EDITION 05 | April 2014
BLACK & WHITE
photography
FUJIFILM X-T1 On Hand Review FUJIFILM Lens 23mm f/1.4 On Hand Review CAMERA & LENS Pricing Guide
5 EDITION
PREVIOUS EDITIONS:
1
2
3
4
BLACK & WHITE PHOTOGRAPHY www.ffmagz.com editor@ffmagz.com (+62) 0898 833 833 7 facebook.com/ffemagz twitter.com/ffmagz
EDITORIAL: Converting an image to Black & White is pretty simple, but if you want truly impressive and stand out results from Black & White photography, there are techniques and skills to learn before we master it. Contributors: Husni Heron Kun Tanubrata Moses Agustian Suherry Arno Winston Setiawan Cover Photo: Suherry Arno Location : Ladakh, India HAK CIPTA: Dilarang menyadur atau menggandakan dan menyebarluaskan isi majalah ff e-magazine tanpa izin redaksi. Seluruh foto dan tulisan yang ditampilkan dalam majalah ini memiliki hak cipta yang dilindungi oleh undang-undang. KRITIK & SARAN, kirimkan ke: redaksi@ffmagz.com
In the early days of photography, photographers had no choice but to shoot in black and white, as it was the only available medium. Then, in 1936, the invention of Kodakchrome gave colour photography to the world. But black and white photography didn’t die off, instead it flourished until now. In Black & white photography show it best texture, tonal contrast, shape & form also lighting effect. Merubah foto berwarna menjadi hitam putih adalah perkara mudah, tetapi kalau anda ingin hasil yang memukau dan hasil yang ‘tidak biasa saja’ dari fotografi hitam dan putih, anda akan menjumpai banyak hal teknis dan ilmu yang harus di pelajari sebelum kita mahir melakukannya. Pada masa-masa awal lahirnya dunia photography, fotografer pada masa itu tidak memiliki pilihan selain membuat foto hitam dan putih, karena pada masa itu hanya satu satunya media yang ada. Kemudian pada tahun 1936 kodakchrome memberikan foto berwarna pada dunia. Sampai disini bukan berarti foto hitam putih di tinggalkan, foto hitam putih semakin berkembang hingga saat ini. Dalam fotografi hitam putih kita dapat melihat tekstur, contrast, bentuk, rupa serta juga efek pencahayaan terbaiknya. Warm regards, Michael Gomulya
ff-magazine
01
www.mandirisekuritas.co.id
raih hasil terbaik melalui perusahaan sekuritas terbaik Kini saatnya Anda merasakan kemudahan, kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi saham. Mandiri Sekuritas memberikan semua yang Anda butuhkan guna menunjang keberhasilan investasi saham Anda. 02
ff-magazine
Care Center (62-21) 500 178
PT Mandiri Sekuritas Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Plaza Mandiri Lantai 28 - 29 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190, Indonesia Tel. (62-21) 526 3445 Fax. (62-21) 526 3521
www.mandirisekuritas.co.id
apa yang diperlukan untuk menjadi
investment bank No. 1 di Indonesia? Kemampuan yang teruji, profesionalisme, integritas, serta kepercayaan Anda merupakan modal utama yang menjadikan kami investment bank nomor satu di Indonesia. Mandiri Sekuritas, pilihan terbaik bagi transaksi pasar modal Anda.
Care Center (62-21) 500 178
PT Mandiri Sekuritas Subsidiary of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Plaza Mandiri Lantai 28 - 29 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190, Indonesia Tel. (62-21) 526 3445 Fax. (62-21) 526 3521 ff-magazine
03
04
ff-magazine
HUSNI HERON
“THE NATURAL COLOR”
ff-magazine
05
Ladakh, India Canon EOS 7D Š Husni Heron 06
ff-magazine
HUSNI HERON
Jakarta, Indonesia
Sawarna, West Java, Indonesia Canon EOS 5D Š Husni Heron
Born in 1964 and was first introduced to the world of photography from his late father. Graduated from Gajah Mada University and he is working as an Investment Executive. Enjoy traveling and capturing beautiful scenery as well as the moment of the lives of surrounding community.
Lahir pada tahun 1964 dan pertama kali diperkenalkan dunia photography dari almarhum ayahnya. Lulus dari Universitas Gajah Mada dan bekerja sebagai Investment Executive. Senang melakukan perjalan dan mengabadikan pemadangan serta kehidupan masyarakat sekitarnya.
Currently he is also working in Premium Mentor Series (PMS). Mr. Kumara Prasetya and Premium Mentor Series team greatly affect the enthusiasm in the world of photography
Saat ini bekerja juga di Premium Mentor Series (PMS). Pak Kumara Prasetya dan tim Premium Mentor Series sangat mempengaruhi antusiasmenya dalam dunia photography.
ff-magazine
07
Zhang Jia Jie Canon EOS 7D Š Husni Heron
08
ff-magazine
New Delhi, India Canon EOS 7D Š Husni Heron ff-magazine
09
Papuma, Jember East Java Indonesia Canon EOS 5D © Husni Heron
10
ff-magazine
Mt. Bromo, East Java Indonesia Canon EOS 5D © Husni Heron
Mt. Bromo, East Java Indonesia Canon EOS 5D Š Husni Heron
ff-magazine
11
Ladakh, India Canon EOS 7D Š Husni Heron 12
ff-magazine
Phoenix, Ancient Town China Canon EOS 7D Š Husni Heron
ff-magazine
13
Mt. Bromo, East Java Indonesia Canon EOS 5D Š Husni Heron
14
ff-magazine
Lombok, Indonesia Canon EOS 7D Š Husni Heron ff-magazine
15
Ladakh, India Canon EOS 7D Š Husni Heron
16
ff-magazine
18
ff-magazine
Photo Clam Professional MultiFlex Geared Tripod Head Text: Michael Gomulya
Most amateurs/ Professional photographer will choose ball head for their tripod’s head. The advantages using ball head are flexibility and speed. They are easy to use and very fast to set up photo compositions. But even sometimes the most expensive and most advance tripod ball heads have limitations. For instance, when using the large telephoto lens (400mm f/2.8, 500mm f/4, or 600mm f.5.6) for birding or sport photos, it will be much easier to take photo using Orion Tilt head (Gymbal head). When photographers have to shoot precise composition, such as: keeping the horizon straight or leveling for landscape, minor movement to compose macro, interior, product photos, astrophotography, etc. Ball heads is not likely can provide all the precisions photographers needs.
Pada umumnya fotografer amatir maupun professional akan memilih ballhead sebagai padanan tripodnya. Keunggulan utama menggunakan ballhead adalah fleksibel dan kecepatan. Ballhead sangat mudah di pergunakan dan cepat untuk mendapatkan komposisi foto. Tapi kadang dengan ballhead yg mahal dan canggih sekalipun masih memiliki keterbatasan. Misalnya ketika menggunakan lensa tele yang besar (400mm f/2.8, 500mm f/4, 600mm f/5.6 dll) untuk pemotretan burung maupun Sport, tentu akan sangat memudahkan fotografer apabila menggunakan Orion Tilt head (Gymbal Head). Demikian juga ketika fotografer harus melakukan pemotretan yang mebutuhkan komposisi yang teliti misalnya : mendapatkan horizon yang lurus setiap saat pada pemotretan landscape, pergerakan yang kecil untuk komposisi foto macro, foto interior, foto produk, astrophotograpy, dll. Ball Head tidak dapat memenuhi tingkat kepresisian yang di inginkan oleh fotografer. ff-magazine
19
20
ff-magazine
Typical ball heads problems are difficult to keep the horizon level, you have to level again after changing the composition, when tighten the head, there will be a minor movement from the ball head. There are several solutions in the market place to this problem, and one of them is Photo Clam Multiflex geared head. Multiflex lay on the gears for the movement. It has 2 panning base, one at the bottom and other on the top of the head. On top of this panning base is an Arca compatible quick release clamp, with a safety feature, to prevent the plate from sliding out should the quick release clamp accidentally. The finish on the Photo Clam is superb. The black anodized finish is very smooth and consistent, and there is absolutely no slack or play in any of the movements whatsoever. The Multiflex supplied with removable large knob, and rubber grips make them easier to control.
