PK identitas Unhas Edisi Januari 2020

Page 1

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

Langkah Kecil

Selamatkan Bumi Wansus Kiat-kiat belajar Bahasa Arab, lanjut hal. 3

Santai Rubrik baru identitas Unhas, lanjut hal.6

Laput Zero waste, ladang bisnis si manusia kreatif, lanjut hal. 13


DARI REDAKSI

2 TAJUK

KARIKATUR

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

SOSIAL MEDIA

Menyongsong Ilmuan yang Berkualitas MEMASUKI tahun kedua dibukanya penerimaan mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Maba Unhas) melalui Program Pembinaan Bakat Kepemimpinan (PPBK) bagi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tentunya kita berharap akan menerima mahasiswa yang berkualitas dan mampu menjadi pemimpin di masa depan. Paling tidak, akan melahirkan ilmuan yang berkualitas. Seperti yang dikatakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Prof Dr drg A Arsunan Arsin M Kes, program ini bertujuan menghasilkan insan cendekia berkarakter, dan memiliki bakat kepemimpinan, serta mampu mengatasi permasalahan yang semakin kompleks. Kita sepakat dengan sistem penerimaan ini. Masalahnya, apakah dengan sistem ini akan menjamin menerima Maba yang betulbetul dibutuhkan sesuai harapan. Apakah para Ketua OSIS betul-betul siswa yang termasuk terbaik di sekolahnya. Makanya, kita berharap kepada panitia seleksi yang turun ke 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, mampu menjaring mereka yang memang cocok untuk Unhas tercinta ini. Tanpa menyepelekan penerimaan Maba melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) –jalur bebas tes– bagi mereka yang diterima melalui jalur ini. Semoga PPBK bisa seperti SNMPTN tersebut. Yang pasti, kita tetap berharap –meski mungkin jatahnya berkurang–, penerimaan Maba melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang dulu dikenal dengan istilah “Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN)” tetap dipertahankan. Seiring berjalannya waktu, dengan sistem pendidikan yang terus berubah menuju ke arah yang lebih baik, semoga kita mampu mencapai semua harapan yang ada. Terlebih lagi, dengan Menteri Pendidikan yang baru, Petahana Nadiem Makarim. Melalui kebijakannya menghapuskan Ujian Nasional, diharapkan dapat melahirkan ilmuan-ilmuan baru yang tidak seragam. Kita mengambil kisah pada nilai Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) yang lebih dikenal dengan istilah Nilai Ebtanas Murni (NEM), awal pemberlakuannya sangat kontroversial. Sebab, ada saja siswa yang merupakan rangking pertama di sekolah, namun tidak lulus lantaran hasil NEMnya tidak memenuhi standar kelulusan. Padahal, kemungkinan saat mengerjakan soal, terjadi kesalahan, baik itu karena hasil ujiannya kotor sehingga tidak terbaca komputer maupun soal ujian yang diujikan tidak pernah diajarkan sebelumnya. Yah, adanya perbedaan kurikulum masingmasing sekolah, sehingga soal nasional itu ada sekolah tidak pernah mengajarkannya. Semoga saja semua ini sesuai harapan dan kita mendapatkan calon-calon ilmuan yang berkualitas. Semoga saja!

KARIKATUR/FINSENSIUS T SESA

SURAT DARI REDAKSI

IDETNITAS/SANTI KARTINI

Rapat Kerja: Kru dan senior PK identitas menyelenggarakan rapat kerja 2020 di Sekretariat PK identitas Unhas, Rabu (25/12/2019).

Menuju identitas Lebih Baik

B

aru-baru ini kita melaksanakan dua hajatan besar. Pertama, di penghujung tahun 2019 kita merayakan Dies Natalis PK identitas ke-45, yang sebelumnya dilaksanakan pemilihan redaktur pelaksana (Redpel) secara demokratis, tanpa voting, yang dilakukan melalui musyawarah mufakat. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah, semua merasa menang. Kedua, di awal tahun 2020 ini, kami langsung menggenjot langkah dengan melaksanakan rapat kerja (Raker). Tak tanggung-tanggung, Redpel baru kami, Wandi Janwar yang akrab disapa Wajan –singkatan Wandi Janwar–, menggiring kami fokus pada perubahan di tubuh identitas. Bukan format dan bukan pula mengubah isi rubrikasi, melainkan di internal pengelola. Wajan, dengan wajah barunya

–maklum habis cukur–, juga membuat wajah baru internal pengelola identitas. Yang dulunya, kurang paham abcd-nya jusnalistik, digenjot untuk memahami sistematika berita. Patokan jurnalistik; ADiKSiMBa (Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana) harus dipahami betul, baik itu pada tingkat redaktur (staf penyunting) maupun reporter (tim kerja penyunting), bahkan untuk redpel. Selain itu, manajemen keredaksian yang selama ini tergolong masih perlu untuk ditingkatkan, akan dibenahi sebaik-baiknya. Di samping itu semua, kami pun tetap fokus pada tanggung jawab terbitan edisi ini. Dimana kami mengusung tema laporan utama tentang gaya hidup zero waste. Tak hanya itu, pada edisi kali ini, kami juga menyajikan rubrik baru (SANTAI) untuk mengasah pengetahuan pembaca mengenai keunhas-an. Selamat membaca!

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) Ketua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu Anggota Pengarah: Muh. Restu, Sumbangan Baja, A. Arsunan Arsin, Muh. Nasrum Massi  Penasehat Ahli : Anwar Arifin, M Dahlan Abubakar, SM Noor, Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, Amran Razak, Sapri Pamulu, Tomi Lebang, Jupriadi, Abdullah Sanusi Ketua Penyunting: Ahmad Bahar Ketua Penerbitan: Fajar S.Juanda Penyunting Pelaksana: Khintan Koordinator Liputan: Fatyan Aulivia Litbang SDM: Fitri Ramadhani Litbang Online: Sri Hadriana Litbang Data: MadelineYudith (tidak aktif) Staf Penyunting: Ayu Lestari, Andi Ningsi Fotografer: Arisal Artistik dan Tata Letak: A. Suci Islameini (tidak aktif) Iklan/Promosi: Wandi Janwar Reporter: Urwatul Wutsqaa, Mayang Sari (tidak aktif),Muh. Arwinsyah (tidak aktif) Tim Supervisor: Amran Razak, Nasruddin Azis, Nasrul Alam Azis, Mukhlis Amans Hady, Amiruddin PR, Nasrullah Nara, Supratman, Sayyid Alwi Fauzy, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Arifuddin Usman, Abdul Haerah, Ibrahim Halim, Ahmad Khatib Syamsuddin, Irmawati Puan Mawar, Abdul Chalid Bibbi Pariwa  Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245. Website: www.identitasunhas.com, E-mail: bukuidentitas@gmail.com Tarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul Edisi Januari 2020 Foto : Arisal Layouter : Badaria


identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

WANSUS

3

Kiat-kiat Belajar Bahasa Arab

M

eski tidak sepopuler bahasa Inggris dan Mandarin, Bahasa Arab tergolong memiliki banyak penutur. Menurut rangkuman berbagai survei, Bahasa Arab masuk dalam sepuluh besar bahasa dengan jumlah penutur asli, yaitu sekira 193 juta. Penelitian ini menggabungkan berbagai lembaga riset bahasa dengan waktu survei berbeda-beda, seperti Ethnologue (ETH), World Almanac (WAM), CIA Factbook, Summer Institute for Linguistics (SIL), Ethnologue Survey, Encarta (ENC), dan WEB (1997) “The World’s 10 Most Influential Languages” in Language Today. Dikenal sebagai bahasa Alquran, bahasa Arab memiliki kaidah penuturan

Mengapa perlu mempelajari bahasa Arab? Bahasa Arab adalah bahasa Alquran, hal tersebut menjadi alasan utama pentingnya mempelajari bahasa Arab. Tercatat dalam sejarah 800 tahun lalu, bahasa Arab digunakan oleh anak-anak di daerah barat sebagai perantara percakapan. Selain itu, pengucapan lisan bahasa Arab begitu indah, Al-lughoh Al-jamilah. Dengan demikian, bahasa Arab tentu memiliki kelebihan dibandingkan bahasa lainnya. Barang siapa yang mempelajari bahasa Arab sama halnya dengan menegakkan Alquran. Bagaimana kiat-kiat mempelajari bahasa Arab? Jangan takut salah. Dalam proses pembelajaran, kita harus membuat kesalahan. Bahkan, kita dituntut salah untuk memahami definisi kebenaran. Manusia tidak akan belajar jika tidak melakukan kesalahan. Pertahankan motivasi dalam diri sendiri. Motivasi tersebut akan selalu membawa ke tujuan yang diidam-idamkan. Kita harus menuntut diri untuk selalu bersemangat, menolak berhenti, dan melanjutkan perjuangan dalam mempelajari bahasa Arab. Selain itu, ada baiknya berteman dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi sama. Merekalah kelak akan membawa kita dengan penuh motivasi menuju tujuan utama. Lantas, bagaimana memperdalam kemampuan bahasa Arab dengan kaidah yang ada namun tetap dalam tempo singkat?

yang halus dan indah. Hal ini diungkapkan salah satu pakar metode pembelajaran bahasa Arab bagi penutur non-Arab dari Universitas Tabuk Arab Saudi, Dr Ahmad Alzahrani saat ditemui Reporter identitas, Nadhira Sidiki. Dijumpai usai menghadiri acara Dauratut-Tadribiyah di Aula Mattulada Unhas, Rabu (20/11), Alzahrani pun kemudian mengungkapkan pentingnya dan kiat-kiat mempelajari bahasa Arab. Berikut kutipan wawancaranya:

Caranya mudah, yaitu memperkaya kosa kata. Lalu, kosa kata tersebut diletakkan sebagai satu kesatuan kalimat yang sering diucapkan pada kehidupan sehari-hari. Pengulangan akan membuat terbiasa dan mudah memahaminya meski kaidah sering membingungkan. Apakah seorang muslim wajib untuk mempelajari bahasa Arab? Seorang muslim diwajibkan atasnya untuk memahami isi dari Alquran dan As-Sunnah, maka barang siapa yang tidak memahami bahasa Arab tentu tidak akan memahami keduanya. Oleh karena itu, mempelajari bahasa Arab tentu tidak wajib. Namun, mau tidak mau kita dituntut untuk memahami bahasa tersebut demi memudahkan pemahaman mengenai Alquran dan As-Sunnah. Bagaimana dengan penghafal Alquran, apakah mereka dapat dengan mudah mempelajari bahasa Arab? Jawabannya tentu tidak. Nyatanya, tidak semua penghafal Alquran mampu memiliki kemampuan berbahasa Arab. Namun, dapat dipastikan jika kita mempelajari bahasa Arab, kelak kita tidak lagi kesusahan dalam menghafal ayat-ayat Alquran. Lalu, apakah ini kali pertama Anda bertandang ke Indonesia? Tidak, ini adalah kali keempat. Saya pernah mengunjungi Jakarta, Bandung, dan Puncak Bogor sebelumnya. Saya mengunjungi Indonesia sekitar sepuluh tahun yang lalu. Indonesia adalah negeri yang indah. Nadhira Sidiki

NADHIRA SIDIKI

Data Diri: Nama : Dr Ahmad Alzahrani Pendidikan: - S1 Pengajaran Bahasa Arab, Universitas Tabuk Saudi Arabia. - S2 Pengajaran Bahasa Arab, Universitas Tabuk Saudi Arabia. Pekerjaan : Pakar Metode Pembelajaran Bahasa Arab, bagi penutur non-Arab dari Universitas Tabuk Arab Saudi. Catatan: * Sebagai dosen dan pakar etode pengajaran Bahasa Arab, Dr Ahmad Alzahrani keliling dunia menjadi dosen tamu melakukan pembelajaran Bahasa Arab bagi perguruan tinggi yang mengajarkan Bahasa Arab. Kedatangannya ke Unhas, baru-baru ini dalam rangka membicarakan program pengajaran Bahasa Arab dengan Jurusan Asia Barat (Sastra Arab) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin.


4

J

OPINI

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Saatnya Menjadi Petani Milenial

ika mendengar kata pertanian, tentu yang terlintas di benak kita adalah padi menguning, sawah dengan segala beceknya, dan petani hitam yang lusuh dengan lumpur yang melekat pada kaki-kaki mereka. Jadi itulah kurang lebih gambaran saya pribadi mendengar kata pertanian. Ya lalu? Ada apa dengan pertanian? Apa pentingnya sektor itu? Saya tegaskan di sini bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat menjanjikan di masa depan yang harus dijaga. Kita sering mendengar bahwa Indonesia merupakan negara agraris, negara yang di mana perekonomiannya bergantung pada sektor pertanian. Negara yang mengutamakan sektor pertanian sebagai sumber dayanya karena memberikan kontribusi yang sangat tinggi dan sangat penting bagi masyarakatnya. Namun, sudahkah kita lihat keadaan pertanian di Indonesia sekarang ini? Negara agraris yang kontribusi pertaniannya terhadap Produk Domestik Bruto, kalah oleh sektor industri. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor industri berkontribusi sebesar 19,82% terhadap Produk Domestik Bruto. Lalu pertanian yang seharusnya memiliki

kontribusi terbesar di mana? Sektor pertanian bukan berada pada urutan kedua maupun ketiga, melainkan ia kalah dan berada di urutan keempat dengan kontribusi 10,88%. Turunnya kontribusi oleh sektor peranian ini disebabkan oleh masalah margin, upah buruh pada sektor pertanian juga tergolong rendah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa upah riil harian buruh tani pada oktober 2019 naik 0,12% bila dibandngkan dengan bulan sebelumnya menjadi Rp. 38.278. Sejatinya, upah nominal buruh tani pada oktober 2019 adalah Rp. 54.515/hari. Namun dikurang inflasi pedesaan, maka nilai riilnya adalah Rp.38.278/hari. Jika upah petani memiliki nominal segini dan harus menghidupi keluarganya, maka petani- petani ini akan berada di bawah garis kemiskinan. Inilah yang sebenarnya menjadikan sektor pertanian banyak ditinggalkan. Mana ada orang yang mau diupah sedemikian sedikitnya dengan pekerjaan yang terbilang lumayan berat itu. Dan lagi, kebanyakan yang menjadi petani memang adalah orang-orang kecil, masyarakat biasa yang miskin, ditambah lagi tanggungan mereka tidaklah sedikit. Sehingga mereka benar-benar meningglkan sektor pertanian.

Oleh: Annisa Magfirah Hamzah Masalah kedua adalah Alih fungsi lahan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian ini membuat petani kekurangan tempat untuk menegakkan pekerjaan mereka. Luas area tanam menjadi berkurang, yang artinya hasil dari produksi pangan akan menurun dan hal ini berbanding tebalik dengan pertumbuhan masyarakat Indonesia yang kian hari, kian bertambah. Antara hasil produksi pertanian dan jumlah masyarakat yang berbanding terbalik menyebabkan Indonesia harus mengimpor lagi bahan makanan dari luar.

Namun untungnya, untuk hal ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan presiden (perpres) 59 tahun 2019 terkait dengan alih fungsi lahan pertanian. Dalam perpres itu, agar alih fungsi lahan dapat dikendalikan, maka kepala negara membentuk tim khusus yang bertanggung jawab mengendalikan alih fungsi lahan. Hal ini sudah benar. Jangan sampai hanya karena ingin memiliki hunian, kemudian yang menjadi korban adalah lahan yang seharusnya digarap oleh petani. Masalah berikutnya adalah umur manusia Indonesia yang masih aktif bekerja pada bidang pertanian, rata-rata didominasi oleh orangorang yang usinya terbilang sudah tua. Rektor Institut pertanian Bogor (IPB), Arif Satria menyebutkan bahwa rata-rata petani di Indonesia saat ini berusia 47 tahun ke atas. Artinya, usia petani-petani di Indonesia telah menua dan produktivitasnya pun menurun. Sehingga perlu diambil tindakan agar pertanian di Indonesia bisa bangkit. Berbagai pihak harus turun tangan dalam hal ini. Mulai dari presiden, mentri-mentrinya, bahkan anak muda zaman sekarang pun memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan pertanian di Indonesia.

Nah tugas kita sebenarnya sebagai generasi muda bangsa ini untuk membantu membangun dan meningkatkan kembali sektor pertanian. Kita perlu mendukung sektor pertanian di Indonesia. Mungkin sudah saatnya untuk para anak muda bangun dan menjadi petani milenial. Diperlukan ide-ide kreatif dari generasi muda bangsa ini untuk perkembangan bidang pertanian ke depannya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk membangun pertanian Indonesia. Salah satunya adalah mengembangkan teknologi pada bidang ini. Bagi generasi milenial, bertani seyogyanya tidak lagi melulu turun ke lahan. Namun kita generasi milenial, mencari jalan bagaimana agar para petani tidak perlu lagi berpanas-panasan di lapangan. Sangat penting juga untuk mengubah pola pikir kita bahwa bertani bukanlah merupakan hal yang rendahan, kita perlu menanamkan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat menjanjikan di masa depan. Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unhas, Angkatan 2019

Susi Atawa Prabowo (Suatu Ujian atas Kasus Natuna)

K

asus masuknya kapal China yang dikawal kapal khusus patrol di Natuna perairan Kepulauan Riau membuat kita gerah. Pasalnya, kita tidak mau ada lagi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dicaplok negara lain. Masih hangat dalam ingatkan kita, akan lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan di Blok Ambalat. Secara historis, kedua pulau itu masuk dalam wilayah NKRI dan masuk bagian wilayah jajahan Belanda. Sebagaimana kita tahu pula, wilayah Nusantara yang merupakan jajahan Belanda, belakangan menjadi bagian Indonesia. Sipadan dan Ligitan lepas, karena selama ini yang memperhatikan adalah Malaysia. Papua masuk dalam wilayah Indonesia lantaran bekas jajahan Belanda dan kita hanya sengketa dengan Belanda. Melalui operasi Mandala, yang berbuntut Perjanjian Meja Bundar di Bandung, akhirnya kita memenangkan atas wilayah Papua. Lantas, tanah Papua menjadi Provinsi ke-26 dengan nama Irian Jaya. Begitu juga dengan keberadaan Provinsi ke-27, Timor-Timur, pascaintegrasi masuk wilayah Indonesia. Hanya saja, akhirnya

Oleh: Badaria lepas karena secara historis memang bukan jajahan Belanda melainkan Portugis. Akhirnya, pascareferendum, Timor-Timur lepas menjadi suatu negara dengan nama Timor Leste. Nah, sekarang Natuna mulai dimasuki kapal asing, terutama kapal-kapal dari China. Meski perairan itu masuk dalam wilayah Kepulauan Riau, tetapi dalam peta perairan itu disebutkan Laut China Selatan. Bila hal ini dibiarkan dengan masuknya kapal China tersebut, lama kelamaan akan diklaim China seperti halnya Blok Ambalat dengan Pulau Sipadan dan Ligitan.

