RisetdanKajian
1. Pengertianriset
Risetberasaldarikataresearch,risetadalahkataserapandari bahasa Inggris yang berarti penelitian Dalam hal ini, pelaksanaan riset dilakukan secara metodikal dengan menggunakan kaidah ilmiah untuk mendapatkan temuan atau penyelesaian dari suatu masalah.
Riset menurut KBBI, dapat diartikan sebagai penyelidikan (penelitian)suatumasalahsecarabersistem,kritis,danilmiahuntuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan fakta yangbaru,ataumelakukanpenafsiranyanglebihbaik.
Kata “Research” dari kata “Re Search” yang artinya mencari lagi, lagi, danlagi.Laluapayangdicari?Padadasarnyayangdicari oleh setiap peneliti melalui kegiatan penelitian atau research-nya adalah pemahaman terhadap kenyataan/kebenaran/fenomena (reality)
Kata “Research” dalam Kamus Bahasa English Oxford diterjemahkan sebagai“the systematic investigation into and study of materials and sources in order to establish facts and reach new conclusions.”
Daridefinisidiatasterdapat2katakuncisamadalamdefinisi riset atau penelitian (research) yakni aktivitas sistematis untuk menggali/mengungkap fakta/pengetahuan baru. Aktivitas sistematis artinya aktivitas aktivitas yang dilakukan di dalam penelitian bukanlah aktivitas tidak beraturan, tidak berpola, atau semau peneliti sendiri, namun aktivitas-aktivitas penelitian dirancang, direncanakan,dandilaksanakandenganurutantertentu atau mengikuti prosedur teknis yang sudah disepakati secara umum.
5
-PaulD.Leedy&JeanneEllisOrmrod
2. Tujuanriset
Penelitian atau riset adalah suatu kegiatan yang fokus pada penemuan bersifat rasional. Maka dari itu, pelaksanaannya harus memenuhi kriteria ilmiah. Sebuah riset memiliki rangkaianprosedur tertentu agar analisa atau hasil kajiannya terverifikasi secara saintifik. Tidak semua aktivitas analisa bisa disebut riset. Pasalnya, pelaksanaan penelitian ilmiah harus dilakukan sesuai dengan kaidahdanproseduryangspesifik.
A more academic approach to the question of ‘what is research’resultsinamorecomplexanswer(Adams,et.al2007).
Padadasarnya,penelitiandilakukandengantujuan:
● Untukmeningkatkanpengetahuankitatentangapayangsudah kitaketahui;
● Untuk memperluas pengetahuan kita tentang aspek-aspek duniayangkitatahusangatsedikitatautidaktahusamasekali, dan
● Untuk memungkinkan kita lebihmemahamidunia tempatkita tinggal.
3. Miskonsepsiriset
Terdapatbeberapapoinmiskonsepsimengenairiset,yaitu:
1. Riset tidak terbatashanyamengumpulkaninformasi.Jikahanya terbataspadapengumpulaninformasi,halinidisebutpencarian informasi(informationdiscovery)
“Research is a systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information data in order to increase our understandingofaphenomenonaboutwhichweareinterestedor concerned.”
6
2. Riset tidak terbatas hanya mengumpulkan secara acak informasi informasiyangsulitdidapatkan
3. Riset tidak terbatas hanya memindahkan fakta dari lokasi yang satu ke lokasi yang lain dengan menghilangkan inti dari suatu riset yakni interpretasi data.. Hal ini berarti interpretasi data dalam sebuah riset sangat penting karena jika hanya mengumpulkan data, informasi, dan sumber tanpa adanya interpretasidatamerupakansebuahtulisanbukanriset.
4.Cakupanriset
a.
Berdasarkanaplikasi
Menurut pengaplikasiannya, riset dibagi menjadi dua yaitu riset murni dan terapan. Kegiatan penelitian atau riset murni yang didasarkan pada pengembangan teori melalui kajian mendalam terhadap suatu isu atau fenomena Sedangkanriset terapan berpusat pada penggalian informasi dan penggunaannyauntukmemecahkanmasalah.
b. Berdasarkanobjektif
Salah satu cakupan dalam pelaksanaan riset adalah didasarkan oleh objektif atau tujuannya Terdapat empat macam penelitian berdasarkan objektifnya yaitu penelitian deskriptif, eksploratori, eksplanatori, dan korelasional. Setiap jenisnyamemilikikarakteristikyangberbedayaitu:
● Riset deskriptif fokus pada penjelasan tentang suatu isu atau masalah dalam kehidupan bermasyarakat dan memiliki pendekatanterstruktur
● Riset eksploratori bertujuan menggali wawasan dari pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk memecahkanmasalah
7
● Riset eksplanatori menggunakan hipotesis untukmenjelaskan hubunganduaaspekdalamsuatufenomena
● Riset korelasional digunakan untuk menemukan asosiasi antaraduaaspekpadasuatupermasalahan
c. Berdasarkaninformasi
Menurut informasi yang dicari, riset terbagi menjadi dua yaitu kualitatif dan kuantitatif Pembagiannya diatur menurut kriteria tertentu yaitu dari variabel, maksud, dan metode penelitian Adapun contoh riset kualitatif adalah penelitian tentang isu sosial dalam suatu karya sastra. Sedangkan contoh riset kuantitatif yaitu perbandingan pengguna smartphone selama satudekadeterakhir.
5. Metoderiset
a Kualitatif
Metode kualitatif dalam riset biasanya digunakan apabila data yang dikumpulkan tidak berbentuk angka. Biasanya kajian dilakukan dari jawaban atas pertanyaan terbuka. Dengan metode ini, peneliti bisa melihat cara responden berpikir dan mengapamerekamenjawabdemikian
Penggunaan metode kualitatif tidak hanya dilakukan dalam pengumpulan data berdasarkan kuesioner. Penelitian berdasarkan studi etnografi, analisis teks, dan studi kasus umumnyajugamenggunakanprosedurini.
b. Kuantitatif
Berbedadenganmetodekualitatif,sistempenelitiankuantitatif digunakan untuk pengkajian data berbentuk angka dan dapat diukur.Caranyaadalahdenganmenelitiataumenganalisisdata yang didapat. Dari hasil kajian tersebut, peneliti akan dapat menjelaskan,memprediksi,ataumengontrolsuatufenomena.
8
6.
KarakteristikRiset
Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset:
1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan pertanyaan kita sedang berusaha untuk stimulasi dimulainyaprosespenelitian.
2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas: pernyataan tujuan ini menjawab pertanyaan: "Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?" Tujuan adalah pernyataan permasalahanyangakandipecahkandalamriset
3. Riset membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian, rencana kegiatan perlu disusun untuk menetapkan bagaimana mencapai tujuan tersebut.Beberapahalyangperlu diputuskancontohnya:dimanamendapatkandata?Bagaimana mengumpulkan data tersebut? Apakah data yang ada berelasi denganpermasalahanyangditetapkandalamriset?
4 Risetbiasanyamembagimasalahprinsipmenjadibeberapasub masalah: untuk mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah prinsip dibagi menjadi beberapa sub masalah.
5. Risetdilakukanberdasarkanmasalah,pertanyaanatauhipotesis riset yang spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan jawaban sementara tentang permasalahan riset berdasarkan penyelidikan awal. Hipotesis mengarahkan kita ke sumber sumber informasi yang membantu kita untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan riset yang sudah ditetapkan Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau tidakdidukungolehdata
6. Riset mengakui asumsi asumsi: Dalam riset,asumsimerupakan hal penting untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang
9
ditetapkansehinggajangkauanrisetjelasbatasnya.Asumsijuga bisamerupakanbatasansistemdimanakitamelakukanriset
7. Riset membutuhkan data dan interpretasi data untuk menyelesaikan masalah yang mendasari adanya riset: Pentingnyadatabergantungpadabagaimanapenelitimemberi arti dan menarik inti sari dari data data yang Research 3 tersedia
8. Risetbersifatsiklus
7. Tahap-tahapdalammelakukansuaturiset
Menurut Paul Leedy dalam bukunya berjudul “Practical Research” , siklus dalam melakukan suatu riset terdapat 7 tahapan, yaitu:
1. Peneliti atau orang yang melakukan riset memulai dengan sebuah masalah yang belum terjawab. Ketika melihat sekitar, dapat memicu munculnya suatu pertanyaan-pertanyaan dan spekulasi yang memunculkan rasa keingintahuan sehingga suatu penelitian/riset dapat terjadi Beberapa pertanyaan yang dapatmemicusuatupenelitianseperti:
1) Mengapafenomenatersebutbisaterjadi?
