Catatan Pengabdian Gebrak Indonesia 2018/2019

Page 1


Catatan Pengabdian:

GEBRAK INDONESIA EDISI 2019 DESA CINTAASIH

2

SEPATAH UCAP Mahasiswa, sebuah titel yang sedang disematkan kepada kita semua. Kita memang bukanlah seorang ahli, ataupun seorang yang berilmu tinggi, namun hanya sebuah insan yang sedang menempa diri untuk belajar menjadi seorang yang mampu berdiri. Ya, belajar adalah tanggung jawab utama. Tentunya belajar tentang ilmu perkuliahan masing-masing. Namun bukan hanya belajar tentang itu, jangan lupakan juga belajar akan artinya kehidupan. Pertanyaan yang sederhana, untuk dijadikan alasan belajar mengenai kehidupan, “mengapa kita hidup?”. Banyak sekali media untuk belajar mengeni kehidupan dalam ruang kampus ini, salah satu tempat belajar nya adalah di Gebrak. Belajar untuk tetap ‘hidup’ untuk ‘menghidupi’ apa yang harus ‘dihidupkan’. Output dari pembelajaran tergantung pada masing-masing individu sekuat apa untuk mendapatkan value dari proses pembelajaran. Dan aku percaya, setiap orang di Gebrak mampu untuk mendapatkan value yang begitu berharga, yang dijadikan bekal untuk kehidupan kelak. Belajarlah, karena Gebrak adalah taman belajar yang begitu menyenangkan. Taman yang menyenangkan itu disebut Cintaasih. Sebuah tempat yang kau lihat kebahagian dan harapan ada disana. Senyum tulus dari orang-orang, serta sapaan yang kau dapatkan ketika kau disana. Atau apabila beruntung, kau dapatkan sepiring makan sederhana khas pedesaan yang tak kau temui di Bandung, nikmat. Ya, sejauh ini kita sudah dalam tahap diterima oleh masyarakat Cintaasih, sebuah pencapaian yang luar biasa. Sekarang, waktunya menyelami taman ini lebih dalam lagi untuk benar-benar mencari nilai dari kehidupan. 3


Cintaasih dengan segala pesona, permasalahan, dan potensinya serta mahasiswa dengan segala ilmu dan idealismenya, tentu dapat bergerak bersinergi bersama-sama. Kita bukan bergerak untuk membantu negara, terlalu jauh untuk berpikir demikian. Namun kita bergerak untuk belajar bersama masyarakat untuk mencapai tujuan hidup kita masing-masing. Ku sadar, perjuanganku barulah setitik ini. Namun aku yakin, perjuangan orang-orang yang ingin berjuang kelak akan bersinar seperti mentari pagi. Ku titipkan Gebrak ini, dan jurnal ini sebagai gambaran, catatan, dan pelajaran untuk kita semua akan artinya kehidupan. Semoga kau dapat mengambil hikmahnya.

Ramadhan dwi kurniawan Ketua GEBRAK Indonesia 2018/2019

SEPATAH UCAP ............................................................................................................................. 3 DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 5 ORGANOGRAM ............................................................................................................................ 6 LEMBAGA ........................................................................................................................................ 7 SEKILAS TENTANG GEBRAK ..................................................................................................... 8 KEGIATAN GEBRAK 2018-2019 ............................................................................................... 9 BALAI KESEHATAN ......................................................................................................... 10 PENGABDIAN MASYARAKAT OLEH ANGGOTA BARU ..................................... 11 METODE SOSMAP ....................................................................................................................... 12 PRASOSMAP .................................................................................................................... 14 SOSMAP ............................................................................................................................ 15 KUNJUNGAN BULANAN ............................................................................................. 15 HASIL SOSIAL MAPPING ........................................................................................................... 16 GAMBARAN UMUM DESA CINTAASIH ..................................................................18 GAMBARAN FISIK DAN LINGKUNGAN ................................................................. 22 GAMBARAN ASPEK SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN KELEMBAGAAN ....... 24 POTENSI DAN PERMASALAHAN ..............................................................................30 REKOMENDASI PERKEMBANGAN ........................................................................... 32 GAMBARAN SARANA PRASARANA ....................................................................... 33 GAMBARAN ASPEK EKONOMI ................................................................................. 34 SEPUTAR CERITA TENTANG DESA CINTAASIH ................................................................. 36 JOURNEY OF LOVE MEMUPUK ASA LEWAT RASA ............................................ 37 TERLAMBAT ...................................................................................................................... 41 BELAJAR MEMAKNAI ....................................................................................................44 TIM REDAKSI .................................................................................................................................. 46

DAFTAR ISI 4

5


6

HImpunan Mahasiswa Mikrobiologi ‘Archaea’ ITB

HImpunan Mahasiswa Farmasi ‘Ars Praeparandi’ ITB

HImpunan Mahasiswa Mikrobiologi ‘Archaea’ ITB

Satoe Indonesia

SIBADES Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITB

HImpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan ‘PATRA’ ITB 7


Sekilas Tentang “Gebrak�

G e b r a k Indonesia (Gerakan Pengembangan M a s y a r a k a t I n d o n e s i a ) merupakan salah satu Badan Semi Otonom (BSO) KM ITB yang mempunyai tujuan khusus untuk menjawab Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat,

8

Awal terbentuknya program kolaborasi ini berasal dari Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) yang tergabung dalam Sibades (Sipil Bangun Desa). Melihat kebutuhan masyarakat yang beragam, mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pengembangan potensi masyarakat, Sibades menyadari perlunya kolabolarasi dengan himpunan lain di ITB. Sehingga pada tanggal 13 April 2013, berdirilah Gebrak Indonesia yang tergabung di bawah KM ITB beranggotakan dari berbagai jurusan, yaitu Teknik Sipil, Desain Produk, Farmasi, dan Satoe Indonesia regional kampus yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Managemen. Desa binaan pertama Gebrak Indonesia, yaitu Desa Warjabakti, kabupaten Bandung.

S e l a m a keberjalanannya, beberapa himpunan jurusanmulai turut berkolaborasi dengan Gebrak, seperti jurusan Mikrobiologi dan Matematika. Selama lima tahun di Desa Warjabakti, sudah terlaksana beberapa program, seperti bank sampah, pembangunan MCK, peternakan dan usaha lele, pengembangan usaha jamur, balai kesehatan, ruang inspirasi bersama anak sekolah, dan lain-lain. Saat ini, Gebrak sedang fokus dengan pengembangan desa binaan baru, yaitu Desa Cintaasih, kabupaten Bandung Barat bersama mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Teknik Perminyakan, Mikrobiologi, Teknik Pangan, Farmasi, dan Satoe Indonesia.

kegiatan gebrak 2018-2019

9


BALAI KESEHATAN

pengabdian masyarakat oleh anggota baru

Pada tanggal 1 September 2018, HMF ‘Ars Praeparandi’ beserta Gebrak Indonesia berkunjung ke Desa Cintaasih untuk melaksanakan Balai Kesehatan.

Gebrak Indonesia sebagai badan pemberdayaan masyarakat khususnya di Desa Cinta Asih memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman mengenai semangat belajar dan berjuang dalam meraih cita-cita. Untuk mencapai maksud tersebut, Gebrak Indonesia mengadakan pengabdian kepada pelajar di SDN Palasari. Kegiatan pengabdian kepada pelajar yang dirancang dengan kreatif dan inovatif diharapkan mampu menambah semangat juang para pelajar.

