HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 20 JULI 2020
Pengemban Pengamal Pancasila
12 HALAMAN NOMOR 110TAHUN KE 16 Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Seleksi SKB CPNS 2019 Dijadwalkan September - Oktober (Suara NTB/ist)
Mataram (Suara NTB) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB) memberikan kepastian bahwa Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) dalam seleksi CPNS untuk formasi tahun 2019 akan segera dilaksanakan pada September - Oktober mendatang. Kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah telah diminta untuk melanjutkan pelaksanaan SKB. Pelaksanaan SKB memperhatikan dan mematuhi peraturan/pedoman terkait kriteria dan persyaratan perjalanan yang telah ditetapkan. Peserta dengan suhu tubuh badan di atas 37,3
Muhammad Nasir
derajat celcius tetap diperbolehkan ikut SKB. ‘’Bagi peserta dengan suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius, tetap dapat mengikuti SKB yang ditangani oleh petugas khusus dan ruang seleksi khusus,’’ kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
NTB, Drs. Muhammad Nasir di Mataram, Sabtu (18/7) kemarin setelah mendapatkan informasi dari Kemen PANRB. Kepastian pelaksanaan SKB CPNS 2019 sesuai surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) tertanggal 16 Juli 2020 yang ditujukan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) di Pusat dan Daerah serta Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengenai rencana pelaksanaan SKB Seleksi CPNS Formasi Tahun 2019. Dalam surat bernomor B:611/M.SM.01.00/2020
tersebut, pemerintah melalui Kemen PANRB akan melakukan langkah-langkah antisipasi untuk pelaksanaan SKB. Adapun pelaksanaan SKB akan terbagi dalam tiga jadwal kegiatan. Pertama, pelaksanaan SKB dengan Computer Assisted Test (CAT) yang dijadwalkan pada September hingga Oktober 2020. Kedua, bagi instansi yang melaksanakan SKB tambahan selain dengan CAT, maka waktu dan teknis pelaksanaannya diatur oleh masingmasing instansi yang telah memiliki persetujuan dan dilaksanakan dalam kurun
Drs. Tri Budiprayitno, M. Si menyebutkan, 18 anggotanya yang dinyatakan reaktif diistirahatkan sementara untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. ‘’Iya, isolasi mandiri dulu,’’ kata Tri dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (18/7). Untuk mengatasi kekurangan personel yang diterjunkan ke lapangan. Tri mengatakan, pihaknya mengoptimalkan anggota yang ada. ‘’(Kita) optimalkan anggota yang ada, melakukan perput-
aran tugas patroli,’’ jelasnya. Ia berharap masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol Covid-19. Yakni, tetap menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Seperti ketika ke pasar, tempat-tempat keramaian dan lainnya. Dengan tetap menggunakan masker, maka akan melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan virus Corona. Pada Sabtu (18/7), Satpol PP melakukan pengawasan
dan pemantauan pelaksanaan protokol Covid-19 di pusat perbelanjaan yang berada di wilayah Cakranegara. Kemudian memberikan imbauan kepada masyarakat pengguna jalan yang ada di seputaran Cakranegara. Fakta di lapangan, tingkat kesadaran masyarakat sekarang cukup tinggi. Terbukti dari hasil pemantauan di lapangan terutama terhadap pengguna jalan Bersambung ke hal 7
gahan penyebaran Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah pusat dan daerah. Protokol kesehatan terbaru yang wajib diikuti tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 dengan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020. Terkait dengan rencana jadwal pelaksanaan SKB yang telah disebutkan di atas, dapat dilakukan penyesuaian hingga penundaan apabila terdapat perubahan kebijakan pemerintah Bersambung ke hal 7
NTB akan Miliki Dua Pabrik Pengolahan Limbah Medis
18 Anggota Satpol PP NTB Dinyatakan Reaktif Mataram (Suara NTB) Sebanyak 18 anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) NTB dinyatakan reaktif setelah dilakukan rapid test atau tes cepat. Selama beberapa pekan terakhir, Satpol PP NTB aktif turun ke pasarpasar, pusat perbelanjaan, pusat keramaian dan destinasi-destinasi wisata untuk mengawasi penegakan protokol Covid-19. Kepala Satpol PP NTB,
waktu September hingga Oktober 2020. Terakhir, pengolahan dan pengumuman hasil seleksi dijadwalkan dilakukan pada akhir Oktober 2020. Di awal tahun 2020, seleksi CPNS tahun anggaran 2019 telah sampai pada tahap seleksi kompetensi dasar (SKD). Namun, karena adanya pandemi Covid-19 pada Maret 2020 di Indonesia hingga saat ini mengakibatkan penundaan penyelenggaraan SKB. Nasir mengatakan, Menteri PANRB Tjahjo Kumolo menekankan seluruh pelaksanaan SKB wajib memperhatikan pedoman dan/atau protokol pence-
