Apa Kabar Cintaasih di Kala Pandemi?
2
Gebrak Punya Cerita - Edisi Agustus
Apa kabar teman-teman? Tidak
Desa Cintaasih merupakan desa yang
terasa
berlokasi di Kecamatan Cipongkor,
pandemi
COVID-19
telah
membuat kita harus #stayathome
Kecamatan Bandung Barat, berjarak 155
selama lima bulan. Selama lima bu-
km dari Kota Bandung. Wilayahnya se-
lan belakangan, mungkin banyak
cara umum merupakan dataran tinggi
dari kita yang melewatkan berbagai
atau pegunungan. Desa ini memiliki
cerita menarik yang terjadi di luar
banyak sumber daya alam serta lahan
sana, salah satunya adalah cerita
yang dimanfaatkan secara produktif.
yang terjadi di Desa Cintaasih. Teta-
Mayoritas lahan digunakan untuk ke-
pi, beberapa orang di antara kita
giatan pertanian di mana padi menjadi
mungkin lupa atau belum terlalu
komoditas pertanian yang utama, di
mengenal Desa Cintaasih. Kita mu-
samping untuk memenuhi kebutuhan
lai dari perkenalan dulu, yuk!
pangan penduduk Cintaasih sendiri.
Mayoritas lahan digunakan untuk kegiatan pertanian Tanaman yang biasa
dibudidayakan di desa ini
adalah singkong, aren, serta
sayur-mayur seperti kacang panjang, tomat, dan cabai. Sarana pendidikan yang
tersedia memang kurang memadai.
Selain padi, tanaman yang biasa dibudidayakan di desa ini adalah singkong, aren, serta sayur-mayur seperti kacang panjang, tomat, dan cabai. Selain perekonomian, aspek pendidikan juga menarik untuk diulik. Di desa ini, sarana pendidikan yang tersedia memang kurang memadai. Kurangnya sarana tersebut membuat mayoritas penduduk Desa Cintaasih usia 18-56 tahun tidak pernah mengenyam pendidikan atau hanya tamat SD/sederajat.
Mayoritas penduduk Desa Cintaasih usia 18-56 tahun tidak pernah mengenyam pendidikan atau hanya tamat SD/sederajat.
DAMPAK PANDEMI COVID19 Sayangnya, kondisi pendidikan di Desa Cintaasih
Tak jauh berbeda dengan Desa Cintaasih, di
sekarang juga terdampak pandemi COVID-19.. War-
berbagai belahan dunia banyak kegiatan yang
ga harus menyesuaikan diri dengan kondisi yang
harus dilakukan dari rumah di masa pandemi
lain dari biasanya, termasuk rutinitas pendidikan.
ini. Belajar, bekerja, berkumpul, hingga berbel-
Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilak-
anja kerap dilakukan dari rumah. Rutinitas baru
sanakan di sekolah, kini tidak lagi dilaksanakan di se-
ini sedikit-banyak tentu menghambat kegiatan
kolah. Sekolah pun tidak dapat dilaksanakan secara
berbagai instansi, rumah tangga, hingga or-
daring karena keterbatasan jaringan internet dan
ganisasi. Namun, adanya perubahan ini bukan
perangkat yang dibutuhkan seperti ponsel, laptop,
berarti menyebabkan sebuah organisasi tidak
dan kuota internet yang mampu menunjang kegia-
dapat beraktivitas sama sekali.
tan belajar secara daring. Anak-anak yang duduk di bangku SD tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar secara maksimal. Akibat keterbatasan yang ada, mereka hanya belajar seminggu sekali. Itu pun hanya sekadar pemberian tugas. Orang tua harus datang ke sekolah untuk mengambil Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS tersebut berisi soal-soal yang harus dikerjakan, dikumpulkan seminggu kemudian, dan nantinya sekolah akan memberi LKS baru. Begitu seterusnya.
4
Gebrak Punya Cerita - Edisi Agustus
Sekolah pun tidak dapat dilaksanakan secara daring karena keterbatasan
jaringan internet dan perangkat yang dibutuhkan.
Rutinitas baru ini sedikit-banyak tentu menghambat kegiatan berbagai instansi, rumah tangga, hingga organisasi.
Gebrak Indonesia pun masih dapat melakukan aktivitas meski di tengah pandemi, salah satunya adalah persiapan program Penerimaan Anggota Baru. Pada 25 Juli, Gebrak Indonesia memilih Muhammad Hanif A. Nasution sebagai Ketua Pelaksana melalui musyawarah yang dihadiri oleh massa Gebrak Indonesia. Selain pemilihan Ketua Pelaksana Penerimaan Anggota Baru, Gebrak Indonesia melakukan kegiatan di desa secara langsung. Satu satu bentuk adaptasi yang dilakukan adalah melakukan kunjungan jarak jauh, secara daring, dengan masyarakat Desa Cintaasih. Selain untuk menjaga tali silaturahmi, kunjungan ini sekaligus untuk memperoleh informasi ter-update mengenai kondisi desa. Tak hanya kunjungan daring, Gebrak Indonesia pun berkunjung langsung ke Desa Cintaasih. Kunjungan pertama dilakukan pada 27 Juli bersama Rumah Amal Salman untuk melakukan survei mengenai kebutuhan kegiatan kurban Hari Raya Idul Adha 1441 H. Kunjungan dilaksanakan kembali pada hari raya kurban yang jatuh pada tanggal 31 Juli. Keseruan kunjungan tersebut begitu terasa karena selain dapat menikmati indahnya pemandangan desa, bersua kembali dengan warga, massa Gebrak Indonesia juga terjun langsung untuk membantu penyembelihan hewan kurban berupa kambing-kambing. Keseruan masih berlanjut hingga malam hari ketika massa Gebrak Indonesia berkumpul bersama warga untuk membuat sate dan menyantapnya bersama-sama. Tak berhenti sampai situ, pada 4 Agustus Gebrak Indonesia pun kembali berkunjung ke Desa Cintaasih bersama dengan HMF untuk melakukan survei lapangan.
Gebrak Punya Cerita - Edisi Agustus
5
Semua ini menunjukkan bahwa meskipun raga kita dibatasi di rumah, semangat
mengabdi dan berkarya kita tetap bisa menjangkau seluruh masyarakat.
Nah, bagaimana teman-teman? Aku rasa perkenalan kita dicukupkan sampai di sini. Sekian untuk Gebrak Punya Cerita edisi bulan ini, sampai jumpa di cerita selanjutnya!
Gebrak Punya Cerita Edisi Agustus 2020 - Bidang Media Gebrak 2.3 -
6
Gebrak Punya Cerita - Edisi Agustus