ISTIMEWA

Maka, menghadapi masalah ini, kita tidak bisa tinggal diam. Kita pun kembali mengenang sepak terjang mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dia yang perempuan tanpa pendidikan militer, dan hanya melalui pendidikan formal sampai mendapatkan ijazah Sekolah Menengah Pertama (SMP), sisanya untuk ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya didapat melalui Paket C. Namun, perempuan tangguh dan perokok berat itu, tidak ada yang bisa melupakan kata-katanya:

“TENGGELAMKAN”. Yah, dengan tegas Susi memerintahkan kepada pihak TNI Angkatan Laut, agar mengerahkan kapal perang untuk menenggelamkan kapal asing yang masuk wilayah NKRI, tanpa izin. Menjadi pertanyaan sekarang, apakah Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, Pensiunan TNI dengan pangkat Jenderal Bintang Tiga dengan jabatan terakhir di kesatuan militer adalah Panglima Komando Strategis dan Bala Cadangan TNI Angkatan Darat (Pangkostrad). Jabatan yang paling strategis, dan hanya diisi

para militer yang berprestasi luar biasa, mampu bersikap seperti Susi Pudjiastuti. Harapan segenap Rakyat Indonesia, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, segera mengambil sikap atas Natuna. Tidak ada kata tidak, kita tidak mau lagi ada sejengkal pun tanah Indonesia diambil alih negara asing. Apapun itu dampaknya. Kita tidak mau masalah ini ke meja perundingan yang pada nantinya kita kalah. Penulis merupakan repoter identitas.


identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

5

CIVITAS

Toilet Kotor: Seorang mahasiswi tengah menggunakan toilet yang tampak kotor di Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Pusat Unhas, Senin (06/01).

IDENTITAS/SANTI KARTINI

Problematika Toilet di Gedung MKU Keluhan terkait fasilitas toilet yang tidak memadai di Unhas terus berulang. Kali ini, identitas mengumpulkan data terkait kondisi toilet di sekitar gedung Mata Kuliah Umum (MKU).

S

iang itu, kelas akan segera dimulai. Mahasiwa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) angkatan 2019 pun bergegas menuju kelas Mata Kuliah Umum (MKU) Wawasan Sosial Budaya Maritim. Namun, lain halnya dengan Audylia Helmania Tonapa yang juga mahasiswa MIPA. Ia terlihat sedang kebingungan. Bingung bukan karena tidak mengetahui ruang kelasnya, melainkan sedang mencari toilet. “Ini sudah berapa kali saya terlambat masuk kelas, karena mencari toilet yang bagus dan ada airnya,” ungkap Audy, saat menceritakan pengalamanya itu. Sama halnya Faradiba, Mahasiswa Pertanian yang juga kebingugan akan letak toilet di MKU. Menurutnya tidak ada toilet yang bisa digunakan. Meskipun ada tapi kondisinya kurang bersih dan agak mengeluarkan bau yang tidak sedap. “Ada toilet di dekatnya Kantin Kudapan tapi di sana tidak ada airnya, terus yang di dekat MIPA juga ada tapi sangat busuk,” jelas Faradiba. Lebih lanjut, Faradiba bercerita bahwa awal menjadi mahasiswabaru

dia sering menahan pipis lantaran tidak mengetahui letak toilet dan malu bertanya. “Awalnya di rumah pi baru pipis, kalau di kampus malas ka. Mau sekali pi baru pipis di kampus,” jelas mahasiswa asal Bone ini. Berdasarkan penelusuran reporter PK identitas Unhas, jumlah toilet disekitaran MKU ada sekitar 13 toilet, di antaranya berlokasi di Fakultas Kedokteran, FMIPA dan Perpustakaan Pusat. Namun, beberapa dalam keadaan rusak maupun tidak ada aliran air. Hal ini sangat tidak ideal dengan kapasitas mahasiswa yang mencapai 5.103 orang dan terbagi dalam 22 kelas, dengan jumlah 40-50 mahasiswa per kelas. menurut dr Isra Wahid PhD manusia memproduksi urin bervariasi antara 800-200 cc, seseorang yang sehat bisa buang air kecil sekitar empat sampai sepuluh kali dalam sehari. Jumlah urin yang dikeluarkan bekisar 200400 mili liter. Apabila seseorang sering menahan untuk buang air kecil, maka bisa menyebabkan kesempatan berkembang bagi bakteri. Sehingga seseorang bisa terkena penyakit yang serius, seperti infeksi saluran kemih, batu

ginjal, gagal ginjal, pembengkakan kandung kemih dan lain sebagainya. Kemudian, berdasarkan terbitan TribunLampung.com, satu toilet, idealnya digunakan untuk 25 anak perempuan. Sedangkan untuk anak laki-laki, satu toilet untuk 40 orang. Perbandingan tersebut dikarenakan anak perempuan lebih banyak menggunakan air ketimbang anak laki-laki. Petugas Kebersihan, Pak To, mengatakan bahwa pada musim kemarau air di sekitaran MKU hanya mengalir dua sampai tiga jam perhari. Hal ini juga disebabkan karena tidak tersedianya penampungan air. “Ini juga berdampak pada penggunaan toilet, sehingga tidak dapat digunakan secara maksimal,” ujar Pak To. Mendapat keluhan tersebut, Ketua Pengelola UPT MKU, Rahmatullah SIP M Si mengatakan bahwa memang tidak tersedia aliran air di MKU. Sebab sumber air hanya dari kantin Kudapan saja. “Di kantin kan banyak yang manfaatkan sehingga kalau habis air, toilet tidak bisa digunakan. Hal itu juga yang menyebabkan toilettoilet mengeluarkan bau busuk,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rahmatullah berharap keluhan ini bisa sampai ke pihak rektorat agar menyediakan aliran air sehingga toilet-toilet bisa digunakan. “Harapan saya sebenarnya ada aliran air yang masuk ke MKU.

Kedua, ada petugas kebersihan yang memperhatikan kebersihan toilet di sini, sehingga bisa digunakan dan tidak ada yang mengeluh lagi dengan suasana ini,” harap dosen pendidikan kewarganegaraan ini. San/Tan


6

identitas

SANTAI

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Mendatar

Menurun

4. Bidang Wakil Rektor I Unhas

1. Asrama Mahasiswa (Singkatan)

5. Model pembelajaran yang menempatkan peserta

2. Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas

didik sebagai pusat dari proses belajar

Ketentuan Penebak

3. Penerbitan Kampus (Singkatan)

7. Suku terbesar di Sulawesi Selatan

6. Predikat yang diberikan pada ujian di perguruan tinggi

8. Perancang logo Unhas

9. Tugas akhir mahasiswa S1

10. Ketua IKA Unhas

11. Rubrik yang memuat berita harian PK identitas

14. Warna almamater Unhas

12. Rubrik terbaru PK identitas Unhas

15. Batas waktu (Inggris)

13. Fakultas tertua di Unhas

17. Akronim Universitas Hasanuddin

15. Nama depan rektor Unhas periode 2018-2022

18. Orang yang bertugas mengkoordinasikan atau

16. Nama panggilan WR III Unhas

mengatur para reporter dalam peliputan

21. Alumnus Unhas yang menjabat sebagai

19. Ketua BEM Universitas di Unhas

Menteri Pertanian saat ini.

20. UKM termuda di Unhas 22. Muda,Belia (Bugis)

AGENDA

1. Civitas akademika Unhas 2. Tulis jawaban di kolom yang telah disediakan 3. Foto jawaban Anda dan Posting di instagram, jangan lupa tag @identitas_unhas dan mention lima orang temanmu untuk ikut kuis ini 4. Pastikan akun Anda tidak privat 5. Pemenang terpilih akan dikonďŹ rmasi melalui Dirrect Messanges (DM) instagram 6. Pemenang terpilih akan mendapatkan hadiah menarik dari pihak redaksi PK identitas Unhas

Informasi Pengisian KRS Online Mahasiswa untuk Semua Jenjang Semester Genap 2019/2020

06 s/d 31 Januari 2020: Pembayaran SPP/UKT dan pengisian KRS online 17 Januari 2020: Evaluasi masa studi S2 angkatan 2015-2 dan S3 angkatan 2014-2, batas akhir registrasi ulang mahasiswa baru semester akhir TA

2019/2020 (S2 dan S3), Evaluasi tunda kelanjutan studi mahasiswa yang cuti program S1 angkatan 2012 dan 2017, S2 angkatan 20151 serta S3 angkatan 2014-1 20 Januari 2020: Prosesi penerimaan mahasiswa baru S3,

S2, Spesialis dan Profesi semester akhir TA 2019/2020 oleh Fakultas/Sekolah Pascasarjana 24 Januari 2020: Batas akhir pengajuan permohonan cuti akademik semester akhir TA 2019/2020

03 Februari 2020: Kuliah perdana 21 Februari 2020: Batas akhir pembatalan/ penggantian mata kuliah


SASTRA

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

CERPEN

7 PUISI

Hati yang Berkeping Oleh: Huri A Hasan

Aku ancaman Oleh : Mulawarman Aku dari kata menjadi pisau tercabut dari sarung lalu mengelana di antara rumpun pada akar aku mesti menyayat tanganmu agar kau paham luka itu agar tanganmu mati rasa untuk membungkam bahasa dan manusia aku mengancam mencabit mimpi yang lupa untuk tidur hingga kau membesarkan pembunuh dirimu sendiri aku dari kata menjadi mata pisau namun kulihat kau siapkan peluru-peluru ingin menembus dagingku mengoyak diriku jangan lupa bung! sekali lagi aku dari kata menjadi mata pisau aku mati terbunuh tapi anyir darahku yang berserakan di selokan mampu berbicara.

H

alaman dipenuhi mobil-mobil yang ditempeli merek sebuah production house. Tampaknya ada kegiatan shooting di wilayah kampus, tepatnya di Fakultas Ilmu Budaya, sehingga Ika memilih turun di depan gerbang fakultas. Kepalanya dengan dahi diperban, dipenuhi berbagai pikiran ketika menyeberang dari gerbang menuju ke gedung kampus. Dia sama sekali tidak peduli ketika beberapa pasang mata memperhatikannya. Dia juga tidak peduli dengan aktivitas yang baru saja dilewatinya. Dia langsung naik ke lantai dua tempat ruang senat terletak. Ketika mendapati Andri sedang di ruang senat bersama beberapa temannya, dia memberi kode agar laki-laki itu masuk ke ruangannya. Dia mengunci pintu ketika Andri sudah duduk. Ika menghela napas ketika matanya bertemu pandang dengan Andri. “Untuk pertama kali aku kalah,” katanya dengan nada sumbang. Kerongkongannya terasa kering. “Untuk mempertahankan kamu, aku kalah total.” Andri diam. Dia tak tahu harus berkata apa. Ini memang kesalahannya. Dia terlalu mudah terjatuh dalam suara lembut manja dan mendayu Karina. Mahasiswa baru terlalu mengidolakannya, dan selalu berusaha mencari perhatiannya. Celakanya, dia sebagai lelaki begitu mudah berbangga hati mendapat perhatian dari seorang mahasiswa baru yang cantik dan manja. Dia lupa, telah terikat hati dengan perempuan yang tak kalah cantik dan lebih senior. Ketua BEMnya sendiri. “Mungkin, aku memang tidak pantas

IDENTITAS/FINSENSIUS T SESA

untukmu. Aku mungkin terlalu sempurna untukmu. Terlalu tinggi, terlalu pintar, terlalu tegas, mungkin terlalu hebat untuk kamu. Aku tahu, kamu tidak sanggup untuk tetap bersamaku.” Ika menghela napas lagi. Ini adalah yang pertama kali mereka berbicara lagi setelah dia memutuskan menyudahi hubungan mereka, satu bulan yang lalu. “Itu tidak benar, Ika. Aku selalu siap menjadi apapun dan menerima apapun, asal bersama kamu. Tolong, maafkan aku. Please.., ini bukan mauku,” ujar Andri lemah. Dia tahu, maaf itu tak akan pernah dia dapatkan lagi. Andri masih berharap. Tapi Ika benar. Terkadang dia merasa risih ketika harus berjalan berdampingan dengan perempuan yang lebih tinggi 5 cm darinya. Dan Ika juga benar, dia selalu merasa tersanjung ketika ada wanita bermanja-manja padanya. “Aku sudah memaafkan kamu, dan itu cukup. Tidak ada hal lain yang perlu diulang,” kata Ika. “Tapi aku hanya ingin kau tahu, dan ini akan membuat kamu semakin yakin, kamu memang tidak pernah siap berjalan denganku.” Ika mengelus perban yang menutup dahinya sambil mengernyit. Perasaannya yang porak poranda membuatnya kehilangan konsentrasi, bahkan saat membawa mobil di tengah keramaian lalu lintas. Masih untung nyawanya cukup kuat untuk bertahan di tubuhnya, meski untuk itu dia harus berjuang mempertahankan kehidupannya selama dua minggu di rumah sakit. Ika menghela napas. “Bulan depan, kita akan mengadakan pemilihan ketua senat,

untuk menggantikan aku. Aku saat ini sedang kehilangan ide untuk melakukan apa pun. Karena itu aku minta tolong. Bantu aku untuk melaksanakan pemilu itu. Paling tidak dalam dua minggu ini. Kamu mau kan?” Andri hanya menatap Ika, tak tahu harus berkata apa. Tapi kemudian dia mengangguk. “Apapun kulakukan untukmu,” katanya pelan. Ika mengangguk, meski tak yakin ketika menatap ke arah Andri. Ketika lelaki itu tidak berkata apa-apa lagi, Ika mengajaknya keluar bergabung dengan teman-teman mereka yang sudah menunggu di ruang utama sekretariat. Beberapa anak yang masih berharap Ika dan Andri kembali rukun, bersuit-suit menggoda. Tapi yang lain tampaknya paham bahwa peluang itu tidak ada lagi dengan melihat raut keruh pada wajah Ika dan Andri. Dengan sisa-sisa semangatnya yang tersisa, Ika memimpin rapat dengan teman-temannya mengenai persiapan pemilihan ketua BEM fakultas sebulan mendatang. Andri hampir tak berkata apa-apa. Dia lebih banyak terlihat melamun, sambil sesekali menoleh pada Ika dengan pandangan yang tak dapat dipahami. Setelah rapat itu selesai, Ika menggamit Dewi, sahabatnya, untuk segera pergi. Dia tidak ingin berlama-lama di ruangan dengan sesosok lelaki yang telah membuat hatinya hancur berkeping-keping. Penulis merupakan Senior PK identitas

Penulis merupakan Senior PK identitas

Demo belum selesai Oleh : Mulawarman

Demo belum selesai penindasan semakin kuasa Untuk menjadi tinta Di pamflet dan poster kita demo belum selesai Jangan takut! belajarlah untuk terus menulis kalimat dirimu, diri rakyat kita jadilah penulis hukum bagi mereka di pamflet dan postermu Demo belum selesai sebab rakyat masih menunggu pamflet dan postermu itu bentangkanlah di depan para penindas Demo belum selesai bung! sebab kebenaran dan keadilan hanya kata-kata jorok bagi penindas, dan masih kita agung-agungkan. Penulis merupakan Senior PK identitas


IPTEKS

8

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

ISTIMEWA

Mengulik Potensi Tammu Taung Menjadi Objek Pariwisata Berbasis Budaya

I

ndonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi, budaya dan adat istiadat. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki ragam budaya di setiap kabupatennya adalah Sulawesi Selatan. Seperti di Pulau Pa’jenekang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), memiliki kebudayaan yang disebut Tammu Taung atau dalam bahasa Indonesia berarti ulang tahun. Perayaan ritual Tammu Taung memiliki keunikan, makna, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga mampu menarik wisatawan dari luar pulau untuk berkunjung ke sana. Adat dan kebudayaan Pulau Pa’jenekang tersebut menjadi daya tarik utama yang berpotensi dijadikan sebagai objek pariwisata daerah berbasis budaya di Kabupaten Pangkep. Pariwisata merupakan bisnis yang sangat besar dan Indonesia mempunyai peluang untuk memainkan peranan di dalamnya. Dengan potensi wilayah tanah air yang terdiri dari belasan ribu pulau dan ratusan variasi adat dan budaya yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri, maka pariwisata akan tumbuh menjadi suatu industri yang

sangat menjanjikan. Melalui pariwisata tersebut, Indonesia dapat mengembangkan dan memperkenalkan budaya serta adat-istiadatnya, seperti perayaan ritual Tammu Taung. Melihat fenomena ini, tiga mahasiswa Universitas Hasanuddin, meneliti tentang perayaan adat Tammu Taung (Studi tentang Keunikan Perayaan Adat Pa’jenekang dalam Menunjang Pariwisata Daerah Kabupaten Pangkep). Ketiga mahasiswa tersebut yakni Kurnia Salsabila (Antropologi), Musdalifah Achmad (Antropologi), dan Wandi Janwar (Fisika). Mereka tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH), yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kurnia Salsabila selaku Ketua Tim mengatakan, penelitian itu mereka lakukan untuk memperkenalkan perayaan ritual Tammu Taung di Pulau Pa’jenekang, Kabupaten Pangkep. Menurutnya, Tammu Taung memiliki keunikan dan makna sehingga dapat menjadi objek pariwisata dan diperkenalkan ke kalangan masyarakat luas.

