PK identitas Unhas Edisi Juni 2020

Page 1

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

Nestapa

Mahasiswa di Kala Pandemi


DARI REDAKSI

2 TAJUK

KARIKATUR

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

SOSIAL MEDIA

UKT Menuai Protes BELAKANGAN ini, dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai kondisi, salah satunya mahasiswa yang ramai mendesak kampus menggratiskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) saat Covid-19. Menangapi berbagai protes, Universitas Hasanuddin mengeluarkan beberapa kebijakan untuk membantu mahasiswa yang terdampak Covid-19. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Rektor Nomor 8695/UN4.1/KP.11.03/2020 tentang Bantuan Penyelenggaran Pembelajaran dan Pelayanan di Rumah Sakit. Edaran tersebut, mencakup bantuan biaya akses internet, uang transport, uang saku, biaya Alat Pelindung Diri (APD) dan pembebasan pembayaran UKT bagi mahasiswa yang terhambat melaksanakan ujian skripsi, profesi, spesialis, tesis dan ujian disertasi. Seperti diketahui sebelumnya, kampus telah memberikan kuota internet bagi mahasiswa penerima Bidikmisi. Pengejawatahkan beberapa kebijakan kampus merah. Nyatanya tidak menghentikan serangkaian protes dari mahasiswa. Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unhas tetap menggelar beberapa aksi menuntut UKT digratiksan secara merata. Seperti demo yang berlangsung di pelataran Gedung Rektorat dan Pintu Satu Unhas. Selain itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Unhas, Abd Fatir Kasim menyampaikan tuntutan masa aksi tetap mengharapkan adanya pendidikan gratis pada masa pandemi covid-19. “Apalagi Kemendikbud telah menetapkan perkuliahan dilakukan secara daring hingga akhir tahun 2020, artinya tidak banyak pengeluaran yang dilakukan universitas untuk semester depan,” ucap Fatir saat dihubungi setelah aksi, Rabu (29/7/2020). Kata Fatir, kebutuhan untuk semester depan, bisa dimanfaatkan dari biaya semester sebelumnya khususnya dalam kebutuhan akademik. Hal ini, lantaran tidak banyak aktivitas yang dilakukan semester lalu. Kemudian, mahasiswa Fakultas Teknik ini menyampaikan akan terus melakukan upaya tersistematis guna mencapai tujuan yang diharapkan mahasiswa. “Termasuk teman-teman mahasiswa program magister yang sampai hari sama sekali belum mendapatkan penyesuaian UKT,” tutupnya. Aksi-aksi yang terus dilakukan mahasiswa, tak mendapat respon petinggi Unhas. Hingga aksi tersebut bergulir ke mogok bayar UKT. Salah satu Humas Aliansi Mahasiswa Unhas, Raymond Reddington mengatakan belum ada respon dari pihak kampus untuk membahas tuntutan Aliansi Mahasiswa Unhas. “Maka dari itu kami mengusulkan untuk mogok bayar UKT yang hingga saat ini berjumlah kurang lebih 3000 mahasiswa” kata Raymond. Di tengah kondisi yang tidak normal, para mahasiswa meminta juga biaya UKT disesuaikan dengan keadaan. Jika tuntutan tidak dipenuhi, wajarlah mahasiswa menagih transparansi UKT.

KARIKATUR/RISMAN AMALA FITRA

SURAT DARI REDAKSI

DOKUMENTASI PRIBADI

Silaturahmi: Keluarga kecil PK identitas Unhas melakukan Tur Lebaran Virtual sebagai ajang silaturahmi di tengan kondisi pandemi via zoom, Senin (1/6).

New Normal, New Spirit

D

ua bulan setelah kasus pertama positif corona ditemukan di Indonesia, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia untuk bisa berdamai dan hidup berdampingan dengan virus corona. Kondisi ini dikenal dengan istilah new normal. Di era ini, semua orang dituntut untuk tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa. Dengan kata lain, kita diajak untuk kembali bekerja di kantor. New normal juga dikenal sebagai skenario untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Sebagai salah satu lembaga kampus,

PK identitas Unhas juga dituntut untuk tetap terbit meski dalam kondisi seperti ini. Tentu banyak kendala yang dihadapi, namun hal tersebut tak menjadi penghalang untuk identitas menyuguhkan berita seputar kampus. Pada edisi kali ini, kami mengusung laporan utama mengenai uang kuliah tunggal mahasiswa yang masih menjadi polemik dan perbincangan hangat di tengah pandemi. Tak hanya itu, kami juga menyuguhkan wawancara khusus mengenai dampak new normal dari sisi ekonomi dan lingkungan. Juga terdapat tips beasiswa yang bisa dijadikan rujukan ketika ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri. Selamat membaca!

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) Ketua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu Anggota Pengarah: Muh. Restu, Sumbangan Baja, A. Arsunan Arsin, Muh. Nasrum Massi  Penasehat Ahli : Anwar Arifin, M Dahlan Abubakar, SM Noor, Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, Amran Razak, Sapri Pamulu, Tomi Lebang, Jupriadi, Abdullah Sanusi Ketua Penyunting: Ahmad Bahar Ketua Penerbitan: Fajar S.Juanda Penyunting Pelaksana: Wandi Janwar Koordinator Liputan: Urwatul Wutsqaa Litbang SDM: Arisal Litbang Online: Sri Hadriana Litbang Data: Hafis Dwi Fernando (tidak aktif) Staf Penyunting: Andi Ningsi, Ayu Lestari, Khintan, Fatyan Aulivia, Fitri Ramadhani Fotografer: Santi Kartini Artistik dan Tata Letak: Alfianny Maulina, Badaria Iklan/Promosi: Muh. Irfan (tidak aktif) Reporter: Muh. Syahrir (tidak aktif), Melika Nur Jihan (tidak aktif) Tim Supervisor: Amran Razak, Nasruddin Azis, Nasrul Alam Azis, Muchlis Amans Hadi, Amiruddin PR, Nasrullah Nara, Supratman, Sayyid Alwi Fauzy, Gunawan wwMashar, Rasyid Al Farizi, Arifuddin Usman, Abdul Haerah, Ibrahim Halim, Ahmad Khatib Syamsuddin, Irmawati Puan Mawar, Abdul Chalid Bibbi Pariwa  Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245. Website: www.identitasunhas.com, E-mail: bukuidentitas@gmail.com Tarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul Edisi Juni 2020 Foto : Arisal Layouter : Wandi Janwar


3

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Potensi Laut Menuju Poros Maritim Dunia

N

egara maritim ialah negara yang berada dalam kawasan laut yang luas. Secara geografis Indonesia masuk dalam kategori tersebut. Aspek maritim sangat penting dalam perjalanan sejarah Indonesia, salah satu buktinya ialah kerajaan- kerajaan Nusantara pada masa lampau yang pernah mengalami masa keemasan karena memanfaatkan potensi laut. Ir. Soekarno pernah berkata bahwa bangsa Indonesia tidak bisa menjadi bangsa yang kuat jika memunggungi laut.

Secara geografis, Indonesia termasuk negara laut terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya 3,1 juta km dengan panjang garis pantai 81.000 km. Dalam perspektif sejarah maritim, bagaimana seharusnya memanfaatkan potensi laut yang luas tersebut? Pengalaman sejarah bangsa kita menunjukkan bahwa siapa pun yang mampu memanfaatkan dan mengontrol laut akan mencapai kejayaan. Pusat-pusat kejayaan berada di kawasan laut yang strategis, misalnya Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Maluku. Karena kawasan laut melalui peran pelaut dan pedagang menjadi medium interkoneksitas antar kawasan (geografi) dan sosial budaya (manusia), maka pembangunan sistem pertahanan negara kita harus berbasis maritim, baik dalam hal struktur pertahanan (pusat kekuatan maritim: Angkatan Laut) maupun jumlah personil militer (marinir). Terdapat tiga persoalan mendasar dalam dunia maritim Indonesia, yakni ketimpangan agraria kelautan, kerentangan pencurian ikan, dan ketimpangan infrastruktur. Dalam perspektif sejarah maritim, bagaimana mengatasi tiga persoalan mendasar tersebut? Terjadinya pencurian ikan di perairan Nusantara menunjukkan masih lemahnya pertahanan laut (naval power) kita dalam menjaga keamanan dan sumber daya perikanan. Hal ini terkait dengan struktur dan personil pertahanan laut kita. Secara konsep, negara maritim (archipelagic states) masih dipahami dari perspektif darat/ tanah atau “negara kepulauan” sehingga pembangunan pun berbasis darat. Hal ini juga terlihat dari struktur pertananan (TNI) kita yang lebih dominan pada TNI-AD. Bila kita memahami dengan baik archipelagic state dan menjiwainya, maka kebijakan pembangunan negara kita harusnya mengutamakan aspek kemaritiman.

Salah satu visi presiden Jokowi pada tahun 2014 silam adalah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Namun, konsep tersebut bisa dikatakan belum terealisasi hingga saat ini. Lalu, bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk membangun kembali negara maritim Indonesia agar dapat menjadi poros maritim dunia? Berikut wawancara khusus reporter PK Identitas Unhas, Irmalasari dengan salah seorang dosen Departemen Ilmu Sejarah Universitas Hasanuddin, Abd. Rahman Hamid melalui aplikasi Whatsapp, Kamis (30/7).

Salah satu visi presiden Jokowi adalah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Selain menyelesaikan tiga persoalan mendasar yang disebutkan sebelumnya, hal apa saja yang harus dilakukan Indonesia agar bisa kembali ke masa kejayaan seperti zaman dahulu dan menjadi poros maritim dunia? Mengutamakan laut dalam kebijakan pembangunannya. Selain menguatkan struktur pertahanan (TNI-AL), juga pemelancaran trasportasi (kapal/perahu) laut antar pulau dan sistem laut, serta pemajuan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia sebagai simpul utama kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Kejayaan maritim kita di zaman bahari (red: dahulu kala) berpangkal pada pemanfaatan dan penguasaan kawasan laut yang strategis dalam arus sejarah bangsa Indonesia. Pelabuhan adalah simpul utama negara maritim, karena itu harus diutamakan pemajuannya. Indonesia seringkali mengalami sengketa batas laut, seperti yang terjadi baru- baru ini di laut Natuna. Menurut Anda, apa saja yang perlu dilakukan Indonesia agar kedepannya terhindar dari hal tersebut? Memperhatian pembangunan wilayah dan masyarakat di pulaupulau terdepan dalam kawasan laut strategis, yang disertai berbagai kajian ilmiah dari lintas ilmu, sehingga kita mempunyai kekayaan pengetahuan terhadap kawasan tersebut. Hasil kajian itu selanjutnya dijadikan acuan oleh pemerintah dalam pembangunan negara kita. Kajian sejarah maritim dalam hal itu, sangat penting untuk memahami proses historis kawasan laut tersebut menjadi bagian integral dari laut teritorial Indonesia. Menurut Anthony Reid (1999) kedudukan pelabuhan sangat penting dalam perdagangan maritim Asia

Tenggara terutama pada pelayaran tradisional yakni memanfaatkan angin muson yang bertiup teratur sepanjang tahun. Namun, karena saat ini pola pelayaran sudah modern, apakah pelabuhan masih bisa dikembalikan eksistensinya seperti dahulu? Selama fakta geografis Indonesia sebagai negara maritim (laut yang ditaburi ribuan pulau) belum berubah, karena sudah menjadi takdirnya. Selama itu pelabuhan sangat penting sebagai simpul utara jaringan maritim antar kawasan/ pulau di Indonesia. Pengalaman sejarah, sekali lagi, mengajarkan kepada kita bahwa kejayaan kerajaan/ kesultanan di Indonesia pada masa lalu sangat ditentukan oleh kemampaun dalam mengelolah dan mengembangkan pelabuhannya sebagai pintu utama perdagangan maritim antar kawasan (lokal, regional, dan global). Indonesia memang dikenal memiliki kekayaan laut yang melimpah. Namun, ironinya kelompok masyarakat termiskin ialah masyarakat nelayan. Mengapa demikian? Kemiskinan itu masalah budaya, bukan soal geografis. Negara kita kaya dengan sumber daya laut. Bila kapal dan nelayan asing datang menangkap atau bahkan mencuri ikan di laut kita yang membuat mereka kaya, maka itu artinya kita punya potensi luar biasa untuk menjadi kaya bila masyarakat dan pemerintah secara sungguhsungguh memanfaatkan hasil- hasil laut dan perikanan. Hal apa yang dapat dilakukan agar generasi sekarang tertarik dengan sejarah maritim atau paling tidak tertartik tentang kemaritiman? Belajar sejarah maritim agar mendapatkan pemahaman dan tumbuhnya kesadaran pentingnya laut dalam sejarah bangsa kita. Mengubah paradigma kita terhadap laut, bukan sebagai halaman belakang yang sering menjadi tempat pembuangan sampah, melainkan sebagai

Data Diri Nama Lengkap Tempat/ Tanggal Lahir

DOKUMENTASI PRIBADI

: Abd. Rahman Hamid : Maluku, 8 Oktober 1982

Riwayat Pendidikan S1 Pendidikan Sejarah UNM (2000-2004) S2 Antropologi Peminatan Sejarah Unhas (2005-2007) S3 Ilmu Sejarah UI (2013-2019) Karir  Tim ahli sejarah Museum Nasional Indonesia untuk Pameran Europalia (2017-2018)  Tim ahli sejarah Penentuan Batas Indikatif Wilayah Laut Provinsi Sulawesi Barat (2018)  Dewan Penasihat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Sulawesi Selatan (2019-2020) & AGSI Provinsi Sulawesi Barat (2019-2020)  Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan – Kementerian Sosial RI di Provinsi Sulawesi Selatan (2010-2020).  Penulis buku Sejarah Maritim Indonesia (2013; Cet. IV 2018), Sejarah dan Budaya Maritim Indonesia (2020), Orang Buton: Suku Bangsa Bahari Indonesia (2011), Sabangka-Asarope: Tradisi Pelayaran Orang Buton (bersama Tasrifin Tahara dan La Ode Abdul Ganiu, 2016).

halaman depan/utama yang harus dijaga kebersihannya. Aksi-aksi cinta laut, seperti sosialisasi lewat media sosial untuk menjaga kebersihan laut, atau bergiat membersihkan pantai dan laut. Kemah bakti bahari, yang selama ini lebih banyak di darat, di pantai atau pulau-pulau kecil supaya kita melihat keindahan laut dan memperoleh inspirasi untuk memanfaatkan dan mengembangkan di masa akan datang. Bagaimana harapan Anda dengan dunia maritim kedepannya? Saya yakin Indonesia dapat

berjaya kembali di laut, seperti zaman bahari, bila kita tidak lupa belajar sejarah dan kesadaran maritim sebagai acuan utama dalam pembangunan negara maritim Indonesia. Anugerah maritim yang luar biasa diberikan oleh Tuhan kepada kita seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi kemakmuran bangsa dan negara. Seperti kata Bung Karno, bahwa untuk menjadi negara yang kuat, sejahtera, sentosa, maka kita harus mencintai atau kawin dengan laut dalam arti lebih intim mengenal dan memperlakukan laut bagi kemaslahatan hidup umat manusia.


4

OPINI

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Bahaya Limbah Medis di Tengah Pandemi “Bumi ini bisa mencukupi tujuh generasi, namun tidak akan pernah cukup untuk orang yang serakah, ” Mahatma Gandhi.

