Gastank 02 2015

Page 1

RIDINGINTO

PARADISE

ELDERS COMPANY ON JOURNEY THE MAMOTH KATROS GARAGE GOLD DIGGER GASOLINE MOTORCYCLE AUSTRALIA SMOKED GARAGE

2015 | GASTANKMAGAZINE.COM

ISSUED

BBQ RIDE 2015

02


DIGITAL PUBLISHING

EDITOR IN CHIEF

Our Associates Partner

YULI HARYADI

MUHAMAD AL KAHFI M.JORDAN HAEKAL Heret Frasthio omarannas Ramon A.W (Australia)

DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY HERRY RISWANTO

CREATIVE DIRECTOR ULLIE GUMILAR K

DIGITAL & BUSSINES DIRECTOR

BOOKING PLACEMENT ON WWW.GASTANKMAGAZINE.COM OR GASTANK DIGITAL ISSUED

AGUNG DWI MARTONO

GASTANK MAGAZINE Carburator Springs RESORT Jl.R.C. Veteran Route 66 No.13 Tanah Kusir Jakarta 12330

Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 8282526313 | +62 8129565237

CONTENTS ISSUED 02 | 2015

CUSTOM BIKE Kawasaki ern6 2013 Smoked Garage Bali Yamaha Scorpio 2010 The Katros Garage Jakarta Honda FT 500 1983 Gasoline Motor Co. Australia Thunder 250 2002 Hantu Laut Jakarta Harley-Davidson Trike Exile Cycle Bikers Station

JOURNEY Elders Company Bromo Ride PARTY BBQ RIDE 2015 Bandung CUSTOM CAR Toyota Crown 1978 HTRHEE Custom LIFESTYLE Rockers History GASTANK FAMILY Veroland Kickass Choppers

GasTank Magazine is published by GasTankmagazine.com All content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com

GASTANK MAGAZINE 02

PHOTO : RAMON ANDHIKA | DANAU BATUR BALI


FROM EDITOR

S

aat sambangi event BBQ Ride 2015 Maret lalu, kami beserta para kru Gastank Magazine yang jadi media partner gelaran ini bisa merasakan berkembangnya scene custom di Indonesia. Tidak hanya motor-motor custom yang banyak berkeliaran atau deretan muscle car yang terparkir rapi. Dari sisi bisnis mulai bermunculan gerai clothing yang khusus menawarkan fashion bikers dengan nafas scene custom. Dengan investasi yang tidak sedikit mereka secara serius membangun brand lokal untuk bisa jadi tuan rumah dikampung sendiri. Meskipun bermain dipasar yang spesifik tetapi tentunya ini bisa menjadi peluang yang menjanjikan bila dilihat dari perkembangannya. Bertumbuhnya scene custom Indonesia juga membuat mata dunia terbuka, kreativitas anak bangsa ini mulai dilirik media-media dari luar sana yang jadi kiblat dunia custom. Macam majalah Iron & Air dari Amerika dan Fuel & Tank Magazine dari Australia yang menyediakan waktu khusus untuk lebih dekat dengan budaya custom Tanah Air. Pada Gastank Digital Magazine edisi kedua ini kami kembali kami suguhkan dengan beragam liputan yang menarik. Petualangan Fotograper dari Iron & Air yang takjub melihat keindahan alam Gunung Bromo layak bila alam Indonesia jadi surganya para bikers . Juga aktivitas para member Rider Association of Triumph yang baru saja melaksanakan hajatan turing ke Sawarna, Jawa Barat. Indonesia boleh berbangga karena kerap jadi destinasi para riders untuk ‘riding into the paradise’. Masih banyak liputan menarik lainnya yang kami suguhkan, apalagi pada edisi kedua ini tampilan Gastank Digital Issue sudah dengan format baru. Berbeda dari majalah digital lain yang beredar saat ini di Indonesia, format Gastank Digital Issue ini memberikan keleluasaan kepada pembaca karena dirancang lebih informatif. Dilengkapi tambahan berbagai fitur seperti e-comerse, link & share, audi dan video sebagai informasi yang menghibur kami kemas dalam satu genggaman. Salam Custom Yuli ‘Belo’ Haryadi EDITOR IN CHIEF

Gastank Magazine | @gastankmagazine | GastakMagazine | Gastank Magazine TV | Gastank Magazine

GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by GasTankmagazine.com all content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com

GASTANK MAGAZINE 05


CUSTOM BIKE

YAMAHA SCORPIO 2010 | KATROS GARAGE, JAKARTA ARTIKEL : BELO | FOTO : ENDRO

Ubahan Scorpio akbar disebut mammot lantaran sosok motornya tampil dengan areal areal tangki custom yang gambot mirip dengan badan Mammoth.

The Wild M

GASTANK MAGAZINE 04


Mammoth

GASTANK MAGAZINE 05


U

bahan custom Yamaha Scorpio kebanyakan bermain-main pada tampilan Street Tracker atau Flattrack yang rata-rata masih berbau tanah. Tetapi berbeda dengan yang ditampilkan Andy Akbar, builder muda dari workshop Katros Garage ini baru saja merampungan Custom Yamaha Scorpio. Racikannya tampil dengan gaya besutan drag bike, alias balap kebut lurus yang diberi tittle Mammoth Liar.

GASTANK MAGAZINE 06

Mammoth merupakan nenek moyang dari gajah purba yang hidup bersamaan pada zaman dinosaurus. Ubahan Scorpio akbar disebut mammot lantaran sosok motornya tampil dengan areal areal tangki custom yang gambot mirip dengan badan Mammoth. “Desain tangki yang mengandalkan bahan aluminium ini gue bikin agak besar tetapi meninggi,� urai Atenk sapaan akrab Andi Akbar. Desain tangki dari bahan aluminium setebal


GASTANK MAGAZINE 07


3mm ini detailnya oleh Atenk dipermanis dengan kisi-kisi atau sirip seperti pada bagian blok mesin. Bagian atas tangki dibuat lebih tinggi layaknya punuk gajah desain tangki ini sesuai dengan kebutuhan besutan drag. Tangki ini bersanding dengan jok yang minimalis model single yang terlihat seolah subframe hanya menopang pada bagian rangka utama. “Kalau model sok belakangnya gue tetap andalkan monoshock cuma karena butuh lengan ayun yang panjang sesuai dengan keperluan motor drag, makanya arm dibuat ulang dengan pipa seamless,� jelas builder yang buka workshop dikawasan Kebayoran lama, Jakarta Selatan. Ubahan lengan ayun ini memang sudah disiapkan untuk pemasangan roda belakang yang cukup lebar dengan aplikasi lingkar roda aluminium produk TK ring 17/300 . Areal depan suspensinya sudah diganti pakai copotan dari Yamaha Byson bersanding dengan pelek ring 18/150 membuat tongkrongan motor terkesan kokoh. Disini terlihat Andi Akbar diberi kebebasan untuk berekspresi saat pengerjaan custom Yamaha Scorpio. Seperti pemilihan sepasang tromol model

GASTANK MAGAZINE 08


klasik yang dimensinya gambot diambil dari copotan Yamaha SR400. “Biar ubahan custom lebih berkelas gue pasang ban dari Avon untuk belakang ukuran 160/70 sedangkan depan 120/80,� tutup Atenk.

