JAPAN
ATTACK
HONDA TWIN VAGANZA RIO DEWANTO YAMAHA XJR 400 HONDA CB 750 night hawk GASTANK ROCKERS DAY
2015 | GASTANKMAGAZINE.COM
ISSUED
DENIM ENTHUSIAST
03
CONTENTS ISSUED 03 | 2015
CUSTOM BIKE Yamaha XJR 400 Rio Dewanto Honda CB650 Police Jakarta Honda 750 F2 Cafe Racer Hantu Laut Jakarta Classic Bike Honda CB92 Jakarta Honda CB 750 Night Hawk Jakarta
LIFESTYLE Gastank Rockers Day PARTY Honda Twin Vaganza CUSTOM CAR Toyota Celica TA22 Jakarta GOODS Denim Enthusiast GASTANK FAMILY Benny Hidayat Pembalap Legenda Indonesia
Gastank Magazine | @gastankmagazine | GastakMagazine | Gastank Magazine TV | Gastank Magazine
GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by Gastankmagazine.com all content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com GasTank Magazine is published by GasTankmagazine.com All content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com
GASTANK MAGAZINE 02
FROM EDITOR
EDITOR IN CHIEF YULI HARYADI
DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY HERRY RISWANTO
CREATIVE DIRECTOR ULLIE GUMILAR K
DIGITAL & BUSSINES DIRECTOR AGUNG DWI MARTONO
Our Associates Partner MUHAMAD AL KAHFI M.JORDAN HAEKAL Heret Frasthio omarannas Ramon A.W (Australia)
G
astank Magazine Issue 3 sengaja memanjakan kepada Gastankers varian custom yang basicnya diambil dari motor dan mobil asal Jepang. Bukan apa-apa Negara Matahari Terbit itu punya andil besar dalam perkembangan otomotif di Tanah Air. Terbukti populasi motor asal Jepang sudah banyak beredar sejak zaman dulu dengan berbagai varian yang lengkap. Seperti motor-motor custom yang tampil pada edisi kali ini berasal dari berbagai model yang didominasi oleh pabrikan Honda. Edisi kali ini Gastank juga menampilkan secara detail motor custom milik Rio Dewanto. Bintang film Filosfi Kopi ini bosan dengan gaya cafe racer dan sekarang sedang kepincut tampilan motor Scrambler yang basis motornya diambil dari Yamaha XJR 400 hasil garapan workshop Hantu Laut Custom. Bicara fashion yang sedang digandrungi bikers ada gaya Rockers yang beberapa waktu lalu dikemas lewat sesi pemotretan Gastank Rockers Day. Berbagai komunias motor di Jakarta ikut berpartisipasi dalam ajang ini. Ada juga ulasan mengenai style Greaser atau gaya American Classic sebagai pilihan fashion bikers. Ulasan mengenai jeans juga kami sajikan dengan lengkap tentunya bisa menjadi jadi informasi tambahan buat bikers. Apalagi celana berbahan Denim ini selalu jadi andalan dan tidak bisa dipisahkan dari bikers.
BOOKING PLACEMENT ON WWW.GASTANKMAGAZINE.COM OR GASTANK DIGITAL ISSUED Business Inquiries info@gastankmagazine.com +62 8282526313 | +62 8129565237
Pada rubrik Gastank Family kami perkenalkan sosok pembalap legenda Benny Hidayat, Dia satu-satunya pembalap motor asal Indonesia yang menjuarai ajang Grand Prix Macau pada 1970. Dengan Gastank Magazine Om Benny ngobrol banyak soal pengalamannya. Salam Custom Yuli ‘Belo’ Haryadi EDITOR IN CHIEF
GASTANK MAGAZINE Carburator Springs RESORT Jl.R.C. Veteran Route 66 No.13 Tanah Kusir Jakarta 12330
GASTANK MAGAZINE 05
CUSTOM BIKE
HONDA CB750F2 1988 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
GASTANK MAGAZINE 04
Kejar tampilan klasik cafe racer yang simpel areal jok tentunya harus dibuat rata, nah berhubung rangka sub frame bawaan CB750F2 sudutnya terlalu tinggi makanya harus dibuat lebih datar.
GASTANK MAGAZINE 05
D
onny Lenggono builder yang nyentrik abis! Dia punya motto yang juga nyeleneh . “Motto bengkel kami, Motor Aing Kumaha Builder he..he..,� canda Donny yang mengusung bendera Hantu Laut Custom. Ini yang membuat seluruh ubahan motornya hampir tidak ada yang sama. Jara-
GASTANK MAGAZINE 06
hannya sudah sering diapresiasi public bikers tanah air, salah satu karyanya Suzuki GSX 750P cafe racer dengan bodi full aluminium pernah tampil di majalah Young Machine, salah satu majalah khusus motor sport terkenal dikenal di Jepang. Customer yang datang keworkshopnya juga
GASTANK MAGAZINE 07
tentunya satu selera, maksudnya sudah paham betul dengan karakter builder yang bertempat di bilangan Jl H. Nawi, gang H. Zeni, Jakarta Selatan. Sepeti Charles pemilik Honda CB750F2 lansiran 1998 bergaya cafe racer ini. “Pesan pemilik motor CB750 ini custom model cafe racer, urusan ubahan dan detailnya semuanya diserahkan ke Gue,� jelas builder yang fasih berbahasa daerah Karo dan Jawa ini.
GASTANK MAGAZINE 08
Dalam banyangan Donny saat baru akan memulai menggarap motor sudah terbayang modelnya, membuat besutan cafe racer yang simpel. Jadi meskipun mengandalkan mesin 4 silinder segaris tetapi sosok motor terlihat ringan, garang, dan lincah saat diajak riding. Makanya hampir seluruh part bawaan motor sudah tidak dipakai lagi, yang tersisa hanya
areal rangka utama dan mesin saja. Untuk suspensi depan sudah diganti pakai produk after market Thailand. “Sok depan masih teleskopik tetapi diameter asnya cukup besar 44,5mm, lengan ayun tetap pakai standar bawaan motor yang soknya sudah diganti milik Yamaha Mio,� urai builder berkumis tebal ini. Demikian juga untuk pemakaian kedua pele-
knya, areal belakang aplikasi lingkar roda aluminium ukuran 4,5 mm berlabel V Rossi sedangkan depan 3,5 mm dari Champs yang harganya masih terjangkau. Bersanding dengan ban Metzeler Sportec M3 160/60/17 buat depan dan 120/60/17 buat belakang. Sedangakan untuk kedua tromolnya merupakan hasil custom racikan bengkel Hantu Laut.
