ffmagz 12th Issue

Page 1

EDITION 12 | November 2014

TIPS & TRICKS: HOW TO SHOOT CITYSCAPE AT DUSK Black Pepper Learning : Daniel Cheong Workshop at Jakarta Jakarta Photo Club : “The World in Black and White” ADVETORIAL: Rime Lite i6

CITYSCAPE PHOTOGRAPHY


FREE ONLINE MAGAZINE : www.ffmagz.com editor@ffmagz.com (+62) 0898 833 833 7

PREVIOUS EDITIONS:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

ffemagz

ffmagz

ffemagz

ffmagazines


EDITORIAL: Contributors: Daniel Cheong David Sutanto Sandy Rais Narsiskus Tedy Okie Haryadi Tedy Wikarsa Cover Photo: Daniel Cheong HAK CIPTA: Dilarang menyadur atau menggandakan dan menyebarluaskan isi majalah ff e-magazine tanpa izin redaksi. Seluruh foto dan tulisan yang ditampilkan dalam majalah ini memiliki hak cipta yang dilindungi oleh undang-undang. KRITIK & SARAN, kirimkan ke: redaksi@ffmagz.com

Urbanization has change the modern city architecture, the rise of population and lack of space require a vertical living and working space, this evolve the landscape to high rise building cityscape, tall building are rising in most city area, all of this are the reflection of Modern Human civilization, and boast beautiful architecture and amazing stories in every city. Urbanisasi telah merubah arsitektur perkotaan, bertambahnya jumlah penduduk dan semakin minimnya ruangan terbuka, membutuhkan tempat tinggal vertical, begitu juga dengan tempat aktivitas, hal ini telah merubah pemandangan kota menjadi pemandangan kota dengan gedung –gedung yang menjulang tinggi, yang pembangunan bangunan tinggi terus bertambah di sebagian besar kota. Merupakan refleksi dari peradaban manusia, dan menampilan keindahan arsitektur juga cerita cerita yang menakjubkan pada setiap kota Warm regards, Michael Gomulya

ff-magazine

01


02

ff-magazine


ff-magazine

03


04

ff-magazine


Daniel Cheong Top Of The World ff-magazine

05


Dubai Fog | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong 06

ff-magazine


DANIEL CHEONG

Dubai, United Emirates Arab Daniel Cheong, Master Degree in Computer Science. He started photography in Singapore in 2007, and very interested in post processing so when he had his first DSLR, he started to learn about HDR techniques (tone-mapping, digital blending) and try to create his style in cityscapes, especially for the blue hour. Daniel Cheong, lulusan Magister Ilmu Komputer. Mulai menyukai fotografi pada tahun 2007, dan dia sangat tertarik pada “post processing” , maka ketika dia mendapatkan DSLR pertamanya, dia langsung mempelajari tekhnik HDR (tone –mapping, digital blending), dan mencoba untuk membuat foto pemandangan perkotaan dengan gayanya sendiri, khususnya pada saat ‘bue hour’.

ff-magazine

07


Dubai | Nikon D800 + Nikkor 16mm Fisheye| © Daniel Cheong

08

ff-magazine

Dubai | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | © Daniel Cheo


ong

Dubai | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong

ff-magazine

09


Dubai | Nikon D800 + Sigma 50mm | Š Daniel Cheong

He loves architecture, and it was quite natural that he loves cityscape photography. People influence Daniel in his style: from movie directors such as Ridley Scott (Blade Runner), Michael Mann, Terry Gillian, Luc Besson. For Dubai cityscapes, Alisdair Miller has influenced him a lot. Daniel sangat menyukai arsitektur, dan secara alami juga menyukai fotogradi pemandangan kota Orang orang yang berpengaruh dalam gaya fotonya antara lain adalah direktur film diantaranya Ridley Scott (Blade Runner), Michael Mann, Terry Gillian, Luc Besson, untuk foto pemandangan kota Dubai, Alisdair Miller banyak memberikan pengaruh pada fotonya. 10

ff-magazine


Dubai | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | © Daniel Cheong

Dubai | Nikon D800 + Sigma 50mm | © Daniel Cheong

Dubai | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | © Daniel Cheong

ff-magazine

11


Dubai | Nikon D800 + Nikkor 16mm Fisheye| Š Daniel Cheong 12

ff-magazine


Dubai Fog | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong

ff-magazine

13


Dubai Fog | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong 14

ff-magazine


Dubai Fog | Nikon D800 + Nikkor 16mm Fisheye | Š Daniel Cheong

ff-magazine

15


Singapore | Nikon D300 + Tokina 11-16mm | Š Daniel Cheong 16

ff-magazine


ff-magazine

17


Singapore | Nikon D800 + Nikkor 24mm TSE | Š Daniel Cheong 18

ff-magazine


Singapore | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong ff-magazine

19


Singapore | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong 20

ff-magazine


Some of his works are published in several magazines such as Digital Photo, Digital Photographer, Digital Camera World, National Geographic, N-magazine, Photography Monthly, Conde Nast Traveller, Lufthansa magazine, Garuda Magazine.