P

enyebaran Covid-19 kian hari semakin meningkat. Melansir laman covid19 sejauh ini kasus pasien positif corona terkonfirmasi sebanyak 11 juta penduduk dengan total kematian mencapai 500 ribu kasus di 216 negara. Indonesia sendiri dalam beberapa minggu terakhir mengalami kenaikan diatas seribu orang positif per harinya. Berakhirnya pendemi covid-19 tentunya sangat dinantikan masyarakat. Semua menginginkan keadaan normal kembali, tetapi harus sedikit bersabar setidaknya hingga dua tahun ke depan. Laporan dari peneliti Centre For Infectious Disease Research and Policy (CIDRAP) dengan mengacu Flu Spanyol 1918, mengemukakan bahwa covid-19 akan berlangsung sekitar 18 hingga 24 bulan ke depan. Memakai hitungan sederhana, Pendemi virus corona akan tetap ada di tengah-tengah manusia setidaknya hingga 2022. Selain itu, penyebaran virus ini berpengaruh pada menurunnya polusi udara namun, tak berlangsung lama. Sebelum Covid melanda, kualitas udara kota Jakarta pernah bertengger di peringkat empat sebagai kota

dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sedangkan saat pemerintah menerapkan PSBB untuk menekan laju penyebaran Covid-19, terjadi penurunan polusi udara. Berdasarkan data Indeks kualitas udara (AQI) pada Selasa (19/5/2020) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 67 parameter konsentrasi PM2.5 sebesar 19.7 g/m kubik yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori sedang dengan menempati peringkat 24 di antara kota-kota besar di dunia. Bukan hanya Jakarta penurunan secara signifikan tingkat polusi udara juga terjadi beberapa kota di dunia. Tapi kesumringahan itu hanya sesaat. Selain polusi yang kembali menyelimuti bumi. Persoalan lain tak kalah pelik. Jika skenario buruk dari peneliti Centre For Infectious Disease Research and Policy (CIDRAP) yang telah penulis paparkan sebelumnya benar terjadi. Bumi akan dihujani satu hantaman keras lagi, persoalan limbah medis yang akan menjadi ancaman selanjutnya. Hal itu juga diungkapkan oleh Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono. Ia mengatakan, “Pandemi Covid-19 di satu sisi memberikan berkah turunnya

emisi gas buang yang menghambat perubahan iklim. Namun di sisi lain, ada ancaman berupa sampah atau limbah dari aktivitas manusia terhadap virus ini”. Melonjaknya pasien positif covid-19 berbanding lurus dengan limbah medis yang dihasilkan. Sekretaris Jenderal Perkumpulan Ahli Lingkungan Indonesia (Indonesian Environmental Scientists Association/ IESA), Dr Lina Tri Mugi Astuti mengatakan bahwa satu orang pasien positif dapat menghasilkan 14.3 kg limbah medis per harinya. Angka ini belum lagi ditambah limbah medis dari pasien rawat inap yang menderita penyakit selain covid-19. Terkait dengan pengelolaan limbah medis yang setiap hari mengalami lonjakan ini. Kemenkes telah mengeluarkan pedoman pengelolaan limbah rumah sakit rujukan, rumah sakit darurat, dan puskesmas yang menangani Pasien covid-19. Tetapi, ada beberapa persoalan dalam pengelolaan limbah medis yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Kemenkes . Beberapa persoalan itu diantaranya, limbah medis yang bercampur dengan limbah rumah tangga. Berdasarkan

temuan observasi dan investigasi dari Koalisi Persampahan Nasional mulai tanggal 1 hingga 23 Juni 2020 yang dilakukan di salah satu TPA Bekasi menemukan bahwa limbah medis banyak ditemukan di tempat pembuangan akhir domestik. Beberapa diantaranya yakni masker, sarung tangan, dan tisu habis pakai. Tentunya ini sangat berbahaya karena limbah medis tergolong limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Berbahaya bagi mereka yang bersentuhan langsung. Temuan lapangan cukup menggambarkan perubahan hanya sekadar pepesan kosong yang dilakukan oleh pengambil kebijakan. Sangat mengerikan bagi para pemulung yang harus berjibaku dengan persoalan ekonomi, juga dihadapkan dengan penularan penyakit mematikan ini melalui limbah B3 yang ia pilah. Mereka anak bangsa yang harus negara ini tetap perhatikan. Kemudian, laporan lain dari ocean magazine melalui tangkapan layar bawah laut memperlihatkan banyaknya limbah medis yang ditemukan di terumbu karang, seperti masker, sarung tangan, dan suntik. Ini akan memperparah pencemaran laut

Oleh: Andi Ashabul Kahfi yang selama ini bumi alami. Permasalahan limbah medis ini tentunya membutuhkan perhatian serius bagi semua kalangan, terutama pengambil kebijakan. Perhatian bukan hanya dalam penyediaan APD bagi tenaga medis, tetapi juga pembuangan limbah medis. Pembangunan incinerator harus diperbanyak dan dipercepat untuk meningkatkan kemampuan pemusnahan limbah medis di seluruh Indonesia. Bila otoritas lalai dalam mengelolanya, bukan tidak mungkin limbah medis jadi masalah sumber penyakit baru. Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, FEB Unhas, angkatan 2016.

Proyek Bersama:Menjaga Anggaran Kampus

H

ari ini dunia digemparkan dengan fenomena pandemi Covid-19. Kekuatan ekonomi dan kecanggihan teknologi seakan tidak berdaya di hadapan makhluk kecil ini. Negara-negara superpower yang menjadi pusat peradaban dunia seperti Amerika Serikat dan Tiongkok turut menjadi korban. Seluruh dunia seolah-olah masih meraba strategi apa yang paling ampuh dalam melawan Covid-19. Terlebih lagi virus ini tak memandang strata sosial, pejabat hinggat rakyat biasa sama-sama punya potensi untuk tertular, sehingga berhak dijuluki sebagai penyakit ‘demokratis’. Yuval Noah Harari dalam salah satu tulisannya, mengatakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh masyarakat dan pemerintah hari ini akan membentuk dunia baru di tahun-tahun yang akan datang. Hal tersebut bukan tanpa dasar karena hampir semua aspek kehidupan tersentuh, mulai dari ekonomi, politik, budaya, keagaamaan, hingga pendidikan. Pelaksanaan proses pendidikan yang ada hari ini mengharuskan untuk bertransformasi dengan cara belajar di rumah. Hal tersebut tentu merupakan hal baru di republik ini. Maka dari itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) tentunya dituntut mengambil kebijakan strategis, agar putera-puteri Ibu Pertiwi tetap memperoleh pendidikan yang layak meskipun dari rumah. Kemendikbud sebagai penanggungjawab pelaksanaan telah memutuskan beberapa kebijakan melalui surat edaran, terkhusus untuk pendidikan tinggi. Adapun beberapa poin yang dibahas dalam surat edaran tersebut di antaranya melakukan upaya pencegahan Covid-19 oleh satuan pendidikan dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, hingga imbauan pelaksanaan aktivitas bekerja, mengajar, dan memberi kuliah dari rumah. Imbauan itu kemudian diperjelas dengan surat edaran Ditjen Pendidikan Tinggi, yang memuat tentang pengaturan masa belajar, praktikum, penelitian tugas akhir, dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang tetap mengutamakan pencegahan penyebaran Covid-19. Selain itu, perguruan tinggi juga diimbau agar melakukan penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang diperoleh selama belajar dari rumah, memberikan subsidi pulsa kepada mahasiswa, dan bantuan logistik kesehatan bagi yang membutuhkan. Itu artinya perguruan tinggi dituntut untuk refocusing dan

Oleh: Muhammad Shidiq realokasi dana. Salah satu perguruan tinggi yang harus melakukan refocusing dan realokasi dana adalah Universitas Hasanuddin. Unhas sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dan terbesar di Indonesia timur, tentu diharapkan mampu menjalankan imbauan Ditjen Pendidikan Tinggi dengan baik. Pengelolaan keuangan Unhas hari ini tentu berbeda dengan harihari sebelumnya, yang mana proses belajar mengajar mahasiswa dan sistem kerja pegawai dilaksanakan dari rumah. Dalam kondisi ‘tidak normal’ tentu wajar jika mahasiswa mempertanyakan alokasi dana universitas di masa pandemi ini diperuntukkan untuk apa. Membuka informasi mengenai kondisi keuangan kepada publik

adalah kewajiban universitas sesuai dengan prinsip transparansi yang diatur dalam pasal 2 ayat 6 Peraturan Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas, tentang Mekanisme dan Tata Cara Penyelenggaraan Akuntansi dan Laporan Keuangan Unhas. Transparansi sebagaimana pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan universitas. Terlebih lagi beberapa pejabat Kampus Merah pernah mengatakan dana kampus beberapa dialokasikan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19. Namun, argumentasi tersebut perlu data keuangan terbuka untuk membuktikannya. Di tengah situasi ini, Unhas ditantang membuktikan diri dengan berbagai kebijakan strategis. Realitas hari ini, pelaksanaan kuliah online yang masih semrawut, mulai dari belum optimalnya sistem e-learning, hingga jeritan mahasiswa terhadap biaya kuota dalam pembelajaran yang belum bisa sepenuhnya diwadahi. Padahal uang kuliah tunggal (UKT) untuk semester genap 2019/2020 sudah dibayarkan oleh mahasiswa. Kondisi perekonomian yang menjepit di tengah pandemi, ditambah dengan tidak adanya kebijakan yang solutif dari kampus

justru mempengaruhi efektifitas proses pendidikan. Jadi tidak salah jika hari ini mahasiswa berteriak UKT kami digunakan untuk apa. Transparansi anggaran dari pihak rektorat tentunya akan memberikan angin segar di tengah kondisi yang serba ‘abu-abu’. Ini merupakan momentum yang tepat bagi rektor dan jajarannya dalam memenuhi salah satu kewajiban untuk dapat membuktikan diri bahwa Unhas layak dengan gelar PTN-BH. Ataukah rektor dan jajarannya akan kembali bungkam dan tutup mulut dalam hal transparansi anggaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Terlebih lagi keterbukan informasi keuangan universitas sudah diatur dalam PP No. 4 tahun 2014, PP No.53 tahun 2015 (Statuta), dan Peraturan MWA Unhas tahun 2016, itu artinya civitas akademika punya hak untuk mengetahui. Hari ini rektor dan jajarannya ditantang dalam dua pilihan, transparan atau bungkam. Tidak transparan dapat diartikan juga ada hal-hal kotor yang disembunyikan dari permukaan. Sudah saatnya seluruh civitas akademika bersatu padu dalam menjalankan kewajiban yaitu “proyek bersama: menjaga anggaran kampus”.  Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP Unhas, angkatan 2017.


5

RESENSI

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Harmoni Cinta dalam Kesederhanaan Hidup

K

adangkala dalam hidup ada hal yang mesti diperjuangkan walaupun berada di pusaran kesederhanaan. Salah satunya adalah romantika cinta. Bicara soal perjuangan cinta dalam kesederhanaan hidup, kita dapat melihat gambaran itu dalam sebuah film yang berjudul Mekah I’am Coming. Film terbaru di tahun 2020 yang diproduksi oleh MD Pictures dan Dapur Film. Film yang berdurasi lebih dari satu jam itu, disutradarai Jeihan Angga dan dibintangi dua pemeran utama, yakni Rizky Nazar sebagi Eddy dan Michelle Ziudith sebagai Eni. Melakonik film tersebut, menceritakan tentang kisah sepasang kekasih (Eddy dan Eni) yang hubungannya penuh tantangan. Kisah cinta mereka terancam karam karena tak direstu dan didukungan Pak Soleh, Ayah Eni (Totos Rositi). Eddy dan Eni yang berniat menjalankan hubungan hingga ke jenjang pernikahan harus menerima tantangan berat, lantaran kesederhaan Eddy menjadi sebab tidak direstuinya hubungan mereka. Karena itu, Pak Soleh berniat menjodohkan anaknya dengan seorang saudagar kaya bernama Pietoyo (Dwi Sasono). Setelah mengetahui hal tersebut, Eddy yang kerap disapa Sontoloyo

oleh Pak Soleh sangat terpukul dan dilematis. Namun, perasaan cinta yang begitu besar, ia tak ingin mundur dan tetap berusaha untuk dapat menikahi Eni. Dalam keresahan hatinya, ibu Eddy, Bu Ramah (Ria Irawan) memberikan saran pada anaknya agar membujuk Pak Soleh bahwa ia akan melaksanakan haji tahun ini demi menikahi Eni. Ayah Eni senang mendengar hal tersebut dan akhirnya merestui hubungan mereka berdua, dengan syarat Eddy harus melaksanakan haji terlebih dahulu. Film Mekah I’am Coming ini mencoba menjelaskan, di tengah sengkarut kehidupan, manusia akan selalu mengharapkan sesuatu yang diinginkannya dan mencoba menempuh jalan agar mencapai keinginannya itu. Seperti itulah yang dilakukan oleh Eddy karena tak mau kehilangan kekasihnya, dan ingin membuktikan kepada ayah Eni bahwa ia serius. Eddy tak ingin menunggu lama untuk menunaikan haji, memutuskan menempuh jalur kilat dengan mendaftarkan diri pada Agen Travel Haji yang dianggapnya sangat amanah dan menjanjikan. Sayangnya, Eddy mendaftar haji di agen travel yang sudah banyak menipu orang. Peristiwa yang dialami Eddy memberikan pelajaran hidup bahwa perjuangan

Data Buku Judul: Negeri Statistika: Statistika yang Memantik Penulis : Ahmad Akbar Tebal : 176 halaman Penerbit : JSI Press

A

pa jadinya bila kita tak percaya data? Itulah tantangan besar zaman sekarang, krisis kepercayaan terhadap data, menjadi ujian di era pasca kebenaran dan merupakan salah satu bahasan menarik buku ini. Ketika melihat judul di sampul dan latar belakang penulis, mungkin banyak yang akan salah kaprah mengira buku ini membosankan, hanya berisi deretan angka dan rumus statistika. Siapa sangka, bahasannya justru jauh lebih menarik dari yang dibayangkan. Keseluruhan buku ini membahas isu yang sangat dekat dengan aktivitas keseharian kita. Buku tentang negara, statistik, idealisme, aktivisme gerakan dan cita-cita. Mencerminkan identitas penulis,

sebagai aktivis yang turut memikirkan nasib negerinya. Dari negeri statistik ke kampung statistik, dari meja judi ke lahan prostitusi, dari refleksi ke akselerasi menjadi pengantar awal buku negeri statistik. Statistik yang memantik, sebuah karya yang lahir dari perenungan panjang, melalui lika-liku kehidupan bermahasiswa di Jurusan Statistika Unhas, terlibat di berbagai gerakan organisasi dan ikut berkompetisi di beragam kegiatan termasuk kepenulisan. Pengalaman itulah disatukan Ahmad Akbar hingga melahirkan karya setebal 176 halaman. Untungnya penulis dapat mencatat sebagian kecil dari sekian banyak peristiwah berarti yang dijumpainya. Sehingga buku perdana yang ditulis ini, dapat

harus disertai dengan pemikiran yang jernih dan teliti. Peristiwa itu membuat Eddy kembali dilematis dan bingung apa yang harus ia katakan kepada ibu dan kekasihnya. Orang-orang di kampungnya, termasuk ibu dan Eni belum mengetahui kejadian itu. Meski demikian, seperti pepatah mengatakan sepandai apapun tupai melompat, tetap akan jatuh juga. Begitulah nasib Eddy, suatu hari kegagalan yang disembunyikannya terbongkar lantaran video vlog yang disebarkan anak Haji Rojak. Dengan perasaan bersalah dan tidak ingin lagi melakukan kebohongan kepada semua orang, Eddy memutuskan untuk kembali ke kampungnya menemui ibu dan Eni. Sesampainya di kampung, ia disambut tidak baik oleh para warga. Sementara itu, Pak Soleh semakin tidak mempercayainya dan memutuskan untuk kembali melangsungkan rencana pernikahan Eni dengan Pietoyo. Di akhir cerita, Pak Soleh mengunjungi rumah Eddy dengan membawa para warga untuk meminta pertanggungjawabannya karena Eni hilang dari rumah. Menurut Pak Soleh, Eddy yang menyembunyikan anaknya. Bu Ramah dan Eddy saat itu sangat terkejut dengan kedatangan Pak Soleh bersama para warga, dan

Data Film

Judul: Mekah I’am Cooming Produser: Hanung Bramantyo Sutradara: Jeihan Angga Penyunting: Robby Herbi

terjadi perdebatan di antara mereka. Pak Soleh yang sudah mengetahui semuanya, akhirnya merestui hubungan mereka. Saat itulah kepedihan yang selama ini dirasakan Eddy terbayarkan dengan kebahagiaan. Jeihan Angga membalut cerita dalam film itu dengan dinamika hidup dan kebudayaan Jawa, seperti dialek para pemerannya. Di lain hal, permulaan film ini diawali dengan peristiwa humoris dan berhasil membuat para penonton penasaran, ingin mengetahui di durasi ke berapa peristiwa itu ditampilkan. Namun, di balik menariknya film tersebut, ada kekurangan yang

cukup menonjol. Misalnya saja film itu tidak menceritakan bagaimana kelanjutan Agen Travel Haji abal-abal yang sudah menipu banyak orang. Juga pada bagian akhir cerita saat Eddy dinikahkan secara mendadak. Itu sangat mempengaruhi psikologi penonton, karena tindakan yang ditekankan sangat tidak sesuai dengan kebudayaan Jawa. Dalam Kebudayaan Jawa, jika ada yang menikah maka kedua mempelai harus berada pada satu tempat yang sama dan duduk berdampingan, tidak berjauhan. Dan itulah yang tidak dipenuhi di akhir cerita ini. Firmansyah

Ironi Negeri Statistik Kita “Without data, you are just another person with an opinion,” Edward Daming. menjadi sumbangan pemikiran, pentingnya negeri kita melek statistik. Konsep negeri statistik merupakan gagasan yang mendorong kesadaran bersama sebagai warga dengan hak dan tanggung jawab dalam mengembangkan negeri. Tidak tergantung pada latar belakang suku, agama, ras, budaya, warna kulit bahkan gender. Kesadaran memahami segala rupa persoalan negeri ini hanya dapat diketahui bila kita belajar menjadi warga statistik. Karena kesadaran bernegara adalah kesadaran untuk berstatistik. Karya mahasiswa angkatan 2013 ini, menjadi bukti pentingnya memahami statistik agar dapat membantu melihat persoalan secara jernih. Sederhananya, penulis menekankan dalam bukunya, memahami statistik berarti memahami data dengan analisis kita masing-masing. Data menghidupkan pemikiran dan pergerakan. Kemampuan berstatistik dapat menolong pengambil kebijakan untuk membuat keputusan yang tepat. Penulis berhasil membahas masalah dengan data yang dirujuk dari berbagai sumber dan menjadikan buku ini tidak hanya layak dibaca tapi juga layak jadi bahan diskusi. Kemampuan penulis memaparkan persoalan yang terjadi di negeri ini dikupas secara kritis, dibumbui data

dan disajikan dalam bentuk infografis yang dihimpun dari berbagai sumber. Hal ini menunjukkan tekad kuat penulis dalam mengurai benang merah untuk merumuskan kembali masalah yang ada dan memunculkan solusi. Itulah yang membuat buku ini istimewa. Ilmu statistika menjadi lebih menarik untuk dipelajari, berkat kemampuan dan gaya bertutur penulis dalam mengurai persoalan melalui kacamata statistika yang lebih luas lagi. Kegelisahan yang dirasakan penulis jelas tergambar di setiap sub tema bahasan. Keinginan memantik kesadaran pembaca untuk ikut peduli, bergerak bersama, saling berkontribusi menciptakan perbaikan dan kebermanfaatan. Melahirkan perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Dalam tulisannya, Akbar tidak hanya bermaksud menyentil persoalan di berbagai sektor kehidupan, namun ia benar-benar mencoba merefleksi persoalan yang dihadapi, baik yang ada saat ini , maupun dampak berkepanjangan di hari mendatang. Setiap judul dalam buku ini, mengangkat tema khusus dilengkapi kutipan inspiratif. Setelah membacanya, kita akan ikut bersimpati sekaligus termotivasi dengan tokoh-tokoh yang dihadirkan

penulis. Mereka sebagian ada yang kita kenal, tapi ada pula yang masih asing. Penulis berhasil membawa kita pada tujuan ditulisnya buku ini, menjadikan pembaca sebaik-baiknya manusia. Terus mencoba lebih baik dari kemarin dengan tidak melihat masa lalu sebagai penyesalan, serta memahami kondisi hari kemarin dan hari ini dan tidak menatap masa depan dengan ketakutan, tapi mencoba menangkap berbagai peluang di hari esok. Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan buku satu ini yang tak luput dari kesalahan penyusunan. Beberapa kalimat di dalamnya terdapat kesalahan ejaan penulisan, serta halaman kosong. Terlepas dari sebagian kecil kekurangan isinya, terdapat kelebihan yang menutupinya secara sempurna. Seperti kemampuan penulis menyelipkan nasihat yang dikutip dari tokoh besar dan kitab suci, dibalut pula dengan syair sehingga membuat buku ini berseni. Menariknya, di sela bacaan, terdapat foto dokumentasi penulis, dan ilustrasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber media yang memuat data pendukung bahasan. Buku ini sangat cocok dibaca semua kalang. Selamat membaca. Andi Ningsi


