Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771
No. 137 tahun III Jumat, 24 Juli 2009 8 Halaman
Free Daily Newspaper
Layanan Antar Rp. 35.000/bulan (Jabodetabek)
Alokasikan Dana
Rupiah Dekati Rp 10.000
Serapan KUR Rendah
DEPARTEMEN Keuangan (Depkeu) tengah menggodok alokasi dana antisipasi dampak teror bom yang akan masuk dalam APBNP 2009. “Mengenai kementerian/lembaga (K/L) yang akan mendapat anggaran...hal. 1
KURS rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, kemarin, menguat sehingga mengakibatkan mata uang Indonesia hampir mencapai Rp 10.000 perdolar, karena aksi beli rupiah...hal. 2
MENTERI Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, menyatakan kekecewaannya terkait masih sangat rendahnya serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga semester I 2009 yakni Rp 1,9 triliun dari...hal. 3
Pengemban Pengamal Pancasila
www.suluhindonesia.com
Eddie Widiono
Diperiksa KPK
Suluh Indonesia/ant
PAM SWAKARSA - Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo menunjukkan poster Daftar Pencarian Orang (DPO) Terbaru Noordin M. Top pada acara Pengarahan Pam Swakarsa di Solo, Jateng, kemarin.
JAKARTA - Mantan Dirut PLN Eddie Widiono mengakui adanya surat dari direksi PLN untuk melaksanakan proyek pengadaan peralatan teknologi informasi berbasis Customer Management System (CMS). ‘’Ada surat dari direksi,” kata Eddie setelah menjalani pemeriksaan sekitar sembilan jam di KPK Jakarta, kemarin. Tim penyidik KPK memeriksa Eddie sebagai saksi dalam dugaan korupsi proyek pengadaan peralatan teknologi informasi berbasis CMS di PLN. Peralatan tersebut digunakan dalam area distribusi PLN yang terdapat di wilayah Jawa Timur. Kasus itu diduga merugikan negara hingga Rp80 miliar. Eddie menjelaskan, surat direksi itu ditujukan kepada seluruh general manajer PLN di beberapa daerah di Indonesia. Menurut dia, surat itu merupakan perwujudan prinsip otonomi dalam manajemen perusahaan. Namun, Eddie tidak menjelaskan kaitan antara surat direksi dengan dugaan korupsi proyek CMS di PLN. Dalam kasus itu, KPK telah menetapkan Direktur PLN Luar Jawa, Madura, dan Bali, Hariadi Sadono, sebagai tersangka. (nas)
Cegah Terorisme Terulang
Anggota Jaringan Noordin
Waspada Orang Dalam
Ditangkap di Cilacap
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak lebih waspada tentang masih adanya ancaman terorisme ke depan. Kasus bom terakhir di Hotel JW Marriot dan Ritz Charlton mengindikasikan pentingnya peran orang dalam pada kasus peledakan bom. Karena itu, Kepala Negara menyerukan agar semua orang diperiksa dengan seksama tanpa terkecuali. ‘’Semua, bukan cuma yang lewat security door, tapi juga lorong karyawan, tempat katering, semua harus dicek, diawasi, dan diyakini semuanya steril. Saya sering mengkritik, kadang-kadang dianggap sudah kenal, karyawan di situ, tidak mencurigakan lantas tidak diperiksa. Siapapun perlu diperiksa dengan seksama,” kata Presiden saat meresmikan Gedung Manajemen dan Peremajaan Identitas PT. Garuda Indonesia (Persero) di area Perkantoran M-1, Bandara Soekarno Hatta Jakarta, kemarin.
Di atas segalanya adalah kepemimpinan. Menurut Presiden, kalau para pimpinan perusahaan, pimpinan penerbangan, pimpinan hotel memiliki kepemimpinan check and recheck dan terus meyakinankan langkah-langkah pengawasan dan pengamanan dengan baik, maka tidak mudah menerima serangan ataupun tindakantindakan kejahatan lain. Sebagai pemimpin, Presiden mengaku prosedur tetap pengawasan dan keamanan selalu diikutinya. Dia mencontoh, saat menjalankan tugas ke dalam atau luar negeri menggunakan pesawat, meski melakukan penerbangan dari Halim Perdanakusuma. Prosedur itu juga tetap berlaku bagi dirinya. ‘’Tas saya juga diperiksa. Siapa tahu ngakungaku tasnya Presiden, padahal isinya barang yang lain. Tidak boleh merasa Anda kan pejabat, saya kan sudah saudara kenal. Harus masuk pemeriksaan semuanya. Zero tolerance. Lakukan kerjasama dengan kepolisian
dan petugas keamanan yang lain,” pesan Presiden. Untuk itu, Presiden menginstruksikan kepada jajaran pemerintah, badan-badan milik negara, serta kepada pihak swasta agar lebih waspada dan hati-hati menyangkut keamanan dan keselamatan gedung miliknya. Termasuk perusahaan penerbangan tentang keselamatan pesawatnya dari bahaya ancaman teroris. “Jangan pernah berkompromi, tidak ada toleransi apapun untuk mengendorkan langkah-langkah pengamanan dan penyelamatan penerbangan. Semua prosedur tetap, SOP agar dijalankan dengan baik,” ingat Presiden. Kasus ledakan bom terakhir, diyakini Presiden membuat bangsa Indonesia lebih bersatu, lebih sadar, dan lebih peduli pada masalah-masalah keamanan. Dan seperti dulu, aparat kepolisian dan penegak hukum bisa menangkap pelakunya, mengadili, dan menegakkan hukum seadil-adilnya. (har/son)
