Edisi Jumat 7 Agustus 2020 | Suara NTB

Page 1

SUARA NTB

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

JUMAT, 7 AGUSTUS 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 125 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Sanksi Masyarakat Tak Pakai Masker

Pemda Kabupaten/Kota Bisa Langsung Gunakan Perda Provinsi

Mataram (Suara NTB) Pemda Kabupaten/Kota tidak harus membuat Perda atau Peraturan Bupati (Perbup) maupun Peraturan Walikota (Perwal) untuk penerapan sanksi bagi masyarakat yang tidak memakai masker di NTB. Dengan adanya Perda tentang Penanggulangan Penyakit Menular yang dibuat Pemprov NTB berikut aturan turunannya dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub), sudah cukup menjadi landasan Pemda Kabupaten/ Kota untuk menindak masyarakat yang tak memakai masker.

‘’Perda ini berlaku di seluruh kabupaten/kota di NTB. Sehingga temanteman kabupaten/kota supaya tidak susah lagi membuat Perda. Kalau ada Pemda Kabupaten/Kota yang membuat Perbup dan Perwal, tidak masalah. Silakan, ndak jadi masalah. Tanpa dia membuat regulasi, bisa langsung, tinggal melaksanakan melaksanakan Perda ini,’’ kata Kepala Biro Hukum Setda NTB, H.

Ruslan Abdul Gani, SH, MH dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (6/8) siang kemarin. Ruslan menjelaskan, Bupati/ Walikota se-NTB bisa langsung melaksanakan Perda yang telah dibuat untuk menegakkan aturan tentang protokol kesehatan Covid19 di kabupaten/kota. Artinya, tanpa membuat regulasi dalam bentuk Perda atau Perbup dan Perwal, Per-

da yang dibuat Pemprov NTB sudah bisa diterapkan di kabupaten/kota. ‘’Tidak membuat regulasi juga ndak apaapa, membuat juga bagus. Tapi tanpa dia membuat, bisa langsung melaksanakan Perda Provinsi bersama-sama dengan Pemprov NTB,’’ jelasnya. Bersambung ke hal 11

H. Ruslan Abdul Gani (Suara NTB/dok)

NTB Kecolongan PAD dari Pengiriman Benih Lobster

INDAH - Keindahan Sembalun, kaki Gunung Rinjani dari atas Bukit Pergasingan, Lombok Timur. Tampak salah satu wisatawan sedang menikmati keindahan Sembalun dari udara menggunakan Paralayang.

(Suara NTB/yon)

Mataram (Suara NTB) – Pengiriman Benih Bening Lobster (BBL) hasil tangkapan dari perairan NTB sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan. NTB sebagai sumber justru belum dapat PAD. Data Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Mataram, per 31 Juli 2020, ada 15 perusahaan yang telah melalulintaskan BBL keluar NTB. Nilainya mencapai Rp5,8 miliar dari total sebanyak 468.126 ekor BBL yang dikeluarkan setelah terbitnya Permen KP No 12 Tahun 2020 tentang tata kelola terbaru lobster, kepiting dan rajungan. Setiap hari setidaknya tiga perusahaan melakukan pengiriman benih lobster. Jumlah kirimannya sampai 20.000 BBL sekali kirim. Bersambung ke hal 11

TO K O H

Ledakan Lebanon, BP2MI Cek Keselamatan PMI asal NTB

Serius Lestarikan Rinjani

AUDIENSI - Suasana audiensi Wagub NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah dengan Penasehat Khusus Menko Marvest Bidang Komunikasi beserta rombongan di Ruang Rapat Terbuka, Halaman Kantor Gubernur NTB, Kamis (6/8).

