Membingkai bromocorah sebagai fenomena sastraik ketimbang testimoni historis akan dapat menjelmakan bromocorah sebagai sebuah “kemungkinan”. Seperti halnya diskursus seni bekerja, pembingkaian atas bromocorah dapat pula berarti mengkonstruksi konsep progresivitas. Karena sifat kelabu dan karakteristik pesiasat ulung bromocorah, yang tidak serta-merta dapat diputuskan dalam dikotomi baik dan buruk, pada tingkatan tertentu menyiratkan kelenturan tafsir dan daya pikir spekulatif.