“Perayaan ritual Tammu Taung ini memiliki keunikan dan makna tersendiri, dan menurut kami hal itu dapat dijadikan objek parawisata, sehingga dapat mengangkat nama Pulau Pa’jenekang dan Kabupaten Pangkep,” ungkap Salsabila. Jika dilihat dari sejarahnya, Tammu Taung berawal dari kisah Haruna Rasyid yang diberi “Gallarrang” atau gelar pahlawan oleh masyarakat setempat. Kala itu, ia melakukan pelayaran ke Kabupaten Maros pada zaman Belanda dan mengibarkan bendera yang berwarna merah, hitam, dan putih. Saat ditanya oleh orang Belanda, mengapa menambahkan warna hitam pada bendera tersebut, Haruna Rasyid menjawab, ia berharap ada orang kulit hitam yang akan menjadi pemimpin. Mendengar alasan itu, ia langsung ditangkap oleh Belanda. Di dalam penjara, Haruna Rasyid bernazar bahwa jika bebas maka akan membuat a'tenne-tenne (membuat kue manis), a'jannajanna (membuat makanan lezat), dan a'rannu-rannu (bersenang-senang) di Pulau Pa’jenekang. Nazar tersebut ternyata terkabulkan, sehingga

diselenggarakan perayaan Tammu Taung ini. Dalam perayaan Tammu Taung ini, berlangsung selama tiga pekan setiap bulan Muharram. Pada Jumat pertama bulan Muharram, masyarakat membuat makanan dari campuran kelapa muda dan gula aren yang disebut “Akkaluku Lolo”. Kemudian setelah salat Jumat mereka memakannya. Pada Jumat kedua bulan Muharram, masyarakat membuat Jepe' sura –sejenis bubur–, sebelum itu lembaga adat Pulau Pa’jenekang harus menaikkan bendera merah putih di depan para tokoh adat. Kemudian setelah salat Isya, lembaga adat bersama para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama melakukan zikir bersama serta melantunkan lagulagu tasawuf diiringi rebana. Pada Jumat ke tiga yaitu puncak acara Tammu Taung, diadakan dengan membuat 12 macam jenis kue manis, seperti Dodoro (Dodol), Biji Nangka, Kue Lapis, Onde-onde, Cucur, Se’ro-se’ro, Bolu rampah, Kue serikaja, Bapele’, Mabel, Putu kacang, dan Kuning gulung. Semua kue tersebut merupakan jenis kue manis yang selalu hadir pada saat perayaan ritual Tammu Taung, yang menggambarkan kebahagiaan

serta sebagai doa agar ke depannya para masyarakat murah rezeki. Perayaan ritual Tammu Taung diawali dengan lembaga adat kumpul bersama di Balla Lompoa dan melakukan satu rangkaian tradisi “aru pendek” di depan Gallarang. Kemudian, masyarakat mengelilingi Pulau Pa’jenekang dan melakukan ziarah kubur. Sebelum melakukan ziarah kubur di makam Gallarrang, terlebih dahulu disambut dengan “A’ngaru” oleh Jubir adat. Lalu, salah satu anggota dewan adat membacakan sejarah Pulau Pa’jenekang kepada masyarakat yang hadir dalam perayaan ritual Tammu Taung. Dengan dijadikannya perayaan ritual Tammu Taung sebagai objek pariwisata, dapat memperkenalkan Pulau Pa’jenekang dan menunjang pariwisata daerah di Kabupaten Pangkep. Selain itu, juga dapat melestarikan eksistensi perayaan ritual Tammu Taung, memberikan dampak sosial dan ekonomi kepada masyarakat setempat. Sebagai generasi Indonesia, sudah sepatutnyalah kita menjaga, merawat, dan memperkenalkan budaya ke masyarakat dunia. Wandi Janwar


identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

CIVITAS

9

IDENTITAS/ARISAL

Gerak Lambat Unhas Perbaiki Fasilitas Kolam Renang Pipa filtrasi kolam renang mengalami kerusakan sejak Unhas menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas)tahun 2017, namun hingga kini belum dilakukan perbaikan.

B

eberapa bagian tubuh Munika Erfina, Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan terasa gatal setelah berenang di Kolam Renang Unhas. Hal yang sama dialami Agung Rinekso, Koordinator Divisi Pelatihan dan Perlombaan UKM Renang Unhas. Mata mereka pun terasa perih ketika berenang tanpa kacamata renang. Hal ini telah berlangsung sejak lama. Namun, apa boleh dikata, Kolam Renang Unhas telah menjadi tempat mereka berlatih sebelum mengikuti kejuaraan. “Mata terasa perih karena air kolam terlalu banyak mengandung kaporit. Selain itu badan juga biasa terasa gatal,” ungkap Munika Erfina,

pengunjung yang berenang tiga kali seminggu di Kolam Renang Unhas, Senin (18/11). Ketika ditilik lebih dalam, hal itu terjadi akibat sistem filtrasi Kolam Renang Unhas yang tak kunjung diperbaiki. Menurut Koordinator Pengelola Kolam Renang Unhas, Azis ST, kerusakan itu terjadi akibat meledaknya salah satu pipa pada sistem filtrasi tersebut. “Kerusakannya itu sejak Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional tahun 2017 saat Unhas menjadi tuan rumah,” terang Azis, ketika ditemui di Kolam Renang Unhas, Rabu (6/11). Menurut Azis, akibat rusaknya filtrasi kolam renang Unhas, pengelola kolam melakukan vakum

manual dua kali seminggu. Dia memanfaatkan mesin filtrasi yang masih bagus, disambungkan dengan alat vakum, kemudian mem-vakum dasar kolam secara manual dari atas kolam. “Selain itu, kami juga menabur bubuk pembersih kolam, yakni Kaporit dan Polyaluminum Chloride (PAC) secara teratur setiap hari setelah kolam tutup, pukul 17.30 Wita,” ujarnya. Namun, lanjut Azis, pemberian bubuk Kaporit dan PAC serta vakum manual menjadi tidak efektif selama filtrasi induk kolam rusak, “Seandainya mesin filtrasi berfungsi, mungkin waktu pembersihannya lebih efektif.” Tidak efektifnya pembersihan kolam akibat sistem filtrasi yang

IDENTITAS/ARISAL

rusak, membuat kondisi kolam Unhas kadang kala didapati dalam keadaan kotor atau airnya berwarna hijau lumut. “Dulu itu karena air kolam habis, jadi ditambahkan air sumur. Itulah menjadi penyebab mengapa air berubah menjadi hijau sebab air dari PDAM tidak ada,” ungkap Azis kepada identitas. Tak jarang pengunjung umum maupun mahasiswa mengeluhkan kotornya Kolam Renang Unhas. Azis menceritakan bahwa ketika pengunjung melihat kondisi air kolam yang hijau, mereka membatalkan masuk. “Kurang pengunjung, kadang datang kalau lihat hijau airnya, yah mereka pulang, tapi jarang terjadi itu,” beber Azis. Air Kolam Renang Unhas Tetap Hijau Saat Perhelatan KRAMSI IX UKM Renang Unhas yang menghelat Kejuaran Renang Antar Mahasiswa Se-Indonesia (KRAMSI) IX, 24 sampai 26 Oktober lalu juga terkena imbas hijaunya kolam. Beberapa peserta KRAMSI mengeluhkan tidak dapat melihat jalur (ubin hitam) di dasar kolam akibat hijaunya air kolam Unhas. Ariel, atlet asal Universitas Surabaya mengakui tidak sterilnya air kolam renang tersebut, “Airnya jauh lebih bersih tahun 2018 sih, ini kemarin aku pas renang nggak bisa lihat garis hitam di dalam kolamnya sama sekali,” sebutnya saat dihubungi via WhatsApp, Kamis (14/11/2019) lalu. Masalah ini diakui pula oleh Ketua Umum UKM Renang Unhas, Suarna.

Ia menyampaikan bahwa banyak peserta KRAMSI yang mengeluhkan buruknya kulitas air saat lomba digelar. Menurut Suarna, sebelum lomba terhelat, mereka telah melakukan audiensi dengan pihak rektorat mengenai kondisi air kolam yang hijau dan fasilitas kolam lainnya. Hasilnya, rektor Unhas melalui Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Infarstruktur, Prof Dr Ir Sumbangan Baja M Sc mengatakan, bakal memperbaiki kerusakan di Kolam Renang Unhas. Namun, hingga tiga minggu setelah KRAMSI digelar, belum ada perbaikan yang dilakukan. “Kami bertemu dengan rektor pada tanggal 16 September lalu, kata WR 2 siap memperbaiki sebelum kegiatan KRAMSI dilaksanakan, tetapi sampai sekarang belum ada perubahan sama sekali,” beber Suarna. Sesuai pantauan identitas, bukan hanya sistem filtrasi kolam renang Unhas yang bermasalah. Fasilitas seperti toilet, pintu, dan ubin mengalami kerusakan. Terakhir, Suarna berharap Kolam Renang Unhas segara diperbaiki dengan kualitas bahan yang baik agar bertahan lama. “Bahan yang digunakan untuk merenovasi baiknya yang bagus dan cocok untuk kolam agar bisa bertahan lama dan tidak hanya satu tahun digunakan sudah banyak lagi kerusakan. Saya harap pihak birokrasi kepeduliannya lebih ditingkatkan,” harapnya. Menurut Suarna, hingga saat ini, belum ada tanggapan WR 2 terkait perbaikan kolam renang yang dijanjikan. Rir/Tan


10

POTRET

Mulai Menua, Pohon di Unhas Rawan Tumbang

H

ujan lebat dibarengi angin kencang kian mengintai kota Makassar beberapa pekan ini. Wilayah Unhas termasuk lokasi yang rawan akan pohon tumbang. Pengguna jalan mesti lebih berhati-hati, jika melintas di sepanjang area kampus Unhas Tamalanrea yang kondisi jalannya ‘dikepung’ pepohonan besar yang menjulang tinggi. Tidak hanya itu, jika hujan lebat semakin menjadi-jadi, pohon besar yang ada di deretan jalan bisa saja tumbang sehingga ditakutkan dapat merusak apa saja yang diitimpahnya dan bisa menimbulkan korban jiwa. Seperti yang terjadi di parkiran mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pohon rubuh mengenai sejumlah kendaraan yang sedang terparkir. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Dari sejumlah kendaraan sepeda motor yang terparkir, lima di antaranya rusak parah ditimpah pohon. Berdasarkan pantauan identitas, tiga pekan ini sudah tujuh pohon yang tumbang di Unhas. Melihat kondisi tersebut, Dosen Ekologi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Unhas, Prof Dr Ir Ngakan Putu Oka M Sc turut memberikan komentarnya. Ia membenarkan tentang kondisi fisik pohon di Unhas yang usianya rata-rata tergolong tua dan tidak terawat, utamanya pohon di bagian Sekolah Pascasarjana. “Banyak pohon di Unhas yang tidak sehat lagi dan sudah banyak yang tua. Itu sangat berbahaya sekali, apalagi jenis pohon ini rata-rata memiliki batang besar dan rantingnya yang mudah patah,” ujarnya, Rabu (27/11/2019). Foto dan Naskah: Santi Kartini

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020


identitas NO.identitas 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

LAPORAN UTAMA

11

IDENTITAS/USMAN SALAM

Mengatasi Sampah Plastik dengan Tumbler Bukti peduli lingkungan, Fakultas Kehutanan Unhas mulai menerapkan gaya hidup zero waste.

M

ahasiswi itu mengeluarkan sesuatu dari tas ransel warna hitam abu-abu miliknya. Ternyata, tumbler, yang kemudian mengarah ke dispenser yang selalu tersedia di ruangan itu. Tangan kanannya menekan tombol untuk air dingin. Begitu tumbler penuh terisi air, dia pun mematikan tombol dispenser, dan segera berlalu. Begitulah pemandangan yang setiap saat kita jumpai di salah satu ruangan di Fakultas Kehutanan Unhas. Tersedianya dispenser ini, membuat para mahasiswa –umumnya para gadis–, membawa tumbler guna mendapatkan air sesuai yang diinginkan, dingin, panas, atau yang biasa saja. Salah seorang mahasiswi angkatan 2016, Putri Saridayana Thamrin mengakui, sangat terbantu dengan tersedianya dispenser di fakultasnya itu. “Jadi, kita tidak sempat lagi memasak air di rumah atau tempat indekos, maka tinggal membawa tumbler dan mengisinya di sini, dingin atau panas, yah terpenuhi kebutuhan,” jelasnya, saat ditemui setelah mengambil air di dispenser. Menurutnya, fakultasnya itu sudah hampir setahun telah menyediakan fasilitas seperti ini. “Saya setuju dengan penggunaan tumbler. Ini sekaligus mengurangi penggunaan botol plastik, yang saat ini disadari menjadi momok utama mengatasi sampah,” ujarnya. Diakui Putri, dengan adanya dispenser ini, ia dapat berhemat. Makanya, Putri juga mengajak

temannya yang lain untuk menggunakan fasilitas ini, agar lebih banyak lagi yang menggunakan tumbler. “Dengan banyaknya yang menggunakan tumbler, orang-orang di luar sadar pentingnya mengurangi sampah plastik, karena ke depannya dampaknya ke kita ji,” imbuh Putri. Rupanya, apa yang dilakukan Putri, saat ini sudah menjadi tradisi –kalau tidak menyebut sebagai budaya–, di Unhas. Bahkan di kegiatan semisal seminar atau kuliah umum, juga menjadi arena pembagian tumbler. Seperti dialami Muhammad Rosadi, mahasiswa angkatan 2019. “Baru-baru ini kami melakukan kegiatan seminar. Selesai acara, seluruh peserta dibagikan tumbler,” ungkap Rosadi, sembari menyebut kalau di fakultasnya konsen pada hutan adat dan hutan lindung. “Kegiatan seperti ini sangat bagus, mengingat bahan dari tumbler terbuat dari besi yang sangat muda diolah apabila rusak,” tambahnya. Sementara itu, Ketua Penggagas Gerakan Penggunaan Tumbler, Muhammad Farhan menegaskan, Senat Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) berupaya menjadikan fakultasnya sebagai tempat percontohan dalam pengelolaan sampah plastik, maka tidak mengherankan muncul: “Gerakan FIKP UH sebagai Percontohan Mengurangi Sampah Plastik di Kampus”. “Fakultas yang berbasis lingkungan hidup seharusnya memberikan contoh. Dengan perlahan-lahan

menyediakan tong sampah di beberapa titik. Membawa tumbler ke kampus, menyediakan air mineral di beberapa titik, bekerja sama dengan bank sampah dan memasang slogan ajakan mengurangi penggunaan plastik,” imbuh Farhan. Hal ini senada dengan kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia. Lembaga ini ikut berupaya mengurangi penggunaan sampah plastik dengan melakukan aksi preventif, seperti mengeluarkan imbauan nomor 1/M/INS/2019 tentang larangan penggunaan plastik sekali pakai dan/atau kantong plastik di lingkungan kementerian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi. Imbauan tersebut, antara lain; larangan menggunakan kemasan plastik di kantin, mengurangi penggunaan spanduk dan sejenisnya, serta mencegah pihak luar membawa kemasan plastik yang dilakukan oleh seluruh pimpinan dan satuan kerja di Kemenristekdikti. Selain mahasiswa, pegawai pun ikut andil dalam pengurangan botol plastik. Amina yang bertugas sebagai laboran di Laboratorium Bioteknologi menyampakan penggunaan tumbler di Fakultas Kehutanan berawal dari fakultas membagikan tumbler ke semua pegawai. Walau masih berupa imbauan, dia sangat mendukung langkah yang dilakukan fakultanya, dengan membawa tumbler tiap hari atau menyimpannya di laboratorium. Namun, Amina tidak terpaku dalam menggunakan tumbler saja. Ia pun

sering membawa bekal dari rumah. “Saya sendiri sering membawa bekal dengan wadah dari rumah, supaya tidak pakai pembungkus nasi lagi,” katanya. Dekan Fakultas Kehutanan, Prof Yusran Yusuf MSi menyampaikan salah satu fokus kebijakan di lingkungan fakultas yakni penggunaan tumbler, di mana hampir setahun telah berlangsung. Langkah yang dilakukan yakni membagikan tumbler ke mahasiswa, pegawai dan dosen. “Tidak semua kita belikan untuk mahasiswa, kalau pegawai dan dosen kita belikan semua, 28 pegawai, 56 dosen,” terangnya. Selain itu, lanjut Yusran, kebijakan ini merupakan prinsip menyejahterakan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat berhemat karena telah disediakan tempat menggambil air minum. “Dengan menyediakan tempat air minum atau dispenser, dan sebagian mahasiswa telah menggunakan tumbler, tentunya dapat mendorong orang yang tidak mempunyai tumbler untuk membeli,” ungkapnya. Selaku Dekan Fakultas Kehutanan, Yusran mengakui, pengurangan sampah plastik khususnya botol plastik di fakultas yang terbentuk pada tahun 2007 ini merupakan wujud kesadaran internal. Ditambah dengan adanya regulasi dari Rektorat mengenai pemisahan sampah. “Walau masih di hulu oleh karena masih ada penggunaan, kita kini ingin lebih awal mengurangi sehingga kita mengampanyekan dengan beberapa lembaga seperti Kementerian

Kehutanan,” beber Yusran. Maka dari itu, lanjutnya, adanya sosialisasi mengenai sampah plastik yang bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, merupakan bagian dari sponsor untuk membagikan tumbler kepada sivitas akademika Fakultas Kehutanan. Lebih lanjut Yusran mengatakan, meski masih terkendala pada masalah teknis seperti adanya seminar dan tamu yang berkunjung, secara otomatis penggunaan makanan dan minuman dari luar yang menggunakan plastik mau tidak mau harus dipakai. “Meski belum 100 persen, misalnya dalam jumlah tamu yang banyak, kita masih beli nasi kotak sehingga air mineral gelas atau botolnya ikut. Tapi secara struktural kita sudah lakukan,” sebut Yusran dengan semangat. Yusran sendiri menyadari, walau tidak ada aturan harus menggunakan tumbler, tapi ada proses imbauan dan kemudian diberikan contoh. Apalagi sudah ada sosialisasi bahaya sampah plastik. “Selain imbauan, yang lebih penting memang harus ada regulasi yang mengikat di kampus. Harus ada aturan atau kebijakan yang memang nyata-nyata memberikan larangan penggunan plastik, terutama pada acara-acara yang melibatkan orang banyak, yang menggunakan plastik,” saran Yusran. Tim Laput


12

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

LAPORAN UTAMA

IDENTITAS/ARISAL

Menanti Daur Ulang Sampah di Unhas “Melihat kapasitas sampah di Unhas yang sangat banyak, harusnya memang ada daur ulang,“ ungkap Kepala Rumah Tangga Unhas, Morex Rein.