Problem umum pada ball head adalah kesulitan untuk mendapatkan posisi level pada horizon, anda harus melurus kan kembali horion setelah mengganti komposisi, ketika anda mengencakan ball head, selalu ada sedikit pergeseran yang terjadi pada Ball head. Sebenarnya ada beberapa solusi untuk persoalan ini, dan salah satunya adalah Photo Clam Multiflex geared head. Multiflex di landasi pada pergerakan gear di bawahnya. Memiliki 2 sumbu panning, satu diatas dan satu diatas headnya. Pada sisi atas head dilengkapi dengan “quik release clamp� model arca, dengan safety pin, yang mencegah plate meluncur dari clamp. Finishing Photo clam multiflex sangat baik. Dengan anodized hitam yang sangat mulus dan merata, dan head ini benar – benar solid Multiflex sudah di lengkapi dengan knob benar yang dapat di lepas, dan grip karet untuk dikendalikan.
ff-magazine
21
It does take a while to get used to Multiflex, the self locking mechanism is the opposite with ball head. If photographers familiar with the system, the Multiflex is surprisingly fast to operate, not much slower than a ball head in fact (possibly faster if you have to continually recompose your shot because your ball moves when you lock it down). The Photo Clam Multiflex is rock solid at any angle. The Photo Clam Multiflex is a highly valuable tool if you are shooting landscapes, panoramas, architecture, interior, macro, astrophotography or table-top product photography. The Multiflex outshines ball heads anywhere where exact framing and/or level horizons are essential. Photo Clam Multiflex specification: Weight : 940 g Dimension : 110 x 100 mm Support : up to large format 8 x 10 cameras.
22
ff-magazine
Di perlukan beberapa saat untuk membiasakan diri menggunakan Multiflex. Mekanisme “self locking�, berbeda/ terbalik dengan cara kerja ball head. Apabila fotografer sudah terbiasa, Multiflex dapat digunakan dengan cepat (bahkan mungkin lebih cepat mendapatkan komposisi dari pada ballhead, karena ball head selalu ada pergerakan minor pada saat penguncian). Photo Clam Multiflex sangat stabil dan solid di segala sudut. Photo Clam Multiflex, sangat bermanfaat dan membantu fortografer untuk pemotretan Landscape, Panorama, arsitektur, interior, macro, astrophotography atau pemotretan menggunakan table top. Multiflex jauh lebih mantap di bandingkan dengan ballhead apapun dimana fotografer memerlukan komposisi yang akurat.
ff-magazine
23
24
ff-magazine
KUN TANUBRATA
STORY OF LIGHT
ff-magazine
25
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
26
ff-magazine
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
KUN TANUBRATA
Jakarta, Indonesia I’m a professional auditor in management, born in May 6th, 1947. I consider photography is a very serious hobby. In film era, I was using Hassleblad medium format camera, then large format camera, I really enjoyed the process of making photos with large format. Saya seroang auditor profesional di sebuah manajemen, lahir pada tanggal 6 Mei 1947. Saya menganggap fotografi sebagai hobi yang sangat serius. Di jaman film, Saya menggunakan kamera format sedang Hasselblad, kemudian kamera format besar. Saya menikmati setiap proses dalam membuat foto dengan menggunakan kamera format besar.
ff-magazine
27
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
28
ff-magazine
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
ff-magazine
29
Pacitan, East Java Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
30
ff-magazine
Pacitan, East Java Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
Pacitan, East Java Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
ff-magazine
31
Pacitan, East Java, Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
32
ff-magazine
Jogjakarta, Central Java Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
But in this digital era, it is difficult for me to find all those large format film and seems like it’s more practical for me to use fullframe DSLR, combine with tilt and shift lens, to compensate the feeling of using large format camera. Pada jaman digital ini, Saya memiliki kesulitan untuk mendapatkan film format besar dan sepertinya menggunakan DSLR fullframe lebih praktis untuk Saya, digabungkan dengan menggunakan lensa tilt & shift sebagai pengganti kamera format besar. Now, I’m using Canon EOS 5D mark III with lenses: TS-E 17mm f/4 L, TS-E 24mm f/3.5 L II, TS-E 45mm f/2.8 and TS-E 90 mm f/2.8 Sekarang Saya menggunakan kamera Canon EOS 5D mark III dengan lensa-lensa sebagai berikut: TS-E 17mm f/4 L, TS-E 24mm f/3.5 L II, TS-E 45mm f/2.8 dan TS-E 90 mm f/2.8
ff-magazine
33
Pacitan, East Java, Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
34
ff-magazine
Pacitan, East Java, Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
ff-magazine
35
Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
36
ff-magazine
Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
ff-magazine
37
Cilacap, Indonesia Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
38
ff-magazine
Cilacap, Indonesia Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Cilacap, Indonesia Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Cilacap, Indonesia Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
ff-magazine
39
Cilacap, Indonesia Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
40
ff-magazine
Canon EOS 5D mark II Š Kun Tanubrata
ff-magazine
41
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata 42
ff-magazine
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
Canon EOS 5D mark II © Kun Tanubrata
ff-magazine
43
FUJIFILM X-T1 ON HAND REVIEW Text : Michael Gomulya
Since the Fujifilm X-Pro1 (2012), Fujifilm has been expanding its X-series mirrorless digital camera. With the new Fujifilm X-T1, Fujifilm offering a fully-loaded mirrorless camera in a weather-resistant, SLR-style body, with one of the largest EVFs(Larger than Canon 1Dx), manual control dials , etc. Sejak diluncurkannya pertama kali Fujifilm X-pro 1 pada tahun 2012, Fujifilm dengan serius mengarap dan mengembangkan digital Camera mirrorless seri X-nya. Dengan diluncukannya Fujifilm X-T1, Fujifilm menawarkan kamera dengan spesifikasi yang lengkap, dial control manual, dilengkapi dengan body yang tahan cuaca, bentuk model seperti DSLR pada zaman film dan memiliki viewfinder yang besar (bahkan lebih besar dari pada 1Dx). The X-T1 are very much like those found on the recently announced X-E2. This includes the 16 megapixel X-Trans CMOS II sensor (with on-chip phase detection), EXR Processor II, built-in Wi-Fi, and full HD video recording. The differences are the LCD (tilting vs fixed) and EVF (in terms of magnification), the 44
ff-magazine
maximum burst rate (8 vs 7 fps), a flash sync port and, of course, the design. Secara umum, spesifikasi X-T1 menyerupai kakaknya X-E2, termasuk sama sama memiliki sensor 16 megapixls X-Trans CMOS II (dilengkapi dengan chip ‘phase detection’), processor EXR II, built in wifi, dan video full HD, perbedaan adalah pada LCD-nya yang dapat digeser / di miringkan pada X-T1, dan jedela bidik yang lebih besar, juga burst yang lebih banyak (8Fps, sebelumnya pada Fujifilm X-E2, 7fps), tentu juga berbeda secara disain. The Fujifilm X-T1 Claims, that it has ‘world’s fastest AF of 0.08 seconds’. If that’s the case, it’s an impressive improvement over early X-series cameras. The X-T1 can also shoot at 8 fps with subject tracking - the best of any X-series model - and it’s also the first camera to support ultra-fast UHS-II SD cards. Fujifilm X-T1 menyatakan, bahwa ia memiliki kecepatan AF yang tercepat pada kelasnya yaitu 0.08 detik, ini adalah benar-benar sebuah kemajuan yang sangat baik, di bandingkan dengan seri X
sebelumnya.Fujifilm X-T1 juga memiliki buffer hingga 8 Fps dengan tracking, juga merupakan satu-satunya Fujifilm X series, yang sudah mensupport UHS-II SD Card. One thing that the X-T1 doesn’t have is a built-in flash. Instead, Fuji has bundled a small external flash, which has a guide number of 8 meters at ISO 200. The camera offers a flash sync port, in addition to its hot shoe, for attaching studio strobes.
Satu hal yang tidak dimiliki oleh X-T1 lampu kilat pada body, untuk melengkapinya, Fujifilm menyertakan satu buah lampu kilat eksternal, dengan GN 8 meter pada ISO 200.
Specification: - 16.3 MP - APS-C X-Trans CMOS II Sensor - SD Card, support SDXC UHS-II - 8 fps - ISO 200-6400 (expandable 100-51200) - Large OLED EVF (0.77 x magnification) - 3� LCD (3:2) Tilt type color LCD - HD Movie recording (1920 x 1080) - Wireless transmitter IEEE 802.11b/g/n - Weatherproof, Coldproof (-10) ff-magazine
45
46
ff-magazine
Fujifilm 23/1.4: Lensa Serbaguna Yang Sempurna?
Text & Photo: Winston Setiawan
FUJIFILM 23 f/1.4 ON HAND REVIEW Fujifilm 23/1.4: The Perfect Versatile Lens?
The lens is fairly popular among users Fujifilm mirrorless camera. Because why, its focal length is 35mm lens resembles (or rather 36mm) on a film camera, which is a versatile focal length. Practicality is increasing with f/ratio is very fast: f/1.4. It could be said lenses with these specifications will dominate the photo shoot for the owner. In this test, I chose body X-E1 rather than X-E2 that I also have. The reason is simple, the image quality is almost equal and I also want to know whether autofocus function can be executed effectively or not.
