ke Guyana dengan bukti lampiran paspor negara tersebut pada data surat elektronik milik Arie Nur Irawan yang dikirim oleh John Jerome Grice. Wajah mirip Gayus di dalam paspor tersebut atas nama Yosep Morris, sementara wajah mirip Milana atas nama Ann Morris. Lampiran paspor dengan wajah mirip Gayus dan Milana ditemukan pada data surat elektronil milik Ari yang dikirim oleh Jhon antara bulan Juli dan Agustus. Polri saat ini sedang menjalin kerjasama internasional untuk mengungkap kasus Gayus dan mengejar John yang warga negara AS, masuk dalam DPO. Gayus yang keluar dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok dan bersama Milana pergi plesiran ke beberapa negara. (ant)
Ketika Gayus Membela Diri SEUSAI menjalani sidang pengadilan yang menjatuhkan vonis tujuh tahun penjara di PN Jaksel, kemarin, terdakwa mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan membeberkan berbagai hal yang memojokkan Denny Indrayana. Di dampingi Kuasa Hukumnya, Adnan Buyung Nasution, mantan karyawan Ditjen Pajak itu buka-bukaan tentang sejumlah hal yang selama ini ditutupnya rapat-rapat. “Ada beberapa poin yang selama ini
saya keep rapat-rapat dalam rangka saya ingin membantu, tapi rupanya perbuatan-perbuatan mereka (Denny dan Satgas) malah memperkeruh suasana seolah-olah saya ini penjahat nomor satu,” saat
mencurahkan isi hatinya, antara lain penangkapan dirinya atas inisiatif Sekretaris Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana, karena sebelum menyerahkan diri kepada pihak kepolisian yang menjemputnya di Singapura, Gayus telah bertemu tiga kali dengan Denny. Gayus menyebut dalam beberapa kali pertemuan itu, berulang kali Denny Indrayana menyatakan keinginannya agar kasus mafia hukum dipegang
KPK, karena Denny tidak percaya pada Mabes Polri. Keberangkatan ke Singapura sebelum menyerahkan dirinya, karena disuruh Denny agar tidak dijadikan korban bersama Andi Kosasih, menunggu sampai Haposan Hutagalung ditangkap terlebih dahulu. Jika Haposan sudah ditangkap maka Denny menjemputnya di Singapura dan membawanya kembali ke Indonesia. Saat bertemu di Singapura, Gayus memberi tahu Denny
dan Ota (anggota Satgas Mas Achmad Santosa) tentang uang lebih Rp 50 miliar di safe deposit box. Namun, dirinya tidak pernah memberitahu darimana uang itu berasal. Denny dikatakan sengaja mempublikasikan paspor rekayasa dirinya agar perhatian publik tidak tertuju pada kasus mafia pajak yang berkaitan dengan Direktur dan Dirjen Pajak dan Jaksa Cirus Sinaga, karena takut akan membongkar kasus Antasari. (har)