B

esarnya potensi pemanfaatan sampah di Universitas Hasanuddin, terutama plastik dan kertas, memang mengharuskan adanya daur ulang sampah. Bahkan, menurut Kepala Rumah Tangga Unhas, Morex Rein SE, tumpukan sampah di sejumlah titik di Unhas harus ditangani saat ini oleh ratusan cleaning service. “Bayangkan kalau sampah ditangani cleaning service sejumlah itu, artinya sampah memang sudah menumpuk dan semuanya itu berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang. Jadi kapasitas sampah yang begitu banyak, seharusnya memang sudah ada tempat daur ulang sampah,” ungkap Morex saat ditemu di rungannya, Senin (20/1). Ia menyebutkan, produksi sampah di Unhas sekira 30 kubik perhari yang terkumpul dalam lima kontainer. “Bandingkan satu kontainer sama dengan lima hingga enam kubik. Sampah ini hampir semuanya dibawa ke TPA Antang, terkecuali sebagian kecil yang merupakan sampah daun kering, itu dibawa ke taman-taman sebagai pupuk kompos,” ungkapnya.

Dari sejumah sampah yang dihasilkan Unhas, mayoritas sampah plastik dan kertas, selebihnya adalah sampah daun dan limbah medis yang berasal dari laboratorium di sejumlah fakultas. Beda halnya dengan limbah nonmedis seperti kertas dan palstik yang diangkut ke TPA, limbah yang berasal dari laboratorium diangkut ke TPS yang berada di belakang Rumah Sakit Pendidikan Unhas. Hal ini dikarenakan limbah medis membutuhkan penanganan khusus. Menurut Morex, sebenarnya pernah ada daur ulang sampah di Unhas yakni di Fakultas Pertanian. “Kalau saya tidak salah, itu sekira dua atau empat tahun lalu. Tapi, saya tidak tahu apa masih eksis hingga sekarang. Masalahnya, pengelolaannya itu bukan kewenangan Bagian Rumah Tangga, melainkan dikelola sendiri oleh Fakultas Pertanian,” ujarnya. Lebih lanjut ia mengungkapkan, mengenai penanganan sampah di Unhas memang sudah dapat imbauan dari pemerintah kota Makassar. “Dari pemerintah Kota Makassar, Unhas memang diimbau untuk menata taman, terutama kebersihan, karena Unhas termasuk

bagian penilaian dalam rangka penganugerahan Piala Adipura,” bebernya. Terkait aturan pelarangan sampah plastik di lingkungan kantin, Morex mengatakan pengelola kantin sering diimbau oleh pimpinan dalam hal pengelolaan sampahnya. ”Kami sudah ada edaran untuk mereka terkait hal itu. Artinya bukan hanya sampah plastik saja, tetapi sampah secara umum. Apalagi sampah plastik kan susah terurai,” terangnya. Maraknya penggunaan tumbler di kalangan sivitas akademika Unhas merupakan salah satu bentuk kesadaran untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, utamanya botol minuman sekali pakai. Morex menjelaskan, terkait penggunaan tumbler untuk meminimalisasi pemakaian botol pastik sekali pakai, sudah ada imbauan dari pimpinan. Hanya saja, tidak semua mengindahkan imbauan itu. “Kami berharap, ke depan ini ada regulasi terkait penggunaan botol/plastik sekali pakai,” harapnya. Meskipun Kepala Rumah Tangga sudah membeberkan tentang penanganan sampah,

namun masih ada sejumlah pihak yang mengeluhkan penanganan sampah tersebut, terutama dari kalangan mahasiswa. Rahmatullah misalnya. Mahasiswa angkatan 2015 ini menyoroti kinerja pengelola masalah. “Kita tahu dan kita lihat banyak cleaning service, tapi nyatanya masih saja ada kita temukan sampah berserakan, bahkan tidak ditau dibawa ke mana sampah itu,” keluhnya. Berbeda dengan Sandra Dewi. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) ini, justru menyoroti keberadaan limbah plastik yang kurang dimanfaatkan. Menurutnya, kebanyakan sampah plastik justru dipungut oleh pemulung, untuk kemudian dijual. Padahal Unhas dapat memanfaatkannya menjadi home industry, ataupun sejumlah kerajinan tangan lainnya. “Seharusnya Unhas dapat mengelola sampah plastik secara maksimal seperti melakukan daur ulang atau dikelola menjadi sesutu yang bernilai ekonomi,” ujarnya. Hal itu turut dibenarkan oleh sejumlah cleaning service. Rosdianti misalnya. Pegawai kebersihan yang bertugas di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis (FEB) ini seringkali mendapati pemulung tengah memungut sampah plastik dari tong sampah yang berada di FEB. “Biasanya ada pemulung yang ambil kalau sampah plastik dan botol minuman, makanya di sini itu jarang dibuang sampah plastik, karena ada yang pungut,” ujarnya. Tim Laput

Tim Laput Koordinator Wandi Janwar Urwatul Wutsqaa Arisal

Anggota: Hafis Dwi Fernando Santi Kartini Badaria


LAPORAN UTAMA

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

13 9

IDENTITAS/ARISAL

Zero Waste, Ladang Bisnis si Manusia Kreatif Manfaatkan peluang dari gaya hidup zero waste, beberapa orang meraup keuntungan.

P

enggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari rasanya sudah sangat lazim ditemui, bahkan telah menjadi kebutuhan. Harga yang terjangkau, ringan, dan mudah didapatkan menjadi alasan penggunaannya. Namun di balik kemudahan tersebut akan menimbulkan masalah yang besar. Misalnya saja, sampah plastik yang membutuhkan waktu sekitar 50 sampai 100 tahun hingga bisa terurai oleh alam. Belum lagi dengan berserakannya sampah plastik di lautan yang dapat mencemari ekosistem. Bahkan berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun. Melihat hal tersebut, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Menristekdikti RI), Prof Drs H. Mohamad Nasir Ak MSi PhD, mengeluarkan intruksi mengenai larangan penggunaan kemasan air minum berbahan plastik sekali pakai dan/atau kantong plastik di lingkungan

Kemenristekdikti. Sebagai salah satu institusi di lingkungan Kemenristek dikti, Universitas Hasanuddin sudah seharusnya mengindahkan imbauan tersebut. Fakultas Kehutanan Unhas, mulai menjalankan gaya hidup zero waste sebagai salah satu langkah dalam meminimalisasi penggunaan plastik. Sejak munculnya tren gaya hidup ini, beberapa mahasiswa Unhas mulai membawa botol minum sendiri dari rumah. Tak hanya itu, sebagian dari mereka juga sudah mulai menggunakan sedotan stainless dan totebag sebagai langkah kecil untuk menerapkan gaya hidup zero waste. Selaku Dekan Fakultas Kehutanan, Prof Yusran Yusuf MSi mengakui, pengurangan sampah plastik khususnya botol plastik di fakultas yang terbentuk pada tahun 2007 ini merupakan wujud kesadaran internal. Ditambah dengan adanya regulasi dari Rektorat mengenai pemisahan sampah. “Walau masih di hulu oleh karena masih ada penggunaan, kita kini ingin lebih awal mengurangi sehingga kita mengampanyekan dengan beberapa lembaga seperti Kementerian Kehutanan,”

beber Yusran. Mahasiswa Fakultas Kehutanan Unhas, Muhammad Ihsan, melihat gaya hidup ini sebagai sebuah peluang usaha. Dengan jiwa pengusaha yang dimilikinya, Ihsan memberanikan diri menjadi seorang reseller produk stainless straw. Menurutnya, melihat kebiaasan anak muda saat ini yang sangat senang nongkrong di kafe membuatnya berpikir demikian. “Dari itu saya berusaha kecilkecilan dengan ‘menyenggol’ teman di sekitar. Mulai dari teman dekat sampai teman beda universitas untuk bantu selamatkan bumi dari sampah plasik,” jelasnya. Walaupun laba yang didapatkan tidak begitu besar, Ihsan mengaku senang dengan bisnis tersebut, karena dapat membantu mengurangi penggunaan sampah plastik. “Selain menambah uang jajan, saya juga bisa membantu mengurangi penggunaan sampah plastik. Terkait untungnya, tergantung berapa banyak orderan. Kalau ada sepuluh orang yang mau beli, paling nanti bersihnya saya cuma dapat 150 ribu rupiah,” bebernya. Hal serupa juga dirasakan oleh

salah seorang pebisnis, I Gusti Ayu Kusuma Yoni. Wanita asli Badung ini, mengaku melihat peluang saat Gubernur Bali mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Dilansir dari bali.tribunnews. com, wanita yang akrab disapa Ogek Yuni ini melihat peluang menjajakan pipet stainless. Dalam kesehariannnya, ia menjajakan dua jenis pipet yang dibanderol 55 ribu rupiah dengan isian tiga jenis pipet yang berbeda, satu pembersih dan kantongnya. Kemudian paketan harga 80 ribu rupiah dengan isian sama. Dengan bisnis tersebut, ia mampu meraup penghasilan dari berjualan pipet stainless anti karat hingga 3,5 juta rupiah per bulan. “Itupun saya masih belum setiap hari menjualnya, kalau setiap hari bisa lebih dari itu,“ katanya, dilansir dari bali.tribunnews.com, Minggu (19/5/2019). Besarnya peluang dari bisnis produk zero waste juga dimanfaatkan sejumlah lembaga mahasiswa di Unhas untuk meraup rupiah. Misalnya saja, Biro Adik

Asuh yang dikelola Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Mahasiswa Pecinta Musala (MPM) Unhas. LDK ini memanfaatkan peluang untuk Galang Dana (Galdan) dengan menjual produk berupa tas tentengan belanja dan tumbler. Menurut salah seorang anggota LDK MPM, Sri Wahyuni, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mendukung gaya hidup zero waste. “Ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengurangi penggunaan sampah/botol plastik sekali pakai. Selain itu, juga untuk menambah dana organisasi,” ujarnya. Menurut Sri, hasil penjualan dalam satu bulan terakhir mencapai satu juta rupiah. “Kemarin itu lumayan banyak yang didapat, dalam sebulan penjualan ada kurang lebih satu juta,” ungkapnya. LDK MPM ini bahkan berencana meluncurkan brand sendiri untuk produk zero waste yang mereka pasarkan. “Untuk produk yang kami pasarkan, ada brand tersendiri yang rencana akan dilauncurkan dalam waktu dekat,” pungkasnya. Tim Laput


14

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

LAPORAN UTAMA

Menelisik Kesiapan Unhas ‘Selamatkan Bumi’

S

ejak dulu hingga sekarang, masalah lingkungan hidup masih saja menjadi persoalan dan perbincangan hangat di berbagai kalangan. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tren sampah plastik di Indonesia kian meningkat dengan persentase sebesar 16 persen. Terbayang bukan jika sampah-sampah ini terus bertambah dan semakin berserakan di muka bumi? Bahkan National Geographic saja mencatat terdapat lebih dari lima triliun kepingan plastik yang mengambang di lautan. Sebanyak 73 persen sampah pantai merupakan plastik, seperti botol dan kantung plastik. Sebagai lembaga pendidikan, Universitas Hasanuddin sudah seharusnya menjadi

Bagaimana Anda melihat fenomena gaya hidup zero waste saat ini, khususnya di Unhas? Secara tidak langsung kita sudah menerapkan gaya hidup zero waste. Karena sebenarnya konsep zero waste adalah bagaimana kita bijaksana dalam mengelola sampah. Kebanyakan dari kita, seringkali terjebak dengan istilah zero waste yang seakan-akan membuat kita berpikir bahwa sampah yang dihasilkan adalah nol. Padahal, sebenarnya zero waste merupakan perihal cara kita meminimalisasi limbah dan bijaksana dalam mengolah sampah setelah memproduksinya. Dihubungkan dengan keseharian di lingkup Unhas, ini sangat ironis bagi kita. Seringkali dikaitkan bahwa orang yang lebih berpendidikan cenderung bijaksana dalam menangani masalah sampah. Bagi yang melakukan riset mengenai persampahan, kami mengenal lima pilar dalam hal pengelolaan sampah berkelanjutan. Pertama yaitu legal, harus ada aturan dan regulasi yang jelas tentang bagaimana pengelolaan sampah yang diterapkan pada sebuah daerah, misalnya daerah Unhas. Pilar yang kedua adalah teknik operasional. Hal ini mencakup peralatan, konsep dan sebagainya. Khusus di Unhas, untuk teknik operasional kami rasa tidak ada masalah. Tempat sampah dan lainnya cukup terpenuhi. Pilar yang ketiga adalah pembiayaan. Jika diletakkan dalam skala besar, pilar ini kadang menjadi persoalan. Dalam skala Unhas, ini bukan hal yang prioritas. Seringkali dianggap bahwa pemerintah kota turun tangan dalam hal ini. Selanjutnya adalah pilar kebijakan pimpinan. Apabila pimpinannya mempunyai pengaruh dalam konsep pengelolaan sampah, maka tentunya yang dipimpin juga akan berpartisipasi. Pilar terakhir dan mungkin tersulit adalah keterlibatan masyarakat. Dalam lingkup Unhas adalah masyarakat kampus. Jika konsep zero waste mau diterapkan, maka kelima pilar tersebut harus terpenuhi.

garda terdepan dalam memberikan contoh gerakan peduli lingkungan. Terbukti dengan diberlakukannya gaya hidup zero waste di Fakultas Kehutanan. Namun, muncul pertanyaan mengenai seberapa potensi Unhas dalam menerapkan gaya hidup zero waste tersebut. Untuk menjawab itu semua, Reporter identitas, Wandi Janwar mendatangi Dosen Teknik Lingkungan Unhas yang ahli dalam Bidang Manajemen Persampahan, Dr Eng Ir Irwan Ridwan Rahim ST MT di ruangannya, Senin (20/1). Berikut hasil wawancaranya.

Terkait lima pilar yang sebutkan, menurut Anda bagaimana keseriusan Unhas dalam menerapkan konsep zero waste tersebut? Konsep ini sudah lama bergulir, tetapi menurut saya penerapannya belum maksimal. Pilar aturan, kebijakan dari pimpinan, masalah keterlibatan masyarakat kampus, dan ďŹ nansial belum maksimal. Padahal jika ingin merealisasikan konsep zero waste yang baik, kelima pilar harus terpenuhi dan saling sinergis. Harapan kami adalah sivitas akademika dan pengambil kebijakan di Unhas bisa bekerja sama dan melihat ini sebagai hal yang urgen. Jika kita berbicara tentang masalah persampahan bukan hanya datang dalam satu sisi. Konsep ini dilihat dari kampus Unhas, Fakultas Teknik akan lebih disorot karena mempunyai Departemen Teknik Lingkungan. Namun di satu sisi, kita juga membutuhkan program studi lain seperti pertanian, kesehatan masyarakat dan lainnya. Jika pihak departemen saling berharap, mungkin hal ini tidak berjalan maksimal. Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa, kami khawatirkan karena di sana hampir tidak ada pengolahan sama sekali. Di sana sampah sudah penuh sejak tahun 2012 dan akan terus menumpuk. Unhas seharusnya bisa menjadi contoh bagi institusi lain, di mana kita harus menjalankan praktiknya, tidak hanya menjabarkan teori untuk mengolah sampah. Salah satu fakultas di Unhas telah menerapkan gaya hidup zero waste, bagaimana pendapat Anda? Itu sangat bagus, saya harap hal tersebut bisa menjalar di semua fakultas. Jika kita mengubah kebiasaan, yang dipertanyakan adalah apakah hal itu dilakukan dengan kesadaran akan urgensi sampah atau hanya melakukannya ketika di kampus saja. Seharusnya kita menyadari ada persoalan mengenai sampah dan ada program untuk itu. Jangan menerapkan program hanya

IDENTITAS/ARISAL

untuk mengikuti tren atau sekadar ingin terlihat keren semata. Menurut saya persoalan persampahan ini harus dibicarakan dulu dan semua harus terlibat. Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia berjanji untuk menurunkan peringkatnya. Menurut Anda, apakah konsep zero waste bisa membantu menurunkan peringkat ini? Menurut saya itu bukan lagi berpotensi, tetapi merupakan konsep yang termudah untuk dilakukan. Sebenarnya posisi Indonesia ini diragukan karena hanya didasarkan perhitungan sampah plastik di lautan. Tidak semua sampah yang ada di lautan itu adalah sampah dari Indonesia. Logikanya, kita masih di bawah satu digit sekitar delapan kilogram perkapita pertahun. Negaranegara besar lain yang lebih maju dari Indonesia, mungkin lebih banyak menghasilkan sampah. Harusnya kita mencari cara untuk menanggulangi dan mengolah sampah. Namun, Indonesia belum siap untuk memilah sampah-sampahnya. Selain membawa tumbler dan sedotan stainless, langkah sederhana apa yang bisa dilakukan oleh sivitas akademika Unhas dalam

Data Diri: Nama : Irwan Ridwan Rahim Tempat Lahir : Pare-pare Tanggal Lahir : 19 November 1972 Alamat : Jl. Onta Lama. N0. 74 Makassar E-mail : Irwanrr@yahoo.com Riwayat Pendidikan : - S1 Teknik Sipil Unhas, Makassar - S2 Teknik Sipil ITS, Surabaya - S3 di Kyushu University, Jepang

mendukung gaya hidup zero waste? Yang terpenting dan paling utama adalah memilah sampah. Menurut saya, ini harus dibicarakan dalam tingkat lain. Harusnya ada studi tentang karakter sampah di kampus Tamalanrea mengenai komposisi sampah yang paling banyak. Setelah itu baru dibicarakan strategi bahwa sampah ini akan dipilah berapa. Jika sudah dikumpulkan, maka akan lebih mudah untuk menentukan langkah selanjutnya. Ada baiknya perwakilan semua fakultas duduk membicarakan hal ini, agar pengolaan sampah bisa d lakukan secara maksimal.