Lensa ini terbilang populer di kalangan pengguna kamera mirrorless Fujifilm. Betapa tidak, panjang fokalnya adalah menyerupai lensa 35mm (atau tepatnya 36mm) pada kamera film, yang merupakan panjang fokal serbaguna. Kepraktisannya semakin bertambah dengan f/ratio yang sangat cepat: f/1.4. Bisa dikatakan lensa dengan spesifikasi ini akan mendominasi pemotretan bagi sang pemilik. Pada pengujian ini saya memilih body X-E1 ketimbang X-E2 yang juga saya miliki. Alasannya sederhana saja, kualitas gambarnya masih hampir berimbang dan saya ingin juga mengetahui apakah fungsi autofocus dapat dieksekusi dengan efektif. TINJAUAN FISIK: • Lensa ini tergolong besar • Kualitas gambar patut diancungi jempol • Lens hood yang berukuran besar menjadikan lensa ini tidak praktis • Auto focus termasuk gesit • Bagi penyuka fokus manual, lensa ini seperti halnya lensa 14/2.8 menggunakan sistem clutch di mana focusing ring harus ditarik ke belakang untuk mengaktifkan fokus manual.
PHYSICAL REVIEW: • The lens is quite large • I give thumb up for the image quality • Lens hood very large. Makes this lens impractical • Auto focus quite fast • For those who like manual focus, the lens is using a lens 14mm f/2.8 clutch system where the focusing ring to be pulled backward to activate the manual focus ff-magazine
47
Š Winston Setiawan 48
ff-magazine
© Winston Setiawan
IMAGE QUALITY:
KUALITAS GAMBAR:
• 23/1.4 lens has good image sharpness • Able to provide depth (correlation with one another subject in the picture) is very good • Distorts very small and not really bothering • EBC (Electro Beam Coating) that the characteristics of Fujifilm lens helps to capture the moment in a harsh light, or when the light source is in front of the subject • Claims that the coating is able to spend 99.8% of visible light (per layer lens) is certainly true • Overall, the optical quality of this lens is equivalent to the price that is quite expensive . That is going too hard to find a better lens than the 23/1.4.
• Lensa 23/1.4 memiliki ketajaman gambar yang luar biasa • Mampu memberikan depth (korelasi subyek satu dengan yang lain dalam gambar) yang sangat baik • Distori sangat kecil dan tidak menganggu • EBC (Electro Beam Coating) yang menjadi ciri lensa Fujifilm membantu mengabadikan moment di cahaya yang keras atau ketika sumber cahaya berada di depan sekalipun • Klaim bahwa coating ini mampu melewatkan 99.8% cahaya (per layer lensa) tentu bukan isapan jempol • Secara keseluru han, kualitas optik dari lensa ini setara dengan harganya yang cukup mahal. Artinya akan sulit mencari lensa yang lebih baik dari 23/1.4 ini. ff-magazine
49
© Winston Setiawan
DISADVANTAGES: • The minimum focal length of this lens quite far, about 28cm. When the width of a particular lens can be used to create interesting effects at close range, and 28cm is still too much for small -sized objects. • When it can be considered disadvantage, any lens when used on APS-C sensors are different from one stop depth of field (DOF) compared to a full frame lens. 50
ff-magazine
KEKURANGAN: • Jarak fokus minimum lensa ini termasuk jauh, sekitar 28cm. Saat tertentu lensa lebar dapat digunakan untuk menciptakan efek jarak dekat yang menarik, dan 28cm masih terlalu jauh untuk obyek berukuran kecil. • Bila dapat dianggap kekurangan, lensa apapun bila digunakan pada sensor APS-C berbeda satu stop secara Depth of Field (DOF) dibandingkan lensa full frame
CONCLUSION: For users who do not mind the Fujifilm camera with price, 23/1.4 lens is a must have and consequently, your standard about this lens will necessarily go up! KESIMPULAN: Bagi pengguna kamera Fujifilm yang tidak keberatan dengan harganya, lensa 23/1.4 adalah wajib dimiliki namun konsekuensinya, standar Anda akan optik lensa akan serta merta naik!
ff-magazine
51
52
ff-magazine
MOSES AGUSTIAN
BENEATH THE SHADOW
ff-magazine
53
Eagle’s Eyes Š Moses Agustian 54
ff-magazine
MOSES AGUSTIAN
Jakarta, Indonesia
Finches Š Moses Agustian
Moses was born in Tanjung Pandan, April 8, 1954. He has relatively extensive experience in photography. He loves reading spiritual and art books. Moses won a number of photography awards both from domestic and overseas. He took RPS (Royal Photography Society) exam in UK. Royal Photography Society is a photography club under protection of English Queen. In 1983 Moses was awarded with L.RPS, then he got A.RPS, in 1991 he received Visual Art. A.FPSI Moses lahir di Tanjung Pandan, tanggal 8 April, 1954. Memiliki pengalaman panjang di bidang fotografi. Beliau sangat suka membaca buku buku spiritual dan buku seni. Selama perjalanan di bidang photography Moses telah mengantongi banyak medali dan penghargaan baik di tingkat domestic maupun di luar negeri. Dia juga mengikuti ujian RPS (Royal Photography Society) di United Kingdom. Royal Photography society’ adalah sebuah club fotografi di bawah naungan Ratu Inggris. Pada tahun 1983 Moses menerima penghargaan L.RPS, kemudian menerima A.RPS, pada tahun 1991 beliau menerima Visual Art. A.FPSI. ff-magazine
55
Behind The House Š Moses Agustian
56
ff-magazine
Foggy Forrest Š Moses Agustian
Bright Morning Š Moses Agustian
ff-magazine
57
Padang Š Moses Agustian
58
ff-magazine
Flicker Š Moses Agustian
ff-magazine
59
South Coast of Java Š Moses Agustian
60
ff-magazine
Puisi Pantai Š Moses Agustian
ff-magazine
61
Rock on Shore Š Moses Agustian
62
ff-magazine
Three Small Stones Š Moses Agustian
Terkelupas Š Moses Agustian
ff-magazine
63
Maha Besar Š Moses Agustian 64
ff-magazine
Melayang Š Moses Agustian
ff-magazine
65
PHOTOGRAPHY TUTORIAL:
UNDERSTANDING BLACK & WHITE EXPOSURE
Text & Photo : Moses Agustian ARPS, AFPSI Everyone is able to create black & white photos, but not everyone can make it beautiful. So, before we create it, it’s good to enrich our knowledge with some basic photography knowledge, understanding black & white exposure is one of the option. Back in the 1930’s, Ansel Adams and Fred Archer formulated the Zone System and standardized as way of working that guarantees a correct exposure in every situation, even in the trickiest lighting conditions. Your camera’s metering modes are built to give you a correct reading under most average situations. But when you’re faced with an exceptional situation, your camera’s metering can easily be fooled, thinking a scene is brighter or darker than it actually is. This is where knowledge of the zone system can save you a lot of trouble, and help you capture not only correct but also intriguing exposures every time. Semua orang bisa membuat foto hitam putih, tapi tidak semua bisa membuat foto hitam putih yang bagus. 66
ff-magazine
Sebelum kita membuat foto hitam putih, ada baiknya kita memperkaya diri kita dengan pengetahuan dasar fotografi yang baik, yaitu salah satunya adalah dengan memahami exposure dalam memotret. Pada tahun 1930an, Ansel Adams dan Fred Archer meciptakan suatu teknik yang disebut dengan Sistem Zona. Teknik ini menjadi srandarisasi dalam mendapatkan exposure yang tepat dalam segal situasi, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun. Kamera yang kita gunakan diciptakan untuk memberikan pilihan dalam kondisi yang paling standar, tetapi ketika kita menghadapi situasi yang esktrim, kamera Anda bisa memberikan pilihan yang salah.
We as human beings see in color rather than black and white, and there are colors that are considered average. Meaning, they reflect an average amount of light, which is around the same amount that middle grey reflects. Learning the average tones is fundamental for deploying the Zone System. The zone system divides a scene into 10 zones on the tonal scale. Every zone differs from the one before it by 1 stop, and from the one following it by 1 stop. Kita sebagai manusia, meilhat warna lebih dari sekedar hitam dan putih. Ada warna-warna yang dianggap sebagai warna gradasi. Artinya, mereka memantulkan sejumlah cahaya, dengan jumlah yang sama dengan abu-abu. Pembelajaran warna-warna gradasi itu menjadi dasar pembuatan Sistem Zona. Sistem Zona terbagi menjadi 10 tingkatan zona. Dimana setiap zona dibedakan dengan zona sebelumnya dengan perbedaan cahaya 1 stop dan zona selanjutnya juga dengan 1 stop.
