Edisi Jumat 17 April 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

JUMAT, 17 APRIL 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 37 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Pemprov Salurkan Bantuan JPS Gemilang untuk 105.000 KK acara Jumpa Bang Zul dan Ummi Rohmi (Jangzulmi), Kamis (16/4). Dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19, Jangzulmi menjadi wadah bagi Pemrpov NTB untuk tetap menjaga komunikasi dengan warga NTB. Untuk itu, sosialisasi program JPS Gemilang yang menjadi pokok pembahasan diberikan melalui jalur daring seperti media sosial Facebook, YouTube, akun resmi sosial media Pemprov NTB, serta disiarkan langsung melalui 38 jaringan radio se-NTB. “Di satu sisi kita meminimalisir penyebaran wabah ini

dengan social distancing, physical distancing, stay at home dan kebijakan lain. Namun kita juga harus memikirkan dan mengantisipasi dampak sosial ekonomi pada masyarakat,’’ ujar gubernur yang akrab disapa Dr. Zul dalam pembukaan acara Jangzulmi. Menurutnya, antisipasi perlu diberikan agar penanganan pandemi Covid-19 tidak sampai memutus pemasukan masyarakat. Dengan berbagai kebijakan yang diberikan pemerintah pusat dan daerah, Dr. Zul berharap potensi kerugian secara ekonomi dapat diminimalisir. Terlebih

dengan keterlibatan aktif dari seluruh Pemda Kabupaten/Kota hingga ke tingkat desa di NTB. Dicontohkan Dr. Zul seperti pengadaan program JPS dari Pemerintah Pusat yang diakui tidak mampu menutupi kebutuhan warga terdampak di NTB. Sehingga Pemerintah Provinsi meluncurkan program JPS Gemilang dengan proyeksi sebaran mencapai 105.000 KK terdampak. “Namun masih ada 12.000 warga belum ter-cover . Kami berharap pemerintah di tingkat kabupaten/kota bisa membuat program untuk menyasar warga tersebut. Pe-

merintah Desa juga bisa menggunakan dana desa,’’ ujar gubernur. Dengan membangun sinergi, penanganan wabah tersebut diharapkan memperhatikan komponen ekonomi masyarakat yang terdampak. Diterangkan Dr. Zul, masyarakat NTB yang sudah terakomodir program JPS Pemerintah Pusat tidak akan mendapatkan bantuan dari JPS Gemilang. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin pemerataan, sehingga tidak ada masyarakat yang menerima dua jenis bantuan sekaligus. Di sisi lain, pengadaan JPS Gemilang disebut Dr. Zul

(Suara NTB/alfan)

BANTUAN - Wagub, Hj.Sitti Rohmi Djalilah memberikan secara simbolis bantuan JPS Gemilang bagi masyarakat penerima. menggunakan produk lokal dari IKM dan UMKM NTB. “JPS Gemilang isinya adalah produk IKM dan UMKM kita di NTB. Harga minyak goreng

UKM rumahan jelas lebih mahal karena diolah langsung dengan peralatan seadanya dan penuh ketelatenan. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menyiapkan berbagai program untuk penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) di NTB. Salah satunya pemberian bantuan melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang ditujukan bagi 105.000 KK terdampak di NTB. Menindaklanjuti program tersebut, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, didampingi Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTB melakukan sosialisai melalui

RAPAT - Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah,SE., M.Sc bersama Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, melakukan rapat melalui telekonferensi dengan Menteri Sosial (Mensos), Juliari P. Batubara, Kamis (16/4).

Rapat dengan Mensos

TO K O H Awasi JPS Gemilang PEMERINTAH daerah di NTB sampai kabupaten/kota sudah menyiapkan alokasi anggaran untuk penanggulangan Covid – 19, khususnya peruntukan sembako Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Kajati NTB Nanang Sigit Yulianto, SH.,MH secara khusus memberi peringatan agar tidak ada satu orang pun berpikir korup. Jika kedapatan, terancam pidana 20 tahun hingga ancaman hukuman mati. ‘’Saya ingatkan agar tidak ada satupun yang berpikir mau dapat untung, mau korupsi. Karena (ancamannya) berat. Bisa 20 tahun sampai hukuman mati,’’ tegas Kajati ditemui Suara NTB usai membagi ribuan masker di depan Gedung Kejati NTB, Kamis (16/4). Alokasi dana penanggulangan Covid – 19 dalam catatannya sudah mencapai ratusan miliar, bahkan diperkirakan mencapai triliunan ketika wabah bertahan lama dan diputuskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Nanang Sigit Yulianto Bersambung ke hal 11

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/ars)

Tekan Dampak Covid-19 PROGRAM penataan lingkungan dan penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi salah satu solusi penanggulangan dampak penyebaran virus Corona (Covid19). Pasalnya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, telah mengarahkan agar seluruh pengerjaan proyek fisik di Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) NTB tersebut memanfaatkan tenaga kerja dan bahan konstruksi lokal. ‘’Khusus untuk program kegiatan ini sesuai dengan arahan Pak Gubernur kami diminta untuk segera melaksanakan agar di bulan ini, ekonomi masyarakat yang lagi mandek bisa berputar kembali,’’ ujar Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB, Ir. H. Azhar di Mataram. Bersambung H. Azhar ke hal 11 (Suara NTB/bay)

Pemprov Berharap BLT dalam Bentuk Sembako

Mataram (Suara NTB) Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah,SE., M.Sc bersama Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, melakukan rapat melalui telekonferensi dengan Menteri Sosial (Mensos), Juliari P. Batubara, Kamis (16/4). Dalam rapat itu, Juliari menjelaskan arahan Presiden RI, H. Joko Widodo terkait penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dibagikan kepada masyarakat dalam rangka menanggulangi dampak Covid-19.