GASTANK MAGAZINE 09
Kejar tampilan klasik cafe racer yang simpel areal jok tentunya harus dibuat rata, nah berhubung rangka sub frame bawaan CB750F2 sudutnya terlalu tinggi makanya harus dibuat lebih datar. “Mengandalkan pipa baru ukuran 1/4 inchi kemudian pada buritannya dibuat setengah membulat,” urai Donny yang pasang tangki bahan bakar copotan dari Honda GL100. Tangki Honda GL100 ini dimensinya lebih kecil dari penambung BBM bawaan motor , justru ini yang membuat tampilan motor secara keseluruhan berkesan lebih ringan. “Banyak yang nyangka kalau tangkinya aplikasi CB750 lawas yang masih bermesin OHC, padahal cuma pakai copotan GL100 yang harganya enggak
GASTANK MAGAZINE 10
seberapa,” cerita Donny yang hanya custom bagian tutup tangkinya saja. Nah, yang jadi ‘kuncian’ membuat besutan custom ini memiliki karakter adalah pemasangan areal lampu variasi Honda CB dan covernya yang diambil dari H-D Sportster. Model batok lampu ini cocok dengan ubahan motor yang simpel dan tampilannya terlihat garang. Bagi Donny custom motor itu enggak harus andalkan part branded, sah-sah saja mengandalkan part lokal justru jadi kekuatan konsep dan ubahannya. “Kalau gue sering sebutnya No Rules !,” tutup builder yang hanya habiskan dana Rp 25 juta untuk ubahan motor ini.
DIGITAL MAGAZINE
GASTANKMAGAZINE.COM GasTank Magazine is published by Gastankmagazine.com all content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com
GASTANK MAGAZINE
GasTank Magazine is published by GasTankmagazine.com All content Copyright ©2015 Gastankmagazine.com
11
CUSTOM BIKE
Honda CB750 NightHawk 1993 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
GASTANK MAGAZINE 12
NI
IGHT HAWK OF WW2 “Saya buat layaknya bodi pesawat dengan detail bodi dari potongan aluminium lalu disambung satu-persatu potongan tadi dengan paku ripet�
GASTANK MAGAZINE
13
B
icara dengan Ram Ram Januar builder dari White Collar Bike (WCB) Bandung penuh dengan ide-ide dan inovasi yang dituangkan pada setiap motor custom garapannya. Ini yang membuat hasil karyanya selalu memiliki ciri dan racikannya dan tidak ada yang sama antara satu dengan yang lainnya. Motor berbasis Honda CB750 Nighthawk ini salah satu dari karya Ram Ram Januar,
GASTANK 14
Builder jebolan ITB ini mampu mengolah garpan customnya lewat detail yang apik. Sampai beberapa part custom yang nempel pada motor mengandalkan mesin canggih seperti CNC. konsep ubahan cafe racer jadi rujukan motor bermesin 4 silinder yang sejatinya bergenre sport turing. “Saat itu terpikirnya ingin memiliki tunggangan cafe racer yang benarbenar beda, terlintaslah ide desain ubahan motor dengan detail layaknya pesawat
GASTANK 15
GASTANK 16
tempur saat perang dunia II,� cerita Duffi yang punya nama aslinya M. Khadafi Mukrom. Tentunya untuk meracik areal bodi layaknya pesawat tempur dibutuhkan material dari bahan aluminium pada seluruh bodinya. Tugas Ram Ram untuk berkreasi membuat bagian tangki, buntut hornet, half fairing, sampai bagian spatbornya. “Saya buat layaknya bodi pesawat dengan detail bodi dari potongan aluminium lalu disambung satu-persatu potongan tadi dengan paku rivet. “ jelas Ram ram yang workshopnya terletak di kawasan Soekarno-Hatta, Bandung, Jawa Barat. Sebagai gambaran untuk areal fairing saja ada sekitar 42 lempengan potongan aluminium. Lantas potongan tersebut harus di sambung pakai paku rivet dan kemudian dibentuk model half fairing. Motodenya mirip dengan nyusun sebuah puzzle. Mendekati desain pesawat tempur bagian fairing dibentuk layaknya moncong pesawat yang dilengkapi dengan winshield dengan model cembung seperti kaca depan pesawat tempur. Nah, untuk buntut hornet pada bagian ujungnya andalkan aluminium batangan yang disusun rapi sehingga menutup mika lampu belakang. Beberapa detail part lain yang dipakai untuk motor merupakan custom part hasil racikan WTB seperti model lengan
GASTANK 17
ayun yang andalkan bahan aluminium dan segitiga atas dan bawah yang menjepit suspensi upside down milik Ducati 848. NOSE ART Lukisan yang terdapat pada hidung pesawat tempur atau nose art jadi andalan untuk grafis areal tangki motor. Sebetulnya desain merupakan tradisi militer angkatan udara
GASTANK 18
Amerika (USAAF) sejak zaman Perang Dunia ke II (WW2). Grafiti ini desainnya bermacammacam mulai dari gambar cewek pin up atau gambar-gambar lain yang melambangkan semangat bertempur di medan perang. Nah, gambar mulut ikan Baraccuda sedang menerkam mangsa yang dilukis pada areal tangki CB750 ini biasanya terdapat pada moncong pesawat tempur. Grafiti model seperti
ini paling fenomenal dan sampai saat masih dipertahankan. Menurut historisnya pertama kali lukisan mulut ikan hiu yang mempertontonkan taringnya dipakai sekitar 1940 an oleh para pilot pesawat tempur yang tergabung dalam Squadron 122 . Saat itu pasukan ini sedang berperang di wilayah Afrika Selatan ngegas pesawat P40 Mustang.
GAS SPONTAN GIGI NANAS Jika mengamati areal throttel gas pada bagian pengatur kabel gasnya mekanisme bukatutup kabel gas dibuat seperti gigi nanas yang terdapat pada gardan mobil. Gigi-gigi ini dibuat dengan bahan aluminium yang kemudian dibubut miling. “Detail seperti ini sengaja saya buat untuk memperkuat tampilan bergaya pesawat tempur lawas,� tutup Ram-ram.
GASTANK 19
CUSTOM BIKE
Honda GB500TT 1985 | JAKARTA
B
ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
esutan cafe racer sempat jadi trend dan akhirnya diproduksi beberapa pabrikan motor pada awal 1980an. Sebut saja varian Honda GB500 atau Tourist Trophy diperkenalkan ke publik pertama kali akhir 1980. Butuh waktu sekitar 5 tahunan bagi Honda Motor untuk riset market, baru kemudian dilempar ke pasar di Jepang pada 1985.
Ada dua versi yang ditawarkan, GB500 dan GB400 dengan desain bodi yang sama perbedaannya pada kapasitas mesin. Nah, khusus buat pasar di luar Jepang hanya model GB500 saja, tetapi meskipun tidak dijual di Indonesia Dimas Ananta Pamungkas termasuk beruntung bisa memboyong Honda GB500 ke garasi rumahnya. “Motor ini populasinya terbilang langka di Indo-
THE TOURIST TROPHY
GASTANK 20
GASTANK 21
GASTANK 22
nesia karena beredar hanya dibeberapa negara saja seperti Amerika, Jerman, dan Australia,” urai Dimas Omenos sapaan akrabnya. Apalagi motor yang dia dapat ini dalam kondisi masih utuh. Dimas sedikit bercerita perihal mendapatkan motor ini yang pemiliknya sebelum masih rekannya juga. “Dulunya motor ini dipakai untuk aktivitas sehari-hari saat kuliah di Melborne, Australia. Nah, begitu selesai menimba ilmu di negeri Kangguru akhirnya motor juga ikutan di boyong pulang ke Jakarta,” jelas Dimas lagi. SENTUHAN CUSTOM Ditangan Dimas kondisi Honda GB500 sudah diberi beberapa sentuhan custom, seperti penggantian ban mengandalkan profil model salur dari produk Firestone Deluxe Champions. Untuk depan ukuran 18/400 sedangkan belakang 18/450.
