Edisi Rabu 17 Juni 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

RABU, 17 JUNI 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 85 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

BI Perkirakan Kontraksi Ekonomi NTB Triwulan II Paling Parah Mataram (Suara NTB) Bank Indonesia (BI) memperkirakan, ekonomi NTB akan mengalami kontraksi cukup dalam pada triwulan II tahun 2020 ini. Bahkan kontraksinya diperkirakan paling parah. ‘’Diperkirakan kontraksinya -7,25 sampai dengan -7,65 persen pada triwulan II. Hasil survei konsumen menunjukkan

’’

di Q2 ini akan belum bagus,’’ ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, Achris Sarwani. Survei Konsumen Bank In-

donesia Provinsi NTB mengindikasikan pesimisme mayarakat di bulan Mei 2020. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2020 yang berada di bawah level optimis (>100) yaitu sebesar 72,25. Ini lebih rendah dibandingkan dengan IKK pada bulan April 2020 sebesar 99,25.

Diperkirakan kontraksinya -7,25 sampai dengan -7,65 persen pada triwulan II. Hasil survei konsumen menunjukkan di Q2 ini akan belum bagus

Achris Sarwani

Pesimisme konsumen di bulan Mei 2020 menguat, kata Achris, terindikasi oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini(IKE) yang berada di bawah level optimis (54,17). Sejalan dengan jatuhnya keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja (15,00) dan kondisi penghasilan saat ini dibanding 6 bulan yang lalu (43,50). Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga melemah dari 108,67 di April 2020 menjadi 90,33 pada Mei 2020. Penurunan

IEK ini utamanya dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dirasakan konsumen terkait kondisi ekonomi Indonesia 6 bulan yang akan datang (62,00). Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja untuk 6 bulan ke depan juga melemah dari 126,50 dan 124,00di April 2020 menjadi 104,00 dan 105,00 di Mei 2020. Survei ini secara rutin dilakukan Bank Indonesia tiap bulannya kepada sampel seluruh lapisan masyarakat

NTB. Sehingga dapat dibandingkan kondisi periode-periode sebelumnya karena sampel survei yang tetap. ‘’Alhamdulillah ada JPS Gemilang. Sehingga korban terdampak Covid dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhan hidup dasarnya. Bisa jadi ada penerima JPS yang juga jadi sampel survei ini. Namun ekspektasi 3-6 bulan ke depan terkait ekonomi tetap pesimis, meski saat ini sangat terbantu dengan adanya JPS,’’ kata Achris. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/dok)

Anggaran FS Jembatan Lombok-Sumbawa Kena Imbas Mataram (Suara NTB) Wabah Covid-19 yang melanda NTB berdampak terhadap pengalokasian anggaran untuk feasibility study (FS) atau studi kelayakan rencana pembangunan jembatan Lombok - Sumbawa. Semula, Pemprov akan mengalokasikan anggaran FS jembatan Lombok - Sumbawa pada APBD Perubahan 2020. Namun, akibat wabah Covid-19 yang mengharuskan Pemprov melakukan realokasi dan refocusing anggaran. Sehingga anggaran untuk FS jembatan

Lombok - Sumbawa belum dapat disiapkan. ‘’Anggaran FS belum disiapkan. Nanti kita lihat. Di anggaran perubahan juga belum. Anggaran untuk penanganan Covid saja ini sekarang,’’ ujar Kepala Bappeda NTB, Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M. Si dikonfirmasi di Kantor Gubernur, kemarin. Ia mengatakan, anggaran yang dibutuhkan untuk FS sekitar Rp10 miliaran. Sebelum wabah Covid-19 melanda dunia termasuk NTB, Konsultan asal Korea

Selatan sebenarnya sudah dijadwalkan akan memaparkan hasil pra-FS jembatan Lombok - Sumbawa yang pernah dilakukan. Namun, akibat pandemi Covid-19, kata Amry, pemaparan hasil pra-FS tersebut belum bisa dilakukan. Rencananya, Konsultan asal Korea tersebut akan digandeng untuk melakukan FS. Setelah ada hasil FS, kata Amry, maka proyek jembatan Lombok - Sumbawa dapat ditawarkan ke investor. ‘’Kalau belum ada hasil studinya belum bisa kita jual. Ini karena situasi Covid. Kalau tidak ada Covid-19, maka normal jalannya rencana ini,’’ tandas mantan Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ini. Diketahui, sesuai hasil praFS yang dilakukan konsultan

dari Korea, biaya untuk konstruksi pembangunan jembatan sebesar Rp850 miliar sampai Rp1 triliun per kilometer. Dengan panjang jembatan 16,5 Km, total biaya konstruksi paling sedikit Rp16,5 triliun. Jika ditambah dengan asesorisnya, maka butuh biaya sekitar Rp20 triliun. Keberadaan jembatan ini penting untuk interaksi antar dua wilayah, yakni Pulau Lombok dan Sumbawa. Selain itu, keberadaan industri smelter dan industri turunannya di KSB juga menjadikan jembatan LombokSumbawa patut menjadi perhatian untuk direalisasikan. Dengan adanya jembatan ini akan memberikan kemudahan yang luar biasa. Bersambung ke hal 11

NTB Rencanakan ’’Rapid Test’’ Massal untuk melakukan pelacakan kontak (contact tracing) Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB merencanakan melakukan terhadap orang yang pernah berinteraksi erat denrapid test massal untuk mengejar pemeriksaan gan pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian petugas kesehatan yang memang satu persen dari 5 juta penduduk NTB. Saat ini, Pemprov masih fokus melakukan pemerik- berisiko terpapar Covid-19 karena sering bersaan terhadap masyarakat yang rentan dan temu dengan orang tanpa gejala (OTG). ‘’Secara aturan kita dapat menyatakan angka-angberisiko terpapar Covid-19. ka yang benar, bila pemeriksaan Covid‘’Kita akan berusaha ke arah sana 19 mencapai satu persen dari penduduk (rapid test massal) bila semua sudah NTB,” katanya. terkendali. Mungkin pada saatnya Sedangkan untuk memetakan keNTB akan melakukan rapid test beradaan kasus Covid-19 sesuai hitunmassal seperti daerah-daerah gan epidemiologi dalam satu juta penatau provinsi lain,’’ kata Kepaduduk dilakukan pemeriksaan la Dinas Kesehatan NTB, dr, swab kepada 3.500 orang. SeNurhandini Eka Dewi, Sp.A, mentara itu, jumlah sampel MPH di Mataram, kemarin. swab yang diperiksa hingga Eka mengatakan, pelaksekarang sebanyak 9.000 sanaan rapid test massal sampel. memang sesuatu yang di‘’Untuk 5 juta pentanyakan masyarakat ke duduk NTB, paling call canter Gugus Tugas tidak kita butuh Percepatan Penangan18.000 orang an Covid-19 Provinsi yang diswab. NTB. Ia mengataBersambung kan, saat ini petuNurhandini Eka Dewi ke hal 11 gas sedang fokus (Suara NTB/dok)

TO K O H Bukan Hal Gampang GUBERNUR NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE.M.Sc menyebut, persiapan pembukaan beberapa destinasi wisata termasuk hotel dan restoran untuk menyambut kenormalan baru bukanlah hal yang gampang. Upaya tersebut ditekankan harus diikuti kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan yang ada. Diterangkan Dr. Zul, melaksanakan kenormalan baru memang cukup sederhana secara konsep, yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan yang direkomendasikan. ‘’Tapi kita menyelesaikan (dampak pandemi) memang tidak gampang. Jadi kita buka pelanpelan, dan ada berbagai program yang kita siapkan,’’ ujarnya, Selasa (16/6). Salah satu aspek kenormalan baru yang perlu diperhatikan menurut gubernur, adalah penyerapan ribuan tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan. H.Zulkieflimansyah Bersambung ke hal 11

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/bul)

PERCONTOHAN - Gili Trawangan dan dua gili lainnya (Gili Meno dan Gili Air), di Kabupaten Lombok Utara, menjadi percontohan program kenormalan baru sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19. Tampak salah satu sudut pemandangan eksotik di Gili Trawangan yang dipotret sebelum pandemi Covid-19.