GASTANK MAGAZINE 09


JOURNEY

ELDERS COMPANY | JAKARTA

RIDING INTO PARADISE A ARTIKEL : Belo | Foto: elders company

aron Brimhall fotografer dari majalah Iron & Air Amerika pasti tidak akan melupakan moment saat riding mengelilingi Kawasan Gunung Bromo pada akhir Februari lalu. Bersama tim dari Elders Company selama 2 hari Aaron diajak

GASTANK MAGAZINE 10

menikmati suguhan landscape gunung yang memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut. Agenda journey Aaron Brimhall dengan team Elders Company ini sebetulnya tidak direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya,


GASTANK MAGAZINE 11


GASTANK MAGAZINE 12


GASTANK MAGAZINE

13


karena pertemanan mereka juga dimulai dari jejaring sosial di Instagram. Fotografer yang menetap di Hongkong ini sering mengunggah foto-foto dengan angle yang menarik. “Awalnya kita sama-sama mengagumi foto yang kami tampilkan diakun Instagram, Karena Elders Company juga kerap menggarap foto untuk Instagram. Sampai akhirnya berkenalan dan bisa bertemu dengan Aaron Brimhall di Jakarta,� jelas Arya salah satu punggawa Eldres Company. Cerita pertemua dimulai saat diakun Instagramnya, Aaron menulis akan berkunjung beberapa hari Indonesia untuk datang ke

GASTANK 14


Bali karena ada sesi pemotretan . Mendengar Informasi ini tim Elders meyambut dengan mengundang Aaron singgah ke Jakarta. Gayungpun bersambut, ajakan dari Elders Company langsung ditanggapi positif oleh Aaron dan menyediakan waktunya untuk singgah beberapa hari di Jakarta. Selain itu Aaron juga sedang mencari landscape daerah pengunungan untuk keperluan fotonya. “Awalnya kita punya rencana ajak Aaron untuk riding ke kawasan Puncak, Jawa Barat. Tetapi akhirnya jadi berkembang dan diputuskan untuk ajak dia ke Bromo,� timpal Heret Frasthio owners Elders Company yang juga ikut dalam perjalanan ini. Ada cerita menarik alasan akhirnya Gunung Bromo yang dipilih untuk joerney bersama Aaron Brimhall saat itu. Ketika ditawari riding ke Bromo Aaron masih belum antusias, Karena belum mendalami betul geografis Indonesia, tempat keren yang dia tahu di Indonesia sebelumnya hanya di Bali. Namun setelah melihat kontur dan Indahnya Gunung Bromo dari foto-foto dari hasil googling, fotografer yang memang doyan riding ini langsung mengunci lokasinya. “Alhasil kitapun akhirnya mempersiapkan journey ini dengan waktu yang mepet,� cerita Arya. Singkat cerita Aaron pun tiba di Jakarta dan langsung persiapan menuju Bromo, untuk meyingkat waktu perjalanan motor akhirnya motor diangkut pick up. Baru sore menjelang malam harinya motor dan rombongan tiba dan langsung menginap di kawasan Cemoro Lawang, desa paling dekat dengan lautan pasir Bromo.

Pagi harinya barulah petualangan menuju Gunung Bromo dimulai. Aaron Brimhall Riding dengan membawa MotoGuzzi V7 yang sudah dicustom bergaya Scrambler, ada Omarannas yang membesut Honda CL77, dan David mekanik dari Chrisda Motor yang menggeber Triumph Bonneville. Mereka bertiga memang disetting sebagai aktor dalam perjalanan ini, sedangkan Herret dan Arya mendampingi sekaligus bertugas sebagai foto dan videographer. Karena memang tujuannya juga hunting foto, makanya mencari spot atau lokasi yang menarik. Untuk kebutuhan foto perjalanan ridingpun sesekali harus terhenti untuk mengabadikan fotofoto keindahan alam Indonesia ini. Beberapa lokasi menarik seperti lautan pasir berbisik, padang rumput savana, bukit teletabis sampai sunrise di Puncak Penanjakan Bromo tentunya jadi menu utama sehingga perjalanan ini layak disebut Riding into paradise. Dalam journey ini tim Elders juga memanfaatkan momen tersebut untuk membuat film pendek yang menceritakan bertemunya tiga sahabat dan akhirnya memutuskan untuk riding ke Bromo. Welcome to paradise!

GASTANK 15


CUSTOM CAR

KAWASAKI ER6N 2013 | BALI ARTIKEL : BELO | FOTO : SMOKED GARAGE

GASTANK 16


the BRONCO racer

GASTANK 17


S

etelah lima bulan proses pengerjaan akhirnya The Bronco Racer racikan workshop Smoke Garage asal Bali rampung di garap. Mengandalkan Kawasaki ER6N besutan ini dibuat mulai dari berbagai tahap, dari coretan pensil di kertas, gambar desain, sampai membentuk bagian body dikerjakan dengan serius. “The Bronco Racer merupakan gambar konsep dari Daniel Simon. Kami langsung jatuh cinta dengan konsep yang disodorkannya, di mana motor terlihat super futuristik dan modern na-

GASTANK 18

mun masih dapat diklasifikasikan sebagai retro karena juga kental bergaya Cafer racer,� ujar Nicko Eigert sebagai pungawa Smoke Garage. Kalau lihat gambar konsep tentunya akan selalu terlihat istimewa, tetapi pekerjaan yang paling sulit bagi Smoke Garage bagaimana membuat gambar motor menjadi nyata sesuai dengan konsep custom yang ada di gambar. “Biar hasilnya tidak meleset dari kami mulai mengukur dari berbagai sisi bagian motor dengan skala 4 dimensi,� lanjut builder yang workshopnya terletak di Jl. Kerobokan Raya


No. 5X, Kuta, Badung, Bali. Ada beberapa alasan dipilih Kawasaki ER6N, salah satunya dengan kapasitas mesin 650cc dirasa mumpuni, motor ini juga ringan dan lincah handlingnya untuk ukuran motor besar. Dengan dapur pacu 2 silinder tidak khawatir mesin over head. “Ini lantaran ubahan custom menuntut cover bodi yang menutupi 90% keseluruhan motor utamanya bagaian mesin,� urai Nicko coba menjelaskan. Proses awal pengerjaan seluruh bagian bodi

ditelanjangi sehingga yang terisa hanya bagian rangka dan mesin ER6N yang nempel. Karena untuk ngejar tampilan yang sesuai konsep sudut kemudi motor harus dibuat lebih rebah. Sengaja dibuat rake stirnya landai agar motor bisa serendah mungkin dengan aspal sehingga mengurahi hambatan udara. Kaki-kaki yang padat rupanya jadi kebutuhan ubahan motor lantaran untuk mengimbangi bagian body gambot yang menyelubungi bagian depan motor. Selain bagian lengan ayun yang dicustom suspensi depan juga dilengkapi

GASTANK 19


GASTANK 20


cover. “Kita order khusus teman di Jakarta untuk pembuatan pelek lebar. Untuk ukuran belakang pakai pelek 18 inci dengan lebar 8,5 inci berpadu dengan roda depan ring 19 inchi dengan lebar 3,5 inci. Setelah areal kaki-kaki terpasang giliran membentuk bagian body yang seluruhnya mengandalkan bahan plat aluminium. Mulai dari kenteng dan mengelas tangki, kotak udara, fender, decals dan semua bagian detailnya. Yang unik pada custom bodi motor ini terlihat seperti fairing yang nempel pada bagian tengah motor. “Kami memang menginginkan seluruhnya menggunakan aluminium karena bahannya

lebih ringan dan semuanya dikerjakan sendiri di workshop Smoke Garage,” jelas builder yang ngetakan pengerjaan custom motor ini dikerjakan lembur dari siang sampai malam. Alhasil setelah tiga bulan mengerjakan rangka dan body motor baru bisa di test jalan untuk pertama kalinya dan sukses mengaspal. Seluruh kru Smoke Garage puas dengan hasil kerja keras dan menemukan kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk megerjakan projek berikutnya. “And to anyone who is reading this, find something that you love looking at and make your dream happen..As you will find your self in love on what you are doing and time will fly threw, with out you realizing,” tutup Nicko.