Mengacu pada peraturan Menristekdikti tentang pelarangan penggunaan plastik sekali pakai, bagaimana Anda melihat hal tersebut? Ini harusnya menjadi motivasi untuk semua kalangan dan perlu direspon sebagai hal yang menjadikan kita lebih baik. Harapan saya ke depannnya, mari kita laksanakan bersama konsep ini. Jangan sampai hanya menjadi tren atau jargon semata. Pada tingkat yang lebih tinggi lagi, Unhas harus mempunyai unit untuk pengelolaan sampah berkelanjutan dan terkoordinir dengan baik.ď Ž


WANSUS

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

15

Strategi Public Relation di Era Milenial

S

ecara umum Public Relation (PR) dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi, di Indonesia biasanya lebih dikenal dengan istilah Humas. Secara konseptual, Public Relation telah dikenalkan di Indonesia sejak tahun 1950-an. Perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadikan keterbukaan informasi semakin luas. Hal ini tentu memberi dampak yang Bagaimana anda melihat Public Relation di era milenial saat ini? Pola-pola lama yang sudah oldfashion, yang ketinggalan jaman mau tidak mau memang harus ditinggalkan. Sekarang, orang tidak lagi terpaku kepada satu atau dua medium saluran komunikasi. Jika kita ingin berhasil dalam dunia digital yang serba cepat dan informasi yang semakin banyak, memang harus menggunakan seluruh saluran komunikasi. Hal yang paling utama adalah mediamedia tidak mainstream, tidak lagi memakai cetak atau televisi, karena membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk penyebarannya. Berbeda dengan media online, seperti twitter, facebook, instagram yang bisa anytime and anywhere, jadi memang mau tidak mau kita harus berubah. Apa tantangan Public Relation di era milaenial? Diantara banyak kemudahan tentu ada masalah. Yang kita hadapi saat ini saya katakan bahwa semua orang bisa nimbrung yang tidak ahli juga bisa nimbrung, netizen berkuasa, semuanya hal dikomentari oleh mereka meskipun sebenarnya tidak mengerti. Memang tantangannya adalah memilah mana informasi yang bisa ditanggapi, kapan menanggapinya, apakah perlu semua hal kita tanggapi?, apakah semua hal perlu kita keluarkan di media?, kita harus cerdas dalam menghadapi hal-hal tersebut. Apa yang harus dilakukan Public Relation dalam menghadapi tantangan tersebut? Pertama kamu harus menggunakan seluruh teknologi, kedua kamu harus mengerti bagaimana teknologi itu bekerja, yang ketiga membatasi diri untuk mengeluarkan seluruh hal yang mungkin dapat saja melahirkan perdebatan yang tidak perlu. Softskill apa yang harus di lakukan seorang Public Relation? Seperti yang saya katakana tadi,

positif terhadap perkembangan PR di Indonesia. Lantas bagaimana seharusnya strategi PR di era milenial seperti sekarang ini? Berikut kutipan wawancara reporter identitas, Muh Sayhrir, bersama Rahman Mangussara, Deputi Direktur Strategi dan Pelayanan Informasi Otoritas Jasa Keuangan, seusai membawakan materi dalam acara Talk Show Public Relation Talks 2019 ; “Strategi Public Relations 4.0 di Era Milenial” di Gedung Ipteks Unhas, Kamis (14/11).

Public Relation adalah seni, dan semua orang juga punya seni, . Kamu harus melatih, dilatih, ditempah, kamu harus membaca, kamu harus belajar, kamu harus melihat bagaimana orang lain bereaksi, nah softskill seperti itu yang perlu untuk dikembangkan, termasuk seni mengelolah hubungan, seni berkomunikasi itu penting dimiliki. Apakah masih relevan Public Relation menggunakan media cetak seperti koran, buletin dan majalah sebagai media publikasinya? Setiap orang itu punya waktu tiga setengah jam untuk membaca medsos, itu artinya orang-orang itu sudah tidak baca koran, sudah tidak nonton televisi, sudah tidak mendengarkan radio. Sebenarnya bisa saja kita gunakan media cetak itu, tapi jangan terlalu berharap itu akan berdampak, gunakan media teknologi digital yang saat ini sudah sangat berkembang. Apa seharunya yang dilakukan media di era milenial saat ini? Nah saya bilang kan media cetak itu sudah mau sunset dengan adanya media digital, media cetak itu sudah mau mati, faktanya sih memang tidak bertambah pembacanya. Tapi belum mati-mati amat. Jadi tantangan bagi media mainstream adalah beradaptasi dengan teknologi. Dia harus mengubah cara dia berbisnis, cara dia berkomunikasi dengan publik dengan memanfaatkan teknologi, kalau tidak dia mati, tidak akan ada pembacanya itu media cetak Pesan atau harapan bagi public relations setiap lembaga, baik kampus, BEM maupun Himpunan , serta organisasi yang dikelola oleh mahasiswa? Sekarang memang semua orang terpapar dengan informasi, oleh karena itu dia harus membentengi diri dengan ilmu – ilmu Public Relation, praktek-praktek Public Relation, dengan strategistrategi Public Relation untuk berkomunikasi di dunia yang berubah sangat cepat ini.

ISTIMEWA

Data Diri: Nama PekerjaaN PendidikaN Pengalaman

: Rahman Mangussara : Deputi Direktur Strategi dan Pelayanan Informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) : - SMA 2 Mare-Bone - S1 Institut Pertanian Bogor : - Produser Senior Metro TV - Kepala Produksi Berita SCTV


CIVITAS

16

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Beda Tampilan, Beda Kualitas Zaman semakin berkembang, manajemen pembelajaran pun demikian.

S

eiring berjalannnya waktu, teknologi kian berkembang. Berbagai inovasi pun terus diciptakan untuk menunjang setiap kegiatan manusia, tak terkecuali di dunia pendidikan. Selain itu, tuntutan global juga menjadi salah satu alasan untuk senantiasa menyesuaikan teknologi terhadap usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Universitas Hasanuddin sebagai salah salah perguruan tinggi ternama di Indonesia telah menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran sejak tahun 2008. Teknologi yang dimaksud adalah Learning Management Sistem (LMS) yang dicetuskan Dosen Sastra Asia Barat (Arab), Yusring Sanusi Baso SS MA. Perangkat LMS merupakan suatu sistem pembelajaran elektronik (E-Learning) yang digunakan oleh sivitas akademika Unhas untuk membuat kelas, alur pembelajaran, mengunggah dan mengunduh bahan mata pelajaran. Selain itu, juga dapat digunakan untuk memberikan tugas kuliah, berdiskusi, dan sembilan kemudahan lainnya dalam satu sistem. Namun, kemudahan ini hanya bisa diakses oleh para sivitas akademika di Jurusan Sastra Arab. Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2012

tentang sistem pembelajaran nasional, menyatakan bahwa pembelajaran harus terstruktur dan mandiri. Hal ini telah tercapai dalam sistem LMS tersebut, karena dianggap sangat membantu dalam sistem pembelajaran. Akhirnya, pada tahun 2009, LMS diberlakukan secara luas di tingkat universitas di Kampus Merah. Di awal pemberlakuannya, LMS mendapatkan server besar dengan tujuh slot. Saat itu, Unhas mendapat bantuan dari Bank Dunia, sehingga LMS dapat dikembangkan dan diterapkan di tingkat universitas. Lambat laun, lima di antara tujuh slot tersebut mengalami kerusakan. Hal ini berdampak pada lambatnya akses sistem LMS. “Ibaratnya, parkiran adalah servernya. Apabila parkiran kecil walaupun jalanan dalam hal ini jaringan bagus, maka akan terjadi kelambatan memarkir atau bahkan tidak bisa mengakses karena penuh dengan kendaraan,” jelas Yusring selaku Kepala Pusat Media Pembelajaran, Sumber-sumber Belajar, dan E-Learning Unhas. Berdasar pada masalah tersebut, maka tahun 2019, LMS kembali dikembangkan menjadi sistem baru yang dikenal dengan nama Sistem Kelola Pembelajaran (Sikola). Yusring mengibaratkan sistem baru ini sebagai mobil yang dimodifikasi dan diberi tambahan alat. “LMS ibaratnya mobil tua atau lama. Nah, hadirnya Sikola

IDENTITAS/SANTI KARTINI

SIKOLA. Tampilan baru di layar komputer/mobile Sikola.

ini sebagai mobil baru dengan perangkat yang lebih segar,” jelas Yusring, Kamis (16/1). Kelebihan lain yang dimiliki Sikola yaitu perangkat video konverensi, survei, dan daftar hadir. Tak hanya itu, sistem baru ini juga sangat responsif dengan media yang digunakan. Misal saja, dapat mengikuti bentuk layar alat yang digunakan untuk mengaksesnya, setelah tersedia dalam bentuk aplikasi. Selain Yusring, Sikola juga dikembangkan oleh beberapa dosen Unhas. Mereka adalah Luleman Syatie SS MSi, Dr Andi Agussalam SS MS, Fadlan Ahmad SS MA, Helmaddin SS MA, dan Irianto Kadir SFt Phisio MKes. Sedangkan untuk Hardware-nya sendiri dipercayakan kepada Dr Ir Triyatni Martosinjoyo MSi. Saat ditemui di ruanganya, Triyatni yang juga sebagai Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Unhas, menceritakan

IDENTITAS/SANTI KARTINI

bahwa pengenalan sistem pembelajaran ini dilakukan secara perlahan. Mulai dari pelatihan yang telah dilaksanakan sejak Oktober 2019 lalu, hingga mendapatkan setifikat. “Sebelumnya, siapa saja yang ikut pelatihan akan diberikan sertifikat. Namun, kali ini memiliki syarat, mereka harus benar-benar menguasai aplikasi, baru kemudian diberikan,” tegas Triyatni. Dalam pengembangannya, Unhas mengeluarkan anggaran sebesar 62 juta rupiah. Dari harga yang fantastik itu, Sikola menawarkan fasilitas penyimpanan data sebesar tiga tera. Untuk setiap teranya dapat menampung 100 Gigabyte. Sedangkan satu mata kuliah diperkirakan berkapasitas 100 Megabyte. Jika Unhas memiliki sekira 6.200 mata kuliah maka diperkirakan Sikola hanya bertahan selama satu tahun. “Satu tahun ke depan servernya akan penuh lagi, sehingga harus dilakukan pergantian agar tidak

mengalami masalah saat diakses,” ungkap Yusring. Meski Sikola belum digunakan secara resmi di tingkat universitas, sistem ini telah diperkenalkan di lingkup Departemen Sastra Arab sejak semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020 lalu. Sebagai salah satu pengguna, Istiqomah Nur Aqilah, mahasiswi Sastra Arab Unhas angkatan 2019 ini mengatakan bahwa Sikola memiliki tampilan yang lebih segar dan berwarna. “Lebih fresh, sehingga kita tidak bosan, fitur dan icon-icon-nya juga ditambahkan jadi lebih menarik,” terang Aqilah. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Ir Muh Restu MP, mengatakan Sikola rencananya akan diresmikan penggunaanya pada akhir Januari 2020. “Belum diketahui secara pasti, tapi saat rapat diagendakan di akhir Januari ini,” kata Restu yang dikonfirmasi via WhatsApp, Rabu (15/1). San/Wjn

IDENTITAS/SANTI KARTINI


identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

JEJAK LANGKAH

17

Perjuangan di Balik Karier Cemerlang

IDENTITAS/SANTI KARTINI

Gigih dan konsisten menjadi kunci sukses Meta Sekar Puji Astuti.

K

etua Departemen Sastra Jepang Unhas. Yah, Meta Sekar Puji Astuti SS MA PhD, demikian namanya. Berawal dari ketertarikan Meta, sapaan akrabnya, dengan dunia sastra Jepang ternyata mampu mengantarkannya ke jenjang karier yang cemerlang. Kala itu, ia masih

duduk di bangku SMA, saat seorang warga berkebangsaan Jepang melakukan homestay di rumahnya. Putri dari pasangan Daruslan dan Musrini ini mulai ‘terhipnotis’ untuk mendalami ilmu dari negeri matahari terbit. “Dulu itu ada homestay, orang Jepang tinggal di rumah saya. Terus

dia berbicara pakai bahasa Jepang, dari situ saya ‘terhipnotis’ untuk belajar bahasa ini,” tutur Meta, Rabu (20/11). Istri dari Dr Ir M. Iqbal Djawat MSc PhD tersebut mengaku, belajar sastra Jepang tidak semudah yang dibayangkannya. Menurut Meta, bahasa Jepang termasuk salah satu bahasa tersulit di dunia selain dari bahasa Rusia dan Jerman. Berbagai kendala terus dirasakan Meta ketika mulai aktif kuliah di Fakultas Sastra UGM. “Kadang kala saya merasa stres ketika belajar bahasa Jepang. Karena saya kuliah di Yogyakarta, jadi dosennya selalu menuntut kami untuk menggunakan bahasa sopan walaupun menggunakan bahasa Jepang. Nah, susah itu nyari bahasa sopannya dalam bahasa Jepang,” ujarnya. Seiring berjalannya waktu, semua masalah tersebut lambat laun bisa teratasi berkat konsistensi dirinya. Setelah meraih gelar sarjananya, Meta melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Ohio, Athens, USA dan S3 di Universtas Keio, Tokyo, Jepang. Layaknya mahasiswa luar negeri pada umumnya, berbagai kisah pilu dan tak terlupakan juga dirasakan oleh Meta. Misalnya saja ketika ia melanjutkan pendidikan di Jepang. Dengan bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia melalui Kemenristekdikti, Meta berhasil

menyelesaikan studinya. Namun, ceritanya tidak semulus yang dibayangkan. Kala itu, Meta tinggal di sebuah indekos yang tak memiliki kamar mandi. “Ceritanya itu saya tingal di sebuah indekos yang hanya memiliki sebuah toilet. Mungkin dalam seminggu itu hanya mandi dua kali saja,” ujarnya sambil tertawa kecil. Tak hanya itu, untuk menghemat pengeluaran bulanannya, Meta harus mengayuh sepedanya selama satu jam menuju kampus. Selepas pulang dari kampus, karena terkendala kamar mandi, tak jarang ia menumpang di rumah salah satu profesornya untuk membersihkan diri. Di sela pembicaraan siang itu, di dalam ruangannya Meta juga menceritakan pengalaman lucunya ketika salah seorang temannya datang ke Jepang. Temannya tersebut mengetahui kondisi Meta bahwa indekosnya itu tidak memiliki kamar mandi. Meta kemudian dipanggil untuk berkunjung ke hotel yang ditempati temannya. Dengan nada candanya, ia menceritakan bahwa dirinya diberikan keleluasaan untuk mandi di kamar hotel itu sepuasnya. Cerita lain muncul saat beasiswa yang diberikan oleh Kemenristekdikti terlambat datang. Meta mengatakan, saat itu ia tidak memegang uang sama sekali.

Sedangkan ia tinggal bersama kedua anaknya (Adhiqa Rafifanda Iqbal dan Vanya Kananga Iqbal). Berbagai cara telah dilakukan Meta untuk mendapatkan uang, misalnya saja dengan meminjam kepada profesornya. Bahkan hampir seminggu, ia hanya memasak dua porsi saja. “Anak saya bertanya, kenapa cuman dua porsi mami masak. Kemudian saya menjawab bahwa ketika kalian makan, akan ada sisanya. Sehingga sisa makanan tersebut bisa saya makan setelah kalian merasa kenyang,” paparnya. Dengan kegigihan dan kesabaran yan dimilikinya, Meta berhasil menduduki beberapa jabatan yang strategis. Misalnya saja, menjadi Koordinator Japan Corner Unhas (2018-sekarang), Koordinator Area ASJI Sulawesi Selatan (Asosiasi Studi Jepang Indonesia) (2017-sekarang), Kepala Pusat Studi Kebudayaan Jepang Unhas (2007 2009), dan masih banyak lagi. Sebagai seorang wanita karir yang memiliki banyak kesibukan, Meta mengaku sulit untuk membagi waktu dengan keluarga. " Waktu bersama keluarga itu kurang. Namun, ketika anak sulung libur kuliah, kami tidak sia-siakan momen untuk kumpul bersama,” tutupnya. Wandi Janwar

Menjadi Relawan Kasus KLB di Suku Asmat Di tahun 2017 lalu, terjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Suku Asmat Papua. Betapa tidak, dilaporkan 72 anak meninggal dunia akibat Campak dan Gizi Buruk.

D

rg Dhirham Tenrisau, alumni Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, menyempatkan diri menjadi tenaga medis sukarelawan memberikan bantuan dan pertolongan di tempat itu. Menariknya, Tesa begitu panggilan akrabnya, menerbitkan buku dalam mengabadikan setiap bait perjalanannya di sana. Buku dengan judul “ASMAT Mutiara Timur yang Tersisih”, merupakan rangkuman dari catatan hariannya. Tesa menulis di waktu-waktu luangnya selama ia menjalankan tugasnya di Asmat, Papua. Baginya, menulis merupakan aktivitas terapi bagi dirinya sendiri. Pun sebagai ajang untuk merefleksi apa saja yang telah ia lakukan. “Saya tidak pernah mengklaim diri sebagai penulis sebagai sesuatu yang harus ditargetkan, walaupun memang dalam beberapa kondisi ada yang saya targetkan dalam hal menulis. Tapi menulis di sini lebih menjadi sarana saya untuk menyampaikan,” jelas lelaki kelahiran Makassar. Tesa menerangkan, misi pendampingan kasus KLB Campak dan Gizi Buruk di Asmat merupakan penugasan dari tempatnya bekerja, Dompet Dhuafa. Di

mana komunitas tersebut merupakan lembaga filantropi Islam yang melakukan pemberdayaan masyarakat dhuafa melalui kegiatan kemanusiaan dan kewirausahaan. Hanya saja, putra dari pasangan ini Heriyani Abdullah dan Dasuki Abubakar mengakui, kedatangannya ke pedalaman Suku Asmat Papua, bukanlah sekadar melaksanakan tugas semata. “Sebenarnya pergi ke Papua, merupakan salah satu mimpi yang saya tulis dalam bucket list dream milik saya. Dompet Dhuafa memfasilitasi saya untuk mewujudkannya,” ungkapnya. Dalam misi pendampingan tersebut, Tesa berperan menjadi fasilitator yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Ketika ada masyarakat yang mempunyai masalah, ia akan mendampingi untuk mengidentifikasi apa akar masalahnya dan membantu untuk menemukan solusinya. Dengan catatan, masyarakat itu sendiri yang harus menyelesaikan masalahnya, fasilitator hanya merangsang mereka. Selain menjadi fasilitator, Tesa juga banyak melakukan kegiatan kemanusiaan. Di antaranya memberi asupan anakanak dan ibu hamil setiap harinya dan

memberikan pelatihan kepada ibu-ibu di Pusat pelayanan terpadu. Tesa mengakui, dalam misi pendampingannya ini ia menghadapi beberapa tantangan. Salah satu yang paling sulit adalah perbedaan budaya khususnya bahasa, karena logika bahasa mereka agak berbeda dengan apa yang sering digunakan. Mau tidak mau, Tesa harus menyesuaikan budaya tersebut. Selain itu, Tesa juga cukup kesulitan untuk beradaptasi dengan keadaan di lingkungan pedalaman. “Di sana sulit mendapatkan sinyal, pun listrik sangat terbatas. Ini membuat kita kerepotan yang sudah terbiasa dengan segala fasilitas modern, utamanya listrik. Di pedalaman Suku Asmat yang tergolong masyarakat tertinggal, segala fasilitas itu tidak tersedia,” ungkapnya. Hal lain diakui Tesa, soal mengakses data. Misalnya, saat ia ingin mengakses data terkait kesehatan, ia merasa berat untuk memperolehnya. Puskesmas yang ada di Asmat diketahui belum menggunakan sistem digital. Mereka masih mengandalkan catatan-catatan yang tertulis di kertas, tentu data akan rentan hilang jika tidak disimpan dengan baik.