Beberapa karyanya sudah di publikasi dalam beberapa majalah antara lain, Digital Photo, Digital Photographer, Digital Camera World National Geographic, N-Magazine, Photograpy monthly, Conde Nast Traveller, Lufthansa Magazine, Garuda Magazine.

Newspapers: Metro UK

Koran: Metro UK

Websites: CNN, flickr blog, 500px blog, Scott Kelby blog.

Website: CNN, flicker blog, 500px blog, Scott Kelby blog.

Video training: Lynda (feature about Dubai)

Video Training : Lynda (Mengenai Dubai)

First solo exhibition this year in Dubai with lots of media coverage (newspapers, magazines, radio interview)

Pameran foto tunggal pertama di Dubai pada tahun ini yang diliput oleh banyak majalah, koran, dan interview di radio)

ff-magazine

21


Seattle | Nikon D800 + Nikkor 24-70mm | Š Daniel Cheong 22

ff-magazine


ff-magazine

23


Kuala Lumpur | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong

24

ff-magazine


Kuala Lumpur | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong

ff-magazine

25


Jakarta | Nikon D800 + Nikkor 16mm Fisheye | Š Daniel Cheong 26

ff-magazine


ff-magazine

27


Hong Kong | Nikon D800 + Nikkor 14-24mm | Š Daniel Cheong 28

ff-magazine


ff-magazine

29


FFMAGZ EVENT

DANIEL CHEONG:

DIGITAL BLENDING WORKSHOP Jakarta, October 11th, 2014 | ANZ TOWER

30

ff-magazine


ff-magazine

31


32

ff-magazine


ff-magazine

33


We are proudly present the beautiful pictures of Daniel Cheong, Digital Blending Workshop’s participants. Kami dengan bangga menampilkan beberapa foto-foto indah hasil peserta workshop Digital Blending bersama Daniel Cheong.

Marina Bay Sands Singapore | Š Hendrik Priyanto 34

ff-magazine

HENDRIK PRIYANTO

Pekanbaru, Indonesia


Singapore | Š Hendrik Priyanto

Singapore | Š Hendrik Priyanto

ff-magazine

35


Jakarta | Š Anton Subiyanto

ANTON SUBIYANTO

Jakarta, Indonesia

36

ff-magazine


o BOOK Lover?

visit now:

BYUKU.COM online book store

Jakarta | Š Anton Subiyanto

ff-magazine

37


EDDY WIRIADINATA

Jakarta, Indonesia

Singapore | Š Eddy Wiriadinata 38

ff-magazine


ff-magazine

39


40

ff-magazine


ff-magazine

41


PHOTOGRAPHY CORNER

CREATIVE TECHNIQUES Text & Pictures: Moses Agustian, ARPS, AFPSI

Indonesian senior photographer with experiences more than 30 years, achieved several honourable mentions in Indonesia & worldwide. A photo curator & panelist in several photo competition. He dedicates himself to share his photography knowledge in a workshop.

Understanding Camera Metering Modes The camera’s metering system is tasked with determining the amount of light in a scene and helping you to select the proper settings to make the correct exposure. Memahami Mode Metering pada Kamera Sistem metering pada kamera ditugaskan untuk menentukan jumlah cahaya dalam sebuah pemandangan dan membantu anda untuk memilih pengaturan yang tepat untuk menciptakan pencahayaan yang benar.

Evaluative / Matrix Metering This is a metering mode that takes into account the entire scene, the compares it to thousands of other patterns of light in its memory, and selects the best settings. Metoda pengukuran ini menghitung seluruh pemandangan, kemudian melakukan perbandingan dengan ribuan pola cahaya pada memorinya, lalu memilih pengaturan yang terbaik untuk digunakan. 42

ff-magazine

Center Weight Metering The camera’ss computers don’t try to compare the scene to anything . It gives priority to the center of the frame (usually 60%) and then considers the rest of the frame and creates an average. Komputer dalam kamera tidak mencoba membandingan pemandangan dengan apapun. Ia mengukur prioritas pada titik tengah sebuah frame (biasanya 60%) dan kemudian mempertimbangkan sisa tampilan dan membuat nilai rata-ratanya.

Spot Metering This is a type of metering that focuses on a very small area of the scene, and ignores the rest. This is useful in a number of situations. It is also good for shooting subjects at a distance or for macro photography Tipe pengukuran ini fokus pada area paling kecil dalam sebuah pemandangan dan tidak memperdulikan lainnya. Tipe ini sangat berguna dalam beberapa situasi. Juga baik untuk digunakan memotret subjek yang dekat atau fotografi makro.