GASTANK 21


CUSTOM BIKE

Honda FT 500 1983 | GASOLINE MOTOR CO. AUSTRALIA ARTIKEL : ICANG | FOTO : RAMON ANDIKA WENAS

Boleh dibilang Gasoline berhasil mengubah motor ini. Kesan klasik tetap dipertahankan meski harus mengorbankan beberapa piranti original.

GASTANK 22


GASTANK 23


THE GOLD T

Saat jumpa pertama dengan motor ini, aura two face sangat terasa. Terutama pada area tangki yang dibalur cat black-gold, sehingga memiliki dua tampilan berbeda pada tiap sisinya.

Oh ya, untuk mengabadikan foto ini dibantu Ramon Andhika kontributor tetap Gastank Magazine yang tinggal di Sydney, Australia. Untuk kedepannya Ramon bakal bertugas mengcover liputan perkembangan scene custom di Ausie.

Jika diperhatikan dua warna berbeda pada area tangki dijembatani oleh sebuah leather belt. Sehingga meminimalisir benturan warna yang ada. Selain itu, detail juga memperkuat kesan custom. Berkat tema pewarnaan tersebut, cita rasa kaum pria yang cenderung macho mulai luntur pada kuda besi asal Jepang ini.

ak hanya di Indonesia, negara tetangga yang sering berselisih paham juga punya kesamaan visi dalam menyebarkan semangat custom culture. Gasoline Motor Co. asal Alexandria, New South Wales, Australia punya cerita sendiri dalam menggarap Honda FT 500 lansiran tahun 1983.

GASTANK 24


DDIGGER Nuansa flat tracker pada Honda FT 500 ini diubah oleh Jason Gasoline dengan sedemikian rupa supaya ringan, mudah dikendarai, dan terlihat seksi namun tetap “sangar” layaknya scene custom. “Pembuatan motor boleh dibilang sangat spesial, karena pengerjaannya bisa dilakukan sampai larut malam demi memuaskan kekasih hati.” ujar pria yang memberi sebutan “Golddigger” ini pada motornya. Ia mengutarakan desain motor ini terinspirasi langsung dari kekasihnya.

Secara keseluruhan ubahan FT500 ini bergaya

street tracker ini memang terlihat simpel dengan tangki masih mengandalkan bawaan motor. Hanya untuk bodi bagian belakang dibuat desain baru yang modelnya lebih sederhana. Saat peluncurannya sekitar 33 tahun silam, Honda FT 500 memang dikhususkan sebagai kuda pacu arena flat track.

Namun, sayangnya kalah pamor dengan kompetitor lain saat itu. Salah satu yang jadi penyebabnya dikarenakan FT 500 sistem starternya full eletrik, tidak dilengkapi dengan kick starter. Bertolak-belakang dengan kompeti-

GASTANK 25


GASTANK 26


tornya Yamaha SR400 yang hanya mengandalkan kick starter. Beranjak ke area kaki-kaki, untuk menopang sub-frame yang telah mengalami perubahan mengandalkan suspensi classic yang diambil dari motor BSA. Sedangkan pelek masih tetap andalkan bawaan motor yang modelnya memang unik, berbentuk palang yang disematkan dengan paduan ban ekstra besar. Sedangkan areal sok depan mengandalkan

suspensi bawaan FT500. Nah, untuk bagian ban depan dan belakang pakai lingkar roda Vintage Diamond produk Coker tyres. Biar tenaga enggak hilang dan beban mesin tidak terlalu berat karena bobot roda, solusinya pakai gir besar agar meringankan kinerja mesin. Boleh dibilang Gasoline berhasil mengubah motor ini. Kesan klasik tetap dipertahankan meski harus mengorbankan beberapa piranti original. Dan yang terpenting masih mempertahankan kenyamanan.

GASTANK 27


CUSTOM CAR

Toyota Crown 1978 | HTRHEE CUSTOM JAKARTA

SAMURAI ARTIKEL : BELO | FOTO : SETIO WIDAYANTO

B

anyak yang menyangka kalau mobil hot rod hasil garapan workshop H3 Custom ini basiknya diambil dari mobil Amerika. Saya juga sempat terkecoh dan berpikir demikian saat pertama kali melihat hot rot bergaya Ford Model T ini. Namun semua anggapa itu akhirnya terpatahkan kala kap mesin di buka.

GASTANK 28


HOT ROD “Bagi Gue memiliki mobil hot rod itu enggak usah nunggu sampai tabungan lo banyak�

GASTANK 29


GASTANK 30


Yup, dapur pacu model 6 silinder segaris yang bersemayam diareal kabin mesin ini diambil dari Toyota Crown Deluxe 2600cc lansiran 1978. “Cuma dipakai mesinnya saja, bodi aslinya Gue half cut lalu buat display untuk distro H3,” ujar Hendra yang gerainya bertempat di kawasan Kota Wisata, Cibubur. Kebanyakan mobil hot rod bila tidak ada evet jarang sekali melihat mobil hot rod berkeliaran di jalan. Itu lantaran oleh pemiliknya besutan custom ini buat koleksi dan untuk show off saat event berlangsung. “Biasanya Kalau mobil Gue

ini pada akhir pekan selalu dipakai keliling kawasan Kota Wisata. Sekalian manasin mesin sama bikin racun biar orang terbiasa melihat mobil hot rod,” kekeh Hendra. HAND MADE Bicara customnya hampir seluruh bagian mobil merupakan hasil hand made, mulai dari rangka dan bagian bodi yang digarap sendiri oleh crew H3 Custom di workshopnya. Dalam projeck ini Hendra sekaligus mencoba garap hot rod dengan biaya minim tetapi hasilnya bisa maksimal.

GASTANK 31


“Bagi Gue memiliki mobil hot rod itu enggak usah nunggu sampai tabungan lo banyak, dengan dana yang ada lo bisa dapetin mimpi lo untuk punya mobil hot rot,” jelasnya pria yang punya nama lengkap Hendra Hakim Harahap. PART COPOTAN Makanya untuk part yang nempel ini seluruhnya ambil copotan dari berbagai kendaraan

GASTANK 32

roda empat, hampir tidak ada part import yang nempel. Macam untuk pelek serta roda belakang dan depannya diambil dari roda truk ukuran ¾. “Untuk pelek belakang gue cuma balik aja offsetnya biar posisi ban jadi lebih ke luar,” ujar Hendra untuk dudukan roda depan juga diambil dari copotan bonggol depan truk. Buat areal depan aplikasi ban depan Dunlop 6.00X16 sedangkan belakang pakai ban Good


Year 7.50X16. Kedua ban ini punya profil kembangan model cacing merupakan karet bundar yang biasa dipakai oleh angkutan umum dan truk. INTERIOR NYAMAN Bagian kabin dibuat apik dan nyaman dengan membungkus seluruh jok dan interiornya sekaligus dasboard dengan bahan kulit sintetis dari MBTech . Untuk panel indikatornya meng

gunakan produk aftermarket yang modelnya dibuat simpel. Oh ya kesan moderen tampil lewat pemasangan head unit double din, Perangkat ini juga berfungsi sebagai layar monitor. “Gue juga pasang kamera parkir di belakang, jadi saat parkir untuk kontrol areal belakang tinggal lihat monitor saja,� jelas pria yang sedang mengambangkan bisnis clothing ini.

