1 minute read
" SEMENTARA ITU ASAP
from Booklet
YANG KELUAR DARI
CEROBONG PLTU
Advertisement
BERDAMPAK PADA
MENURUNNYA KUALITAS
UDARA KARENA
MENINGKATNYA ZAT
PENCEMAR DAN EMISI
KARBON. AKUMULASI DARI
CEMARAN ITU MEMICU
PEMANASAN GLOBAL
DAN BERUJUNG PADA
PERUBAHAN IKLIM BUMI.
Pendahuluan
Salah satu kebijakan yang dicanangkan Joko Widodo setelah dilantik menjadi presiden tahun 2016 adalah mendongkrak pengadaan listrik sebesar 35.000 MW untuk lima tahun ke depan. Dengan proyeksi setiap tahun, maka harus tercipta listrik sebesar 7.000 MW.1
Pada saat itu total kapasitas listrik terpasang nasional sebesar 50.000 MW.2
Besaran tersebut berasal dari pembangkit listrik yang dibangun oleh PLN dan swasta. Program penambahan kapasitas listrik dianggap realistis guna merangsang pertumbuhan ekonomi sebesar enam sampai tujuh persen per tahun.
Untuk mengejar target
35.000 MW tentunya dibutuhkan infrastruktur pembangkit dan jaringan listrik. Tahap awal pemerintah membagi porsi pengadaan pembangkit listrik.
25.904 MW dibangun oleh pengembang swasta dan 10.681
MW oleh PLN.3 Penegasan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang RUPTL yang selalu diperbarui setiap tahunnya.
Secara teknis, pembangunan pembangkit listrik yang dominan direncanakan oleh pemerintah adalah PLTU batu bara. Alasannya karena melimpahnya ketersediaan sumber daya alam batu bara. Di Jawa Barat ada dua PLTU batu bara yang masuk dalam perencanaan akan dibangun. Yaitu PLTU Indramayu 1 x 1000 MW dan PLTU Jawa 3/Tanjung Jati A2 x 330 MW.
Namun, pemerintah menutup mata akan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan sosial yang muncul dari pemilihan teknologi tersebut. Faktanya, alih fungsi lahan budi daya pertanian dan tambak garam menjadi PLTU, merampas mata pencaharian dan akar budaya warga. Kedaulatan wilayah tangkap nelayan tradisional semakin sempit sehingga berkurangnya hasil tangkapan. Sementara asap yang keluar dari cerobong berdampak pada menurunnya kualitas udara karena meningkatnya zat pencemar dan emisi karbon. Akumulasi dari cemaran dan emisi memicu pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim bumi.
Yang paling merasakan akibat dari proyek pembangunan PLTU