JPS Gemilang Berpengaruh Luar Biasa pada UMKM NTB

Rekomendasi untuk UMKM PEMERINTAH pusat menyiapkan stimulus modal kerja bagi UMKM terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Stimulus tersebut akan diberikan pada 12 juta pengusaha di seluruh Indonesia, termasuk NTB. Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Drs.H.Wirajaya Kusuma, MH menerangkan pihaknya saat ini tengah mendata Bersambung ke hal 11 H.Wirajaya H.Wirajaya Kusuma Kusuma (Suara NTB/bay)

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB sangat komit dengan pemberdayaan UMKM. Hal tersebut dibuktikan saat penanganan Covid-19 kali ini. Upaya yang dilakukan Pemprov NTB dalam menangani Covid-19 salah satunya adalah

program bantuan JPS Gemilang. ‘’Kami ingin aman dan produktif. Artinya kesehatan kita tangani tetapi ekonomi juga tertangani dengan baik,’’ ungkap Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/bay)

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/humassetdantb)

Mataram (Suara NTB) Ledakan dahsyat yang mengguncang Ibu Kota Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8) lalu yang diduga menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia sampai saat ini tengah melakukan pengecekan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang mungkin menjadi korban dari bencana tersebut. Kepala Badan Perlindungan Pekerja

Abri Danar Prabawa

Migran Indonesia (BP2MI) Mataram, Abri Danar Prabawa, menerangkan saat ini pihaknya juga tengah melakukan pengecekan terhadap PMI yang bekerja di Lebanon. ‘’Sampai sekarang kita masih menunggu keterangan resmi dari Kemenlu, khususnya terkait ada tidak WNI kita yang menjadi korban,’’ ujarnya, Kamis (6/8). Berdasarkan pengecekan yang dilakukan pihaknya melalui siskotkln, tercatat ada 1 orang PMI asal NTB yang berada di negara timur tengah tersebut. ‘’Kita melakuan cross check (pengecekan) data di sistem kita apakah ada PMI asal NTB yang bekerja di sana, ketemu satu orang namanya Ni Wayan Maries Purnamayani, warga Lombok Tengah yang bekerja di sana,’’ jelasnya. Diterangkan, sampai saat ini pihaknya masih mencoba menghubungi pihak keluarga maupun Maries sendiri, namun belum berhasil. Pihaknya berharap agar Maries bisa selamat dari ledakan yang terjadi. Bersambung ke hal 11

Fenomena Maskawin Murah

MUI Khawatir Pernikahan Jadi Permainan MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) NTB khawatir dengan fenomena pernikahan dengan maskawin sandal jepit, segelas air, ratusan butir telur dan uang sebesar Rp1.000 terjadi di NTB dan viral di media sosial beberapa waktu terakhir. MUI merasa khawatir dengan fenomena seperti ini, karena kesakralan pernikahan dikhawatirkan akan menjadi rusak. ‘’Kita harus mencari tahu mereka yang melaksanakan

pernikahan itu sesungguhnya apa dibenak mereka? Sehingga dia menetapkan maskawinnya sandal jepit, segelas air, telur ayam dan uang Rp1.000. Yang kita khawatirkan, jangan sampai menjadi permainan. Jadi, rusaklah nilai sakralnya pernikahan itu,’’ ujar Ketua MUI NTB, Prof. H. Saiful Muslim dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (6/8) siang kemarin. Ia mengatakan, pernikahan adalah sunah rasul. Dalam

ajaran agama, permintaan maskawin dari calon mempelai perempuan disesuaikan dengan tingkat kemampuan calon suami. Sehingga permintaan maskawin tidak memberatkan calon suami. ‘’Tapi terpenuhi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan yang wajar dalam pernikahan. Jangan seperti main-main. Kalau namanya sandal jepit itu sepertinya main-main. Padahal pernikahan itu sangat sakral,’’ ujarnya dengan nada prihatin.

Fenomena pernikahan dengan maskawin yang terlihat nyeleneh ini, menurut Saiful Muslim, perlu dikaji secara mendalam oleh perguruan tinggi yang ada di NTB. Karena kejadian pernikahan yang menghebohkan ini bukan hanya terjadi sekali, tetapi ada beberapa kejadian yang bertuH. Saiful Muslim rut-turut. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/dok)

KAWASAN Rinjani yang telah tercatat sebagai Unesco Global Geopark (UGGp) menjadi salah satu kebanggaan NTB. Dengan Rinjani di Pulau Lombok dan Tambora di Pulau Sumbawa, NTB berhasil menunjukkan eksotisme alamnya di kancah internasional. Hal ini tentu harus dapat dijaga dan dirawat oleh pengelola serta pihak terkait agar kekayaan alam NTB dapat terus lestari untuk waktu yang lama. Hj. Sitti Rohmi Djalilah Bersambung ke hal 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Jumat 7 Agustus 2020 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu