HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SELASA, 14 APRIL 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 34 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Status Penanggulangan Covid-19 Ditingkatkan Jadi Tanggap Darurat Kepastian peningkatan status itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos.MH, Senin (13/4) sore kemarin. Konsekuensinya, terjadi peningkatan eskalasi penanganan. ‘’Hari ini (kemarin), Pak Gubernur memutuskan untuk menaikkan status, dari status siaga bencana non alam, dinaikkan menjadi status tanggap darurat non alam Covid19. Nah tentunya, ini akan
berpengaruh pada eskalasi penanganan medis sesuai banyaknya kasus yang terkonfirmasi,’’ jelas Ahsanul Khalik. Disebutnya, status tanggap darurat akan mulai berlaku pada 15 April 2020 hingga 28 April 2020 atau selama 14 hari ke depan. Tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang sesuai kondisi dan perkembangan penanganan Covid – 19. Terkait dengan peningkatan status tersebut, gubernur
12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 Mataram (Suara NTB) 12345678901234567890123456789012123 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus 12345678901234567890123456789012123 Disease 2019 (Covid-19) meminta masyarakat atau pasien 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 dalam pengawasan (PDP) jujur memberikan keterangan ri12345678901234567890123456789012123 wayat perjalanannya. Pasalnya, ada beberapa pasien yang 12345678901234567890123456789012123 terkonfirmasi positif Covid-19 di NTB yang tidak jujur me12345678901234567890123456789012123 ngungkap riwayat perjalanannya ke petugas kesehatan. 12345678901234567890123456789012123 12345678901234567890123456789012123 Bersambung ke hal 11 12345678901234567890123456789012123
kata Ahsanul Khalik akan meminta kabupaten dan kota mengambil langkah tegas demi memutus mata rantai penyebaran Covid – 19. Diantaranya, pertama, menetapkan status lingkungan atau dusun yang warganya positif Covid- 19 sebagai area tertib social distancing atau physical distancing. Penertiban ini akan dikawal langsung oleh aparat kepolisian, sehingga perlu pembahasan dengan bu-
pati, walikota, TNI dan Polri. ‘’Kalau ini bisa dilakukan, maka harapan kita ada isolasi kampung selama 21 hari misalnya untuk memastikan tidak ada penyebaran baru di kampung tersebut atau juga penyebaran ke kampung lainnya,’’ tegas Khalik. Kedua, percepatan jangkauan dan pelayanan di tingkat desa atau kelurahan dengan membuat ruang observasi mandiri. Hal ini untuk mengantisipasi arus mudik, baik TKI maupun warga lainnya, termasuk yang melakukan perjalanan dari berbagai daerah pandemi. “Ruang observasi menjadi tempat isolasi pada tingkat desa, sehingga diharapkan
akan lebih dekat dengan keluarga. Ini juga dikawal aparat desa, TNI dan Polri, sehingga penyebaran Covid- 19 bisa ditekan,” tandasnya. Ketiga, perlunya sikap tegas untuk mengurai kerumunan di masyarakat, melibatkan TNI,Polri dan Satpol PP. Keempat, pendistribusian Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis perlu diperbanyak sampai di tingkat Puskesmas. Sebab tenaga medis di Puskesmas akan jadi skala prioritas, termasuk rumah sakit se- NTB. Tujuannya, untuk mempercepat jangkauan kepada PPTG, OTG dan ODP di tingkat desa. Bersambung ke hal 11
(sumber : BPBD NTB)