Available Moses Agustian ARPS, AFPSI PHOTOGRAPHY TUTORIALS Evaluative / Matrix Metering

Price : IDR 50.000

ORIGINAL Center Weight Metering

Price : IDR 100.000

Spot Metering

Price : IDR 100.000 For more Moses Agustian’s profile & portfolio, please visit ffmagz 5th edition: Black And White Photography (April 2014) FREE PREVIEW : www.ffmagz.com/issue/5 Information about workshop : www.ffmagz.com/events ff-magazine

FOR ORDER: order@ffmagz.com

43


44

ff-magazine


Okie Haryadi The Capital City ff-magazine

45


Jakarta | Canon 5D Mark II | Š Okie Haryadi

46

ff-magazine


OKIE HARYADI

Jakarta, Indonesia He was born in 1980 and has interest in photography because it is influenced by their friends, but now more and enjoys the world of photography. Jakarta | Canon 5D Mark II | Š Okie Haryadi

Pria kelahiran tahun 1980 ini menggeluti fotografi karena dipengaruhi oleh temannya, tetapi sekarang semakin menikmati dunia fotografi.

ff-magazine

47


Jakarta | Canon 5D Mark II | Š Okie Haryadi

The equipment that he used to capture a moment is the Canon EOS 7D and 5D Mark II with a 17-40mm, 28-300mm, 50mm lens.

48

ff-magazine

Peralatan yang digunakan untuk mengabadikan suatu momen adalah Canon EOS 7D & 5D Mark II dengan lensa 17-40mm, 28-300mm, 50mm.


Jakarta | Canon 5D Mark II | Š Okie Haryadi ff-magazine

49


Jakarta | Canon 5D Mark II | © Okie Haryadi

Jakarta | Canon 5D Mark II | © Okie Haryadi

“Landscape & Cityscape” he says has its own challenges in capture the moment, so we can explore more about the beauty of nature.

“Landscape & Cityscape” menurutnya memiliki tantangan tersendiri dalam mengabadikannya sehingga kita bisa lebih explore lagi tentang ke indahan alam ini.

Some of the accomplishments he achieved in Instagram Photo Competition were a finalist @telkomselmerahputih, grand winner @samsung_id, second place @ instanusantarajakarta, second place @mytunasgroup, first winner @genjieid.

50

ff-magazine

Beberapa prestasi yang diraihnya di ajang kompetisi foto di Instagram adalah sebagai finalis @telkomselmerahputih, pemenang utama @ samsung_id, Juara 2 @instanusantarajakarta, Juara 2 @mytunasgroup, Juara 1 @genjieid.


Jakarta | Canon 5D Mark II | Š Okie Haryadi

ff-magazine

51


PHOTOGRAPHY TIPS & TRICKS

HOW TO SHOOT

CITYSCAPE AT DUSK: Text : Andri Thaslim

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

The right time for shooting is around 6 to 6:30 (the blue hour) when the sky blue colored Wait until the lights lit buildings Use AV mode (Aperture Priority), use a large f value, widens depth of field Use the lowest ISO for the best picture quality and capture in RAW file Perform exposure bracketing. Use a sturdy Camera support to avoid camera shake while exposure in strong winds on the rooftop. When in minimum light, and difficult to get the Autofocus, set the lens to manual focus, and turn thhe focus at almost infinity (a sign with a picture of the number sideways-8) 8. Bring a flashlight

Š Andri Thaslim

52

ff-magazine


Š Tedy Wikarsa

Tips Fotografi: Bagaimana Memotret Pemandangan Kota Saat Senja: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

7.

8.

Waktu pemotretan yang tepat saat blue hour (sekitar jam 6 sampai 6.30) saat langit bewarnabiru Tunggu sampai lampu gedung-gedung menyala Gunakan mode AV (Aperture Priority), gunakan nilai f besar untuk memperlebar ruang tajam Gunakan ISO terendah untuk kwalitas foto terbaik, dan gunakan format file raw Lakukanlah bracketing exposure. Gunakan Tripod yang kokoh guna menghindari kamera shake, akibat terpaan angin yang kencang saat di atas gedung tinggi. Pada saat gelap dan kamera sulit melakukan autofocus, set lensa ke manual focus, biasanya di set hampir infinity (tanda dengan gambar angka “8� tidur) Bawalah senter ff-magazine

53


54

ff-magazine


ff-magazine

55


ADVERTORIAL

RIME LITE i6

Penggemar fotografi dan fotografi profesional yang sering berpindah-pindah tempat biasanya berkompromi dengan mengunakan external flash/ speedlite karena membawa lampu studio tidak praktis terutama untuk di luar ruangan. Tapi seringkali speedlite memiliki keterbatasan di kekuatan (power) atau flash duration (kecepatan cahaya dalam membekukan subjek). Rime Lite i6, lampu studio buatan Korea ini dirancang untuk memecahkan masalah diatas. Bentuknya memang seperti lampu studio biasa, tapi jauh lebih

56

ff-magazine

portabel dibandingkan lampu studio pada umumnya. Rime Lite i6 ini mengunakan baterai litium yang dipasang didalam unit lampunya dan cukup untuk dipakai sekitar 600 kali full power dan 3600 kali di minimum power. Kapasitas baterai cukup untuk syuting foto seharian. Rime Lite juga menyediakan wireless trigger khusus tanpa kabel yang praktis, yang dapat berfungsi untuk pengaturan kekuatan/ power on/off dari setiap individual yang terkoneksi dalam satu channel. Karena mengunakan mount yang cukup universal (Fomex, Bowen, dll), bagi yang sudah memiliki berbagai


softbox atau light-shaper lainnya bisa memasang di Rimelite ini tanpa masalah. Rime Lite juga menyediakan mount buat speed light, dan dudukan mounting ke stand lampu didalam paketnya juga. Saya sendiri memasang softbox ukuran 80x140cm dan mount-nya cukup kuat menahan beban softbox tersebut. Dari Rime Lite sendiri sebenarnya juga memiliki berbagai lightshapers, yang salah satunya adalah hexagonal yang mudah sekali untuk di setup, karena tidak perlu di rakit seperti softbox konvensional. Selain itu ada tersedia strip box, softbox, oktabox, beauty dish dan sebagainya. Selain portabilitas yang tinggi, Rime Lite i6 juga memiliki dua senjata rahasia yaitu mode high flash duration yang dapat mencapai 1/12800 detik, t 0.5 . Hanya tentunya kalau mengejar flash duration ff-magazine

