Edisi Selasa 5 Mei 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SELASA, 5 MEI 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si mengatakan, Semi PSBB akan diterapkan di Kota Mataram, Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Karena eskalasi kasus Covid19 dikhawatirkan akan naik

pada tiga daerah tersebut. ‘’Gugus Tugas Provinsi sudah berkoordinasi dan juga mengundang tiga daerah yang kita khawatirkan seperti Kota Mataram, Lombok Barat dan KLU. Berdasarkan pantauan dari tim, kita komunikasi tahap pertama dengan daerahdaerah itu,’’ kata Gita dikon-

firmasi di Kantor Gubernur, Senin (4/5) siang kemarin. Gita mengatakan, Kota Mataram terus memenitor perkembangan dan mengantisipasi peningkatan eskalasi Covid-19. Kota Mataram mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 bukan dengan PSBB tetapi PSBL. Rencana-

nya, Kota Mataram akan melaunching penerapan PSBL pada 6 Mei 2020. ‘’Itu yang diantisipasi ketika eskalasinya semakin serius. Dalam rangka mendisiplinkan masyarakat, mencegah penularan. Pemkot Mataram menerapkan konsep PSBL,’’ terang Gita. Langkah yang sama juga akan diterapkan Lombok Barat dan KLU, yakni Pembatasan Sosial Berskala Dusun/Desa (PSBD). Alasan memilih Semi PSBB ketimbang menerapkan PSBB? Sekda NTB ini menjelaskan, untuk penerapan

PSBB banyak aspek yang menjadi pertimbangan. Terutama aspek sosial ekonomi termasuk sumber daya manusia dan anggaran. ‘’Jadi dengan pertimbangan itu, ketiga daerah menerapkan konsep sesuai dengan situasi dan kondisi daerah masingmasing. Nah itulah Semi PSBB. Tetapi tetap kita mencermati perkembangan, semi PSBB ala kita,’’ ujarnya. Nantinya Semi PSBB ini diharapkan dapat diterapkan juga oleh kabupaten/kota lainnya di NTB. Bersambung ke hal 11

Antisipasi Peningkatan Kasus dari Klaster Magetan Mataram (Suara NTB) – Munculnya beberapa klaster baru penyebaran virus Corona (Covid-19) di NTB menjadi atensi pemerintah. Terutama untuk melakukan pemetaan kontak erat pasien positif melalui tracing yang terus dilakukan. Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi menerangkan, saat ini salah satu klaster baru yang tengah menunjukkan peningkatan kasus adalah klaster Magetan. Klaster tersebut terbentuk setelah ditemukannya kasus positif yang dibawa oleh seorang santri dari pesantren salah satu Ponpes di Magetan, Jawa Timur. ‘’Klaster Magetan ini Nurhandini Eka Dewi sudah ada di Sumbawa, (Suara NTB/bay)

Praya, Lombok Utara, dan Mataram. Kemungkinan kabupaten/kota lain akan menyusul, karena mereka cukup banyak,’’ ujar Eka saat dikonfirmasi, Senin (4/5) di Mataram. Berdasarkan catatan Dikes NTB, jumlah santri dari Ponpes tersebut yang kembali pulang ke NTB sebanyak 200 orang. Kendati demikian, jumlah tersebut diakuinya dapat bertambah. Mengingat laporan tes cepat Covid-19 yang telah dilakukan untuk tracing klaster tersebut saat ini melebihi jumlah santri yang tercatat. ‘’Kalau dilihat dari laporan rapid test kabupaten/ kota, mungkin lebih dari (200) itu,’’ ujar Eka.

Diterangkannya, saat ini jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang tercatat masuk dalam klaster Magetan tercatat sebanyak 41 orang di Lombok Tengah, 25 orang di Lombok Utara, 30 orang di Lombok Barat, dan 40 orang di Sumbawa. ‘’Rata-rata sudah dirapid test, reaktifnya lumayan ada 17 (orang) yang reaktif,’’ ujar Kadikes. Dari 17 hasil reaktif tersebut, sampai saat ini Satuan Gugus Tugas (Satgas) penanganan Covid-19 di NTB mencatat ada 4 orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk kasus positif dari klaster Magetan. Seluruh PDP tersebut tengah menjalani karantina di ruang isolasi ru-

Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kota Mataram, Lobar dan KLU akan Terapkan Semi PSBB Mataram (Suara NTB) Untuk mencegah penularan Covid-19 dan mendisiplinkan masyarakat, tiga kabupaten/kota di Pulau Lombok akan menerapkan Semi Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Semi PSBB yang akan diterapkan adalah dengan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Lingkungan (PSBL) dan Pembatasan Sosial Berskala Dusun/Desa (PSBD).