Mataram (Suara NTB) Masyarakat diingatkan, agar mengidentifikasi dan menjaga jarak jika menemukan klaster Gowa. Tidak bermaksud mendiskreditkan, tapi tujuannya agar tidak terjadi penularan lanjutan sebagaimana klaster lain. Karena sementara ini klaster tersebut masih nihil penularan. Demikian imbauan disampaikan Kepala Pelaksana BPBD NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos.MH. Data tim gugus tugas Covid – 19 NTB mencatat, ada sembilan orang yang dinyatakan positif berdasarkan hasil tes swab. Seluruh Pasien Dalam Pengawasan (PDP) klaster Gowa ini adalah jemaah yang mengikuti kegiatan ijtima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan. Diperkirakan mereka tertular di luar NTB. ‘’Sementara ini, sebaiknya se-
PEMPROV NTB merencanakan akan mendistribusikan bantuan sembako Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang mulai 16 April 2020 secara bertahap. Verifikasi dan validasi data penerima sebanyak 105.000 KK ditargetkan tuntas, Selasa (14/4) hari ini. ‘’Rencana mulai (didistribusikan) tanggal 16 secara bertahap. Data (penerima) Insya Allah tuntas besok Selasa (hari ini, Red),’’ ujar Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Bersambung H. Ridwan Syah ke hal 11 (Suara NTB/ist)
KO M E N TTAA R Akan Lakukan Investigasi
(Suara NTB/ars)
mua pihak menjaga jarak fisik atau physical distancing dengan klaster Gowa ini untuk mencegah penularan lanjutan,’’ ujarnya. Klaster Gowa adalah salah satu dari lima sumber penularan Covid -19 di NTB. Khusus untuk klaster Gowa, diakuinya sudah dilakukan upaya cepat untuk antisipasi penularan. Ketika rombongan sampai di Pelabuhan Lembar, langsung dilakukan karantina di Asrama Haji sehingga proses deteksi lebih cepat. Mantan Plt. Bupati Lotim ini meminta agar jemaah yang masuk dalam klaster Gowa memahami situasi ini. Sehingga ia berharap, warga yang pernah mengikuti kegiatan di Gowa menahan diri untuk mengikuti proses karantina mandiri maupun terlokalisir sampai wabah Covid – 19 terkendali. Bersambung ke hal 11
Infografis penyebaran Covid – 19 di NTB. Klaster Gowa tercatat jadi satu satunya klaster yang belum menularkan ke orang lain.
Bilik Tes Swab Buatan Sumbawa Technopark Segera Dioperasikan
Didistribusikan Mulai 16 April
KEMENTERIAN Tenaga Kerja (Kemenaker) RI bergerak melakukan investigasi Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal NTB yang ditampung di Tangerang, Provinsi Banten. Penelusuran terkait informasi mereka ditampung di tempat tidak layak dan tidak mematuhi aturan physical distancing. Kasubdit Perlindungan TKI pada Direktorat Bersambung ke hal 11 M. Ridho Amrullah
H. Ahsanul Khalik
Warga Diingatkan Waspadai Penularan dari Klaster Gowa
Tak Jujur, Pasien Positif Corona Bahayakan Petugas Medis dan Masyarakat
TO K O H
”
Hari ini (kemarin), Pak Gubernur memutuskan untuk menaikkan status, dari status siaga bencana non alam, dinaikkan menjadi status tanggap darurat non alam Covid- 19.
Sumbawa Besar (Suara NTB) – Sumbawa Tecnopark (STP) mengembangkan bilik pemeriksaan sampel swab untuk mendeteksi Covid-19. Penggunaan bilik ini mengadopsi teknik pemeriksaan ala Korea Selatan yang diakui dunia, menjadi resep sukses penanganan Covid-19 di sana. Bilik ini akan diprioritaskan bagi warga berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) di Kabupaten Sumbawa. Untuk memudahkan pemeriksaan, STP telah menyiapkan bilik swab, dalam model yang bisa dibawa ke setiap kecamatan untuk dilakukan pemeriksaan. “Kita upayakan dalam minggu ini, sudah mulai dilakukan pemeriksaan. Gugus Tugas Kabupaten, meminta kita, untuk memeriksa swab warga ODP yang dikarantina di salah hotel dalam Kota. Sebab kalau mereka menunggu habis masa karantina hingga 14 hari cukup lama,” ujar Direktur Sumbawa Technopark (STP), Dr. Arief Budi Witarto, Senin (13/4). Ia menegaskan, dengan bilik yang mereka kembangkan ini, pemeriksaan bisa dilakukan secara langsung. “Bisa langsung dicek. Kalau negatif (Corona) bisa dipersilahkan balik