57


secepat 1/12800 detik, maka kekuatan flash akan lemah. Flash duration yang cepat/singkat ini berguna untuk membekukan subjek bergerak sangat cepat seperti gerakan air, gerakan penari, atlit, dan lain-lain. Untuk kekuatan flash Rimelite i6 dalam pemakaian secara umum seperti untuk portrait, wedding, dan sebagainya cukup kuat, terutama di mode normal. Kekuatan Rimelite i6 ini adalah 600 Ws, GN 45. Bagi yang membutuhkan kekuatan lebih, juga ada Rime Lite i4 (400 Ws, GN 32). Kualitas cahaya yang dipancarkan dengan stabil dengan warna (color temperature) yang akurat. Rime Lite i6 tidak luput dari beberapa kelemahan, yaitu konstruksi badan lampu sebagian besar terbuat dari plastik yang sepertinya untuk memperingan bobot lampu. Selain itu modeling lightnya dari lampu LED putih (5 Watt) yang relatif redup, sehingga menyulitkan untuk melihat

58

ff-magazine

jatuhnya cahaya terutama di outdoor. Di dalam ruangan yang gelap misalnya studio, lampu modeling LED juga cukup gelap sehingga sedikit menyulitkan untuk mengunci autofokus. Alasan untuk mengunakan lampu LED sepertinya untuk menghemat penggunaan baterai. Kelemahan terakhir adalah saat mengunakan setting full power, recycle time (waktu yang dibutuhkan untuk flash untuk siap kembali menyala) relatif lambat yaitu (2.5-5 detik) dibandingkan lampu studio yang mengandalkan power supply yang lebih kuat (biasanya 0.5-2 detik). Meskipun demikian, kecepatan kinerja recycle time lampu ini sudah cukup untuk pemotretan portrait dan wedding yang biasanya tidak banyak bergerak. Terlepas dari beberapa kekurangannya, Rime Lite berhasil merancang lampu studio revolusioner yang sangat fleksibel dan berkualitas untuk untuk fotografer pro atau amatir yang sering


memotret di luar ruangan atau sering berpindah-pindah ruangan. Cocok untuk berbagai jenis fotografi, terutama untuk fotografer yang memotret wedding, portrait, produk dan still life. Kelebihan Rime Lite i6: • Portabel (mudah dipindahkan) relatif dibandingkan lampu studio lainnya • Repeating flash mencapai 15 kali perdetik • Banyak pilihan kekuatan flash secara manual yaitu 6 stop • Mount yang cukup umum (Fomex, Bowen, dll) Termasuk Mount buat speed light dan stand lightingnya • Portabel hexagonal box yang dipaketkan mudah dipasang dan dilepas • Kapasitas baterai cukup untuk 600 kali full power (400 kali berdasarkan Real Test) • Flash duration yang sangat cepat, mencapai 1/12800 detik. • Handle di bagian atas lampu memudahkan untuk pindah-pindah • Kekuatan cukup tinggi untuk mengejar flash duration tinggi (untuk membekukan subjek bergerak) • Wireless trigger efektif, tanpa kabel dan pengaturan power yang simple dan cepat tanpa harus mendekati ke unit lampu untuk merubah powernya. • Tampilan LCD jelas dan besar, dan jenis digital yang modern • Desain Antarmuka cukup sederhana dan mudah dipelajari • Paket tas lampu studio relatif ramping, memiliki roda dan berkualitas tinggi

Kekurangan Rime Lite i6: • Konstruksi badan lampu sebagian besar plastik • Modeling light mengunakan LED yang sangat redup • Recycling time waktu pemakaian full power relatif lambat (2.5-5 detik)

ff-magazine

59


60

ff-magazine


Sandy Rais

Land of The Raising Sun ff-magazine

61


Oasis 21 Sake, Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

62

ff-magazine


SANDY RAIS

Nagoya, Japan He was born in 1977, currently taking a Ph.D. degree in the city of Nagoya, Japan. The first camera he used was a Canon 550D, the camera he bought in Indonesia before coming to Japan. Ia lahir di tahun 1977, saat ini mengambil gelar Ph.D. di kota Nagoya, Jepang. Kamera pertama yang digunakannya adalah Canon 550D, kamera tersebut ia beli di Indonesia sebelum datang ke Jepang. Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais ff-magazine