Balai Kesehatan merupakan salah satu program dari Farmasi Pedesaan yang dilaksanakan setiap tahun. Kegiatannya meliputi cek kesehatan gratis untuk warga sekitar, dari anak-anak sampai lanjut usia. Cek kesehatan berlangsung lancar, walau sempat ada kendala namun antusiasme warga masih sangat tinggi. Cek kesehatan berakhir sekitar pukul 15.00 WIB. Jumlah warga yang mengikuti cek kesehatan terhitung sekitar 171 orang. Sebagai penutup kegiatan Balkes ini, diadakan sosialisasi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu PKK. Sosialisasi ini membas tentang bagaimana penggunaan dan pemakaian obat yang baik benar atau yang kita kenal sebagai DAGUSIBU (Dapat Gunakan Simpan dan Buang). Diadakannya sosialisasi ini bertujuan agar peserta sosialisasi dapat menyampaikan kembali informasi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan pengabdian kepada pelajar yang dilakukan oleh anggota baru Gebrak Indonesia yang dilaksanakan pada 4 November 2018 bertempat di SDN Palasari Desa Cinta Asih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Jawa Barat ini mendapat sambutan dan antusiasme yang baik dari para pelajar. Lebih dari 80 pelajar dari kelas 3-6 SD ikut serta dalam kegiatan ini. SDN Palasari merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berada di Dusun Palasari, Desa Cinta Asih. Pelajar SDN Palasari harus berjalan kaki cukup jauh untuk belajar di sekolah tersebut. Meskipun jauh, para pelajar tetap semangat untuk belajar di sekolah. Pengabdian ini dilakukan dengan target utama adalah pelajar di kelas 3-6 SD. Dalam kegiatan pengabdian kepada pelajar ini, anggota baru Gebrak Indonesia menggunakan metode games pada setiap pos. Peserta dibagi dalam 6 kelompok yang tiap kelompok terdapat satu pendamping. Setiap kelompok akan mengunjungi 6 pos dengan tema keprofesian/cita-cita yang berbeda. Pada setiap pos, penjaga pos akan mengawali permainan dengan pembahasan mengenai cita-cita salah satu atau beberapa peserta dan dilanjutkan dengan bermain sesuai tema di pos tersebut.

10

11


metode sosmap

12

13


SOSMAP

Setelah prasosmap dilakukan proses selanjutnya adalah sosmap. Sosmap ini dimaksudkan untuk meraup sebanyak-banyaknya informasi di Desa Cintaasih. Sosmap ini dilakukan dengan melibatkan jumlah mahasiswa sebanyak 50 orang yang disebar di keempat dusun di Desa Cintaasih. Waktu yang digunakan juga lebih lama dari prasosmap yaitu selama 9 hari yakni dari tanggal 11-19 Agustus 2018. Kejaran utamanya adalah untuk dapat melihat potensi yang dapat dikembangkan sekaligus juga mencari calon stakeholder untuk menjaga keberlangsungan kegiatan di desa Cinta Asih.

PRASOSMAP Prasosmap dilakukan sebanyak 3 kali. Tujuan dari prasosmap ini adalah untuk mengetahui kondisi permukaan di desa sekaligus menjadi pintu masuk untuk proses pendekatan dengan masyarakat di desa Cinta Asih. Prasosmap yang dilakukan berupa live in selama dua hari semalam pada setiap dusun yang berbeda-beda. Prasosmap 1 dilaksanakan pada tanggal 2122 April 2018. Peserta yang ikut berjumlah 14 orang yang tersebar di 2 dusun yakni Dusun Palasari dan Dusun Sindang Palah. Prasosmap 2 dilaksanakan pada tanggal 5-6 Mei 2018 yang diikuti sebanyak 23 orang dan tersebar di Dusun Cigedong dan Dusun Palasari. Yang terakhir yaitu Prasosmap 3 yang diikuti oleh 3 orang pada tanggal 19-20 Mei di Dusun Cikeeus. 14

KUNJUNGAN BULANAN Karena adanya keterbatasan waktu sebagai mahasiswa, dalam rangka untuk menjaga sustainability ini dibutuhkan metode lain yaitu kunjungan mingguan/ bulanan. Selagi menjaga silaturahim dengan warga, proses pencarian dan pengumpulan data juga dilakukan. Validasi data dalam berbagai aspek dilakukan. Namun, lain halnya dengan sosmap, pada kunjungan mingguan/bulanan ini tidak bisa dilakukan secara intensif untuk seluruh dusun. Hanya beberapa kampung saja yang dapat dilakukan pendekatan, khususnya di 3 dusun yakni Dusun Sindang Palah, Dusun Palasari dan Dusun Cigedong. Keterbatasan waktu dan jumlah mahasiswa yang terlibat menjadi salah satu batasannya. HMJ yang telah mengikuti beberapa kunjungan yakni Himamikro, HMPG, HMTM Patra, HMS dan Farmasi Desa. 15


HASIL SOCIAL MAPPING

16

Hasil sosmap pada Desa Cinta Asih yang telah dilakukan dituangkan ke dalam gambaran-gambaran berikut, yaitu gambaran umum, gambaran fisik dan lingkungan, aspek sosial kependudukan dan kelembagaan, potensi dan permasalahan, rekomendasi pengembangan, gambaran sarana dan prasarana, serta gambaran aspek ekonomi dari Desa Cinta Asih berdasarkan analisis yang dilakukan oeh tim Gebrak.

17


GAMBARAN UMUM DESA CINTAASIH Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat

4

8

34

Dusun

RW

RT

54 kilometer di barat Kota Bandung

463.835 Ha 6.296 Jiwa Dusun Sindangpalah Dusun Sindang Palah merupakan dusun yang paling padat diantara ketiga dusun lain di desa cintaasih, dusun ini berada dipusat desa, pusat kegiatan kesekretariatan desa ada di dusun ini.dusun ini juga merupakan dusun pertama yang dilalui saat masuk ke Desa Cintaasih via Desa Cibenda.

18

Dusun ini dilalui oleh jalan cintaasih yang merupaka jalan akses utaam keluar-masuk Desa Cintaasih, jalan ini membentang dari ujung paling utara dusun sindang palah hingga ujung paling selatan Dusun Palasari, jalan cinta asih ini memiliki kondisi geografis yang cukup ekstrim yaitu berbelok-belok dan naik-turun, untungnya jalan ini telah diperkeras menggunakan aspal. Jalan ini sudah dapat dilaui oleh mobil standar pabrikan, namun ada satu tanjakan (orang sekitar menyebutnya tanjakan pedo) yang cukup sulit untuk dilalui karena sangat curam. Secara visual, posisi rumah yang ada di Dusun Sindang Palah terkumpul di sepanjang jalan Desa Cintaasih, kebanyakan dari rumah warga sudah berjenis rumah permanen (dinding bata). Disepanjang jalan cinta asih, jarak antar rumah warga cukup dekat, namun semakin jauh dari jalan rumah warga semakin berjauhan. Terdapat beberapa daerah di samping jalan yang masih berupa lahan sawah atau ladang, terutama di daerah yang cukup curam. Rata-rata warga sekitar menggunakan kendaraan pribadi (mayoritas berupa motor) untuk berpergian, masih sedikit warga yang mempunyai mobil, namun jika dibandingkan dengan dusun lain, dusun ini merupakan dusun yang memiliki jumlah mobil paling banyak.