WANSUS

6

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Aktualisasi Nilai Pancasila di Era Modern

P

ancasila merupakan ideologi Bangsa Indonesia. Setiap tanggal 1 Juni, rakyat Indonesia selalu memperingati hari lahir dari ideologi tersebut. Seiring berkembangnya zaman, Pancasila juga mendapat tantangan. Misalnya saja mulai melemahnya nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat. Untuk lebih memahami bagaimana Secara ideologi, bagaimana konsep pancasila setelah 74 tahun Indonesia merdeka? Pemahaman saya, 1 Juni adalah lahirnya istilah Pancasila karena waktu itu masih menjadi bagian dari sidang BPUPKI yang dikenal sebagai periode sidang pengusulan. Jadi beberapa tokoh bangsa mengusulkan, salah satunya Bung Karno memaparkan idenya tentang dasar dari negara yang akan dimerdekakan ini. Tetapi secara bahasa, sila-silanya itu kemudian legal pada tanggal 18 Agustus karena di situlah disahkan oleh PPKI, mengenai pembukaan undang-undang dasar yang di dalamnya dituliskan Pancasila. Bagi saya yang penting bukan hanya memperingati lahirnya, tapi juga mengaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila itu sebenarnya bukan hanya untuk rakyat tapi seluruh bangsa Indonesia. Banyak orang yang bertanya, bagaimana sih pancasila di era ini. Menurut saya, Pancasila itu sebenarnya adalah kita. Pancasila kan pustakanya dari masyarakat nusantara sendiri. Kalau mau ditelusuri di setiap suku bangsa itu mulai dari sila pertama hingga kelima ada. Contohnya, kalau di Sulawesi Selatan ada istilah tudang sipulung. Istilah ini adalah implementasi dari Pancasila pada sila keempat. Melihat kondisi saat ini, banyaknya kasus intoleransi di tengah masyarakat. Apakah perlu ada kebaharuan pemahaman soal pemaknaan pancasila di tengah masyarakat? Dalam konteks kekinian, ada kecenderungan orang salah tafsir. Dia mau mencoba menafsirkan sesuatu yang berada di luar kehidupan masyarakat, bahwa tidak boleh bicara tentang kesukubangsaan itu sebenarnya keliru. Justru dengan menjalankan nilai budaya masing-masing itulah sebenarnya Pancasila. Pancasila itu menjadi alas, pijakan, landasan dari berbagai perbedaan. Jadi tidak boleh kemudian atas nama Pancasila orang dilarang bicara tentang suku bangsanya karena ada dalam konstitusi. Sama dengan agama dan kepercayaan bahwa sila pertama itu ketuhanan yang maha esa. Di sana ada nilai moral, nilai kepercayaan, dan keagamaan. Justru Pancasila hadir menjadi fasilitator tumbuh kembangnya agama dan kepercayaan. Jadi kalau

orang dilarang bicara agama dan kepercayaan karena dianggap sara, maka bertentangan dengan Pancasila. Apa saja hal yang mempengaruhi merosotnya nilai-nilai pancasila di tengah masyarakat? Saya pikir tantangan era sekarang memang seperti itu. Karena generasi kita bukan generasi baby boomer yang melihat perang, keadaan kemerdekaan, dan seterusnya. Generasi sekarang kan memiliki karakter yang berbeda dengan kecanggihan teknologi informasi yang dimiliki, tidak merasakan kehidupan bernegara pada fase transisi. Kalau kita lihat mungkin tinggal sedikit yang merasakan masa orde lama. Masa pendudukan jepang itu kan sudah hampir tidak ada. Apalagi yang banyak sekarang ini kan demografi kita strukturnya begitu. Generasi reformasi yang dulunya melihat pemberitaan di televisi, itu mengambil definisi sendiri tentang kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga bentuk pendekatannya harus sesuai. Setiap negara kan punya cara untuk itu. Kegelisahan setiap negara tentu bagaimana tetap menjaga eksistensi. Apa yang menjadi inti dari pancasila itu sendiri? Pancasila itu kan ada dua pelaksanaannya sebagai ideologi, yakni pelaksanaan objektif dan pelaksanaan subjektif. Pelaksaan objektif itu bagaimana nilai-nilai pancasila bisa menjadi sumber dari segala sumber hukum. Bukan dari kepentingan golongan tertentu dan seterusnya. Dia harus atas nama kemerdekaan rakyat dan tercermin dalam setiap aturan. Kita bisa lihat sendiri ada banyak aturan atau undang-undang yang digugurkan oleh Mahkama Konstitusi. Hal ini menunjukkan bahwa banyak produk hukum yang tidak sesuai dengan konstitusi. Tidak sekonstitusi artinya tidak sepancasila. Karena UUD itu norma, Pancasila adalah nilainya. Apa yang harus dilakukan agar nilai-nilai pancasila kembali menguat di kalangan masyatakat? Pertama, bagaimana aturan yang dibuat. Saya pernah usulkan bahwa seluruh pejabat negara dan pengambil keputusan perlu diberi penataan atau bimbingan teknis, agar mereka mampu membuat aturan dengan landasan filosofis yang sesuai dengan nilai pancsila.

konsep pancasila yang sebenarnya, Reporter PK identitas Unhas, Wandi Janwar mendatangi Kepala Unit Pelayanan Terpadu Mata Kuliah Umum (UPT MKU) Unhas, Rahmatullah SIP MSi, yang juga merupakan dosen pengampuh mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaaran di ruangannya, Senin (15/6).

Jangan membuat sesuatu untuk kepentingan kedaerahan, kelompok dan seterusnya. Kedua, bagaimana aturan tersebut dijalankan. Di orde baru ada program penataran P4, ini adalah salah satu pengimplementasiannya. Untuk sekarang ini harus diperbanyak seminar dengan model tertentu yang kemudian menstimulasi pelaksanaan secara subjektif, dalam artian bagaimana rakyat menjalankan. Misalnya saja, pekan olahraga nasional. Itu sebenarnya kegiatan untuk mempersatukan bangsa Indonesia.

langsung, pandemi ini memberikan dampak baik bagi bangsa Indonesia. Niali-nilai Pancasila dapat diamalkan saat pandemi tersebut. Seperti, nilai

gotong royong, saling membantu, nilai persatuan, kan semua itu adalah nilai-nilai pancasila. Cuma ada sedikit masalah dari nilai agama, karena orang tidak bisa ke tempat ibadah. Yah, begitulah protoko kesehatan. Apa harapan Anda khususnya untuk negara dalam memaknai pancasila di masa sekarang dan yang akan datang? Harapan saya bahwa negara itu harus punya upaya yang massif, terstrutur, dan sistematis dalam internalisasi dan aktualisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Baik masyarakat umum maupun aparat negara.

Bagaimna kita memaknai pancasila ditengah pandemi ini? Secara tidak

IDENTITAS/ ARISAL

Data Diri Nama: Rahmatullah Jafar, S.Ip,M.Si. Jabatan: Kepala UPT MKU Unhas Pengalaman kerja: - Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP UH - Pengajar Mata Kuliah Pend.Pacasila dan Kewarganegaraan


identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

A

CERPEN

7

Sesak di Kepala Batara

ku melihat angka-angka melahirkan anak-anak barunya dan orang-orang semakin tidak peduli dengan hal itu. Sebuah kenormalan barukah ini? Menormalkan diri untuk terbiasa menghadapi kematian dalam jumlah banyak, begitu tibatiba, dan merambah demikian cepat. Menormalkan diri untuk sebuah kehilangan. Menormalkan diri untuk menerima penanganan tidak serius dari petinggi negara. Menormalkan diri untuk melihat ketidakpercayaan di mana-mana. Menormalkan diri untuk saling menghakimi. Menormalkan diri untuk diam tak berdaya. Menormalkan diri untuk menjadi badut, tertawa atas segala yang terjadi. Batara mendengarkan suara dalam kepalanya tidak berhenti diisi kesunyian. Sejak ia datang, ruangan ICU telah ramai. Ia harus dipasangi selang di punggung tangan, juga lubang hidungnya. Namun keramaian itu tidak bisa menggubris kekosongan yang melompong di hatinya, juga tidak mampu menghentikan suara-suara yang terus-menerus muncul. Ia seringkali termenung menatap dinding putih di hadapannya. Terkadang menatap pasien lain dengan tatapan kosong. Sesungguhnya aku tidak bisa mengidentifikasi emosi yang kurasakan saat ini. Ingatanku tentang Alin, Ayah, Ibu, dan Kinan saling tumpang tindih. Semenjak kematiaan Ayah karena virus ini, aku dan Alin semakin dekat dan saling menjaga. Kinan, sebagai kekasih baik dan sungguh sangat baik, sesekali berkunjung ke rumah untuk memastikan kondisi kami. Setelah kami mengikhlaskan Ayah untuk bahagia bersama ibu di surga, kini giliran Alin dan Kinan untuk mengikhlaskanku mendekam di ruang isolasi. Nyatanya, setelah swab test dilakukan kepada seisi rumah, akulah yang terpapar virus ini. Aku bersyukur karena bukan Alin atau Kinan yang harus tersiksa karena ini. Namun juga prihatin tidak bisa pulang dan memeluk mereka kembali. “Batara, kamu bisa memainkan ponsel jika mau. Juga bisa meminta keluargamu untuk datang, jika ingin bertemu. kamu akan baik-baik saja.” Dokter Fran terus menyemangati sembari memeriksa kondisi Batara. Bersama perawat-perawat lain tetap tersenyum di balik seragam aliennya. “Perbanyaklah istirahat, jangan melamun terus. Berbahagialah, Batara.” Batara mencoba mengangguk di antara desakkan batuk yang sering sekali menampakan dirinya. Ia memandangi para tenaga kesehatan keluar melalui pintu. Dan kembali tenggelam dalam kesendiriannya. Setelah beberapa hari dirawat di ICU, aku dipindahkan ke ruang isolasi. Bukan bersama

pasien-pasien lainnya, tetapi sendiri. Semenjak itu, aku memutuskan untuk tidak menghubungi Kinan dan Alin. Aku tidak bisa melihat kesedihan dan ketakutan di mata mereka. Rasanya remuk menyaksikan dua wanita kusayangi harus bersedih karena. Sejujurnya, aku ingin sekali sembuh dan pulang. Juga ingin bahagia meski bayangan kematian terus mengikuti. Tapi kesepian memakan mentahmentah rasa bahagia dan pikiran positif. Kemungkinankemungkinan terburuk selalu hadir dan menemani dentangan jarum jam tidak hentinya terdengar. Aku sangat sadar diri dengan tubuh tidak bisa diandalkan ini. Penyakit jantung sejak kecil diderita membuatku tidak bisa mengejar Alin lebih lama saat kami bermain di sore hari. Aku akan kelelahan dengan cepat dan Alin bersedih karena belum tertangkap. Permainan akan berakhir membosankan dan aku mengajaknya melakukan hal-hal lain yang tidak membutuhkan kekuatan fisik. Jika bosan, kami lakukan yang lain, mengganggu Ibu di dapur. Memintanya menceritakan nama-nama aneh yang kita miliki. Tanpa merasa terganggu, Ibu akan memotong-motong bawang sembari bercerita. “Batara Guru adalah seorang anak Dewata. Patoto’e. Ia diturunkan ke bumi untuk penyampai pesan bahwa ada Dewata bernama Patoto’e. sekaligus juga menjadi panutan di bumi, serta memiliki tubuh kuat.” Ibu mengucapkan kalimat terakhir sambil tersenyum padaku. Senyum yang manis dan penuh harapan. Seketika Alin bertanya, “Lalu, namaku bu? Kenapa aneh sekali? Aku tidak suka nama itu. ” Wajar saja Alin protes dengan namanya. Karena nama itu, ia sering sekali diledek inge’ atau hidung oleh temanteman di sekolah. Ibu menumis bawang merah, bawang putih ulek, tomat, dan cabai yang sudah dipotong-potongnya. Menguarkan aroma pedas

yang kuat dan membuat kami terbatuk. “Namamu adalah nama istri Dewata, Datu Palinge’. adalah seorang perempuan yang lembut dan penyayang. Serta penurut dan tegar. Mendampingi suaminya yang keras kepala. Meski demikian, bisa menenangkan gejolak ketakutan di hati Batara Guru”, Ayah dan Ibu bahagia memiliki sepasang anak seperti kami. Sayangnya, nama-nama pemberian itu berbanding terbalik dengan sikap-sikap kami. Memang nama adalah doa, tapi seperti biasanya, hanya sedikit doa yang terkabul. Alin tumbuh menjadi gadis pemberani dan keras kepala. Sikap Datu Palinge sangat sedikit yang ia miliki, mungkin hanya sikap penyayang, tegar, dan mampu menenangkan. Selebihnya, Alin lebih tepat menjadi Batara. Suara ketukan jendela kaca terdengar. Nampak Alin dan Kinan. Alin mengangkat kantong berisi buah dan disodorkan melalui lubang kecil yang ada ketika kaca kecil itu dibuka. Batara kaget akan kedatangan saudara dan kekasihnya. Ia telah meminta agar tidak ada pihak keluarga menjenguk. Mungkin saja kali ini pihak rumah sakit sudah tidak tahan dengan desakan Alin dan mempersilakannya masuk. “Kenapa kakak tidak menghubungi? Kenapa kakak tidak mau dijenguk? Kakak lupa ada aku di sini?” Perempuan ini benar-benar tidak berubah, bahkan pada kondisi seperti ini. Batara hanya tersenyum, “jangan datang lagi, yah. Jaga diri kamu baik-baik. Doakan kakak cepat sembuh dan kita jalani semuanya sama-sama.” Alin hanya mendengus kesal, sementara Kinan terlihat kecewa. “Ra, kami sungguh khawatir sama kamu. Kata perawat di sini, kamu sering murung. I believe u’ll be alright, dear. Jangan sedih yah. Kami selalu menantimu.” Batara benar-benar ingin memeluk mereka. Tapi tak bisa ia lakukan selain menggigit bibirnya dan mengangguk yakin. Setelah berbincang lama, sebelum keduanya kembali,

Batara kembali mengingatkan agar mereka tidak datang hingga Batara harus keluar dan bisa memeluk mereka. Kinan bercerita tentang kematian pamannya ketika berkunjung. Pamannya mengidap infeksi paru-paru, dengan gejala mendekati covid. Ia kemudian di swab test dan dikabarkan negatif. Pihak keluarganya merasa lega dengan hal tersebut. Namun, pihak rumah sakit kemudian mengabarkan kembali bahwa hasil swab test terbarunya adalah positif. Sehingga penguburan harus dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan. Aku melihat kejengkelan di wajahnya, juga rasa sedih berkecamuk. Kinan yang merupakan mahasiswa kedokteran itu merasa kesal karena permainan pihak rumah sakit di masa-masa krisis seperti ini. “Mana ada hasil swab test bisa langsung keluar dalam waktu beberapa jam? Apa mereka sengaja meng-covid-kan paman?”. Suara kekesalan Kinan masih terngiang di telingaku saat berita tentang kematian pamannya muncul di televisi. Dikabarkan bahwa jenazah yang dinyatakan positif covid tersebut dibawa kabur oleh pihak masyarakat dan keluarga. Dikabarkan juga terjadi penjarahan masker di rumah sakit ketika protes bersama untuk mengambil korban. Aku yakin, Kinan sekarang benar-benar kesal dengan berita murahan semacam itu. Sebelumnya, Kinan menyampaikan hanya saudara dari pamannya yang datang saat masyarakat berkumpul di rumah sakit. Tidak ada pihak keluarga lain, karena mereka berada di kota-kota yang berbeda. Rasanya kekesalan itu juga tumbuh di kepalaku. Tapi tak ada yang bisa dilakukan. Meminta Kinan menuntut media sama saja dengan menyerahkan nyawa sendiri. Waktu berlalu, sudah dua minggu Batara berada di ruang isolasi. Tidak ada yang ia lakukan selain mendengarkan keriuhan kepalanya dan berusaha untuk tertidur. Saat-saat seperti ini

selalu membuat dirinya pusing. Kondisi tubuh benar-benar tidak mendukung. Tidur dan meninggalkan keriuhan media sosial adalah pilihan untuk menenangkan baginya. Tidur, dan menjauhi orang-orang yang dicintainya adalah caranya untuk tidak menjadi lebih sakit. “Aku telah bicara pada Ayah, kita akan segera menikah pada Juni 2020 mendatang. Kontrak kerjaku telah selesai dan kamu telah lulus wisuda.” Janji itu sudah kusampaikan pada Kinan pada September 2019. Tapi hal-hal tidak diinginkan menghampiri rencana pernikahan kami. Ayah meninggal pada bulan Maret, tidak lama setelahnya aku diserang virus sialan ini. Batara berusaha tertidur meski ingatan dan janji-janji belum terpenuhi datang semakin banyak. Kekesalan karena dirinya begitu lemah di hadapan penyakit itu, menyakiti ego. Ia merasa gagal menjadi pelindung adiknya, calon suami untuk Kinan, dan anak yang berbakti untuk kedua orang tua. Jauh sebelum ibunya meninggal, ia juga telah berjanji untuk terus melindungi Alin. Tapi yang bisa ia, hanya melindungi egonya sendiri. Malam itu, batuknya semakin parah dan air mata tak terbendung lagi. Ia berharap agar kebahagiaan menghampiri adik dan kekasihnya setelah ini. Meski bukan ia yang melakukannya. Kedua perempuan itu harus tegar seperti sedia kala, lebih tegar, lebih ikhlas dari sebelumnya. Jika nanti aku harus pergi meninggalkan semuanya, meninggalkanmu sendiri, kumohon jangan catat aku sebagai anak-anak angka yang membosankan. Catat aku sebagai bagian hidupmu yang telah usai. Kenang aku sebagai mereka yang telah berjuang namun tunduk di hadapan maut. Kakakmu, Batara ri Langi’. Penulis: Maya Rusmayani, Sastra Indonesia, FIB Unhas Angkatan 2018.