63


Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

64

ff-magazine


Actually, he studied photography since coming to Japan 3.5 years ago. Japan is a very beautiful country so very unfortunate if the loss of a beautiful moment when in Japan. “Cityscape” and traditional events and other Japanese make the country so unique not to mention Japan has four seasons and throughout the season it would be wonderful to take a picture. Sebenarnya ia belajar fotografi sejak datang ke Jepang 3,5 tahun yang lalu. Jepang adalah negara yang sangat indah jadi sangat disayangkan jika kehilangan moment indah saat di Jepang. “Cityscape” dan acara tradisional dan lainnya membuat negara Jepang sangat unik belum lagi Jepang memiliki 4 musim dan sepanjang musim itu akan sangat indah untuk mengambil gambar. Rainbow Bridge, Japan | Canon 7D | © Sandy Rais

ff-magazine

65


Shinjuku, Tokyo Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

66

ff-magazine


Japan | Canon 7D | © Sandy Rais

Japan | Canon 7D | © Sandy Rais

ff-magazine

67


Nagoya, Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

Photographic equipment owned is a Canon 7D equipped with Tokina 12-24 lens, Canon 135 and Canon 18-200 mm L. One of those who provided the inspiration for his work is Irfan Nurdiansyah.

68

ff-magazine

Peralatan fotografi yang dimiliki adalah kamera Canon 7D dilengkapi dengan lensa Tokina 12-24, Canon 135 mm L serta Canon 18-200. Salah seorang yang memberikan inspirasi bagi karyanya adalah Irfan Nurdiansyah.


Sky Tree Tokyo | Canon 7D | Š Sandy Rais ff-magazine

69


Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

70

ff-magazine


Nagoya, Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

ff-magazine

71


Osaka, Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

72

ff-magazine


ff-magazine

73


Japan | Canon 7D | © Sandy Rais

74

ff-magazine

Tokyo, Japan | Canon 7D | © Sandy Rais


Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

ff-magazine

75


Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais 76

ff-magazine


Osaka, Japan | Canon 7D | Š Sandy Rais

ff-magazine

77


www.picapicphotography.com

78

ff-magazine

Baby, Maternity, Family Documentation Photography Service Loretta (+62) 811-8112218 | Evy (+62) 812-9482022 | Martha (+62) 812-8388603 | BB PIN: 28ED696D


“Kelas ini berbeda dengan kursus-kursus lain yang pernah saya ambil, karea diberi kesempatan langsung menempatkan setting lampu.”(Ivan Khoe, Arno Mulia Angkatan 15)

“ I have attended many lighting workshop but this one is one that I found most useful and applicable.” (Susan Lim, Arno Mulia Class 27)

Information & Registration: +62 85 780 780 780 / + 62 85 77596 3128 Facebook : Arno Mulia

ff-magazine

79


JAKARTA PHOTO CLUB, LIPPO MALL PURI & FF MAGAZINE present:

PHOTOGRAPHY EXHIBITION 27 October - 10 November 2014

80

ff-magazine


ff-magazine

81


LIFESTYLE PHOTO COMPETITION:

82

ff-magazine


PHOTOTALK : 1 November 2014: “THE WORLD IN BLACK & WHITE” oleh Sebastian Kisworo 2 November 2014: “ THE ART OF UNDERWATER PHOTOGRAPHY” oleh Martha Suherman 8 November 2014: “ON WHITE” oleh Jerry Aurum ff-magazine

83


PANDUAN HARGA DIGITAL CAMERA & LENSA (* Dalam ribuan rupiah/ .000)

DIGITAL CAMERA: CANON EOS 100D Kit EF-S 18-55mm IS STM Rp 7.710 1200D Kit (EF-S18-55 IS II) Rp 5.080 1D X Rp 67.465 5D Mark III Body Rp 34.490 5D Mark III with EF 24-105L IS USM Rp 41.300 5D Mark III with EF 24-70 F4L IS USM Rp 42.100 600D Kit 18-135mm IS Rp 8.790 600D Kit 18-55mm IS II Rp 5.887 600D with 18-55mm IS II + 55-250mm IS II Rp 7.355 60D Body Rp 7.250 60D Kit EF-S 18-200mm IS Rp 11.340 60D Kit with EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS Rp 10.410 60D Kit with EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS II Rp 8.225 60Da Body Rp 14.910 6D Body built-in Wifi and GPS Rp 18.505 6D Body without Wifi and GPS Rp 17.990 84

ff-magazine

6D kit II with EF 24-70L IS USM built-in Wifi and GPS Rp 26.010 6D kit II with EF 24-70L IS USM without Wifi and GPS Rp 25.598 6D with EF 24-105L IS USM built-in Wifi and GPS Rp 25.290 6D with EF 24-105L IS USM without Wifi and GPS Rp 24.878 700D Body Rp 5.885 700D Kit EF-S 18-135mm IS STM Rp 9.715 700D Kit EF-S 18-55mm IS STM Rp 7.167 70D Body built-in Wifi Rp 11.051 70D Body without Wifi Rp 10.640 70D Kit (EF-S18-135 IS STM) built-in Wifi Rp 14.755 70D Kit (EF-S18-135 IS STM) without Wifi Rp 14.547 70D Kit (EF-S18-200 IS) built-in Wifi Rp 15.500 70D Kit (EF-S18-55 IS STM) built-in Wifi Rp 12.235 70D Kit (EF-S18-55 IS STM) without Wifi Rp 12.005 CANON EOS M EOS M Kit II with EF-M22 & Adapter EOS M Kit III with EF-M18-55+M22+S90EX EOS M Kit with EF-M 18-55