IDENTITAS/PUTRI FIRSATI

“Mungkin karena tidak ada internet ya, jadi akses datanya masih lewat catatan di kertaskertas. Yang kadang hilang karena pegawai puskesmasnya lupa menyimpan di mana,” tutur Tesa. Namun, di balik masalah tersebut, Tesa menyadari banyak pengalaman serta pengetahuan baru yang bisa ia dapatkan setiap harinya. Putri Firsati Ronia


18

KAMPUSIANA

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Siaga Ners Bekali Anggotanya Ilmu Kegawatdaruratan

IDENTITAS/SANTI KARTINI

Diskusi: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) melakukan diskusi bersama pemerintah pengusaha, akademisi dan masyarakat untuk melihat potensi kelautan dan perikanan Indonesia 2025 di Ruang Senat FIKP Unhas, Senin (06/01).

FIKP Bahas Potensi Perikanan Indonesia 2025 FAKULTAS Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (FIKP Unhas) mengadakan diskusi di Ruang Senat FIKP Unhas, Senin (06/01). Kegiatan ini dihadiri berbagai kalangan antara lain, pihak pemerintah, akademisi, pengusaha dan masyarakat yang mempengaruhi sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Diskusi tersebut dipandu Dosen FIKP Unhas, Ir Iqbal Djawad Mc Ph D dengan tema “Outlook Kelautan dan Perikanan Indonesia 2025”. Adapun yang menjadi pemantik yaitu Mantan Dosen FIKP yang sekarang menjadi anggota partai, Ir Bachrianto Bachtiar M Sc dan Dosen FIKP Unhas, Dr Ir Muh Rijal Idrus M Sc. Sekitar pukul 10.00 Wita, Anto, sapaan akrabnya dipersilahkan untuk berbicara dan membahas mengenai potensi kelautan dan perikanan Indonesia. Menurutnya, potensi laut Indonesia sangat besar, tetapi anggaran yang diberikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak cukup untuk mengelolanya secara maksimal. “Dana kita beda jauh dari

Kementerian Pertanian. Potensi untuk mengurus laut jauh lebih mahal dan sulit dibanding darat,” ucapnya. Pada kesempatan yang sama, Rijal juga mengemukakan pengetahuannya. Ia mengatakan, Indonesia menempati posisi kedua ekspor terbesar di dunia dan bersaing dengan Thailand. Namun, jika dilihat dari segi nilai, Indonesia menempati posisi ke-14, sebanyak enam miliar. “Eksprotir nomor dua di dunia, kita bersaing dengan Thailand, sedangkan dari segi nilai produksi kita ada di nomor 14,” paparnya. Setelah pemaparan dari kedua pemantik tersebut, Iqbal kemudian membuka sesi diskusi. Dalam diskusi itu, ia mengemukakan pertanyaan mengenai kemungkinan Indonesia menaikan nilai produksi kelautan dan perikanan yang hanya enam miliar menjadi 60 miliar. Berbagai masukkan pun dilontarkan, mulai dari Kepala Balai Besar Karantina Ikan Pengadilan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, Ir Sitti Chadidjah M Si yang memaparkan

data ekspor di kota Makassar. Lalu tanggapan dari dosendosen perikanan yang sangat optimis dengan kekayaan laut yang dimiliki, pastinya bisa menambah nilai perikanan. Apa lagi kita memiliki udang windu dan lobster, sisa bagaimana semua kalangan bisa bekerja sama dalam mengembangkannya. Hal itu diucapkan Prof Dr Jamaluddin Jompa M SC selaku guru besar FIKP Unhas. “Kalau melihat potensi masih sangat besar. Ketika kita ingin meningkatkan nilai produktif dan membutuhkan modal, kita harus memiliki inovasi,” ucapnya. Pemberian argumen dan pengetahuan terus berlangsung hingga sekitar pukul 12.00 Wita. Diskusi tersebut ditutup kembali oleh kedua pemantik. Dengan harapan ada diskusi lebih lanjut lagi untuk menyusun sebuah konsep dan pemikiran besar. “Saya tunggu diskusi selajutnya. Kita memerlukan konsep dan pikiran besar,” harap Anto. Santi Kartini

Bantu Data Keluhan Mahasiswa, BEM U Sebar Kuesioner BADAN Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin (BEM UH) menyebarkan Kuesioner Problematika Kampus Unhas secara daring. Kuesioner tersebut mulai disebar pada Minggu, (29/12/2019). Menteri Kajian Isu Strategis (Kasrat) dan pergerakan BEM UH, Nur Wahid mengatakan penyebaran kuesioner didasari dengan problematika Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) Unhas yang tak selesai. Selain itu, Wahid mengatakan penyebaran kuesioner bertujuan untuk mengambil data dari setiap mahasiswa Unhas, problematika serta tanggapan mereka terkait Unhas di masa sekarang. “Dengan kuesioner ini kita bisa mengatahui komentar mahasiswa terhadap Unhas, mulai dari anggaran, infrastruktur, intervensi, PTNBH sampai masalah lain

yang diperoleh tiap individu,” jelasnya. Di akhir kuesioner mahasiswa akan disuguhkan pertanyaan terkait keresahan dan keluhan terhadap Unhas, tanpa dibatasi kata. BEM UH menargetkan bisa mendapatkan responden mahasiswa sebanyak seratus orang di setiap fakultasnya. Wahid berharap dengan adanya kuesioner ini, setiap individu yang ada di Unhas dapat terlibat dalam menyalurkan informasi dan aspirasinya, dan turut aktif terlibat dalam pengawalan problematika yang ada di Unhas. “Harapan saya setiap individu yang ada di Unhas ikut terlibat dalam menyalurkan informasi dan aspirasinya lewat kuesioner ini,” singkatnya. Hafis Dwi Fernando

SQUAD Of Disaster and Emergency Assistance (Siaga) Ners Himpunan Mahasiswa Keperawatan Fakultas Keperawatan (Himika) Fakultas Keperawatan (FKep) Unhas bekerja sama dengan Public Safety Center 911 Makassar, membekali anggotanya dengan ilmu kegawatdaruratan. Kegiatan yang mengambil tema; "Everyone is a life saver" dikemas dalam Medical First Responder (MFR), berlangsung dua hari, Kamis-Sabtu (2-4/1/2020) di lantai 2 Public Safety Center Makassar. Ketua Panitia Pelaksana Hikmah Abidin mengatakan, kegiatan MFR difokuskan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anggota muda Siaga Ners. “Kami berharap, kelak para anggota muda memiliki kemampuan dalam menolong orang kapanpun dan di manapun. Artinya, mereka dapat melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ketika mendapatkan seseorang mendapat kecelakaan,” terangnya. Menurut Hikmah Abidin, kegiatan tahunan ini, para anggota muda Siaga Ners dibekali pengetahuan dan keterampilan

mengenai kegawatdaruratan. “Pada hari pertama pembukaan, anggota muda langsung disajikan dengan materi-materi yang berhubungan dengan gawat darurat. Terus, dilanjutkan dengan pelatihan keterampilan dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE),” paparnya. Hikmah mengakui, OSCE bertujuan menguji kemampuan dan pemahaman peserta selama mengikuti MFR. “Bukan itu saja, kami mengagendakan tahun ini OSCE terdiri dari dua stase, pertama berisi Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan kedua berisi initial assassement,” sebutnya. Sementara di hari kedua yang merupakan akhir kegiatan, Hikmah menyebutkan, semua peserta yang berpartisipasi dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat berupa lisensi untuk memberikan pertolongan pertama. “Makanya, kami dari pihak panitia berharap peserta MFR dapat bermanfaat ketika ada yang sedang membutuhkan pertolongan medis dan dapat membagikan ilmu yang telah mereka dapatkan,” imbuh Hikmah Abidin. M001

Unhas Lepas 255 Mahasiswa KKN Gel. 103 UNIVERSITAS Hasanuddin melalui Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) melepas 255 mahasiswa yang akan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 103 di Kabupaten Takalar. Acara pelepasan ini berlangsung di Pelataran Gedung P2KKN Unhas, Kamis (26/12/2019). Program KKN ini merupakan kerja sama antara Unhas dan Pemerintah Kabupaten Takalar. Dalam kerja sama tersebut, nantinya setiap desa di Kabupaten Takalar yang berjumlah 76 desa dan 24 kelurahan akan disentuh oleh program KKN oleh mahasiswa Unhas. Ketua P2KKN, Muhammad Kurnia S Pi M Sc Ph D, dalam laporannya menjelaskan bahwa pada awalnya jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah sebanyak 279 orang, sebagaimana data yang dikirim oleh fakultas. “Namun, sampai proses pelepasan berlangsung, jumlah mahasiswa yang akan berangkat sebanyak 255 orang. Ada beberapa yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Misalnya tidak mengisi formulir online, tidak mengikuti pembekalan, dan sebagainya,” kata Kurnia dalam rilis yang diterima. Pada kesempatan ini, mahasiswa

KKN akan ditempatkan pada 40 desa yang tersebar pada sembilan kecamatan di Kabupaten Takalar. Tema sentral KKN Kabupaten Takalar berkaitan dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Tidak menutup kemungkinan akan ada program lain yang disesuaikan dengan permasalahan di lokasi pengabdian. “Kami berharap 30 hari di lapangan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat setempat, juga bagi mahasiswa sendiri. Kalian bisa langsung berkontribusi di tengah masyarakat, tetap jaga kesehatan dan menjaga nama baik almamater,” jelas Kurnia. Acara pelepasan mahasiswa KKN Reguler Gelombang 103 Kabupaten Takalar, dilakukan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) Unhas, Prof Dr Alimuddin Unde M Si. Dalam sambutannya, Alimuddin berharap kehadiran mahasiswa KKN Unhas bisa mendorong pembangunan dalam berbagai sektor di Kabupaten Takalar. “Saya yakin dan percaya, kalian bisa memberikan kontribusi terhadap pembangunan Kabupaten Takalar. Ini memang butuh proses, tapi paling tidak, kehadiran kalian bisa memberikan jawaban atas permasalahan masyarakat,” pungkasnya. Wandi Janwar


identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

19

KAMPUSIANA

Kemahasiswaan Unhas akan Sosialisasi Jalur Ketua OSIS 2020 SEJAK tahun 2019, Bidang Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin membuka jalur penerimaan mahasiswa baru yaitu Program Pembinaan Bakat Kepemimpinan bagi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Program baru ini masuk dalam penerimaan jalur mandiri. Pada pelaksaan pertamanya, telah terseleksi 24 ketua OSIS yang tersebar di beberapa sekolah Sulawesi Selatan (Sulsel). Tahun ini, program penerimaan mahasiswa jalur ketua OSIS tersebut akan kembali diadakan. Demi menyukseskan program ini, bidang kemahasiswaan akan menyelenggarakan sosialisasi di 24 kabupaten/ kota di Sulsel. Di antaranya, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Wajo, Soppeng, Barru, Pangkep, Maros, Sidrap, Pare-pare, Pinrang, Toraja Utara, Tator, Enrekang, Luwu, Palopo, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Selayar. Para tim sosialisasi diketahui akan mengunjungi sekolah-sekolah dan dinas pendidikan di lokasi terkait. Rencananya,

mereka akan memulai kunjungan pada 3 hingga 21 Februari 2020 mendatang. Dalam kunjungannya, pihak kemahasiswaan akan menyampaikan beberapa informasi terkait penyelenggaraan Program Pembinaan Bakat Kepemimpinan bagi ketua OSIS. Mulai soal latar belakang program, syarat dan ketentuan pendaftaran, tahap registrasi, poin penilaian, hingga program studi yang dapat dipilih calon pendaftar. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Prof Dr drg A Arsunan Arsin MKes mengatakan, program ini bertujuan untuk menghasilkan insan cendekia berkarakter, dan memiliki bakat kepemimpinan yang mampu mengatasi permasalahan semakin kompleks. “Dibutuhkan pengembangan kepemimpinan di kalangan mahasiswa, maka Unhas membuka penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Program Pembinaan Bakat Kepemimpinan bagi Ketua OSIS 2020” pungkasnya. Wandi Janwar

Beri Pemahaman Agama, LDF Peternakan Gelar Tablig Akbar LEMBAGA Dakwah An-Nahl Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (LDF Peternakan Unhas) mengadakan Tablig Akbar Ahlussunnah Wal Jamaah dengan tema, “Mahasiswa Antara Tantangan dan Harapan”. Acara ini diselenggarakan di Baruga AP Pettarani Unhas, Rabu (25/12/2019). Kegiatan ini dihadiri Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Dr drg A Arsunan Arsin M Kes, dan Dekan Fakultas Peternakan, Prof Dr Ir Leilah Rahim M Sc, serta Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman ST. Ketua Panitia kegiatan, Alamsyah mengatakan tujuan diadakan acara tersebut agar mahasiswa dapat mengenal agamanya sesuai dengan Alquran dan As-Sunnah, sehingga mereka tidak mudah terjerumus ke dalam pemahaman ataupun perbuatan yang keliru.

“Usai kegiatan ini, diharapakan peserta dapat menciptakan Unhas yang islami dan berpegang teguh kepada Alquran dan As-Sunnah sesuai pemahaman para sahabat dan jami’uttabiin”, tutur Alamsyah. Pada kesempatan yang sama, Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi memaparkan, seorang pemuda harus mengingat bahwa ia diberi anugerah dan nikmat besar. Menurutnya, masa muda merupakan salah satu nikmat yang akan dipertanggungjawabkan hari kiamat kelak. Oleh karena itu, kita harus manfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara. “Manfaatkan kesehatanmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkanlah kelapanganmu sebelum datang kefakiranmu. Manfaatkanlah waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, dan manfaatkanlah kehidupanmu sebelum datang kematianmu”, tutupnya. Melika

IDENTITAS/SANTI KARTINI

Pemeriksaan: Untuk melakukan pemeringkatan, asesor AUN-QA sedang memeriksa Ruang Baca Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas, Selasa (07/01).

Tim Ledhak FH Unhas Kembali Sabet Juara TIM Debat Lembaga Debat Hukum dan Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Ledhak FH Unhas) kembali menyabet juara II lomba debat pada One Decade Hukum Ekonomi Syariah. Kegiatan bertema “Golden Memories Islamic Economic Law Demi Mewujudkan Kolektivitas yang Berinovasi” ini digelar di Gedung Iqra Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Kamis (4/1). Dalam kegiatan tersebut, Ketua tim Muthia Ayu Pratiwi bersama Andriansyah dan Muhammad Aswar Basri, mahasiswa Ilmu Hukum

Unhas berhadapan dengan beberapa universitas di Sulawesi Selatan, di antaranya IAIN Pare-pare, UIN Alauddin Makassar, dan Unismuh sebagai tuan rumah. Dalam persiapannya, Andri mengatakan tetap berusaha mengkaji mosi dengan baik dan saling membangun kesepahaman antara anggota tim. Tantangan yang mereka hadapi adalah pada persiapan, karena ada sepuluh mosi yang harus dikaji dalam waktu kurang dari satu hari. “Walaupun pengkajian mosinya terbilang sangat singkat yakni kurang dari satu hari, kami tetap

berusaha memunculkan pertanyaan kritis terhadap argumentasi yang telah kami susun,” tambahnya. Andri berharap bisa terus mengharumkan nama baik LeDHaK FH Unhas, serta dapat mengambil banyak pembelajaran dari perlombaan yang mereka ikuti. ”Tidak hanya mengambil bekal untuk mengarungi lomba-lomba ke depannya, namun lebih dari itu, yakni belajar mengolah rasa, rasio, dan raga di dalam maupun di luar kompetisi,” pungkasnya. Hafis Dwi Fernando

FIKP Selenggarakan Workshop Lanjutan PKM FAKULTAS Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin (FIKP Unhas) menggelar Workshop Lanjutan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan ini dilaksanakan di Ruangan KL 315 FIKP Unhas, Kamis (27/12/2019). Sesuai dengan namanya, acara ini merupakan lanjutan dari workshop sebelumnya di tingkat universitas. Workshop yang diselenggarakan pada 14 Desember 2019 lalu dirasa kurang efektif untuk pembimbingan. Hal tersebut dikarenakan jumlah kelompok PKM yang tak sebanding dengan jumlah dosen pembimbing. Selain itu, Ketua Tim Kelompok Kerja (Pokja) PKM Unhas, Dr Suhasman S Hut M Si mengatakan, proposal yang hendak diajukan masih terdapat banyak kesalahan, mulai dari format hingga isi proposal. “Salah satu kesalahan ditemukan pada PKM

Pengabdian. Seharusnya yang bertandatangan sebagai mitra adalah orang yang akan terlibat langsung,” ujar Suhasman. Pada kesempatan yang sama, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FIKP, Dr Ir Muhammad Farid Samawi M Si menyebutkan, workshop yang diadakan bertujuan untuk memperbaiki proposal PKM . Menurutnya, perbaikan proposal PKM akan dibina langsung oleh dosen pembimbing masing-masing tim. “Selain kita bisa mempertemukan kelompok PKM dengan pembimbingnya, kita juga me-review kembali kesalahan sebelumnya,” papar Farid. Lebih lanjut Farid berharap dari 64 proposal PKM yang berhasil diupload, akan banyak PKM yang didanai. Santi Kartini


