Edisi Sabtu 19 September 2020 | Suara NTB

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000

SUARA NTB

SABTU, 19 SEPTEMBER 2020

Pengemban Pengamal Pancasila

12 HALAMAN NOMOR 157 TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

NTB Waspadai Sembilan Provinsi Tertinggi Kasus Covid-19

(Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) Penyebaran Covid-19 yang kian mengkhawatirkan di DKI Jakarta memakan korban. Salah satu dokter asal NTB yang melaksanakan tugas dinas ke Jakarta, terkonfirmasi positif setelah pulang dari ibukota. Dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19 di sembilan provinsi di Indonesia. NTB semakin meningkatkan kewaspadaan, khususnya bagi warga yang berasal dari sembilan provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua. ‘’Pelaku perjalanan tetap harus kita waspaNurhandini Eka Dewi dai. Kita tetap ada cata-

tan pelaku perjalanan. Karena penting untuk kita ketahui. Daerah-daerah yang tinggi kasusnya. Seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Bali. Sembilan provinsi yang cukup tinggi kasusnya (diwaspadai). Karena mereka lebih tinggi kasusnya dari kita,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Jumat (18/9) kemarin. Bersambung ke hal 11

Persentase di Atas Rata-rata Nasional

Pemprov Siapkan Langkah Tekan Kasus Kematian Pasien Covid-19 TINGKAT kematian pasien Covid-19 di NTB menjadi atensi Pemerintah Pusat karena masih berada di atas rata-rata nasional. Tingkat kematian pasien Covid-19 secara nasional sebesar 3,95 persen, sedangkan NTB sebesar 5,92 persen.

Pemprov NTB menyiapkan beberapa langkah untuk dapat menekan kasus kematian pasien Covid-19. ‘’Kita melakukan beberapa langkah kaitan dengan penurunan kasus kematian,’’ ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/ist)

RAPAT KHUSUS - Suasana rapat khusus tingkat menteri dan lembaga yang disaksikan secara daring Gubernur H. Zulkieflimansyah bersama Forkopimda NTB, bertempat di ruang rapat utama Kantor Gubernur NTB, Jumat (18/9).

Tidak Ada Pengumpulan Massa Saat Penetapan Calon Pilkada

Cegah Klaster Penyeberangan SETELAH meresmikan Samsat Perizinan Kapal Perikanan Pertama di Indonesia di Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah selanjutnya melakukan sidak penggunaan masker di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur (Lotim). Tak tanggungtanggung, seluruh penumpang kapal di datangi satupersatu. Tidak hanya penumpang kapal, Bersambung ke hal 11 Hj.Sitti Rohmi Djalilah (Suara NTB/ist)

KO M E N TTAA R Tak Puas Jawaban GTI

PEMPROV NTB tidak puas dengan jawaban PT. Gili Trawangan Indah (GTI) atas somasi yang dilayangkan kepada investor tersebut. Sehingga, Pemprov berencana kembali menggelar rapat untuk menentukan langkah selanjutnya mengenai nasib kerja sama pemanfaatan aset seluas 65 hektar di Gili Trawangan. ‘’Kita lagi mau rapatkan, semula kemarin kita rapatkan kembali. Tetapi ada kegiatan, insya Allah Senin atau Selasa. Kita akan melakukan pertemuan lagi setelah somasi kita dijawab (dijawab),’’ kata Kepala Biro Hukum Setda NTB, H. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H., dikonfirmasi Suara NTB, Jumat (18/9) kemarin. Bersambung ke hal 11 H. Ruslan Abdul Gani (Suara NTB/nas)

Mataram (Suara NTB) Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menegaskan, tidak boleh ada pengumpulan massa dalam bentuk apapun saat tahapan penetapan calon kepala daerah yang mengikuti Pilkada serentak 2020. Hal itu dikatakan Mendagri, menyusul tahapan Pilkada pengambilan nomor dan penetapan calon kepala daerah yang akan digelar 23 September 2020 mendatang. ‘’Sesuai evaluasi tahapan pendaftaran bakal calon kepala daerah baru

lalu. Yang menuai perhatian karena masifnya kerumunan massa simpatisan di beberapa daerah. Seluruh stakeholder Pilkada serentak 2020 harus memastikan penegakan disiplin protokol kesehatan dilaksanakan,’’ tegas Mendagri dalam rapat khusus tingkat menteri dan lembaga yang disaksikan secara daring Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah bersama Forkopimda NTB, bertempat di ruang rapat utama Kantor Gubernur NTB, Jumat (18/9). Dikatakan Tito, ada beberapa

tahapan kritis dalam tahapan Pilkada yang rawan terjadinya kerumunan massa. Dikhawatirkan ini dapat mengakibatkan penularan Covid-19. Selain itu, berpotensi memicu aksi kekerasan atau anarkis. Karena itu harus dipastikan tak ada lagi pengumpulan massa, seperti yang terjadi saat pendaftaran bakal pasangan calon. ‘’ Kita melihat dari jadwal tahapan ini tanggal 4 sampai dengan 6 September 2020 lalu, yaitu terjadi kerumunan massa dan itu mendapatkan sentimen negatif baik dari publik

maupun dari berbagai kalangan. Karena adanya deklarasi dan lain-lain, di Kantor KPUD- nya aman, tapi di luar kantor terjadi deklarasi bahkan ada yang menggunakan music. Kemudian arak-arakan, ada juga yang konvoi, dan lain-lain, ‘’ katanya. Pengumpulan massa tersebut, lanjut Mendagri terjadi karena kurangnya sosialisasi tentang aturan-aturan yang ada untuk mencegah penularan Covid19. Serta kurangnya koordinasi antara stakeholder terkait lainnya. Bersambung ke hal 11