Dusun Palasari

Palasari merupakan dusun di Cintaasih yang memiliki evalasi paling tinggi. Untuk mencapai Dusun ini mengikuti jalan utama desa. Akses menuju dusun cukup mudah dan dapat di akses oleh mobil.Rumah mengikuti jalan utama dan menyebar sesuai jalan jalan kecil. Seperti desa cintaasih lainnya dusun palasari memiliki ajalan yang naik turun. Di Dusun Palasari ini terdapat beberapa sekolah dengan jarak yang cukup dekat dan beberapa ada yang di desa sebelah. Sehingga untuk permasalah pendidikan akses di dusun palasari ini cukup mudah walaupun memang rata-rata untuk berjalan menuju sekolah masih berjalan kaki. Keadaan masayarat hampir sama sepeti wilayah lain cukup baik. Di dusun palasari juga diadakan siskamling jika terjadi kehilangan barang. Keadaan disana masih gubuy seperti wilayah perdesaan lainnya. 19


Dusun Cigedong Dusun Cigedong sendiri merupakan salah satu dusun yang jalur aksesnya terpisah dari Desa Cintaasih. Akses untuk menuju Dusun Cigedong sendiri harus keluar desa dan melewati Desa Cibenda. Selain itu juga akses menuju Dusun Cigedong ini tidak di Jalan Utama desa melainkan jalan kecil untuk menghubungkan antara jalan utama dengan dusun. Walau merupakan jalan utama tetapi jalan sudah baik dan tidak terlalu rusak hanya saja untuk mobil cukup sulit jika belum terbiasa, disarankan untuk menggunakan motor saja. Jalan untuk menuju pemukiman biasanya merupakan jalan kecil dan pematang sawah sehingga biasanya hanya bisa di tempuh oleh berjalan kaki serta mengendarai motor. Dusun cigedong memiliki daerah yang berbukit. Dimana wilayah dusun tersebut memiliki ketinggian yang berbeda beda. Pemukiman di dusun pun tersebar. Dusun cigedong ini memiliki sunga i sebagai sumber air serta juga berfungsi sebagai batas wilayah dengan Desa Cibenda. Sungai ini dimanfaatkan juga untuk mandi ataupun pengairan sawah. Namun karena daerah dusun ini memiliki ketinggian yang bervariasi maka untuk pengairan sawah hanya untuk sawah sawah yang berada di sekitar sungai. Mata Pencarian masyarakat terdiri dari petani, petani aren, ataupun konveksi. Pertanian sendiri di Cigedong panen sekitar 1 sampai 3 kali dalam satu tahun sesuai dengan daerah dari sawah masing-masing apakah dekat dengan mata air atau tidak. Jika sedang tidak bisa bertani biasanya warga berganti mata pencaharian kepada konveksi. Petani aren disini biasanya membuat gula untuk pabrikpabrik yang membutuhkan gula aren sebagai bahan seperti pabrik dodol atau pabrik kecap yang berada di daerah padalarang dan Bandung. Kondisi social masayarat Dusun Cigedong sudah baik. Dimana seperti daerah perdesaan lainnya Dusun ini msayakatnya mengenal baik satu dengan yang lain. Gotong royong masih terjadi dimana jika melakukan pembangunan fasilitas atau sekedar membantu satu dengan yang lain. Serta terdapat komunitas Pemuda Tanpa Alkohol yang dimana diciptakan oleh salah satu ketua RT yang bertujuan untuk membuat para pemuda disana tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas dan bisa bermanfaat untuk masyarkat sekitar. 20

Dusun Cikeeus Dusun Cikeueus merupakan salah satu dusun yang tidak bisa dijangkau via jalan utama cinta asih, dusun cikeueus dapat dia akses melalui dua jalan, yakni lewat jalan selebar 4 meter yang berupa jalan berbatu (yang biasanya dilalui mobil) atau lewat jalan tikus selebar 1 meter (hanya dapat dilalui motor). Kondisi akses jalan yang buruk mengakibatkan perkembangan dusun cikeueus terhambat, hanya sedikit warga yang memiliki mobil karena kondisi akses yang ada. Posisi rumah yang ada di dusun cikeueus mayoritas berkelompok dalam satu kampung (jarak antar kampung cukup jauh), sebagian besar daerah dusun cikeueus masih berupa lahan sawah dan kebun warga.

21


gambaran fisik dan lingkungan

Topografi : dataran tinggi/pegunungan Ketinggian : 800-1800 mdpl Suhu rata-rata : 23 C

Tanah di Desa Cintaasih didominasi oleh tanah sawah dengan luas 279 ha. Sedangkan, tanah pemukiman hanya seluas 16,5 ha Desa Cintaasih memiliki potensi bencana gerakan tanah jika memasuki musim peghujan.

Sebagian besar masyarakat Desa Cintaasih menggunakan sumber mata air di Cikupa, Cijenuk, dan Cigadung.

22

Selain pertanian, masyarakat Desa Cintaasih juga memiliki perternakan yang didominasi oleh hewan ayam boiler sejumlah 12.000 ekor dengan 7 pemilik dan ayam kampung sejumlah 5.000 dengan pemilik sebanyak 1728 orang

Jenis Padi Ladang memiliki luas lahan 109,18 ha dengan produksi sebesar 2 ton/ha. Luas lahan tersebut paling besar di antara produksi pertanian lainnya.

23


Gambaran Aspek Sosial Kependudukan dan Kelembagaan 1. Kependudukan Desa Cintaasih memiliki kepadatan penduduk 14.3 orang per kilo meter dengan jumlah penduduk 6.296 jiwa, yang terdiri dari 3.139 orang laki-laki, 3.157 orang perempuan dan 1.968 Kepala Keluarga. Tabel Statistik Desa Cintaasih Jarak ke Ibukota Kecamatan 11 km Jumlah Dusun 4 Jumlah Kampung 34 Jumlah RW 9 Jumlah RT 35 Jumlah Pemuda Karang Taruna 32 Jumlah Penduduk Pria 3262 orang Jumlah Penduduk Wanita 2808 orang Jumlah Migrasi Datang 2016 12 orang Jumlah Migrasi Keluar 2016 4 orang Sumber : Dokumen Resmi Desa Cintaasih, 2018 Tabel Jumlah Keluarga Desa Cintaasih 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 24

KP. TIPAR KP. PASIR MUNCANG KP. GUNUNG TUGU KP. DENGKENG KP. SEMPUR KP. SINDANG PALAH KP. GENTENG KP. GENTENG KP. PASIR HUNI KP. PASIR HUNI KP. CIGEDONG KP. CICEURI KP. CIMAYA KP. CIGUNDUL KP. PUNCAK SUJI

RT 01 RW 01 RT 02 RW 01 RT 03 RW 01 RT 04 RW 01 RT 05 RW 01 RT 06 RW 01 RT 01 RW 02 RT 02 RW 02 RT 03 RW 02 RT 04 RW 02 RT 01 RW 03 RT 02 RW 03 RT 03 RW 03 RT 04 RW 03 RT 01 RW 04