Available Moses Agustian ARPS, AFPSI PHOTOGRAPHY TUTORIALS Price : IDR 50.000
Zona VI
Zona IX
Price : IDR 100.000
III
Zona V
Zona IV
Zona VII
Zona X
Zona III
Zona II Zona V
Price : IDR 100.000
Zona I
Zona 0
Pintu Š Moses Agustian
FOR ORDER: order@ffmagz.com
ff-magazine
67
The new Photo Clam Carbon Fiber High Tensile Tripod PTC-224 Text & Photo : Michael Gomulya
Photo Clam release the new PTC-224, 4-Section High tensile Carbon Fiber Tripod to go along with the established line of premium ballheads, the tripod is lightweight that is ideal for travel. Its legs fold up against the center column to give it a folded length of only 51.5cm. Made from carbon fiber, this tripod is lightweight at only 1.2 kg, but strong enough to hold up to 25kg gears. Photo Clam PTC-224, Carbon fiber tripod adalah tripod 4 section yang ringan dan ideal untuk travel, kakinya dapat di lipat mendekati centre column sehingga total panjang pada saat terlipat hanya 51.5cm. Tripod ini terbuat dari bahan carbon fibre yang ringan, hanya seberat 1.2kg saja. Akan tetapi cukup kuat untuk menahan beban gear diatasnya hingga 25kg. The leg’s twist locks allow quick adjustment of the tripod’s height, while another twist lock controls the raising and lowering of the center column. With the center column extended, the tripod reaches a maximum height of 168cm and with the column removed, the tripod can get down to only 11 cm. A carrying case with a removable shoulder strap is 68
ff-magazine
included to protect your tripod during transport. System penguncian “leg twist”-nya dapat dengan cepat mengatur tinggi tripod, sementara penguncian twist satu lagi, untuk menaikkan dan menurunkan centre columnya. Tinggi total tripod ini dengan centre column adalah 168cm, dan tripod dapat rendahkan hingga 11cm saja untuk pemotretan low angle (centre colum di lepas) The legs can be individually locked at three different angles: 24°, 55°, and 85°. A spring-loaded ballast hook on the bottom of the center column can hold extra weight to stabilize the tripod. The center column is removable, and with the use of the included macro attachment, the tripod can reach a minimum height of 11cm . A padded foam grip on each leg adds comfort when carrying the tripod, especially in extreme temperatures. The center column is also reversible for low-angle shots. Masing-masing kaki pada tripod ini dapat di kunci dengan angle yang berbeda: 24°, 55°, and 85°.
Photo clam memberikan penggantung / hook, sebagai penyeimbang tripodnya. Centre column tripod ini dapat di lepas, dan dapat di balik untuk fotografi macro. Pada setiap kaki tripodnya telah diberikan busa pelindung, untuk kenyamanan kita membawanya. A little note for cabon fiber tripod: lighter weight than alluminium or metal tripod, higher maximum loads, last longer, resistance to corrosions, faster to reduce resonance. Sedikit catatan beberapa keunggulan tripod carbon fiber adalah : bobot jauh lebih ringan dari pada tripod metal, load lebih tinggi, tahan terhadap korosi, tahan lama, serta dapat meredam getaran dengan lebih baik. PTC224 Specification: Tinggi Max (tanpa centre column) Posisi terlipat (normal) Posisi terlipat (Head didalam) Posisi low angle Berat Max Load Jumlah leg section Diameter tube max Diamter tube Min Tread ke ballhead
: : : : : : : : : :
138 cm 53 cm 51.5 cm 11 cm 1,2 kg 25 kg 4 28 mm 16mm 3/8�
Note: Spike & Centre Column sold separately Catatan: Spike & Centre Column dijual terpisah ff-magazine
69
© Harlim Lim
70 ff-magazine
The Art of Seeing
PREMIUM MENTOR SERIES
In the era of digital imaging, photography is no longer a difficult thing to do. Advanced camera features simplifies the production of high-quality photographs, and allows you to view the photos instantaneously on the screen of the LCD camera. Photo-editing programs for smartphones, especially those that are considered “state-of-the-art,” such as Photoshop, continues to expand. In addition, online media provide tips and tutorials to guide you to develop better photographs. However, are you satisfied with the results? Have you ever felt that your photography technique is not improving? Are those photos good enough to be published, shown off, or served as wall decors of your home and office? Everyone has their own standard of course. For those who craves improvement in developing regular photographs to masterpieces, Premium Mentor Series Indonesia (PMS) is the right place to start. Unlike other photography school, PMS will raise our awareness in viewing object of photography. PMS was established 3 years ago by a group of photographers that had a vision to share their experiences with other photographers and photography-lovers alike. The Art of Seeing | “The Art of Seeing” became the meaning that we chose, which describes the harmony between the power of concept and the ability to realize that particular concept. The reason behind this meaning was because we want to provide an understanding that photography knowledge is not just learning using cameras, but also learning the ways to see, to visualize, and execute that concept or idea and turn it into a craft, along with the support of proper techniques.
Di era digital, fotografi bukan lagi hal yang sulit. Fitur kamera yang makin canggih memudahkan semua orang menghasilkan foto yang bagus dan dapat langsung dilihat hasilnya dilayar LCD kamera Program pengolah foto untuk smartphone hingga program kelas berat semacam Photoshop juga semakin beragam. Ditambah tutorial & tips belajar fotografi yang tersedia di berbagai media online Puaskah anda dengan hasil foto yang dihasilkan? Apakah pernah merasakan kemampuan fotografi kita begitu-begitu saja? Layakkah foto yang dihasilkan untuk dipamerkan atau menghias dinding rumah atau kantor? Tentu tiap orang mempunyai ukuran yang berbeda Untuk mereka yang ingin meningkatkan hasil fotonya menjadi foto seni, tidak hanya sebuah dokumentasi, Premium Mentor Series Indonesia (PMS) adalah tempat yang tepat untuk memulainya. Berbeda dengan sekolah foto yang ada, PMS akan membuka wawasan kita dalam melihat sebuah obyek fotografi.PMS lahir 3 tahun silam dari pemikiran sekelompok fotografer sebagai perwujudan visi untuk berbagi pengalaman dengan para fotografer dan pencinta fotografi di Indonesia The Art of Seeing / Seni melihat menjadi tajuk yang kami pilih, menggambarkan perpaduan antara kekuatan konsep dan kemampuan untuk merealisasikan konsep tersebut. Tajuk ini kami pilih karena kami ingin memberikan pemahaman bahwa ilmu fotografi bukan hanya belajar menggunakan kamera, namun juga mempelajari cara untuk melihat (seeing), melakukan visualisasi (visualizing) dan mengeksekusi konsep atau ide tersebut menjadi sebuah karya, dengan dukungan kemampuan teknis yang memadai. ff-magazine
71
Š Harlim Lim
Photographers involved in initiating and developing PMS intensively that serve as providers as well as mentors are: Rony Albert, Harlim, Husni Heron, Kun Tanubtara, Michael Gomulya, Sulikati Kastumi, Ucok P. Harahap, Yadi Yasin, Yusuf Paulus and Zumar Muzammil. Hal yang membedakan PMS dengan kegiatan fotografi sejenis terletak pada kualitas mentoring dan workshop yang kami adakan. Karena visi kami adalah berbagi pengalaman, maka sedapat mungkin kami menjaga rasio peserta dan mentor, sehingga proses tukar pengalaman dapat dilakukan secara terfokus dan berkualitas. What distinguish PMS from other photography schools alike depends on the photography activity and workshops that lies in the quality of mentoring. Because our vision is to share experiences, we keep in mind of the ratio of participants and mentors, so that the process of exchanging experiences is done in focus and productive. Workshop conducted provides a lot of information that can be practiced by participants in hunting activities and mentoring. Mentors and keynote speakers of PMS programs consists of experienced photographers that are eager to share. Therefore we hope that participants feel comfortable in asking questions or in sharing experiences. Natural conditions and harsh weather, as well as the inability to be awares often potentially endanger the safety of the participants. With the support of an administrator field, we always maintain a safe environment for participants during ongoing activities. In addition, reliable transportations, comfortable accommodations, and adequate food menu also did not escape our attention. 72
ff-magazine
Workshop yang diselenggarakan juga memberikan banyak informasi yang dapat dipraktekkan para peserta dalam kegiatan hunting & mentoring. Mentor dan Narasumber pada program PMS terdiri dari para fotografer yang berpengalaman dan memiliki semangat tinggi untuk berbagi. Dengan demikian kami harap para peserta akan merasa nyaman dalam mengajukan berbagai pertanyaan atau berbagi pengalaman. Kondisi alam dan cuaca yang tidak bersahabat serta peserta yang nyaris lupa diri seringkali berpotensi membahayakan keselamatan peserta. Dengan dukungan administrator lapangan, kami senantiasa menjaga kegiatan berlangsung aman bagi peserta. Transportasi yang terpercaya, akomodasi yang nyaman serta menu makanan yang memadai juga tidak luput dari perhatian kami. Beberapa fotografer yang terlibat sejak awal menginisiasi program PMS dan secara intensif terlibat sebagai penyelenggara maupun sebagai mentor adalah : Albert Rony, Harlim, Husni Heron, Kun Tanubtara, Michael Gomulya, Sulikati Kastumi, Ucok P. Harahap, Yadi Yasin, Yusuf Paulus dan Zumar Muzammil.