Biar tongkrongan terlihat lebih galak bagian spatbor belakang dan depan akhirnya dilepas. “Pakai ban Firestone tampilannya jadi terlihat makin klasik tetapi sayangnya saat dipakai nikung kurang enak,” jelasnya yang sudah dipakai riding motor ini Jakarta-Bandung beberapa waktu lalu. Oh ya, GB500 memang aslinya dari pabrik tidak dilengkapi dengan half fairing, di Jepang hanya GB400 saja yang dilengkapi ‘kerudung’. Tetapi biar telihat seperti besutan balap jadul oleh Dimas sudah dipasang half fairing original yang memang untuk varian motor ini. Label Tourist Thropy atau ‘TT’ dipakai dari ajang balap yang sudah jadi legenda pada sirkuit balap jalan raya Isle Of Man. Desain styling menyerupai besutan TT satu silinder seperti Norton Manx, BSA Gold Star dan AJS 7R yang jadi jawara dalam di balap TT sampai tahun 1960-an.
GASTANK 23
Desain klasiknya dipertegas lewat tangki yang cukup besar bersanding dengan jok single dan buntut hornet. Dilengkapi dengan striping atau list yang ada di bagin tangki dan buntutnya, mirip seperti desain motor Inggris. Sedangkan desain label TT ditempel pada penutup atau cover bagian tengah seluruhnya digrafis dengan kelir emas. Untuk mesinnya sendiri aplikasi model satu silinder yang basiknya diambil dari motor garuk tanah Honda XL600. Meskipun hanya aplikasi kem tunggal pada
GASTANK 24
GASTANK 25
GASTANK 26
silinder headnya tetapi ruang isap dan bakar sudah dilengkapi dengan 4 klep. “Yang membuat tampilan motor ini terlihat mesinnya berisi karena bagian silinder head model twin port jadi ada dua leher knalpot untuk saluran pembuangan. Sekilas seperti mesin dua silinder segaris,� tutup Dimas.
GASTANK 27
GOODS
IS ALL ABOUT denim ARTIKEL : M. Faisal Al Kahfi | FOTO : herry axl
DENIM’S ENTHUSIAST! para pengguna jeans tidak dibatasi oleh usia, gender, maupun lainnya, free for all!
D
enim telah dikenal sejak dahulu oleh para pekerja tambang di Amerika. Karena kekuatan bahannya, denim mulai popular digunakan oleh penambang saat itu, terlebih dalam wujud celana panjang atau lebih dikenal dengan sebutan jeans. Seiring berjalannya waktu, jeans tak lagi digunakan oleh kalangan penambang saja. Perlahan jeans mulai digunakan oleh kaum hippies dengan ciri khas jeans mereka yang dicat, hingga pada akhirnya beberapa desainer dunia mulai melirik bahan denim ini untuk diaplikasikan dalam wujud lain. Di Indonesia sendiri khususnya, jeans merupakan salah satu produk wajib untuk dimiliki. Karena jeans bisa digunakan dalam kesempatan casual atau formal sekalipun. Tentunya, para pengguna jeans tidak dibatasi oleh usia, gender, maupun lainnya, free for all! Demam jeans kembali merebak sekitar tahun 2008. Kala itu, pemuda di Indonesia mulai terbius dengan jeans dan hasil dari penggunaan mereka setelah sekian lama. Raw denim atau denim yang belum mendapatkan treatment apapun setelah dibuat, biasanya lebih keras dan warnanya pun lebih gelap. Raw denim ini akan menghasilkan fading yang lebih kentara. “Banyak hal yang bisa jadi perbandingan dian-
GASTANK 28
tara pengguna jeans, tapi pastinya raw denim tidak akan mengecewakan,” buka Christian Philips yang telah demam jeans sekitar enam tahun silam. Denim menggunakan bahan dasar katun. Beberapa jenis katun yang sering digunakan dan teruji kualitasnya adalah Zimbabwe Cotton, Egyptian Cotton, Sea Island Cotton, serta Pima Cotton yang berasal dari Peru dan Argentina. “Setiap katun berbeda-beda, kalau gue lebih suka Zimbabwe Cotton karena lebih halus dan nyaman saat digunakan,” tambah pria yang tergabung dalam INDIGO (Indonesia Denim Group) ini. Seperti disebutkan sebelumnya, banyak hal yang menjadi tolak ukur oleh kalangan pecinta denim. “Basic cotton, unsanforized/ sanforized, whiskers, fading, selvedge, chainstitch hingga beberapa detail lainnya juga menjadi tolak ukur jeans itu sendiri,” ujar Antonio Sompotan sebagai salah satu produsen jeans lokal berbahan dasar ornganik, Reverts Jeans. Istilah-istilah ini merupakan sebutan dari setiap organ jeans. Beberapa merek memiliki ciri khas mereka masing-masing. Salah satunya adalah Broken Twill yang dibuat pertama kali oleh Wrangler untuk mencegah natural leg twisting. Sehingga efek yang timbul pada lipatan di bagian paha dan lutut belakang terkesan lebih rapi. Di kalangan denim’s enthusiast,
GASTANK MODEL : TOMMY RAMELAN | DAPPERNESIA
29
GASTANK 30
istilah-istilah diatas kerap digunakan. Ingin tahu lebih lengkapnya? Langsung saja klik www.darahkubiru.com Web tersebut merupakan salah satu cikal bakal komunitas pecinta jeans di tanah air. Keanggotaannya diisi oleh mereka yang telah mengenal jeans lebih dalam. Gastankers bisa lebih mengenal jeans dari forum ini. Hingga pada tahun 2009, Indonesia Denim Group (INDIGO) menyelenggarakan sebuah event yang bertujuan untuk menyebarkan virus dan filosofi denim serta jeans di tanah
air. Lebih tepatnya tanggal 5-6 Desember 2009 di Studiologi, Kemang, untuk pertama kalinya diselenggarakan Wall Of Fades. Event tahunan ini selalu ramai disambangi oleh pecinta denim maupun mereka yang ingin lebih mengenal denim. Mulai dari edukasi pemakaian, perawatan, pameran, dan beberapa brand lokal turut memeriahkan event ini. Bahkan, event ini sudah dikenal hingga dunia internasional lho. Salah satu media asing menyebutkan bahwa Wall Of Fades merupakan The Biggest Jeans Festival in Southeast Asia.
DENIM PERFORMANCE
Denim memang tidak bisa dipisahkan dengan bikers, kerap jadi andalan saat riding ataupun kongkow bareng komunitas. Salah satu produk jeans yang tawarkan khusus buat bikers ada Wrangler Denim Performance yang beberapa waktu lalu baru saja diluncurkan. Celana jeans ini dikleim memiliki sejumlah fitur khusus untuk mendukung aktivitas berkendara lantaran memiliki bahan denim terbaik yang tahan terhadap air dan minyak (Water and Oil Repellent). Sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap cipratan air dan minyak saat riding. “Selain bahan denim yang dibekali teknology dry fast yang membuat lebih cepat kering, bahannya juga mengandung anti bacteria yang dapat mencegah tumbuhnya bakteri di denim,� ujar Rahmat Irsanto, Marcomm Youth Wear Division Delami Brand. Salah satu jeans terbaru dari lini koleksi Denim Performance bernama Sunshield. Product ini mampu melindungi kulit dari sinar UV yang dipancarkan matahari, sehingga pemakainya akan tetap merasa nyaman walau sedang beraktivitas di bawah matahari.