12 HALAMAN NOMOR 51 TAHUN KE 16

mah sakit rujukan yang ada. Diterangkan Eka, pihaknya saat ini masih melakukan tracing untuk memetakan kalster tersebut. Salah satunya dengan menhubungi orang tua santri yang berasal dari Magetan satu per satu. ‘’Kita hubungi orang tua santri per kabupaten/kota. Kita minta mereka mengumpulkan santri yang ada, kemudian melakukan rapid test,’’ ujarnya. Masuknya klaster Magetan ke NTB tersebut disebabkan oleh izin pulang yang diberikan bagi orang-orang dengan alamat sesuai domisili. Mengignat prosedur tersebut masih berlaku, Bersambung ke hal 11

Triwulan I 2020, Remitansi TKI Rp290 Miliar Masuk NTB Mataram (Suara NTB) Sepanjang triwulan I (Januari-Maret) 2020, kiriman uang dari buruh migran yang bekerja di sejumlah negara mencapai Rp290,22 miliar. Remitansi ini tercatat di Bank Indonesia dan PT. Pos Indonesia. Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Suntono, Senin (4/5) kemarin. Kepala BPS merinci, total uang yang terkirim dari para pekerja migran NTB di berbagai negara tahun 2019 lalu sebesar Rp1,22 triliun. Sementara remitansi yang masuk ke NTB pada triwulan I 2020 ini, dari Bank Indonesia sebanyak Rp76,6 miliar lebih dan Rp213,5 miliar lebih dari PT.Pos. Kiriman melelui Bank Indonesia sebesar Rp76,6 miliar lebih ini, terbagi sebesar 55,71 persen di Kota Mataram, 28,38 persen dari Kabupaten Sumbawa, 11,90 persen di Kabupaten Bima dan 1,40 persen di Lombok Timur serta 2,34 persen di Lombok Tengah. Sementara kiriman melalui Kantor Pos, sebarannya terbanyak Lombok Timur (24,12 persen), Lombok Tengah (23,59 persen). Kabupaten Sumbawa (12,84 persen), Lombok Barat (10,77 persen), Sumbawa Barat (10,18 persen), Mataram (8,22 persen), Bersambung ke hal 11 Suntono (Suara NTB/dok)

LKKS NTB Salurkan Bantuan untuk Kaum Dhuafa dan Anak dari Penderita Covid-19

TO K O H Intinya Jangan Lengah KAPOLDA NTB, Irjen. Pol. Drs. Tomsi Tohir, M.Si., Senin (4/5) kemarin, melakukan kunjungan singkat ke Polres Lombok Tengah (Loteng). Dalam kunjungan pertama sekaligus yang terakhir tersebut, Kapolda NTB meminta seluruh jajaran Polres Loteng tetap semangat serta senantiasa memberikan etos kerja terbaik bagi masyarakat. Bersambung Tomsi Tohir Balaw ke hal 11 (Suara NTB/kir)

KO M E N TTAA R

Mutasi 14 Pejabat Eselon II, Gubernur Hadirkan Tim Corona

Akan Berutang ke Rekanan DAMPAK pandemi Covid-19, target realisasi pendapatan Pemprov NTB dalam APBD 2020 sebesar Rp412 miliar kemungkinan tidak akan tercapai. Akibatnya, belanja daerah juga dilakukan penyesuaian. Dengan anggaran yang defisit, Pemprov NTB terancam berutang ke rekanan. ‘’Kita juga dalam merencanakan belanja untuk pemberdayaan ekonomi, kesehatan dan JPS Gemilang harus menunjuk mitra yang punya kemampuan. Artinya, yang siap kira-kira dibayar bulan Desember. Bersambung ke hal 11

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc kembali memutasi 105 pejabat struktural lingkup Pemprov NTB. Sebanyak 14 pejabat eselon II digeser, termasuk dua diantaranya pelantikan Kepala Dinas PUPR dan Kepala Biro Kerjasama Setda

H. Lalu Syafi’i

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1441 H/2020 M 05:01

12:16

15:36

NTB hasil seleksi terbuka yang dilakukan pekan lalu. Mutasi pejabat eselon II ini, diharapkan dapat bergerak cepat mengatasi dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Mutasi kali ini diharapkan menghadirkan Tim Corona yang cepat bergerak. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/nas)

LANTIK - Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah melantik dan mengambil sumpah jabatan 105 pejabat eselon II, III dan IV lingkup Pemprov NTB di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur, Senin (4/5) sore kemarin.