Š Harlim Lim
Throughout the years of 2010 to 2013, PMS program has been carried out dozens of times at Sawarna-Malimping, Edge tiles, Papuma Bromo, Belitung and Mist Mountain National Park and Bali & Ladakh (Jammu-Kashmir) Angkor Wat (Cambodia), Nepal, Tibetan, Maluku, TNG Baluran, Mount Rinjani (Lombok), etc.
Sepanjang tahun 2010-2013, program PMS telah puluhan kali dilaksanakan, bertempat di Sawarna-Malimping, Ujung Genteng, Papuma Bromo, Belitung dan Taman Nasional Gunung Halimun serta Bali & Ladakh (Jammu-Kashmir) Angkor Wat (Cambodia), Nepal, Tibet, Maluku, TNG Baluran, Gunung Rinjani (Lombok), dll
Starting in 2011 we also launched a new program called Premium Hunting Series (PHS) and Premium Adventure Series (PAS). Photo-hunting became the core activity in the PHS program, and mentors will show participants interesting hunting spot. Night activities include workshops and sharing sessions on photography tips by PMS mentors. On the other hand, PAS explores the beauty of the places that are uncommon and difficult to visit.
Mulai Tahun 2011 kami juga meluncurkan program baru bertajuk Premium Hunting Series (PHS) dan Premium Adventure Series (PAS). Berburu foto menjadi kegiatan inti pada program PHS, dan mentor-mentor PMS akan menunjukkan spot hunting yang menarik. Kegiatan malam hari diisi dengan workshop / berbagi info dan tips fotografi oleh mentor-mentor PMS. Sedangkan PAS akan mengeksplorasi keindahan tempat-tempat yang tidak biasa bahkan sulit dikunjungi oleh fotografer pada umumnya
Complete information on Premium Mentor Series Indonesia can be obtained from: Mrs. Sulikati Kastumi Mobile phone: 0878-781-47137
Info lengkap mengenai Premium Mentor Series Indonesia dapat menghubungi : Mrs. Sulikati Kastumi Mobile Phone: 0878-781-47137 ff-magazine
73
74
ff-magazine
ff-magazine
75
76
ff-magazine
SUHERRY ARNO
THE SHADE
ff-magazine
77
Ladakh, India Š Suherry Arno
78
ff-magazine
SUHERRY ARNO
Jakarta, Indonesia Suherry Arno started to create photography work in 1998. He says, “I love art. I used to buy and collect art woks. Then I think to myself why do not I create art myself? Since I cannot paint, I learned photography as art for myself.” Suherry Arno, memulai berkarya pada fotografi pada tahun 1998. Dia berkata “Saya suka seni, sering sekali saya membeli dan mengkoleksi hasil seni. Kemudian saya berpikir kenapa tidak saya buat karya seni sendiri? Tapi karena saya tidak bisa melukis, saya belajar fotografi sebagai seni bagi saya.”
ff-magazine
79
Danau Kalimutu, Indonesia Š Suherry Arno 80
ff-magazine
Ladakh, India Š Suherry Arno
ff-magazine
81
Nagano, Japan Š Suherry Arno 82
ff-magazine
Suherry Arno is one of the big fans of black and white photography since 1998, especially after when he learned dark-room black and white with his senior, Kayus Mulia. He learned more technique from the American maestro, such as John Sexton, Bruce Barnbaum, Howard Bond, Allan Ross, John Wimberly, and Patrick Jablonski. He comments “Amerincan people has such a strong photography culture. They have a lot of galleries and museums of photos.” Now Suherry is well known as one of the best photographer of Digital and Traditional Dark-room Fine Art Printmaker in Indonesia. Suherry Arno sangat menyukai foto hitam putih, sejak 1998, khususnya setelah belajar kamar gelap hitam putih dari seniornya, Kayus Mulia. Beliau belajar tambahan teknik lainnya dari para maestro di Amerika, antara lain John Sexton, Bruce Barnbaum, Howard Bond, Allan Ross, John Wimberly, and Patrick Jablonski. Beliau berujar “Orang-orang Amerika memiliki budaya fotografi yang sangat kuat. Mereka memiliki banyak gallery, dan museum museum foto.” Saat ini Suherry di kenal sebagai salah satu fotografer digital dan tradisional Dark-room Fine art Printmaker terbaik di Indonesia. Nagano, Japan © Suherry Arno
ff-magazine
83
Tibet Š Suherry Arno
Tibet Š Suherry Arno
As a photographer, Suherry Arno loves to learn something new, every year, he learns more photography techniques. In 2004 he learn another technique, contact printing with azo paper and amidol developer from Michael Smith and Paula Chamlee with an utra large format camera.
84
ff-magazine
Sebagai fotografer, Suherry suka belajar hal baru, setiap tahun mempelajari lebih banyak teknik fotografi. Pada tahun 2004 di mempelajari teknik lain, contact print dengan azo paper dan amidol developer dari Michael Smith dan Paula Chamlee, dengan medium kamera ultra large format.
ff-magazine
85
Ladakh, India © Suherry Arno 86
ff-magazine
Ladakh, India © Suherry Arno
Cilacap, Indonesia © Suherry Arno
Ladakh, India © Suherry Arno ff-magazine
87
88
ff-magazine
In 2005 he studied about Photoshop from Arief Teja and John Tefon, then he learned about it further from Dan Burkholder and Charles Cramer, also learned about platinum print and the making of digital negative, an unusual technique in Indonesia. Nico Dharmanjungan has an important role as a teacher for his knowledge of composition. Pada tahun 2005 dia mempelajari Photoshop dari Arief Teja dan John Tefon, kemudian dia belajar lebih lanjut dari Dan Burkholder dan Charles Cramer, selain itu dia juga mempelajari Platinum print dan cara membuat negative digital, teknik yang masih jarang di temukan di Indonesia. Nico Dharmanjungan memiliki peranan yang sangat penting sebagai guru dalam mempelajari komposisi.
Ladakh, India Š Suherry Arno ff-magazine
89
Gunung Anak Rinjani, Indonesia Š Suherry Arno
90
ff-magazine
Turkey © Suherry Arno
Turkey © Suherry Arno ff-magazine
91
Cilacap Indonesia Š Suherry Arno 92
ff-magazine
Turkey Š Suherry Arno
ff-magazine
93
Angkor Wat, Cambodia © Suherry Arno
94
ff-magazine
Angkor Wat, Cambodia © Suherry Arno
Lawang Sewu, Semarang Indonesia © Suherry Arno
Lawang Sewu, Semarang Indonesia © Suherry Arno
ff-magazine
95
Zhiang Jia Jie, China Š Suherry Arno
96
ff-magazine
Merapi Mt., Indonesia © Suherry Arno
Suherry Arno is a great talented photographer. He just joined a photography exhibition “The Age of photography” at Tony Raka Gallery, Ubud, Bali. Between 12 December 2013 - 12 January 2014. Many collectors love his art works. He focuses on landscape photography. He says that his photography is just a hobby, but he says,” I make it seriously.” He also founded a gallery for his art works, name De Arno gallery, with more than 1000 photos of international photographers, especially from USA.
(I Wayan Suardika and Henny Handayani – Bali Arts)
Suherry Arno adalah seorang forografer yang sangat berbakat, baru saja dia mengikuti pameran “The Age of Photography’. Di Tony Raka Gallery, Ubud, Bali. Antara tanggal 12 Desember 2013 – 12 January 2014. Banyak sekali kolektor yang menyukai karyanya. Beliau memilih fokus pada foto landscape. Bagi Suherry foto hanyalah hobi, tapi ia berkata,” saya memdalaminya dengan serius.” Dia juga mendirikan sebuah galeri foto untuk koleksi dan karyanya, Galeri itu bernama De Arno Gallery, dengan koleksi lebih dari 1000 foto dari fotografer internasional, khusunya dari USA.