GASTANK 31
JEANS PROPERTY : PT. DELAMIBRAND | WRANGLER INDONESIA
LIFESTYLE
GASTANK ROCKERS DAY
ARTIKEL : YULI HARYADI, OMARANNAS | FOTO : OMARANNAS , herry axl
Model yang paling terkenal Bronx Jacket yang diperkenalkan oleh Lewis Leather pada tahun 1956, secara visual jaket ini memiliki kemiripan dengan jaket yang digunakan oleh Marlon Brando dalam film The Wild One.
GASTANK 32
ROCKERS DAY G
asTank Magazine dan Elders Company beberapa waktu lalu mengumpulkan bikers yang gemar riding dengan style rockers. Ajang yang bertitel GasTank Rockers Days ini didukung beberapa komunitas, mulai dari Cafe
parkir Lapangan Tenis Jl. Patiunus (Paun), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan rombongan langsung ngegas menuju dealer Triumph GMT yang terletak di bilangan Jl. Lebak Bulus Raya, Jakarta Selatan.
Racer Indonesia (CRI), Riders Association Of Triumph (RAT), IndoClassic Minibike, dan beberapa komunitas lainnya.
Rolling thunder keliling ruas jalan di Jakarta jadi pembuka aktivitas ini. Dari pelataran
Total ada 20 motor pemilik besutan custom yang sudah mengenakan setelan riding khas rockers ikut bergabung sesi foto Rockers Day. Pamungkasnya, ajang sesi pemotretan yang kali ini dipandu oleh fotografer Omar Annas
GASTANK 33
yang sudah menyiapkan perangkat fotografinya sejak pagi hari. “Tema pemotretan Rockers Day sebetulnya ingin memperkenalkan kepada bikers gaya rockers ini bisa jadi andalan saat riding,” ujar Omar sapaan akrabnya. Rocker yang meledak di era 1950-an merupakan sebuah sub kultur yang bernafaskan semangat kebebasan, pemberontakan, dan anti kemapanan! Keberadaannya jauh lebih dalam dari sekedar berkendara motor, tetapi sudah menjadi life style. Dandanan Rockers mengandalkan jaket kulit dengan lipatan pada bagian dada. Pada jacketnya sudah dipenuhi
GASTANK 34
tempel beberapa patch yang sudah dibordir. “Untuk celana biasanya mengenakan jeans yang bagian bawahnya digulung jadi celana terlihat menggantung,” urai Cefi Duff dari Cafe Racer Indonesia yng ikutan gabung sesi pemotretan Rockers Day. JAKET KULIT Keberadaan jaket kulit menjadi elemen yang paling penting bagi para rockers, umumnya menggunakan flying jacket atau jaket yang biasa dipakai oleh para pilot pesawat tempur pada masa itu. “Secara desain, jaket ini memliki kerah yang khas yang dapat digunakan sebagai penahan angin, serta dilengkapi dengan kantong
GASTANK 35
pada perut yang biasa digunakan pilot untuk menyimpan peta,� timpat Heret Frasthio dari Elders Company. Model yang paling terkenal Bronx Jacket yang diperkenalkan oleh Lewis Leather pada tahun 1956, secara visual jaket ini memiliki kemiripan dengan jaket yang digunakan oleh Marlon Brando dalam film The Wild One. Sehingga jeket model ini menjadi salah satu model yang paling laris di kalangan rockers ketika itu. Kalau diamati terdapat perbedaan antara American Jacket dengan British Jacket, yaitu
terletak pada bahan buckle sabuk dibagaian bawah jaket. Pada jaket-jaket buatan Amerika, buckle tersebut terbuat dari bahan besi atau kuningan. Sedangkan jaket-jaket buatan Inggris buckle tersebut terbuat dari bahan plastik agar tidak merusak cat pada tangki ketika mereka dalam full riding position, membungkuk saat mengendari motor dalam kecepatan tinggi. SEPATU BOOTS Selain jaket kulit, salah satu elemen penting bagi para rockers sepatu boots. Lantaran
GASTANK MAGAZINE WOULD LIKE TO SAY BIG THANKS TO
GASTANK 36
perang dunia dua telah berakhir Inggris memiliki sisa stok sepatu boots milik tentara yang digunakan oleh para rockers untuk berkendara, mengingat harganya yang murah. Untuk merek brended mereka biasanya menggunakan boots buatan Lewis Leather atau Brothel Creepers. JEANS Beberapa kelengkapan lain yang biasa
digunakan oleh para rockers adalah Tshirt, jeans buatan Levi’s atau Wrangler. Sedangkan untuk mendukung kala riding mengenakan helm yang bersanding dengan aviator goggles. “Intinya seluruh elemen tadi bisa dikombinasikan dengan berbagai pilihan yang ada untuk tampil sesuai dandanan rockers,� tutup Omar.
GASTANK 37
LIFESTYLE GREASER
AMERICAN OLD FASHION ARTIKEL : Dimashito Dwi Pituko (@brenkstyle), yuli haryadi | FOTO : OMARANNAS
Saat itu style Greaser menjadi trend anak-anak muda kelas menengah kebawah yang menggeluti dunia otomotif terutama hotrod dan sepeda motor.
GASTANK 38
S
aat ini style bikers ditanah air enggak hanya tampil dengan gaya sepatu boots lancip yang bersanding dengan jaket kulit. Mereka mulai melek fashion dengan mengadopsi berbagai style yang berkembang. Ini yang membuat bikers-biker sekarang ini lebih fashionable saat tampil dengan tunggangannya. Salah satunya bikers dengan style Greaser, fashion seperti ini berkembang sekitar 1950an di Amerika. Saat itu style Greaser menjadi trend anak anak muda kelas menengah kebawah yang rata rata menggeluti dunia otomotif terutama hot rod dan sepeda motor. Tak jarang pun mereka berkelahi yang sering disebut Rumble ( tawuran) antar geng, wah kalau yang terkhir ini jangan ditiru ya. Pada awalnya gaya greaser sendiri pun sebagian besar dipengaruhi dari film The Wild Ones dengan actor Marlon Brando dan film Rebel Without A Cause yang diperankan oleh James Dean. Nah, kesuksesan film ini akhirnya menginspirasi anak-anak muda saat itu.
Meskipun begitu, greaser pun menjadi cemoohan para kalangan high class atau biasa di sebut Square oleh Jhonny Depp di dalam film Cry Baby. Cerita kehidupan greaser juga ada pada film Deuce Of Spades yang menceritakan ketika seorang greasers mencintai seorang gadis dari keluarga priyayi. Bisa dilihat juga greaser dalam film The Outsider dimana mereka sering bermasalah dengan anak-anak SOC yang merupakan team football di sekolah mereka yg notabene adalah orang orang kaya. T-Shirts Style geaser memiliki beberapa ciri seperti dengan mengenakan kaos putih atau hitam polos yang ngepas dengan badan lantas lengannya digulung agak tinggi. Sebetulnya dikenakan seperti itu bertujuan untuk memudahkan gerakan mereka saat mengoprek mobil ataupun motor. Selain itu lengan yang di gulung juga mengisyaratkan kalau para greaser adalah pekerja keras. Selain andalkan kaos polos, untuk atasan gaya greaser dapat mengenakan model atasan
GASTANK 39
GASTANK 40
kemeja rajian knit shirts, Baseball shirts,bowling shirts, atau “Daddy-O�-styleshirts seperti kemeja model kemeja rockabilly. Jeans Untuk jeans biasanya mengenakan celana berkelir gelap, warna hitam atau blue jeans. Begitu juga dengan ujung celana jeans yang di gulung sekali atau ada juga dilipat sampai satu jengkal ini juga ada maksudnya. Jadi alasannya dikarenakan pada era 50an jahitan atau model celana yang cuttingnya masih besar dan lurus, kegunaan di lipat adalah meluweskan gerakan mereka.
