6 minute read

Jasa Konsultan Politik Miliki Peran Penting dalam Pemenangan Pemilu

Sidoarjo, Bhirawa

Kondisi suhu politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mulai menghangatkan suasana, secara perlahan mulai muncul kepermukaan. Baik yang di tingkat pusat maupun yang di tingkat propinsi dan kabupaten/kota.

Advertisement

Kondisi tersebut, terlihat dengan banyaknya spanduk, baliho, banner dan atribut-atribut politik yang bergambar partai dan Calon Legislatif (Caleg).

Mulai yang terpasang di jalan-jalan dan sudut-sudut kota hingga diselipkan dalam even-even tertentu. “Fenomena semacam itu sudah hal yang biasa, hal lumrah dan wajar terjadi di tahun politik seperti saat ini,” kata Nanang Haromain, salah satu pengamat politik di Sidoarjo, pada Kamis (9/2) kemarin.

Lanjutnya, apalagi pada tanggal 6 Pebruari 2023 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengeluarkan Peraturan/PKPU nomor 6 tahun 2023 tentang daerah pemilihan dan alokasi kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilu tahun 2024. “Jasa konsultan politik kian dibutuhkan menjelang Pemilu 2024,” katanya.

Mantan Komisioner KPU Sidoarjo itu mengungkapkan bahwa peserta Pemilu, baik partai politik (Parpol) ataupun Caleg harus memiliki data yang real dan melakukan survei lapangan untuk merebut hati masyarakat.

Jika para peserta Pemilu itu melangkah berdasarkan hasil survei dan data, maka peserta Pemilu tak perlu menghadapi pemilu seperti menembus belantara hutan, karena sudah memiliki strategi cara memikat pemilih.

“Kans terpilih lebih besar. Sebenarnya dalam versi sederhana, tanpa ada kajian njlimet, langkah seperti itu sudah dilakukan sejak dulu,” ungkap Mas Nanang_sapaan akrabnya. [ ach.dre]

“Akan kami sosialisasikan. Kami berkewajiban menyosialisasikannya. Selain juga menginformasikan juga di kanal KPU Tulungagung. Termasuk di media sosial,” paparnya.

Berubahnya jumlah dapil, lanjut dia, jelas akan membuat surat suara dalam pemilu 2024 menjadi enam jenis. Tidak lagi lima jenis.

“Kan menyesuaikan dapil. Kalau pemilu lalu jenisnya lima surat suara, nanti dalam pemilu 2024 menjadi enam jenis sulrat suara,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung, Susilowati, ketika dikonfirmasi, Kamis (9/2) siang, menyatakan kekecewaannya. Politisi perempuan ini perubahan dapil belum diperlukan karena mayoritas partai politik di Tulungagung masih menghendaki lima dapil.

“Dengan adanya perubahan dapil dari lima menjadi enam dapil kami kecewa. Kemarin mayoritas partai di Tulungagung khususnya mengusulkan dapil tetap lima dapil dengan belum adanya lonjakan jumlah penduduk yang signifikan,” paparnya.

Selain itu, lanjut dia, pengusulan tetap lima dapil karena berkaitan dengan efisiensi pembiayaan pemilu. “Perubahan dapil ini tidak sesuai juga dengan rancangan yang telah disosialisasikan kemarin,” sambungnya. [wed.dre]

Stabilisasi Harga Pangan, Pemkab Jombang Gelar Pasar Murah

Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Jombang melalui Tim Pengendali

Inflasi Daerah (TPID), Satgas Pangan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas

Perdagangan dan Perindustrian

(Disdagrin) Kabupaten Jombang bersinergi dengan Bulog Divre

Surabaya Selatan terus berupaya mendorong langkah stabilisasi harga pangan untuk menekan laju inflasi.

Sebagai langkah nyata untuk menstabilkan harga dan meringankan beban masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan Sembako, pada Kamis pagi (09/02), Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab memberikan pelayanan pasar murah di Pasar

Cukir, Jombang. Bupati Jombang, Hj Mundjidah

Wahab didampingi Kepala Disdagrin Kabupaten Jombang Drs. Suwignyo MM, Kepala Bagian Perekonomian