86 KK 57 KK 37 KK 47 KK 78 KK 61 KK 87 KK 83 KK 64 KK 63 KK 58 KK 49 KK 33 KK 37 KK 34 KK

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

KP. CIKEUEUS KP. CIBAYAWAK KP. PASIR KADU KP. LAMPING KP. PASIR KONENG KP. PASIR SALAM KP. CIEJA KP. CILAME KP. CIBANEN KP. PASIR KUTA KP. GADUNG KP. CILAME KP. PASIR JENGJING KP. BOJONG MENTENG KP. BALANDONGAN KP. PALASARI KP. COBLONG KP. SITU KIARA KP. SIRAH CIBENDA

RT 02 RW 04 RT 03 RW 04 RT 04 RW 04 RT 01 RW 08 RT 02 RW 08 RT 03 RW 08 RT 01 RW 05 RT 02 RW 05 RT 03 RW 05 RT 04 RW 05 RT 05 RW 05 RT 06 RW 05 RT 01 RW 06 RT 02 RW 06 RT 03 RW 06 RT 01 RW 07 RT 02 RW 07 RT 03 RW 07 RT 04 RW 07

49 KK 35 KK 30 KK 28 KK 36 KK 37 KK 42 KK 49 KK 68 KK 47 KK 51 KK 58 KK 50 KK 74 KK 68 KK 88 KK 72 KK 78 KK 72 KK

Sumber : Dokumen Resmi Desa Cintaasih, 2018 Tabel Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Cintaasih Pertanian 1814 orang Pertambangan Perindustrian 476 orang Listrik 2 orang PDAM Gas Perdagangan 200 orang Angkutan Bank/keuangan Jasa/PNS/Pensiunan TNI Polri Lainnya Tidak Bekerja -

Tabel Statistik Kependudukan Desa Cintaasih < 5 tahun 5-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun 25-49 Tahun 50-64 Tahun >65 Tahun

364 orang 198 orang 746 orang 534 orang 211 orang 345 orang 2350 orang 893 orang 329 orang

Jumlah Kelahiran 2016 5 orang Jumlah Kematian 2016 7 orang Jumlah TKI 38 orang

Sumber : Dokumen Resmi Desa Cintaasih, 2018 25


2. Kesehatan Secara umum warga Desa Cintaasih tidak memiliki penyakit menahun dan menular. Rata-rata penyakit yang banyak muncul ialah penyakit yang dialami oleh manula seperti asam urat. Mayoritas masyarakat hanya berobat dengan obat herbal dan jarang memeriksakannya kepada dokter Tabel Jenis Penyakit Masyarakat Desa Cintaasih Jenis Penyakit Jumlah Penduduk Terjangkit Myalgia 26 Ht 25 Ispa 20 Dispepsia 18 Oa 16 Lbp 10 Dermatitis 9 Arthritis 4 Cephalgia 4 Scabies 4 Gastritis 3 Gerd 3 Radikulopati 3 Pulpitis 3 Karies Gigi 3 Hiperkolesterolemia 2 Dislipidemia 2 Asma Bronkhialis 2 Rhinitis 2 Karies Gigi 2 Dry Eye 2 Tonsilo Faringitis Akut (Tfa) 2 Urtikaria 2 Hipertensi (Ht) 2 Konjungitis Akut 2 Arthralgia 2 Dermatitis Alergi 2 Pterigium 2 Dermatitis Kronis 2 Katarak 2 Stroke 2 Susp. Tb Paru 2 26

Jenis Penyakit Jumlah Penduduk Terjangkit Vertigo 1 Varises 1 Neuropati Perifer 1 Parotitis 1 Syndrome Obstrucktive Post Tbc (Sopt) 1 Gastritis Akut 1 Diare Akut 1 Disfagia 1 Hiperaktivitas Bronchi (Hrb)1 Dispnea 1 Chronic Heart Failure (Chf) 1 Bronkitis Akut 1 Aritmia 1 Gatal 1 Nyeri Badan 1 Stomatitis 1 Pyoderma 1 Hemiplegia 1 Bradikardia 1 Migrain 1 Struma Nodusa 1 Abses 1 Bronchitis 1

Sumber : Dokumen Resmi Desa Cintaasih, 2018

Jenis Penyakit Jumlah Penduduk Terjangkit Vertebral Pain 1 Nyeri Pinggang 1 Sup. Chf Fc Ii-Iii 1 Arthralgia 1 Sefalgia 1 Pterigium 1 Hypertensive Heart Disease (Hhd) 1 Limfadenopati 1 Urtikaria 1 Gout 1 Impetigo 1 Rhinitis 1 Laringofaringitis Akut 1 Dislokasi Bahu 1

Tabel Statistik Kesehatan Keluarga Jumlah Keluarga Sehat Jumlah Keluarga Sehat Jumlah Pra Keluarga Sehat Jumlah Penduduk Penerima Kartu Sehat

1545 KK 1318 KK 108 KK 1083 orang

Sumber : Dokumen Resmi Desa Cintaasih, 2018 3. Kebersihan Kebersihan sendiri di Desa Cintaasih masih banyak sampah yang berserakan, dimana ini disebabkan oleh tidak tersediannya TPS. Tidak adanya TPS juga mempengaruhi warga untuk membakar sampahnya untuk mengurangivolume sampah yang ada. Pembuangan limbah domestic dialirkan ke drainase alami untuk grey water dan ke septic tank untuk black water. 4. Keamanan Keamanan di Desa Cintaasih sendiri tidak memiliki permasalahan yang berarti, kasus kriminalitas sendiri jarang terjadi. Kasus kriminalitas yang terjadi di Desa Cintaasih sendiri biasanya adalah pencurian baik pencurian barang maupun hewan yang dimiliki warga. Untuk menghidari kasus kriminalitas sendiri di beberapa dusun diadakan ronda namun di beberapa dusun ronda dilakukan jika terjadi adanya kasus. Sehingga dapat dikatakan Desa Cintaasih ini terbilang aman. 27


5. Pendidikan Mayoritas warga Desa Cintaasih hanya menempuh pendidikan hingga SMA. Untuk mencapai fasilitas pendidikan SD dan SMP masyarakat Desa Cintaasih perjalanan dengan berjalan kaki. Sedangkan untuk fasilitas SMA ditempuh dengan kendaraan pribasi (motor) atau ojek. Terdapat fasilitas wajib belajar 12 tahun yang memberikan untuk pendidikan SD dan SMP yang tidak mengharuskan siswa untuk membayar uang sekolah. Temuan yang didapatkan mengenai anak-anak SD di Desa Cintaasih yakni mereka memiliki keinginan tinggi untuk meraih citacita namin masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap lingkungan

Tabel Statistik Pendidikan Masyarakat Desa Cintaasih Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 319 orang 297 orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play group 39 orang 38 orang Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 12 orang 20 orang Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 623 orang 550 orang Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah - orang 1.476 orang Usia 18-56 thn pernah SD tetapi tidak tamat 12 orang 20 orang Tamat SD/sederajat 1.321 orang 1.355 orang Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP - orang - orang Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA - orang - orang Tamat SMP/sederajat 176 orang 147 orang Tamat SMA/sederajat 29 orang 32 orang Tamat D-1/sederajat 1 orang 1 orang Tamat D-3/sederajat - orang - orang Tamat S-1/sederajat 3 orang 2 orang

