Edisi Jumat 18 September 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

JUMAT, 18 SEPTEMBER 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 156 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Corona DKI Jakarta Mengkhawatirkan

NTB Waspadai Pelaku Perjalanan Luar Daerah

Mataram (Suara NTB) Penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta yang kian mengkhawatirkan menjadi perhatian NTB. Selain mewaspadai transmisi lokal, NTB juga waspada terhadap pelaku perjalanan luar daerah yang datang ke NTB.

223 P3K Pemprov NTB Menunggu Pengangkatan

TO K O H

Pilkada di Masa Pandemi

Puji Terobosan Gubernur NTB

Fachrul Razi

MENTERI Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, S.IP, SH menyatakan salut atas terobosan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah bersama jajarannya terkait pengembangan Bank NTB Syariah di NTB. Meski di NTB mayoritas muslim, namun di Bank NTB Syariah juga memberikan kesempatan kepada umat non muslim untuk menempati posisi di Bank NTB Syariah. ‘’Saya sepakat bahwa ekonomi syariah itu ekonomi yang sesungguhnya dikembangkan Islam tapi berlaku untuk semua umat (agama). Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/ist)

KO M E N TTAA R

(Suara NTB/dok)

Ada Tujuh Karakteristik

H. Amry Rakhman

sultasi ke Jakarta tak akan dilakukan. “Kecuali kalau ada rapat yang benarbenar penting kaitan dengan rapat koordinasi Covid-19,” terangnya. Sekarang, kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) NTB ini, rapat koordinasi lebih banyak dilakukan secara virtual. ‘’Kecuali sangat penting dan tetap dengan protokol kesehatan. Dan memang,

Dijelaskan, setiap orang yang datang ke NTB melalui bandara harus menunjukkan hasil rapid test. Aturan ini sudah berlaku secara nasional dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. ‘’Kita pun kalau ke sana (Jakarta), harus rapid test dulu. Yang penting protokol kesehatan dijalankan. Maka kemungkinan risiko terpapar akan kecil,’’ imbuhnya. Berdasarkan data Gugus Tugas, jumlah pelaku perjalanan yang tercatat hingga saat ini sebanyak 75.692 orang. Dari jumlah tersebut 74.729 orang sudah selesai karantina atau discarded dan 963 orang masih karantina. Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/why)

1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Mataram (Suara NTB) 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan 1234567890123456789012345678901212 Reformasi Birokrasi (PANRB) mengatakan bahwa Ranca1234567890123456789012345678901212 ngan Perpres Gaji dan Tunjangan Pegawai Pemerintah de1234567890123456789012345678901212 ngan Perjanjian Kerja (P3K) sudah memasuki tahap akhir, 1234567890123456789012345678901212 yaitu tahap memperoleh paraf dari pimpinan kementerian/ 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 lembaga yang terkait. Menteri PANRB telah memberikan 1234567890123456789012345678901212 parafnya, dan menyampaikan kembali ke Sekretariat Nega1234567890123456789012345678901212 ra untuk disirkulasikan kembali ke Menteri terkait lainnya. 1234567890123456789012345678901212 Kementerian PANRB berharap Rancangan Perpres tentang 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212 Gaji dan Tunjangan P3K dapat segera ditetapkan dalam waktu 1234567890123456789012345678901212 dekat dan dapat dilanjutkan dengan proses berikutnya. 1234567890123456789012345678901212 Bersambung ke hal 11 1234567890123456789012345678901212 1234567890123456789012345678901212

‘’Wajib kita waspada. Semua kita waspadai, transmisi lokal juga,’’ ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S. Sos, MH dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (17/9) siang kemarin. Aryadi mengatakan, sudah jarang pejabat atau Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pergi ke Jakarta. Jika tak ada kepentingan mendesak, maka kon-

harus kita waspadai, warga-warga yang datang dari luar daerah. Jika ada, maka lakukanlah isolasi,’’ pesannya. Aryadi menuturkan penularan Covid-19, bukan saja dari pelaku perjalanan luar daerah yang harus diwaspadai. Tetapi juga harus diwaspadai transmisi lokal yang ada di NTB. Karena ada orang luar daerah yang justru terkena Covid-19 di NTB. ‘’Orang yang kena di sini juga ada. Baru dari Jakarta belum tentu (membawa virus Corona). Bahkan ada yang kena di sini. Artinya, semua tempat perlu diwaspadai. Karena kita ini sudah transmisi lokal,’’ ujarnya.

PEMPROV NTB mencatat persentase kemiskinan pada Maret 2020 sebesar 13,97 persen atau 713.887 jiwa. Terdapat tujuh karakteristik penduduk miskin di NTB, salah satunya 88,34 persen berpendidikan SMP ke bawah. ‘’Kalau dipelajari lingkaran setan kemiskinan, ada hubungan kualitas, kapasitas orang, pendidikan orang dengan miskin atau kayanya,’’ ujar Kepala Bappeda NTB, Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M. Si., dikonfirmasi Suara NTB, Kamis (17/9) siang kemarin. Bersambung ke hal 11

Ujian Ego dan Ambisi Politik Mataram (Suara NTB) Sebanyak 23 bakal pasangan calon (Bapaslon) Pilkada serentak 2020 di tujuh kabupaten/kota di Provinsi NTB mendeklrasikan diri patuh protokol kesehatan pencegahan Covid-19, Kamis (17/9). Komitmen mereka akan diuji di setiap tahapan Pilkada. Sanksi administrasi dan pidana sudah menanti mereka yang acuh melanggar. Deklarasi ini sebagai ajang keteguhan tekad para kontestan Pilwalkot/Pilbup dalam mencegah penularan virus Corona penyebab penyakit Covid-19. Pilkada di masa pandemi bukan lagi menjadi ajang pamer dukungan massa di lapangan. Tetapi, unjuk rasa kemanusiaan. ‘’Saya yakin seyakin-yakinnya, semua kita menempatkan keselamatan nyawa di atas segala-galanya,’’ tegas Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah Bersambung ke hal 11

DEKLARASI - Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah bersama jajaran Forkopimda NTB berdiri di depan papan Deklarasi dan Komitmen Bapaslon Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota Patuh Protokol Kesehatan Covid-19 pada Tahapan Pilkada Serentak 2020 di Provinsi NTB di Mapolda NTB, Kamis (17/9).

Rendah, Capaian Perbaikan Data Kemiskinan di Bima dan Dompu Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB mencatat ratusan desa/kelurahan belum melakukan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau perbaikan data kemiskinan. Dua kabupaten yang capaian perbaikan data kemiskinannya masih rendah, yaitu Dompu dan Bima. Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, perbaikan data kemiskinan sangat penting agar bantuan pemerintah tepat sasaran. NTB, termasuk provinsi yang cukup bagus dalam memperbaiki data kemiskinan di Indonesia.

Karena sudah terlaksana di 10 kabupaten/kota. ‘’Memang yang masih sedikit pencapaiannya itu kabupaten Bima dan Dompu. Tapi di kabupaten Bima Dompu tidak terlalu besar (masyarakat miskin),’’ kata Wagub. Menurut Rohmi, jumlah desa/kelurahan yang melakukan validasi data kemiskinan di Bima dan Dompu masih belum maksimal. Tidak seperti kabupaten/kota lainnya yang ada di NTB. Namun, kata Wagub, daerah-daerah yang menjadi kantong kemiskinan seperti Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat, capaian perbai-

kan data kemiskinan cukup bagus. ‘’Jadi, validasi data kemiskinan ini penting. Karena bantuan dari pusat itu kita hajatkan harus tetap sasaran. Artinya yang memang berhak menerima cukup dia saja. Jangan sampai ada di desil 10, orang-orang mampu terima raskin,’’ katanya. Jumlah desa/kelurahan di NTB sebanyak 1.141. Berdasarkan data Dinas Sosial (Disos) NTB, sebanyak 759 desa/kelurahan yang melaksanakan verifikasi dan validasi DTKS. Perbaikan DTKS di Desa/ kelurahan yang 100 persen terdapat di Kota Mataram,

Lombok Barat dan Kota Bima. Sedangkan Lombok Tengah 92,81 persen, Lombok Timur 98,82 persen, Lombok Utara 96,97 persen, Sumbawa 49,09 persen, Sumbawa Barat 46,15 persen, Dompu 14,81 persen, dan Bima 5,76 persen. Dari 856.450 rumah tangga dalam DTKS, jumlah rumah tangga hasil perbaikan sebanyak 291.876 KK. Sementara itu, jumlah usulan baru rumah tangga miskin dari seluruh kabupaten/kota di NTB sebanyak 39.448 KK. Usulan baru 39.448 rumah tangga miskin di NTB dengan rincian Kota Mataram sebanyak 1.526 rumah tangga, Lom-

bok Barat 17.969 rumah tangga, Lombok Tengah 9.781 rumah tangga, Lombok Timur 1.089 rumah tangga dan Lombok Utara sebanyak 109 rumah tangga. Kemudian, Sumbawa 7.431 rumah tangga, Sumbawa Barat 287 rumah tangga, Dompu 530 rumah tangga, Bima 304 rumah tangga dan Kota Bima 422 rumah tangga. Kepala Disos NTB, H. Ahsanul Khalik, S. Sos, MH menyebutkan jumlah rumah tangga dalam DTKS sebanyak 856.450 KK. Dengan rincian Kota Mataram Kota Mataram 39.000 rumah tangga, Lombok Barat 119.848 rumah tangga, Bersambung ke hal 11

Hingga Hari Ketiga Penerapan Perda, 926 Pelanggar Terjaring Razia

(Suara NTB/ist)

DENDA- Hanya sebagian kecil pelanggar Perda Nomor 7 tahun 2020 yang membayar denda. Sebagian besar memilih menjalani sanksi sosial berupa pembersihan lingkungan sekitar lokasi razia.

Mataram (Suara NTB) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB mencatat ratusan orang pelanggar terjaring razia penerapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2020 tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari razia yang dilakukan di seluruh kabupaten/kota di NTB sampai dengan 16 September lalu. ‘’Hari pertama di hari Senin (14/9) ada 310 pelanggar. Hari kedua itu 309 orang, dan hari ketiga 307 seNTB,’’ sebut Kasatpol PP NTB, Drs.Tri Budi Prayitno,

M.Si saat dikonfirmasi, Kamis (17/9). Diterangkan, sebagian besar pelanggar tersebut lebih memilih menjalani sanksi sosial berupa pembersihan lingkungan sekitar lokasi razia. ‘’Hanya 1/3 yang memilih sanksi denda,’’ sebutnya. Sesuai dengan Perda Nomor 7 tahun 2020, sanksi pelanggaran protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dibagi menjadi dua. Antara lain sanksi sosial yang diberikan setelah pelanggar membuat surat pernyataan, serta sanksi administratif dengan

besaran yang berbeda-beda. Besaran sanksi administrasi antara lain Rp100 ribu bagi masyarakat umum, Rp200 ribu bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Rp250 ribu bagi penyelenggara kegiatan yang melanggar protokol kesehatan dan Rp400 ribu pagi pengelola usaha yang tidak menjalankan protokol kesehatan. Dari proses razia yang dilakukan, Tri menerangkan pelanggaran paling banyak didapati terjadi di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) dan Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Bersambung ke hal 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.