langsung ke kampungnya. Sekarang yang PMI (Pekerja Migran Indonesia) juga mau pulang karena pada lebaran. Jadi sepertinya kebutuhannya semakin banyak dan besar,” terang Arief. Selain itu, lanjut Arief, warga yang berstatus ODP di kecamatan pun bisa diperiksa. Tim dari STP yang akan jemput bola ke kecamatan. Dengan membawa bilik swab untuk pemeriksaan di setiap kecamatan. “Biliknya cuma satu. Kita yang bawa ke kecamatan. Kalau selama ini standar protokolnya, dokter yang memeriksa menggunakan APD lengkap. Itu sangat merepotkan. Juga bagi masyarakat umum jadi menakutkan,” ujar Arief. Ia menambahkan, pembuatan bilik pemeriksaan cepat ini terilhami dari metode yang dikembangkan di Korea Selatan dalam menghadapi wabah Covid-19. “Kita dapat ide dari Korea, itu mereka melakukan secara masal, pakai kotak rapid, karena sederhana dan tepat guna. Di Sumbawa Technopark kita bikin. Biar orang yang OTG bisa datang langsung. Tidak perlu menggunakan APD yang lengkap. Jadi masyarakat juga tidak terlalu khawatir atau menyeramkan,” urainya lebih jauh. Bersambung ke hal 11 (Suara NTB/ist)
PENELITIAN - Direktur Sumbawa Technopark (STP), Arief Budi Witarto sedang melakukan penelitian di lab STP. Kini, tim STP sedang menyiapkan boks swab untuk pemeriksaan Covid-19.
Usaha Perhotelan Kelimpungan
Masih Nihil, Realisasi Penanggulangan Dampak Ekonomi Mataram (Suara NTB) – Dampak penyebaran virus Corona (Covid-19) bagi sektor perhotelah semakin kelimpungan. Pasalnya, seluruh kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan melalui kebijakan-kebijakan khusus sampai saat ini belum terealisasi. Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) NTB, Ernanda Agung Dewantoro, menerangkan pelaku perhotelan sampai
saat ini belum mendapatkan kejelasan terkait kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan sektor usaha ini. ‘’Sementara ini belum ada (kejelasan),’’ ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (13/4). Padahal, kebijakan tersebut sangat diharapkan. Khususnya, bagi hotel-hotel yang masih bertahan beroperasi. Dicontohkan Ernanda, beberapa kebijakan yang sangat dinantikan pihaknya adalah
kejelasan terkait relaksasi pajak hotel yang beberapa waktu lalu akan diberikan. ‘’Itu yang kami harapkan. Tapi dengan tutupnya sebagian besar hotel di Lombok maka tidak ada pendapatan, yang artinya tidak ada pajak yang (bisa) masuk,’’ ujar Ernanda. Menurutnya, kebijakan tersebut hanyalah salah satu dari yang dibutuhkan pelaku usaha saat ini. “Relaksasi pajak hanya salah satu yang
diharapkan pelaku pariwisata terutama perhotelan. Masih banyak biaya yang harus ditanggung, diantaranya biaya listrik,’’ sambungnya. Di sisi lain, hotel-hotel yang bertahan disebut Ernanda sampai saat ini banyak melakukan inovasi. Diantaranya dengan memaksimalkan keberadaan restoran di hotel dengan menyediakan paket pesan antar. ‘’Ada juga yang berjualan paket isolasi
(karantina, Red) diri. Banyak strategi dilakukan hanya untuk bertahan demi tetap berjalannya bisnis,’’ ujarnya. Senada dengan itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Anita Achmad, menerangkan sektor perhotelan saat ini memang babak belur oleh penyebaran Covid-19. Pasalnya, tingkat kunjungan wisatawan disebutnya menurun drastis secara global. Bersambung ke hal 11
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Bertambahnya jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid – 19, mengharuskan tim Gugus Tugas meningkatkan status, sebelumnya siaga bencana non alam, dinaikkan menjadi status tanggap darurat non alam Covid- 19. Terlebih jumlah pasien teridentifikasi Covid - 19 meningkat 37 kasus per Minggu (12/4) lalu.