ILUSTRASI/ AZZAHRA


RAMPAI

8

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Sobat Bumi Makassar, Wadah Aspirasi Permasalahan Lingkungan

M

asalah lingkungan sejak dulu merupakan hal krusial yang kian hari semakin memerlukan solusi kreatif. Tak hanya sekadar solusi, tetapi juga bagaimana cara untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Saat ini sangat dibutuhkan wadah berbasis lingkungan hidup yang mampu untuk menginspirasi masyarakat, salah satunya dalam bentuk komunitas peduli lingkungan. Hal inilah yang menjadi visi dari Sobat Bumi Indonesia. Pada awalnya, Sobat Bumi Indonesia merupakan sebuah komunitas yang didirikan oleh para penerima beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation. Komunitas tersebut kemudian diresmikan sebagai organisasi independen pada tahun 2014 dan diberi nama Sobat Bumi Indonesia (SOBI). Organisasi ini mewadahi pemuda yang ingin menjadi bagian dari solusi masalah lingkungan hidup yang terjadi di sekitarnya, sehingga dapat bergerak untuk melakukan sebuah tindakan inovatif, sinergis, dan berkelanjutan demi terciptanya Indonesia hijau. Koordinator Sobat Bumi Indonesia Regional Makassar Periode 2009/2020, Muh. Aswad Ashan menjelaskan alasan didirikannya komunitas ini. “Awalnya para penerima beasiswa memiliki semangat berkegiatan di

bidang lingkungan hidup. Namun seiring waktu, mereka sadar bahwa semangat cinta lingkungan haruslah di sebar luaskan ke khalayak umum sehingga tercetuslah ide untuk membentuk suatu wadah aksi lingkungan,” jelasnya. Selain Regional Makassar, SOBI sendiri telah memiliki 22 regional lain yang ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional terhitung dari tahun 2014 hingga saat ini. SOBI regional tersebar di berbagai kota di Indonesia. Untuk Regional Makassar, telah memiliki sekretariat di Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Memiliki tagline “Cintai Bumi Selamatkan Bumi”, SOBI Makassar bukan hanya merupakan wadah bagi mereka yang senang di bidang lingkungan, melainkan juga mengupayakan bagaimana agar masyarakat bisa sepemikiran dalam hal kecintaan terhadap lingkungan. “Anggota SOBI Makassar terkenal dengan ciri khas membawa tumbler dan reuseable bag kemana-mana. Hal ini dilakukan untuk menerapkan gaya hidup bebas plastik dan ramah lingkungan tidak hanya bagi anggota SOBI, tapi juga memotivasi masyarakat sekitar,” papar Aswad. Perihal keanggotaan SOBI Makassar, pemuda kelahiran tahun 2000 ini menjelaskan, saat ini pembukaan anggota berdasarkan ketentuan tiap regional yang

telah diberikan hak otonom. Bagi regional Makassar sendiri, anggotanya berjumlah 114 orang. Mereka merupakan masyarakat umum dengan rentang usia 17-30 tahun. “Anggota SOBI Makassar terdiri dari berbagai kalangan. Ada yang masih kuliah, pegawai pemerintahan/badan usaha, dan beberapa sudah berkeluarga. Sekitar 60 persen anggota sudah bekerja, namun banyak juga yang merupakan mahasiswa. Hal tersebut tentunya menjadikan kami sangat beragam, dan saling melengkapi dalam hal pengetahuan tentang sosial dan lingkungan,” tutur Aswad. Layaknya organisasi independen, SOBI Makassar menjalankan kegiatan sesuai dengan fungsi organisasinya, yaitu sebagai sarana aspirasi anggota, penyalur visi misi dalam melakukan kegiatan lingkungan, sarana pemberdayaan masyarakat, juga sebagai badan advokasi dalam mengawal isu yang tidak ramah lingkungan. Saat ini SOBI Makassar fokus menjalankan fungsi sebagai wadah aspirasi anggota. “Kami mewadahi anggota Sobat Bumi yang mempunyai informasi permasalahan lingkungan di sekitarnya. Kemudian akan dilakukan kajian bersama untuk menemukan solusi dengan menyusun strategi dan ide yang kreatif,” jelas Aswad.

DOKUMENTASI PRIBADI

Selama dua tahun belakangan ini, Aswad menyebutkan salah satu kegiatan besar yang telah dilakukan SOBI Makassar, yakni Bersobat Bumi Mangrove. Menurutnya, dalam pelaksanaan kegiatan, mereka telah menanam mangrove sebanyak 2000 bibit yang tersebar di daerah timur dan barat daya Kota Makassar. Selain terjun langsung untuk menjaga kelestarian lingkungan, SOBI Makassar juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesadaran lingkungan. Hal ini dilaksanakan dalam kegiatan diskusi publik dan juga webinar. Lebih lanjut, Aswad menambahkan, sebagai fungsi pemberdayaan masyarakat, SOBI

Makassar memiliki program Desa Binaan di Jl. Adhyaksa Lorong V, Kecamatan Panakkukang. Bahkan tahun lalu, mereka telah menjalankan kegiatan biopori di desa binaannya. Meskipun terkendala pandemi, saat ini bukan alasan untuk berhenti beraksi. Aswad menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh SOBI Makassar dimodifikasi menjadi kegiatan daring. “Karena pandemi semuanya harus daring jadi kami mengubah kegiatan, salah satunya Eco-Journaling dalam bentuk challenge di media sosial yang berlangsung selama seminggu,” bebernya. Azzahra Nabilah


identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

PUISI

Tikus Kecil

Rumit

Oleh: Iswatun Khazanah

Oleh: Ipa Bahya

Serius mengais Pada himpitan lemari sempit Tikus kecil meringis Kucing tertawa sipit

Aku menemukanmu begitu rumit Mendapatkan hatimu yang lebih rumit Membangun perasaan ternyata lebih rumit Dan memahami rasa dan sikapmu sangat rumit

Tikus tikus kecil Punya pesona Dimana-mana Kala membesar Hidup di hiruk pikuk kota Memecah belah Membabi buta Sampai di kota Dipakainyalah dasi Ia pelajari orasi Undang-undang, maklumat, suara rakyat ia adopsi

9

Serumit itu kah dirimu? Kadang kata rumit ini yang bisa membuatku kuat Kuat menghadapi sikapmu yang dingin Hawa dunia yang kian memanas Ditambah lagi Adanya virus ini Tambah rumitlah urusanku ILUSTRASI/ WANDI JANWAR

Vox populi vox duit Dikumat satu kali Tak tersisa sama sekali

Aku tak hanya bisa memahamimu dengan rumit Tetapi aku tak bisa melihat situasi dunia saat ini Itu sangat rumit Aku pamit Pamit dari rasa? Tidak, pamit dari berbagai situasi Tidak perlu situasi hati Yang membuatku pamit

Tikus sudah besar Pandai menjarah jua mengarah Sementara Kucing masih terduduk Mengkritik Sambil tertawa Dengan mata sipit

Mahasiswa Sastra Indonesia, Angkatan 2018.

Mahasiswa Departemen GeoďŹ sika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam, angkatan 2018.

Kala Juni Mengungkap Rasa Oleh: Iswatun Khazanah

Bumiku Telah Menua Oleh: RM. Alifuddin Purnomo Kahar

Duka selalu hampiri Juni Entah karena hujan yang selalu mengunjungi Atau ketabahannya yang selalu mengiringi Juni resah Pasalnya juli akan tiba dengan keretanya Mengambil alih tanpa aba-aba kurun Waktu empat puluh delapan jam lagi Kenangan juni akan hilang Lalu disambut elegi sampai pagi

Ketika mentari tak lagi bangun dari peraduannya Gunung bagaikan kapas yang lalu lalang beterbangan Air tak lagi mengalir pada tempatnya Dan suara tangis yang meraung dimana-mana Ketika saat itu tiba semua berlari tanpa arah dan tujuan Semua manusia berhamburan Tamatlah sudah Menangis, merintih penuh penyesalan, apa gunanya? Mengapa bumi ini? Pertanyaan bodoh yang terus saja berulang Tanpa menengok sejenak ke belakang Kini Bumiku tak seramah dulu lagi

ILUSTRASI/ WANDI JANWAR

Ketika langit tak kunjung berhenti menangis Air matanya yang berlinang memporak-porandakan semuanya Makhluk tak kasat matapun ikut muncul membawa sejuta sengsara Dan ketika awan bertiup sekencang-kencangnya

Juni tak pernah ragu-ragu Tapi kau selalu menuntutnya untuk bijak Kau datangkan hujan, kau cuci otaknya dan kau bajak Hingga ia tetap menjadi juni yang lugu Sampai saat ini hanya termangu. Kereta juli sudah didepan mata Juni sudah tak bisa berkata Dengan terbata ia ucapkan bahwa juli memisahkan kita Sampai juli tiba kisah kita menjadi kasih Didramatisasi untuk tetap ironi. Ditatap berapa kalipun Kita tetap hujan bulan juni.

Tidakkah kita membuka mata? Bumi sudah lelah dengan segala sandiwara kita kekuasaan yang kadang lebih penting dari rasa kemanusiaan Lupa akan segalanya Aku, kamu dan kita semua adalah harapan bumi Tak sadarkah kita dengan semua teguran dan cobaan yang terus berdatangan Tuhan hanya ingin kita kembali pada jalan yang telah digariskan Hijaukan, lestarikan, dan damaikan Mahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Angkatan 2018.

Juni tak sepolos yang kau kira Ia membantu hujan dengan menyusun aksara Kau pikir ia tenang menatap Hujan yang merahasiakan rintik rindunya? Bahkan ketika pohon berbunga itu tetap disana Juni selalu mencari cara Juni selalu mencuri cara Namun, kau penjarakan ia dengan berbagai perkara.

ILUSTRASI/ WANDI JANWAR

Mahasiswa GeoďŹ sika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, angkatan 2018


10 

POTRET

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Las besi

Membersihkan sisa material

Perobohan Gedung Lama Unhas Foto dan Naskah: Arisal

S

ore itu, di samping gedung P2KKN debu bertebaran di mana-mana ditambah bising kendaraan excavator yang merobohkan gedung lama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), HaKI dan Konsorsium PTN Kawasan Timur Indonesia yang berlangsung sejak Minggu (19/7/2020). 20 pekerja yang terlibat dalam perobohan gedung ini, menargetkan akan merampungkannya dalam satu bulan. Setiap sore dua mobil pick up datang mengangkut sisa-sisa material gedung yang masih bisa dipakai dan diolah kembali. Kemudian, setelah rata dengan tanah, lahan ini

akan dibangun Gedung Training Center dan Hotel Universitas Hasanuddin tahap 1 Tahun Anggaran 2020 dengan pelaksana PT. Adhi Prima Mandiri Persada, Konsultan Pengawas CV Lintas Cipta Desain dan Konsultan Perencana PT Praprimadani Pratama. Sebagai pelaksana pembangunan PT. Adhi Prima Mandiri Persada, memenangkan tender sebesar Rp 29 Miliar. Kontrak antara Unhas dengan PT Adhi Prima Mandiri Persada yang terhitung sejak 20 Juli ini, untuk tahap pertamanya menargetkan 150 hari masa kerja.

Mengangkut material bangunan

Memotong besi

Merobohkan


identitas NO.identitas 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020 NO. 902, TAHUN XLV, EDISI JUNI 2019

11

LAPORAN UTAMA

Sejak UKT ditetapkan 2013 silam, upaya menerjemahkan kebijkan ini di berbagai perguruan tinggi berbeda-beda. Penerapannya pun disesuaikan dengan kondisi kampus.

BUNDEL IDENTITAS 2014

UKT Kampus Merah dari Masa ke Masa

S

esuai dengan amanat konstitusi yang termuat dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karenanya, segala upaya perlu dilakukan negara untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satunya, aturan mengenai biaya perkuliahan yang dikenal dengan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sebelum ditetapkan pada tahun 2013, mahasiswa mesti mengeluarkan berbagai biaya seperti SPP, praktikum, Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan pungutan lainnya. Adanya sistem UKT menjadikan biaya tiap semesternya cukup dibayar satu kali saja. Setelah diberlakukan, berbagai respon dan tanggapan muncul dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti di Universitas Hasanuddin. Penerapan Permendikbud no. 55 tahun 2013 ini mulai diterapkan di tahun sama pula di Unhas. Berdasarkan Bundel identitas Edisi Akhir Juli 2013, kebijakan UKT yang dilaksanakan di berbagai kampus, untuk di Unhas sendiri tidak semua aturan dari UKT dilaksanakan. Utamanya terkait penentuan besar dan kecil UKT yang awalnya ditentukan oleh penghasilan orang tua mahasiswa. Namun, Unhas mengambil jalur lain, dengan mengelompokkan biaya perkuliahan berdasarkan jalur masuk mahasiswa.

Artinya kelompok satu dan dua diperuntukkan bagi mahasiswa yang lulus jalur undangan dan bebas tes. Kala itu, Unhas mempertimbangkan proses evaluasi data kelompok UKT dengan dasar penghasilan orang tua, membutuhkan waktu yang lama. Kedua, memungkinkan adanya gejolak lain dalam aturan ini, seperti UKT terkesan naik. Hal ini juga terjadi, di pasal 5 Permendikbud no. 55 tahun 2013 dimana ditegaskan kampus tidak boleh memungut uang pangkal dan pungutan lain, selain UKT yang dimulai tahun akademik 2013-2014. Bila menelisik ke belakang, ada beberapa pembayaran yang tidak masuk dalam cakupan UKT. Misalnya, pembelian jas almamater, buku diktat praktikum, diktat mata kuliah umum, uang praktik industri dan uang belajar lapangan, dikutip dari Bundel identitas Edisi Akhir Juli 2013. Dalam bundel identitas Edisi Akhir Agustus 2013 dijelaskan biaya pengeluaran di luar UKT tidak bersifat memaksa dan merupakan kebutuhan mahasiswa sendiri, seperti ber-KKN. Setahun kemudian, Rektor Unhas mengeluarkan Surat Keputusan No. 20999/UN4/KU.19/2014 tentang penerapan UKT bagi mahasiswa di tahun 2014. Aturan ini, mengubah pengelompokkan UKT yang sebelum berdasarkan jalur masuk penerimaan

mahasiswa baru. Menjadi penentuan sesuai dengan penghasilan orang tua. Penentuan kelompok UKT mahasiswa ditetapkan melalui verďŹ kasi berkas slip pembayaran rekening listrik dan air, serta slip gaji orang tua. Namun, UKT yang tetap didasarkan pada slip gaji orang tua, tidak merubah kelompok UKT si mahasiswa apabila, orang tua pensiun bulan depan atau dua bulan kemudian, dikutip dari Bundel identitas Edisi Akhir Juli 2014. Selain itu, pungutan di celah UKT pernah dicatat dalam Bundel identitas Awal November 2014, mahasiswa harus mengeluarkan dana lagi untuk keperluan kuliah, seperti buku wajib Mata Kuliah Umum (MKU). Kala itu, pihak Kepala Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum, Rahmatullah SIP, membenarkan jual beli buku tersebut, dan memang bukan termasuk nomenklatur pembayaran dalam UKT. Wakil Rektor Bagian Administrasi dan Keuangan mengatakan selama berlakunya UKT, tidak ada pungutan seperti buku, bahan-bahan laboratorium, ujian dan modul. Serta belum ada regulasi yang jelas mengatur pungutan tersebut. Tahun berganti, kebijakan berubah, UKT yang dulunya ditetapkan hanya lima kelompok, di tahun 2018 terjadi penambahan

menjadi tujuh kelompok. Semakin tinggi kelompok UKT, semakin tinggi pula besaran yang harus dibayarkan. Dalam bundel identitas Edisi Agustus 2018, berdasarkan SK Rektor Unhas No. 37451/UN.4.1/ KU.21/, penetapan kelompok UKT satu dan dua diperuntukkan bagi mahasiswa dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu dibuktikan dengan keterangan, seperti Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Kini, di tengah pandemi Covid-19, para mahasiswa di Perguruan Tinggi menuntut kebijakan baru terhadap UKT, dimana membebaskan atau meringankan UKT selama pandemi ini. Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud), mengeluarkan aturan seperti dalam Permendikbud 25/2020 memberikan keringanan UKT bagi mahasiswa yang menghadapi kendala ďŹ nansial selama pandemi. Ada empat, arah kebijakan baru dari UKT dapat disesuaikan dengan mahasiswa yang keluarganya mengalami kendala ďŹ nansial, mahasiswa tidak wajib membayar UKT jika sedang cuti kuliah atau tidak mengambil SKS sama sekali, kemudian pemimpin PT dapat memberikan keringanan UKT dan menetapkan UKT baru terhadap mahasiswa. Terakhir, mahasiswa di masa akhir

kuliah membayar paling tinggi 50% UKT jika mengambil tidak lebih dari 6 SKS. Dalam meringankan UKT, ada lima jenis bentuk keringanan yang dapat diajukan bagi mahasiswa yang kuliahnya terdampak Covid-19. Diantaranya mahasiswa dapat mengajukan cicilan UKT bebas bunga. Kedua, mahasiswa dapat menunda pembayaran UKT, ketiga mahasiswa bisa mengajukan penurunan biaya kuliah sesuai dengan kemampuan ekonominya. Keempat, semua mahasiswa berhak mengajukan diri untuk menerima beasiswa. Kelima, semua mahasiswa dapat mengajukan bantuan dana untuk jaringan internet dan pulsa (berdasarkan pertimbangan masing-masing PTN). Tim Laput

Tim Laput Koornator: Arisal

Anggota: Fatyan Aulivia Urwatul Wutsqaa


12

LAPORAN UTAMA

identitas

NO. 902, TAHUN XLV, EDISI JUNI 2019

Upaya Kampus Ringankan Beban Mahasiswa IDENTITAS/ ARISAL

Berbagai respon perguruan tinggi dalam menyikapi pandemi Covid-19, dari kouta internet hingga potongan UKT.