(I Wayan Suardika and Henny Handayani – Bali Arts)
ff-magazine
97
Rocky Mountain, USA © Suherry Arno 98
ff-magazine
Padang, Indonesia © Suherry Arno
Pelabuhan Ratu, Indonesia Š Suherry Arno
ff-magazine
99
Zhiang Jia Jie, China Š Suherry Arno
100
ff-magazine
98
ff-magazine
ADVERTISE WITH FF-MAGAZINE NOW... For more information
Call | Whatsapp | SMS : (+62) 898 - 833 - 8337 Email : iklan@ffmagz.com
ff-magazine
103
SAMSONITE SCB-1 CAMERA BACKPACK 100 Text : Andri Thaslim
Samonite camera bag SCB-1 Backpack 100 is kind of side sling camera bag comfortable to wear. Very suitable for photographers who have a high mobility in which the bag can accommodate 1 D-SLR cameras, 2-3 lenses, 1 flash light equipment and other accessories. This bag even has a place to put a change of clothes, water bottles, mobile phones, and so forth.
(H), berat sekitar 790g. Terbuat dari high-density 1680D nylon, tahan air, tahan air, ringan, dan nyaman dipakai.
Tas kamera Samonite SCB-1 Backpack 100 adalah jenis tas kamera selempang samping yang nyaman untuk dipakai. Sangat sesuai untuk fotografer yang memiliki mobilitas tinggi dimana tas ini mampu menampung 2 D-SLR kamera, 2-3 lensa, 1 flash light dan peralatan aksesoris lainnya. Bahkan tas ini memiliki tempat untuk menaruh pakaian ganti, botol air minum, telepon selular, dan lain sebagainya.
Has 2 pieces as a double safety clasp, in order to keep the camera safe in the side bags. Memiliki 2 buah gesper sebagai keamanan ganda, agar kamera tetap aman di dalam tas samping.
Minimalist design style, the size of the bag is 19.5cm (L) x 20cm (W) x 41.5cm (H), weighing about 790. Made of high-density 1680D nylon, waterproof, wear-resistant, lightweight, and comfortable to wear. Gaya desain minimalis, ukuran tas adalah 19.5cm (L) X 20cm (W) X 41.5cm 104
ff-magazine
The back of the bag has a soft padding and is designed to provide space for air. Bagian belakang tas memiliki padding yang empuk serta di desain agar memberikan ruang untuk udara.
Belts are used to reduce vibration bags so it is not easy to shake. Tali pinggang digunakan untuk mengurangi getaran tas agar tidak mudah goyang Padding the inside of the bag can be customized to the needs of equiptment Padding bagian dalam tas dapat disesuaikan dengan kebutuhan peralatan.
Tidak takut lagi saat hujan turun, karena tas ini dilengkapi dengan jas hujan.
Inside pockets (inner pouch) can accommodate 4 memory cards. Kantong dalam (inner pouch) dapat menampung 4 kartu memori. Look at the top, the storage space is divided into three, which is first layer, can only put some business cards, small object, and so forth. Lihatlah di atas, dibagi menjadi tiga ruang penyimpanan, yang merupakan lapisan depan hanya dapat menaruh beberapa kartu nama, benda kecil dan lain sebagainya. In the second layer of the storage space above, can put a few items such as pens, cell phone, wallet, battery packs, and so forth Pada lapisan kedua dari ruang penyimpanan atas, dapat ditaruh
beberapa barang seperti pena, ponsel, dompet, baterei pack, dan lain sebagainya. The third layer has a large enough space to put another 1 piece DSLR and 1 piece lens camera or other equipments Lapisan ketiga memiliki ruang yang cukup besar untuk menaruh 1 buah kamera dan 1 buah lensa atau peralatan lainnya.
CONCLUSION: This bag is small, lightweight and has a good functional, according to the small and lightweight design. And can put a lot of photographic purposes so it is ready to be taken away to any places. KESIMPULAN: tas ini kecil, ringan dan memiliki fungsional yang baik, sesuai dengan desain yang mungil dan ringan. Serta dapat menaruh banyak keperluan fotografi sehingga siap untuk dibawa pergi ke tempat manapun.
The sides can put items such as drink bottles, umbrellas etc. Bagian samping dapat ditaruh barang seperti botol minum, payung dan lain sebagainya Not afraid anymore when it rains, because this bag is equipped with Rain Cover ff-magazine
105
PANDUAN HARGA DIGITAL CAMERA & LENSA (* Dalam ribuan rupiah/ .000)
106
DIGITAL CAMERA: CANON EOS 1100D kit 18-55mm 100D Kit 18-55mm 600D BO 600D Kit 18-135 700D Body 60D BO 60Da BO 70D BO Wifi 70D BO Wifi 7D BO 7D Kit 18-135 6D BO Wifi and GPS 6D BO 5D Mark III BO 5D Mark III Kit 24-105L 1D X BO
Rp 4,350 Rp 7,275 Rp 5,355 Rp 8,640 Rp 6,220 Rp 7,355 Rp 4,400 Rp 10,820 Rp 9,810 Rp 13,610 Rp 17,255 Rp 18,450 Rp 17,850 Rp 32,700 Rp 39,600 Rp 64,500
CANON EOS M EOS M 18-55
Rp 4,865
ff-magazine
NIKON D3100 BO D3100 Kit 18-55mm VR D3200 BO D3200 Kit 18-105mm VR D3200 Kit 18-55mm VR D5200 BO D5200 Kit 8-55mm VR D600 BO D7000 BO D7000 Kit 18-105mm VR D7100 BO D7100 Kit 18-105mm VR D800 BO D800E BO D3X BO D4 BO DF BO DF Kit 50mm f/1.8G
Rp 4,095 Rp 4,640 Rp 4,900 Rp 8,125 Rp 6,030 Rp 6,990 Rp 8,145 Rp 18,500 Rp 9,970 Rp 11,970 Rp 13,070 Rp 16,090 Rp 29,555 Rp 32,410 Rp 82,965 Rp 58,655 Rp 29,512 Rp 32,999
NIKON MIRRORLESS 1 J3 10-30mm 1 S1 VR 10-30mm 1 V1 10-30mm 1 V2 10-30 + 30-110mm
Rp 6,850 Rp 6,000 Rp 5,425 Rp 10,180
PENTAX K-500 18-55 K-500 Double lens K-50 BO K-50 Kit 50mm f/1.8 K-50 Kit 18-55 K-50 Kit 18-135 K5 Silver LE Kit 40mm XS K5 II BO K5 IIs BO K-3 BO K-3 18-55 K-3 18-135 K-3 BO Silver LE