GASTANK 33


CUSTOM BIKE

YAMAHA SCORPIO 2007 | BOOSTER PROJECT JAKARTA ARTIKEL : BELO | FOTO : AARON TOBIAS

I’M BABY SR GASTANK 34


R

M

enunggang motor custom tetapi ridingnya nyaman layaknya motor standar jadi keinginan Rendy Surya saat akan custom Yamaha Scorpionya. Memang apa yang diinginkan Rendy ini rasarasanya sulit untuk direalisasikan, lantaran ubahan custom harus merelakan kenyamanan handling motor standar. Makanya Rendy pilih desain custom yang mendekati tampilan bergaya retro, alias motor-motor standar jalan raya yang diproduksi sekitar tahun 1970-an. “Idenya desain motor custom mengikuti standar seperti tampilan Yamaha XS650 atau SR400 yang seluruh detail perlengkapannya terpasang lengkap,� jelas pria yang tinggal di bilangan Graha Raya, Tangerang. Karena tuntutannya ngejar tampilan retro makanya proses awal yang

“Idenya desain motor custom mengikuti standar seperti tampilan Yamaha XS650 atau SR400 yang seluruh detail perlengkapannya terpasang lengkap,� GASTANK 35


dilakukan terlebih dahulu yaitu berburu perlengkapan part motor standar. Seperti bagian spedometer, lampu depan, stop lamp, dan setang dicari produk replika motor lawas. “Barang-barang ini sudah banyak beredar di sentra spare part seperti kawasan kebon Jeruk 3 di Jakarta Barat, asal sabar-sabar aja berburunya meyambangi tiap-tiap toko pasti dapat part yang diinginkan,� cerita Rendy yang mempercayakan pengerjaan motor di Booster Project. Sedangkan untuk bagian tangki mengandalkan copotan dari motor lawas Honda CG, penampung bahan bakar ini diangkap paling pas lantaran modelnya mendekati Yamaha SR400. Tetapi memang untuk berburu tangki Honda CG harus bersabar karena jarang sekali mendapatkannya dengan kondisi mulus. Nah, setelah part yang diinginkan komplit barulah proses pengerjaan Scorpio berjalan. Karena menginginkan kenyamanan handling motor standar custom pada areal rangka tidak terlalu berlebihan. “Hanya rangka belakang saja yang dipotong sedikit sedangkan ujungnya ditekuk setengah membulat,� urai Rendy lagi. Ngejar tampilan motor lawas suspensi tunggal atau monoshock milik Yamaha Scorpio tentunya sudah tidak sesuai lagi, harus dicustom model double shock. Areal ini cukup disiasati dengan tetap andalkan swing arm Yamaha Scorpio, caranya dengan membuat breket baru untuk sok ganda pada areal rangka dan lengan ayunnya.

GASTANK 36


GASTANK 37


Ubahan ini menurut Rendy paling simpel, selain masih andalkan konstruksi pabrik yang membuat lebih nyaman saat motor diajak berkendra. “Untuk pilihan suspensi belakang setelah mencoba beberapa tipe paling pas pakai copotan Yamaha RX King,� urai pria asal Bandung ini yang juga masih tetap andalkan sok depan milik Yamaha Scorpio. Selebihnya finishing touch paling menentukan tampilan Scorpio custom ini secara keseluruhan. Dengan pemilihan cat pada areal bodi berkelir kuning cerah khas warna kebesaran

GASTANK 38

Yamaha Racing saat balap era 1970-an. Detail bagian mesin memadukan powder coating pada bagian blok dan sunblasting dibagian cover mesin. Pemilihan roda mengandalkan sepasang pelek aluminium dengan ukuran lingkar roda depan ring 17 inchi dan belakang tetap 18 inchi. Berpadu dengan pemilihan ban berpatern klasik Swallow 212 yang memang pas dengan tampilan motor lawas. Kelar pengerjaan motor tampilan Yamaha Scorpio ini bikin pangling dan layak kalau disebut Baby SR


WWW.GASTANKMAGAZINE.COM

GASTANK 39


CUSTOM BIKE

Suzuki Thunder 250 2002 | HANTU LAUT, Jakarta ARTIKEL : BELO | FOTO : endro

Dual Purpose Retro Style

GASTANK 40


K

alau dibandingkan antara Suzuki Thunder 250 dan Yamaha Scorpio 225 sebagai pilihan motor custom, faktanya justru banyak yang memilih Yamaha Scorpio meskipun kapasitas mesin dibawah Thunder. Beberapa alasan muncul mulai dari biaya perawatan yang tinggi sampai keberadaan sparepart yang kian langka. Namun kondisi ini ternyata tidak membuat Defri patah arang dia tetap kekeh pilih Thunder 250 sebagai bahan custom. “Kelebihan Thunder 250 itu produk global, di Jepang juga ada varian motornya macam Suzuki Bigboy 250 yang basis rangka dan mesinnya sama dengan Thunder,” urai Defri. Niatan inipun langsung disambut oleh Donny Lenggono builder dari workshop Hantu Laut Custom di bilangan Jl H. Nawi, Jakarta Selatan yang menggrap motor milik Defri. “Dari pembicaraan disepakati ubahannya bergaya street tracker,” jelas Donny.

GASTANK 41


Gaya street tracker yang diinginkan oleh Defri sebutulnya tidak menuntut banyak ubahan pada areal rangka Thunder 250. Motor yang dari pabriknya sudah dilengkapi model double shock ini memang sudah mendukung tampilan motor dual purpose dengan style retro. Tinggal mersepon areal body saja, untuk tangki andalkan copotan dari motor lawas milik Yamaha yang sudah di custom. Sedangkan cover box bagian kanan dan kiri tetap dibiarkan telanjang membuat tampilan motor jadi lebih ringkas. Nah, areal kaki-kaki sebetulnya sudah cukup mumpuni bila Defri tetap andalkan suspensi depan milik Thunder 250. Tetapi ternyata pria ramah ini memnginginkan tongkrongan motor yang lebih kokoh dan garang, makanya lebih pas dipasang satu paket sok depan milik Honda CB400. Untuk bagian burutan sok masih pakai milik bawaan motor. Selain kaki-kaki bagian roda juga

GASTANK 42


modalnya jor-joran, sepasang roda mengandalkan tromol hasil hand made. Untuk pelek dipasang model aluminium ukuran 18 inchi, areal depan lebar 3 inchi sedangkan belakang 3,5 inchi. Makin klop setelah pelek dipasang ban model kembangan dual purpose dari Shinko untuk depan 100/90 berpadu dengan buritan 120/90. “Aplikasi roda yang cukup lebar ini membuat tampilan street tracker terlihat gambot dan lebih berisi,� urai Donny yang pasang lampu utama berdimensi kecil berpadu dengan cover plat berlubang yang menutup areal sok depan.