S

ebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Jumat, 24 April 2020, di Kota Makassar diberlakukan. Tindakan pencengahan virus corona di Universitas Hasanuddin telah dilakukan dengan keluarnya surat edaran penyesuaian sistem tenaga kerja. Imbauan tersebut tertuang dalam nomor 8822/un4.1/ kp.10.01/2020. Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyampaikan sekaligus mengimbau agar proses belajar mengajar tetap berlangsung namun dilakukan dari rumah. “Tidak ada dosen dan pegawai libur. Untuk itu, saudara tetap memonitoring dan mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan tugas bagi dosen dan pegawai yang bekerja dari rumah,” imbau Dwia dalam surat edaran itu. Selain itu kampus juga mengeluarkan Surat Edaran Rektor Nomor 8695/UN4.1/KP.11.03/2020 tentang Bantuan Penyelenggaraan Pembelajaran dan Pelayanan di Rumah Sakit bagi Mahasiswa selama Masa Darurat Pandemi, tertanggal 13 April 2020. Edaran tersebut, memuat lima point, yakni mahasiswa strata satu yang terdaftar dan aktif mengikuti perkuliahan sistem pembelajaran dari pada semester Akhir 2019/2020, diberikan bantuan biaya akses internet sebesar Rp. 150.000.

Kemudian penyediaan paket data internet murah bagi mahasiswa dan dosen. Ketiga adanya paket data edukasi selama 30 hari untuk akses ke LMS Kampus. Keempat, Pihak kampus juga memfasilitasi uang transpor dan uang saku, serta Alat Pelindung Diri (APD) bagi mahasiswa yang terlibat dalam sukarelawan dan juga mahasiswa anggota Satgas Covid-19 Unhas. Terakhir mahasiswa yang akan ujian skripsi, ujian akhir profesi, ujian akhir spesialis, ujian tesis dan ujian disertasi. Namun belum dapat melaksanakan ujian pada semester akhir 2019/2020. Maka akan dilakukan ujian pada semester awal 2020/2021 dengan dibebaskan dari pembayaran UKT. Unhas juga telah memberikan subsidi pulsa belajar selama tiga bulan, mulai Maret hingga Mei. Hal ini dilakukan untuk memudahkan belajar dengan sistem e-Learning. Namun, pemberian ini hanya diperuntuhkan kepada penerima beasiswa Bidikmisi. “Karena mahasiswa di Unhas itu kan berasal dari berbagai golongan, sehingga yang kami subsidi hanya mahasiswa Bidikmisi. Bagi mereka yang berasal dari kalangan menengah ke atas tidak diberikan,” tutur Prof Dwia yang dilansir dari m.mediaindonesia.com, Senin, 30 Maret 2020. Sesuai dengan Siaran Pers Majelis Rektor Perguruan Tinggi

Negeri se-Indonesia No.052/ SP/MRPTNI/2020, menegaskan mahasiswa yang terdampak sumber perekonomiannya, dapat melalui enam jenis penyesuaian UKT. Namun, permohonan penyesuaian ini, perlu menyertakan data pokok kemampuan ekonomi mahasiswa. Terbitnya aturan baru Kemendikbud yang tertuang dalam Permendikbud 25/2020 memberikan keringanan UKT untuk mahasiswa. Kebijakan ini merupakan respon terhadap krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. “Kemendikbud mengapresiasi kesepakatan Majelis Rektor PTN yang telah bergerak bersama, bergotong royong meringankan beban adik-adik mahasiswa,” kata Nadiem, Kamis (2/7/2020) dilansir dari Kompas.com Dengan aturan ini pemimpin perguruan tinggi dapat memberikan penyesuaian UKT baru. Kemudian menegaskan tidak wajib membayar biaya semester bila ingin cuti kuliah. Selain itu, mahasiswa masa akhir kuliah mendapat potongan pembayaran 50 persen apabila mengambil sebanyak enam atau kurang dari enam satuan kredit semester (sks). Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Infrastruktur, Prof Sumbangan Baja dalam pesan singkatnya mengatakan sementara lagi dalam pembahasan, karena Permendikbud 25/2020 merupakan

aturan baru. “Kami juga lagi bahas…..karena peraturan baru,” tutup Dosen Fakultas Pertanian ini. Selain itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhas, di audiensi keduanya bersama petinggi Unhas, Jumat, 19 Juni 2020. Pertemuan ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti rekomendasi realokasi dan keringanan biaya perkuliahan selama pandemi. Kata Abdul Fatir Kasim, kampus tidak akan melakukan penghapusan UKT melainkan hanyalah penyesuaian. Bila melakukan penghapusan maka, akan menambah beban baru bagi Universitas. “Apabila ditemukan ada mahasiswa yang kesulitan atau tidak mampu melunasi UKT dalam tenggak waktu yang diberikan, maka akan ada penyesuaian seperti penundaan, pencicilan, penurunan level UKT bahkan pemberian beasiswa,” ucap Fatir. Dengan keluarnya surat keputusan nomor 3260/UN.1/KEP/2020, nampak titik terang permasalahan UKT di tengah pandemi telah usai. Aturan ini menetapkan kategori dan persyaratan keringanan pembayaran uang semester bagi mahasiswa program sarjana Unhas semester awal tahun akademik 2020/2021. “Dengan memperhatikan dampak wabah pandemi Covid-19 terhadap kemampuan ekonomi sebagian orang tua mahasiswa,

maka dipandang perlu memberikan keringanan kepada mahasiswa yang dinilai kurang mampu,” tutur Dwia. Kategori yang dimaksud, pertama, bagi mahasiswa kelompok UKT I, masiswa cuti atau telah menyelesaikan seluruh pembelajaran namun belum lulus ujian skripsi/ujian akhir dibebeskan dari kewajiban membayar UKT. Kedua, mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah dengan beban kurang atau sama dengan enam satuan kredit semester sembilan, diberikan potongan pembayaran 50%. Katiga, mahasiswa kelompok UKT II diberikan potongan 30%. Keempat, mahasiswa kelompok UKT III dan IV yang orang tua atau wali mengalami penurunan pendapatan secara signifikan dapan mengajukan permohonan keringanan pembayaran dengan pemotongan 20%. Kemudian, bagi orang tua mahasiswa atau wali yang mengalami Pemutusan Hubugan Kerja (PHK), pensiun, bangkrut atau tertimpa bencana alam dapat mengajukan permohonan penyesuaian UKT. Serta pembayaran UKT dapat dilakukan secara berangsur sebanyak dua kali sebelum tanggal 15 Desember 2020. Tim Laput


LAPORAN UTAMA

identitas

NO. 902, TAHUN XLV, EDISI JUNI 2019

13 9

IDENTITAS/ ARISAL

Nestapa Mahasiswa di Kala Pandemi Pandemi corona pukul laju konsumsi rumah tangga hingga pembiayaan untuk kuliah.

M

enteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menanggapi tidak menentunya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tengah pandemi Covid-19 dengan mengeluarkan mekanisme penyesuaian UKT. Sejak dikeluarkan pada 8 Juni, mekanisme tersebut menjadi pedoman tiap kampus bila ingin memberikan keringanan UKT. Pengimplementasian arahan Nadiem Makarim, kemudian mengejawatahkan kebijakan perguruan tinggi. Namun kenyataanya tidak menghentikan serangkaian protes dari mahasiswa. Apa yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Unhas, menjadi isyarat bahwa kebijakan baru belum memuaskan sebagian mahasiswa dan hingga kini tetap konsisten menginginkan UKT digratiksan secara merata. Tidak adanya titik temu dengan pengajuan audensi kepada petinggi universitas, menjadikan pelataran Gedung Rektorat dan Pintu Satu Unhas berlimpah ruah aksi protes, Rabu, (15/07/2020). Humas Aliansi Mahasiswa, Nur Wahid yang dihubungi setelah protes tersebut, mengungkapkan keperihatiannya dan kekecewaannya tidak adanya pihak rektorat yang menemui mahasiswa saat aksi tersebut. “Hal ini menguatkan indikasi bahwa kurangnya itikad baik yang dilakukan Unhas dalam melihat

polemik hari ini,” jelas Wahid saat dihubungi via whatshapp. Menurut Wahid, dalam kondisi tidak adanya respon universitas, mahasiswa tetap mengawal UKT. “Satu hal yang pasti dijunjung teguh mahasiswa, bahwa kami tidak akan berhenti hingga tuntutan terpenuhi,” ucapnya. Selain aksi demo, mahasiswa juga menghimpun pendapat sekaligus anjuran agar tidak membayar UKT melalui kuesioner yang disebar di media sosial. Data yang dilansir dari media sosial Aliansi Mahasiswa Unhas, Minggu 26 Juli 2020, setidaknya 2,226 orang sepakat untuk mogok membayar uang kuliah pada semester awal 2020/2021 sampai Rektor mengeluarkan kebijakan terkait penggratisan UKT seluruh mahasiswa dan sebanyak 186 orang tidak sepakat. Melansir halaman identitasunhas. com, penolakan mahasiswa yang lain, lantaran Surat Keputusan (SK) Prof Dr Dwia Aries Tina Pulububu MA tentang penyesuaian dan keringanan UKT. Keputusan tersebut tidak berlaku secara universal, dan tidak diperuntukkan mahasiswa program pascasarjana Keluhan mahasiswa bukanya tidak mendasar, sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Work From Home (WFH) hingga berdampak pada mobilitas masyarakat, menyebabkan penghasilan masyarakat tidak menentu atau dalam beberapa

kesempatan malah menurun. Hasil survei dilakukan 18 hingga 20 Juni 2020 oleh Saiful Mujani Research and Consulting menunjukkan 76 % orang Indonesia mengaku pendapatan merosot setelah adanya pendemi. Menurut halaman cnbcindonesia, sekitar 85 % orang merasa keadaan ekonomi nasional lebih buruk daripada tahun sebelumnya. Begitupun dengan kondisi ekonomi rumah tangga menemukan 71 % mengaku situasi lebih buruk pada wabah covid-19. Terganggunya ekonomi rumah tangga, kemudian mendorong menculnya gelombang tuntutan keringanan uang kuliah di perguruan tinggi. Dimana kondisi ini, menjadikan orang tua mahasiswa kewalahan membayar biaya kuliahnya anaknya. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fatwa (bukan nama sebenarnya) menyampaikan selama pandemi ini pendapatan keluarganya menurun. Bekerja sebagai biro perjalanan atau travel agent, yang biasanya melayani orang Indonesia ke Malaysia. Orang tua Fatwa menguruskan berkas-berkasnya hingga sampai ke lokasi. Namun, pandemi Covid-19 memaksa mereka untuk menutup atau meliburkan sementara aktivitas biro/agen perjalanannya. “Harusnya kampus melihat dampak corona bukan hanya terinfeksi virus tapi juga ekonomi

keluarga. Ada keluarga mahasiswa Unhas di luar sana tidak bisa bekerja lagi, terutama bukan pekerja kantoran atau PNS,” Sebut mahasiswa asal Bulukumba Ketika ditanya mengenai program keringanan UKT, katanya turunan kebijakan dari menteri ke masingmasing universitas harusnya tidak membuat alur pendaftaran ribet. “Sebaiknya besaran potongan UKT disamakan,” ucap mahasiswa kelompok UKT 7 ini. Kini Fatwa berupaya mencari pekerjaan part time dan beberapa kali mencoba melamar kerja, namun belum mendapatkan kesempatan. “Yang paling sedih, orang tua dulunya melarang kerja sambil kuliah sekarang diperbolehkan ma untuk cari kerja,” ucapnya 9 Agustus lalu. Menurut Fatwa, orang tuanya tidak ingin memberitahukan bagaimana caranya mendapatkan biaya untuk kuliahnya. Hingga teman-teman kuliahnya pun turut membantunya. “Saya pikir salah satunya dengan menggadaikan barang dan meminjam. Karna tiap kali tanyakan ke orang tua katanya tidak perlu tahu dan tugasnya cuma belajar dan kuliah,” kata anak kedua tersebut. Selain itu, Nurwahidah SE orang tua dari salah satu mahasiswa Unhas mengatakan kondisi perekonomiannya tidak stabil, “Karena penghasilan tidak seperti dulu, terlebih lagi suami di PHK dan sangat mempengaruhi kebutuhan sehari-

sehari serta pembayaran sekolah atau kuliah anak-anak,” jelasnya. Lebih lanjut Ida, sapaan akrabnya, sangat setuju apabila kampus memberikan keringanan UKT, apalagi mahasiswa tidak ke kampus lagi dan lebih kepada pembelajaran daring. “Sebaiknya pembayaran ditiadakan atau digratiskan karena fasilitas-fasilitas kampus tidak digunakan selama pandemi ini,” jelas perempuan umur 43 ini. Walaupun anaknya telah mendapatkan keringanan UKT dari UKT 5 ke UKT 3, ibu rumah tangga ini, mengatakan ekonomi keluarganya masih kesulitan. “Keringanan yang diberikan masih memberatkan sebagai orang tua mengingat bukan hanya itu tanggungan, terlebih lagi PHK berlangsung seterusnya artinya tidak ada tambahan penghasilan untuk bulan-bulan kedepannya,” ucap perempuan enam anak ini. Ida pun memikirkan kedepannya, bila semester ini mampu membayar karena ada beberapa tangguhan dari dampak PHK, namun bagaimana untuk semester selanjutnya tidak ada lagi tangguhan. “Berhubung mahasiswa tidak bertatap muka dengan dosen, kalau bisa pembayaran saat ini digratiskan, dan untuk semester selanjutnya lebih diringankan,” harap Ida. Tim Laput


14

identitas

NO. 902, TAHUN XLV, EDISI JUNI 2019

LAPORAN UTAMA

Mahasiswa Pascasarjana Minta Keringanan UKT

IDENTITAS/ SANTIKA

Selain mahasiswa strata satu, mahasiswa program magister mengeluhkan biaya kuliah di tengah pandemi.

T

untutan dari berbagai perguruan tinggi mencerminkan belum terwadahnya aspirasi mahasiswa dalam kebijakan yang telah dikeluarkan. Hal inilah yang dirasakan mahasiswa program pascasarjana yang mengalami keresahan ekonomi kala pandemi Covid-19. Dikutip dari laman tirto.id, Perwakilan Aliansi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia, Petrus Putut Pradhopo, menyampaikan tidak adanya pengurangan biaya kuliah selama Covid-19 sangat disayangkan karena banyaknya kerugian dialami mahasiswa pascasarjana. Selain itu, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Andalas (Unand) merasakan hal yang sama biaya kuliah yang tetap normal di masa pandemi. Hal ini juga dialami mahasiswa Universitas Hasanuddin, walaupun petinggi universitas telah mengeluarkan kebijakan mengenai keringanan pembayaran UKT seperti yang tertuang dalam nomor surat 3260/UN4.1/KEP/2020 bagi mahasiswa strata satu semester awal 2020/2021, untuk semua kelompok UKT yang memenuhi persyaratan. Kebijakan ini, untuk sebagian mahasiswa dirasa masih belum cukup di masa korona ini. Lantaran tidak berlaku secara

universal, dan tidak diperuntukkan bagi mahasiswa program pascasarjana. Ketua Forum Besama Perencanaan Pembangunan Wilayah (PPW) Pascasarjana Unhas, Amul Hikmah Budiman menyampaikan terkait belum diakomodirnya kebijakan penyesuaian UKT, mahasiswa pasca sudah pernah mengajukan surat ke Wakil Rektor I untuk mendapatkan potongan. “WR I kemarin mengarahkan ke bagian keuangan, termasuk juga komunikasi dengan Rektor,” Jadi dalam waktu dekat kami akan menyurat kembali,” jelas mahasiswa semester empat ini, Selasa, (28/07). Amul dan teman sejawatnya di pasca menginginkan adanya kepastian mengenai poin dalam keputusan Rektor bahwa yang tidak bayar UKT adalah mereka yang telah selesai melakukan seminar hasil dan terkendala melakukan ujian tutup. Kemudian, mahasiswa pascasarjana juga menginginkan adanya bantuan potongan bagi mahasiswa yang masih ada kuliahnya. Selain itu, Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Unhas, M Aris Munandar yang dihubungi mengatakan belum mendapatkan informasi resmi mengenai keringanan pembayaran UKT untuk mahasiswa program pascasarjana. “Keringan UKT, cuma diperuntukkan bagi mahasiswa