Rekapitulasi Nasional Rampung
PDIP Terima Hasil Pilpres JAKARTA - KPU telah menyelesaikan rekapitulasi penghitungan suara manual tingkat nasional pilpres 2009 di Gedung KPU Jakarta, kemarin. Hasilnya, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono mengungguli dua pasangan lainnya dengan memperoleh suara terbanyak yaitu 73.874.562 atau 60,80 persen. Pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto berada diurutan kedua dengan perolehan suara 32.548.105 atau 26,79 persen. Pasangan Jusuf Kalla-Wiranto berada di urutan ketiga dengan perolehan suara 15.081.814 atau 12,41 persen. Berdasarkan pilpres yang dilaksanakan 8 Juli 2009 itu, tercatat warga yang memilih sebanyak 127.999.965 atau 72,24 persen. Sedangkan yang tidak memilih alias golput 49.212.158 (27,77 persen). Jika dipetakan per provinsi, kemenangan telak SBY-Boediono diperoleh berkat keunggulannya di 29 provinsi dari 33 provinsi yang ada. Meski meraih suara terkecil, namun JK-Wiranto lebih unggul dari Mega-Prabowo yang menang di tiga provinsi yaitu di Sulsel, Sulteng dan Maluku Utara. Sedangkan, Mega-Prabowo hanya unggul di satu provinsi yaitu Bali namun dengan perolehan suara mayoritas.
Sementara itu, Meski Tim Kampanye Megawati-Prabowo tidak menandatangi berita acara hasil rekapitulasi penghitungan suara manual secara nasional pemilu presiden 2009 dan akan mengajukan gugatan hukum, namun PDI Perjuangan tidak menolak hasilnya. Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung menegaskan, PDIP sebagai partai yang mengusung pasangan Mega-Prabowo sebagai capres-cawapres tidak akan menolak apa pun penetapan hasil perolehan suara pilpres yang akan diumumkan KPU pada 25 Juli nanti. ‘’Kita ini, kalau ikut pilpres tidak ada dalam benak kita untuk menolak hasil pilpres,” kata Pramono. Menurutnya, menolak hasil pemilu maka sama saja dengan menolak konstitusi dan menolak suara rakyat yang telah menggunakan hak pilihnya. Karena itu, dia menegaskan pasangan Mega-Prabowo merupakan pasangan yang tunduk pada hukum. ‘’Jadi kalaupun kita tidak setuju dengan itu, maka akan dilakukan sesuai konstitusi. Yakni menggunakan kewenangan gugatan ke MK,’’ kata Pramono. Mengenai gugatan hukum tersebut, PDIP sudah menerima laporan dari daerah antara lain masalah DPT dan pengurangan TPS. (har/son)
SOLO - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol. Alex Bambang Riatmodjo mengatakan, pihaknya berhasil menangkap seorang anggota jaringan Noordin M Top. ‘’Berdasarkan keterangan yang kami dapat, orang tersebut mengaku telah direkrut Noordin M Top untuk menjadi pelaku bom bunuh diri,” katanya di Solo, kemarin. Alex mengatakan, orang tersebut telah ditawari Noordin M Top dapat masuk surga jika melakukan peledakan bom bunuh diri. ‘’Anggota jaringan Noordin M Top yang kami tangkap tersebut seorang pria berinisial A,” katanya. Pria berinisial A tersebut, lanjut Alex, ditangkap pihaknya di Cilacap, Jateng. ‘’Saat ini pria tersebut telah kami amankan dan hari ini akan kami bawa ke Mabes Polri,” katanya tanpa mau menyebutkan waktu penangkapan dan tempat pengamanan pria tersebut. Untuk penanganan selanjutnya, dia mengatakan, pihaknya menyerahkan kepada
Mabes Polri. Semua informasi mengenai pria tersebut, kata Alex, akan disampaikan kepada masya-rakat setelah penyidikan di Mabes Polri selesai. Dia mengatakan, penangkapan pria tersebut diharapkan dapat membantu kepolisian dalam mengungkap jaringan Noordin M Top yang masih berada di Indonesia. Serahkan Diri
Pria berinisial A tidak lain adalah Ahmadi. Menurut Ketua RT 1/RW 7 Dusun Sigaru Desa Sikanco Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jateng, (rumah tinggal Ahmadi), Makhsun Yusuf mengatakan, yang bersangkutan tidak ditangkap, tetapi menyerahkan diri kepada petugas kepolisian karena merasa ketakutan. Ia menjelaskan, sejak penangkapan Syarifudin Jufri, 21 Juni 2009, Ahmadi memang pergi meninggalkan rumahnya. Akan tetapi, kata dia, dua hari yang lalu, Ahmadi kembali kemudian menyerahkan diri. (ant)