HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SELASA, 16 JUNI 2020
1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 NTB Siapkan Empat 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Destinasi untuk Kenormalan 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Baru Pariwisata 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Mataram (Suara NTB) – 1234567890123456789012345678901212 Persiapan menuju kenormalan baru sektor pariwisata di 1234567890123456789012345678901212 NTB harus dilakukan dengan hati-hati. Kepala Dinas Pari1234567890123456789012345678901212 wisata (Dispar) NTB, H.Lalu Moh. Faozal, S.Sos,M.Si me1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 nekankan bahwa sampai saat ini Pemprov NTB hanya mem1234567890123456789012345678901212 persiapkan dan merekomendasikan empat destinasi untuk 1234567890123456789012345678901212 kenormalan baru tersebut. 1234567890123456789012345678901212 ‘’Selama ini kita di (Dispar) provinsi dan juga kabubapten/ 1234567890123456789012345678901212 kota belum mengeluarkan rekomendasi terkait dibuka atau 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 tidaknya (destinasi wisata). Selama ini yang kita pegang adalah 1234567890123456789012345678901212 membuka secara bertahap di empat destinasi wisata prioritas 1234567890123456789012345678901212 dulu,’’ ujar Faozal saat dikonfimasi, Senin (15/6) di Mataram. 1234567890123456789012345678901212 Empat destinasi tersebut antara lain kawasan Tiga Gili 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 (Trawangan, Air, Meno), Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), 1234567890123456789012345678901212 Bersambung ke hal 11 1234567890123456789012345678901212
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 84 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Kesembuhan Pasien Covid-19 di NTB Capai 65 Persen Mataram (Suara NTB) – Persentase kesembuhan pasien terkonfirmasi positif virus Corona (Covid-19) di NTB terus meningkat. Sampai dengan 14 Juni lalu, persentase tersebut mencapai 65 persen dari total kasus di NTB. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos.MH menerangkan, peningkatan tersebut terbilang cukup baik jika dibandingkan rata-rata daerah lain. ‘’Penyampaian rilis dari BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana) juga disebutkan bahwa NTB ini salah satu yang tinggi persentase kesembuhannya,’’ ujarnya, Senin (15/ 6) di Mataram. Diterangkan, pada 13 Juni pihaknya mencatat persentase
kesembuhan pasien di NTB mencapai 62 persen dari total kasus. Artinya, peningkatan sebesar 3 persen didapatkan NTB hanya dalam waktu satu hari. Kendati demikian, jumlah konfirmasi positif di NTB set-
iap harinya disebut masih cukup tinggi. ‘’Masih ada penambahan (kasus) setiap harinya. Kalau kita mau menekan supaya landai, itu harus di bawah puluhan. Kemarin saja masih 20-an kasus (yang terkonfirmasi),’’ sebut Aryadi. Kota Mataram dan Lombok Barat disebutnya menjadi dua wilayah yang sampai saat ini masih menunjukkan konfirmasi kasus dengan persentase cukup tinggi. Di sisi lain, per-
sentase pasien meninggal karena Covid-19 di NTB disebutnya juga terbilang cukup tinggi, yaitu mencapai 3,8 persen. ‘’Kita tetap harus hati-hati, tingkat kematian kita itu cukup besar. Meskipun rata-rata yang meninggal itu karena pengaruh penyakit komorbid (bawaan),’’ jelasnya. Untuk pasien yang masih menjalani perawatan, menurut Aryadi didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Bersambung ke hal 11
Pemerintah Alokasikan Rp677,2 Triliun
Presiden Minta Dana Covid-19 Dikawal Mataram (Suara NTB) Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meminta Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), Aparat Penegak Hukum (APH) bersama seluruh pihak untuk mengawal dan mengawasi dengan baik, seluruh dana percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang begitu besar
dikuncurkan pemerintah. Presiden menyebutkan, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp677, 2 triliun untuk jaminan dan pemulihan dampak sosial ekonomi yang dialami masyarakat. ‘’Sehingga dana yang begitu besar itu dapat membantu masyarakat dan para pelaku usaha yang sedang
mengalami kesulitan di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda bangsa ini,’’ tegas presiden saat membuka Rakor Nasional Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2020 melalui video conference bersama BPKP, para menteri, Inspektorat, APH serta gubernur se-Indonesia, Senin (15/6). Bersambung ke hal 11
RAKOR - Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah mengikuti Rakor Nasional Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2020 melalui video conference bersama BPKP, para menteri, Inspektorat, APH serta gubernur se-Indonesia, Senin (15/6) yang dibuka Presiden Jokowi.