Rp 6,300 Rp 7,300 Rp 7,000 Rp 8,100 Rp 8,000 Rp 10,000 Rp 11,500 Rp 9,000 Rp 9,700 Rp 16,000 Rp 17,000 Rp 19,000 Rp 19,700
PENTAX - Q Q Kit 8mm Q10 Standard zoom Q10 DOUBLE ZOOM Q7 DOUBLE ZOOM Q7 Kit 02
Rp 3,750 Rp 4,600 Rp 5,900 Rp 6,900 Rp 5,100
FUJIFILM X-A1 16-50mm X-E1 BO X-E1 18-55mm X-E1 35mm X-E1 18-55mm X-E2 BO X-E2 35mm X-E2 18-55mm X-E2 23mm X-M1 BO X-M1 16-50mm X-Pro1 BO X-Pro1 XF18-55mm X-Pro1 XF18mm X-Pro1 XF23mm X-Pro1 XF35mm f/1.4 X-T1 18-55mm X-T1 BO
Rp 6,999 Rp 9,499 Rp 13,899 Rp 14,899 Rp 13,899 Rp 12,999 Rp 17,999 Rp 16,999 Rp 19,990 Rp 7,799 Rp 8,799 Rp 15,500 Rp 15,990 Rp 16,990 Rp 19,990 Rp 16,990 Rp 20,999 Rp 15,999
RICOH GXR A16 24-85mm GXR A12 Kit GXR S10 24-72mm
Rp 7,375 Rp 8,675 Rp 4,400
OLYMPUS OM-D E-M1 BO OM-D E-M1 12-40mm E-P3 Double Zoom E-P3 14-42mm E-PL3 14-42mm E-PL5 Double Zoom E-PL5 14-42mm E-PM2 Double Zoom E-PM2 14-42mm
Rp 19,500 Rp 27,900 Rp 7,299 Rp 6,299 Rp 5,450 Rp 9,000 Rp 7,399 Rp 7,900 Rp 6,200
SAMSUNG NX20 8-55mm NX30 18-55mm NX2000 20-50mm NX300 18-55mm
Rp 8,500 Rp 12,490 Rp 6,299 Rp 7,550
SONY A7 Kit A7R BO NEX-3NL NEX-3NY NEX-5TL NEX-5TY
Rp 22,100 Rp 25,200 Rp 4,735 Rp 6,849 Rp 6,255 Rp 8,420
NEX-6L NEX-6Y NEX-7 BO NEX-7K Kit
Rp 7,156 Rp 9,262 Rp 8,946 Rp 10,525
PANASONIC LUMIX DMC-G3 14-42mm DMC-G6 14-42mm DMC-GF6 14-42mm DMC-GH3 14-140mm DMC-GH3 BO DMC-GX7 BO DMC-GX7 14-42mm DMC-GX7 20mm
Rp 5,100 Rp 7,999 Rp 5,799 Rp 21,999 Rp 13,999 Rp 10,999 Rp 12,499 Rp 13,299
Daftar harga bersifat panduan harga pasaran semata. Daftar harga dapat berubah tergantung kurs, stock, lokasi. dll Sumber : www.v3technology.net
ff-magazine
107
LENS: CANON FIX LENS EF 100mm f/2 USM EF 100mm f/2.8 M USM EF 100mm f/2.8L IS USM Macro EF 135mm f/2.0L USM EF 14mm f/2.8 L II USM EF 180mm f/3.5L Macro USM EF 200mm f/2.0 L IS USM EF 200mm f/2.8L II USM EF 20mm f/2.8 USM EF 24mm f/1.4 L II USM EF 24mm f/2.8 IS USM EF 28mm f/1.8 USM EF 28mm f/2.8 IS USM EF 300mm f/4L IS USM EF 35mm f/1.4 L USM EF 35mm f/2 IS USM EF 400 mm f/5.6L USM EF 400mm f/2.8L IS II USM EF 400mm f/4.0 DO IS USM EF 40mm f/2.8 STM EF 500mm f/4L IS II USM EF 50mm f/1.2 L USM EF 50mm f/1.4 USM EF 50mm f/1.8 II EF 600mm f/4L IS II USM EF 800mm f/5.6L IS USM EF 85mm f/1.2 L II USM EF 85mm f/1.8 USM EF S60 f/2.8 Macro USM MPE 65mm f/2.8 1.5x Macro
108
ff-magazine
Rp 5,480 Rp 6,430 Rp 9,625 Rp 10,710 Rp 24,840 Rp 19,960 Rp 67,320 Rp 9,260 Rp 5,840 Rp 19,380 Rp 7,625 Rp 5,825 Rp 7,050 Rp 16,630 Rp 16,580 Rp 7,910 Rp 14,690 Rp 108,940 Rp 65,180 Rp 2,150 Rp 104,040 Rp 17,730 Rp 4,500 Rp 1,060 Rp 131,480 Rp 140,760 Rp 26,220 Rp 4,720 Rp 5,240 Rp 11,020
CANON ZOOM LENS EF-S 10-22mm f/3.5-4.5 USM EF-S 15-85mm f/3.5-5.6 IS USM EF-S 17-55mm f/2.8 IS USM EF-S 17-85mm f/4 - 5.6 IS USM EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS STM EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 IS EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS STM EF-S 55-250mm f/4-5.6 IS STM EF 100-400mm f/4.5-5.6L IS USM EF 16-35mm f/2.8L II USM EF 17-40mm f/4L USM EF 200-400mm f/4 L IS USM Extd. 1.4x EF 24-105mm f/4L IS USM EF 24-70mm f/2.8L II USM EF 24-70mm f/4L IS USM EF 28-135mm f/3.5-5.6 IS USM EF 28-300mm f/3.5-5.6L IS USM EF 70-200mm f/2.8L IS II USM EF 70-200mm f/2.8L USM EF 70-200mm f/4L IS USM EF 70-200mm f/4L USM EF 70-300mm f/4-5.6 IS USM EF 70-300mm F/4-5.6L IS USM EF 75-300mm f/4-5.6 III USM EF 8-15mm f/4L USM Fisheye
Rp 7,975 Rp 8,420 Rp 10,920 Rp 7,040 Rp 5,050 Rp 5,970 Rp 7,810 Rp 2,860 Rp 3,425 Rp 20,640 Rp 17,375 Rp 8,950 Rp 122,400 Rp 12,860 Rp 23,350 Rp 14,640 Rp 5,810 Rp 28,050 Rp 25,000 Rp 15,510 Rp 13,750 Rp 9,290 Rp 6,580 Rp 14,790 Rp 2,425 Rp 14,675
CANON TILT & SHIFT LENS TS-E 17mm f/4 L TS-E 24mm f/3.5 L II TS-E 45mm f/2.8 TS-E 90mm f/2.8
Rp 24,280 Rp 20,760 Rp 15,000 Rp 15,000
CANON EXTENDER EF 1.4X III EF 2X III
Rp 4,860 Rp 5,000
CANON EF-M EF-M 11-22mm EF-M 18-55mm EF-M 22mm Mount Adapter EF-EOS M NIKKON FIX LENS AF 10.5mm f/2.8G IF ED DX FE AF 14mm f/2.8D ED AF 16mm f/2.8D Fisheye AF 20mm f/2.8D AF 24mm f/2.8D AF-S 24mm f/1.4G ED Nano AF 28mm f/2,8D AF-S 28mm f/1.8G AF-S 35mm f/1.4G Nano AF-S 35mm f/1.8G DX AF-S DX Micro 40mm f/2.8G AF-S 50mm f/1,4G AF-S 50mm f/1,8G AF 50mm f/1.4D AF 50mm f/1.8D AF-S 60mm f/2.8G ED Micro AF 85mm f/1.4D IF AF 85mm f/1.8D
Rp 4,270 Rp 3,320 Rp 2,780 Rp1,300 Rp 7,670 Rp 16,475 Rp 7,955 Rp 5,870 Rp 4,060 Rp 25,400 Rp 2,620 Rp 7,015 Rp 21,835 Rp 2,670 Rp 2,815 Rp 6,105 Rp 2,250 Rp 3,170 Rp 1,315 Rp 6,120 Rp 11,530 Rp 4,365
AF-S 85mm F/1.4G AF-S 85mm f/1.8G AF-S 85mm f/3.5G ED DX VR Micro AF 105mm f/2D DC AF-S 105mm f/2.8G IF-ED VR Micro AF 135mm f/2D DC AF 180mm f/2.8D IF-ED
Rp 20,360 Rp 4,985 Rp 5,660 Rp 10,300 Rp 9,085 Rp 12,055 Rp 7,850
NIKKON ZOOM LENS AF-S 10-24mm f/3.5-4.5G ED DX AF-S 12-24mm f/4G IF ED DX AF-S 14-24mm f/2.8G AF-S 16-35mm F/4G ED VR AF-S 16-85mm f/3.5-5.6G ED DX VR AF-S 17-35mm f/2.8D IF-ED AF-S 17-55mm f/2.8G IF ED DX AF-S 18-105MM F/3.5-5.6G ED DX VR AF-S 18-200mm f/3.5-5.6G ED DX VR II AF-S DX 18-300mm f/3.5-5.6G ED VR AF-S 18-35mm f/3.5-4.5G ED AF-S 24-120mm f/4G ED VR Nano AF-S 24-70mm f/2.8G ED AF-S 24-85mm f/3.5-4.5G ED VR AF-S 28-300mm f/3.5-5.6G ED VR AF-S 55-200mm F/4-5,6G IF ED DX VR AF-S 55-300mm F/4.5-5,6G ED DX VR AF-S 70-200mm f/2.8G ED VR II AF-S 70-200mm f/4G ED VR AF-S 70-300mm f/4.5-5.6G IF ED VR AF 70-300mm f/4-5.6G AF 80-200mm f/2.8D ED AF 80-400mm f/4.5-5.6D ED VR AF-S 200-400mm f/4G ED VR II