Rp 4.835 Rp 5.590 Rp 4.415

NIKON D3100 Body Rp 3.699 D3200 KIT with AF-S 18-105mm VR Rp 7.125 D3200 KIT with AF-S 18-55mm VR Rp 4.999 D3200 KIT with AF-S 18-55mm VR II Rp 4.999 D3300 KIT with AF-S 18-55mm VR Rp 6.530 D4s Body Rp 62.900 D5200 with AF-S 18-55mm VR Rp 6.545 D5300 KIT with AF-S 18-55mm VR Rp 9.050 D610 Body Rp 19.825 D7100 Body Rp 13.070 D7100 KIT with AF-S 18-105mm VR Rp 16.090 D800 Body Rp 29.555 D800E Body Rp 32.410 D810 Body Rp 35.500 DF Body Rp 29.512 DF with AF-S NIKKOR 50mm f/1.8G Rp 32.999


FUJI FILM X-A1 Kit Double Lens XC16-50mm + XC50-230mm Rp 8.999 X-A1 Kit XC16-50mm f3.5-5.6 OIS Rp 6.999 X-E1 Body Rp 9.499 X-E1 with XF18-55mm f2.8-4 R LM OIS Rp 13.899 X-E2 Body Rp 12.999 X-E2 with XF 35mm F1.4 R Rp 17.999 X-E2 with XF18-55mm f2.8-4 R LM OIS Rp 16.999 X-E2 with XF23mm f1,4R Rp 19.990 X-M1 Body Rp 7.799 X-M1 Kit XC16-50mm f3.5-5.6 OIS Rp 8.799 X-Pro1 Body Rp 15.500 X-Pro1 with XF18-55mm Rp 15.990 X-Pro1 with XF23mm Rp 19.990 X-Pro1 with XF35mm + XF18-55mm Rp 17.990 X-Pro1 with XF35mm f/1.4 Rp 16.990 X-S1 with 24-624mm Rp 5.749 X-T1 Body Rp 15.999 X-T1 Body Graphite Silver Edition Rp 18.499 X-T1 with XF18-135mm F3.5-5.6 R LM OIS WR Rp 22.799 X-T1 with XF18-55mm f/2.8-4 R LM OIS Rp 20.999

SONY Alpha A3500 Kit 18-50mm f/4-5.6 Alpha A5000 Kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS. Alpha A5000Y Kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS + 55-210mm f/4.5-6.3 Alpha A5100 Kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS. Alpha A58K with 18-55mm Alpha A6000 Body Alpha A6000 Kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS. Alpha A6000Y with 16-50mm + 55-210mm

Rp 4.499 Rp 5.999 Rp 8.999 Rp 8.499 Rp 5.499 Rp 8.499 Rp 9.999 Rp 12.999

Alpha 7 Body Rp 16.399 Alpha 7 Kit FE 28-70mm f3.5-5.6 Rp 22.000 Alpha 7R Rp 25.000 Alpha 7S Rp 26.999 Alpha A77 II Body Rp 14.999 Alpha A77 II Kit 16-50mm f/2.8 SSM Rp 20.999

Daftar harga bersifat panduan harga pasaran semata. Daftar harga dapat berubah tergantung kurs, stock, lokasi. dll (Sumber : www.v3technology.net)

For more price list update, please visit: www.ffmagz.com ff-magazine

85


86

ff-magazine


Narsiskus Tedy

Architectural Beauty ff-magazine

87


View from Top | Canon 5D | Š Narsiskus Tedy

88

ff-magazine


NARSISKUS TEDY

Bandung, Indonesia

Bundaran HI | Canon 5D | Š Narsiskus Tedy

He was born in 1972 and loves photography, especially in architecture, landscapes and animals. The ccamera he used was a Canon 5d Mark II equipped with Canon 17-40L lens, Canon FE 15mm and Canon FE 8-15L. Pria kelahiran tahun 1972 menyukai fotografi terutama di bidang arsitektur, pemandangan alam dan binatang. Kamera yang digunakan adalah Canon 5d Mark II dilengkapi dengan lensa Canon 17-40L, Canon FE 15mm serta Canon FE 8-15L.

ff-magazine

89


The Myst of Hong Kong | Canon 5D | Š Narsiskus Tedy 90

ff-magazine


Shanghai | Canon 5D | Š Narsiskus Tedy

Currently, he is active in several architectural photography training at photo clubs, universities, school of photography in Bandung and Jakarta. Saat ini ia aktif memberikan pelatihan fotografi arsitektur dibeberapa klub foto, universitas, sekolah fotografi di daerah Bandung maupun Jakarta.

ff-magazine

91


Singapore | Canon 5D | Š Narsiskus Tedy 92

ff-magazine


The hobby of making himself made several photography books including Tips and Tricks Landscape and Architecture Photography along with his friend, Edo Kurniawan at Elex Media publications in 2013 as well as other books is the Best Learning Challenge, published by Elex Media 2013.