GASTANK 43


JOURNEY

RAT (Riders Association of Triumph) INDONESIA ARTIKEL : BELO | FOTO : TRIUMPH INDONESIA

Landscape pantai yang indah daN sodoran lintasan dengan kontur yang beragam membuat perjalanan turing terasa lengkap

GASTANK 44


MEMBELAH SAWARNA

P

emilik Triumph yang berafiliasi di bawah PT. Triumph Motorcycle Indonesia selaku APM motor asal Inggris saat ini sudah memiliki wadah yang tergabung dalam Riders Association of Triumph (RAT) baru saja terbentuk sekitar awal tahun lalu. Nah, para member RAT ini pada 19-21 Februari 2015 menggelar turing perdana sejauh lebih kurang 600 km dari Jakarta menuju Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

GASTANK 45


Selain diiikuti 15 orang pemilik motor Triumph dari berbagai tipe, agenda turing ini terbilang spesial karena ikut pula wakil dari dealer Triumph Jakarta, PT Gerai Motor Terpadu (GMT) dan principal Triumph di Indonesia, PT Triumph Motorcycles Indonesia (TMI). Motor yang jadi andalan peserta beragam, mulai dari Bonneville T100, Thruxton, Scram-

GASTANK 46

bler, Thunderbird Storm, Tiger 800 XC dan Tiger 800 ABS. “Senang sekali RAT bisa terbentuk dan dapat melaksanakan agenda perdananya. Apalagi turing seperti ini sangat baik bagi peserta. Selain berwisata juga dapat mengasah dan meningkatkan skill berkendara jarak jauh,“ ujar Tito Sulistio, President Director GMT. Paulus B Suranto, Managing Director TMI men-


gatakan bahwa TMI berkomitmen untuk mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan RAT. “Selian bisa menjajal langsung performa menguji ketangguhan, durabilitas, dan merasakan mudahnya mengendalikan Triumph,“ katanya. Agenda turing ini jadi ajang silahturahmi antara pemilik motor Triumph sekaligus bisa kenal lebih dekat. “Selain itu tentu dapat dimanfaatkan pula untuk menjalin relasi agar hubungan menjadi lebih hangat,“ kata Bambang Prihandoko, salah satu perintis RAT yang ikut serta dalam rombangan. Selain menuju kawasan Pelabuhan Ratu dalam perjalanannya, para riders juga mengunjungi keindahan Desa Sawarna, Banten. Kawasan Sawarna memang jadi surganya para bikers yang hobi riding jarak jauh. Landscape pantai yang indah dah sodoran lintasan dengan kontur yang beragam membuat perjalanan turing terasa lengkap. Oh ya, turing Pelabuhan Ratu merupakan touring kedua yang dilakukan para pemilik Triumph bersama GMT dan TMI. Sebelum dibentuk RAT, para pemilk Triumph berkesempatan melakukan touring ke Bali yang juga dimanfaatkan untuk menginisiasi pembentukan asosiasi ini yang digelar akhir tahun 2014.

GASTANK 47


Akhirnya RAT lalu secara resmi dideklarasikan pada Januari lalu. RAT merupakan wadah pemilik Triumph yang didirikan di markas besar Triumph di Inggris dan telah didirikan di negara-negara yang memasarkan sepeda motor Triumph. Salah satu kegiatan yang paling ditunggu RAT adalah riding dan touring.

GASTANK MAGAZINE 48


PARTY

BBQ RIDE 2015 | BANDUNG

ARTIKEL : BELO | FOTO : HERRY AXL, ICANG, JORDAN

This Is Our Scene Event BBQ Ride sukses mengumpulkan berbagai kalangan mulai dari builder, pecinta custom, pelaku bisnis, sampai komunitas dan klub motor yang tumpah jadi satu.

A

jang BBQ Ride salah satu event scene custom yang dinanti, tidak hanya bagi bikers diseputaran kota Bandung tetapi sudah menjadi magnet bagi seluruh khalayak pecinta custom di Tanah Air. Tak heran saat berlangsungnya gelaran BBQ Ride Ke-3, Sabtu 28/03 lalu di kawasan Balai Kota Bandung event ini ramai disesaki pengunjung. Event BBQ Ride juga sukses mengumpulkan berbagai kalangan mulai dari builder, pecinta custom, pelaku bisnis, sampai komunitas dan klub motor yang tumpah jadi satu. Gelaran BBQ Ride 2015 ini dibuka pagi hari

dengan riding dalam kota yang diikuti ratusan motor custom melintasi beberapa ruas jalan di kota Bandung. Start dari kawasan Balai Kota dan kembali lagi ke lokasi yang sama. “Ridingnya masih pagi jadi ruas jalan di kota Bandung belum dipenuhi padatnya kendaraan,� ujar Chandra Murti dari Pickers Store Bandung yang mengagas acara ini. Meskipun banyak klub dan komunitas motor yang hadir meramaikan acara ini seluruhnya cair menjadi satu tanpa ada tedeng aling-aling. Mereka berbaur dengan berbagai komunitas lain tanpa membeda-bedakan motor

GASTANK MAGAZINE 49


yang dipakai. Istilahnya BBQ Ride jadi tempat berkumpul bikers besepatu boots lancip dan bikers bersepatu sneakers. Serunya ajang kumpul biker BBQ Ride sudah jadi menjadi destinasi atau tujuan beberapa komunitas di luar kota Bandung untuk riding bareng. Seperti rombongn dari Troupe Brut Riders Industry dari Jakarta menggelar riding

GASTANK MAGAZINE 50

bareng sejak Jumat yang finishnya di acara BBQ Ride. “Ada sekitar 30 motor dari Troupe yang ikut serta rombongan bermalam di Kawasan Lembang, siang harinya baru tiba ke lokasi,� ujar Imam head mechanic dari Troupe. Booth-booth pun dipenuhi tenant menawarkan produk clothing yang memang khusus menyediakan fashion bikers. Ada booth Union Well, Crossover, H-Three, Gear Head Monkey Ga-


pada ajang BBQ Ride yang hanya digelar 1 tahun sekali ini.

rage yang jadi dealer produk Mooneyes Jepang dan masih banyak yang lainnya. Meskipun sore harinya diguyur hujan yang cukup lebat namun pengunjung tetap rela bertahan di lokasi. Seolah mereka tidak ingin melewatkan sedikit monen-moment

KUSTOM ART SHOW Salah satu yang booth yang enggak pernah sepi dari pengunjung yaitu booth Kustom Art Show. Areal ini selain jadi tempat berkumpulnya para para artist pinstriping dan lettering memajang karya terbaiknya. Ada Ibnu Herlambang, Masbayas, Boyanurd, Irvine Jasta, Syntia Wijaya, Kallos (JKT), Rio Bronx (JKT), Muklay (JKT), Loserkill Paintwork (SBY), Martille (SOLO),Kedux (BALI). “Saya pajang berbagai hasil karya, beberapa gambar tipe motor classic yang saya lukis di atas kayu,” ujar Syntia Wijaya salah satu artis asal Bandung yang

antusias mengikuti gelaran ini. Pada booth Kustom Art Show juga digelar ajang Skate Decks kustom Paint Contest garapan Freeflow diiukuti oleh 13 peserta, booth ini selalu sesak dipenuhi pengunjung yang ingin melihat langsung proses lombanya. “Dalam ajang ini kita harap budaya scene custom lewat lettering atau pin striping dapat lebih berkembang sekaligus memperkenalkan teknik custom paint kepada masyarakat luas,” ujar M. Fahmy dari Freeflow, Bandung. Nah, liputan detailnya BBQ Ride 2015 bakal terbit Gastank Magazine Digital edisi spesial BBQ Ride 2015.

GASTANK MAGAZINE 51


CLICK HER TO SEE GASTANK MAGAZINE TV ON YOUTUBE CHANNEL


GASTANK MAGAZINE 53


CUSTOM BIKE

Ducati Monster 400 1998 | JAKARTA ARTIKEL : BELO | FOTO : herry axl

K

alau saja tidak terlintas dalam pikiran Bimo Bongi buat custom motornya mungkin Ducati Monster 400 miliknya ini sudah pindah ketangan orang lain. Pasalnya dengan body bawaan motor yang mulai enggak sedap dipandang dan kondisi karburator yang masih bermasalah membuat Bimo sempat putus asa. Nah, ceritanya saat Bimo sedang berburu karburator milik Ducati Moster lewat ebay dia sempat melihan gambar Ducati Monster yang tampilannya sudah berubah total menjadi besutan flat tracker. “Ducati Monster flat tracker ini garapan Earle Motors yang digawangi oleh Alex Earle, merupakan desainer

Terjerumus GASTANK MAGAZINE 54


produk Otomotif khususnya roda dua,� cerita Bimo yang juga sudah menjual kit bodinya untuk Ducati. Kejar tampilan bergaya motor balap trek oval itu, seluruh bodi bawaan Ducari Monster yang nempel pada motor harus dipensiunkan. “Kita ganti seluruh bodinya dengan bahan carbon fiber yang modelnya lebih slim,� ujar Ari Supriyanto, builder dari workshop Protehnics yang mengerjakan motor ini. Seperti desain custom yang ditampilkan pada motor aslinya, rancangan body baru

Main Custom GASTANK MAGAZINE 55


ini menganut model menyatu. Maksudnya mulai dari tangki dan body belakang seluruhnya dibuat menjadi satu bagian, enggak ada yang terpisah. “Model rangka tubular yang ada pada Ducati Monster memungkinkan tangki dan bodinya dibuat menjadi satu,� lanjut pria yang buka bengkel di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan ini. Proses pembuatan body dilakukan dengan moke up terlebih dulu dan langsung dilakukan pada rangka motor yang sudah telanjang. Sehingga bodi bisa langsung dibentuk biar pas dengan desain yang diinginkan. “Bila ada detail bodi ada yang ingin dikoreksi, bisa lebih mudah,� urai Hashim yang dipercaya oleh Protehnic untuk mengolah areal bodinya. Nah, selanjutnya untuk tangki desainnya dibuat slim yang posisinya numpang di atas rangka

GASTANK MAGAZINE 56

tubular, jadi bagian frame depan yang jadi ciri khas Ducati Monster ini terekspose. Sedangkan untuk buntut belakang dibuat membulat menyatu bodi samping. Untuk desain cover kanan dan kiri dibuat melebar yang berfungsi sebagai cover knalpot. Sedangkan joknya langsung ditempel di antara tangki dan body belakang. Sedangkan tampilan bagian depan motor dibuat simpel layaknya besutan tracker saat berlaga di arena sirkuit. Dilengkapi dudukan nomer start motor seperti motor balap flat track, tetapi lantaran dipakai buat harian dudukan nomor ini juga dipasang lampu utama model bulat yang dimensinya enggak terlalu besar. Bagian rodanya masih tetap pakai pelek stan dar model palang tiga, namun untuk meyesuaikan dengan konsep besutan flat track langsung


diganti dengan ban kasar produk import yang biasa dipakai motor dual purpose. Biar tampilannya makin sangar posisi knalpot juga ikutan diolah. “Bagian leher knalpot ditekuk ke atas dengan posisi silincer sejajar buntut motor. Saluran buang yang mengandalkan bahan stainless steel ini dibuat terpisah, membuat bagian buritan motor lebih berisi,� tutup Ari yang andalkan setang lebar lansiran Renthal tipe Fatbar.

GASTANK MAGAZINE 57


CUSTOM BIKE

HARLEY-DAVIDSON TRIKE 121 CU | EXILE CYCLE ARTIKEL : BELO | FOTO : endro

SENSASI 3 RODA

GASTANK MAGAZINE 58


B

icara H-D Trike custom salah satunya yang doyan ngegas motor roda 3 ini Ignatius ‘Bingky’ Hendra. Tidak hanya satu unit, tetapi komnadan Bikers Station ini sudah memiliki 4 unit trike yang belakangan selalu jadi andalannya saat Riding. Koleksi teranyar pria yang workshopnya bertempat di bilangan RC Veteran, Bintaro Jakarta Selatan ini baru saja memboyong H-D Trike Custom. Spesialnya trike ini hasil garapan builder kondang Russell Mitchell dari Exile Cycle asal California, USA. Bingky mengaku sudah lama mengincar H-D trike racikan Exile Cycle karena memang ekslusif yang hanya bisa dibeli berdasarkan pesanan. Saat pria yang biasa mengenakan

sepatu boots New Rock menghitung biaya kirim untuk pemasanan motor ternyata ada salah satu kawan yang menawaran H-D Trike Custom. Terlebih yang membuat Bingky jatuh hati trike ini H-D ini garapan Russell Mitchel yang jadi incarannya. “Teman saya memang gemar koleksi beberapa motor custom, tetapi kebanyakan motor-motor ini jarang dipakai makanya begitu trike mau dilepas saya bilang berminat,” ceritanya yang sudah mengoleksi motor H-D lain juga garapan Russel bergaya chopper.

Bicara spesifikasi trike H-D ini mengandalkan mesin after market H-D produk Total Performance (TP) berkapasitas 121 cu dilengkapi dengan gaer box dari JIMS dengan trasmisi 6-speed yang dikendalikan dengan shifter tangan. Kemudian Trike Chassis Kit garapan Axile Cycle meliputi rangka dengan rake 48 derjat kelengkapan bonggol trike pada bagian buritan. Seperti khasnya garapan Russell tampilan trike ini secara detailnya juga simpel, seperti areal setang model drag bar bersih dari perkabelan. “Semuanya bagian selang dan kabel-kabel di setang sudah diatur jangan sampai terlihat,” jelas Bingky. Bagian tangki modelnya juga minimalis den-

gan model teardrop bersanding dengan jok single seatter yang dilapis bahan kulit yang sudah diukir. Meskipun tampilan motor terlihat ekstrim namun menurut Bingky begitu posisi riding style terasa nyaman. Paling sip saat mengamati bagian rodanya, kedua roda belakang aplikasi pelek ring 18 inchi berbahan alloy model disk yang super lebar. “Kalau liat data speknya ban belakang pakai roda yang dipakai balap Formula 1,” urai Bingky. Menurut Bingky saat mengendarai H-D trike harus ada trik-trik khusus dan memang harus

GASTANK MAGAZINE 59


terbiasa biar ngengerti karakter motor 3 roda ini. Paling sulit saat handling di jalan harus bisa menahan diri saat jalan macet karena enggak gampang buat mendahului kendaraan yang ada di depan. Nah, bila ada kesempatan nyalip selalu ambil dari bagian kanan, jangan sekali-kali dari kiri seperti layaknya motor roda 2. “Kalau dari kanan kendaraan dari arah depan jadi lebihat kita bawa motor yang lebar. Sebaliknya kalau dari sebelah kiri pengendara mobil yang ada di sebelah pengendara trike belum tentu melihat pakai motor yang lebar. Karena dari spion kiri hanya terlihat bagian depan motor saja.

GASTANK MAGAZINE 60


GASTANK MAGAZINE 61


LIFESTYLE

ROCKER HISTORY

ARTIKEL : omarannas, BELO | FOTO : dok

GASTANK MAGAZINE 62


THE ROCKER “Rocker yang meledak di era 1950-an merupakan sebuah sub kultur yang bernafaskan semangat kebebasan, pemberontakan, dan anti kemapanan! Keberadaannya jauh lebih dalam dari sekedar berkendara motor, namun ini adalah sebuah gaya hidup!�

G

aya Rocker belakangan mulai digandrungi bikers khususnya bagi mereka yang mengandalkan tunggangan custom bergaya cafe racer. Tampilan motor dengan gaya setang merunduk ini sejatinya berkembang pada era 1950-an. Tidak hanya ubahan motor yang ditiru, biar mecing dengan besutannya fashion rocker juga jadi andalan. Sayangnya gaya rocker masih belum dipahami betul secara tuntas oleh para bikers. Nah, biar Gastankers dapat mengerti lebih dalam, rubrik fasion ini Gastank Magazine mencoba memaparkan kemunculan sub kultur Rocker. Berawal semenjak berakhirnya perang dunia kedua yang seolah sudah menjadi jalannya, perlahan tapi pasti sub kultur Rocker mulai terbentuk. Ketika itu, perekonomian Inggris yang membaik secara umum meningkatkan kesejahteraan kelas pekerja muda, lalu dengan adanya pengaruh musik dan film Amerika (The Wild One, 1953), ditambah lagi era ini merupakan puncak dari industri motor Inggris yang mendorong beberapa faktor terbentuknya sub kultur Rocker ini. Semangat pemberontakan rockers ini dapat kita rasakan semudah dengan melihat pakaian yang mereka gunakan, dimulai dari jaket kulit hitam yang mirip dengan seragam kru tank Nazi yang sangat ditakuti ketika perang dunia dua. Bayangkan betapa terintimidasinya orang tua para rockers (yang megalami perang dunia dua secara langsung) ketika melihat anakanak mereka pulang ke rumah dengan pak-

aian yang mengingatkannya akan kekejaman perang yang baru saja berakhir! Pada masanya salah satu brand utama yang menyuplai jaket kulit bagi para Rockers adalah Lewis Leathers yang sudah memproduksi jaket kulit sejak 1892. Kembali lagi, dengan berkembangnya perekonomian Inggris dimasa itu maka sangatlah mudah bagi para rocker untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka, mulai dengan membeli motor secara kredit sampai dengan membeli jaket kulit baru juga lewat kredit. Keberadaan jaket kulit menjadi elemen yang paling penting bagi para rockers, umumnya yang mereka gunakan adalah flying jacket atau jaket yang biasa dipakai oleh para pilot pesawat tempur pada masa itu. Secara desain, jaket ini memliki kerah yang khas yang dapat digunakan sebagai penahan angin, serta dilengkapi dengan kantong pada perut yang biasa digunakan pilot untuk menyimpan peta. Model yang paling terkenal adalah Bronx Jacket yang diperkenalkan oleh Lewis Leather pada tahun 1956, secara visual jaket ini memiliki kemiripan dengan jaket yang digunakan oleh Marlon Brando pada film The Wild One, sehingga jeket model ini menjadi salah satu model yang paling laris di kalangan rockers ketika itu. Bila diamati terdapat perbedaan antara American Jacket dengan British Jacket, yaitu terletak pada bahan buckle sabuk dibagaian bawah jaket. Pada jaket-jaket buatan Amerika, buckle

GASTANK MAGAZINE 63


GASTANK MAGAZINE 64


tersebut terbuat dari bahan besi atau kuningan, namun pada jaket-jaket buatan Inggris buckle tersebut terbuat dari bahan plastik agar tidak merusak cat pada tangki ketika mereka dalam full riding position, yaitu posisi tidur saat mengendari motor dalam kecepatan tinggi. Selain jaket kulit, salah satu elemen penting bagi para rockers adalah sepatu boots. Dikarenakan perang dunia dua telah berakhir Inggris memiliki sisa stok sepatu boots milik tentara yang digunakan oleh para rockers sebagai motorbike boots, mengingat harganya yang murah atau mereka biasa menggunakan boots buatan Lewis Leather atau Brothel Creepers. Para rockers ini jarang menggunakan crash helmet (Wah, kalau yang ini jangan ditiru ya), mereka hanya mengunakan helm ketika berkendara jarak jauh atau ketika udara terlalu dingin. Beberapa kelengkapan lain yang biasa digunakan oleh para rockers adalah T-shirt, jeans buatan Levi’s atau Wrangler, serta aviator goggles.

GASTANK MAGAZINE 65


CUSTOM BIKE

YAMAHA SCORPIO 2008 | BMS JAKARTA ARTIKEL : ULLIE | FOTO : HERRY AXL

DEDICATED TO

MARTINI

RACING

GASTANK MAGAZINE 66


GASTANK MAGAZINE 67


GASTANK MAGAZINE 68


S

osok Yamaha Scorpio lansiran 2008 ini sebetulnya memang tidak dipakai kru Tim balap F1 Williams Martini Racing yang musim balap 2015 ini diperkuat oleh dua pembalap andalannya Felippe Massa dan Valtteri Bottas. Martini Racing bukan juga sebagai spon-

sor resmi dibalap Flat track. “Itu karena pemilik motornya memang fans berat tim F1 Williams makanya saat proses pengecatan minta dibuatkan sekalian liverynya,� ujar Ariawan Wijaya builder dari workshop Baru Motor Sport (BMS). Grafis Martini Racing didasari dengan kelir putih lalu strapingnya memadukan kelir

GASTANK MAGAZINE 61


merah, biru dongker, dan biru muda. “Kalau grafisnya menyesuaikan dengan desain body yang ada di motor,� lanjut Ari sapaan akrabnya. Detail ubahannya memang mengacu pada motor balap lintasan flat track tetapi tetap dilengkapi dengan kelengkapan berkendara. Makanya kelengkapan safety macam lampu depan dan belakang tetap terpasang namun meyesuikan dengan detail ubahan motor. Makanya meskipun bagian depan motor juga terpasang plat untuk nomer motor, tetap ditempel lampu utama yang pilih dimensi kecil. Bagian buntut belakang ala flat tracker disematkan stop lamp dengan lampu LED. Untuk areal kaki-kaki Ari memutuskan tetap andalkan suspensi depan milik Yamaha Scorpio. Nah, buat roda belakang gaya flat track memang aplikasi model monoshock, makanya lengan ayun dan sok tunggalnya tetap mengandalkan

GASTANK MAGAZINE 70


bawaan motor. Tampilan kaki-kaki jadi lebih kekar setelah dipasang pelek 17X3.0 inchi untuk roda depan,

sedang buat areal depan dipasang pelek ukuran 17X3.5 inchi. Bersanding dengan ban kembangan kasar Swallow SB117 110/80-17 untuk depan dan 130/70-17 buat belakang.