Jaket Kulit Sebagian dari mereka juga kerap mengenakan setelan dengan jaket kulit dengan model berlidah sama seperti yang dipakai oleh Marlon Brando. Biasanya pada bagian belakang jaket kulit mereka ditempel colour geng mereka. Jaket kulit ini modelnya yang dipakai para pilot pesawat tempur saat berlangsungnya Perang Dunia II yang lantas jadi ikon greaser culture. Jaket kulit ini menggabarkan pemuda yang berani dan suka dengan tanantangan seperti halnya pilot pesawat tempur. Sepatu Untuk sepatu mereka cenderung mengenakan model motorcycle boots atau sepatu model sneakers seperti sepatu santai seperti converse dan tak jarang pun mereka menggunakan sepatu kulit yang pendek di bawah mata kaki. Ada beberapa kebiasaan yang kerap dilakukan mereka seperti sering menaruh perlengkapan motor macam kunci-kunci di kantung celana mereka terkadang di selipkan di sabuk yang mereka pakai. Selain itu menyelipkan kotak rokok didalam gulungan baju untuk memudahkan tanpa mengambil dari saku celana. Greaser bukan hanya tentang seseorang berpomade dan bersisir saja.
GASTANK 41
CUSTOM BIKE
yamaha xjr 400 1989 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
Meskipun waktunya terbatas karena jadwal shooting yang padat, tetapi bila ada waktu luang aktor film Filosofi Kopi ini selalu meyempatkan diri buat nongkrong dibengkel sekaligus menjenguk motornya.
SCRAMBLER
RIO DEWA GASTANK 42
R BY
ANTO GASTANK 43
GASTANK 44
D
unia custom begitu dekat dengan keseharian Rio Dewanto. Meskipun waktunya terbatas karena jadwal shooting yang padat, tetapi bila ada waktu luang aktor film Filosofi Kopi yang suaranya bisa dinikmati di single terbaru band The Fly
ini selalu meyempatkan diri buat nongkrong dibengkel sekaligus menjenguk motornya. Seperti salah satu besutan andalannya saat ini Yamaha XJR400 lansiran 1988 sudah beberapa kali berganti konsep. Mulai dari gaya cafe
GASTANK 45
racer sampai akhirnya saat ini sedang kepincut tampilan scrambler. Yamaha XJR 400 yang sosoknya bergenre sport turing memang asyik buat digarap berbagai ubahan custom makanya basis motor ini kerap jadi andalan berbagai builder di Eropa. “Apalagi saat mendapatkan motor ini kondisi mesinnya masih segar dan sehat. Jadi enggak banyak peer pada bagian mesin,” urai Donny Lenggono builder dari workshop Hantu Laut yang menangani ubahan motor Rio. Untuk mendukung tampilan scrambler hanya bagian subframe saja yang sedikit diubah, rangka yang menopang bagian jok ini sudah dibuat rata dengan mengandalkan pipa baru. Selebihnya areal tangki mengandalkan copotan dari motor Yamaha LS100 yang sudah di custom. Tangkinya ditambah pelat biar lebih panjang meyesuikan dengan rangka XJR. Bagian kaki-kaki hampir seluruhnya berubah, sok depan sekarang mengandalkan produk after market model telskopik. Sedangkan sebelumnya dengan tampilan cafe racer XJR pakai suspensi depan model upside down. “Tampilan scrambler lebih pas aplikasi sok depan model teleskopik,” jelas builder yang workshopnya terletak dibilangan jalan H. Nawi, Jakarta Selatan. Untuk roda seluruhnya aplikasi model ban penggaruk tanah, keduanya dipakai ban belakang besutan trail menyesuikan konsep scrambler. Untuk depan ukuran 100/90/18 sedangkan belakang 110/90/18, kedua rodanya dibiarkan telanjang tanpa spatbor.
GASTANK 46
GASTANK 47
PARTY
HONDA TWIN VAGANZA 2015
ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : HERRY AXL, MUHAMAD AL KAHFI
GASTANK MAGAZINE 48
ALL ABOUT HONDA TWIN ENGINE “Gelaran ini kami dedikasikan untuk memperingati terbentuknya HTOC ke 15, kami kemas lewat acara Honda Twin Vaganza untuk mengumpulkan para penggemar motor Honda twin lawas,�
GASTANK MAGAZINE 49
GASTANK MAGAZINE 50
S
elama dua hari (18-19/05) komunitas dari Honda Twin Owner Group (HTOC) bikin hajatan perdana yang bertajuk Honda Twin Vaganza (HTV). Ajang kumpul pecinta Honda Twin ini bertempat di kawasan The Breeze, BSD yang dipenuhi deretan display motor Honda twin lawas dari berbagai tipe. “Acara ini juga sebagai tempat bertemunya para pecinta motor Honda Twin, apalagi motor-motor yang didisplay ini terbilang langka jadi bisa langsung dilihat dan diamati detailnya,” jelas Asmai sebagai pendiri HTOC. Berbagai model dan varian motor Honda Twin lawas tampil di ajang HTV yang jumahnya mencapai 57 motor. Asyiknya deretan motor yang dipajang ini merupakan kuda pacu yang sudah menjadi collector item dengan jumlahnya sangat terbatas dan masih dalam kondisi masih sangat terawat. Untuk motor Honda Twin tampilan orisinal ada Honda CB450 K0 Black Bommber lansiran 1965, CP 77 305cc 1963 bekas motor pengawal pasukan Cakra Birawa, CL450 K0 1968, CL72 250cc, Dream 50, CB 200 versi Jerman, dan masih banyak lagi. Ada juga deretan Honda Twin custom yang ikut di dislpay macam Black Bommber dan CX500. Pesertanya yang datang tidak hanya dari seputar Jabodetabek, pengemar motor honda twin dari berbagai kota juga ikut hadir seperti dari Bandung, Kudus, dan Makasar. “Gelaran ini kami dedikasikan untuk memperingati terbentuknya HTOC ke 15, kami kemas lewat acara Honda Twin Vaganza untuk mengumpulkan para penggemar motor Honda twin lawas,” jelas Yuniadi Arif sebagai penggagas event ini. Pada areal belakang panggung utama deretan lapak khusus spare part dan perlengkapan aksesoris motor lawas lainnya juga ikut meramaikan ajang HTV. Kesempatan ini juga dimanfaatkan penjual untuk melego berbagai varian motor lawas tersebut, seperti Honda CB450 K0 1968 Black Bomber yang laku Rp 155 juta di event ini.
SEKILAS HTOC
Komunitas Honda Twin Owner Club berdiri sejak 13 Maret 1999 lalu. Awal terbentuknya komunitas pecinta
GASTANK MAGAZINE 51
motor bermesin 2 silinder ini tidk lepas dari kontribusi Bapak Asnawi sebagai penggagasnya. Dialah yang pertama kali yang berusaha mengumpulkan pemilik Honda Twin yang ada di Jakarta dan Bandung. “Saat itu kondisinya banyak perusahaan yang ambruk dan saya jadi salah satu korban PHK. Di rumah saya punya banyak luang dan untuk mengisinya dimanfaatkan buat oprek motor yang sebelumnya kondisinya tidak terawat karena tidak terpegang,” urai Asnawi yang saat itu mulai merestorasi motornya sendiri. Asnawi riding pakai kotor ini untuk menemani melakukan berbagai aktivitas sehari-hari dan akhirnya mulai bertemu dengan beberapa pemilik motor Honda Twin. “Kebanyakannya masih tersimpan dirumah dan kondisi motor mereka tidak jalan karena terbatasnya spare part dan mekanik yang biasa tangani motor twin masih jarang,” urai pria berkaca mata ini.
GASTANK MAGAZINE 52
Dari sanalah akhirnya terkumpul beberapa pemilik Honda Twin di Jakarta dan Bandung yang sepakat untuk membentuk komunitas. Waktu itu ada sekitar 14 orang pemilik motor Honda Twin yang kumpul di kawasan Kebun Binatang, Ragunan untuk deklarasi HTOC. Agenda pertama turing pun digelar untuk memulai aktivitas HTOC dengan tujuan dari Jakarta-Bandung dengan peserta yang ikut riding 11 motor. “Karena waktu itu banyak motor yang belum sehat waktu tempuh sampai Bandung sekitar 6 jam. Kita banyak berhenti dan oprek motor di jalan tetapi disitulah serunya,” cerita Asnawi. Sampai akhirnya anggota HTOC terus bertambah aktivitasnya aktivitas riding kerap dilakukan. Asyiknya para anggota ini sudah seperti keluarga, setiap bulan rutin digelar arisan sekaligus sarana buat bertemu masing-masing anggotanya.
CLICK HERE TO watch GASTANK MAGAZINE TV ON YOUTUBE CHANNEL
GASTANK MAGAZINE 53
CLASSIC BIKE
Honda CB92 1961 | JAKARTA
TREASURE HUNT ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
GASTANK MAGAZINE 54
“Varian ini terbilang langka di Indonesia kebanyakan masuk dan beredar di daerah Sumatera,�
GASTANK MAGAZINE 55
GASTANK MAGAZINE 56
S
etelah sukses dengan varian Cub yang diterima luas di pasar Amerika, Honda Motor Jepang mulai meluncurkan varian baru dengan memperkenalkan mesin yang lebih besar. Seperti Honda CB92 yang diansir 1961 milik Anka ini diproduksi
dari 1959-1964. Basiknya motor sport tetapi masih mengandalkan rangka monokok layaknya motor produksi Eropa seperti NSU, mengandalkan mesin tegak berkapasitas 125cc. Pada varian
GASTANK MAGAZINE 57
GASTANK MAGAZINE 58
ini sistem trasmisi sudah dilengkapi dengan tuas kopling. Sebetulnya diperkanalkan untuk para pemula sebelum ngegas motor sport berkapasitas mesin lebih besar. Kalau mengamati model mesinnya CB92 masih tergolong model Benly, pisisi silinder tidak terlalu tegak tetapi agak rebah ke depan. “Varian ini terbilang langka di Indonesia dan kebanyakan masuk dan beredar di daerah Sumatera,� komentar Andi Kreo dari komunitas Honda Twin Owner Club coba menjelaskan. Desain tangki CB92 terbilang unik modelnya agak persegi dengan coakan dibagian tengah tangki, lantas dilapis dengan karet tangki yang cukup lebar. Desain suspensi depannya belum aplikasi model teleskopik, masih konvensional dengan model link belum seperti bawaan suspensi depan Honda Cub. Anka beruntung mendapatkan Honda CB92 ini dalam kondisi utuh, hanya tinggal restorasi areal bodi dan mesin biar lebih segar buat riding. Intinya kondisi motor dikembalikan seperti aslinya kejar orisinalitas. “Beberapa detail part yang sudah usang gue ganti dengan barang NOS belanja lewat ebay,� ujar Anka. Ciri CB92 dengan lampu depan persegi bagian atasnya dilengkapi dengan win shiled yang memang kalau lihat manual booknya sudah didesain seperti itu dari pabrik. Dengan model speedometer kotak yang nempel di atas cover lampu. Dilengkapi dengan kemudi atau setang lurus model drag bar. Pada zamannya Honda Benly CB92 populer di kalangan penganut pecinta motor Honda. Selain mesinnya mampu menghasilkan tenaga sampai 15 hp dan dapat digeber sampai 135km/jam. Sampai saat ini CB92 jadi incaran dan diburu kolektor klasik motor Jepang.
GASTANK MAGAZINE 59
CUSTOM BIKE
HONDA CB 650 POLICE 1980 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
pada awal 1980-an motor ini memang diorder oleh pihak kepolisian untuk dijadikan motor Patwal, makanya populasi Honda CB650 lumayan banyak di Tanah Air.
GASTANK MAGAZINE 60
GASTANK MAGAZINE 61
GASTANK MAGAZINE 62
BERALIH SEBAGAI
RAJA JALANAN S
iapa sangka kalau Honda CB650 bergaya klasik cafe racer ini dulunya dipakai kesatuan Polri untuk menjaga keamanan mengayomi masyarakat sesuai dengan mottonya. Yup, pada awal 1980-an motor ini memang diorder oleh pihak kepolisian untuk dijadikan motor Patwal, makanya populasi Honda CB650 lumayan banyak di Tanah Air.
Setelah ditangan pemilik baru Hariyanto, tampilan CB650 tidak lagi tampil bergaya motor polisi yang lengkap dengan sirene, justru dikembalikan sebagai motor raja jalanan. “Hampir seluruh bodinya didesain baru, cuma tangki saja yang masih mengandalkan bawaan Honda CB650 buat ngejar tampilan klasiknya,” jelas Ari Suprianto builder dari workshop Protehnics. Ngejar tampilan motor balap zaman dulu areal bodi dilengkapi dengan half fairing yang bersanding dengan jok tunggal dan buntut hornet. Nah, untuk proses pembuatan bodi tidak pakai plat besi, tetapi andalkan bahan serat fiber dengan proses dicetak. “Untuk membentuk buntut dan fairingnya saya buat moke up dulu dengan mengandalkan tanah liat jadi bisa presisi dan mepel dengan sesuai pada bagian rangka,” ujar Hashim spesialis bodi fiberglas yang dipercaya mendesainnya.
GASTANK MAGAZINE 63
Biar terlihat rapi breket fairing mengandalkan milik Kawasaki Ninja 250cc bersanding dengan headlamp mengandalkan lampu depan copotan dari Suzuki Thunder 250. “Kalau belakang lampunya pakai produk variasi,� lanjut builder yang buka bengkel di bilangan Rempoa, Tengerang Selatan.
GASTANK MAGAZINE 64
Meskipun ngejar tampilan klasik kaki-kaki tetap dilengkapi dengan part moderen, seperti sok depan pakai upside down milik moge Honda CBR1000. Sedangkan double shock pada areal buritan juga ikut diganti dengan produk after market tipe gas.
“Bagian roda pemiliknya menginginkan pakai model jari-jari dengan paduan tromol depan pakai Suzuki Thunder 250 dengan lebar pelek 3 inchi dan belakang aplikasi tromol KTM250 EXC dengan pelek lebar 4 inchi,� urai Ari. Nah, kalau urusan warna sengaja dipilih kelir
putih menyesuaikan warna asli sebagai motor Polisi. Sedangan bagian rangka seluruhnya dicat kelir merah sesuai warna andalan Honda Racing pada zamannya.
GASTANK MAGAZINE 65
CUSTOM CAR
JDM LE Toyota Celica TA22 1972 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
Apalagi Toyota Celica TA22 termasuk kasta tertinggi dengan nama lain Celica Coupe 1600 GT
GASTANK MAGAZINE 66
EGEND
GASTANK MAGAZINE 67
V
arian Celica sudah menjadi icon Toyota Motorsport, sedan dua pintu ini terkenal kehebatan diajang Word Rally Championship . Namanama pembalap rally legendaris seperti Ari Vatanen dan Carlos Sainz yang mampu mengantarkan mereka menjadi juara dunia. Tidak heran banyak penggemar mobil retro yang jatuh hati dengan pesona Toyota Celica, salah satunya H. MB Utomo yang baru saja merampungkan restorasi Toyota Celica TA22 lansiran 1972. Apalagi Toyota Celica TA22 termasuk kasta tertinggi dengan nama lain Celica Coupe 1600 GT varian dibawahnya ada tipe LT lalu ST. Proyek restorasi dilakukan secara total. “Pemiliknya ingin keluar bengkel mobil jadi terlhat seperti baru dan tentunya nyaman untuk dibawa berkendara,� urai Dimas salah satunya yang punya adil menangani proses restorasinya.
GASTANK MAGAZINE 68
Pemilik mobil termasuk beruntung karena saat mendapatkan Celica ini masih dalam kondisi terawat, kelengkapan bodinya juga masih utuh mulai dari bumper, emblem, sampai list kaca lengkap terpasang. Lampu-lampu juga tidak ada yang cacat. Begitu juga bagian interior, kompartemen
GASTANK MAGAZINE 61
kabin seperti areal dasboard masih segar daan terjaga orisinalitasnya. “Peernya biar tampilan Celica lebih segar seluruh areal bodi dicat ulang dan diberi sedikit sentuhan custom agar tampil lebih garang, ” jelas Dimas dari Syam Auto Gallery yang workshopnya di bilangan Jl. RC Veteran No:1, Jakarta Selatan. Proses restorasi juga merambah areal mesin, tentunya untuk mendukung performa sekal-
GASTANK MAGAZINE 70
igus segera menghilangkan dahaga terhadap mobil kencang, maka dilakukan jalan pintas, dengan mengganti mesin standar dengan mesin legendaris 4A-GE copotan dari mesin Twincam Gti berikut transmisi TRD. “Pertimbangan pakai mesin ini karena ingin kapasitasnya lebih besar,” ungkap Dimas yang menambahkan bagian gardan sudah didukung dengan penggantian copotan dari AE86 TRD.
Bagian kabin tidak banyak direkondisi hanya biar tampil lebih sporty dipasang sepasang jok Recaro LX dengan jok belakang tetap andalkan bawaan aslinya. “Kalau bagian stirnya dipasang produk Grant yang biasa diaplikasi buat muscle car,� jelas Dimas.
Bagian ekterior seluruhnya dibalur kelir putih yang mengandalkan cat superwhite 041 Toyota dari produk Spieshacker. Gaya atau style turing ditampilkan lewat pemasangan over fender yang bersanding dengan pelek Rota 15X8/9 buat rodanya.
GASTANK MAGAZINE 71
CUSTOM BIKE
Honda CB400 Super Four 1996 | JAKARTA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
H
onda CB400 Super Four dengan sodoran model sport turing ini termasuk varian yang diburu bagi pecinta custom culture. Apalagi untuk ubahan bergaya cafe racer, dengan sedikit sentuhan tampilannya sudah berubah banyak dan jauh dari kesan standar.
“Sudah lama saya ingin memiliki besutan ini dengan kapasitas mesin 400cc handlingnya masih bisa enjoy buat riding di dalam kota,� ujar Bayu Tegung Yulianto salah satu member yang aktif di komunitas CBR Rider wilayah Jakarta dan Depok.
GASTANK MAGAZINE 72
Cocok Buat Pemula
GASTANK MAGAZINE 73
Ubahan motor yang simpel hanya bermainmain diseputar areal bodi saja. Seperti tangki masih mengandalkan penampung bahan bakar bawaan motor. Cuma untuk tampilan bergaya cafe racer tangki harus terkena custom, dibuat lebih slim dan bagian kana-kirinya dibuat coakan.
rebuilt areal mesin. Karena moge lansiran 1996 harus dikembalikan performanya, Mesin juga dibelah total karena seluruh bagian luarnya dilapis dengan powder coating biar tampilannya terlihat lebih segar. Sedangkan beberapa part seperti kampas kopling dan paking juga harus diganti baru.
Tentunya dengan ubahan bagian tangki, areal jok dan buntut belakang ikut meyesuikan dengan dibuat bodi yang desainnya benar-benar fresh. “Jok dibuat single seater sesuai konsep ubahan motor, bersanding buritan model hornet atau buntut tawon. Semua ubahan bodi dikerjakan bengkel Outonet Custom di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,” jelas pria yang tinggal di kawasan Limo, Depok.
Untuk areal kemudi setelah ditimbang-timbang akhirnya pilih setang model club man yang memang sengaja untuk tampilkan kesan besutan classicnya. “Kalau setang jepit model clip on jadi kelihatan moderen saya kurang sreg,” jelas pengusaha ekspedisi yang membawa bendera PT . Karya Cipta Mandiri.
Selesai urusan bodi Bayu lantas menggelandang CB400 Super Four ke bengkel milik Jainur Rohim di kawasan Pangkalan Jati, Depok untuk
GASTANK MAGAZINE 74
PART BOLT ON Untuk melengkapi detail tampilannya beberapa part bolt on juga ikutan dipasang macam
speedometer dan RPM dipilih produk Daytona yang modelnya masih analog. Sedangkan suspensi belakang juga sudah diganti dengan produk aftermarket. Beruntung saat dapat motor bagian knalpot sudah terpasang produk Yoshimura full system jadi Bayu hanya ubah bagian silincernya saja biar suara knalpot lebih menggelegar. “Bagian silincernya saya custom garapan produsen knalpot lokal dengan bahan stainless stil,” urainya.