6. Kohesifitas Hubungan antar warga di Desa Cintaasih ini sangat baik masih memiliki tali kekeluargaan antara satu warga dengan warga yang lainnya. Walaupun memiliki hubungan yang sangat baik buka berarti tidak terjadi konflik di dalamnya, terdapat beberapa konflik konflik kecil yang jarang terjadi, contohnya kesalahpahaman antar warga. Namun konfliknya bisa teratasi dengan baik. Hubungan baik dari warga juga terlihat dari Gotong Royong yang sering dilakukan seperti pembangunan jalan, pernikahan, dll. Dalam rangka kegiatan olahraga masyarakat telah membentuk kepengurusan di bawah naungan LPMD, dan antusias pemuda untuk cabang olah raga Volly Bal, Tenis Meja, Bulu Tangkis dan Sepak Bola namun sarana dan prasarana belum cukup memadai Keagamaan di Cintaasih sendiri di dominasi oleh Islam dan masyarakat disana sering mengadakan pengajaian dan berjamaah di masjid. Sehingga dapat dikatakan masyarakat disana cukup agamamis. 7. Program yang pernah dilakukan Program yang telah dilakukan di Desa Cintaasih yakni kegiatan posyandu sebulan sekali di RW 06, pengajian anak-anak seminggu sekali, dan perayaan hari besar nasional

Sumber : Dokumen Resmi Desa Cintaasih, 2018

8. Keberadaan Karang Taruna Karang Taruna Desa Cintaasih yang paling terkenal ialah DESTANA. Kemudian ada komunitas PATAL yang bergerak dalam ranah sosial dan berkecimpung dalam pembangunan jalan, sarana umum dan bantuan tempat sholat. 28

29


POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sektor Infrastruktur

30

Potensi

Permasalahan

1. Teknologi Internet sudah masuk (Ekonomi Digital)

1. Jalan internal Desa Cintaasih mayoritas belum mengalami perkerasan. Sehingga beberapa kawasan permukiman susah untuk diakses. Kondisi jalan terparah ada pada Dusun Cikeues dan Dusun Cigedong 2. Perairan untuk sawah hanya mengandalkan air hujan sehingga saat musim kemarau rentan kekurangan air 3. Masih banyak rumah yang rentan terhadap gerakan tanah 4. Belum ada sistem pembuangan limbah yang terintegrasi

Pendidikan

1. Minimnya akses dan kesadaran terhadap pendidikan tinggi formal

Bussiness Development 1. Gula Aren dan Cincau dan Empowerment 2. Kerajinan Bambu 3. Pertanian Padi 4. Kotoran Ternak untuk Pupuk Kandang 5. Pupuk Kompos yang terbuat dari sisa makanan 6. Kolecer (Pariwisata) 7. Tanaman Herbal (Ekonomi Digital) 8. Tempat Pemancingan Ikan 9. Madu 10. Kacang Tanah 11. Singkong

Tengkulak menyebabkan panjangnya rantai produksi dan memperkecil pendapatan petani (gula aren dan padi)

Lingkungan

Terdapat potensi bencana gerakan tanah

Kesehatan

1.Sampah masih dibakar 2. Puskesmas masih dalam renovasi 3.Aksesibilitas posyandu masih kurang terjangkau

31


REKOMENDASI PENGEMBANGAN Sektor yang dapat dikembangkan lebih lanjut

Gula Aren, Bambu, Tanaman Herbal (Cigedong) Pupuk Kandang (Cigedong dan Palasari) Pengelolaan sampah (Cigedong dan Palasari)

Stakeholder yang dapat diandalkan

Pak Ato Pak Kades Pak Uso Pak Cevi

Dusun yang dapat dikembangkan

Cigedong dan Palasari

Gambaran Sarana Prasarana SARANA PENDIDIKAN TK : 2 SD : 5 SMP : 3 SMA : tidak ada Pesantren : 5

SARANA KESEHATAN Poliklinik : 1 Puskesmas pembantu : 1 Praktek bidan : 1 Posyandu : 6

SARANA TRANSPORTASI

terdapat angkutan umum dengan trayek tetap dan jam operasional setiap hari hanya pada siang hari

SARANA PERUMAHAN

1555 KK di Desa Cintaasih sudah memiliki rumah, mayoritas dalam bentuk batu permanen 32

33


gambaran aspek ekonomi

Mayoritas mata pencaharian masyarakat di Desa Cintaasih ialah petani, peternak, pedagang dan guru (PNS). Potensi pengembangan ekonomi nya didominasi oleh pertanian dan pengolahan hasil pangan. Selain itu terdapat potensi tambahan yakni pada sektor kerajinan.

Pertanian Padi

kerajinan bambu

produksi gula aren

tanaman herbal atraksi kincir angin (kolecer)

34

35


journey of love memupuk asa lewat rasa

Dian Anggraeni Rekayasa Infrastruktur Lingkungan 2017

Seputar Cerita Tentang Desa CintaAsih

Ini adalah cerita pertama saya di Palasari. Mengunjungi salah satu dusun yang ada di Cinta Asih, desa pemekaran dari Desa Cibenda yang saat ini masih dilakukan social mapping terkait program dari gebrak yaitu pengembangan wilayah desa. Sedikit informasi, bahwa gebrak adalah badan semi otonom yang dibentuk oleh KM ITB yang mengembangkan pelayanan di sektor pengembangan wilayah desa. Kami berangkat dari bandung pukul 14.30 WIB. Di tengah perjalanan kami banyak bercerita tentang banyak hal, terutama pengalaman Kak Nike yang pernah mengalami pencopetan hp di angkot dan saya yang pernah terkena hipnotis di Alun-Alun Bandung. Setelah itu pada saat akan memasuki Cinta Asih, kami berhenti cukup lama karena angkot yang kami tumpangi harus berhenti dikarenakan ada musibah truk yang terguling di tengah jalan. Namun itu bukan halangan yang cukup berarti. Namun yang cukup membuat kami sedikit kebingungan adalah, Gina yang waktu itu menjadi PJ untuk menghubungi rumah Pak Uso, sebagai tempat tujuan kami baru mengetahui bahwa Pak Uso tidak ada di rumah, dan kami di arahkan untuk menuju rumah Pak Lurah terlebih dahulu. Setibanya di rumah Pak Lurah, kami mendapati pula bahwa rumah Pak Lurah kosong, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu terlebih dahulu. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Bu Lurah datang dan mengajak kami untuk masuk kedalam rumah. Beliau sangat ramah dalam menyambut kami. Disana kami bercerita panjang lebar tentang masalah yang kami hadapi, yaitu tidak tau harus kemana dan cerita tentang masalalu bu lurah bersama pak lurah yang merupakan teman sma dan ternyata akhirnya mereka berjodoh. Merkipun awalnya banyak halangan yang memisahkan mereka, namun akhirnya tuhan tetap menyatukan mereka. Setelah bercerita tentang hal tersebut, akhirnya bu lurah berinisiatif untuk meminta bantuan kepada salah satu warga untuk membantu kami.

36

37


Lalu datanglah Pak Kosim sebagai penunjuk jalan kami untuk menuju salah satu rumah warga. Pak Kosim sempat bercerita kepada kami tentang permasalahan yang ada di desa tersebut, yaitu kondisi warga yang sebenarnya memiliki kreatifitas yang mampu dikembangkan namun tidak memiliki sistem menejemen yang baik untuk mengelola hal itu. Kami pun bergegas menuju rumah yang ingin kami tuju. Setelah sampai di rumah tersebut, ternyata kami mendapat kabar bahwa Pak Uso sudah ada di rumah. Akhirnya kami bergegas menuju rumah beliau.

tersebut, namun menurut bapak di RT yang memiliki 50 KK tersebut kendala yang dihadapi adalah permasalahan buang air besar yang masih sederhana. Warga disana masih menggunakan cubluk yang artinya masih melakukan praktik buang air besar sembarangan (BABS). Hal tersebut tentu tidak baik mengingat bahaya yang ditimbulkan karena kegiatan buang air besar sembarangan tidak dapat dianggap enteng, karena pasti akan mempengaruhi kesehatan warga. Hal tersebut merupakan hal yang sangat sering ditemui di sebagian besar wilayah di Indonesia yang tidak begitu mengerti arti tentang pengolahan limbah tinja.

Setibanya di rumah Pak Uso, kami disambut dengan hangat oleh Pak Uso dan Bu Roroh istrinya. Pada saat sebelum kami tiba disana, ada kejadian yang cukup melelahkan bagi kami, yaitu kami ditinggal oleh Pak Kosim yang seharusnya menjadi penunjuk jalan kami. Sebelumnya informasi yang kami dapat adalah kita harus menuju ke atas, tapi kami tidak tau atas yang dimaksud adalah atas yang mana. Akhirnya dengan rasa sok tau kami, kami memberanikan diri menuju atas bukit, namun ditengah perjalanan kami terhenti karena ragu dan kembali menuju ke bawah, padahal jalan yang kami lalui gelap, becek dan tidak ada lampu sama sekali, kebetulan waktu itu hujan turun namun hanya gerimis. Akhirnya kami diantar oleh salah seorang anak bernama Sumiati. Dia merupakan anak kelas 5 sekolah dasar di SD Palasari, namun keberanianya patut diacungi jempol, karena tanpa membawa senter ia mampu melajumendahului kami dan tidak takut akan hal-hal yang tidak di inginkam, love it. Namun akhirnya salah satu teman kami yang bernama Romi menemani Sumiati untuk menunjukkan arah rumah Pak Uso. Kenyataan yang kami dapat adalah, ternyata jalan yang kami lalui tadi adalah memang jalan yang mengarah ke rumah Pak Uso, disitu kami mendapat pelajaran bahwa janganpernah meragukan keyakinanmu. Dan sampailah kami di rumah Pak Uso. Disana kami disambut dengan hangat oleh beliau dan istrinya yang bernama Bu Roroh.

Di tengah perbincangan kami membicarakan kondisi yang ada di RT tersebut, tiba-tiba rumah Pak Uso mati lampu dikarenakan tidak kuat mengangkat arus yang ada, kejadian itu berlangsung hingga 2 kali. Ada yang menarik ketika mati lampu terjadi, distu saya melihat betapa sabar Bu Roroh menemani dan membantu Pak Uso untuk memperbaiki listrik yang turun. Disitu saya melihat bahwa cinta yang sesungguhnya dari dua orang manusia, dimana memang harusnya begitulah cinta, mampu dan mau menerima kekurangan dan kelebihan, kebaikan dan keburukan, bahkan di saat keterbatasan yang mungkin tidak bisa membuat mereka bahagia, namun cukup dengan rasa syukur yang mereka punya, mereka tetap bisa merasakan bahagia karena bersyukur dengan hal kecil yang mereka punya. Begitulah sebenar-benarnya cinta. Setelah Pak Uso selesai memperbaiki dan lampu kembali menyala, akhirnya kami metuskan untuk tidur, karena sudah terlalu malam. Sementara Kak Nike masih asik mengerjakan tugasnya.

Di rumah Pak Uso, kami mendapat wejangan bahwa beliau tidak memperbolehkan laki-laki dan perempuan tinggal serumah, karena itu tidak baik. Akhirnya kami di pecah di dua rumah, yang perempuan di rumah Pak Uso dan yang laki-laki di rumah Pak Uso juga namun yang di bawah, rumah tersebut tidak berpenghuni dan tidak memiliki lampu, namun Pak Uso memberi bekal senter sebagai penerangan. Malamnya kami banyak bercerita tentang kondisi yang ada di RT tersebut, karena yang saya tau hanya masalah sanitasi, saya dibantu teman saya Gina untuk mentranslatekan pertanyaan saya kepada Pak Uso mengenai sanitasi karena Pak Uso tidak fasih berbahasa Indonesia dan saya sendiri tidak fasih berbahasa sunda. Kami bertanya mulai dari kondisi air, kondisi sampah yang ada disitu, dan masalah system pembuangan akhir yang ada di sana. Untuk masalah air bersih, di RT tersebut tidak mengalami permasalahn terkait hal

38

Keesokan harinya, saya yang pertama kali bangun, dan langsung menuju dapur karena disana terlihat ibu dan bapak sedang memasak nasi. Saya yang tidak fasih berbahasa sunda hanya sedikit mengerti apa yang dikatakan oleh bapak dan ibu. Saya mendapat kosakata baru yaitu ‘sidieng’. Kata tersebut memiliki arti bahwa kita sedang menghangatkan bada di depan perapian. Warga di Desa Cinta Asih memang masih sangat sederhana, mereka masih menggunakan tungku kayu bakar. Mereka melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan. Menurut penuturan bapaknya, warga disana takut akan hal-hal yang terjadi ketika mereka menggunakan kompor gas. Merebaknya berita di tv yang mengabarkan bahwa banyak kasus meledaknya gas lpg membuat warga di Desa Cinta Asih kususnya di palasari merasa takut dan khawatir untuk menggunakan lpg dan kembali ke kayu bakar. Penggunaan kayu bakar tersebut juga merupakan cara untu mengurangi jumlah sampah plastic, karena sampah plasti bisa dijadikan bahan bakar tungku tersebut. Setelah itu Kak Nike menyusul saya ke dapur dan disusul Gina. Tak lama anak laki-laki datang mengunjungi kami. Kami pun memulai obrolan di dapur dan turut membantu ibu memasak dan menyiapkan makanan untuk sarapan. Disana banyak hal yang mengingatkan saya kembali akan sebuah rasa bahwa, cukup rasa syukur yang membuat kita bahagia, itu dan tidak lebih. Setelah selesai sarapan, kami bermaksud untuk mengikuti bapak. saat melihat air nira. Ia berpikir untuk membuat nata de coco dari nira tersebut. 39


