HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
RABU, 1 JULI 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 97 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kota Mataram dan Lobar Zona Merah
Penanganan Covid-19 Harus Lebih Fokus Mataram (Suara NTB) – Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) masih dalam status zona merah Covid-19 di NTB. Melalui Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar Selasa (30/6) kemarin, diputuskan dilakukan evaluasi terhadap penanganan Covid-19 di dua daerah yang masih dalam zona merah tersebut. ‘’Memang epicentrum penyebaran Covid-19 di NTB ini ada di dua kabupaten/kota. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar kita, yaitu di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Sehingga memang penanganan kita harus betul-betul fokus ke depan untuk dua wilayah ini,’’ terang Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd dalam rapat itu. Dari data terkini Covid-19 di Provinsi NTB 29 Juni 2020, menunjukkan Kota Mataram mengalami penambahan kasus positif 12 orang dan Kabupaten Lombok Barat 6 orang. Hal ini dinilai mengkhawatirkan. Oleh karenanya Wagub meminta agar hal ini lebih diperhatikan dan diseriusi dengan memperkuat sinergi dalam mengatasi permasalahan penyebaran virus. ‘’Peta telah ditentukan. Sekarang bagaimana kita menerapkan protokol Covid-19 pada setiap tempat itu. Bersinergi sungguh-sungguh untuk benar-benar menjaga, aktivitas-aktivitas kita, termasuk objek wisata yang telah dibuka,’’ katanya mengingatkan. Wagub menekankan bahwa objek wisata yang boleh dibuka ialah yang berisiko rendah atau di luar ruangan. Meski demikian, protokol harus diterapkan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Pemprov NTB telah melakukan berbagai sosialisasi pencegahan penyebaran virus, mulai dari sosialisasi gerakan maskerisasi, pengecekan penggunaan masker hingga pemberian masker gratis di tempat-tempat umum dan pusat perbelanjaan. ‘’Kami dari Provinsi NTB untuk kegiatan menyosialisasikan, telah kami lakukan. Mengecek pemakaian masker. Dan ini butuh komitmen dari Pemerintah Kota Mataram untuk benar-benar dan kita ingin Kota Mataram lebih aktif lagi menyosialisasikannya,’’ ujar Wagub. Lebih jauh, Rohmi mengingatkan bahwa yang ditangani ini ialah penyebarannya, sehingga tidak semakin menyebar dan luas. ‘’Jumlah positif tidak kita takuti akan tetapi yang dulunya tidak kejadian, sekarang ada kejadian. Tiap hari ada yang meninggal, ini menunjukkan transmisi lokal telah kencang. Inilah kemudian yang menyebabkan kematian ada tiap hari,’’ terangnya. Bersambung ke hal 11
TO K O H
(Suara NTB/cem)
Aset Daerah Minim Kontribusi
H. Lalu Gita Ariadi
BANYAKNYA aset Pemprov NTB yang tidak produktif di sejumlah tempat menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemanfaatan aset yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau investor masih banyak yang belum berjalan sesuai dengan rencana awal. Selain itu, minimnya kontribusi yang diperoleh Pemda juga menjadi sorotan. Pasalnya, kontribusi yang diperoleh Pemprov atas pemanfaatan aset hanya puluhan juta rupiah setahun. Bersambung ke hal 11
KO M E N TTAA R Alarm bagi Masyarakat NTB TINGKAT kematian pasien Covid-19 di NTB cukup tinggi. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Senin (29/ 6), tingkat kematian pasien Covid-19 sebesar 5,02 persen, mendekati tingkat kematian pasien secara nasional yang mencapai 5,10 persen. Tingginya angka kematian pasien Covid-19 di NTB harus menjadi alarm bagi Pemda dan masyarakat. Bersambung Hamsu Kadriyan ke hal 11
(Suara NTB/humassetdantb)
RAKOR - Rakor Gubernur dan Wakil Gubernur NTB serta Forkopimda NTB bersama Walikota Mataram dan Bupati Lobar, berlangsung Selasa (30/6) kemarin.