Aminatur Rokhiyah SE, MKP, Kepala

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Nur Kamalia S.K.M,.M.Si, Kepala OPD terkait dan Forkopimcam Diwek memantau dan turut melayani pasar murah yang menjual beras, gula, minyak goreng dan terigu di Pasar Cukir.= Masyarakat menyambut positif upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang. Mereka rela antri dengan tertib untuk membeli komoditi pangan yang tersedia. Mereka mengaku senang, dan sangat terbantu dengan adanya pasar murah. “Hari ini kami bersama-sama TPID, Satgas Pangan dan Bulog Divre Surabaya Selatan memfasilitasi pasar murah dalam rangka berupaya untuk menstabilkan harga dan membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Sembako dengan harga khusus dan lebih murah,” kata Bupati Mundjidah Wahab. “Harapan kami, operasi pasar ini dapat membantu masyarakat untuk membeli Sembako dengan harga khusus yang lebih murah guna membantu meringankan beban ekonomi mereka. Semoga apa yang kita lakukan ini membawa manfaat dan barokah. Serta mampu menstabilkan harga pangan,” papar Bupati Mundjidah Wahab. Kegiatan stabilisasi harga pangan juga akan digelar di Pasar Pon pada Jumat (10/02), Pasar Ploso Senin (13/02) yang dimulai pukul 08.00 WIB sampai selesai. Komoditi yang dijual di antaranya, Beras medium @ 5 Kg harga Rp 43.500, Beras Setra Ramos @ 5 Kg harga Rp 60.000, Gula Maniskita

Jumat Pahing, 10 Februari 2023

Danar yang sedang asyikasyiknya nongkrong di kedai kopi yang tak jauh dari kantornya, kaget tatkala lima panggilan dari atasannya masuk ke telepon genggamnya. Ia pun langsung melakukan telepon balik ke atasannya itu, namun sang atasan sulit untuk dihubungi. Lantas Danar pun bergegas untuk balik menuju kantornya. Sesampainya di sana, ia masuk ke ruang kerja atasannya. Di sana ia langsung menanyakan tentang panggilan telepon dari sang atasan yang masuk kepadanya.

“Kamu habis dari mana Nar,” tanya atasannya.

“ Saya habis dari kedai kopi pak,” ucapnya.

“ Sekarang kamu persiapkan untuk peliputan ke Cianjur, tentang masalah pembunuhan seorang dukun santet.”

“ Baik pak.”

Danar pun mempersiapkan peralatan dan beberapa helai baju untuk melakukan investigasi tentang kasus yang harus ia liput di Cianjur.

Di sore hari, ia berangkat dengan ditemani supir dan kameramennya menuju

Aksara Asa Purnama

Selamat datang, Purnama

Dalam gelapnya angkasa kau menyapa

Merangkai kata sederhana

Menulis sajak bak pujangga

Notasi pembuka tercipta suka

Selamat datang, Purnama

Mendung tersingkirkan pancar cahaya

Kekalahan tanpa rontaan

Awan rebah tak berdaya

Mengakui kau-lah pemenangnya

Selamat datang, Purnama

Pelita hadir ketika bulat tekadnya

Tuk merajut impian dalam pena

Menulis aksara asa

Tanpa tandas semangat membara

Selamat datang, Purnama

Jikalau aku mendamba

Bisakah tak kau pupus cahayamu

Utuh sebagai purnama

Tanpa mengenal sabitnya

Selamat datang, Purnama

Dalam ketenangan malam

Temani aku melangitkan impian

Mencipta mimpi menjadi realita

Tak hanya bunga tidur semata

Burung Dalam Sangkar Emas Raja

Kepada Awan si pembawa ketenangan, Kepada Surya si pembawa kehangatan, Kepada Purnama si pembawa keindahan, Dan kepada Angin si pembawa kenyamanan.

Sudahkah kau lihat Si Burung dalam sangkar emas Raja?

Kisahnya abadi dalam aksara, Padahal pilunya bak tersesat dalam belantara.

Nasibnya malang, terkurung dalam nestapa.

Sudahkah kau lihat Si Burung dalam sangkar emas Raja?

Mimpinya hanya sederhana.

Cukup mengepakkan langit menikmati langit berawan, Cukup menikmati arunika dengan kicauan merdunya, Cukup menikmasi aurora dipembukaan petang malam, Dan cukup singgah dalam sangkar serat ilalang bersama kawanan.

Namun, tahukah hai Si Burung dalam

Sangkar emas Raja?

Dunia tak seindah lukisan istana.

Dunia luar tak semakmur baginda.

Terkadang, luka harus ditempa bagai baja sebelum menjadi senjata.

Bagai kapak harus diasah sebelum tajam dan berguna.