Mataram (Suara NTB) Pemprov NTB menyiapkan lahan seluas 150 hektare di Hutan Lemer Sekotong, Lombok Barat sebagai kawasan industri pengolahan sampah. Tahun ini telah dimulai pembangunan pabrik limbah medis bantuan Pemerintah Pusat yang nantinya akan dikelola oleh investor. Selain itu, investor juga akan membangun satu pabrik pengolahan limbah medis di lokasi yang sama. Sehingga, NTB akan memiliki dua pabrik pengolahan limbah medis. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir. Madani Mukarom, B. Sc.F, M. Si mengatakan, semula pabrik limbah medis akan dibangun di kawasan Hutan Rincung. Namun karena ada protes warga, Madani Mukarom sehingga dipindah ke kawasan Hutan Lemer, Sekotong. Bersambung ke hal 7
Desa BISA, Terobosan Majukan Wisata di Tengah Pandemi DESA wisata akan kembali ramai dikunjungi, jika pengelola mampu memberikan rasa aman dan sehat kepada para wisatawan. Karena itu, program Desa Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) yang didorong oleh Kementeri-
TO K O H
an Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) harus diperjuangkan dan didukung karena menjadi kebutuhan pariwisata di masa yang akan datang. Hal tersebut ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat melaunching Desa Wisata dan Program BISA di Dermaga Tawun, Desa Sekotong
Barat, Kabupaten Lombok Barat, Sabtu (18/7). ‘’ Pariwisata yang kita perjuangkan tidak bisa dipisahkan dengan konsep sehat dan aman. Tidak hanya wisata indah dan bersih saja,’’ ujar Wagub. Wagub berpesan juga agar pembangunan destinasi wisata di Kabupaten Lombok Barat harus mengutamakan dan sejalan dengan kelestarian alam. ‘’Jangan
sampai membangun namun tidak memperhatikan kelestarian alam,’’ pesannya. Selain itu, Rohmi juga menekankan pentingnya disiplin protokol Covid-19 sebagai syarat hidup aman dan produktif di masa pandemi. Daerah wisata harus patuh terhadap protokol Covid-19. ‘’Kita tidak boleh bosan dengan Protokol Covid-19. Bersambung ke hal 7
Kreatif Park untuk Tenun NTB PENGEMBANGAN tenun sebagai bagian usaha kreatif di NTB menjadi perhatian pemerintah pusat. Terutama untuk mengedepankan kembali salah satu ikon pariwisata NTB tersebut. Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menyusun rencana pembangunan Kreatif Park Harry Santoso sebagai lokasi khusus untuk Sungkary Bersambung ke hal 7
KO M E N TTAA R
(Suara NTB/bay)
SETIDAKNYA 1,243 KK penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) DD tercatat dobel menerima bantuan Covid19. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD Dukcapil) NTB, sebanyak 1.243 KK penerima BLT DD yang dicoret karena tercatat juga menerima bantuan lainnya dari pemerintah. ‘’Data (penerima) yang dobel dicoret. Kalau sudah ada yang karuan menerima BLT, BST (Bantuan Sosial Tunai), H. Ashari Bersambung ke hal 7
(Suara NTB/her)
(Suara NTB/dok)
Penerima BLT DD Dicoret
BISA - Wagub NTB bersama Bupati Lobar, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, saat launching Program Gerakan BISA di Dermaga Tawun, Desa Sekotong Barat, Lobar.
Kapasitas Ruang Rawat Mulai Limit
Tujuh Persen Pasien Covid-19 Gejala Berat Mataram (Suara NTB) Jumlah kasus gejala berat untuk pasien virus Corona (Covid-19) di NTB tercatat mencapai 7 persen. Pasienpasien tersebut antara lain tersebar di Kota Mataram dan Lombok Barat yang sampai saat ini masih menjadi wilayah dengan angka penula-
ran tertinggi di NTB. Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, menerangkan persentase kasus berat tersebut belakangan mempengaruhi kapasitas ruang rawat intensif yang ada. Di mana jumlah pasien dengan gejala cukup berat melampaui jumlah ru-
ang rawat yang dipersiapkan di Kota Mataram dan Lombok Barat. ‘’Kalau kita secara keseluruhan di NTB cukup. Cuma untuk Kota Mataram dan Lombok Barat karena jumlah kasusnya naik terus (ruang rawat) itu jadi kurang,’’ ujars Eka saat dikonfirmasi, Ming-
gu (19/7) di Mataram. Untuk menanggulangi hal tersebut, pihaknya akan segera menambah dua rumah sakit darurat dan mengubah pola rujukan pasien Covid-19. Pengoperasian rumah sakit darurat dan penerapan pola rujukan baru tersebut ditargetkan terlaksana paling lam-
bat minggu depan. ‘’Kita menambah rumah sakit darurat ada yang di Wisma Tambora dan di Seganteng. Sistemnya juga penjenjangan pasien kita ubah. Karena sekarang pasien berat itu mulai banyak. Tadinya 5 persen, sekarang 7 persen,’’ sebut Eka. Bersambung ke hal 7