Pertama di Indonesia, Samsat Perizinan Kapal Perikanan Hadir di NTB Selong (Suara NTB) Pemprov NTB telah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 24 Tahun 2020 tentang Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat) Perizinan Kapal Perikanan di Pelabuhan Perikanan. ‘’Samsat ini pertama di Indonesia. Alhamdulillah ini menjadi energi positif yang datang dari NTB,’’ ujar Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah dalam arahannya saat peluncuran Program Pelayanan Samsat Perizinan Kapal Perikanan di Kantor Pelabuhan Perikanan Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Jumat (18/9). Pergub No. 24 Tahun 2020

ini disahkan dengan empat tujuan. Pertama, mengoptimalkan pelayanan perizinan kapal perikanan. Kedua, mendekatkan, memudahkan, dan mempercepat pelayanan perizinan kapal di pelabuhan perikanan kepada masyarakat. Ketiga, menerbitkan pelayanan perizinan kapal dan Keempat, memberikan kepastian hukum pelayanan perizinan kapal. Pemprov NTB berharap kualitas Samsat Perizinan Kapal Perikanan tersebut terus ditingkatkan. Karena menurut Wagub, berbicara pelayanan dalam bidang apapun, tujuannya adalah memudahkan, Bersambung ke hal 11

(Suara NTB/ist)

PELUNCURAN - Wagub NTB, Hj.Sitti Rohmi Djalilah dalam arahannya saat peluncuran Program Pelayanan Samsat Perizinan Kapal Perikanan di Kantor Pelabuhan Perikanan Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) Jumat (18/9).

Motor Penggerak Daya Beli Masyarakat NTB

Realisasi Belanja APBD Diperkirakan Rp19,07 Triliun hingga Akhir 2020 Mataram (Suara NTB) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) NTB memperkirakan realisasi belanja APBD seluruh Pemda di daerah ini hingga akhir 2020 sebesar Rp19,07 triliun. Berdasarkan hasil Kajian Fiskal Regional realisasi belanja daerah di lingkup Provinsi NTB sampai dengan triwulan II 2020 sebesar Rp6,76 triliun atau 32,95 persen dari total alokasi pagu Belanja Daerah sebesar Rp20,51 triliun. ‘’Capaian tersebut, 5,52 persen lebih rendah dibandingkan periode yang sama

tahun 2019 sebesar Rp7,15 triliun,’’ sebut Kepala Kanwil DJPB NTB, Syarwan, SE, MM di Mataram, Jumat (18/9) kemarin. Ia menjelaskan, kontribusi belanja operasi sebesar Rp5,58 triliun atau 82,57 persen dari total realisasi belanja daerah. Yang terdiri dari realisasi belanja pegawai sebesar Syarwan Rp3,29 (Suara NTB/dok)

TO K O H

triliun, belanja barang Rp1,50 triliun, belanja subsidi sebesar Rp200,97 juta. Belanja hibah s e b e s a r Rp282,70 miliar, belanja bantuan sosial sebesar Rp25,87 miliar dan belanja bantuan keuangan Rp482,67 miliar. Sementara itu, realisasi belanja modal menca-

pai Rp477,96 miliar. Sedangkan belanja tak terduga sebesar Rp133,83 miliar dan belanja transfer sebesar Rp565,93 miliar. Sebagai upaya dalam penanganan pandemi Covid-19, kata Syarwan, Pemda lingkup Provinsi NTB telah mengalokasikan anggaran penanganannya di dalam APBD Perubahan 2020. Anggaran pencegahan atau penanganan Covid-19 di NTB terbagi dalam belanja bidang kesehatan, penyediaan Jaring Pengaman Sosial/ Social Safety Net dan penanganan dampak ekonomi. Belanja bidang kesehatan memiliki porsi yang paling besar yaitu

Rp961,67 miliar dengan realisasi telah mencapai Rp254,19 miliar atau 26,43 persen. Kemudian penanganan dampak ekonomi sebesar Rp424,86 miliar yang baru terealisasi Rp49,02 miliar atau 11,54 persen. Dan penyediaan Jaring Pengaman Sosial sebesar Rp392,74 miliar dengan realisasi 46,65 persen. Syarwan mengungkapkan Pemerintah Kota Mataram belum memiliki alokasi anggaran untuk penanganan dampak ekonomi. Menurutnya, hal ini patut untuk dipertimbangkan supaya dianggarkan. Bersambung ke hal 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.