Semua alur punya luka, hai Si Burung dalam sangkar emas Raja.

Tak semudah membuka pintu lalu keluar tanpa aba-aba, Terbang bebas dengan tawa tanpa tahu bahagia punya masa, Terus melaju tanpa tahu kau punya batas untuk kandas.

Hai Si Burung yang ingin bebas dari Sangkar emas Raja, Siapkan dulu sayapmua, Lihatlah dulu bawahmu, Sudahkah kau tahu seberapa kuat bekal terbangmu nanti?

Sudahkah kau tahu seberapa dalam kau akan jatuh, Jika kau memaksa terbang terlalu tinggi tanpa persiapan diri?

Cianjur. Perjalanan yang memakan waktu delapan jam, membuatnya tertidur dengan pulas. Hampir setengah perjalanan menuju Cianjur, ia pakai buat tidur.

Tepat pukul 23.00 WIB, ia dan crew tiba di kampung tempat pembunuhan dukun santet itu terjadi. Danar dan crew menghampiri rumah pak kades untuk meminta izin meliput, namun sayang kedatangannya di tolak mentah-mentah oleh pak kades. Mendapatkan penolakan dari kades, tak membuat Danar pulang ke Jakarta. Ia balik lagi ke mobil sembari menyusun rencana untuk tetap bisa melakukan peliputan dan mendapatkan informasi tentang motif dari pembunuhan tersebut Ia dan crew akhirnya memutuskan untuk beristirahat di mobil, sembari menunggu sinar mentari datang dari ufuk timur. Mereka pun terlelap dalam tidur dan berharap pagi segera datang menghampiri. Tak terasa, waktu empat jam dirasa cukup untuk mengembalikan stamina yang habis di perjalanan. Danar yang bangun paling terakhir, sambil melihat telepon genggamnya, mulai menyusun rencana untuk bisa menggali informasi dari salah

Karya: Rodinatul Munawaroh

Hai Tuan

Kepada surya si pembawa kehangatan Kepada purnama si pembawa keindahan

Kepada angin si pembawa kenyamanan Dan kepada awan si pembawa ketenangan Tahukah kau?

Hadir seorang Tuan yang hangatnya tak terkalahkan

Keindahannya purna tanpa cela nan noda

Meraup jiwa dalam kenyamanan tanpa alasan

Menenangkan dengan semilir melodi surga tak terduakan

Hai, Tuan

Desak nafas adalah namamu

Perut adalah taman kupu-kupu

Biru menjelma merah muda

Judulnya adalah cinta

Aku adalah Si Kancil

Aku adalah si kancil

Kecil tubuh tak membuat patah semangat.

Kecil kaki tak membuat berhenti berlari.

Meskipun, Acap kali aku terjatuh, Acap kali aku tersandung, terperosok. Aku adalah si kancil

Jatuh, Sakit, Namun bangkit lagi, Lari lagi, Berjuang lagi.

Aku adalah Si Kancil. Dibelakang sana, ganasnya luka lama mengancam nestapa Dibelakang sana, bahaya pemburu mencipta malapetaka.

Tapi Aku adalah si Kancil. Berani menerjang semak belukar, Berani menerjang bambu bak pagar, Pun tak akan terhenti hanya karena arus sungai.

Aku adalah Si Kancil, Selalu berhasil meski harus seribu satu cara diambil. Aku adalah Si Kancil, Berdiri gagah di pulau baru, Meski tahu seribu satu rintangan akan kembali menyerbu.

Berkah atau resah?

Tetes air jatuh dari awan kelabu.

Menyapa tanah, Menghentikan debu yang bercengkrama dengan udara.

Semut-semut berlari, Menepi dibawah tanaman yang justru kegirangan. Sementara petrikor mulai unjuk rasa, Bising-pun mulai tercipta oleh manusia.

Kasak kusuk sibuk, Entah berkah atau resah.

Aliran perlahan tercipta membawa luka

Menghapus lukis indah pijak semula

Menutup alur, memblokir makmur.

Lantas, kembali muncul tanya, Berkah atau resah?

Alam membawa cerita

Alam membawa berita Alam membukakan mata Mata si pemilik akal, hati, dan nyawa.

Sudahkah bisa melihat?

Sudahkah bisa dimengerti?

Bumi bukan hanya untuk dinikmati dan dieksplorasi.

Namun juga dimengerti dan dicintai sepenuh hati.

This article is from: