HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
KAMIS, 6 AGUSTUS 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 124 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Ketua DPRD Kota Mataram Khawatir ’’Perda Masker’’ Tak Efektif DIKETOKNYA Perda Penanggulangan Penyakit Menular oleh DPRD NTB, mendapat beragam tanggapan dari berbagai kalangan. Salah satu tanggapan datang dari Ketua DPRD Kota Mataram, H. Didi Sumardi, SH. Menurut dia, siapapun yang melakukan ikhtiar atau upaya-upaya untuk tujuan yang baik, harus didukung dan apresiasi. Terlebih untuk pencegahan covid-19 yang saat ini masih bersifat pandemi sebagai strategi m e n y e l a m a t k a n masyarakat sehingga tidak menjadi korban. ‘’Prasyaratnya, kerja-kerja
pemerintahan itu memang harus bersinergi dan kolaboratif,’’ katanya kepada Suara NTB di Mataram, Rabu (5/8) kemarin. Didi mengingatkan, ikhtiar dan strategi itu harus dilakukan secara cermat, matang dan tepat. Kalau yang terjadi sebaliknya, hal itu akan mubazir. Bahkan berpotensi menimbulkan masalah baru. ‘’Meski saya belum baca draftnya tapi informasi yang kita terima dari media itu masih gonjang ganjing atau pro kontra. Hal tersebut sebenarnya sudah kita prediksi. Karena setahu saya, belum ada kegiatan-kegiatan seper-
ti bagaimana menghimpun masukan dan menyerap aspirasi masyarakat dari kabupaten/kota. Termasuk mensosialisasikan drafnya atau uji publik sebelum dilakukan pembahasan,’’ terangnya. Politisi Golkar ini justru khawatir Perda itu tidak bisa dijalankan secara efektif. Padahal niat dan tujuannya bagus. ‘’Tapi sepertinya caranya yang tidak tepat,’’ cetusnya. Menurut Didi, sebelum berbicara soal sanksi atau denda yang berkaitan dengan ketidakdisiplinan memakai masker kalau tidak dibarengi dengan kejelasan atau kepastian instrumen dan daya duku-
ng yang memadai, tentu sulit untuk menegakkannya. Seperti bagaimana teknis dengan kabupaten/kota supaya seirama. ‘’Organ Pemprov kan terbatas, sehingga harus bersinergi dengan kabupaten/kota,’’ sarannya. Dikatakan Didi, ketika pemerintah mewajibkan sesuatu, harus terlebih dahulu dipastikan bagaimana pihak pemerintah menjalankan kewajiban tersebut. ‘’Bagaimana kita paksakan orang pakai masker kalau barangnya langka, mahal dan sulit didapat. Itu namanya represif karena bermaksud menegakkan/memaksakan hukum secara
adanya jaminan itu maka itu akan sia-sia saja,’’ imbuhnya. Mengratiskan masker sangat mungkin dilakukan. Apalagi kalau kebijakan itu menjadi satu paket dengan pemberdayaan UMKM lokal. Itu akan memberi dampak positif secara lebih luas. Tidak hanya bagi
tidak adil,’’ kritiknya. Yang harus dilakukan sebelumnya adalah, memastikan atau menjamin masker tersedia memadai, harga mudah dan murah. Idealnya masker harus digratiskan. ‘’Tanpa
pergerakan sektor ekonomi rakyat, tetapi juga bagi peningkatan aktivitas ekonomi. Tingkat kesejahteraan masyarakat dan penekanan tingkat kemiskinan. Kalau pemerintah mau bersungguh-sungguh, Didi memandang dua kepentingan tersebut harus dilakukan dengan memprioritaskan menggratiskan masker, baru dilakukan penegakkan sanksi atau hukumannya. Bersambung ke hal 11
’’
Tanpa adanya jaminan, maka itu akan sia-sia saja H. Didi Sumardi, SH (Suara NTB/ist)
Sanksi Denda Tak Pakai Masker
Cara NTB Tekan Penambahan Kasus Positif Covid-19
(Suara NTB/nas)
Mataram (Suara NTB) Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si., mengatakan, penerapan sanksi denda kepada masyarakat yang tidak memakai masker merupakan cara untuk menekan penambahan kasus positif Covid-19. Dengan adanya pemberian sanksi denda sebesar Rp100 ribu bagi masyarakat umum dan Rp200 ribu bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak memakai masker, diharapkan dapat memberikan efek jera. ‘’Ada efek jera iya, tapi bukan berarti kita melarang orang keluar. Tapi karena kita cinta masyarakat (agar tak terpapar Covid-19). Kita tidak ingin masyarakat jadi pasien yang kita
H. Lalu Gita Ariadi
rilis berikutnya. Maka caranya seperti itu (penerapan sanksi denda),’’ tegas Gita dikonfirmasi di Kantor Gubernur, kemarin. Ia mengatakan, Perda tentang Penanggulangan Penyakit Menular yang telah dibuat
Pemprov tersebut berlaku di seluruh NTB. Pascaditetapkan menjadi Perda, sekarang Pemprov sedang menyiapkan Rapergub yang mengatur tentang tata cara pengenaan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan Covid-19. Sekda NTB ini berharap dalam waktu dekat, setelah Pergub keluar, maka Perda tersebut sudah mulai diberlakukan. ‘’Mudah-mudahan (minggu depan) kita lakukan,’’ katanya. Sembari menunggu keluarnya Pergub, dilakukan sosialisasi secara simultan dan masif kepada masyarakat NTB. Ditanya mengenai adanya pro kontra di masyarakat
soal penerapan sanksi denda ini, Sekda mengatakan hal itu merupakan hal yang biasa. Dalam kampanye penggunaan masker, Sekda meminta ASN di NTB menjadi garda terdepan. Sehingga dalam Rapergub yang sedang disusun, sanksi bagi ASN yang tidak memakai masker jauh lebih besar dibandingkan masyarakat umum. ‘’Pegawai lebih berat (sanksinya) karena dia sebagai contoh, panutan. Siapa lagi yang jadi garda terdepan jadi contoh kalau tidak ASN. Makanya kita arif bijaksana melihat itu,’’ terangnya. Berdasarkan Rapergub yang disusun Pemprov NTB sebagai tindaklanjut dari Per-
da tentang Penanggulangan Penyakit Menular dalam Pasal 2 ayat 1 menyatakan, setiap orang perorangan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam rangka penanggulangan penyakit menular yang sudah ditetapkan menjadi wabah/KLB/KKMMD, dikenakan sanksi administratif berupa: (a) teguran lisan;(b), teguran tertulis; (c) denda administratif paling banyak sebesar Rp.500 ribu dan/atau sanksi sosial seperti kerja bakti sosial seperti hukuman membersihkan ruas jalan/selokan/ tempat umum/fasilitas umum. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara langsung
pada saat operasi penertiban. Kemudian dalam pasal Pasal 4 diatur soal sanksi denda kepada orang-perorangan yang dikelompokkan berdasarkan jenis pelanggaran yang dilakukan. Misalnya yang tidak memakai masker di tempat umum/fasilitas umum/tempat ibadah/tempat lain yang ditentukan, dikenakan sanksi denda sebesar Rp100 ribu. Warga yang tidak mematuhi protokol penanggulangan penyakit menular yang telah ditetapkan seperti kegiatan sosial/keagamaan/budaya, dikenakan sanksi denda sebesar Rp250 ribu. Bersambung ke hal 11
Tim Itwasum Mabes Polri Laksanakan Pengawasan dan Pemeriksaan di Polda NTB Mataram (Suara NTB)Tim Wasrik dari Itwasum Mabes Polri melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan
di Polda NTB, Rabu (5/8) kemarin. Tim Wasrik Irwil III Itwasum Polri dipimpin oleh Brigjen. Pol. Iriyanto, SIK dan
Ketua Kombes. Pol. Drs. Agung Setiatno. Tim Wasrik kemarin tiba di kediaman Wakapolda NTB,
TO K O H Sanksi yang Mendidik BUPATI Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid menegaskan, diterbitkannya Peraturan Bupati (Perbup) tentang ketenteraman dan ketertiban masyarakat di tengah Pandemi Covid-19 sebagai upaya mendidik semua kalangan. Baik itu masyarakat, pelaku usaha dan ASN agar tetap patuh terhadap protokol Covid-19. Bersambung ke hal 11
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/ndi)
Polda NTB dan Satker jajaran yang akan di laksanakan selama 10 Hari ke depan. Setelah melaksanakan coffe break di kediaman Wakapolda NTB, Kapolda NTB bersama Irwil III beserta tim menuju Lapangan Tenis Polda NTB untuk melaksanakan taklimat awal yang diikuti oleh PJU, para Kasatker di lingkungan Polda NTB. Bersambung ke hal 11
H. Fauzan Khalid (Suara NTB/her)
Berkurang Rp448 Miliar
Yek Agil
Brigjen. Pol. Drs. Asby Mahyuza, pada pukul 07.45 Wita. Tim Wasrik diterima langsung oleh Kapolda NTB, Irjen. Pol. Mohammad Iqbal, SIK.MH, Wakapolda NTB, Irwasda Polda NTB beserta para PJU Polda NTB. Kedatangan Tim Wasrik Itwasum Polri dalam rangka pengawasan dan pemeriksaan rutin Tahap II Aspek Pelaksanaan dan Pengendalian di
PEMPROV NTB telah menyampaikan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Perubahan (APBDP) tahun 2020 ke Badan Anggaran (Banggar) DPRD NTB. Dalam draf KUA tersebut, pendapatan pada APBDP memperlihatkan mengalami pengurangan cukup signifikan dari APBD murni 2020. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/bidhumaspoldantb)
TAKLIMAT AWAL - Kapolda NTB, Irjen.Pol.Mohammad Iqbal (tengah) diapit Irwil III Itwasum Polri, Brigjen. Pol Iriyanto S.I.K (kiri) dan Waka Polda NTB, Brigjen. Pol. Drs. Asby Mahyuza (kanan), pada taklimat awal yang diikuti oleh PJU, (Suara NTB/bidhumaspoldantb) para Kasatker di lingkungan Polda NTB. Kapolres se-Pulau Lombok dan untuk PERIKSA - Sementara suasana pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Kapolres se- Pulau Sumbawa mengikutinya melalui video conference. Itwasum Polri.
DPKP NTB Serahkan Hadiah untuk Juara Perpustakaan Terbaik 2020
Perpustakaan Desa Embung Kandong dan SMAN 1 Praya Wakili NTB ke Tingkat Nasional Mataram (Suara NTB) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi (DPKP) NTB menyerahkan hadiah kepada juara lomba perpustakaan terbaik tingkat provinsi NTB, Rabu (5/8) kemarin. Perpustakaan Desa Embung Kandong Lombok Timur dan Perpustakaan SMAN 1 Praya Lombok Tengah menjadi juara I tingkat Provinsi NTB. Selanjutnya, Perpustakaan Desa Embung Kandong dan Perpustakaan SMAN 1 Praya mewakili NTB di tingkat nasional. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/nas)
Kepala DPKP NTB, H.Manggaukang Raba menyerahkan piala dan piagam penghargaan kepada Kepala Desa Embung Kandong, yang meraih juara I Lomba Perpustakaan Umum terbaik desa/kelurahan se - NTB tahun 2020.
(Suara NTB/nas)
Kepala DPKP NTB, Manggaukang Raba foto bersama dengan kepala desa yang menjadi juara Lomba Perpustakaan Umum terbaik desa/kelurahan se - NTB tahun 2020.