‘’Bantuan tersebut sebesar Rp 600.000 yang dibagikan selama tiga bulan, April, Mei, Juni ke 9.000.000 Kepala Keluarga (KK) di Indonesia,’’ sebut Mensos. Melanjutkan penjelasannya, Mensos merinsi bahwa untuk Provinsi NTB akan

menerima BLT untuk 280.000 KK yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Penyalurannya melalui mitra kerja PT. Pos dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan dukungan Pemerintah Daerah. Bersambung ke hal 11

22 Persen Reaktif Danrem Sarankan Klaster Rapid Test 660 Orang Gowa Kooperatif dari Klaster Gowa

Mataram (Suara NTB) Klaster Gowa terus jadi sorotan karena potensi penyebarannya lebih mengkhawatirkan. Danrem 162/WB Kol. CZI Ahmad Rizal Ramdhani pun turun tangan memberi pengertian. Bersambung ke hal 11

DIALOG - Danrem 162/WB Ahmad Rizal Ramdhani saat dialog dengan jamaah tabligh agar yang merasa ikut ijtima ulama di Gowa kooperatif memeriksakan diri.

(Suara NTB/ars)

Mataram (Suara NTB) Penanggulangan penyebaran virus Corona (Covid-19) di NTB semakin mengerucut. Dari tujuh klaster yang telah dipetakan oleh pemerintah daerah, proses pelacakan dari interaksi pasien konfirmasi positif disebut telah menemukan ujungnya. ‘’Saat ini klaster Bogor sudah mulai jelas diputus di mana. Kemudian klaster Jakarta juga begitu. Yang berat sekarang ini klaster Gowa,’’

ujar Kepala Pelaksana BPBD NTB, H. Ahsanul Khalik, S.Sos.MH, saat dikonfirmasi, Kamis (16/4) di Mataram. Diterangkan Ahsanul, pihaknya membutuhkan kerja sama dari masyarakat, terlebih jamaah tablig yang memiliki riwayat pergi ke Gowa. ‘’Ini sedang berjalan, semua kabupaten/kota yang ada di NTB sedang melakukan tes terhadap saudara-saudara kita yang pernah ke Gowa,’’ ujarnya. Bersambung ke hal 11

NTB Siagakan 18 RS Rujukan

Puncak Wabah Corona Diprediksi Mei Mendatang Mataram (Suara NTB) Pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) diprediksi akan melonjak. Pasalnya, dari rapid test (tes cepat) yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dikes), seratusan warga menunjukkan hasil reaktif Covid-19. Dikes NTB memprediksi puncak wabah Covid-19 pada Mei mendatang. Mengantisipasi lonjakan pasien, NTB menyiapkan 18 rumah sakit (RS) sebagai tempat rujukan pasien Corona, yang tersebar di 10 kabupaten/Kota di NTB. Jumlah pasien positif Covid-19 di NTB tercatat 41 orang. Dimana, tujuh orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal dunia. Sementara sisanya masih dalam perawatan di rumah sakit dengan kondisi semakin membaik. ‘’Kalau hitungan kita tiga bulan dari awal Maret, April, Mei. Mei puncaknya. Mencapai puncak itu kalau kita sudah sampai fase epidemi. Makanya begitu ada warga yang hasil rapid test reaktif, kita sudah meminta kepada kabupaten/kota, untuk dipindahkan ke tempat khusus,’’ jelas Kepala Dikes NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH dikonfirmasi di Mataram, Kamis (16/4) kemarin. Sebagian besar populasi berisiko sudah di-

periksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT) atau tes cepat. Yaitu tes cepat kepada tenaga kesehatan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa, Makassar. Beberapa hari lalu, sebanyak 1.365 orang telah dilakukan tes cepat. Hasilnya, sebanyak 161 orang menunjukkan hasil reaktif. Dengan rincian sebanyak 188 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil 7 orang atau 3,7 persen dengan hasil reaktif. Kemudian 705 ODP/OTG diperiksa dengan hasil 46 orang atau 6,5 persen reaktif. Selanjutnya, 472 PPTG perjalanan Gowa, Makassar diperiksa dengan hasil 108 orang atau 22,8 persen reaktif. Pada Rabu (15/4), dilakukan rapid test kepada 221 PPTG klaster Gowa, sebanyak 48 orang menunjukkan hasil reaktif. Dengan adanya rapid test ini, kata Eka, Pemda dapat memperkirakan dan mempersiapkan diri jika dalam beberapa hari ke depan akan ada lonjakan jumlah pasien positif Covid19. Tetapi hal ini jangan dipandang sebagai hal yang buruk dan membuat panik. Bersambung ke hal 11

(Sumber : Diskominfotik NTB)

RAPID TEST - Infografis hasil rapid test terhadap populasi berisiko di NTB. Dari 1.365 orang yang dilakukan rapid test, sebanyak 161 orang menunjukkan hasil reaktif.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Jumat 17 April 2020 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu