Edisi Senin 6 Juli 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SENIN, 6 JULI 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 101 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Riset CSIS

NTB Terbaik dalam Kegiatan Ekonomi dan Penanganan Covid-19

Jakarta (Suara NTB) Centre for Strategic and International Studies (CSIS) telah menggelar webinar publik bertema “Monitoring Penyebaran Covid-19 dan Perkembangan Ekonomi di Masa Transisi” pada Sabtu (4/7). Dalam webinar itu, terungkap bahwa NTB terbaik dalam kegiatan ekonomi dan penanganan Covid-19. Haryo Aswicahyono, peneliti The Department of Economics pada Centre for Strategic and International Studies, Jakarta, menyampaikan pa-

paran bertajuk “Evaluasi Kegiatan Ekonomi dan Intensitas Penyebaran Covid-19 di Masa New Normal: Tinjauan atas Beberapa Indikator Cepat”

dalam webinar tersebut. Berdasarkan hasil kajiannya, Haryo memetakan perkembangan ekonomi dan penyebaran Covid-19 pada

provinsi-provinsi di Indonesia. Pemetaan dilakukan dengan membagi daerah-daerah tersebut dalam empat kuadran. Berdasarkan dua variabel utama, yaitu kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19. Kuadran I yang merupakan kuadran terbaik adalah provinsi dengan kesehatan membaik dan ekonomi mem-

baik. Kuadran II, provinsi dengan ekonomi membaik, kesehatan memburuk. Kuadran III, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan memburuk. Kuadran IV, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan membaik. Dalam peta yang ditampilkan Haryo, terlihat bahwa Provinsi NTB berada di kuadran I. Dengan kata lain, NTB dan

belasan provinsi lainnya di Indonesia, berada pada kondisi di mana kesehatan membaik, dan ekonomi membaik. Menanggapi hasil penelitian tersebut, Gubernur NTB melalui Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi NTB, Najamuddin Amy, S.Sos, MM bersyukur atas hasil riset CSIS tersebut. Menurutnya, itu semua tidak luput dari

kerja keras dan kekompakan gubernur, wakil gubernur dengan para bupati/walikota beserta seluruh masyarakat NTB. ‘’Alhamdulillah. Kita bersyukur, dalan Studi CSIS mengenai kondisi indeks ekonomi dan indeks kesehatan, Provinsi NTB berada di Kuardan I,’’ ujarnya. Bersambung ke hal 7

TIBA DI SUMBAWA - Kepala Staf Kepresidenan, Muldoko disambut Gubernur NTB, H.Zulkieflimasyah, Minggu (5/7) kemarin. Dalam kunkernya ke NTB, Muldoko dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Lunyuk, Kabupaten Sumbawa. Salah satu dari sejumlah kegiatannya di sana adalah melihat proses penangkapan benih lobster oleh nelayan di Pantai Liang Bage, Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Senin (6/7) hari ini. (Suara NTB/ist)

Percepat Entaskan Kemiskinan PEMPROV NTB sedang menggodok Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub) tentang Bela dan Beli Produk Lokal. Selain memberdayakan IKM dan UKM lokal, Rapergub tersebut dihajatkan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di NTB. ‘’Ujungnya memang untuk peningkatan kesejahteraan atau menanggulangi kemiskinan. Karena semua yang kita lakukan di pemberdayaan IKM dan UKM itu, muaranya ke sana, upaya mempercepat pengentasan kemiskinan,’’ kata Kepala Bappeda NTB, Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M. Si dikonfirmasi Suara NTB, (Suara NTB/dok) Minggu (5/7) kemarin. H. Amry Rakhman Amry mengatakan, draft Pergub tersebut sudah berada di tangan Gubernur. Direncanakan, Pergub ini akan segera diundangkan dalam waktu dekat ini. Bersambung ke hal 7

KO M E N TTAA R Lindungi Balita dan Lansia DINAS Kesehatan (Dikes) NTB mencatat sekitar 3.218 orang berisiko tinggi terpapar Covid-19 di NTB. Mereka adalah Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yang masih menjalani karantina, Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dalam pemantauan dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih dalam pengawasan. ‘’Total Orang-orang paling berisiko, yang kemungkinan menjadi positif baik dari PPTG, OTG, ODP dan PDP sebanyak 3.200 orang. Jumlah yang tidak sedikit. Dan ini akan masih bertambah,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH di Mataram, kemarin. Ia merincikan jumlah PDP sebanyak 1.989 orang dengan perincian 375 orang. Bersambung Nurhandini Eka Dewi ke hal 7 (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Dinas Pariwisata (Dispar) NTB menyusun rencana pembukaan bertahap desa wisata di NTB. Hal tersebut ditujukan sebagai bagian dari persiapan menuju kenormalam baru sektor pariwisata pascapan-

demi virus Corona (Covid-19). ‘’Yang betul-betul siap dengan protokol Covid-nya kita bertahap akan buka,’’ ujar Kepala Dispar NTB,H. Lalu Moh. Faozal, S.Sos, M.Si, saat dikonfirmasi, Minggu (5/7). Bersambung ke hal 7