Rp 11,035 Rp 11,890 Rp 19,735 Rp 15,555 Rp7,020 Rp 17,440 Rp 15,480 Rp 3,725 Rp 9,585 Rp 11,370 Rp 8,495 Rp 15,150 Rp 19,695 Rp 5,220 Rp 12,275 Rp 2,980 Rp 3,700 Rp 27,785 Rp 14,675 Rp 6,105 Rp 1,335 Rp 11,265 Rp 16,100 Rp 88,790
ff-magazine
109
PENTAX FIX LENS FA 31mm f/1.8 AL LTD(B/S) FA 43mm f/1.9 LTD (B/S) FA 77mm f/1.8 LTD (B/S) D FA MACRO 100mm f/2.8 WR W/C D FA MACRO 100mm f/2.8 W/C D FA MACRO 50mm f/2.8 W/C DA 14mm f/2.8 ED (IF) DA 15mm f/4 ED LTD WC DA 35mm f/2.4 AL W/C DA 50mm f/1.8 DA 35mm f/2.8 MACRO LTD W/C DA 21mm f/3.2 AL LTD W/C Black DA 21mm f/3.2 AL LT W/C Silver DA 40mm f/2.8 LTD W/C Black DA 70mm f/2.4 LTD W/C Black DA 70mm f/2.4 LTD W/C Silver DA* 55MM f/1.4 DA*200 f/2.8ED (IF) SDM DA*300 f/4 ED (IF) SDM W/C HD-DA 40mm f/2.8 LTD HD-DA 21mm f/3.2 AL HD-DA 70mm f/2.4 AL HD-DA 35mm f/2.8 MACRO
Rp 10,350 Rp 7,600 Rp 8,500 Rp6,388 Rp 5,800 Rp 5,715 Rp 8,025 Rp 8,785 Rp 2,950 Rp 1,400 Rp 5,950 Rp 5,300 Rp 5,770 Rp 5,100 Rp 5,650 Rp 6,700 Rp 8,675 Rp 15,750 Rp 18,880 Rp 5,300 Rp 6,300 Rp 6,300 Rp 6,000
PENTAX Q LENS Wide Angle Toy lens 04 Tele Toy Lens 05 Fisheye Toy Lens 03 Standard Zoom Lens 02 06 Telephoto Zoom lens 07 Mount Shield Lens 08 Wide Zoom Lens
Rp 900 Rp 900 Rp 1,000 Rp 1,900 Rp 2,300 Rp 850 Rp 6,100
110
ff-magazine
PENTAX ZOOM LENS DA FE 10-17mm f/3.5-4.5ED(IF)W/C DA 12-24mm f/4 ED AL(IF) DA 18-55mm f/3.5-5.6AL DA 18-55mm f/3.5-5.6AL WR DA 18-135mm f/3.5-5.6 ED AL (IF) DC WR DA 16-45mm f/4 ED AL DA 17-70mm f/4 AL DA 50-200mm f/4-5.6ED DA 50-200mm f/4-5.6ED WR DA 55-300mm f/4-5.8ED W/C DA 55-300mm f/4-5.8ED WR DA 18-270mm f/3.5-6.3 ED SDM DA*16-50mm f/2.8ED AL(IF) DA*50-135mm f/2.8 ED (IF) DA*60-250mm f/4 ED(IF)SDM
Rp 5,250 Rp 9,475 Rp 2,080 Rp 2,950 Rp 5,800 Rp 4,250 Rp 7,650 Rp 3,150 Rp 3,438 Rp 5,200 Rp 5,650 Rp 6,660 Rp10,800 Rp11,600 Rp 16,950
SCHNEIDER LENS (For Canon/Nikon/Sony) 50mm f/2.8 Super-Angulon PC TS 90mm f/4.5 Super-Angulon PC TS
Rp 30,800 Rp 29,000
FUJINON LENS XF 14mm f2.8 R XF 18mm f2 R XF 23mm F1.4 R XF 27mm f2.8 XF 35mm f1.4 R XF 55-200mm F3.5-4.8 XF 60mm f2.4 R Macro XF 18-55mm F/2.8-4 XF 56mm F1.2R XC 16-50mmF3.5-5.6 OIS
Rp 8,900 Rp 6,299 Rp 10,099 Rp 4,199 Rp 6,299 Rp 7,299 Rp 7,500 Rp 6,799 Rp 11,999 Rp 4,799
SAMSUNG NX LENS 10mm f3.5 Fisheye 12-24mm f/4-5.6 ED 16mm f2.4 iFunction Pancake 18-200mm f3.5-6.3 ED OIS 20mm f2.8 iFunction Pancake 30mm f2.0 Pancake 45mm f1.8 2D/3D Lens 50-200mm f4.0-5.6 ED OIS III 60mm f2,8 i-Function Macro 85mm f1.4 ED SSA
Rp 4,490 Rp 4,999 Rp 3,490 Rp 7,490 Rp 2,990 Rp 2,990 Rp 4,499 Rp 2,990 Rp 5,790 Rp 8,490
TOKINA For MFT Reflex 300mm MFT
Rp 4,550
OLYMPUS LENS Zuiko 11-22 mm f/2.8-3.5 Zuiko 70-300mm f/4.0-5.6 ED Zuiko 8mm F3.5 Fisheye Zuiko 12-60mm f/2.8-4.0 ED SWD Zuiko 14-54mm f/2.8-3.5 ED II Zuiko 25mm F/2.8 Pancake Zuiko 35mm f/3.5 Macro ED Zuiko 40-150mm f/3,5-4,5 Zuiko 50-200mm f/2.8-3.5 ED SWD Zuiko Digital 50mm F2.0 Macro Zuiko ED 18-180mm f/3.5-6.3 M.Zuiko Digital 17mm f1.8 M.Zuiko Digital 45mm F1.8 M.Zuiko Digital ED 12mm f/2.0 M.ZUIKO DIGITAL ED 40-150mm f4.0-5.6 M.Zuiko Digital ED 75-300mm f/4.8-6.7 B/S M.Zuiko Digital ED 75mm F1.8 M.Zuiko Digital ED 9-18mm f4.0-5.6 MMF-1 Four Thirds Lens Adapter
Rp 8,160 Rp 5,230 Rp 9,120 Rp 11,560 Rp 7,555 Rp 3,255 Rp 3,020 Rp 2,950 Rp 13,875 Rp 6,450 Rp 4,710 Rp 5,965 Rp 4,875 Rp 10,830 Rp 2,950 Rp 10,830 Rp 11,390 Rp 10,399 Rp 1,850 ff-magazine
111
SAMYANG LENS FOR MIRRORLES CAMERA Fisheye7.5mm f/3.5 S/B(MFT) 8mm f/2.8 S/B(Sony Nex) 8mm f/2.8 S/B (FujiFIlm X) SAMYANG CANON EF MOUNT 8MM F/3.5 CS II ASP. IF MC FE DH 14MM F/2.8 IF ED UMC ASP 24MM F/1.4 ED UMC 35MM F/1.4 AS UMC 85MM F/1.4 ASP IF MC T-S 24MM 1:3.5 ED AS UMC SAMYANG FOR NIKON AE 8MM F/3.5 ASP IF MC CS FE AE 8MM F/3.5 ASP IF MC FE CS II AE DH (DH) 14MM F/2.8 IF ED UMC ASP AE 24MM 1:1.4 ED AS UMC 35MM F/1.4 AS UMC AE 85MM F/1.4 IF UMC AE
Rp 4,000 Rp 4,100 Rp 4,100 Rp 3,700 Rp 4,300 Rp 6,300 Rp 5,150 Rp 3,800 Rp 10,400 Rp 3,650 Rp 4,100 Rp 4,700 Rp 7,450 Rp 6,000 Rp 4,150
SAMYANG VDSLR (Canon/Nikon) SAMYANG 8MM T3.8 UMC FE CS II VDSLR (HD) SAMYANG 14MM T3.1 VDSLR SAMYANG 24MM T1.5 VDSLR SAMYANG 35MM T1.5 VDSLR SAMYANG 85MM T1.5 VDSLR
Rp 3,740 Rp 4,250 Rp 6,670 Rp 7,150 Rp 4,850
SAMYANG FOR NIKON AE 8MM F/3.5 ASP IF MC CS FE AE 8MM F/3.5 ASP IF MC FE CS II AE DH (DH) 14MM F/2.8 IF ED UMC ASP AE 24MM 1:1.4 ED AS UMC 35MM F/1.4 AS UMC AE 85MM F/1.4 IF UMC AE
Rp 3,650 Rp 4,100 Rp 4,700 Rp 7,450 Rp 6,000 Rp 4,150
SAMYANG VDSLR (Canon/Nikon) SAMYANG 8MM T3.8 UMC FE CS II VDSLR (HD) SAMYANG 14MM T3.1 VDSLR SAMYANG 24MM T1.5 VDSLR SAMYANG 35MM T1.5 VDSLR SAMYANG 85MM T1.5 VDSLR
Rp 3,740 Rp 4,250 Rp 6,670 Rp 7,150 Rp 4,850
FF-Magazine Next Edition on May 2014:
BIRDING PHOTOGRAPHY
INGIN BERPARTISIPASI ? INGIN KARYAMU DITAMPILKAN DI FF-MAGAZINE? KIRIMKAN FOTO & TULISAN KAMU KE: redaksi@ffmagz.com (+62) 898 833 8337 Semua foto dan karya tulis yang terpilih dan ditampilkan akan mendapatkan hadiah menarik dari ff-magazine
www.ffmagz.com