NTB Susun Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Industri Smelter KSB Mataram (Suara NTB) PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) secara resmi telah mengajukan permohonan perpanjangan waktu konstruksi pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) hingga 2023. Pabrik pengolahan konsentrat tembaga dan emas yang rencananya tuntas dibangun 2022, akan molor menjadi 2023 akibat pandemi Covid-19. Di sisi yang lain, Pemprov NTB melalui Bappeda se-
dang menyusun rencana aksi pengembangan kawasan industri smelter yang berada di KSB tersebut. ‘’Mulai konstruksi itu yang dia minta penundaan. Mudah-mudahan awal tahun depan sudah mulai konstruksi. Rencana awalnya Juli ini,’’ kata Kepala Bappeda NTB, Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M. Si dikonfirmasi Suara NTB, Selasa (30/ 6) kemarin. Dalam surat yang diterima, kata Amry, AMNT meminta perpanjangan waktu untuk konstruksi pembangunan smelter. Awalnya, smelter
harus sudah selesai dibangun 2022, namun perusahaan tersebut meminta perpanjangan konstruksi hingga 2023. ‘’Tidak menyebutkan kapan mulainya tapi dia minta penambahan waktu untuk konstruksi. Mudah-mudahan paling enam bulan dan setahun paling telat,’’ katanya. Akibat mewabahnya Covid19 di seluruh dunia, menebabkan sirkulasi alat dan mesin untuk pembangunan smelter menjadi terhambat. Karena beberapa peralatan dan mesin yang akan digunakan harus
didatangkan dari luar negeri. Ditanya soal keseriusan AMNT membangun smelter di KSB. Amry mengatakan mereka cukup serius. Hal ini dibuktikan dengan perencanaan yang sudah disusun cukup detail. Begitu juga soal penyiapan lahan yang menjadi lokasi inti sudah dibebaskan. Bahkan, kata Amry, progres pembangunan smelter pada Maret lalu sudah 30 persen. ‘’Mereka setiap saat memberikan laporan ke Menteri ESDM,’’ jelasnya. Pengembangan kawasan in-
dustri smelter di KSB, kata Amry sudah menjadi komitmen Pemerintah Pusat. Karena sudah tertuang dalam Perpres No. 18 Tahun 2020. Dari 27 kawasan industri yang dibangun selama lima tahun secara nasional, salah satunya di KSB. “Dan saya sudah membuat rencana aksi kawasan industri smelter yang di KSB. Tapi belum saya konsultasikan lagi ke Kementerian Perindustrian akibat pandemi Corona,” tuturnya. Bersambung ke hal 11
Laboratorium Hepatika Mataram Layani Rapid Test Biaya Murah Mataram (Suara NTB) – Pengembangan RI-GHA Covid-19 sebagai alat rapid test buatan asli Indonesia di Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram berhasil melewati tahap validasi. Pengembangan alat rapid test tersebut menjadi harapan untuk rapid test berbiaya murah. Direktur Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram, Prof. dr. Mulyanto, menerangkan uji validasi uji validasi yang dilakukan di Unviersitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga selesai dilakukan unutk RI-GHA Covid-19. ‘’Insyallah hari ini (kemarin) selesai. Kemenristek berpesan untuk keperluan disumbangkan, kami sudah jadi semuanya di bawah koordinasi BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) mewakili Kemenristek,’’ ujarnya
Selasa (30/6), di Mataram. Berdasarkan rapat pendahuluan dengan BPPT, harga maksimal penjualan RI-GHA Covid-19 adalah Rp75.000. Jika dibandingkan dengan harga alat rapid test impor yang saat ini beredar di
Prof. dr. Mulyanto
pasaran, maka harga terbilang murah. Pengembangan alat rapid test tersebut diterangkan melibatkan peneliti dari Unviersitas Gadjah Mada, Laboratorium Hepatika Mataram dan Universitas Airlangga. Pemesanan selanjutnya dilakukan melalui BPPT, termasuk untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah. Menurut Mulyanto, sampai saat ini pihaknya telah membuat hampir 80.000 alat rapid test. Di mana 10.000 diberikan ke rumah sakit dan untuk memenuhi kebutuhan validasi. Bersambung ke hal 11
Bersiap Menuju Produksi Massal