Cegah Lonjakan Kemiskinan BADAN Pusat Statistik (BPS) NTB memprediksi pandemi Covid-19 akan berpengaruh terhadap peningkatan angka kemiskinan di daerah ini. Untuk mencegah lonjakan angka kemiskinan itu, maka konsumsi masyarakat harus mampu dijaga melalui pemberian bantuan sosial (Bansos). ‘’Pasti naik (angka kemiskinan akibat Covid-19). Kita membuat kajian menggunakan asumsi-asumsi,’’ kata Kepala BPS NTB, Suntono dikonfirmasi di Kantor Gubernur, kemarin. Suntono mengatakan, pihaknya sudah membuat kajian terkait dampak Covid-19 terhadap kemiskinan di NTB. Bersambung Suntono ke hal 11

Pemetaan Industrialisasi Berhasil Dipercepat

NTB Butuh Kawasan Siap Bangun Industri Manufaktur

(Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – menyasar lima komoditas utama. Yaitu daging Terget pemerintah untuk mewujudkan indus- sapi, jagung, unggas, garam, dan essence oil. Natrialisasi di NTB mengalami percepatan. mun karena pandemi Covid-19 beberapa komodiDiantaranya dengan pengadaan paket dalam pro- tas seperti minyak kepala, kopi, teh kelor dan laingram Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang lain justru menunjukkan perkembangan juga. untuk menanggulangi dampak pandemi virus CoDi sisi lain, industri seperti garam dan essence rona (Covid-19). oil disebut Nuryanti menunjukkan perkembanKepala Dinas Perindustrian NTB, Nugan setelah menjadi bagian dari JPS Gemiryanti, SE.ME menerangkan, upaya pelang. Di mana beberapa produksi garam merintah menanggulangi dampak panNTB telah mendapatkan Standar Nademi saat ini justru mendorong sional Indonesia (SNI) sedangkan pelau pemetaan potensi industri di NTB terusaha essence oil mulai mengurus izin wujud lebih cepat. ‘’Untuk mencapai produksi. program unggulan (industrialisasi) kita ‘’Sumber daya kita melimpah, tapi tetap on progress. Beberapa komoditi banyak dibawa ke luar daerah dan yang harusnya kita intervensi di kembali sebagai produk yang sudah tahun 2021. Itu sudah bisa kita dikemas. Seperti essence oil kita tarik dan terpetakan potensi sebanyak banyak (yang mengopelakunya di tahun 2020 lah), tapi tidak ada izin,’’ jelas karena JPS Gemilang,’’ Nuryanti. Masalah dan poujarnya, Selasa (16/6) di tensi tersebut menurutMataram. nya berhasil terpetakan Diterangkan dengan cepat mengikuNuryanti, untuk ti penanganan panperiode 2020 demi yang berlangtarget industrisung saat ini. alisasi NTB Bersambung Nuryanti h a n y a ke hal 11 (Suara NTB/bay)

Program Unggulan ’’Zero Waste’’Terancam Tak Capai Target PEMPROV NTB membuat target ambisius program zero waste yaitu pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah 70 persen dapat diwujudkan pada 2023. Sedangkan Pemerintah Pusat menargetkan hal tersebut terwujud pada 2025. Program unggulan zero waste atau bebas sampah terancam tak mencapai target. Pasalnya, akibat pandemi Covid-19, hampir 50 persen anggaran yang semula dialokasikan untuk program zero waste dilakukan rasionalisasi atau kena pemotongan. Dari anggaran sebesar Rp31 miliar yang dialokasikan dalam APBD 2020, kena realokasi dan refocusing anggaran sekitar Rp14 miliar. ‘’Jelas terpengaruh target itu. Karena tidak adanya alokasi anggaran

yang cukup, maka pasti terpengaruh terhadap target,’’ kata Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Samsudin, S. Hut, M. Si dikonfirmasi Suara NTB di Kantor Gubernur, Selasa (16/6) kemarin. Ia menyebut, secara keseluruhan anggaran Dinas LHK pada 2020 sebesar Rp70 miliar. Sekitar Rp35 miliar anggaran yang kena realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Sedangkan anggaran untuk program zero waste yang dialokasikan sekitar Rp31 miliar, kena rasionalisasi sebesar Rp14 miliar. Meskipun anggaran kena pemotongan, kata Samsudin, namun targettarget minimal program zero waste dapat dilakukan. Bersambung ke hal 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi Rabu 17 Juni 2020 | Suara NTB by e-Paper KMB - Issuu