20

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

RESENSI

Kapsul Waktu dari Masa Lalu

P

etualangan selalu menjadi kisah menarik untuk disimak. Sebab ada begitu banyak pelajaran yang ditawarkan sebuah perjalanan. Begitu juga kisah penjelajahan seorang naturalis, penjelajah, geografer, antropolog, Alfred Russel Wallace. Kesimpulan tentang Garis Wallace yang ia dapatkan dari petualangannya menyusuri Kepulauan Nusantara tahun 18541862 menjadi sumbangsih berharga di dunia ilmu pengetahuan hingga sekarang. Atau yang dikenal juga sebagai Efek Wallace, sebuah kesimpulan tentang bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada keanekaragaman flora dan fauna. Dalam buku berjudul “Kepulauan Nusantara” terjemahan dari buku originalnya “The Malay Archipelago” ini, Wallace menceritakan kisahnya bertualang dari Singapura, Malacca hingga Papua. Ia berlayar mengarungi lautan Nusantara, mengunjungi berbagai tempat yang indah dengan penuh tantangan selama delapan tahun. Mengumpulkan berbagai spesimen hewan mulai dari serangga, burung, hingga hewan-

hewan yang memiliki keunikan khas hutan tropis. Ia berhasil mengumpulkan 300 ribu kulit burung dari seribu spesies, 20 ribu kupu-kupu dan kumbang dari 7 ribu spesies, yang banyak di antaranya merupakan spesies yang belum terdata sebelumnya. Melalui perjalanannya itu, Wallace menyadari bahwa terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara daerah timur dan barat Nusantara. Ia menuliskan ceritanya dengan bahasa populer dan sangat detail. Kita seakan diajak kembali ke masa di mana kehidupan di nusantara masih primitif. Ketika kolonial Belanda masih berkuasa. Alfred juga menuliskan berbagai kondisi sosial masyarakat yang ditemuinya sebagai daerah jajahan. Ia tak segan mengkritik kebijakan Kolonial Belanda yang dianggapnya kurang bagus. Wallace juga banyak menuliskan tentang ras manusia yang ia temui selama petualangannya. Memperingati 150 tahun terbitan perdananya, buku ini kembali dicetak dengan beberapa perbaikan data dan ejaan. Buku ini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan sekarang

Data Buku: Judul Buku Penulis Penerjemah Penerbit Cetakan Tebal Buku

masih dijadikan acuan penelitian, khususnya tentang persebaran flora dan fauna. Buku ini tentu sangat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya orang yang mendalami suatu disiplin ilmu pengetahuan alam. Meskipun masih banyak bahasa ilmiah yang sulit dimengerti. Beberapa nama hewan dituliskan dengan nama latin. Banyak juga nama daerah yang saat itu dituliskan, sekarang sudah berganti nama. Adanya anotasi pergantian nama wilayah pada halaman xv, Glosari,

: Kepulauan Nusantara : Alfred Russel Wallace : Tim Komunitas Bambu : Komunitas Bambu : Kedua : xl + 526 lembar

serta catatan pendukung lainnya seperti daftar kosakata, tentu saja akan sangat berguna bagi pembaca. Namun, akan sangat merepotkan bila harus membolak-balik buku ketika menemukan istilah baru yang jumlahnya sangat banyak. Selain itu, pembaca juga harus bijak dalam membaca Kepulauan Nusantara ini. Ada banyak kalimat yang menggambarkan tentang ras manusia di Nusantara, yang berpotensi menyebabkan ketersinggungan apabila tidak disikapi dengan bijak. Di luar dari kelebihan dan kekurangan, buku ini sukses menjadi buku paling populer pada masanya. Bukan hanya itu, buku ini juga sukses mengantarkan

IPTEKS

Upaya Memberantas Stratifikasi Sosial Suku Laporo

S

tratifikasi sosial adalah isu yang sangat sensistif di era modern seperti sekarang. Stratifikasi sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat ke dalam lapisan- lapisan sosial secara bertingkat, tingkatan terendah dalam stratifikasi sosial adalah budak. Praktik perbudakan banyak terjadi pada zaman penjajahan di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pemerintah berupaya untuk memberantas praktik perbudakan tersebut melalui penegakan HAM. Namun nyatanya, dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia, masih ada sekelompok orang yang diperlakukan layaknya budak. Hal ini yang kemudian mendorong Agung Syaputra, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Unhas melakukan penelitian terkait perbudakan yang masih terjadi saat ini. Setelah melakukan riset, Agung bersama kedua rekannya, Nurul Zashkia dan Rifda Aprilia Rusfayanti yang juga berasal dari fakultas Hukum menemukan salah satu daerah yang masih mengenal perbudakan, yaitu Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Mereka

kemudian memutuskan untuk melakukan penelitian terkait daerah tersebut. Menurut catatan sejarah, sistem kastanisasi mulai diterapkan sejak terbetuknya Kerajaan di wilayah tersebut yang dinamai Kerajaan Buton. Ada lima tingkatan dalam sistem kastanisasi yang diterapkan pada masa tersebut, yaitu Kaomu/ Kaumu (kaum ningrat dan bangsawan), Walaka (elit penguasa), Maradika (masyarakat bebas), Papara (masyarakat biasa), serta kasta terendah yang disebut Bacua (budak). Suku Laporo adalah suku yang menduduki kasta terendah dalam kerajaan tersebut sehingga mengalami diskriminasi oleh suku lainnya yang menduduki kasta yang lebih tinggi dari suku Laporo. Sejak tahun 1980-an Suku Laporo sudah berjuang melawan tradisi perbudakan yang membatasi ruang gerak mereka. Saat itu, mereka mulai mengenyam bangku pendidikan dan mulai berdagang, mereka bahkan telah mampu menduduki jabatan politik dan birokrasi pemerintahan yang sebelumnya sangat dilarang. Sayangnya, stigma negatif yang

IDENTITAS/FINSENSIUS T SESA

terlanjur melekat pada masyarakat Buton menjadikan Suku Laporo masih kerap menerima perlakuan diskriminatif hingga saat ini. Meskipun berbagai pencapaian telah berhasil diraih oleh segelintir oknum yang berasal dari suku Laporo, tidak memberikan dampak yang signifikan bagi suku tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan selama satu pekan, Agung bersama timnya melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkat. Mereka mewawancarai sekitar lima atau enam tokoh berpengaruh di Buton. Seperti Bupati Buton

(La Bakry), ketua kerukunan suku Laporo (Murtaba Muru), budayawan/datu Buton, (La Maki) mantan kepala Dinas Pendidkan yang merupakan Dosen Antropologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) dan Camat pasar Wajo. Ketika mewawancarai bupati Buton, Agung dan anggota timnya sempat patah semangat, jawaban bupati Buton berbanding terbalik dengan tujuan penelitian mereka. Bupati Buton mengatakan bahwa hal yang mereka teliti itu tidak terjadi di Buton. Namun, Agung dan timnya tidak

Wallace meraih penghargaan, seperti Darwin–Wallace Medal yang dikeluarkan oleh Linnean Society pada peringatan 50 tahun pembacaan makalah Wallace dan Darwin tentang seleksi alam. Petualangan yang dituliskan dalam buku yang sarat akan ilmu pengetahuan ini, telah dituliskan dengan penggambaran yang mudah dimengerti. Terlepas dari istilah-istilah ilmiahnya, buku ini merupakan rekomendasi bacaan yang tepat untuk memperluas wawasan. Kita sebagai pembaca hanya perlu bijak dalam menyikapi berbagai informasi dalam buku ini. Selamat membaca! Risman Amala Fitra

berhenti sampai di situ, mereka tetap mencoba mewawancarai narasumber- narasumber lain, dan jawaban mereka berbanding terbalik dengan Bupati Buton. “Karena bupati Buton adalah orang yang pertama kami wawancarai, tim itu agak drop, wah penelitian kita Ini tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Tapi saya bilang ini baru orang pertama coba kita eksplorasi lagi tokoh- tokoh yang berpengaruh dan Alhamdulillah mereka menguatkan penelitian kami,” kenangnya. Selain wawancara, mereka juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk yang dihadiri kurang lebih 45 orang yang terdiri dari instansi pemerintah, petuah adat, ketua kerukunan suku Laporo, masyarakat suku Laporo, dan masyarakat luar suku Laporo. Kegiatan FGD ini disambut baik oleh masyarakat, hal ini disebabkan karena isu yang diangkat adalah hal sensitive. Melalui wawancara dan FGD yang dilakukan, peneliti dapat menemukan kekurangan instrumen pendukung yang menjadikan suku Laporo masih menerima perlakuan diskrimintif hingga saat ini. Sehingga kedepannya pemerintah dan pemangku kepentingan dapat mendukung secara maksimal upaya penghapusan sistem kastanisasi sebagai bentuk perlindungan terhadap hak-hak masyarakat suku Laporo. Irmalasari


21

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

CERMIN

KRONIK 2019, Kasus Kriminal dan Pelanggaran di Unhas Menurun

Hikmah Nyanyian Dangdut Eu pho ri a... Eu pho ri a... Euphoria kebebasan

Oleh: Wandi Janwar

L

irik lagu “Euphoria” di atas dipopulerkan Raja Dangdut, Rhoma Irama. Bagi sebagian penikmat dangdut, tentu sudah tak asing di telinga. Alunan musiknya yang asyik, seakan ikut merayu anggota badan untuk bergoyang. Lagu yang dirilis tahun 2000 tersebut, berhasil meraih predikat sebagai lagu aransemen terbaik pada ajang Anugerah Dangdut TPI 2001. Bahkan pada tahun ini, Rhoma Irama mendapat penghargaan dari Anugerah Musik Indonesia, sebagai legenda musik Indonesia dan penyanyi dangdut pria terbaik. Ini menjadi bukti bahwa lagu dangdut juga diperhitungkan dalam dunia seni tarik suara di tanah air. Lagu yang memiliki lirik penuh akan makna dan pesan nilai-nilai kehidupan ini, memang layak mendapat pengakuan. Seperti potongan lirik berikut.

Kini kita tiba pada era kebebasan Awas jangan salah mengartikan kebebasan Bukan bebas lepas melakukan pelanggaran Kebebasan bagi manusia bukanlah tanpa batasan Sebagai makhluk berbudaya kita terikat aturan

Lirik lagu euphoria di atas, menyiratkan kepada kita untuk tidak asal menyalahgunakan kebebasan yang dimiliki, sebab kita masih diikat oleh aturan. Selain lagu tersebut, masih banyak lagu dangdut yang bisa kita ambil pelajaran di dalamnya. Seperti lagu “Indonesia” yang masih dipopulerkan Rhoma Irama. Lagu tersebut menyuarakan tentang nasionalisme. Di balik musik yang merdu, lagu ini sebenarnya membisikkan kritikan kepada pemerintah tentang ketimpangan sosial. Ketika dinyanyikan, lagu tersebut memiliki kekuatan untuk mengetuk hati para pendengarnya, agar tidak diam begitu saja melihat ketidakadilan yang menimpa negerinya. Seorang mahasiswa Universitas Diponegoro, telah melakukan

penelitian terhadap lagu tersebut, dengan mengangkat judul “Kritik Sosial dalam Lirik Lagu “Indonesia” Karya Rhoma Irama”. Moh. Muzakka Mussaif yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, mengungkapkan kritik sosial yang terkandung pada lirik lagu “Indonesia” dengan pendekatan sosiologi sastra. Dalam penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa lirik lagu Rhoma Irama tersebut melontarkan tiga kritikan kepada pemerintah, yaitu kritik terhadap kesenjangan kelas sosial, kritik terhadap maraknya korupsi di lingkaran birokrasi, dan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang kurang adil. Selain Rhoma Irama, tentu masih banyak lagi pendangdut senior yang dimiliki Indonesia dan tak kalah beraninya menciptakan dan menyanyikan lagu berbau kritikan. Mereka adalah sosok yang tidak pernah lepas dari musik dangdut dengan lirik lagu yang penuh akan makna hidup. Sejak lagu dangdut pertama “Boneka India” karya Elly Khadam dirilis tahun 1962, lagu dangdut banyak lahir dan silih berganti, menghibur masyarakat Indonesia. Beda masa, beda kualitas.

Zaman berubah, selera juga tentu ikut berubah. Begitupun lagu dangdut yang banyak populer sekarang. Seperti jenis dangdut yang dinyanyikan Ayu Ting Ting dengan lagu ‘‘Alamat Palsu’’ dan Via Vallen dengan lagu ‘‘Sayang’’. Lagu seperti ini, merupakan jenis dangdut koplo dan tentu saja kehadirannya disukai generasi milenial. Jika dibandingkan dengan lirik lagu dangdut koplo, yang kebanyakan menyiratkan emosional tentang cinta dan kepedihan, memang harus diakui bahwa dangdut koplo masih kalah jauh bersaing dari kumpulan lagu dangdut melayu yang sudah ada.

Justru keunggulannya terletak pada kekayaan kata dan pendalaman maknanya. Seperti lagulagu ciptaan pendangdut, era 70-an yang memang sengaja dibuat untuk menyampaikan nilainilai kebaikan hidup kepada pendengarnya. Terlepas dari semua itu, tentu saja masing-masing jenis dangdut memiliki keistimewaan di hati pendengarnya. Masyarakat Indonesia akan tetap merawat dan melestarikan lagu dangdut Indonesia. Dapat dilihat dari salah satu siaran televisi nasional, menjadikan ajang pencarian bakat penyanyi dangdut sebagai acara utamanya. Hingga saat ini sudah puluhan, bahkan ratusan penyanyi dangdut yang telah terbentuk. Seperti Fildan dan Lesti jebolan Dangdut Akademi, serta Selfi jebolan Liga Dangdut. Hadirnya pemuda energik ini, membuat dangdut semakin ramai dan bernyawa panjang. Kita doakan saja, ke+depan lagu-lagu dangdut yang diciptakan dan dinyanyikan oleh pendangdut generasi muda kita, tidak saja enak didengarkan tapi juga berkualitas dan dapat melebihi lagu karya cipta pendangdut senior yang telah lebih dulu memperlihatkan prestasinya. Penulis merupakan Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2020. Mahasiswa Departemen Fisika, FMIPA, Unhas, angkatan 2016.

SATUAN Pengamanan (Satpam) Unhas, tiap tahunnya melaporkan hasil penanganan kejadian dan tindak pelanggaran peraturan tata tertib di kampus Unhas. Dari hasil laporan tahunan Satpam yang diterima identitas, kabar baiknya, tiga tahun belakangan ini, jumlah kasus yang ditangani Satpam semakin menurun. Dari tahun 2017, terdapat 67 kasus sedangkan tahun 2018 turun menjadi 61 kasus, hingga di tahun 2019 turun lagi ke angka 54 kasus. Adapun 54 kasus sepanjang tahun 2019, paling banyak ditangani adalah kecelakaan lalu lintas yaitu terdapat 12 kali kejadian. Kepala Satpam Unhas, Mansyur S Sos, menyampaikan bahwa kasus kecelakaan lalu lintas ini rata-rata disebabkan oleh kecelakaan tunggal. Selain itu, berdasarkan laporan tahunan Satpam, terdapat sembilan kasus pencurian kendaraan motor yang terjadi di beberapa fakultas. Disusul tiga kasus pencurian, sebelas kasus pembobolan sadel motor, delapan kasus penertiban pemancing di danau dan pedagang kaki lima. Terakhir terdapat 11 kasus penanganan aksi demonstrasi mahasiswa termasuk tawuran antar fakultas. Mansyur begitu Kepala Satpam Unhas ini akrab disapa, menuturkan, pengamanan saat demonstrasi mahasiswa dan penertiban pembangunan liar tanpa izin di kampus Unhas Barayya adalah dua

kasus paling berkesan yang ditangani di tahun 2019. Bagaimana tak berkesan, sebab kedua peristiwa tersebut paling menguras tenaga anggota Satpam. ‘’Mahasiswa yang berdemo menolak peraturan organisasi mahasiswa saat itu berlangsung intens dan sempat sampai ke gedung rektorat, hingga ada yang merusak fasilitas kampus. Selain itu, masa-masa penertiban di kampus Barayya, Satpam harus menghadapi protes penolakan dari masyarakat setempat yang membangun rumah tanpa izin dan enggan meninggalkan tanah Unhas,’’ kenang Kepala Satpam, Jumat (30/12). Melakukan pengamanan di kampus Unhas tentu tak luput dari kendala. Mansyur menyampaikan bahwa CCTV dan lampu jalan adalah salah satunya. ‘’Kendalanya lampu jalan yang ada di Jalan Kera-Kera dan samping rumah sakit Unhas yang rawan begal sehingga perlu segera diperbaiki. Juga fasilitas CCTV yang kurang mendukung. Seperti di Fakultas Peternakan dan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Dua fakultas tersebut, CCTV nya kurang bagus untuk mendeteksi wajah pelaku pencurian kemarin,” tuturnya, Jumat (30/12). Terlepas dari semua kendala tersebut, Masyur berharap kedepan Unhas bisa lebih aman lagi untuk seluruh civitas akademika. Dar

IDENTITAS/SANTI KARTINI

Mengatur: Terlihat seorang satpam tengah mengatur lalu lintas di area Gedung Rektorat Unhas, Senin (06/01).


22

identitas

TIPS

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Aktivitas Menyenangkan Saat Turun Hujan

M

emasuki 2020, beberapa wilayah di Indonesia tak henti-hentinya diguyur hujan lebat. Curah hujan yang tinggi bahkan menyebabkan beberapa daerah tergenang banjir. Makassar menjadi kota dengan perkiraan hujan tinggi bulan Desember hingga Januari. Seperti yang diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan GeoďŹ sika (BMKG) Provinsi Sulawesi Selatan

(Sulsel) melalui rilis instagramnya. Curah hujan Kota Makassar berkisar lebih dari 500 mm. Untuk itu, demi mengantisipasi agar tidak kehujanan, kita harus sedia jas hujan ataupun payung ketika hendak bepergian keluar rumah. Walaupun beberapa orang bahkan memilih untuk tidak bepergian saat hujan dan menghabiskan waktu di rumah yang mungkin bagi sebagian orang akan

sangat membosankan. Meskipun demikian, sejatinya kita dapat menikmati momen turunnya hujan dengan beberapa aktivitas yang menyenangkan. PK identitas Unhas mencoba merangkum beberapa kegiatan menyenangkan dalam menikmati turunnya hujan, yang mungkin bisa menjadi pilihan saat menunggu redanya hujan.

1. Berkumpul bersama keluarga Libur semester yang bertepatan dengan musim penghujan ini rupanya bisa menjadi momen yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga. Libur semester biasanya dimanfaatkan sebagian besar mahasiswa untuk pulang ke kampung halaman. Kalian bisa mencoba berkumpul dengan keluarga di depan televisi dan menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga saat hujan membatalkan semua aktivitas jalanmu hari itu. Selain lebih mengakrabkan sesama anggota keluarga, kalian juga bisa bercerita dan berbagi pengalaman, bahkan ketika ada masalah pun kalian dapat menceritakannya, siapa tahu ada solusinya. Selain itu, berkumpul bersama keluarga juga dapat membantu menghilangkan stres, sebab stres yang mengganggu pikiran akan hilang secara perlahan dan tergantikan dengan kegembiraan yang muncul karena berada di antara orang-orang tercinta.

2. Membaca buku atau surat kabar harian Tips berikut ini cocok sekali mengisi waktu senggang kalian, apalagi saat hujan turun dengan derasnya. Bacaan-bacaan ringan seperti cerpen, novel, berita harian bisa jadi pilihan untuk menambah wawasan kalian. Koran identitas Unhas tentunya tak luput menjadi rekomendasi bagi kalian mahasiswa Unhas. Rubrik cerpen, puisi, dan lintasnya bisa menjadi pilihan bacaan yang ringan untuk di baca.

3. Membersihkan kamar indekos Mungkin tips ketiga ini cocok untuk kalian yang tidak mempunyai kesempatan pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga, terutama bagi kalian yang mungkin sangat jarang membersihkan kamar indekos. Ketimbang menghabiskan waktu memandangi genangan air akibat hujan, mending beres-beres kamar indekos agar terlihat lebih rapi. Kalian juga dapat menata ulang dan menambahkan beberapa dekorasi sederhana di kamar indekos untuk mendapatkan suasana baru. Tentunya hal ini juga berlaku bagi mahasiswa yang tinggal di rumah bersama orang tua,

IDENTITAS/HAFIS DWI FERNANDO

kalian dapat melakukan hal yang sama pada kamar kalian. Selain mendapatkan susasana baru, kamar yang bersih dan lebih tertata tentunya membuat kita lebih nyaman.

4. Main Kartu Main kartu mungkin dapat dijadikan kegiatan hiburan saat turun hujan. Kalian bisa memanggil teman indekos, tetangga kamar ataupun teman jurusan untuk main bersama. Intinya adalah kebersamaan akan lebih terasa. Tetapi jangan bermain kartu lewat permainan daring, rasa kebersamaannya tidak dapat kalian temukan.

kabarnya, apalagi untuk kalian yang tidak sempat pulang kampung sampai memasuki kuliah perdana semester baru menjadi hal penting, setidaknya tidak membuat mereka khawatir akan keadaanmu menjadi baktimu ke mereka. Selain memberi kabar kepada mereka, hal ini juga dapat menjadi obat untuk melepas rindu bagi kalian anak rantau. Kalian dapat bercerita dan bercanda tawa bersama orang tua yang mungkin saja sudah lama dirindukan oleh mereka.ď Ž Muh. Irfan

5. Menelepon Orang Tua Kegiatan ini terlihat sepele. Namun, kalau dipikirpikir menelepon orang tua untuk menanyakan

Selamat membaca!


identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

23

BUNDEL AKADEMIKA

Prof Duma Hasan, Guru Besar Teknik yang Bersahaja

M

Mengenang Kisah PIMNas di Unhas

A

nda tentu tidak asing lagi jika mendengar atau membaca kata Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Program tersebut merupakan bentukan dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek dikti RI). Belakangan ini, Unhas sedang gencargencarnya menggenjot mahasiswa dalam membuat proposal karya ilmiah, agar bisa lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNas). Ditilik dari sejarahnya, PIMNas terbentuk pada tahun 1980. Bermula dari Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Lomba Kreatif Inovatif Produktif (LKIP), yang digelar pertama kali oleh mahasiswa Universitas Indonesia dalam skala nasional. Seiring perjalanannya, kedua kegiatan tersebut mulai dikembangkan dan dirangkaikan dengan pameran, bazar, studium generale, pentas seni, dan seminar. Penyempurnaan terus dilakukan, hingga dibuatlah nama kegiatan yang disebut Lomba Karya Ilmiah Mahasiswa (LKIM). Pada tahun 1990 LKIM lalu diubah dengan nama PIMNas, yang dipakai hingga saat ini. Pada PIMNas ke-32 yang dilaksanakan di Universitas Udayana Bali, Unhas berhasil meloloskan 21 judul proposal. Sebelumnya, saat terpilih sebagai tuan rumah, Unhas mengirim 42 proposal dan hanya mampu meloloskan lima tim, dari 350 tim yang dinyatakan lolos dalam peserta PIMNas. Baiklah, untuk menikmati suasana Pelaksanaan PIMNas di Unhas, berikut kami rangkum beberapa peristiwa berdasarkan Bundel identitas Edisi Akhir Juli 2011. Pembukaan Kegiatan PIMNas ke-24 Pembukaan kegiatan PIMNas

ke-24 diadakan di Baruga A.P Pettarani Unhas pada Selasa (19/7). Sebanyak 1714 peserta dari seluruh perguruan tinggi se-Indonesia hadir dalam kegiatan tersebut. Dibuka langsung oleh Ketua Panitia, Prof Dr Ir Nasaruddin Salam MT (sebagai Wakil Rektor III kala itu). Kegiatan ini juga dihadiri Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, Prof Dr Djoko Santoso (mewakili menteri pendidikan). Pembukaan kegiatan juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Tari Unhas (UST). Pameran Poster Selain lomba, juga diadakan pameran poster dan produk PKM maupun non PKM. Setiap stand pameran diisi oleh para peserta PIMNas, termasuk Unhas. Karyakarya tersebut berupa robot penari, alarm pendeteksi kebocoran gas, sereal bayi, hingga produk pasta gigi hasil karya inovasi mahasiswa yang dipamerkan di gedung Teaching Industry. Mencicipi Kuliner Makassar Tak hanya mengikuti lomba, para peserta juga memanfaatkan waktu luangnya untuk jalan-jalan keliling kota sembari mencicipi kuliner khas Makassar, salah satunya Coto Makassar. Di malam hari, mereka mengunjungi Pantai Losari dengan menyewa, angkutan umum khas Makassar (pete-pete). Sesampai di tempat, mereka tidak hanya menikmati suasana pantai, tetap juga kuliner Pisang Epe’. Ruangan Gerah Pepohonan besar yang menghembuskan kesejukan di area Unhas belum menyentuh Teaching Industry. Ruangan terasa gerah. Hal ini dikeluhkan Soffi dan Ana Pujilestari. “kan ada saluran udara tapi kok tidak berfungsi yah,” ujar

Ana. Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Faiz Tamamy peserta PKM-K Universitas Airlangga. “Sampai mandi keringat nih mas ngatur-ngatur di ruangan ini,” ungkapnya. Kesulitan Cari Tempat Makan Dalam kegiatan tersebut, salah satu peserta juga mengalami kesulitan dalam mencari tempat makan. Untuk makan, ia harus pulang ke tempat penginapannya, padahal jarak tempat penginapan dari lokasi kegiatan tersebut terbilang cukup jauh. Sebelumnya, dia tak mengetahui bahwa makanan telah disediakan oleh Linisson Officer (LO) pendamping. “Hari pertama saya kesulitan mencari makan karena yang dapat hanya tiga orang dari kami berlima. Besoknya kami baru tahu kalau ada LO jadi diantar sama LO,” ungkap Faiz Tamamy selaku peserta dari Unair. Bus Telat Sejumlah bus disediakan oleh Unhas guna memudahkan transportasi peserta PIMNas ke-24. Sejumlah peserta juga mengeluh akibat bus yang sering datang telat hingga membuat mereka terlambat datang ke tempat tujuan. Oleh karena itu, ada dari mereka yang berinisiatif untuk memilih naik pete-pete yang selalu melintas. Menanam Pohon Kegiatan PIMNas ke-24 juga dirangkaikan dengan menanam pohon yang dihadiri langsung oleh Menteri Kehutanan (Menhut) RI saat itu, Zulkifli Hasan. Menhut didaulat menyampaikan orasi ilmiah dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan di Baruga A. P Pettarani. Seminar Nasional ini juga dimeriahkan oleh Ebiet G Ade, penyanyi terkenal di zamannya. Melika Nur Jihan

akale, tempat sejuk yang berada 310 km dari Makassar merupakan tanah kelahiran Guru Besar Fakultas Teknik Unhas, Prof Dr Ir Duma Hasan DEA. Kesejukan tempat itu nyatanya membawa dampak yang baik terhadap sikap Duma, begitu ia disapa semasa hidupnya. Dosen Jurusan Teknik Mesin ini dikenal sebagai orang yang ramah dan bersahaja. Ia tidak pernah mempersulit mahasiswanya selama menjadi dosen. Mahasiswa akan aman-aman saja saat berurusan dengannya, baik sebagai pembimbing maupun di mata kuliahnya. Semasa hidupnya, pria kelahiran 14 Juli 1940 ini menghabiskan waktunya dengan mengajar. Kecintaannya akan dunia akademik terlihat dari ia tidak hanya mengajar di Unhas saja, melainkan di beberapa perguruan tinggi swasta yang ada di Makassar, seperti di Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar, Universitas Atmajaya, Universitas Muslim Indonesia, dan Universitas Fajar. Saking cintanya dengan dunia mengajar, ia bahkan menolak tawaran menjadi dekan di Universitas Fajar, karena tidak ingin ribet dan terjebak dalam lingkaran kekuasaan. “Prof Duma ini sangat mencintai pekerjaannya sebagai dosen. Dia hanya ingin mengajar dan tidak pernah menyusahkan mahasiswa mengenai urusan akademik,” kenang istrinya, Sherly Duma kepada identitas. Di tahun 80-an, Duma muda merupakan pria pekerja keras. Selain menjadi dosen, ia juga sambil kerja di beberapa perusahaan seperti PT Daihatsu, PT Kanik Utama, dan Dipa Jaya tahun 1975-1980. Hingga akhirnya, Prof A. Amiruddin, rektor kala itu memberinya dua pilihan: berhenti menjadi dosen atau berhenti menjadi pegawai perusahaan. “Semua dosen yang bekerja di luar dipanggil satu-satu. Akhirnya mereka disuruh memilih oleh Prof Amiruddin. Kau mau jadi dosen atau kerja di luar,” beber Sherly saat ditemui di kediamannya. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa saat itu gaji dosen masih sangat kecil. Berbeda ketika Prof Duma bekerja di perusahaan

dengan gaji yang cukup besar. “Ya besar dulu gajinya waktu bekerja di perusahaan, tapi dia (Duma) pilih untuk tetap menjadi dosen. Dia memang senang mengajar, toh,” ucapnya. Kecintaan Duma pada dunia mengajar memang telah tumbuh sejak lelaki lulusan Fakultas Teknik Unhas ini masih kecil. Dia bercita-cita menjadi seorang tenaga pengajar. Dari pilihan yang ditawarkan Prof Amiruddin itu, ia akhirnya tetap memilih menjadi dosen, meskipun harus meninggalkan pekerjaan yang membuahkan gaji besar di perusahaan-perusahan. Saat kuliah dulu, Prof Duma menghabiskan waktu sepuluh tahun untuk mendapatkan gelar insinyur. Di tahun tersebut, memang belum ada sistem Drop Out (DO). Kemudian, ia terbang ke Negara Kota Mode Prancis untuk mengenyam pendidikan yang lebih lanjut, khususnya di bidang Teknik Mesin hingga mendapat gelar DEA. Lalu, ia lanjut sampai mendapat gelar Doktor di bidang Teknik Mesin pada tahun 1990. Di usia 70 tahun, ia pensiun dari Guru Besar Jurusan Teknik Mesin Unhas. Tak hengkang, ia melanjutkan mengajar di Uki Paulus Makassar. Kesehariannya saat pulang dari mengajar, Duma juga memanfaatkan waktunya dengan membaca buku dan berkebun. Ia senang mengisi depan rumahnya dengan berbagai tanaman. Saat sedang duduk di teras rumah, dan melihat pemulung melintas, ia cepat-cepat memanggil istrinya untuk menyantuni pemulung itu. Di usianya yang rentah, Prof Duma mengidap penyakit Osteoprosis yang sudah akut di kedua bagian lututnya. Saat diperiksakan ke rumah sakit, ternyata ia juga terjangkit penyakit Leukimia stadium empat, hingga harus dirawat selama dua minggu di Rumah Sakit Pendidikan Tinggi Negeri Unhas. Duma pun menutup usia senjanya pada hari Jumat 31 Mei 2019. Sehari setelah wafatnya baru kemudian dimakamkan di Pemakaman Muslim Pate’ne Makassar. Selamat jalan Prof Duma, semoga Tuhan senantiasa memberkati setiap kebaikan semasa hidupmu. Usman Salam


24

LINTAS

identitas

NO. 908, TAHUN XLVI, EDISI JANUARI 2020

Koloni Kumbang di Bukit Bandungan Oleh: Muh. Irfan

F

ajar menyingsing perlahan di langit kota Makassar, mengantar kepergian kami meninggalkan sejenak kota itu. Tepat 17 November jadwal penerbangan Saya ke Kota Semarang. Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA368 yang akan mengantarku dan Kak Lidya ke sana, terbang meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin lima menit lebih cepat dari jadwal. Perjalanan menghabiskan waktu tiga jam lewat seperempat menit, ditandai arahan pilot dari kokpit yang mengatakan bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Achmad Yani Semarang. Teman baruku Dono yang telah tiba lebih dulu asal Pontianak, menunggu kami di pintu keluar. Sebelum bisa ke Semarang, kami melewati beberapa proses seleksi, awalnya beswan tahun ajaran terakhir Van Deventer Maas Indonesia (VDMI) membuat essay dan motivation letter dalam bahasa

Inggris, kemudian terpilihlah dua puluh orang. Kegiatan itu diberi nama Citizenship Workshop VDMI yang merupakan pelatihan bagaimana menjadi warga negara aktif di lingkungan sekitar. Dari bandara kami bergegas menuju Wisma Theresia. Di tempat ini kami menunggu tujuh belas yang lain. Kegiatan kami setiap paginya dimulai dengan diskusi, membahas mengenai masalah yang telah dipilih ketua kelompok pada hari itu. Masalahnya beragam, mulai dari gizi pangan hewani, ketersediaan energi listrik, kerusakan moral, dan lain sebagainya. Selain itu, dua pemateri yang di undang memberikan ilmu baru. Jenny, salah satu dosen Psikologi Universitas Padjajaran ini mengajarkan bagaimana menjiwai kepemimpinan. Tentu pemimpin perlu diberi ujian. Kelompok saya sendiri yang berjumlah lima orang ditantang mencari uang tanpa modal. Kami membagi diri dalam tiga kelompok,

DOKUMENTASI PRIBADI

pergilah saya ke sebuah warung makan, saya bekerja menjadi pencuci piring yang dibayar dua puluh ribu rupiah. Temanku yang lain bekerja di perkebunan bunga dan juga perkebunan alpukat. Ada yang mendapat upah tiga puluh ribu, ada juga yang hanya diberi alpukat muda. Di lain sisi, kelompok yang lain ditugaskan memecahkan masalah sosial dalam kehidupan seseorang. Pak Ferdinan mengajarkan bagaimana teknik berkomunikasi yang baik, mempengaruhi seseorang dengan perkataan. Selain itu, dia juga mengajarkan bagaimana melakukan presentasi tanpa menggunakan power point, juga bagaimana menyikapi radikalisme yang positif. Kami juga berkesempatan belajar bercocok tanam bunga mawar, beternak ayam, melihat pembuatan Tomat rasa kurma (Torakur) dan ke tempat wisata Ampel Gading Homeland. Tanggal 22 November, sebelum besok harus kembali ke Makassar, kami diberikan waktu semalaman untuk mengunjungi Kota Lama. Kota itu merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi

selain Lawang Sewu. Sekira pukul enam seperempat rombongan kami tiba. Sisi kanan jalan terlihat bertuliskan “Selamat datang di Kota Tua”, bangunan sisa kolonial berjejer di dalamnya. Konon usia bangunan-bangunan itu melebihi seratus tahun lamanya. Langkah kami perlahan mengikuti jalan yang tersusun dari bata beton (Paving Blok), seluas lebih dari dua kali lapangan sepak bola. Setidaknya ada tujuh tempat wisata yang ditawarkan di sana, Taman Sri Gunting, Gereja Blenduk, Gedung Seni Semarang, Pasar Barang Antik, Museum Mimpi, Gedung Kreatif, dan Monod Diephuis and Co. Sepanjang jalan sengaja dipajang sepeda-sepeda tua, ada yang beroda dua juga beroda tiga, dengan bakul kecil berisi bunga di sisi kanan, kiri dan depannya. Di hadapan sepeda itu ditaruh papan tulis bertuliskan “Setelah foto bayar seikhlasnya”. Selain sepeda, beberapa orang terlihat menggunakan kostum super hero. Waktu kami selama tiga jam terkuras hanya dengan berfoto. Wajar saja, esok hari kami harus kembali ke kampung halaman masing-masing.

Kami kembali setelah lima jam berkeliling Kota Lama dan juga pusat oleh-oleh. Menutup perjalanan kami di Semarang, masing-masing menampilkan pertunjukan khas daerahnya. Dari padang menyanyikan lagu “dindin mba dindin” dibarengi dengan tarian indang, Makassar menyuguhkan lagu “anging mammiri” dengan baju adat “bodo-nya”, Nusa Tenggara Timur mengajak semua orang menari bersama dengan tari gawi, dan Jawa Tengah meyanyikan lagu gundul pacul. Satu persatu ‘koloni’ beranjak pergi, pulang menuju kampung halaman membawa serta misi perubahan. Sebagaimana kumbang yang hinggap di atas kembang, membantu penyerbukan kemudian merubahnya menjadi buah. Misi itu wajib dibawa pulang, di tempatkan pada salah satu rincian resolusi mendatang oleh tiap ‘koloni’ Kumbang dari Bandungan. Penulis merupakan Reporter identitas. Mahasiswa Teknik Elektro, Fakultas Teknik Unhas, angkatan 2016.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.