Setelah sarapan, kami mengikuti bapak untuk naik ke atas bukit, melihat pemandangan dan kolecer yang ada disana. Menakjubkan sekali pemandangan dari atas bukit, gunung-gunung yang berjajar dihiasi awan. Saya berterimakasih kepada takdir yang membawa saya kesini, indah sekali rasanya. Disana kami berbicara tentang banyak hal bersama bapak. Banyak yang saya tidak mengerti dari obrolan itu, karena saya lagi-lagi tidak begitu mengerti Bahasa Sunda sepenuhnya. Di tengah-tengah perbincangan kami, tiba-tiba Suharja memberi tau kami akan sesuatu yang mungkin bisa dikembangkan di tempat itu, yaitu jamur. Pada saat itu Suharja melihat bahwa ada jamur yang tumbuh di sekitar kolecer, hal tersebut membuat Suharja dan Kak Cahya menyimpulkan bahwa di tempat tersebut dapat di tumbuhi oleh jamur. Kebetulan pula Pak Uso sebelum itu sangat mengharapkan adanya suatu budidaya yang dikembangkan disini agar warga sekitar bisa berkembang. Dan mungkin ini jalan yang diberi tuhan untuk kami mengembangkan budidaya jamur terutama bagi Suharja Dan Kak Cahya. Bapak juga bercerita bahwa disitu banyak serbuk gergaji yang mana serbuk tersebut adalah tempat yang sangat cocok untuk menanam bibit jamur. Sungguh, kadang kala tuhan memberi rezeki dari jalan yang tak diduga-duga, ide misalnya. Setelah itu kami pun melanjutkan cerita, namun lagi-lagi saya tidak begitu mengerti apa yang dibicarakan bapak dan teman-teman saya yang lain. Setelah itu kami turun untuk menuju rumah salah satu tetangga Pak Uso untuk melihat proses pembuatan gula aren. Namun ternyata saat kami sampai disana proses pembuataya telah selesai. Kami hanya berbincang dan bercanda dengan ibu dan bapak yang ada disana. Banyak kehangatan yang kami dapat disini dan juga informasi serta ide yang dapat dikembangkan disana. Waktu menujukkan pukul 10 yang artinya kami harus kembali ke kampus untuk kembali menjalani rutinitas seperti biasa keesokan harinya. Kami pun berpamitan dengan bapak dan ibu dan beberapa warga yang ada disana. Begitulah cerita saya hari ini. Saya juga menemukan sesuatu dari sini. Bahwa pengabdian adalah bentuk lain dari cinta.

40

terlambat Elistya Hestin Teknik Planologi 2015 Desa Cintaasih. Sesuai namanya, desa ini mengajarkanku tentang cinta dan kasih. Kepada siapa? Tentunya kepada yang Maha Memiliki semesta dan isinya, Allah SWT. Mungkin di Gebrak aku tergolong orang yang “terlambat�. Terlambat? Yap, terlambat menyadari bahwa ternyata masih ada cinta dan kasih di tempat yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Cukup lama tinggal di kota yang hampir tak pernah tidur ini telah membutakanku. Membutakanku akan kegiatan fana kemahasiswaan. Membutakanku atas makna dari kesederhanaan. Banyak kajian tentang desa yang aku ikuti, banyak diskusi-diskusi tentang desa yang aku jalani, pun juga di bangku kuliah desa sudah menjadi makanan sehari-hari. Tapi nyatanya aku jarang sekali pergi ke desa. Jauh, panas, capek, gak ada waktu, selalu menjadi alasan klise mahasiswa sepertiku. “Tak ada waktu�, aku suka tertawa sendiri memikirkan hal itu. Bukannya tak ada waktu, hanya saja aku yang malas menyempatkan waktuku. Kadang aku merasa bodoh atas diriku sendiri. Aku sadar, ternyata benar bahwa skenario Allah SWT merupakan cerita paling indah yang pernah aku temui. Menjadi bagian dari Gebrak merupakan salah satu keberuntunganku di tahun lalu, mengingat insiden penolakanku masuk Gebrak pada saat awal masuk kampus gajah ini. Bendahara Gebrak. Disitulah aku berada. Mengurus keuangan organisasi yang tidak kutahu asal usulnya membuatku sedikit kerepotan. Termasuk menaruh perhatian pada Desa Binaannya, yaitu Desa Cintaasih. Banyak anggaran kususun untuk program Research and Development di Desa Cintaasih, namun hanya itu yang kutahu, Desa Cintaasih dan uang. Waktu terus berjalan. Hingga hampir sampai pada akhir masa kepengurusank u aku memutuskan untuk mengunjungi desa itu. Masih tergambar jelas bagaimana pertama kali aku berangkat kesana. Bermodalkan motor, aku dan teman-teman Gebrak lainnya melesat menuju Desa Cintaasih. Waktu itu kami berangkat sore hari menjelang maghrib. Kami berangkat bersama dengan Ca-Gebrak Indonesia 2018 yang akan melaksanakan tugas besar disana. Pada saat keberangkatan terdapat beberapa kendala yang pada akhirnya menyebabkan kami sampai daerah Waduk Saguling pada malam hari. Tahu kan daerah waduk kalau malam seperti apa? Yap! Hanya lampu motor yang menjadi sumber penerangan kami. Rasa takut, cemas, panik, dan senang bercampur aduk dalam pikiranku. Semoga selalu diberi keselamatan dan kemudahan, hanya itu yang bisa aku doakan kepada-Nya. Alhamdulillah akhirnya kami sampai kantor desa dengan selamat. Esok harinya 41


Ca-Gebrak 2018 melaksanakan tugas besar, sedangkan aku masih sibuk berkenalan dengan desa. Sibuk mengagumi alam, sibuk melihat kehidupan masyarakat, pun sibuk bercanda dengan teman-teman Gebrak lainnya. Saat itu aku belum sempat mengetahui seluk beluk Desa Cintaasih. Kalau bisa dibilang sejak saat itu aku mulai jatuh cinta dan kepo dengan Desa Cintaasih. Akhirnya aku selalu berusaha meluangkan waktuku untuk berkunjung ke Desa Cintaasih Ya, aku ingin mencari cerita-cerita dan keluarga baru disana, karena bagiku tempat yang baru berarti keluarga yang baru pula. Pada kunjungan kedua, aku bertemu dengan beberapa orang yang bagiku sangat menginspirasi. Orang-orang yang mampu mengingatkanku tentang arti kehidupan melalui kisahnya, orang-orang yang mampu menngembalikan makna kesederhanaan ke dalam hidupku. Pak Ato, sosok pertama yang aku temui. Mendengar ceritanya berjuang bekerja di Korea pada masanya menyadarkanku akan perjuangan seorang ayah. Cerita tentang adik Pak Ato yang berasal dari desa hingga akhirnya saat ini menjadi dokterdi luar Jawa pun tak kalah hebatnya, mengingatkanku untuk terus berusaha agar mimpi-mimpiku bisa terwujud. Kemudian aku bertemu lagi dengan adik ipar Pak Ato. Beliau saat ini sedang berjualan tanaman herbal. Hmm, mungkin lebih tepatnya tanaman-tanaman yang kata orang bisa dijadikan obat herbal. Karena beliau menyediakan tanaman-tanaman yang di desa hanya dianggap rumput atau bahkan tanaman tak berguna, tapi nyatanya bagi orangorang kota tanaman itu dianggap mampu mengobati penyakit tertentu. Bisnis adik ipar Pak Ato ini berkembang sangat pesat, bahkan dalam seharinya beliau bisa menghasilkan 1 juta rupiah. Keren kan? Namun di sela-sela kesibukan berbisnisnya beliau masih menyempatkan diri untuk mengajar di SMK yang jaraknya cukup jauh dari Desa Cintaasih. Sudah berulang kali Pak Ato membujuk adik iparnya itu untuk berhenti mengajar dan fokus saja ke bisnis tanaman herbalnya tersebut. Namun beliau menolak. Alasannya hanya satu, beliau ingin mengabdikan diri pada sekolah yang sudah memberikan kesempatan padanya untuk ikut merasakan nikmat pendidikan. Lebih keren lagi kan?