NTB Terbitkan Pergub Percepatan Pengembangan Sepeda Listrik Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 27 Tahun 2020 tentang Sepeda Listrik Berbasis Baterai. Pergub yang mulai diundangkan 20 Mei 2020 tersebut untuk mendukung terbangunnya sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang ramah lingkungan. Pergub ini juga untuk mendorong penguasaan teknologi industri, rancang bangun sepeda listrik dan menjadikan NTB sebagai basis produksi sepeda listrik. ‘’Targetnya sepeda listrik buatan NTB masuk e-katalog. Makanya kita bahas juga dengan Dinas Perhubungan dan PLN,’’ ujar Kepala Dinas Perindustrian (Disperin) NTB, Hj. Nuryanti, SE, ME
dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, Selasa (30/9) siang kemarin. Nuryanti menjelaskan, ketika pengembangan kendaraan atau sepeda motor listrik menjadi kebijakan Pemprov. Maka harus tersedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Sehingga pengembangan sepeda listrik juga dibahas bersama PLN. Untuk produksi sepeda listrik, mantan Kepala Bidang Ekonomi Bappeda NTB ini mengatakan akan bertemu dengan IKM-IKM. Mana IKM yang memproduksi sparepart atau suku cadang, IKM yang merakit dan IKM yang memasarkan. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/nas)
SEPEDA LISTRIK - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah mencoba sepeda listrik buatan anak-anak NTB. Untuk mendukung pengembangan sepeda listrik di NTB, Gubernur telah menerbitkan Pergub No. 27 Tahun 2020.
(Suara NTB/kominfotik)
AMATI - Wagub, Hj.Sitti Rohmi Djalilah mengamati hasil karya anak-anak Panti Paramita, Mataram.
Kesulitan Hidup, Tempaan yang Melahirkan Orang Hebat WAKIL Gubernur (Wagub) NTB, Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah, berkunjung ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Paramita Mataram, Selasa (30/6) kemarin. Wagub menyampaikan rasa tenangnya melihat perkembangan Balai Paramita yang berfungsi dengan baik. ‘’Dari segi kemampuan, dari background pendidikan sudah sangat baik. Semua saya lihat sudah berjalan on the right track,’’ ujar Wagub yang didampingi Asisten I Setda NTB, Hj. Baiq Eva Cahyaningsih, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H.Ahsanul Khalik dan Kepala Dinas DP3AP2KB, Hj. Putu Selly Andayani. Wagub pada kesempatan itu kepada semua anak-anak binaan panti mengatakan bahwa sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat bagi sesama dan bagaimana cara memaknai dan menyikapi permasalahan untuk jauh lebih baik ke depannya. Di usia yang masih muda dalam menjalani hidup akan ada cobaan, halangan bahkan duri mungkin bisa saja menjadi halangan. Namun, berpikiran positif juga harus dijaga untuk modal dalam menjalani hidup. Bagi Wagub, kesulitan hidup adalah tempaan yang telah melahirkan banyak orang-orang hebat. ‘’Karena banyak orang-orang hebat berangkat dari masalah yang sangat sulit. Orang-orang sukses berangkat dari kehancuran. Itu betulbetul menjadi pelajaran untuk kita,’’ pesannya. Untuk itu, Rohmi mengharapkan agar apa yang dihasilkan oleh anak-anak binaan panti ini, dapat dikenal oleh masyarakat NTB bahkan Indonesia. Tidak hanya itu, hasil anak-anak ini juga dan dapat bermanfaat dan semakin berkembang. ‘’Percayalah jalan hidup kita tergantung dari doa dan ikhtiar kita. Tak bisa itu salah satunya. Harus kedua-duanya. Untuk berusaha bagaimana caranya supaya kehidupan kita lebih baik lagi,’’ pesan Rohmi. Sementara itu, Kepala BRSAMPK Paramita Mataram, I Ketut Supena mengatakan bahwa Balai Paramita bahumembahu dan bersinergi dengan Dinas Sosial untuk meningkatkan kerja sama terkait program-program dari Kementerian Sosial. ‘’Suatu kebahagiaan untuk kami, anak-anak yang masuk ke sini harus bahagia. Maka anak-anak kami 100 persen dari NTB penuh kebahagiaan apapun masalahnya. Di sini ditemukan solusinya,’’ katanya. Bersambung ke hal 11