Lulusan SMA/SMK Dibutuhkan 56 Orang

Formasi Tenaga Dokter dan Pemulasaran Jenazah Belum Ada Peminat keperawatan ners 41 orang, DIII KepeMataram (Suara NTB) rawatan 10 orang, bidan 4 orang, nuPemprov NTB membuka lowongan triisonis 2 orang. Kemudian pramusa125 relawan medis dan non medis ji minimal lulusan SMK jurusan tata untuk penanganan Covid-19 di boga atau gizi 5 orang, apoteker 2 RSUD NTB. Formasi tenaga dokter orang, teknis kefarmasian 4 orang. dan pemulasaran jenazah belum ada Selanjutnya untuk formasi umum peminat sejak dibukanya pendaftaran atau non medis semuanya minimal lu1 Juli lalu. Sementara itu, dari 125 lusan SMA. Antara lain sopir 5 orformasi yang dibutuhkan, Pemprov ang, transporter 24 orang, pemumembuka lowongan 56 orang lasaran jenazah 2 orang dan bagi lulusan SMA/SMK. cleaning service 20 orang. “Ada sekitar 20-an Nasir mengatakan pendaftar yang sudah khusus untuk formasi masuk. Mayoritas peratenaga dokter, ia wat yang daftar. Kalau mengaku khawatir tak dokter dan pemulasaakan terisi. Seperti saat ran jenazah belum pembukaan relawan ada,” kata Kepala BKD medis Covid-19 untuk NTB, Drs. MuhamRS Darurat Asrama mad Nasir dikonfirHaji. “Saya khawatmasi Suara NTB, ir ndak ada dokter Minggu (5/7) kemarin. yang melamar kayDalam rekrutmen ak di RS Darurat 125 relawan medis Asrama Haji. dan non medis CovidBersambung 19, terdiri dari dokter Muhammad Nasir ke hal 7 umum 6 orang, perawat S1 (Suara NTB/ist)

Lakey

Dompu (Suara NTB) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Dompu, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membutuhkan anggaran Rp6 miliar untuk memperbaiki bangunan penahan gelombang yang rusak diterjang gelombang pasang sebulan terakhir. Estimasi anggaran dalam proposal permohonan bantuan ke BNPB itu, masih menunggu rekomendasi dari Gubernur NTB. Kalak BPBD Dompu, M Jufri, ST, M.Si, kepada Suara NTB mengungkapkan, gelombang pasang setinggi 4-5 meter

di wilayah perairan Huu telah merusak sebagian besar bangunan penahan gelombang sepanjang 600 meter. Hasil tinjauan langsungnya bersama Disbudpar ini lantas disikapi dengan membuat proposal permohonan bantuan perbaikan ke BNPB. “Kami sudah menyiapkan proposal yang ditunjukan ke BNPB di Jakarta, tentu ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Diantaranya rekomendasi gubernur. Jadi sekarang lagi mengajukan untuk mendapat rekomendasi gubernur,” terangnya. Bersambung ke hal 7

(Suara NTB/ula)

INDAH - Suasana saat matahari terbenam di Pantai Lakey. Pemandangan indah ini, salah satu keunggulan yang diminati wisatawan selain gelombang tinggi yang diburu peselancar di Pantai Lakey.

Terapkan Protokol Covid-19

Instalasi Radioterapi RSUD NTB Adaptasi Alur Pelayanan Mataram (Suara NTB) Pandemi virus Corona (Covid-19) yang masih berlangsung memaksa fasilitas kesehatan terus memberikan pelayanan terbaik. Salah satunya ditunjukkan Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) NTB yang memberlakukan screening (pemeriksaan) pasien berlapis untuk menghindari potensi penularan. “Di masa pandemi ini kami ada screening khusus untuk pasien kami. Jadi selain screenin secara umum di depan (pintu masuk rumah sakit, Red), ada juga dari kami,” ujar Kepala Instalasi Radioterapi RSUD NTB, dr. Hadi Nurhadi, Sp.Onk. Rad kepada Suara NTB, Minggu (5/7).

Pemeriksaan yang dilakukan antara lain mengecek apakah pasien yang membutuhkan layanan radioterapi memiliki gejala seperti batuk, sesak, dan apakah memiliki riwayat datang dari daerah berisiko atau memiliki kontak dengan pasien positif. Untuk memaksimalkan pemeriksaan, Instalasi Radioterapi RSUD NTB juga memanfaatkan mesin Computed Tomography (CT) Simulation yang dimiliki. “Jadi kami bisa langsung melakukan CT scan kalau pasiennya ada keluhan. Jadi kalau ada pneumonia, radang paru, atau yang lain bisa terlihat semua. Kalau dia normal, tentu kita lanjutkan seperti biasa,” ujar Hadi.

Di sisi lain, untuk menekan potensi penularan Covid-19 Instalasi Radioterapi RSUD NTB juga memberlakukan jadwal penyemprotan disinfektan secara ketat. Di mana selama pandemi berlangsung, proses disinfeksi dilakukan setiap kali pergantian pasien. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh mesin dan ruang perawatan di instalasi tersebut terbebas dari bakteri dan virus. ‘’Kalau dulu kita tiga hari sekali, sekarang setiap ada pasien kita disininfeksinya,’’ jelasnya. Selain itu, pihaknya juga mengatur jadwal perawatan pasien secara ketat. Di mana seluruh pasien yang membutuhkan terapi radiasi hanya

dibolehkan datang di jadwal yang telah ditentukan pihak rumah sakit. Dengan begitu, interaksi antara pasien dapat dikurangi sehingga pembatasan fisik sebagai bagian dari protokol Covid-19 dapat diterapkan. “Pasien yang masuk satu per satu. Jadi setiap pasien ada jamnya masing-masing. Itu adaptasi kami selama pandemi ini,” ujar Hadi. Diterangkan, selama pandemi berlangsung pihaknya sangat mengatensi pelayanan bagi pasien kanker yang sempat menurun. Bersambung ke hal 7

Hadi Nurhadi

(Suara NTB/bay)

TO K O H

Dompu Butuh Siapkan Tiga Desa Wisata Rp6 Miliar Perbaiki untuk Kenormalan Baru Penahan Gelombang


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.