Dibalik laki-laki sukses, terdapat wanita hebat di belakangnya. Aku selalu percaya pada kalimat itu dan hal itu pula yang aku temui di Desa Cintaasih. Disana aku mengenal Bu Ida, Bu Idah dan Bu Ratih. Melalui Bu Ida aku belajar mengenai kesederhanaan dan keikhlasan. Cerita beliau yang hanya digaji 15 ribu selama 3 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga menjadi pengingatku. Bahwa hidup adalah penerimaan dan keikhlasan, bagaimanapun badai menerpa kehidupan selalu percaya bahwa yang Maha Merencanakan pasti mempunyai alasan atas apa yang terjadi pada umatnya. Melalui Bu Idah aku belajar tentang rasa syukur. Rasa syukur bahwa aku terlahir di keluarga yang mengerti arti penting pernikahan. Cerita beliau tentang perjodohan pada saat kelas 6 SD sempat tak bisa aku terima. Bagaimana bisa? Namun Bu Idah dengan santainya tetap menceritakan pengalaman pernikahan pertamanya tersebut. Melalui Bu Idah juga aku percaya bahwa hati selalu menemukan tempat untuk berlabuh entah kapan pun saatnya. Menikah 5 kali bagi Bu Idah adalah jalan yang harus dilaluinya hingga sampai pada titik sekarang. Pada titik dimana Bu Idah merasa bahwa suaminya yang sekarang adalah belahan jiwanya. Terakhir, ada Bu Ratih. Melalui Bu Ratih aku belajar mengenai pengorbanan. Pengorbanan harus pindah mengikuti suami ke desa terpencil yang jauh dari rumah dan menjalani kehidupan yang berbeda dengan kesehariannya. Bagaimana bisa orang yang sehari-hari bekerja di pabrik, menggunakan alat-alat perusahaan, kemudian berpindah ke desa dan berangkat ke ladang untuk mengurus kebun? Bu Ratih bisa. Awalnya beliau juga merasa berat melakukan hal itu, namun ketaatan pada suami lah yang menguatkannya hingga sekarang. Pengorbanan atas dirinya dan kehidupan sebelumnya. Mengenal orang-orang ini menguatkan kembali tujuan hidupku. Mengingatkanku agar terus memperbaiki diri untuk orang-orang yang ada di sekitarku. Tapi yang terpenting melalui mereka aku belajar, bahwa hidup harus bermanfaat, bahwa hidup harus memiliki arti. Bukankah hidup hanya sekali? Mungkin cerita ini terlalu panjang dan menjemukan untuk kamu baca, tapi percayalah tulisan ini hanyalah secuil dari gundukan cerita yang bisa diberikan Cintaasih untukmu. Jika kamu berharap ada fun fact yang bisa aku berikan, maka aku meminta maaf karena aku belum bisa memberikannya pada cerita ini. Aku ingin kamu sendiri yang merasakannya. Bukankah akan lebih nikmat merasakan langsung daripada hanya melalui tulisan? Semoga melalui tulisan ini kamu tidak menjadi orang yang “terlambat� sepertiku.

42

43


BEALAJAR MEMAKNAI Grha Gandana P Teknik Perminyakan 2015

Minggu, 4 November 2018 merupakan acara perdana sekaligus pengenalan Desa Cinta Asih bagi kawan-kawan baru GEBRAK sebagai penutup rangkaian acara PPAB (Program Penerimaan Anggota Baru). Kami berangkat menuju desa pada hari Sabtu dengan menggunakan dua angkot dan gerombolan motor layakanya geng motor. Kendati sempat tertunda musabab air hujan yang turun cukup deras, kami yang berjumlah sekitar 35 orang kami tetap harus berangkat saat senja hampir terlahap malam. Perjalanan malam cukup membuat kami khawatir karena kami yang berjumlah 12 orang harus menaiki motor ditambah hampir lebih dari setengahnya baru pertama kali pelesiran ke desa. Perjalanan relatif lancar hingga kami akhirnya sampai di Rajamandala untuk mengisi kekosongan perut. Terlihat di seberang kami gapura besar berwarna putih bertuliskan PLTA Saguling menjadi gerbang menuju antah berantah karena pencahayaan disana sangat minim. Gelap itulah kata yang paling representatif untuk menggambarkan sepanjang perjalanan kami di Saguling, perjalanan semakin mengerikan lantaran selama perjalanan kami ditemani kabut , rintik hujan, lumpur, dan jalan berlubang yang tak karuan. Perkalutan tersebut akhirnya berhasil kami lewati hingga akhirnya sekitar pukul 09.00 kami tiba di desa meskipun penuh dengan lumpur yang mewarnai pakaian dan anggota tubuh kami. Sesampainya kami disibukkan untuk mempersiapkan makan malam, terutama para kawan-kawan putri. Malam itu adalah malam perdana mereka bisa berkumpul bersama dan mungkin bisa menjadi momen yang tak terlupakan juga. Suap demi suap diiringi gelak tawa sembari lesehan menjadi suasana syahdu di malam itu. Malam ditutup dengan perkenalan antarindividu dan permainan kartu yang menjadi candu.

44

Pagi buta kawan-kawan anggota baru sudah bersiap untuk melaksanakan proyek yaitu bermain di SD Palasari. Ya bermain, bermain menjadi wahana hiburan dan belajar baik bagi mereka maupun anak-anak SD yang mungkin jarang-jarang mendapat kunjungan seperti ini. Berbagai games menarik dan hadiah yang menggiurkan telah disiapkan dengan sebaik mungkin agar acara ini berkesan. Tak lupa yel-yel yang disuarakan anak-anak SD menjadi penghias pagi ini. Selagi para kawan-kawan berada di SD, saya, Rama, Elis, Ijal, dan Dinan memutuskan untuk mengolah ikan hasil pancingan yang diberikan Pak Kades tadi malam menjadi makanan siap saji untuk kawan-kawan setelah selesai melakukan kegiatannya di SD Palasari. Ini merupakan pengalaman kedua saya yang dibantu Elis untuk mengolah ikan mulai dari mengiris sisik, mengeluarakan kotoran dan isi perut ikan, sampai menggorengnya. Sementara Rama sibuk menggoreng tahu bertepung, saya dan Elis sibuk berjibaku dengan amisnya ikan mas. Setelah pergelutan untuk membersihkan selesai akhirnya ikan-ikan ini siap digoreng, Tetapi ada satu hal yan mengganjal karena kami tidak ada bahan untuk membumbuinya. Tak ada pilihan lain ikan-ikan ini terpaksa kami bumbui dengan bumbu racik ayam goreng yang dibeli Dinan. Alhasil jadilah hibridisasi ikan mas rasa ayam goreng. Waktu makan siang telah tiba disusul kepulangan kawan-kawan lain dari SD Palasari, daun pisang yang telah ditaburi nasi, ikan, tahu, dan sayur baso yang baru saja dibuat menjadi menu siang hari ini. Kelelahan tentu menghinggapi sekujur tubuh kawankawan yang baru pulang ini tetapi tentunya mereka pulang dengan rasa bahagia karena bisa bermain dengan anak-anak SD. Hal-hal yang jarang dilakukan ini, seperti ke desa untuk melihat realita ada kalanya memang perlu dilakukan untuk mengakselerasi kemampuan kita dalam mencerna makna hidup sesungguhnya yang kadang kala kita abaikan.

45


TIM REDAKSI TIM REDAKSI TIM REDAKSI 46

47


48


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.