(Suara NTB/kominfotik)
TO K O H Momentum ’’Reborn’’ Ekonomi NTB
H. Lalu Gita Ariadi
KO M E N TTAA R Rusun dan Rusus Ditunda PEMBANGUNAN rumah susun (Rusun) dan rumah khusus (Rusus) di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah tertunda tahun ini. Pasalnya, anggaran untuk pembangunan Rusun dan Rusus yang bersumber dari Kementerian PUPR tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19. Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) NTB, Ir. H. Azhar, MM mengatakan, pembangunan Rusun dan Rusus tertunda tahun ini dan akan dilaksanakan 2021 mendatang. Bersambung H. Azhar ke hal 11
NTB Ingin Penundaan JPS Gemilang III Harus Lebih Banyak Pembangunan Smelter AMNT Libatkan UKM/IKM Maksimal Enam Bulan
Mataram (Suara NTB) Semangat pemberdayaan UKM/IKM dalam produk Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang disediakan Pemprov NTB dalam Program JPS Gemilang, tetap menjadi konsep penyediaannya pada tahap III nanti. Bahkan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc., menekankan supaya produk-produk yang disediakan dalam JPS Gemilang tahap III tersebut merupakan produk-produk yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat. ‘’Kita jangan terlena dengan tahapaan penyelenggaraan JPS tahap I dan II, tetapi harus mengawal tahap III lebih baik,’’ ujar gubernur didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, saat Rapat Evaluasi JPS tahap II dan rencana persiapan JPS III, Senin (15/6) di Ruang Rapat Utama kantor Gubernur NTB. Rapat juga dihadiri Kepala OPD lingkup
(Suara NTB/humasntb)
RAPAT EVALUASI - Gubernur NTB, H.Zulkieflimansyah didampingi Wagub Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat Rapat Evaluasi JPS tahap II dan rencana persiapan JPS III, Senin (15/6) kemarin. Pemprov NTB. Menurut Dr.Zul, Pemprov NTB harus mengevaluasi kekurangan dan kelebihan pada tahapan penyelenggaran JPS Gemilang tahap II yang sudah 80 persen penyalurannya. Gubernur juga meminta agar pada
JPS Gemilang III ini, melibatkan lebih banyak UKM dan IKM lokal di NTB. Sehinggan produk yang diberikan juga lebih bervariasi dengan hasil produk yang banyak melibatkan masyarakat untuk bekerja. Bersambung ke hal 11
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB dan Pemda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) meminta penundaan pembangunan smelter jangan terlampau lama, sesuai usulan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sampai 18 bulan. Pemprov dan KSB menginginkan agar penundaan pembangunan smelter AMNT maksimal selama enam bulan. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, Ir. Muhammad Husni, M. Si mengatakan, Pemerintah Pusat belum mengambil kebijakan terkait usulan penundaan pembangunan smelter tersebut. Pemprov NTB masih menunggu kebijakan Pemerintah Pusat dan segera akan bersurat ke Menteri ESDM. ‘’Kita tunggu juga respons Jakarta (Pemerintah Pusat) seperti apa. Apakah akan dikasih 18 bulan atau cuma
enam bulan, kita elum tahu. Tetapi kalau bagi Pemprov dan KSB, cukup enam bulan (penundaan) sambil melihat perkembangan situasi dan kondisi,’’ kata Husni dikonfirmasi Suara NTB, Senin (15/6) kemarin. PT. AMNT mengajukan penundaan pembangunan smelter ke Kementerian ESDM akibat pandemi Covid-19 selama 14 - 18 bulan. Pemprov mengatakan apabila usulan tersebut disetujui, penundaan pembangunan smelter AMNT dinilai terlalu lama. Menurut Husni, penundaan pembangunan smelter AMNT maksimal enam bulan sambil melihat perkembangan situasi dan kondisi. Setelah enam bulan, dapat dilakukan evaluasi. Apabila situasi dan kondisi masih tak memungkinkan maka dapat dilakukan perpanjangan enam bulan berikutnya. Bersambung ke hal 11
PDRB Sektor Pariwisata dan Industri Berpotensi Turun hingga 12 Persen
(Suara NTB/dok)
Mataram (Suara NTB) Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan industri di NTB. Hasil kajian BPS, sektor pariwisata dan industri berpotensi menurunkan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADBH) sebesar 5,5 - 12 persen. ‘’Tentu saja simulasi ini mengansumsikan jika tidak ada stimulus ataupun insentif dalam bentuk apapun. Baik kepada dunia usaha sebagai produsen maupun rumah tangga sebagai konsumen. Untuk menghindari dampak negatif yang cukup besar ini, berbagai stimulus ataupun insentif yang tepat sangat diperlukan,’’ kata Kepala BPS NTB, Suntono dikonfirmasi usai pemaparan hasil kajian BPS di hadapan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti
Rohmi Djalilah, Sekda NTB, Drs.H.L.Gita Ariadi, M.Si, Asisten II Setda NTB, Ir.H.Ridwan Syah, MTP dan sejumlah Kepala OPD lingkup Pemprov NTB di Kantor Gubernur, Senin (15/6). Ia mengatakan, industri pengolahan merupakan salah satu leading sector dalam perekonomian NTB. Guncangan dalam sektor ini berpotensi besar mengganggu stabilitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Sehingga sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sektor industri pengolahan. Sementara itu sektor pariwisata yang di dalamnya merupakan gabungan dari sektor perdagangan, transportasi penyediaan akomodasi, serta penyediaan makan minum merupakan sektor yang berpotensi untuk mendorong perekonomian NTB. Bersambung ke hal 11
RAPAT - Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Sekda NTB,H.L.Gita Ariadi, dan Kepala OPD mendengarkan pemaparan hasil kajian BPS, Senin kemarin.
(Suara NTB/humasntb)
(Suara NTB/dok)
LANGKAH-langkah yang dilakukan dalam penanganan Covid-19 sudah on the right track. Baik penanganan dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M. Si mengatakan, berdasarkan analisis yang dilakukan sebelumnya, puncak Covid-19 di NTB diperkirakan Agustus mendatang. Bersambung ke hal 11