11_

Page 1

civitas

identitas identitas NO. 850 | TAHUN XLII | EDISI AWAL JANUARI 2016 NO. 850 | TAHUN XLII | EDISI AWAL JANUARI 2016

MWA Minus Mahasiswa

Majelis Wali Amanat (MWA) telah dibentuk, namun hingga saat ini mahasiswa masih belum mengirimkan perwakilannya. PADA 7 Desember 2015 lalu, MWA telah dibentuk. Penetapan delapan perwakilan dosen dan dua tenaga pendidik merupakan tonggak awal lahirnya MWA, yang seharusnya sudah ada sejak Januari tahun ini. Namun sayangnya sampai kini perwakilan dari mahasiswa masih belum menampakkan batang hidungnya. Ketua Senat Akademik (SA) Prof Dr Ir Muh Restu MP membenarkan kealpaan perwakilan mahasiswa. Padahal jika dilihat dari syarat yang diberikan, justru tidak begitu membebani. Bila dibandingkan dengan syarat perwakilan mahasiswa di Universitas lain, yang juga mencantumkan prestasi akademik sebagai salah satu persyaratannya. “Tidak ada syarat tertentu, di statuta dijelaskan cukup menjadi pimpinan lembaga tingkat universitas, apakah dia namanya senat mahasiswa atau sebutan lain,misalnya bem universitas,” Jelas Restu, Selasa (22/12). Hanya saja saat ini lembaga mahasiswa tingkat universitas belum juga terbentuk. Maka dari itu SA memberikan wewenang bagi para penggiat lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas untuk segera membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa universitas, kemudian mengusung satu perwakilan mahasiswa di MWA. “Perwakilan bukan representasi dari fakultas tetapi dia representasi lembaga universitas, Jadi kalau memang baru mau membentuk silahkan saja,” tegas Restu. Lebih lanjut Restu mengatakan, kalaupun tahun ini mahasiswa belum juga mengusulkan wakilnya, maka akan dikosongkan. MWA akan tetap berjalan, sembari menunggu adanya usulan perwakilan mahasiswa. Menanggapi hal tersebut, Ketua Senat Fakultas kesehatan Masyarakat Al-Thakrik menyatakan hingga saat ini BEM FKM masih menolak status PTN BH, sehingga secara tidak langsung juga turut menolak adanya MWA. “Sampai sekarang kita masih menolak adanya PTN BH. Jadi, kami menolak adanya perwakilan mahasiswa untuk MWA,” Ungkapnya, Sabtu (26/12). Ketua Senat Fakultas Peternakan Abi Rangga juga angkat bicara. Lelaki yang akrab disapa Abi ini menganggap bahwa perwakilan mahasiswa untuk MWA yang hanya satu orang dirasa tidak cukup untuk mewakili

aspirasi dari mahasiswa. “ kita cuman satu orang, bagaimana jika ada usulan kebijakan yang tidak disetujui, satu orang ini harus melawan delapan belas orang anggota lain, kan sama ji,” tegasnya Sabtu (26/12). Lain halnya dengan Ketua BEM Fakultas Hukum Ahmad Tojiwa Ram, menurutnya adanya perwakilan mahasiswa di MWA sangat penting, tujuannya agar mahasiswa bisa ikut mengambil kebijakan bersama pihak birokrat. “Harus ada perwakilan mahasiswa di MWA, karena akan ada banyak kebijakan yang nantinya melibatkan mahasiswa, kalau tidak ada sama sekali wakil, artinya tidak ada lagi kekuatan kita,” Jelas mahasiswa yang akrab di sapa Oji ini, Selasa (29/12) Senada dengan Oji, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tenik, Muhammad Fujianto Manati merasa rugi jika tidak ada perwakilan mahasiswa untuk MWA. Sebab pergerakan mahasiswa akan sulit untuk terakomodir. Menurutnya kekhawatiran tidak mampunyai satu mahasiswa untuk melawan delapan belas pemangku jabatan lain, jangan dijadikan penghalang untuk mengirimkan wakil mahasiswa ke MWA. Lebih lanjut dia menuturkan bahwa sepakatnya mengirimkan utusan untuk MWA bukan berarti menghianati perjuangan lembaga lain untuk menggugat PTN-BH, tetapi setidaknya mahasiswa bisa ikut terlibat dalam pengambilan kebijakan. “Kita jangan dulu selalu terpaku pada ke delapan belas orang ini dan menganggap mereka sebagai lawan, harusnya masuk dulu bertarung di MWA setidaknya kita bisa mengawal kebijakan yang ada,” Jelas Fuji, Senin (28/12) Hingga saat berita ini diturunkan, masih belum ada titik temu yang dihasilkan dari konsolidasi yang dilakukan pengurus lembaga, terkait utusan mahasiswa untuk MWA maupun pembentukan BEM Universitas “Dua-duanya belum menemui titik temu, karena memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi akan terus kami usahakan,” tutup lelaki yang akrab disapa Fuji ini. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2015 tentang statuta Universitas Hasanuddin menjelaskan bahwa Majelis Wali Amanat (MWA) merupakan organ Unhas yang menetapkan, memberikan pertimbangan

pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang nonakademik. MWA berjumlah Sembilan belas orang terdiri dari Menteri,

Gubernur, Rektor, Ketua Senat Akademik, Masyarakat tiga orang, Dosen delapan orang, Tenaga Pendidik dua orang, Ketua Ikatan Alumni Unhas, dan

11

Mahasiswa yang merupakan ketua lembaga kemahasiswaan tingkat universitas. n (Dya/Vit)

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST

Pidato: Rektor Universitas Hasanuddin, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, berpidato sesaat setelah terbentuknya anggota Senat Akademik (SA) di Ruang Senat Unhas, Rabu (30/9). Setelah terbentuknya SA selanjutnya dibentuk Majelis Wali Amanat (MWA), dimana salah satu anggo­ tanya merupakan perwakilan dari mahasiswa.

Melayani panggilan Make Up Wisuda/Pesta, Facial, Lulur, Creambath, Menyewakan baju tarian tradisional, dan Gaun Pesta/Kebaya


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.