program sarjana. Padahal semua masyarakat terdampak pandemi Covid-19,” keluh Munandar, Senin (27/07). Untuk melakoni perkuliahan tiap semesternya, Munandar mesti mengeluarkan uang sebesar 9 juta. Apalagi untuk semester awal 2020/2021 Kemendibud telah memutuskan perkuliahan tetap dilaksanakan secara daring. “Kuliah daring bagus diterapkan pada masa saat ini. Namun banyak tantangannya seperti ketersediaan akses jaringan dan tentunya kuota,” kata mahasiswa semester tiga ini. Tak hanya itu, ia juga mengkritisi keterangan Direktur Jenderal pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam mengenai penyesuaian biaya kuliah untuk mahasiswa D4 dan S1, bagi S2 dan S3 dikecualihkan karena kebanyakan sudah berbeasiswa. “Hal itu tidak bisa dijadikan alasan, karena tidak semua punya beasiswa,” kata Munandar. Munandar sendiri tidak menerima beasiswa. Menurut keterangannya beberapa sejawatnya rela banting tulang di tengah pandemi untuk bayar uang semester. Pandemi Covid-19 memaksa para pekerja untuk sementara dirumahkan. Melansir halaman tirto.id, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), hingga Mei 2020, lebih dari 1.722.958 pekerja yang termasuk

sektor formal maupun informal terdampak pandemi. Setidaknya jika dirinci sebanyak 1.032.960 pekerja sektor formal dirumahkan dan 375.165 orang lainya merupakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sisanya, sebanyak 314.833 di sektor informal yang terkena dampak covid-19. Hal inilah dialami Reski, mahasiswa Magister Ilmu Hukum, yang bekerja sebagai karyawan swasta untuk sementara dirumahkan. Beban berat yang dialami Reski tak sampai disitu, niat untuk menyelesaikan secepatnya studi S2-nya, dia urungkan lantaran biaya untuk memprogram tiap semesternya sebesar 9 juta tak sanggup dibayar. “Karena Covid-19 berdampak ke pekerjaan. Saya pribadi sampai harus cuti semester ini karena biaya UKT,” ucap mahasiswa semester 4 ini. Alasan lainnya menurut Reski, kuliah daring yang selama ini tidak efektif. Termasuk mahasiswa yang sedang menyusung tugas akhir. Hal ini diutarakannya, bukan tanpa alasan. Bimbingan semester kemarin terkendala sistem. Terlebih lagi ada pembimbing yang responsive dan tidak. “Ada pembimbing yang minta soft file dan hard file, kemudian dikirim ke rumah menggunakan protokol

kesehatan,” jelasnya, Minggu (26/07). Selama satu semester itu, Reski melakukan bimbingan namun, tidak memperoleh hasil yang memuaskan. “Kami melaksanakan kewajiban, tetapi tidak sepenuhnya memperoleh,” keluh Reski. Menurutnya kampus harus mengambil kebijakan yang memperhatikan moral atau etis, Hak Asasi Manusia (HAM) dan mempunyai basis data dalam menghadapi pandemi. Seperti biaya UKT normal tentu sangat memberatkan bila diterapkan pada kondisi sekarang. “Banyak data-data konkret terkait dampak Covid-19, yang berpegaruh pada penghasilan orang tua dan mahasiswa,” jelas kembali Reski. Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana di desa-desa ada bantuan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Sosial Tunai (BST), Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan sebagainya sebagai jaring pengaman sosial, Ia berharap kampus dapat berkaca pada kebijakan pusat. Katanya ini bukan masalah angka-angka, bukan pula mengenai dispensasi kouta, dan kuliah daring. Tetapi masalah ibadah dan kemanusiaan.“Sejauh mana kampus mau mengutamakan kemaslahatan daripada operasional,” tuturnya. Tim Laput


WANSUS

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

15

Karya Ilmiah Terindeks Scopus , Demi Inovasi dan Nama Baik Institusi

R

ektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA pada 2019 lalu memaparkan salah satu rencana strategis yaitu peningkatan jumlah publikasi yang terindeks scopus . Scopus merupakan database bereputasi yang berisi jurnal ilmiah dari penelitipeneliti di seluruh dunia. Sejalan dengan hal tersebut, para akademisi berlombalomba membuat jurnal yang berkualitas agar dapat terindeks scopus . Salah satu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Seberapa penting karya ilmiah terindeks scopus ? Sangat penting. Karena jika sebuah jurnal terindeks scopus maka banyak orang yang membaca, pengaruhnya besar dan banyak orang memvisitasi. Kalau banyak yang memvisitasi berarti banyak yang menjadikan jurnal itu sebagai rujukan dan ilmu yang ada dalam jurnal itu berdampak bagi banyak orang lain. Setiap jurnal yang terindeks scopus ini juga bisa meningkatkan indeks seseorang. Mengapa harus scopus sementara banyak indeks jurnal lain seperti thomson, copernicus dan lain lain? Karena pemerintah Indonesia lebih percaya ke indeks scopus. Di situ jurnal yang diterima benar-benar kualitas tinggi, memiliki kualitas dan kredibilitas yang tinggi. Jurnal yang diterima di scopus itu juga bertingkat sesuai dengan tingkat kualitasnya Apa beneďŹ t atau keuntungan sebuah jurnal ilmiah terindeks scopus ? Keuntungannya pasti yaitu jurnal kita diakui secara internasional dan reputasi kita sebagai dosen atau peneliti juga akan naik. Banyak sarjana yang mengkritik kebijakan publikasi Kemenristekdikti yang menjadikan scopus sebagai ukuran reputasi intelektual. Bagaimana pendapat Anda? Scopus itu sangat penting karena dengan merujuk pada indeks tersebut berarti para peneliti atau sarjana akan berusaha untuk berkompetisi dalam artian kompetisinya positif. Mereka akan berusaha untuk menghasilkan sebuah tulisan ilmiah yang berkualitas

Anwar Mallongi, SKM MSc PhD, per 2019 membukukan 26 publikasi jurnal yang terindeks scopus . Sehingga, ia tercatat sebagai dosen yang memiliki jurnal yang terindeks scopus terbanyak di Unhas. Untuk mengetahui lebih banyak apa saja manfaat dari publikasi jurnal yang terindeks scopus , berikut kutipan wawancara Reporter PK Identitas, Finsensius T. Sesa dengan Anwar Mallongi saat ditemui di ruangannya beberapa waktu lalu.

karena tidak semua jurnal bisa terindeks atau diakui oleh scopus . Tapi jangan jadikan scopus sebagai rujukan satu-satunya karena level dari penelitian itu berbeda-beda, jadi yang tidak sanggup atau tidak terkualiďŹ kasi scopus boleh diterima atau diindeks di tempat lain seperti google scholar dengan syarat tinggi peer reviewnya. Scopus ini bagus untuk para peneliti atau yang ingin menjadi profesor supaya memiliki kualitas penelitian yang tinggi kemudian bisa diakui secara mendunia. Bagaimana perkembangan jurnal-jurnal ilmiah di Unhas yang terindeks scopus saat ini? Kalau di Unhas sendiri, sudah ada kemajuan yang cukup pesat. Bahkan tahun 2019 lalu menghasilkan sekitar 1391 jurnal yang terindeks scopus dan menempati posisi ke-5 nasional. Bagaimana agar sebuah jurnal atau tulisan ilmiah dapat terindeks scopus? Yang paling penting adalah originalitas dan hindari plagiarisme. Sebuah jurnal yang terindeks scopus itu bukan hanya apa yang diteliti dan seberapa besar dampaknya, namun juga bagaimana kita menciptakan sebuah inovasi yang mungkin belum pernah ada dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Bagaimana Anda menulis sebuah jurnal yang berkualitas? Ini yang harus dibudayakan oleh kita yaitu latihan menulis. Menulis itu penting dan menulis itu dibutuhkan dimana saja. Saya menjadikan tulisan untuk menyalurkan ide saya. Menulis itu bisa dilatih, semakin sering menulis maka kemampuan

kita pun akan meningkat. Jurnal yang baik itu bukan hanya isi penelitian atau kontennya, namun di samping itu ada banyak unsur yang harus diperhatikan seperti manuscript yang mudah dipahami pembaca. Apakah ada reward dari pemerintah atau Unhas jika jurnal kita terindeks scopus ? Ada, kita mendapatkan semacam insentif dari Unhas. Tapi bukan itu yang dikejar namun bagaimana kita menghasilkan sebuah inovasi baru sehingga bukan cuma nama kita yang naik tapi kita juga menaikkan nama baik institusi. Apa masalah yang dihadapi para akademisi saat ini dalam menulis jurnal? Menurut saya adalah pemikiran-pemikiran baru yang harus ditingkatkan oleh para akademisi. Di samping itu, kita perlu dukungan penuh dari institusi untuk menjalankan penelitiannya, tapi saat ini, pemerintah bahkan Unhas sudah sangat mendukung para peneliti dalam menghasilkan jurnaljurnal ilmiah yang berkualitas Apa harapan Anda untuk dalam penulisan ilmiah khususnya di Unhas? Kita perlu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa tahun belakang, Unhas telah menghasilkan ribuan jurnal yang terindeks scopus bahkan menjadi salah satu yang terbanyak di Indonesia. Pencapaian itu dapat kita jadikan motivasi kedepannya agar para peneliti khususnya penelitipeneliti mudah di Unhas semakin meningkatkan kemampuannya dan menghasilkan ide-ide baru.ď Ž

DOKUMENTASI PRIBADI

Data Diri Nama Lengkap: Prof Anwar Mallongi SKM MSc PhD TTL: Pare-Pare,16 Agustus 1974 Riwayat Pendidikan: - Sarjana Kesehatan Masyarakat, Unhas, tahun 1998. - Master bidang Urban Environmental, Wageningen University Research Centre Joint Program With IHSErasmus Rotterdam, The Netherlands, tahun 2004. - Program PhD Sanitary Engineering, Environmental Technology di Faculty of Public Health Mahidol University, Thailand, tahun 2013. Jurnal Teratas: - Ecological risks of contaminated lead and the potential health risks among school children in Makassar coastal area, Indonesia. - Mercury emission from artisanal buladu gold mine and its bioaccumulation in rice grains, Gorontalo Province, Indonesia - Potential hazards from hygiene, sanitation and bacterium of reďŹ ll drinking water at Barrang Lompo island (water and food safety perspective) - Golden standard feeding and the risk of 25-60 monthold underweight children in Central Sulawesi, Indonesia.


CIVITAS

16

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

TANGKAPAN LAYAR

KKN virtual: Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Muh. Restu menyampaikan Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) daring gelombang 104 untuk program Merdeka Belajar Unhas, melalui Zoom, Minggu (28/06/2020).

Mengabdi dalam Jaringan Pandemi covid-19 memaksa kampus mengubah sistem Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kegiatan pengabdian masyarakat kini dilakukan dalam jaringan (daring).

B

arisan mahasiswa memadati Gedung Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) setiap pertengahan dan akhir tahun. Melangkah dari fakultasnya masing-masing, mereka datang membawa berkas untuk mengurus KKN. Ada yang memilih lokasi KKN di Makassar, di daerah Sulawesi Selatan, di luar pulau Sulawesi bahkan sampai di negara lain. Rutinitas ini terjadi setiap tahun di Unhas. Sayangnya, sistem yang terbangun selama bertahuntahun harus berubah. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia membangun sebuah adaptasi kebiasaan baru. Segala kegiatan kampus dilakukan secara daring. Begitupun dengan KKN, mulai dari pendaftaran hingga pelaksanaannya. Pada KKN gelombang 104 yang berlangsung di bulan JuliAgustus mendatang, mahasiswa diharuskan mengabdi di tempat domisilinya masing-masing. Selama sebulan pelaksanaannya, program KKN berfokus pada bagaimana

pencegahan serta penaganan wabah Covid-19 di lingkungan sekitar. Kepala P2KKN Muhammad Kurnia MSc PhD mengatakan ada empat program kerja yang dapat dipilih oleh peserta KKN. Pertama, kegiatan promotif yang berfokus pada edukasi masyarakat tentang Covid-19. Lalu, kegiatan preventif untuk pencegahan penularan Covid-19. Kegiatan kuratif yang bertujuan untuk penanganan serta pemetaan penularan Covid. Ada juga kegiatan rehabilitatif yang berfokus pada edukasi tindakan pasca darurat Covid-19. Namun, untuk kegiatan kuratif dan rehabilitatif hanya boleh dilakukan oleh mahasiswa KKN yang belajar ilmu kesehatan selama di kampus. Perubahan sistem KKN di tahun ini membuat banyak mahasiswa menunda pelaksanaan KKNnya. Menurut data dari P2KKN, ada 700 mahasiswa yang tidak mendaftar ulang. “Dari 3900 mahasiswa yang mendaftar hanya 3200 melakukan pendaftaran ulang. Hal ini sangat wajar terjadi karena pendaftaran secara daring berlangsung saat

April-Mei dan semua orang dalam kondisi tertekan karena Covid-19. Banyak orang tua mahasiswa tidak mengizinkan anaknya mengikuti KKN,” jelas Kurni, sapaan akrabnya. Berkurangnya minat mahasiswa untuk mengambil program KKN saat pandemi memunculkan beragam pendapat. Salah satunya dari Ahmad Syarif. Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2016 ini tidak jadi ikut KKN saat tau pelaksanaannya secara daring. “Saya ingin KKN di daerahdaerah pelosok seperti senior-senior terdahulu. Momen KKN hanya berlangsung sekali selama kuliah. Saya mau ini berkesan, tidak hanya melalui daring,” ujarnya. Sejalan dengan Ahmad, mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Shandra Dewi pun memilih mengundurkan diri sebagai peserta KKN saat tau kegiatannya dilakukan secara daring. Mahasiswa angkatan 2017 ini melihat esensi dari KKN daring tidak tersampaikan. Di sekitar tempat tinggalnya, Polewali Sulawesi Barat, Oca sapaan akrabnya melihat mahasiswa sekedar membagikan masker dan

hand sanitizer sebagai program kerja KKN tanpa memberi edukasi lebih lanjut kepada masyarakat. “Ada penjual yang cerita ke saya dia diberikan masker oleh mahasiswa KKN, tapi dia sebenarnya tidak percaya dengan virus covid-19. Jadi dia tidak pakai maskernya. Dari situ, saya merasa pas untuk mengundurkan diri sebagai peserta KKN. Pengabdian masyarakat yang menjadi tujuan KKN tidak tersampaikan jika dilakukan melalui jaringan,” jelasnya. Pandangan lain datang dari mahasiswa Jurusan Sastra Jepang angkatan 2017. Besse Mutmainnah Deru menceritakan awalnya ia ragu untuk mendaftarkan diri mengikuti KKN secara daring. Namun, setelah diberi motivasi oleh dosennya ia akhirnya berubah pikiran. “Dosen saya Meta Sensei, bilang kejadian pandemi adalah peristiwa besar yang akan tercatat dalam sejarah. Saat kamu mengambil bagian dalam penanganan pandemi artinya menjadi bagian dalam sejarah itu. Jadi saya merasa beruntung bisa ikut KKN saat ini,”

katanya bangga. Hal serupa dirasakan oleh Febrika Rahmania Nurul. Mahasiswa angkatan 2017 ini mengungkapkan setuju dengan pelaksanaan KKN secara daring. “Keputusan mengubah sistem KKN menjadi daring sudah tepat. Hal ini dapat meminimalisir resiko penyebaran Covid-19. Jika KKN tetap dilakukan dengan secara normal seperti sebelumnya, tidak bisa dipastikan apakah tidak ada penyebaran virus di sana,” ucapnya. Di balik segala lika-liku yang menghiasi pelaksanaan KKN daring gelombang 104, Kurni berharap program pengabdian yang dilakukan mahasiswa ini tidak hanya menjadi pengugur kewajiban saja. “Lewat KKN daring, mahasiswa diharapkan menjadi corong edukasi kepada masyarakat di masa pandemi Covid 19 di lingkungan sekitarnya dan penyebar pengetahuan baik melalui media sosial,” tutupnya saat diwawancara. Rsm/ Ask


identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

JEKLANG

17

Dari Dunia Data ke Dunia Tulisan Prestasi adalah dakwah

I

tulah sebuah prinsip yang disampaikan Ahmad Akbar, Alumnus Departemen Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas, dalam video singkatnya di akun youtube. Jeklang kali ini mengisahkan cerita seorang mahasiswa statistika yang jatuh cinta dengan dunia kepenulisan. Berawal dari masa sekolah menengah atas (SMA), kala itu Akbar berhasil menjadi delegasi Provinsi Sulawesi Selatan dalam ajang Olimpiade Statistika Nasional, Statistics Competition (STATION) yang diselenggarakann oleh Himpunan Mahasiswa Statistika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Salah satu konten kegiatan dari kompetisi ini ialah seminar yang menjelaskan mengenai tantangan dan kontribusi statistika di Indonesia dan Dunia. Di sinilah Akbar mulai tertarik dengan dunia ‘perdataan’, Statistika. Seiring berjalan waktu, akhirnya Akbar berhasil diterima di Kampus Merah dan berstatus mahasiswa aktif di Departemen Statistika FMIPA Unhas sejak tahun 2013. Tak jauh berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, Akbar menjalani

hari-harinya di kampus dengan kuliah dan berorganisasi. Ia juga menargetkan untuk menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu, yakni empat tahun. Namun dalam perjalanannya, Akbar mengaku sulit untuk menyeimbangkan antara kegiatan akademik, pengabdian, dan penelitiannya. “Meski punya target untuk selesai kuliah tepat waktu, namun saya sulit menyeimbangkan kegiatan akademik dengan bebebrapa agenda lainnya. Akhirnya saya pun berkuliah dengan SKS terbatas di setiap semester,” ungkapnya. Terpaksa kuliah tujuh tahun mungkin sekilas menyedihkan. Namun, bagi Akbar yang kuliah selama itu dapat menemukan banyak hal menyenangkan. Di antaranya bisa lebih banyak mengenal mahasiswa dan aktivitasnya. Tak hanya itu, selama tujuh tahun itu juga, ia mengisi masa-masa kuliah dengan selingan ikut berbagai lomba. Bahkan, Akbar mencatat sebanyak 69 kegiatan nasional, 29 kegiatan internasional, dan 19 proyek sosial berhasil ia kerjakan saat masih berstatus mahasiswa. Ia mengungkapkan salah satu alasan mengapa tidak begitu terburu-buru dalam menyelesaikan kuliahnya.