GASTANK MAGAZINE 71


CUSTOM BIKE

YAMAHA SCORPIO 2008 | GERASI MOTOSIKAL RIAU ARTIKEL : BELO | FOTO : GERASI MOTOSIKAL (thennyfelicano)

SALAM DARI PULAU SEBRAN

GASTANK MAGAZINE 72


NG

V

irus scene custom tidak hanya marak di Jawa atau kotakota besar saja tetapi sudah merebak keberbagai penjuru Tanah Air. Seperti kiriman motor custom yang masuk ke redaksi Gastank Magazine datang dari workshop Gerasi Motosikal (Germo) asal Kepulauan Riau.

GASTANK MAGAZINE 73


“Terus terang Saya sangat tertarik ketika pertama kali melihat keberadaan situs Gastank Magazine karena benar-benar mengulas berita serta informasi terkait dunia modifikasi motor khususnya budaya custom bike di Indonesia,” buka Andy Grass builder dari Gerasi Motosikal asal Tanjung Pinang, Kepulauan Riau . Menilik ubahannya mengacu pada gaya pro street bobber yang mengandalkan basik motor Yamaha Scorpio. Detail garapan customnya termasuk radikal karena rangka harus diracik ulang. “Bagian rangka bawaan Scorpio hanya sekitar 25% saja yang dipakai, sisanya custom ulang,” jelas Andy Grass. Ini lantaran Andy mengubah bagian rangka depan yang dibuat gooseneck yang membuat posisi sudut rake motor jadi lebih rebah. Nafas pro street juga diperlihatkan pada ubahan rangka belakang yang sedikit dibuat drop seat. Kedua ubahan tersebut membuat besutan custom lebih enak dipandang sekaligus bikin daily riding motor jadi lebih nyaman. Kejar kenyamanan desain areal rangka belakang sengaja tidak dibuat rigid dengan meng andalkan model double shock . “Lengan ayun kita buat lagi pakai pipa bulat seamless ukuran ½ mm biar kesan retronya lebih dapat,” lanjut Andy lagi. Detail ubahan rangkanya termasuk minimalis mengandalkan tangki aftermarket milik H-D Sportster yang hanya dipadukan dengan spatbor belakang saja. Untuk areal roda depan sengaja dibiarkan telanjang tanpa spatbor. Untuk ubahan kaki-kakinya sok depan masih mengandalkan suspensi bawaan Yamaha Scorpio sedangkan belakang pakai dual shock produk after market. “Untuk rodanya karena kejar bobber kita pakai sepasang pelek ring 16 inchi,” tutup Andy yang pasang setang model clubman biar posisi riding lebih nunduk.

GASTANK MAGAZINE 74


GASTANK MAGAZINE 75


GASTANK FAMILY

VERoland | kickass choppers ARTIKEL : BELO | FOTO : herry axl

BENGKEL & KEBUN

V

eroland salah satu builder terbaik yang dimiliki Indonesia, karya-karya custom yang dihasilkan selalu fresh dan out off the box. Hampir seluruh motor custom yang dibuat memiliki tema dan ubahan khas. Apalagi Vero selalu mengandalkan part-part pilihan saat membangun sebuah motor, ini yang membuat karyanya berkelas.

GASTANK MAGAZINE 76

Satu pengakuan terhadap hasil karya Vero saat custom H-D Choppers garapannya dengan tema Anfibio ikut diundang untuk mejeng dalam ajang bergengsi Asian International Motorcycle Expo (AIME) pada bulan September 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sekitar tahun 2010 lalu Vero berkongsi den-


gan beberapa sahabatnya mendirikan gerai Rocket Company. Menempati showroom yang cukup besar bertempat di bilangan Basement Bengkel, Lot 14 SCBD. Selain custom motor besar digawangi oleh Vero, Rocket Company juga menjual beragam merek sepeda fixed gear yang saat itu sedang booming. Sekitar 2 tahun lalu Rocket Company vakum. sekarang Veroland kembali ‘ke rumahnya’ di bilangan Jl. Mampang Prampatan No:3 Jakarta Selatan. Yup, lokasi ini merupakan workshop Kickass Chopper yang sudah dibangun oleh Vero sekitar 10 tahun lalu. Berikut petikan wawancara Gastank Magazine dengan Veroland di workshop Kickass Chopper yang mulai dibangun lagi dengan nuasa hijau dan homie

GASTANK MAGAZINE 77


GasTank Magazine: Sedang sibuk apa sekarang Ver...? Veroland: Setelah Rocket Company vakum kesibukan gue sekarang banyak di Mampang, seperti biasa bangun beberapa motor custom milik para customer. Kemarin-kemarin gue juga sering bolak balik Jakarta-Bali karena ada usaha yang gue bangun bareng teman-teman di sana. Tetapi di Bali itu kondisinya gue banget, terlalu nyaman buat gue untuk tinggal di Bali, maka足 nya gue memutuskan untuk tetap di Mampang. GasTank Magazine: Bengkel sekarang kelihatan lebih rapi dan tertata interiornya ? Veroland: Kickass Chopper di Mampang mulai gue beresin pelan-pelan. Spotnya mulai gue pisahpisah mulai dari ruang display, bengkel, dan taman yang nyaman yang gue bangun di lantai 2. Seperti untuk bangian interior displaynya gue bikin menarik dengan nuansa old skol mengandalkan rak dan etalase yang terbuat dari bahan kayu. Kebetulan stok barangbarang motor yang gue punya juga banyak jadi bisa didisplay disini dari pada numpuk di gudang. GasTank Magazine: Untuk desain interior bengkel dibantu siapa ? Veroland: Gue juga dibantu dengan sahabat gue yang juga mendesain showroom Rocket Company. Jadi saat gue beresin interiornya fokus disalah satu spot dulu dari beberapa spot yang ada, enggak semua spot gue kerjakan sekaligus. Kebanyakan barang yang gue pake juga sengaja menghindari barang-barang yang baru. Seperti rak kayu bekas display promo CocaCola ini gue dapet dari penjual lapak bekas beberapa tahun lalu. Salah satu spot yang sering gue buat duduk santai adalah

GASTANK MAGAZINE 78

sofa berbahan fiber yang dibentuk model buntut belakang mobil muscle car lengkap terpasang dengan bumper dan stop lampnya. GasTank Magazine Untuk lantai dua banyak tanaman merambat memang sengaja ditanam ya..? Veroland: Ya, gue ingin bisa ngebengkel sambil berkebun, karena lokasi bengkel enggak luas tanahnya makanya gue manfaatin tempat yang ada aja di lantai 2 yang gue buat berkebun. Apalagi disekitar pinggir jalan mampang ini banyak pohon-pohon besar yang sudah ditebang terkena proyek jalan Trans Jakarta. GasTank Magazine: Tanaman apa saja yang di tanam? Veroland: Karena gue masih pemula soal berkebun makanya tanaman yang gue tanam ini gue pilih yang mudah untuk perawatannya. Beberapa tanaman merambat juga sengaja gue tanam buat mengisi spot yang ada di pojok dinding. Semuanya gue yang tanam lho, makanya gue banyak belajar dari penjual tanaman langganan soal cocok tanam dan memilih media yang sesuai. Awalnya beberapa tanaman yang gue tanam mati tapi dari situ justru banyak belajar. Pelan-pelan gue bisa menemukan serunya bercocok tanam.


GASTANK MAGAZINE 79



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.