Hobi tersebut membuat dirinya membuat beberapa buku fotografi diantaranya Tips dan Trik Lanskap dan Arsitektur. Fotografi bersama dengan temannya, Edo Kurniawan pada terbitan buku Elex Media 2013 serta buku lainnya adalah Best Learning Challenge, terbitan Elex Media 2013.

And in theyear 2014 issued a book Dancing Perspectives; understand architectural photography from A to Z by Nasiskus Tedy, published by Elex Media, 2014.

Dan ditahun 2014 mengeluarkan buku Dancing Perspectives, memahami arsitektur fotografi dari A sampai Z oleh Nasiskus Tedy, terbitan Elex Media 2014. ff-magazine

93


Some of the achievements are: • 1st Winner of international animal photo contest by Taman Safari Indonesia - The winner of Architectural Photo Contest by Sinar Mas Land • The winner of Photo Contest Kotabaru Architecture by Parahyangan Bandung Besides Narsiskus

Beberapa prestasi yang diraih adalah: • Pemenang pertama internasional kontes foto binatang Taman Safari Indonesia- Pemenang kontes foto arsitektur Sinar Mas Land • Pemenang kontes foto arsitektur Kotabaru Parahyangan Bandung

He also working on some photo projects Ershad Mosque among others, AL IRSYAD Mosque, Arch by Ridwan Kamil, Kotabaru Parahyangan and Pramestha Resort Bandung

Disamping itu dia juga mengerjakan beberapa proyek foto, antara lain AL IRSYAD Mosque, Arch by Ridwan Kamil, Kotabaru Parahyangan dan Pramestha Resort Bandung

94

ff-magazine


Singapore | Canon 5D | Š Narsiskus Tedy ff-magazine

95


96

ff-magazine


David Sutanto

The Twilight ff-magazine

97


Opera House, Sydney | Canon 7D | Š David Sutanto 98

ff-magazine


DAVID SUTANTO

Jakarta, Indonesia He has always been interested in taking photographs since he was a child. His first camera was a manual 35mm Kodak given by his father when he was 12 years old. His first “real� camera was a Canon FT, one of the earliest range-finder models with built-in light meter. Dia selalu tertarik untuk mengambil foto sejak ia masih kecil. Kamera pertamanya adalah Kodak 35mm diberikan oleh ayahnya saat ia berusia 12 tahun dan akhirnya memiliki kamera sendiri Canon FT, salah satu kamera model range-finder terbaru pada jamannya dengan built-in light meter.

ff-magazine

99


Harbourside at Night, Sydney | Canon 7D | Š David Sutanto

Unfortunately, when he was a student in Sydney, this camera was stolen. Many years later he bought his first SLR, a Pentax, and later a Canon FTB-QL, which he still keep.

100

ff-magazine

Sayangnya, ketika ia masih menjadi mahasiswa di Sydney, kamera ini dicuri. Bertahun-tahun kemudian dia membeli SLR pertamanya, sebuah Pentax, dan kemudian Canon FTB-QL, yang masih disimpannya.


Harbour Bridge at Night, Sydney | Canon 7D | © David Sutanto

He was quick to adept to the digital technology and bought one of the earliest digital cameras ever made, a Casio. Later, he went through a few point and shoot digital cameras. It wasn’t until 2005 that he bought his first DSLR. It was an Olympus E-5000. This camera renewed his interest in photography. In 2007 he took a course at the Canon School of Photography and changed his camera to a Canon EOS 30D. He has been actively taking photographs ever since.

Dia dengan cepat beradaptasi dengan teknologi digital dan membeli salah satu kamera digital yang paling awal pernah dibuat adalah Casio. Kemudian, ia menggunakan kamera digital tersebut sampai tahun 2005 dan ia membeli DSLR pertamanya. Itu adalah Olympus E-5000. Kamera ini membuat minat dalam fotografi menjadi bertumbuh. Pada tahun 2007 ia mengambil kursus di “Canon School of Photography” dan mengganti kamera ke Canon EOS 30D. Sejak saat itu ia aktif mengambil foto-foto lainnya.

ff-magazine

101


Town Centre at Night, Bordeaux | Canon 7D | Š David Sutanto

Inspirational photographers who has influence his works are Ansel Adams, Annie Leibovitz, Mario Testino, Steve McCurry and Jerry Aurum He has not specialized in any particular genre. Landscape, human, street scenes and travel photography are his interests. He believes a good photo not only captures the interest of the viewer, but should relate to the viewer emotionally, and stimulate his/her imaginations.

102

ff-magazine


Nightscene Barcelona | Canon 7D | Š David Sutanto

Fotografer Inspirasional yang memberi pengaruh atas karya-karyanya adalah Ansel Adams, Annie Leibovitz, Mario Testino, Steve McCurry dan Jerry Aurum. Dia tidak mengkhususkan diri dalam jenis fotografi tertentu. Landscape, manusia, jurnalis dan fotografi wisata semua digelutinya. Dia percaya foto yang baik tidak hanya menangkap kepentingan penonton, tetapi harus berhubungan dengan penonton secara emosional, dan merangsang imajinasinya. ff-magazine

103


Flinders Street Station, Melbourne | Canon 7D | Š David Sutanto

104

ff-magazine


Twlight View at Jakarta | Canon 6D | Š David Sutanto

ff-magazine

105


Circular Quay Syndey | Canon 7D | Š David Sutanto

Achievements: Exhibitions: Indonesia Photoweek 2007 (Bandung), 60 Years LFCN Exhibition 2008 (Jakarta), 2nd Indonesia Salon of Art Photography 2012 (Jakarta), Trierenberg Circuit 2013 (Vienna, Austria). Corporate work: Buana Capital 2013.