“Saya tertarik dengan salah satu pesan senior bahwa masalah lembaga kemahasiswaan ialah regenerasi orang-orang baru yang terlalu cepat. Sehingga perlu adanya orang-orang lama yang tetap siap berkorban. Tentu pengorbanan di sini bisa melalui banyak hal,” ujarnya. Semasa kuliah, ia juga aktif di beberapa organisasi, seperti Unit Kegiatam Mahasiswa Koperasi Mahasiswa (UKM Kopma) dan UKM Keilmuan dan Penalaran ilmiah (KPI). Bahkan sebelum menyandang gelar sarjana sains, Akbar berhasil menerbitkan sebuah buku karya miliknya yang berjudul, “ Negeri Statistik: Statistika yang Memantik”. Kecintaan akan dunia kepenulisan juga mampu membawa lelaki yang bercita-cita menjadi Rektor Unhas ini meraih Juara 1 Penulis teraktif di PK identitas Unhas, Juara 1 lomba bedah buku Muamalah Fair 2018, dan dipercayakan sebagai penulis buku biografi Ariady Arsal. “Saya suka pesan dari salah satu ustad tentang menulis. Katanya jika menulis adalah hobi, kita akan melaksanakannya ketika senang. Namun jika menulis adalah misi, kita akan melaksanakannya meski berdarah-darah. Caranya tuk membagi waktu setiap hari

menulis tentu sulit. Namun jika kita berupaya, insyaAllah bisa,” terang Akbar. Tak hanya itu, akbar juga menyampaikan alasan lain mengapa dirinya tertarik untuk berkecimpung dalam dunia kepenulisan. “Banyak yang sulit disampaikan melalui percakapan ataupun diskusi karena keterbatasan ruang dan waktu. Sehingga perlu media yang mampu menyalurkan ide dan gagasan yang ada. Ruang itu adalah tulisan” ungkapnya. Sejak mahasiswa, ia sudah mulai tertarik membaca buku karya Bung Karno, Buya Hamka, Quraish Shihab, dan Pidi Baiq. Sehingga dari sanalah juga hadir motivasi untuk menulis. Mengenai karyanya sendiri, Akbar telah menghasilkan tulisan sekitar 50 karya, baik itu opini, esai, maupun karya tulis ilmiah. Menurutnya, menulis adalah sebuah kegiatan yang sangat penting. Di manapun kemampuan berkomunikasi melalui tulisan merupakan hal yang sangat dibutuhkan. “Mau lanjut studi, daftar beasiswa, hingga daftar kerja ataupun proposal nikah. Semuanya butuh kemampuan menuangkan gagasan dalam tulisan,” ujarnya. Terkait kesulitan dalam

menulis, Akbar mengaku bahwa kegigihan adalah kunci dari segalanya. “Selama dicoba tentu akan menemukan kemudahan. Ada teori yang disebut kesukaran yang berguna. Kesukaran akan mengarahkan kita pada titik mudah, mana yang bisa kita lakukan atau malah bisa menaklukkan kesukaran yang ada,” tuturnya. Selain itu, ia juga memberikan tips cara agar menulis lebih mudah. “Tipsnya adalah perbanyak diskusi bersama orang-orang yang senang menulis,” tutup Akbar. Wandi Janwar

DOKUMENTASI PRIBADI


18

KAMPUSIANA

Alumni Sastra Perancis Bagi Pengalaman Kuliah di Luar Negeri DEPARTEMEN Sastra Prancis Fakultas Sastra Unhas mengadakan webinar bertajuk “Étudier en France” yang artinya belajar di Perancis. Acara ini disiarkan melalui aplikasi Zoom, Kamis (28/5). Dalam Webinar tersebut, panitia mengundang empat alumnus Unhas sebagai pembicara. Mereka adalah Sutrisna Thamrin (Sastra Perancis 2007) yang baru saja menyelesaikan studi Master di Langue Française di l’Université Paris Sorbonne IV, dan Ima Sarro (Sastra Perancis 2011), mahasiswi M2 de Littérature, Art et Sciences Sociales di l’Université de Poitiers. Kemudian, Ahmad Fadhil (Sastra Perancis 201) mahasiswa M2 de Science du Langage à l’Université de Bordeaux, Ulfa Dewi Khabil

(Sastra Perancis 2013), mahasiswa L3 de Lettres di l’Université Savoie Mont Blanc serta partisipan dari mahasiswa dan dosen. Pada kesempatanya, Ulfa bercerita saat dirinya menjadi seorang AuPair atau asisten domestik. Ia mengatakan pekerjaan itulah yang membantunya mempelajari bahasa Perancis dan membuka akses untuk melanjutkan pendidikan. “Bekerja maksimal 25 jam sebagai pengasuh anak di suatu keluarga berkebangsaan Perancis mendapatkan banyak benefit. Selain tambahan uang saku dan belajar berbahasa, beberapa keluarga yang menggunakan AuPair terbuka untuk membayar biaya kuliah,” ujar gadis berambut panjang itu. Pembicaraan dilanjutkan

oleh Ima Sarro. Ia melanjutkan pendidikan melalui jalur beasiswa. “Saya sudah coba beribu beasiswa kayaknya, entah itu LPDP dan lain sebagainya. Tapi tidak ada yang menerima. Ketika saya coba melalui Campus France, jalan itu terbuka juga,” ucapnya Dikesempatan yang sama Ahmad Fadhil membagikan pengalamanya saat melanjutkan pendidikan dengan biaya pribadi. Pria ini menyatakan bahwa sejatinya biaya kuliah di Perancis tidaklah mahal. “Biaya kuliah di Perancis nyatanya tidak semahal yang saya perkirakan. Sekitar lima juta setahun untuk mahasiswa yang mengambil master. Hal penting yang perlu diperkirakan lebih lanjut adalah penginapan,” tuturnya. M19

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

FKG Unhas Bahas Pelajaran dan Penelitian Antar Negara FAKULTAS Kedokteran Gigi (FKG) Unhas menyelenggarakan Bincang Pelajar dan Peneliti Antar Negara. Kegiatan ini mengusung tema “Berbagi Pengalaman Meneliti dan Pembelajaran Klinik Selama Pandemi Covid-19 dan New Normal” melalui aplikasi Zoom, Selasa (26/5). Dalam pelaksanaanya, acara ini mengundang tujuh pembicara yang andal dibidangnya. Mereka adalah drg Muh. Irfan Rasul SpBM(K) (PhD, Candidate of Oral and Maxillofacial Department, University of Toyama, Japan), dr Diandra Sabrina Natsir (PhD Candidate of Oral and Maxillofacial Departemen, Vrije University Medisch Centrum, Amsterdam, The Netherlands), dr Faqi Nurdiansyah Hendra (PhD Candidate of Oral and Maxillofacial Department, Vrije University Medisch Centrum, Amsterdam, The Nerherlands). Selain itu, juga ada drg Syamsiah Syam SpKG (PhD Candidate of Graduate Institute of Dental Sciences, China Medical University, Taiwan), drg A. St. Hajrah Yusuf (Magister Program at School of Dentistry, Collage of Oral Medicine, Taipei Medical University, Taiwan), drg Dedy Ariwansa (Visiting Researcher Program at Department of Medicine, Kitasato University, Sagamihara, Japan), dan drg Kezia Rachellea Mustakim (Magister Program at Department of Oral and Maxillofacial Surgery, School of Dentistry, Seoul National University, South Korea).

Turut hadir Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA untuk membuka acara dan memberikan sambutan. Dalam kesempatanya, Prof Dwia mengatakan, webinar antar negara ini sangat bermanfaat. Di masa pandemi seperti ini masyarakat memerlukan respon cepat dalam semua bidang kehidupan termaksud pembelajaran dan penelitian “Pertemuan ini juga sangat bermanfaat buat para peneliti dan para calon peneliti karena kita akan mendengar banyak pengalaman langsung tentang bagaimana penelitian dan pembelajaran klinik di masa pandemi dan new normal dari berbagai kampus ternama di dunia,” ucap Prof Dwia. Di kesempatan yang sama, Dekan FKG Unhas, drg Muhammad Ruslin M Kes Ph D Sp BM (K) menyampaikan, Covid-19 memberikan dampak yang berbeda-beda di berbagai negara termaksud di bidang bendidikan. Di FKG sistem pembalajaran dilakukan secara daring sebagai respon antisipasi Covid-19. “Aktivitas-aktivitas di FKG Unhas selama masa pandemi tetap berjalan. Semua dilaksanakan secara online. Saat ini FKG Unhas sedang mempersiapkan diri memasuki masa New Normal dengan menunggu kebijakan dan peraturan dari pemerintah maupun regulasi yang akan berlaku di lingkungan Unhas,” jelas Ruslin.  Santi Kartini

Sektor Peternakan Terdampak Covid-19, Sema Kema Fapet UH Gelar Seminar Halalbihalal: Ikatan Alumni Fakultas Teknik (IKATEK) Unhas menyelenggarakan Reuni Akbar dan Halalbihalal virtual, melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming pada sosial media Ikatek Unhas, Sabtu (06/06). Foto: Dokumentasi Pribadi

FKM Unhas Bahas Covid-19 dari Perspektif Kesehatan Masyarakat FAKULTAS Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) menyelenggarakan Webinar Internasional bertajuk “International Webinar on Covid-19 Series Dua”. Webinar ini berlangsung pada Jumat (29/5) melalui aplikasi Zoom meeting dan live streaming di kanal youtube FKM Unhas. Hadir sebagai pemateri di antaranya Arianto Patunru PhD (Departemen of Economics Crawford School of Public Policy College of Asia and The Pacific, The Australian National University) dan Dicky Budiman PhD (Griffith University, Australia). Dalam pelaksanaanya, kegiatan tersebut dipandu Sudirman Nasir PhD (Dosen dan Peneliti FKM Unhas), dan ini diikuti lebih dari 300 peserta di seluruh Indonesia.

Lewat sambutannya, Dekan FKM Unhas, Dr Aminuddin Syam SKM MKes MMed Ed, menyampaikan terima kasih atas keikutsertaan para narasumber untuk bergabung bersama dalam kegiatan webinar. Menurut Aminuddin, kegiatan ini menjadi media informasi bagi masyarakat untuk mengetahui perkembangan kasus Covid-19 dari perspektif ilmu kesehatan masyarakat. “Ini merupakan lanjutan dari webinar sebelumnya. Tentu, kita harapkan kegiatan seperti ini menjadi wadah bersama untuk saling bertukar informasi sesuai kapasitas kemampuan yang dimiliki. Sekaligus, pengembangan ilmu pengetahuan agar kita bisa menyikapi permasalahan pandemi dengan baik,” jelas Aminuddin. Pada kesempatan itu, Dicky sebagai salah satu narasumber

membahas materi terkait “Exit Strategy Pandemi: Sejarah dan Opsi Covid-19”. Dalam pemaparannya, beliau mengungkapkan bahwa pandemi merupakan teman hidup manusia yang pada dasarnya telah ada sejak awal kehidupan manusia. Di mana, untuk memastikan tepatnya kejadian perlu dilakukan riset mendalam. Namun, tercatat sejak peradaban manusia dimulai, pandemi disebabkan oleh bakteri. “Dalam 20 tahun terakhir dari tahun 2000-2020, dunia sudah semakin sering mengalami epidemi dan pandemi. Ini mengartikan bahwa ada faktor yang menjadi penyebab terjadinya pandemi. Sehingga, isu permasalahan ini menjadi penting karena mempengaruhi perubahan lingkungan dan interkoneksi manusia,” jelas Dicky.  Wandi Janwar

SENAT Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Peternakan Unhas (Sema Kema Fapet UH) menggelar seminar nasional. Acara yang mengusung tema “Menata Gagasan Konsep Pembangunan Pasca Covid-19” ini dilaksanakan secara daring, Rabu (3/5). Seminar tersebut menghadirkan sembilan orang pembicara. Mereka adalah Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI (Dr drh I Ketut Diamirta MP), Anggota Komisi IV DPR RI (Dr Andi Akmal Pasuluddin SP MM), Dekan Fakultas Peternakan Unhas (Prof Dr Ir Lellah Rahim M Sc), dan Ketua Umum Himpunan Ilmuan Peternakan Indonesia (Dr Ir Syahruddin Said M Agr Sc). Juga Ketua Umum Dewan Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (Ir Teguh Boediyana M Sc), Dekan Fakultas Peternakan UGM (Prof Dr Ali Agus DEA IPU), Guru Besar Fakultas Peternakan IPB (Prof Dr Ir Muladno MSA), Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (Ir Didiek Purwanto IPU), dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Peternak Domba Kambing. Pada kesempatannya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni Unhas, Prof Dr drg A. Arsunan Arsin MKes, memberi apresiasi kepada lembaga kemahasiswaan karena melaksanakan kegiatan tersebut. Selain itu, ia juga berharap melalui seminar tersebut bisa dirumuskan strategi dan gagasan mengenai konsep pembangunan peternakan pasca Covid-19. “Peternakan merupakan sektor yang mengalami dampak pandemi. Untuk itu diperlukan pemikiran dan tindakan strategis dalam mengatasi masalah-masalah peternakan,” harap Prof Arsunan. Dari beberapa penyampaian pembicara, dapat dilakukan beberapa hal untuk pembangunan peternakan pasca pandemi Covid -19. Misalnya, pemanfaatan teknologi informasi dan pendidikan, optimalisasi sumber daya lokal, dukungan regulasi peternakan, dan sistem informasi logistik pangan. Dan yang terpenting adalah perlu adanya kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan. “ Harus ada kerjasama antara Kementrian Pertanian dan Pemerintah Daerah”, tegas Akmal.  M002


identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

19

KAMPUSIANA

Fakultas Peternakan Umumkan Pemenang Businees Plan Competition 2020 SENAT Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin mengumumkan pemenang lomba Business Plan Competition 2020. Pengumuman pemenang yang dirangkaikan dengan penutupan perlombaan berlangsung secara virtual, Selasa (26/05). Kompetisi ini merupakan ajang kreativitas mahasiswa dalam mengungkapkan ide bisnis yang dapat direalisasikan menjadi kegiatan bisnis. Business Plan membuka wawasan guna merancang, menciptakan, serta mengembangkan unit bisnis baru. Dalam lomba tersebut, diutamakan bisnis yang berorientasi terhadap tiga bidang yaitu kuliner, jasa, dan fashion. Sebelumnya, pendaftaran peserta lomba telah dilakukan sejak 10-27 April lalu dengan jumlah peserta sebanyak 28 orang yang terbagi dalam 10 tim. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Peternakan Unhas, Prof Dr Ir Jasmal A. Syamsu MSi IPU ASEAN Eng, mengucapkan selamat kepada para peserta yang mengikuti kegiatan. Menurutnya, ajang perlombaan

seperti ini merupakan salah satu wadah yang bisa digunakan dalam meningkatkan kapasitas pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa. “Business plan ini bisa berlanjut dalam pengajuan kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha sehingga rencana bisnisnya bisa diimplementasikan,” ujar Prof Jasmal. Dalam kegiatan ini, peserta kegiatan telah melalui berbagai tahapan seleksi mulai dari pengumpulan abstrak, pengumpulan proposal lengkap, pengiriman presentasi video, sampai pada tahap pengumuman juara. Adapun para pemenang dalam lomba kali ini, mereka adalah Asrullah (Peternakan), Achmad Fajar (Peternakan), dan Adiza Annisa Wahab (Peternakan) sebagai juara I. Disusul oleh tim Rahmatillah Tamrin (Farmasi) dan Kasri (Peternakan) sebagai juara II. Dan tim Alief Karuniah Rachmat (Teknik), Afifah Nurul Azizah Ruhul Arqam (Teknik), Reski Amalia (Peternakan) sebagai juara III.  Wandi Janwar

FT Unhas Rilis Dies Natalis ke-60 FAKULTAS Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) menyelenggarakan halalbihalal sebagai bentuk silaturahmi dan meningkatkan hubungan persaudaraan pasca Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Kegiatan ini dirangkaikan dengan diumumkanya Dies Natalis FT Unhas ke-60. Dihadiri oleh segenap sivitas ademika dan alumni FT Unhas, kegiatan berlangsung melalui aplikasi zoom. Turut hadir juga Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA sebagai pembuka acara, dan pemberian tausiah oleh Dr H Das’ad Latief SSos SAg MSi Ph D (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unhas), Rabu (27/5). Dekan FT Unhas, Prof Dr Ir Muhammad Arsyad Thaha M T menyampaikan, partisipasi FT Unhas selama masa pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil survei produktivitas pembelajaran FT dapat dikatakan berlangsung optimal, serta beberapa aktivitas inovasi yang terus dilakukan. “Kami membentuk tim satgas dan membuka donasi sebagai bentuk keterlibatan sivitas akademika FT Unhas. Selain itu, mahasiswa juga sangat aktif dengan menghasilkan produk inovasi seperti chamber, hand

washer dengan berbagai varian serta beberapa inovasi lain yang saat ini dipersiapkan,” jelas Arsyad. Dikesempatan yang sama, Ketua Ikatan Alumni FT Unhas, Ir Haedar A. Karim mengajak untuk membangun dan merubah pola pikir, perilaku serta gaya kehidupan untuk bekerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19. “Kami alumni tentu akan selalu berupaya untuk mendukung semua hal yang bertujuan untuk pengembangan kemajuan dan terobosan baru yang ingin dilakukan FT Unhas. Olehnya itu, kebersamaan dan kerja sama perlu kita tingkatkan,” ucapnya. Saat membuka acara, Dwia menuturkan sangat mengapresiasi kegiatan dan inovasi FT Unhas di tengah Covid-19. Berbagai pihak menunjukkan rasa empati dan komitmenya dalam menghadapi pandemi. “Segala bentuk inovasi FT Unhas merupakan dampak dari kerja sama yang baik segenap unsur sivitas akademika FT Unhas dan para alumni. Masingmasing pihak menunjukkan kepedulian dan komitmen untuk terlibat mengatasi pandemi Covid-19” tutur Dwia.  Santi Kartini