2) Apamaknadarihalitu?
2. Peneliti menyatakan tujuan penelitian dengan jelas dan spesifik Suatu pernyataan yang jelas dan tidak ambigu diperlukan dalam suatu penelitian untuk menentukan tujuan akhir dari penelitian/riset tersebut yang dituangkan dalam kalimat yang jelas dan spesifik. Tujuan ini dapat mengarahkan penelitiagartetappadajalanyangsesuai.
3 Peneliti dapat membagi masalah utama menjadi masalah-masalah yang lebih kecil sehingga lebih mudah dianalisis Dengan dapat memecah masalah penelitian utama
10
menjadi beberapa sub masalah, masalah utama dapat lebih mungkinterpecahkan
4. Peneliti mengidentifikasihipotesisdanasumsiyangmendasari suatu penelitian. Setelah mengerti masalah dan sub masalah yang dibahas, peneliti cenderung membentuk hipotesis terkait masalah yang dibahas. Hipotesis yakni anggapan yang logis, tebakan yang masuk akal yang dapat dijadikan fenomena tentatif untuk fenomena yang sedang diselidiki. Hipotesis ini dapat mengarahkan ke strategi untuk memperoleh info yang dapatmembantumenyelesaikanmasalah.
5. Peneliti mengembangkan rencana spesifik untuk menangani masalah dan sub masalahnya Melakukan rencana penelitian secara keseluruhan dan metode penelitian dengan terarah sehingga dapat memperoleh data yang relevan dengan masalahdansubmasalahyangsedangditeliti.
6. Peneliti mengumpulkan, mengoordinasikan, danmenganalisis data yang berkaitan dengan masalah dan sub masalahnya. Langkah selanjutnya yakni mengumpulkan data apapun yang relevan dengan masalah dan submasalah yang diangkat Dalam penelitian kuantitatif dapat mencoba mengukur beberapa variabel dengan numerik,sedangkanuntukpenelitian kualitatif melibatkan kepada karakteristik yang biasanya melibatkan situasi dan kondisi manusia (perilaku, nilai nilai kelompokataubudaya)ataubahkankondisipadahewan
7. Peneliti dapat menjelaskan makna pada data dan menghubungkannya dengan masalah dan sub masalahnya. Data data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis kemudian penting untuk menginterpretasikan arti atau makna dari data tersebut karena dalam penelitian, data tanpa diinterpretasikan tidakadaartinya.
11
Hal penting yang harus diingat dari langkah langkah di atas yakni prosesnya berulang-ulang, artinya bisa saja bergerak bolak balik antara langkah yang satu dengan langkah yang lain saat mengkaji data data atau suatu informasi. Misalkan saat peneliti sedang mengembangkan suatu rencana terkait penelitiannya (langkah 5) ia baru menyadari bahwa solusi yang didapat perlu mengatasi dulu submasalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi (langkah 3). Dengan demikian, langkah langkah saat mengkajibisasajabergerakbolak balik.
Gambar11Tahapanmelakukanriset (Sumber:PracticalResearch:PlanningandDesignResearch,2005)
12
Gambar1.2ProsesRiset (Sumber:HowtoResearchFourthEdition,2006)
8. Pengertiankajiansertahubungannyadenganriset
Pengertian mengkaji menurut KBBI memeriksa; menyelidiki; memikirkan (mempertimbangkan dan sebagainya); menguji; menelaah: ~ baik buruk suatu perkara. Menurut patra.itb.ac.id., mengkaji adalah memikirkan sesuatu lebih lanjut yang diharapkan dapat menciptakan suatu kesimpulan yang selanjutnya mengarah untukmelakukansuatuperbuatan.
Sesuai dengan tahap tahap riset serta pengertian riset dan kajian yang dijelaskan pada poin poin di atas, kajian merupakan bagian dari riset Dalam proses-proses melakukan riset diperlukan kegiatan mengkaji yang mana nantinyaakanmenghasilkanoutput berupa kajian agar menambah pemahaman seseorang mengenai suatuhaldanmendapatkansolusidarisuatupermasalahan.
Namun, tidak dapat dipungkiri, dapat dikatakan pula bahwa riset merupakan bagian dari kajian Saat seseorang melakukan sebuah riset, tentunya diperlukan kajian dokumen dokumen
13
pendukung riset tersebut, misalnya jurnal atau hasil riset sebelumnya
Singkatnya saat melakukan riset, maka harus ada kajiannya. Kemudian saat ingin melakukan kajian diperlukan pula riset di dalamnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riset dan kajiansalingberhubungandantidakdapatdipisahkan.
9. KajiandanLogika
Logika adalah salah satu cabang filsafat yang mengkaji prinsip, aturan, dan metode berpikir yang benar (Alexander Aphrodisias, Permulaan Abad ke 3 M). Terdapat beberapa jenis logika, yaitu logika deduktif dan induktif serta logika formal dan material.
Logika deduktif terwujud dalam bentuk silogisme. Ciri ciri logika deduktif yang pertama adalah analitis, yaitu kesimpulan hanya ditarik dengan menganalisis proposisi proposisi yangsudah ada.Kedua,tautologis,yaitukesimpulanyangditariksesungguhnya secara implisit sudah terkandung dari premis premisnya. Ketiga, a priori, yaitu kesimpulan ditarik tanpa bersandar pada observasi empiris/pengalamanindera.
Contoh:
Semuamanusiaadalahmakhlukberakalbudi.
Xadalahmanusia.
Xadalahmakhlukberakalbudi
Logika induktif memiliki beberapa ciri ciri, pertama, sintetis, yaitukesimpulanditarikdenganmenggabungkankasus kasusyang dinilai mempunyai persamaan. Kedua, general, yaitu kesimpulan yang dihasilkan selalu meliputi kasus yang lebih banyak atau lebih umumsifatnyadaripadajumlahkasusyangterhimpunsebagaititik tolak penalaran. Ketiga, a posteriori, yaitu kesimpulan didasarkan padakasus kasusyangteramatisecarapengalamanindera
14
Perbedaan logika deduktif dan induktif dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel11Perbedaanlogikadeduktifdaninduktif Deduktif Induktif Analitis Sintesis Tautologis General Apriori Aposterio KepastianMutlak Probabilitas (Sumber:MateriSekolahGebrak#1DindaAlshauma,2022) Logika Formal berkaitan dengan proses, antara sahih (valid) atau tidak, sedangkan logika material berkaitan dengan konten, antara benar (true) atau tidakberdasarkankesesuaiannyadengan kenyataan.Untuklebihjelasnyadapatdilihatpadatabelberikut. Tabel12Perbedaanlogikaformaldanlogikamaterial LogikaFormal Argumentasi LogikaMaterial Sahih 1. Semuaikanmempunyai insang 2 Semuasalmonadalahikan Jadi,semuasalmon mempunyaiinsang Benar 15
Contoh: X1mempunyaikarakteristikP X2mempunyaikarakteristikP X3mempunyaikarakteristikP XnmempunyaikarakteristikP Jadi,XmempunyaikarakteristikP
Tidaksahih 1. Semuaikanmempunyai insang
2. Semuasalmonmempunyai insang Jadi,semuasalmonadalahikan
Sahih 1 Semuaamfibimempunyai tanduk
2. Semuaikanadalahamfibi Jadi,semuaikanmempunyai tanduk
Tidaksahih 1. Semuaamfibimempunyai tanduk 2 Semuaikanmempunyai tanduk
Jadi,semuaikanadalahkatak
Benar
Tidakbenar
Tidakbenar
(Sumber:MateriSekolahGebrak#1DindaAlshauma,2022)
10. Konsep,Term,danKata
Konsep adalah unsur pembangun pikiran, sifatnya abstrak, dibentuk dari hal yang dihindari dan dipersiapkan oleh kita. Term merupakan simbol linguistik untuk mengungkapkan konsep Kata adalah satuan kecildarisimboltersebut.Ketigakomponentersebut harus dipahami dengan benar agar kita dapat berbicara ‘bahasa yangsama’ketikamelakukankajian.