Pegiat Kopi Tertolong JPS Gemilang (Suara NTB/dok)

04:51

(Suara NTB/ist)

SEMBAKO - Ketua LKKS NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, menyerahkan bantuan 1.000 paket sembako untuk yatim piatu dan kaum dhufa se-NTB, Senin (4/5).

KETUA Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, SE,M.Sc mengatakan bahwa masih ada kelompok masyarakat yang belum tersentuh bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah pusat maupun daerah. Yakni para yatim piatu, kaum dhuafa dan anak penderita Covid-19. ‘’Kami melihat mereka ini perlu mendapat perhatian di bulan Ramadhan. Lebih-lebih saat pandemi Covid-19 ini,’’ ujar Hj. Niken saat menyerahkan bantuan 1.000 paket sembako untuk yatim piatu dan kaum dhufa seNTB, Senin (4/5). Penyerahan secara simbolis berlangsung di Gedung PKK NTB. Menurutnya, persoalan pandemi Covid-19 ini, menimbulkan berbagai permasalahan. Baik persoalan kesehatan, kebutuhan sosial maupun dampak ekonomi lainnya. Di antaranya kata Niken, untuk mencegah menularan lebih luas, maka masyarakat untuk sementara waktu, dibatasi beraktivitas di luar rumah. Ketua Tim Penggerak PKK ini juga menyatakan rutin menyelenggarakan kegiatan ini setiap tahun. Bersambung ke hal 11

18:09

19:20

Pemerintah Hadir, Produsen Bergerak, Konsumen Terbantu PARA pegiat kopi menjadi bergairah, setelah Pemprov NTB memasukkan kopi dalam paket bantuan sembako Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Penjualan kopi menjadi tertolong yang tadinya anjlok terpengaruh wabah virus Corona. Ketua Asosiasi Kopi Provinsi NTB, Odi Adi Wibowo menyebutkan, ada 50-an pegiat kopi yang tergabung dalam asosiasi ini. Sebelumnya, mereka sangat terpukul akibat Covid-19. Adanya kebijakan Pemprov NTB yang menjadikan kopi sebagai salah satu item JPS Gemilang, membuat usaha mereka terselamatkan. Para pegiat kopi kini tengah beramai-ra-

mai berproduksi untuk memenuhi kebutuhan paket JPS Gemilang. Diceritakan Odi, pada Januari, Februari 2020 ini, penjualan kopi sangat menggembirakan. Untuk hotel, restoran, toko oleh-oleh dan ritel. Para pegiat kopi ramai-ramai berproduksi, memenuhi permintaan pasar. Seketika pasar tersebut terganggu, setelah virus Corona terkonfirmasi menular di Indonesia. Odi mengatakan, kopi yang sudah diproduksi akhirnya tertahan. Banyak juga yang membatalkan produksi karena keadaan. Sampai kemudian Pemprov NTB menawarkan kopi dalam paket bantuan semba-

ko JPS Gemilang. ‘’Tentu saja peluang ini menjadi kabar baik,’’ kata Odi. Produksi yang tadinya mandek akhirnya bisa dilanjutkan. Stok yang tadinya tertahan penjualannya, akhirnya terserap pasar. ‘’Sebagaimana rantai segitiga, ada pemerintah hadir, produsen bergerak, konsumen terbantu. Kira – kira begitu juga yang terjadi di tata niaga kopi. Pengusaha bisa menyerap kopikopi petani kembali,’’ ujarnya. Sebagaimana yang difasilitasi pemerintah, para pegiat kopi tengah giatnya berproduksi untuk memenuhi permintaan daerah. Kopi yang diminta sudah dalam bentuk kemasan, 100 gram. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/bul)

PAKET JPS - Ketua Asosiasi Kopi Provinsi NTB, Odi Adi Wibowo dan kopi produksinya yang masuk paket JPS Gemilang.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.