106

ff-magazine


Prestasi: Pameran: Indonesia Photoweek 2007 (Bandung), 60 Tahun LFCN Pameran 2008 (Jakarta), Juara 2 Indonesia Salon of Art Photography 2012 (Jakarta), Trierenberg Circuit 2013 (Wina, Austria). Corporate work: Buana Capital 2013.

ff-magazine

107


Federation Square at Night, Melbourne | Canon 7D | Š David Sutanto 108

ff-magazine


ff-magazine

109


110

ff-magazine


Tedy Wikarsa The Art of Stitching ff-magazine

111


Luvre, France | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa 112

ff-magazine


TEDY WIKARSA

Jakarta, Indonesia Tedy Wikarsa was born in Ujung Pandang 1971. Since 1999 he already familiar with photography, at that time he was always accompanied by his Nikon F60, and since the digital era, he likes to shot landscape & Cityscape. Tedy Wikarsa lahir di ujung pandang pada tahun 1971. Sejak 1999 dia sudah akrab dengan kamera, pada masa itu dia selalu ditemai oleh Nikon F60, dan pada masa digital dia menyukai pemotretan pemandangan alam dan pemandangan kota. Paris | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa ff-magazine

113


Eiffel Tower | Nikon D3s | © Tedy Wikarsa

114

ff-magazine

Notre Dame de Paris | Nikon D3s | © Tedy Wikarsa


Milan Cathedral | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

ff-magazine

115


Old town Rottenberg, Germany | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

116

ff-magazine


A Corner at Strasbourg, France | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

ff-magazine

117


Heidelberg, Germany | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

In 2011 he started to Image stitching by combining several photos to create Panorama photo and develop a highresolution image one frame. Image stitching required nearly exact overlaps between images and identical exposures to produce seamless results. Inspirational photographers who had influence his works are Michael Gomulya, Martha Suherman and Will Pearson (panoramic).

118

ff-magazine

Pada tahun 2011 dia memulai foto stitching yaitu penggabungan beberapa foto untuk menciptakan foto panorama dan mendapatkan foto dengan file / data resolusi tinggi dalam satu frame. Foto stitching memerlukan tumpang tindih yang akurat diantara sambungan fotonya, dan memiliki exposure yang persis sama untuk mendapatkan hasil yang mulus. Fotografer yang memberikan inspirasi dan berpengaruh baginya antara lain: Michael Gomulya, Martha Suherman dan Will Pearson (panoramic).


Panoramic at Heidelberg, Germany | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

Gears he is using right now:

Peralatan kamera yang digunakan sekarang:

Cameras: Canon 7D, Nikon D3s, Nikon D7000, Nikon D4, Nikon df, Fujifilm X-T1

Kamera: Canon 7D, Nikon D3s, Nikon D7000, Nikon D4, Nikon df, Fujifilm X-T1

Lenses: Nikon Afs16-35 f4, Nikon Afs 24-70 f2.8, Nikon PC 24mm f3.5, Nikon MF 50 f1.2, Nikon MF 105 f1.8 ais, Nikon MF 85 f2 ais, Nikon MF 35 f2, CZ 18mm f3.5, Leica summicron R 35mm

Lensa: Nikon Afs16-35 f4, Nikon Afs 24-70 f2.8, Nikon PC 24mm f3.5, Nikon MF 50 f1.2, Nikon MF 105 f1.8 ais, Nikon MF 85 f2 ais, Nikon MF 35 f2, CZ 18mm f3.5, Leica summicron R 35mm

Tripod & others: RRS panohead. RRS Carbon fiber Tripod

Tripod dan lainnya: RRS panohead. RRS Carbon fiber Tripod ff-magazine

119


Amsterdam | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

120

ff-magazine


Amsterdam | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa ff-magazine

121


Notre Dame de Paris | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa 122

ff-magazine


Notre Dame Cathedral | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

ff-magazine

123


Basilique Du Sacre Cour , Paris | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

124

ff-magazine


Basilique Du Sacre Cour , Paris | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

ff-magazine

125


Singapore Panoramic | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

126

ff-magazine


Singapore | Nikon D3s | Š Tedy Wikarsa

ff-magazine

127


NEXT EDITION:

13

106

ff-magazine

HUMANITY DECEMBER 2014

Tanjung Kait, Banten | Š Roe

Interested to publish your works with FF magazine? UPLOAD YOUR PICTURES TO

www.shootpin.com

with hashtag ffmagz (#ffmagz) For more information : (+62) 898 833 8337


ADVERTISE with FF e-magazine now... For more information: Call | Whatsapp | SMS (+62) 898 - 833 - 8337 Email iklan@ffmagz.com


www.ffmagz.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.