11.Bentuk-bentukkajiandanhal-halyangbisadikaji
berupa
1) Deskriptif 2) Argumentatif 3) Komparatif 16
Bentuk bentuk kajian dapat
seminar, diskusi, bincang bincangdenganmemperhatikansifat sifatkajian:
Hal hal yang bisa dikaji yakni objek objek apapun, bisa berbentuk hal hal yang strategis maupun menyangkut publik ataupun organisasi. Unsur unsur penting yang perlu diperhatikan dalammengkajiantaralain: 1) Masalah
Dalammelakukansuatukajian,terdapatbeberapahalpentingyang perludilakukan,diantaranyaadalahsebagaiberikut.
Sesuai denganUndang UndangNomor12Tahun2012tentang Pendidikan Tinggi Pasal 45 dan 46 bahwa penelitian di perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraanmasyarakatdandaya saing bangsa. Penelitian di perguruan tinggi diharapkan memiliki manfaatsebagaiberikut
1. Pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembelajaran;
2) Data 3) Teori/dasar 4) Prosesberpikir 5) Analisis 12.Hal-hal pentingdalammelakukankajian
1.Mengangkatsuatuisu/masalah 2.Melakukansuatupembahasanterkaitisuterkait 3.Dapatmenghadirkannarasumber 4.Menyediakantulisanpemantik 5 Menariksuatukesimpulanterkaitisuyangdibahas 13. Riset dan kajian jika dikontekskan ke dalam kemasyarakatan
17
2. Peningkatan mutu perguruan tinggi dan kemajuan peradaban bangsa;
3. Peningkatankemandirian,kemajuan,dandayasaingbangsa;
4. Pemenuhankebutuhanstrategispembangunannasional;dan
5. PerubahanmasyarakatIndonesiamenjadimasyarakatberbasis pengetahuan
Uraian di atas menunjukkan bahwa salah satuaspekpenting dalam kebermanfaatan penelitian dalam masyarakat yakni diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat salah satunyauntuk perubahan masyarakat sehingga masyarakat menjadimasyarakat yangberbasispengetahuan
18
SocialMapping
1. PengertianSocialMapping
Pemetaan sosial (social mapping) didefinisikan sebagai proses penggambaran masyarakat dan identifikasi karakteristik masyarakat yangsistematikuntuk menemukenalitentangkondisi sosial, ekonomi, dan budaya yangmelibatkan pengumpulandata dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya profil dan masalah sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Pengumpulan data dapat berupa pengumpulan primer (langsung) maupun sekunder. Pengumpulan primer yakni terjun langsung ke lapangan seperti wawancara ke masyarakat, sedangkan sekunder yakni pengambilan data statistik melalui internet. Merujuk pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993), pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau “pembuatan profilsuatumasyarakat.”Sosial mappingpentingagar apa yang kita tahu sasaran kita seperti apa dan apakah sasaran kita tersebut bisa menerima apa yang ingin kita lakukan serta penting untuk kedepannya program yang dijalankan menjadi sustain(berkelanjutan).
Pemetaan sosial dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan dalam Pengembangan Masyarakat yang oleh Twelvetrees (1991:1) didefinisikan sebagai “The process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions. ” Sebagai sebuah pendekatan, pemetaan sosial sangatdipengaruhiolehilmupenelitiansosialdangeography.Salah satubentukatauhasilakhirpemetaansosialbiasanyaberupasuatu peta wilayah yang sudah diformat sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu image mengenai pemusatan karakteristik masyarakat atau masalah sosial, misalnya jumlah orang miskin,
19
rumahkumuh,anakterlantar,yangditandaidenganwarnatertentu sesuaidengantingkatanpemusatannya
Prinsip utama bagi para praktisi pekerjaan sosial dalam melakukan pemetaan sosial adalah bahwa ia dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam suatu wilayah tertentu secara spesifik yang dapat digunakan sebagai bahan membuatsuatukeputusanterbaikdalamprosespertolongannya
2. PentingnyaMelakukanSocialMapping
Mengacu pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993:68) ada tiga alasan utama mengapa para praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan sistematik dalam melakukan pemetaansosial:
a. Pandangan mengenai “manusia dalam lingkungannya” (the person in environment) merupakan faktor penting dalam praktek pekerjaan sosial, khususnya dalam praktek tingkat makro atau praktek pengembanganmasyarakat.Masyarakat dimana seseorang tinggal sangat penting dalam menggambarkan siapa gerangan dia, masalah apa yang dihadapinya, serta sumber sumber apa yang tersedia untuk menangani masalah tersebut. Pengembangan masyarakat tidak akan berjalan baik tanpa pemahaman mengenai pengaruh pengaruhmasyarakattersebut.
b Pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan suatu masyarakat serta analisis mengenai status masyarakat saat ini. Tanpa pengetahuan ini, para praktisi akan mengalami hambatan dalam menerapkan nilai nilai, sikap sikap dan tradisi tradisi pekerjaansosialmaupundalammemeliharakemapanandan mengupayakanperubahan.
c Masyarakat secara konstan berubah Individu individu dan kelompok kelompok bergerak kedalam perubahan
20
kekuasaan, struktur ekonomi, sumber pendanaan dan perananpenduduk Pemetaansosialdapatmembantudalam memahami dan menginterpretasikan perubahan perubahan tersebut.
3. TujuanPemetaanSosial
1) Langkahawaluntukmengetahuiprofilwilayahcalonsasaran programsecarageografis
2) Mengetahuikondisiataukarakteristikmasyarakatcalonsasaran program
3) Sebagaidasardalampenyusunanmatriksperencanaan kegiatanprogramsesuaidenganpotensipermasalahanpada wilayahcalonsasaranprogram
4.MetodedanteknikSocialMapping
Beberapa metode dan teknik pemetaan sosial yaitu survey formal, pemantauan cepat (rapid appraisal), dan metode partisipatoris(participatorymethod)(LCC,1977;Suharto,1997;World Bank, 2002) Dalam wacana penelitiansosial,metodesurveyformal termasuk dalam pendekatan penelitian makro kuantitatif, sedangkan metode pemantauancepatdanpartisipatoristermasuk dalampenelitianmikro kualitatif(Suharto,1997).
SurveyFormal
Survey formal dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi standar dari sampel orang atau rumah tangga yang diseleksi secara hati hati. Survey biasanya mengumpulkan informasiyangdapatdibandingkanmengenaisejumlahorangyang relatifbanyakpadakelompoksasarantertentu Beberapametodesurveyformalantara lain:
21
1. Survey RumahtanggaBeragam Topik(Multi TopicHousehold Survey) MetodeiniseringdisebutsebagaiSurveyPengukuran Standar Hidup atau Living Standards Measurement Survey (LSMS). Survey ini merupakan suatu cara pengumpulan data mengenai berbagai aspek standar hidup secara terintegrasi, seperti pengeluaran, komposisi rumah tangga, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, fertilitas, gizi, tabungan, kegiatan pertaniandansumber sumberpendapatanlainnya.
2. KuesionerIndikatorKesejahteraanInti(CoreWelfareIndicators Questionnaire atau CWIQ). Metode ini merupakan sebuah survei rumah tangga yang meneliti perubahan perubahan indikator sosial, seperti akses, penggunaan, dan kepuasan terhadap pelayanan sosial dan ekonomi. Metode ini merupakan alat yang cepat dan efektif untuk mengetahui rancangankegiatanpelayananbagiorang orangmiskin.Jika alat ini diulang setiap tahun, maka iadapatdigunakanuntuk memonitor keberhasilan suatu kegiatan. Sebuah hasil awal darisurveyiniumumnyadapatdiperolehdalamwaktu30hari.
3 Survey Kepuasan Klien (Client Satisfaction Survey) Survey ini digunakan untuk meneliti efektifitas atau keberhasilan pelayanan pemerintah berdasarkan pengalaman atau aspirasi klien (penerima pelayanan). Metode yang sering disebut sebagai service delivery survey ini mencakup penelitian mengenai hambatan-hambatan yang dihadapi penerima pelayanan dalam memperoleh pelayanan publik, pandangan mereka mengenai kualitas pelayanan, serta kepekaanpetugas petugaspemerintah.
4. Kartu Laporan Penduduk (Citizen Report Cards). Teknik ini sering digunakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mirip dengan Survey Kepuasan Klien, penelitian difokuskan pada tingkat korupsi yang ditemukan oleh penduduk biasa
22
Penemuan ini kemudian dipublikasikan secara luas dan dipetakansesuaidengantingkatdanwilayahgeografis
5. Laporan Statistik. Pekerja sosial dapat pula melakukan pemetaan sosial berdasarkan laporan statistik yang sudah ada. Laporan statistik mengenai permasalahan sosial seperti jumlah orang miskin, desa tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, dll biasanya dilakukan dan dipublikasikan oleh Badan PusatStatistik(BPS)berdasarkandatasensus.
PemantauanCepat(RapidAppraisalMethods)
Metode Rapid Appraisal yaitu melakukan penilaian desa secara cepat dalam praktiknya, biasanya dilakukan oleh “orang luar” seperti kita (seorang mahasiswa)yanginginmencobamasuk ketatanansosialdisuatuwilayahuntukmelakukanpenilaian Selain itu, melibatkan sedikit masyarakat atau bahkan tidak melibatkan masyarakat.
Metode ini merupakan cara yang cepat dan murah untuk mengumpulkan informasimengenaipandangandanmasukandari populasi sasaran dan stakeholders lainnya mengenai kondisi geografisdansosial ekonomi.
MetodePemantauanCepatmeliputi:
1. Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini terdiri serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai topik atau keadaan di wilayahnya.
Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi terstruktur.
2. Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion). Diskusi kelompok dapat melibatkan 8 12 anggota yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latar belakang Peserta diskusi bisa para penerima pelayanan, penyandang masalah
23
kesejahteraansosial(PMKS),atauparaketuaRukunTetangga. Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi, mencatat proses diskusi dan kemudian memberikan komentar mengenai hasil pengamatannya.
3. Wawancara Kelompok Masyarakat (Community Group Interview). Wawancara difasilitasi oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota masyarakat dalam suatu pertemuan terbuka. Pewawancara melakukan wawancara secara hati hati berdasarkan pedomanwawancarayangsudahdisiapkansebelumnya.
4. Pengamatan Langsung (Direct Observation). Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat. Data yang dikumpulkandapatberupa informasi mengenai kondisi geografis, sosial ekonomi, sumber sumber yang tersedia, kegiatan program yang sedangberlangsung,interaksisosial,dll.
5. Survey Kecil (Mini Survey). Penerapan kuesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terhadap sejumlah kecilsample (antara 50-75 orang) Pemilihan responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling) ataupun sampel bertujuan (purposive sampling). Wawancara dilakukan pada lokasi lokasi survey yang terbatas seperti sekitarklinik,sekolah,balaidesa.
MetodePartisipatoris
Metode ini merupakan bentuk penyempurnaan dari metode RRA.MetodePRAlebihbanyakmelibatkan“orangdalam”yangterdiri darisemuastakeholderdengandifasilitasioleh“orangluar”.Adapun peran dari orang luar itu sendiri lebih kepada sebagai fasilitator dibandingkansebagaiinfrastrukturatauguru. Metode partisipatoris merupakan proses pengumpulan data yang melibatkan kerjasama aktif antara pengumpul data dan
24
responden. Pertanyaan pertanyaan umumnya tidak dirancang secara baku, melainkan hanya garis garis besarnya saja Topik topik pertanyaan bahkan dapat muncul dan berkembang berdasarkanprosestanya jawabdenganresponden. Terdapat banyak teknik pengumpulan data partisipatoris. Empatdibawahinicukuppentingdiketahui:
1 Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action).MetodeyangterkenaldenganistilahPRA(duludisebut Participatory Rural Appraisal) ini merupakan alat pengumpulandatayangsangatberkembangdewasaini.PRA terfokus pada prosespertukaraninformasidanpembelajaran antara pengumpul data dan responden Metode ini biasanya menggunakan teknik teknik visual (penggunaan tanaman, biji bijian, tongkat) sebagai alat penunjuk pendataan sehinggamemudahkanmasyarakatbiasa(bahkanyangbuta huruf)berpartisipasi.PRAmemilikibanyaksekaliteknik,antara lain Lintas Kawasan, Jenjang Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang Perbandingan Pasangan(Suharto,1997;2002;Hikmat,2001)
2. Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurusdananggotasuatuprogram,proyekpembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu isu yang terjadi di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentinganberbagaipihakyangterlibatdalam suatu kegiatan. Metode ini digunakan terutama untuk menentukan apa masalah dan kebutuhan suatu organisasi, kelompok,ataumasyarakatsetempat.
3. Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan konsultasi secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial. Tujuan utama pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan partisipasi, merancang inisiatif inisiatif pembangunan, dan
25
menerima masukan masukan guna memperbaharui sistem dankualitaspelayanandankegiatanpembangunan
4. MonitoringdanEvaluasiPartisipatoris(ParticipatoryMonitoring and Evaluation). Metode ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang bekerjasama mengumpulkan informasi, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta melahirkanrekomendasi-rekomendasi
5. ManfaatdilakukannyaSocialMapping
Terdapat beberapa manfaat dari proses pemetaan sosial ini yang akan didapatkan oleh masyarakat dan membantu usaha sosialyangakandikembangkanolehAnda(FAO,1997),antaralain:
1. Mampumengidentifikasiprioritaskelompoksasaran. Metode pemetaan dengan PRA akan mampu menemukan dan menyusun prioritaskelompokyangpalingmembutuhkan pendampingansertamenemukanprioritassumberdayayang dapatdikembangkan.
2 Pembagianpengelolaandantanggungjawab Kondisi kemandirian masyarakat merupakan tujuan dari pemetaan sosial ini. Proses pemetaan yang melibatkan masyarakatsecaralangsungharapannyaakanmeningkatkan kepedulian dan tanggung jawab masyarakatsetempatuntuk melakukan pengembangan diri Kegiatan pemetaan akan menunjukkan keuntungan dari keterlibatan masyarakat secara langsung, sehingga dapat memotivasi mereka untuk ikutandildidalamnya.
3. Motivasidanmobilisasitenagakerjalokal
Dalam proses pemetaan, organisasi dan pemerintah lokal juga perlu dilibatkan. Sehingga muncul motivasi untuk melakukan mobilisasi dan pengembangan program yang sesuai dengan konteks masyarakat setempat. Hal ini juga
26
6.
bertujuan untuk menyamakan persepsi antar pihak yang terlibatdidalamnya
4. Membentuk hubungan yang lebih baik antara komunitas denganlembagayangmelakukanpembangunan. Metode pemetaan PRA akan memungkinkan menemukan berbagai kelembagaan yang dapat membantu masyarakat lokal di dalam mengembangkan sumber dayanya Sehingga selain mampu menemukan potensi, pun hubungan antara masyarakatdenganorganisasilokallainnyajugaakanterjalin denganbaik.
5. Mengembangkansumberdayalokal.
Dalam proses pemetaan akan diketahui berbagai potensi, baik itu yang berasal dari alam, ekonomi, sosial,budaya,dan yang lainnya Berbagai potensi yang telah ada tersebut kemudian dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan wirausaha sosial.Sehinggajugadapatmeringankankegiatan wirausahasosialkarenabisahanyamengembangkanpotensi saja,tanpaharusmembuatkegiatanyangbenar benarbaru.
6 Membangunkegiatanpembangunanyangberkelanjutan
OutputyangDiharapkandariSocialMapping
Pemetaan sosial diharapkan dapat menghasilkan data dan informasitentang:
● Data geografi yang terdiri dari letak wilayah, topografi, aksesibilitaslokasi,danlain lain
● Data demografi yang terdiri dari jumlah penduduk,komposisi penduduk menurut usia jenis kelamin mata pencaharian-agama-pendidikan, jumlah penduduk miskin (prasejahteradansejahtera1)danlainnya.
● Data lainnya yang berhubungan dengan kondisi sosial budaya, kearifan lokal (local wisdom), adat istiadat,
27
karakteristik masyarakat, pola hubungan antar masyarakat, kekuatansosialyangberpengaruh,danlainnya
7. TahapandalamSocialMapping
Dalam melaksanakan pemetaan sosial ada beberapa tahapan(secaraumum)yangharusdilaluiyakni:
1. Menetapkantujuan
Sebelum melaksanakan pemetaan sosial, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa tujuan dari pemetaan sosial ini. Apakah pemetaan sosial yang akan dilaksanakan dalam rangka penyusunan program Comdev, melaksanakan stakeholder engagement, untuk kepentingan Risk Management,untukmenyusunkebijakan,atautujuanlain.Hal ini penting untuk dilakukan sebab tujuan yang berbeda akan menentukan penekanan , fokus serta bobot dari setiap data yangakankitaambil.
2. Menentukanlokasidanjangkauan
Letak lokasi dan seberapa luas jangkauanyangakandicapai dari pemetaan sosial juga harus dinyatakan secara jelas sebelumkegiatanpemetaansosialdilaksanakan.Haliniuntuk mengantisipasi berbagai macam skenario yang mungkin terjaditerkaitkondisimedan,akses,akomodasi,fasilitas,dll.
3 Menyusuntim
Jumlah anggota tim yang dibutuhkan serta kriteria dari anggota tim disesuaikan dengan jumlah dan luasan serta kondisilokasisasaran
4. Memilihstrategi
Strategi dan metode yang akan digunakan menyesuaikan dengan lokasi, jangkauan serta anggota tim yang dipersiapkan
28
5.
Catatan:Tahapankedua,ketigadankeempatdapat dilaksanakansecarasimultansebabmasing masingtahap salingmempengaruhisatudenganlainnya.
Melaksanakanstudiliteratur
Melakukan studi literatur dapat memberikan gambaran awal mengenai kondisi dan karakteristik wilayah dan masyarakat yang akan dipetakan. Alat bantu untuk melakukan studi literatur dapat menggunakan data BPS, artikel atau berita, penelitianlainyangrelevan,dll
6.
Menyusuninstrumen
Berdasarkan tujuanyangsudahditetapkansebelumnyaserta studi literatur yang sudah dilaksanakan kitadapatmenyusun instrumen berupa pertanyaan pertanyaan kunci baik pertanyaan terbuka atau tertutup sesuai dengan kebutuhan datayangingindiperoleh
7. Melaksanakanpengumpulandata
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan instrumen yang sudah disusun dan sesuai rute yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengumpulan data dapat menggunakan salah satu atau kombinasidaribeberapametodesepertiobservasi, FGD, wawancara terstruktur, wawancara mendalam, transect walk,dll
8 MelakukanAnalisadanpenulisanlaporan
Datayangtelahdikumpulkandanmelewatiprosestriangulasi diolah agar tersusun rapi dansederhanakemudiandianalisis untukmemperolehkesimpulandarihasilyangdiperoleh.Hasil analisis tersebutdituliskandalambentuklaporanyangsesuai dengankaidahpenulisansertadalamformatyangdisepakati.
9. Presentasidansosialisasihasilpemetaansosial
Laporan hasil pemetaan sosial yang telah selesai disusun, dipresentasikan kepada masyarakat dan para pemangku
29
kepentingansertadisosialisasikankepadapembuatkebijakan atau yang memiliki kapasitas untuk mempercepat proses pemberdayaanmasyarakat.
Sedangkan tahapan yang lebih detail (pengimplementasian) yaknisebagaiberikut:
1) Membuattabeletnografi
Tabel21TabelEtnografi
(Sumber:MateriSekolahGebrak#1GrhaGandana,2022)
Place yakniadatempatapasajadilokasicalonsasaran program seperti masjid, kebun, sekolah dan lain lain. Kemudian activity yakni kegiatan apa saja yangdilakukandi tempattempattersebut.Terakhiryaknipeopleyakniadasiapa sajadidalamtempat tempattersebutsepertimisalkanketua RT,ataumisalkanibu-ibuPKK
2) JejaringSosial
Yakni memetakan hubungan antara orang yang satu denganorangyanglain. MisalkanpakRTdengankepaladesa apakah ada konflik atau baik baik saja. Hal ini penting ketika memberikan program kemudian penting untuk mencari stakeholder terkait program tersebut sebagai orang yang terpercayaterkaitprogramtersebut
3) FGD
Setelah melakukan pemetaansosial,tahapterakhiryakniFGD (Focus Group Discussion) yang bertujuan untuk memvalidasi data data yang didapat dari tabel etnografi dan jejaring
Place Activity People Place Activity People
30
sosial. Kegiatan ini dapat mengundang beberapa stakeholder stakeholder yang memilikiperandansuarayang dapat memvalidasi data tersebut. FGD bisa dilakukan lebih darisatukali.
31
PerencanaandanPerumusanProgramKerjadan StandarTepatGunaBagiSuatuWilayah
1. PemberdayaanMasyarakat
Menurut Moh. Ali Aziz, dkk (2005 : 136) Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus menerus, proses partisipatif dimana anggota masyarakat bekerja sama dalam kelompok formalmaupuninformaluntukberbagipengetahuandan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama Jadi, pemberdayaanmasyarakatlebihmerupakansuatuproses.
TujuanpemberdayaanmasyarakatmenurutSulistiyani(2004: 80) adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses Melalui proses belajar maka secara bertahap masyarakat akanmemperolehkemampuanataudayadariwaktukewaktu.
2. Perencanaan dan Perumusan Program Kerja bagi Masyarakat
Menurut Hans Hochholzer dalam E Hetzer (2012 : 11), program merupakankumpulankegiatannyata,sistematis,danterpaduyang dilaksanakan oleh suatu ataubeberapainstansipemerintahdalam rangkakerjasamadenganswastadanmasyarakatgunamencapai tujuan dan sarana yang ditetapkan. Menurut Santosa dalam Soesanto (2011 : 17) program kerja adalah suatu sistem rencana
32
kegiatan dari suatu organisasi yang terarah, terpadu, dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi. Dalam penentuan program kerja diperlukantujuandanarahanyangjelas.
Perencanaan menurut Abe (2001) dalam Ovalhanif (2009) adalah susunan (rumusan) sistematik mengenai langkah langkah mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa depan, dengan didasarkan pada pertimbangan pertimbangan yang seksama atas potensi, faktor faktoreksternaldanpihak pihakyangberkepentingandalam rangkamencapaisuatutujuantertentu.
Menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam Ovalhanif (2009) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik baiknya (maksimum output) dengan sumber sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Selanjutnya dikatakan bahwa,perencanaanmerupakanpenentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamanadanolehsiapa.
Menurut Terry (1960) dalam Mardikanto (2010), perencanaan diartikan sebagai suatu proses pemilihan dan menghubung hubungkan fakta, serta menggunakannya untuk menyusun asumsi asumsi yang diduga bakal terjadi di masa datang, untuk kemudian merumuskan kegiatan kegiatan yang diusulkandemitercapainyatujuan-tujuanyangdiharapkan
Proses dan mekanisme perumusan program pembangunan masyarakat, pendekatan pemberdayaan cenderung mengutamakan alur dari bawah ke atas atau lebih dikenal pendekatan bottom-up. Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untukmelaksanakannya.
33
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan dan penentuan kebijakan, atau dalam pengambilan keputusan. Model pendekatan dari bawah mencoba melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Pendekatan yang dilakukan tidak berangkat dari luar melainkan dari dalam. Seperangkat masalah dan kebutuhan dirumuskan bersama, sejumlahnilaidansistemdipahamibersama
Model bottom memulai dengan situasi dan kondisi serta potensi lokal. Dengan kata lain model kedua ini menempatkan manusia sebagai subyek. Pendekatan “bottom up” lebih memungkinkan penggalian dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan Halinidisebabkankarenamasyarakatlebihmerasa “memiliki”, dan merasa turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan, yang notabene memang untuk kepentingan mereka sendiri. Betapa pun pendekatan bottom up memberikankesanlebihmanusiawidanmemberikanharapanyang lebih baik, namun tidak lepas dari kekurangannya, model ini membutuhkanwaktuyanglamadanbelummenemukanbentuknya yangmapan
Untuk merencanakan suatu program dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat tentunya diperlukan pertimbangan tambahan. Pertimbangan harus dilakukan dari berbagai aspek, mulaidariaspekspasialdanaspasial.Perencanaanyangdilakukan jugaperludilakukansecaramatangdankomprehensif
Dalammenyusunprogramperludiperhatikanfilosofiprogram pemberdayaan masyarakat yang oleh Dahama Bhatnagar (1980 dirumuskansebagaiberikut: 1. Bekerjaberdasarkankebutuhanyangdirasakan(feltneed) Artinya program yang akan dirumuskan harus bertolak dari kebutuhan kebutuhan yang telah dirasakanolehmasyarakat,
FilosofiProgramPemberdayaanMasyarakat
3.
34
sehingga program itu benar benar dirasakan sebagai upaya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat sasarannya. Dalam kaitan itu jika terdapat "kebutuhan nyata" (real need) yang hendak dinyatakan dalam program yang belum dirasakan oleh masyarakat sasaran, terlebih dahulu harus diupayakan menjadi kebutuhan yang dirasakan (felt need) Sebelum kebutuhan nyatatersebutbelummerupakankebutuhanyang dirasakan, sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam rumusan program karena tindakan seperti itu akan mengganggu partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program dan pemanfaatan hasil yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut. Filosofi ini mengingatkan para perancang perumus program pemberdayaan masyarakat untuk tidak boleh memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi harus selalu benar benar mengacu kepada kebutuhan kebutuhan yang sudahatausedangdirasakanolehmasyarakatnya.
2. Bekerja dilandasi anggapan bahwa masyarakat ingin dibebaskandaripenderitaandankemiskinan
Artinya, setiap program yang dirancang haruslah benar benar diupayakan untuk dapat memperbaiki mutu kehidupan masyarakat. Program yang dirancang bukan merupakan program yang terlalu banyak menuntut pengorbanan masyarakat demi tercapainya tujuan tujuan yang dikehendaki perumus program. Oleh karena itu setiap perumusan program harus mampu merumuskan kegiatan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu kehidupan masyarakat sasaran. Tanpa adanya pemahaman seperti ini, niscaya program tersebut tidak akan memperoleh partisipasi masyarakat, bahkan sebaliknyaakanmenghadapi berbagai hambatan dan tantangan karena program yang
35
direncanakan itu dinilai akan lebih menyusahkan kehidupan masyarakat yang sudah lama mengalami penderitaan Semua pihak yang terlibat dalam perumusan program pemberdayaan masyarakat harusmembekalidirinyadengan pemahamanbahwadimanapunmasyarakatituberada,pada dasarnya menginginkan suatu perubahan yang menuju ke arahperbaikanmutuhidupataukesejahteraannya
3. Harus dianggap bahwa masyarakat menginginkan "kebebasan”
Hal ini baik dalam menentukan garis hidupnya sendiri dan memutuskan bentuk-bentuk ekonomi, kepercayaan, lembaga politik dan pendidikan yang mereka inginkan demi tercapainya perbaikan mutu kehidupan mereka Berkaitan denganitu,setiapperumusanprogramharussejauhmungkin mengajak mereka untuk mengemukakan kebutuhan kebutuhannya, tujuan tujuan yang diharapkan, sertaalternatif alternatifpemecahanmasalahataupemilihan kegiatan yang diinginkan masyarakat Jika terdapat perbedaan pendapat antara kehendak masyarakat dengan perumus program, harus diupayakan adanya dialog atau diskusi dengan mereka untuk meyakinkan bahwa alternatif yang dikemukakan oleh perumus program tersebut memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat dipahami dan diterima olehmasyarakatsasaran.Dialogatauforumdiskusisepertiitu harus selalu disediakan untuk menghindari terjadinya pertentangan, hambatan, atau pemborosan energi yang biasanyatersediasangatlangka.
36
4. Nilai-nilai dalam masyarakat harus dipertimbangkan selayaknya
Artinya rumusan program harus sudah mencakup dan mempertimbangkan nilai nilai kerjasama, keputusan kelompok, tanggung jawab sosial, kepercayaan, dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan. Pertimbangan atas hal-hal seperti itu, di dalam perumusan program pemberdayaan masyarakat seringkali memiliki arti strategis. Sebab setiap kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat, harus selalu dilandasi oleh nilai nilai adat dan kepercayaan yang mereka anut; dan di lain pihak setiap keputusanyangdiambilseringkalijugamerupakankeputusan kelompok yang menuntut kerjasama dan tanggung jawab bersama untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di dalam masyarakatnya sendiri. Karena itu, pengabaian terhadap hal hal tersebut seringkali berakibat pada tidak tercapainya tujuan seperti yang diharapkan, atau tidak memperoleh partisipasi aktif dari masyarakatnya Bahkan, pengambilan keputusan seperti itu seringkali merupakan pengalaman buruk yang akan selalu mewarnai keputusan masyarakat terhadap setiap upaya pembangunanmasyarakatdimasa masamendatang.
5. Membantudirinyasendiri
Artinya, secara nyata warga masyarakat harus diarahkan (atau setidak tidaknya dilibatkan) untuk mau dan mampu merencanakan dan melaksanakan sendiri setiap pekerjaan yang diupayakan untuk memecahkan masalah mereka sendiri yang akan dirumuskan dalam program. Jika masyarakat tidak terlibat atau dilibatkan dalam proses perumusan program, seringkali pelaksanaan programnya jugatidakmemperolehpartisipasiaktifdarimereka,sehingga
37
seluruh rangkaian kegiatan sejak perencanaan sampai pelaksanaannya dilakukan oleh " orang luar" Dalam keadaan seperti ini, masyarakat sasaran tidak dapat dikaitkan dalam proses membangun. Akibatnya, lambat laun mereka akan kehilangan kepekaan terhadap masalahnya sendiri, tidak memiliki inisiatif dan kreativitas untuk memecahkan masalahnya sendiri, dan akan kehilangan kemandiriannya Sehingga proses pembangunan yang direncanakan justru menumbuhkankondisiketergantungan.
6. Masyarakatadalahsumberdayayangterbesar
Artinya dalam perumusan program pemberdayaan masyarakat, harus sebesar besarnya memanfaatkan potensi sumberdaya yang tersedia di dalam masyarakat itu sendiri, baik modal, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan kelembagaan yang sudah ada. Dalam hubungan ini, harus selalu diingat bahwa pembangunan yang dilaksanakan adalah pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat. Sehingga setiap upaya pembangunan harus menggali, mengembangkan,danmemanfaatkan potensisumberdaya yang tersedia di masyarakat. Melalui cara seperti ini, proses pembangunan akan memberikan dampak ganda bagi tumbuhnya upaya upaya pembangunan lanjutan di masa-masamendatang Sebabdengantergarapnyasumber daya alam, manusia, dan kelembagaan yang ada, akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan masyarakat untuk berswakarsa dan berswadaya melaksanakan pembangunan dimasa mendatang pada cakupanbidanggarapanyangsemakinluaspula.Sebaliknya, jika potensi sumberdaya lokal tidak tergarap dan menggantungkan dari luar, pada suatu saat pasti akan kehabisan kemampuan untuk mendatangkan sumberdaya
38
tersebut, dan karena sumberdaya lokal (terutama sumber daya manusia dan kelembagaan) tidak pernah tergarap, tidak akan tumbuh inisiatif dan kemampuan baru untuk melaksanakan pembangunan lanjutan, sehingga berhentilah pembangunandiwilayahtersebut.
7. Program mencakup perubahan sikap, kebiasaan, dan pola pikir
Artinya perumusan program harus mencakup banyak dimensiperilakumanusia.Sehubunganiniharusselaludiingat bahwa setiap pembangunan pada dasarnya harus mampu membangun perilaku manusianya Pembangunan fisik yang tanpa membangun perilaku manusia, seringkali mengakibatkan tidak termanfaatkannya hasil hasil pembangunan secara maksimal. Sebaliknya, melalui pembangunan yang berakibat pada perubahan perilaku manusianya, akan menghasilkan manusia manusia yang berjiwa selalu ingin membangun, serta memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakanpembangunanyangdiinginkan.
Menurut
Kondisisaranadanprasaranapentinguntukdiketahuiapakah masihlayak,butuhdiperbaiki,ataumemangsudahtidaklayak
4.Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan ProgramBagiMasyarakat
1) SaranadanPrasarana
E Hetzer(2012:25),setelahditetapkannyatargetdan tujuan dari program, maka tindakan yang harus diambil dalam programkerjadapatdirincisebagaiberikut:
39
lagi. Hal ini berpengaruh dalam pelaksanaan program kerja kedepannya
2) Metode
Metode ini penting dalam proses dalam menjalankan programkedepannya
3) KemampuanSumberDayaManusia
Hal ini penting terhadap metode dan proses kerja untuk memetakankemampuananggotanya
4) Semangatkerja
Diperlukan semangat kerja yang tinggi untuk menjalankan program programkerja
5. Pengelompokkanjenis-jenisprogramkerja
A Menurutrentangwaktuperencanaan
a)
Programkerjauntuksatuperiodekepengurusan
Jenisprogramkerjainibiasanyadibuatolehorganisasi untuksatuperiodekepengurusan.
b) Programkerjauntukwaktutertentu
Jenisprogramkerjasepertiinidisusununtuksuatu jangkawaktutertentubiasanyatriwulan,caturwulan, semester,danlain lain
B. Menurutsifatprogramkerja
a) Programkerjayangbersifatterusmenerus(continue)
Programkerjasepertiiniakandilakukansecaraterus menerus(tidakhanyasekali)olehsuatuorganisasi
b) Programkerjayangbersifatinsidental
Programkerjasepertiiniumumnyahanyadilakukan padasuatuwaktutertentuataudalammomentum yangpenting.
c)
Programkerjayangbersifattentatif
Programkerjasepertiinisifatnyaakandilakukansesuai dengankondisiyangakandatang
40
6.
C. Menuruttargetanorganisasi
a) Programkerjajangkapanjang
Programkerjamodelinidibuatkarenatidak kemungkinanuntukdirealisasikanjikadalamwaktu yangpendek.
b) Programkerjajangkapendek
Programkerjajangkapendekadalahprogramkerja organisasidalamsuatuperiodetertentu.Dalamperiode jangkapendekinidapatdirealisasikandalamwaktu yangdekat.
Lingkup Materi
Program Pemberdayaan Masyarakat
Lingkup materi pemberdayaan masyarakat harus mencakup aspek kegiatan yang berkaitan dengan upaya upaya peningkatan produksi,peningkatanpendapatan,sertakesejahteraanmasyarakat penerimamanfaatnya.
A. PeningkatanProduksi
Terbatasnya kemampuan sumber daya dalam memuaskan kebutuhan manusia yang tidak terbatas, mendorong setiap orang yang bergerak dalam bidang produksi untuk berpikir dalam memecahkan persoalan tersebut Disampingkuantitasataujumlahhasilproduksiyang ditingkatkan, juga yang harus dipikirkan dan lakukan adalah memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas hasil produksi.
Kedua hal ini (kuantitas dan kualitas) sangat penting harus terus dilakukan terutama dalam upaya untuk menghindarikelangkaanhasilproduksi.Apalagipertambahan
Perencanaan
41
jumlah manusia terus meningkat yang menyebabkan bertambahnyapulakebutuhanakanbarang Peningkatan kuantitas dankualitashasilproduksidapat dilakukandenganupaya upayaberikutini:
1. Intensifikasi
Intensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara menambah dan/atau memperluas faktor faktor produksi (sumber daya ekonomi)yangdigunakan.Contohnya:
a. Meningkatkankualitastenagakerja b. Memperbaikicaraberproduksi c Peningkatanjamoperasimesin d. Menerapkan panca atau sapta usaha tani dalam bidangpertanian
2. Ekstensifikasi
Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil produksi dengan memperluas atau menambah faktor faktor produksi. Contoh upaya yang dapat dilakukan pada ekstensifikasi produksi ini, sebagai berikut:
a. Membukalahanpertanian
b. Mendirikan pabrik baru atau cabang cabang pabrik/perusahaan
c Penambahanjumlaharmadaangkutan
3. Diversifikasi
Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis/keanekaragaman hasil produksi. Diversifikasi dilakukan perusahaan bertujuan selain untuk menambah jumlah hasil produksi, juga dimaksudkan untukmeningkatkankeuntungandanmenutupkerugian yang mungkinterjadiapabilasalahsatu/sebagianhasil
42
produksiternyatatidaklakudipasar. Contohnya:Selain menanam padi, pada lahan yang masih kosong ditanami juga palawija, Selain menghasilkan kain juga memproduksi pakaian jadi, Selain memproduksi televisi dibuatpulaantenatelevisi,radio,danamplifier
4. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah usaha meningkatkan mutu dan hasil produksi dengan cara meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh yangdapatdilakukanantaralainsebagaiberikut: Untuk menghemat tenaga kerja dan efektivitas produksi, maka digunakan tenaga kerja mesin Melaksanakan kegiatan produksi dengan menerapkan manajemenyangbaik
B. UpayaPeningkatanPendapatan
Pendapatan masyarakat sebagaimana pemikiran Rosyidi (2006 : 100 101) adalah arus uang yang mengalir dari pihak dunia usaha kepada masyarakat dalam bentuk upah dan gaji, bunga, sewa dan laba. Dan bahwa pendapatan perseorangan (personal income) terdiri atas sewa upah dan gaji, bunga, laba perusahaan bukan perseroan, dividen dan pembayarantransfer.
Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan ekonomi sesuai dengan pendapat para ahli dari aliran teori strukturalis. Hadi Prayitno dan Budi Santoso (1998:50) mengemukakan bahwa strategi pembangunan di negara berkembang akan lebih baik jika menggunakan strategi pembangunan berupa penciptaan lapangan kerja, reinvestasi, pemenuhan kebutuhan hidup pokok, pengembangan sumberdaya manusia, mengutamakan sektor pertanian, mengembangkan sektor pedesaan terpadu
43
dan penataan ekonomi nasional, sedangkan strategi pembangunan dalam era otonomi harus mengacu kepada berkembangnya otonomi daerah dansemakinmeningkatnya kemandirian dan kemampuan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan, yang bermuara kepada tercapainya sasaran pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, berkurangnya penduduk miskin dan desa tertinggal serta meningkatnya partisipasi aktif dari masyarakat.
Sejalan dengan pendapat diatas menurut Sumondiningrat (1999: 58) dalam rangka mencapai masyarakat yang sejahtera dibutuhkan strategi pembangunan yang berkelanjutan yang pada hakekatnya berorientasi kepada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan manusia dengan mengikutsertakan segala lapisanmasyarakatdalamprosespembangunan,disamping itu pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat merupakan suatu proses yang munculdarimasyarakat,olehmasyarakatdanuntukdinikmati olehmasyarakatsecaraberkesinambungan.
C. KesejahteraanMasyarakat
Pengertian sejahtera menurut WJS Poerwadarminta adalah suatu keadaan yang aman, sentosa, dan makmur. Dalam arti lain jika kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan terciptalah kesejahteraan.
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat,kesejahteraanmasyarakatadalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
44
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya Dari Undang Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usahanya memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan, kemudiankeamanandanketentramanhidup.
Menurut Mosher (1987), hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tanggayangdimiliki,terutamabagiyang berpendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatanpendapatanrumahtanggadapatmerubahpola konsumsimakarumahtanggatersebuttidaksejahtera. Menurut konsep lain, kesejahteraan bisa diukur melalui dimensi moneter maupun non moneter, misalnya ketimpangan distribusi pendapatan, yang didasarkan pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk di suatu daerah. Kemudian masalah kerentanan (vulnerability), yang merupakan suatu kondisi dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang membuatseseorangmenjadimiskinatau menjadi lebih miskin pada masa yang akan datang. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena bersifat struktural dan mendasar yang mengakibatkan risiko risiko
45
sosial ekonomi dan akan sangat sulit untuk memulihkan diri (recover) Kerentanan merupakan suatu dimensi kunci dimana perilaku individu dalam melakukan investasi, pola produksi,strategipenanggulangandanpersepsimerekaakan berubahdalammencapaikesejahteraan.Kesejahteraanpada intinyamencakuptigakonsep,yaitu:
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah,dansosial.
2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraansosialdanpelayanansosial.
3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan kegiatan atau usaha yangterorganisiruntukmencapaisejahtera. Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran,antaralainadalah:
a. Tingkatpendapatankeluarga
b. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dengan non pangan c Tingkatpendidikankeluarga d. Tingkatkesehatankeluarga e. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumahtangga.
7. UrgensiPerencanaanProgram
Beberapa alasan yang melatarbelakangi diperlukannya perencanaanprogramadalahsebagaiberikut.
46
1.
Memberikan acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana caramelaksanakannya
2. Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat(umum),
3. Sebagai pedoman pengambilankeputusanterhadapadanya usul/saranpenyempurnaanyang“baru”
4.
5.
Memantapkan tujuan tujuan yang ingin dan harus dicapai, yangperkembangannyadapatdiukurdandievaluasi
Memberikanperingatanyangjelasterhadappilihantentang:
a. Kepentingan dari masalah masalah (yang dinilai menuntutperlunyarevisiprogram)
b. Pemantapan dari perubahan perubahan sementara (jikamemangdiperlukanrevisiterhadapprogram)
6.
7.
Mencegah keselaratan dari tujuan akhir, mengembangkan kebutuhan kebutuhan yang dirasakan maupun tidak dirasakan
Memberikankelangsungandalamdiripersonalselamaproses perubahan berlangsung, artinya setiap personel yangterlibat dalam pelaksanaan dan evaluasi program selalu merasakan perlunya kontinuitas program sampai tercapainya tujuan yangdiharapkan.
8.
9
Membantumengembangkankepemimpinan
Menghindarkanpemborosansumberdaya(tenaga,biaya,dan waktu),danmerangsangefisiensipadaumumnya.
10.
Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan didalam masyarakat dan yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat.
Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang
47
memberikanataumengalihkansebagiankekuasaan,kekuatan,atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun aset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. Kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyaikemampuanataukeberdayaanuntukmenentukanapa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titik ekstrim) seolah berseberangan, namun seringkali untuk mewujudkan kecenderungan primer harus melalui kecenderungan sekunder terlebihdahulu(Sumodiningrat,Gunawan,2002).
8. UkuranPerencanaanProgramyangBaik
1. Analisisfaktadankeadaan
Perencanaan program yang baik harus mengungkapkan hasil analisis fakta dan keadaan yang "lengkap" yang menyangkut: keadaan sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dan dukungan kebijaksanaan, keadaan sosial,keamanan,danstabilitaspolitik.
Untuk keperluan tersebut, pengumpulan data dapat dilakukan dengan menghubungi beberapa pihak (seperti: lembaga/aparat pemerintah, tokoh tokoh masyarakat, organisasi profesi, dll) dengan menggunakanberbagaiteknik pengumpulan data (wawancara, pengamatan, pencatatan data sekunder, pengalaman empirik, agar data yang terkumpul tidak saja cukup lengkap tetapi juga dijamin kebenarannya.
48
2. Pemilihanmasalahberlandaskanpadakebutuhan
Hasilanalisisfaktadankeadaanbiasanyamenghasilkan berbagai masalah (baik masalah yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan masyarakat setempat). Sehubungan dengan hal ini, perumusan masalah perlu dipusatkan pada masalah masalah nyata (real problems) yang telah dirasakan masyarakat (felt problems) Artinya, perumusan masalah hendaknya dipusatkan pada masalah masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinyakebutuhannyata(realneeds)masyarakat,yang telahdapatdirasakan(feltneeds)olehmereka.
3. Jelasdanmenjaminkeluwesan
Perencanaan program harus dengan jelas (dan tegas) sehingga tidak menimbulkan keragu raguan atau kesalah pengertian dalam pelaksanaannya. Akan tetapi, dalam kenyataannya, seringkali selama proses pelaksanaan dijumpai hal hal khusus yang menuntut modifikasi perencanaan yangtelahditetapkan Sehubungandenganhal ini, setiap perencanaan harus luwes (memberikan peluang untuk dimodifikasi), sebab jika tidak, program tersebut tidak dapat dilaksanakan, dan pada gilirannya justru tidak dapat mencapaitujuanuntukmemenuhikebutuhanyangdirasakan masyarakatnya Karena itu selain jelas dan tegas, harus berpandanganjauhkedepan.
4. Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikankepuasan
Tujuan yang ingin dicapai haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan atau kepuasan masyarakat sasarannya Jika tidak, program semacam ini tidak mungkin dapat menggerakkan motivasi masyarakat untuk
49
5.
berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian, masyarakat harus tahu betul tentang manfaat apa yang dapat mereka rasakan setelah tujuan program tersebut tercapai. Seringkali, untuk keperluan ini, tujuan tujuan dinyatakan secara sederhana, tetapi didramatisir sehingga mampu menggerakkan partisipasi masyarakat bagi tercapainya tujuan
Mampumencakupkepentingansebagianbesarmasyarakat Setiap perencanaan program harusmampumencakup kepentingansebagianbesarmasyarakat,danbukannyademi kepentingan sekelompok kecil masyarakat saja Karena itu, setiap pengambilan keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan yang harus diutamakan, yang mencakup kebutuhan orang banyak. Efisiensi, harus diarahkan demi pemerataan kegiatan dan waktu pelaksanaan; dan harap dihindari kegiatan kegiatan yang terlalu besar menumpuk padapenyuluhataupadamasyarakatsasarannya.
6. Pekerjaanyangjelas
Perencanaanprogramharusmerumuskanprosedurdan tujuansertasasarankegiatanyangjelas,yangmencakup:
Masyarakatsasarannya
Tujuan,waktudantempatnya
Metodayangakandigunakan
Tugasdantanggungjawabmasing masingpihakyang terkait(termasuktenagasukarela)
Pembagian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap kelompok personel (penyuluh, masyarakat,dll) 6 Ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya.
50
1.
2
3.
4.
5.
7.
Prosesyangberkelanjutan
Perumusan masalah, pemecahan masalah, dan tindak lanjut (kegiatan yang harus dilakukan) pada tahapan berikutnya harusdinyatakandalamsuaturangkaiankegiatan yang berkelanjutan. Termasuk di dalam hal ini adalah perubahan perubahan yang perlu dilakukan, selaras dengan perubahankebutuhandanmasalahyangakandihadapi.
8. Merupakanprosesbelajardanmengajar
Merupakan proses belajar dan mengajar Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi program perlu mendapat kesempatan "belajar" dan "mengajar" Artinya masyarakat harus diberi kesempatan untuk belajar mengumpulkan fakta dan keadaan, serta merumuskan sendiri masalah dan cara pemecahan masalahnya. Sebaliknya, penyuluh dan aparat pemerintah yanglainharusmampumemanfaatkankesempatantersebut sebagai upaya belajar dari pengalaman masyarakat setempat.
9.
Merupakanproseskoordinasi
Perumusanmasalah,tujuan,dancaramencapaitujuan, harus melibatkan dan mau mendengarkan kepentingan semua pihak di dalam masyarakat. Oleh sebab itu penting adanya koordinasi untuk menggerakkan semua pihak untuk berpartisipasi di dalamnya. Di lain pihak, koordinasi juga sangatdiperlukandalamprosespelaksanaankegiatan.Tanpa adanya koordinasi yang baik, tujuan kegiatan tidak akan dapattercapaisepertiyangdiharapkan.
51
9.
10.Memberikankesempatanevaluasiprosesdanhasilnya
Evaluasi sebenarnya merupakan proses yang berkelanjutan dan melekat (builtin) dalam perencanaan program. Oleh sebab itu perencanaan program itu sendiri harus memuat dan memberi kesempatan untuk dapat dilaksanakannya evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupunhasilnya
TahapanPerencanaanProgram
Secara garis besar, perencanaan dapat dilakukan dengan mengikuti7langkahperencanaan.
1. Perumusanmasalah
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan berdasarkan masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa masalah yang biasanya ditangani oleh Pemberdayaan Masyarakat berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, pemberantasanbutahuruf,dll.Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan penelitian (survei, wawancara,observasi),diskusikelompok,rapatdesa,dst
2.
Penetapanprogram
Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati sebagai prioritas yang perlu segera ditangani, maka di rumuskanlahprogrampenangananmasalahtersebut.
3.
Perumusantujuan
Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dariprogramyangtelahditetapkan.Tujuanyangbaikmemiliki karakteristik jelasdanspesifiksehinggatercerminbagaimana cara mencapai tujuan tersebut sesuai dengan dana, waktu dantenagayangtersedia.
52
4. Penentuankelompoksasaran
Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan.
5. Identifikasisumberdantenagapelaksana
Sumber adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk didalamnya adalahsarana,sumberdana,dansumberdayamanusia.
6. Penentuanstrategidanjadwalkegiatan
Strategi adalah cara atau metoda yang dapat digunakandalammelaksanakanprogramkegiatan.
7. Monitoringdanevaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau proses dan hasil pelaksanaan program Apakah program dapat dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan? Apakah program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan? suatu kegiatan indikatorkeberhasilan.
53