LEGENDA HONDA Honda CB400 Super Four merupakan penerus generasi Honda CB400 yang lebih dulu diluncurkan 1975. Besutan bermesin 4 silinder segaris pertama kali di produksi 1992 dengan kode produksi NC31 khusus buat pasar Jepang (JDM). Baru kemudian pada 2008 motor ini di pertama kali di perkenalkan untuk pasar di kawasan Asia Tenggara dan Australia. CBR400 Super Four termasuk besutan yang sarat teknologi, sejak diproduksi 1992 sistem pengereman sedah dilengkapi ABS untuk tipe tertentu. Karena kapasitas mesinnya tidak terlalu besar dan handlingnya nyaman dan motor ini cocok buat pemula yang baru ngegas moge. Malah desain Honda CB400 Super Four ini tergolong tidak lekang dimakan jaman. Sampai
saat ini pabrikan Honda masih tetap diproduksi dengan desain bodi yang nyaris sama. Hanya mulai 1999 dilengkapi dengan varian half fairing dengan sebutan Super Bol D’Or dengan kode NC39. Lalu pada 2008 bertepatan dengan ultah 50 tahun Honda, Pabrikan Honda Jepang merilis edisi khusus Honda CB400 Super Four dengan paduan kelir merah dan putih yang unitnya dijual terbatas. Kemudian 2011 lalu nongol versi Special Edition yang hanya di jual di Jepang dan tersedia hanya 500 saja. HONDA CB400 SUPER FOUR DARI MASA KEMASA CB400 Super Four (PROJECT BIG-1) NC31 1992 CB400 Version R 1995 CB400 Version S 1996 CB400 Four NC36 1997 CB400 Super Four – 50th Anniversarry Edition 1998 CB400 Super Four / Super Bol D’Or NC39 started 1999 CB400 Super Four Vtec Spec I 1999 CB400 Super Four Vtec Spec II 2002 – 2004 CB 400 Super Four / Super Bol D’or NC42 (Vtec Spec III) 2007 CB 400 Super Four / Super Bol D’or Special Edition 2011
GASTANK MAGAZINE 75
GASTANK FAMILY
BENNY HIDAYAT | PEMBALAP INDONESIA ARTIKEL : yuli haryadi | FOTO : herry axl
JAWARA SIRKUIT MACAU Pada tahun 1970 Om Benny ikutan balap di Grand Prix Macau, dengan semangat yang tinggi akhirnya mampu menjadi juara pertama bersaing dengan pembalap Jepang dan Eropa
GASTANK MAGAZINE 76
K
alau sempat berkunjung ke sirkuit Macau dan mampir ke museumnya ada nama pembalap asal Indonesia yang tercatat di di hall of fame sirkuit Macau yang tertulis sampai saat ini. Ya, Benny Hidayat sebagai legenda hidup saat itu mampu mengharumkan bendera merah putih menjuarai ajang balap motor internasional yang digelar saat itu. Pada tahun 1970 Om Benny ikutan balap di Grand Prix Macau, dengan semangat yang tinggi akhirnya mampu menjadi juara pertama bersaing dengan pembalap Jepang dan Eropa. Padahal untuk kelengkaan racing part pembalap Indonesia saat itu masih terbatas. YAMAHA MOTOR CORPORATION
Gastank Magazine beberapa waktu lalu sempat ngobrol santai dengan pembalap pemilik nomer 80 ini, bercerita tentang
balap motor nasional pada zamannya sampai akhirnya bisa sukses di ajang balap internasional. Berikut petikan wawancaranya:
Gastank Magazine: Apa kabar Om Benny..? Benny Hidayat : Baik-baik alhamdulillah masih diberi kesehatan. Gastank Magazine: Bisa ceritakan awalnya Om Benny turun diajang
balap..? Benny Hidayat : Pertama kali ikut balap usia saya masih 16 tahun saat itu mengikuti balap Indonesia Grand Prix yang pertama kali di gelar tahun 1961 lokasinya di lapangan terbang Curug, Banten. Saat itu saya pakai Honda CB72 buat turun balap dikelas junior
GASTANK MAGAZINE 77
dan akhirnya mampu sebagai juara pertama. Dari event ini saya mulai karir sebagai pembalap. Gastank Magazine: Selain di Curug saat itu dimana lagi balap Indonesia Gran Prix digelar..? Benny Hidayat : Pada 1962 saya pernah balap di Senayan, jalan raya yang disulap jadi sirkuit balap kalau sekarang seperti road race. Saat itu saya masih pembalap non pabrikan pakai motor Honda CB92 SS Dream dan Honda CR 93 yang memang spek balap di datangkan langsung dari Jepang. Gastank Magazine: Siapa saja pembalap yang turun saat itu..? Benny Hidayat : Saya termasuk pembalap junior bersama Beng Siswanto diatas saya nama-nama pembalap seperti Tommy Manoc, Sarsito SA, Muchtar Latif jadi pembalap senior saya. Gastank Magazine: Selain di Jakarta kota mana lagi balap motor digelar saat itu...? Benny Hidayat : Lapangan terbang Huseain Sastra Negara di Bandung juga sering dipakai buat sirkuit balap pada 1965 saya pernah balap di sana. Gastank Magazine: Bagaimana perkembangan balap motor saat itu..? Benny Hidayat : Pada 1960-1970an balap motor mulai marak karena mulai banyak Importir Umum (IU) dan APM yang masuk ke Indonesia. Ada motor Tohatsu masuk lewat jalur IU yang saat itu pakai pembalap Beng Siswanto. Tahun 1961 sampai 1962 saya pakai Honda dengan mekanik Tony Ang. Lalu pada 19631964 saya bergabung dengan tim Suzuki yang ketika itu mulai turun diajang balap, ditangani mekaniknya Om Chia. Hanya satu tahun saya bergabung dengan tim Suzuki.
GASTANK MAGAZINE 78
Pada tahun 1966 Yamaha mulai masuk ke Indonesia saya ditawari sebagai pebalapnya pakai motor Yassi 125cc. Pada era ini mekanik masih terbatas . Rata-rata 1 mekanik bisa pegang 15 motor balap, makanya pembalap dituntut harus bisa setting sendiri motornya. Lalu pada 1967 status saya sudah menjadi tim pabrikan Yamaha mengikuti beberapa seri road race tingkat nasional. Pertama kali tampil seri pembuka yang berlangsung di Jakarta saya pakai motor balap Yamaha model TDB-1 spek racing yang sudah full fairing dengan kapsitas mesin 250cc. Pada event ini saya berhasil juara di tiga kelas sekaligus 250cc, 350cc, dan open class diatas 500cc. Ajang balap ini ternyata masuk dalam artiel majalah Yamaha News No.6 yang diterbit 1967 saya masih pakai nama Benny Hoan. Gastank Magazine: Kapan mulai turun balap Internasional...? Benny Hidayat : Pertama kali turun balap Internasional di sirkuit Macau, saat itu sedang berlangsung ajang Grand Prix Macau pada tahun 1970. Saya saat itu bawa bendera Yamaha pakai motor Yamaha YS1 berkapasitas 125cc bersama dengan rekan satu tim Tjetjep Harijana juga pakai motor dengan tipe yang sama. Alhamdulillah bisa meyabet juara pertama bersaing dengan pembalap Jepang dan Eropa. Kemenangan ini mampu mencatatkan nama saya di hall of fame sirkuit Macau yang tertulis sampai saat ini. Gastank Magazine: Bagaimana menurut pengamatan anda soal prestasi pembalap Indonesia..? Benny Hidayat : Saya tidak banyak mengukuti perkembangan balap saat ini, tetapi yang jelas pastinya sekarang banyak dukungan APM dan sponsor. Kesempatan untuk menjadi pembalap profesional sangat terbuka begitu juga ketika tampil di balap Intenasional. Pembalap tinggal fokus asah skil dan mental saja.
GASTANK MAGAZINE 79