Rapat Koordinasi: Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu memberikan arahan dalam rapat koordinasi pimpinan di Ruang Senat Akademik Unhas, Lt II Gedung Rektorat Unhas, Senin (08/06). Foto: Dokumentasi Humas

Berbagi Berkah, UTILMA Serahkan Bahan Pokok ke Panti Asuhan UNIT Kegiatan Mahasiswa Tenis Lapangan Universitas Hasanuddin (UTILMA Unhas) bagikan bahan pokok kepada beberapa panti asuhan di Kota Makassar, Jumat (22/5). Kegiatan ini mengusung tema “Berbagi Kebahagiaan di Hari yang Fitri Bersama Adik Panti di Tengah Pandemi Covid-19.” Ketua Umum UTILMA Unhas, Dandhy Iriansyah mengatakan, aksi sosial tersebut bagian dari bentuk kepedulian terhadap anak panti asuhan yang terdampak Covid-19. Sebelum melakukan penyaluran

UTILMA menggalang donasi selama satu minggu. “Donasi tersebut kami dapatkan dari penggalangan dana yang sebelumnya sudah dilakukan dengan total donasi terkumpul Rp6.208.000,- selama satu minggu. Dalam kegiatan ini, kami tidak hanya menyalurkan bahan pokok. Uang tunai dan masker kain juga menjadi bagian donasi yang disalurkan di 3 panti asuhan,” jelas Dandhy. Adapun tiga panti asuhan yang menjadi lokasi penyaluran bahan

pokok yaitu Panti Asuhan Adil Bahagia, Panti Asuhan Jabal Rahmah dan Panti Asuhan Raodah. Melalui kegiatan tersebut, Dandhy berharap bisa meringankan beban dan berbagi kebahagiaan bersama panti asuhan di tengah pandemi. “Terima kasih kepada seluruh donatur yang telah membantu. Semoga sedekah yang diberikan dapat bermanfaat bagi adik adik panti asuhan dan dilipat gandakan rezekinya oleh Allah Swt,” harap Dandhy.  Santi Kartini

Halalbihalal ala Fakultas Kedokteran Unhas FAKULTAS Kedokteran Universitas Hasanuddin (FK Unhas) mengawali kegiatan kerja setelah hari raya Idul Fitri 1441 H dengan halalbihalal. Kegiatan tersebut berlangsung secara virtual melalui aplikasi Zoom, Kamis (28/05). Dekan FK Unhas, Prof dr Budu SpM (K) MMed Ed PhD mengucapkan selamat hari raya kepada segenap unsur sivitas akademika FK Unhas. Menurut beliau, halalbihalal menjadi ajang mempererat hubungan silaturahmi dan persaudaraan. “Setelah berpuasa selama sebulan penuh, semoga amal ibadah puasa dan ibadah kita di terima Allah Swt. Olehnya itu, sepatutnya setelah hubungan ketaqwaan dengan Allah telah dilakukan, maka mari kita tingkatkan hubungan persaudaraan

kita, saling memberi maaf di antara sesama,” ajak Prof Budu. Pada kesempatan yang sama, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, mengucapkan terima kasih atas kontribusi optimal para dokter dan residen FK Unhas yang telah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat selama masa pandemi Covid-19. “Luar biasa pengabdiannya, tidak hanya optimal dalam pelayanan kesehatan. Tapi, kontribusi penggalangan dana untuk membantu masyarakat melalui tim satgas Covid-19 juga sangat kami apresiasi,” jelas Prof Dwia. Tak hanya itu, Prof Dwia juga mengatakan bahwa selama masa pandemi, FK Unhas memperoleh semacam laboratorium lapangan yang bisa dimaksimalkan untuk

memperkaya hasil penelitian sekaligus kontribusi peneliti dalam permasalahan Covid-19. “Peningkatan kapasitas modul dan metode pembelajaran harus dibuat dengan konsep yang matang guna menghasilkan proses pembelajaran berkualitas walaupun masa krisis Covid-19. Kami juga apresiasi produktivitas kerja FK yang menghadirkan tiga program studi sub spesialis baru. Ini luar biasa, semoga kinerjanya tetap dipertahankan,” sambung Prof Dwia. Usai sambutan, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan hikmah dan refleksi halalbihalal yang disampaikan oleh Dr H. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi.  Wandi Janwar

Dampak Covid-19, Pilmapres Unhas Diadakan Secara Daring BIDANG Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin kembali mengadakan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres). Sebagai agenda tahunan, pelaksanaan Pilmapres tahun ini sedikit berbeda. Awalnya dilakukan secarang langsung bertatap muka, kini dilaksanakan lewat daring akibat adanya Covid-19. Kegiatan yang berlangsung sejak Rabu hingga Jumat (27-29/5) tersebut, diikuti oleh perwakilan dari 15 fakultas Di antaranya Anisa

Susianti (FKEP), Muhammad Faizal (FIKP), Alya Khaerunnisa Indrawan Day (FKG), Andi Nani Siti Mardiyanti (FKM), Adit Rinaldi Mponoi (FHut) dan Muh. Firmansyah Wallena (FEB). Selanjutnya, Nurwanti Aprilia Ningrum (FT), Nabilah Rizkiputri Maricar (Faperta), Masykur (FMIPA), Nur Efendi Darming (FH), Nurmuliasneny Musa (FK), Reski Amalia (Fapet), Munawara (Fakultas Farmasi), Nadhira Noor Rabbani Sidiki (FIB), dan Annisa

Apriliani (FISIP). Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Dr drg A. Arsunan Arsin MKes mengatakan, tiga hari proses seleksi akan menentukan siapa yang pantas mewakili Unhas di tingkat nasional. “Ketiga hari ini, lima belas mahasiswa dari perwakilan tiap fakultas akan berkompetisi menjadi mahasiswa berprestasi tingkat Unhas,” ujarnya saat membuka kegiatan Pilmapres, Selasa (26/5).  M19


IPTEKS

20

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Cangkang Kerang

Solusi Pencemaran Limbah Plastik

Upaya Konservasi,

Selamatkan Populasi Kupu-Kupu

The kingdom of butterfly yang membuat Alfrerd Russel Wallace terkagum-kagum akan keindahannya, kini terancam populasinya akibat ulah manusia.

ILUSTRASI/ FINSENSIUS

S

iapa yang tidak tahu kupu-kupu? Serangga dengan sayap lebar bercorak warna-warni yang indah, terbang dengan anggun dari satu bunga ke bunga lainnya. Berbicara tentang kupu-kupu, tentu kita tidak asing lagi dengan sebuah daerah yang dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly. Di mana lagi kalau bukan Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan. Keindahan kupu-kupu yang ada di Bantimurung ini banyak menarik perhatian para peneliti dalam negeri maupun luar negeri, salah satunya Dr Sri Nur Aminah Ngatimin SP MSi. Kekaguman yang luar biasa terhadap kupu-kupu membawa Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian itu menulis berbagai penelitian tentang kupu-kupu. Salah satunya adalah penelitian yang berjudul “Teknologi Perbanyakan Kupu-Kupu di Resort Pattunuang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.” Penelitian yang dilakukan sejak 2018 itu bermula dari keprihatinan Sri, sapaan

akrabnya, terhadap perburuan kupu-kupu liar yang tidak terkendali yang dilakukan oleh oknum masyarakat setempat. Penangkapan kupu-kupu liar secara terus menerus, membuat populasi kupu-kupu semakin menurun dari tahun ke tahun. Yang tidak kalah memprihatinkan adalah ketidaktahuan masyarakat tentang regulasi pemanfaatan kupu-kupu. “Aktivitas penangkapan kupukupu ini menurunkan populasi, sehingga kalau kita datang ke sana, ada jenis tertentu yang sudah sangat-sangat menurun. Padahal dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999, ada 4 jenis kupu-kupu yang dilindungi. Troides Hypolitus, Troides Helena, Troides Holiphron, dan Cethosia Myrina.” Jelasnya. Penangkapan kupu-kupu liar seakan sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi masyarakat. Banyak warga sekitar Resort Pattunuang yang menggantungkan hidupnya pada penjualan kupu-kupu untuk cindera mata bagi para wisatawan.

Sri beserta empat orang rekannya, Dr Ir Andi Nasruddin MSc, Dr Ir Tamrin Abdullah MS, Dr Ir Ahdin Gassa MSc, mulai melakukan penelitian tentang upaya koservasi kupu-kupu di Resort Pattunuang. Resort Pattunuang dipilih karena menjadi habitat yang ideal untuk kupu-kupu. Terdapat aliran sungai, serta masyarakat yang berinteraksi langsung dengan kupu-kupu. Upaya konservasi mulai dilakukan dengan mendata jumlah dan keanekaragaman jenis kupu-kupu di lokasi tersebut. Sri bersama ketiga rekannya kemudian melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya konservasi dan pengendalian perburuan liar demi terjaganya populasi kupukupu. Maraknya perburuan kupukupu liar juga dikarenakan masih banyak masyarakat yang kurang paham tentang pentingnya menjaga populasi kupu-kupu. Bahkan, ketika dilakukan sosialisasi, masyarakat mempertanyakan dan merasa heran dengan upaya konservasi

yang dilakukan, ‘Untuk apa dipelihara na banyak ji?’. “Padahal meskipun banyak, jika terus diburu, bisa saja suatu saat akan habis.” Ungkap Sri prihatin. Sebenarnya, masyarakat sudah diberi fasilitas konservasi berupa kandang budidaya. Namun, pemanfaatannya sangat kurang hingga akhirnya rusak termakan usia. Mindset yang lebih nyaman berburu kupu-kupu dari alam juga menjadi salah satu penyebabnya. Sedikit demi sedikit, Sri mulai mengedukasi masyarakat bahwa metode koservasi sangat mungkin untuk dilakukan, yang terpenting adalah kita mengenal jenis ulat dan jenis daun tanaman yang dimakan. Salah satu upayanya adalah dengan menanam tanaman yang dapat menjadi media untuk kupu-kupu meletakkan telur. Mengingat setiap jenis ulat kupu-kupu memakan daun dari tanaman yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Selain itu, Sri dan rekannya, dibantu warga sekitar, bersama-sama menanam tanaman yang dapat menghasilkan bunga di pekarangan rumah warga, serta di beberapa tempat yang potensial. Tujuannya adalah agar kupu-kupu memiliki sumber makanan dan tidak bermigrasi dari Resort Pattunuang ke tempat lain. Karena kupu-kupu memiliki fungsi yang cukup vital dalam ekosistem. Selain sebagai serangga penyerbuk, kupukupu juga menjadi indikator kesehatan lingkungan. Proses konservasi tersebut rutin dicek

SI U N SE IN SI /F A

Lebih lanjut, Sabri menyampaikan larutan styrene yang diberikan ke cangkang kerang belum mencapai penyerapan maksimal. “Masih ada ruang kosong dalam tepung cangkang kerang untuk menyerap styrene, makanya hasil dari absorpsi styrene semuanya hampir 100%,” jelasnya. Hasil penelitian ini dapat memberikan harapan baru untuk meminimalisir pencemaran plastik. Cangkang kerang darah punya kemampuan untuk menyerap bahan larutan sampah plastik seperti styrene. Semakin tinggi konsentrasi styrene semakin tinggi kapasitas penyerapan cangkang kerang, presentasi absorpsi penyerapan didapatkan presentase tidak berbeda jauh dengan rata-rata persentase sebesar 93,470 %. Sayangnya, untukmenjadikan penelitian ini sebagai produk atau alat yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pure it, kata Sabri masih membutuhkan

R

anggota tim menejelaskan pemilihan lokasi penelitian sebenarnya tidak spesifik. Yang terpenting terdapat kerang darah di daerah tersebut dan Takalar punya potensi kerang yang lebih banyak dibanding tempat lain. “Apalagi belum bisa pastikan bahwa hasil serap cangkang kerang bakal sama atau berbeda di daerah lain, dan ini merupakan penelitian baru,” ucap Ila, sapaan akrabnya. Dari hasil analisis data, ditemukan fakta cangkang kerang darah dapat dimanfaatkan sebagai bioremediasi pencemaran plastik. Namun penyerapan ini masih berupa larutan styrene, yang diberikan pada cangkang kerang. Styrena merupakan cairan tidak berwarna dan tidak larut dalam air, serta digunakan untuk membuat plastik. “Pengujian kemarin khusus styrene, karena dari sekian banyak jenis polimer, jenis polimer styrene atau stirena paling berbahaya,”ucap Sabri sapaan akrbanya.

ST

penelitian ini pengembangan dari riset yang dilakukan oleh Maryam. “Berdasarkan kajian yang dilakukan Maryam terhadap serbuk cangkang kerang yang hasilnya cukup baik menyerap logam berat, hal ini tentunya dapat menurunkan pencemaran limbah industri. Maka penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi lain dari aktivitas kerang sebagai bahan bioremediasi pencemaran plastik,” papar Dwi Sabriyadi selaku ketua kelompok. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bioremediasi merupakan proses pembersihan lingkungan yang tercemar polutan kimia dengan menggunakan organisasi hidup. Kelompok mahasiswa ini mengambil sampel cangkang darah di daerah Galesong, Kabupaten Takalar. Masyarakat pesisir disana memanfaatkan kerang darah menjadi makanan favorit, sekaligus sumber pendapatan ekonomi. Sarmila Thamrin, salah seorang

IL U

P

encemaran plastik masih menjadi masalah serius hingga sekarang. Pencemaran yang terjadi bukan hanya di darat melainkan juga di lautan. World Economic Forum memprediksikan, tahun 2050 jumlah plastik akan lebih banyak daripada ikan. Yang menjadi masalah terbesar ialah ketika plastik menjadi berukuran kecil atau disebut mikroplastik. Dalam Penelitian M. Reza Cordova di Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI menemukan bahwa ikan yang memakan mikroplastik mengalami tumor pada bagian pencemaran. Hal ini menjadi mengkhawatirkan apabila dikonsumsi oleh manusia. Berangkat dari hal tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Dwi Sabriyadi Arsal, Sarnila Tamrin, dan Nevi Felia Saria menganalisis cangkang kerang untuk mengurangi pencemaran mikroplastik. Dalam laporannya, Dwi Sabriyadi menjelaskan

S

Bagian kerang yang selama ini dibuang ternyata memiliki manfaat besar untuk lingkungan.

penelitian lebih lanjut. “Masih butuh banyak penelitian yang lebih mendetail, baik perihal cangkang yang digunakan, takaran dan seberapa besar penyerapan tiap takarannya,”ungkap mahasiswa perikanan ini. Memang penelitian ini masih sebatas pengujian di laboratorium untuk mengetahui apakah bisa tepung cangkang kerang menyerap styrene. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa juga diterapkan di perairan. “Penelitian ini masih sangat baru, oleh karena itu masih banyak yang perlu dikembangkan. Utamanya untuk penelitian yang bisa digunakan di perairan,” harap Sabri. Arisal

kondisinya setiap dua minggu sekali. Dan hasilnya, berbagai jenis kupu-kupu mulai kembali berdatangan sedikit demi sedikit. Sebagian kecil masyarakat pun mulai melirik metode konservasi untuk meningkatkan perekonomian. Meskipun masih banyak masyarakat yang tetap melakukan perburuan liar. Sri berharap, para peneliti, pemerintah, masyarakat dan balai taman nasional dapat saling bersinergi untuk memelihara habitat dan populasi kupu-kupu. Tidak adanya pengawasan yang ketat, membuat masyarakat bebas berburu meskipun tahu kalau hal tersebut dilarang. Apalagi beberapa spesies kupu-kupu yang ada di Taman Nasional Bantimurung adalah spesies yang dilindungi. Namun, di sisi lain, hal ini sulit dikendalikan lantaran masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari penjualan kupukupu. Oleh karena itu, diperlukan pendampingan yang menyeluruh, agar masyarakat dapat teredukasi dan sadar akan pentingnya menjaga pupulasi kupu-kupu. “Harus ada monitoring rutin kondisi populasi. Saya juga berharap ada regulasi khusus terhadap tata kelola kupukupu serta penyuluhan dan pendampingan masyarakat. Karena uang yang menurut masyarakat itu besar, tidak ada apa-apanya dibanding kerugian yang akan dialami ketika kita kehilangan aset keanekaragaman hayati.” Harap Ibu tiga anak itu. Risman Amala Fitra


21

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

CERMIN

Pegawai Terinfeksi Covid, Unhas Akan Laksanakan Rapid Tes

Mentalitas Korban vs Mentalitas Pemenang Dengan menyalahkan diri sendiri, kita bisa belajar intropeksi diri, mengetauhi letak kekurangan dan lebih bertanggung jawab atas segala situasi dan keadaan.

P

ernahkah kalian mendengar istilah victim mentality? victim mentality atau mentalitas korban didefinisikan sebagai kondisi psikologis dimana seseorang selalu berpikiran negatif dan selalu merasa dirinya sebagai korban atas kesalahan orang lain. Sadar atau tidak sadar, hampir setiap orang pernah mengalami victim mentality. Ketika dihadapkan dengan suatu permasalahan, sesorang dengan mentalitas korban selalu melimpahkan kesalahan kepada orang atau hal lain. Dilansir dari lifehack.org, dalam artikel yang berjudul “4 Sign You Have a Victim Mentality”, setidaknya ada empat tanda sesorang mengalami victim mentality, yaitu: You catastrophize all your problems (kamu terlalu melebihlebihkan semua masalahmu), you fell powerless (kamu merasa tidak berdaya), you engange in negative self-talk (kamu sering berbicara negatif pada dirimu sendiri), you think that the world is out to get you (kamu selalu merasa takut). Mentalitas korban pada intinya adalah bentuk penghindaran. Ini adalah cara seseorang untuk menyatakan menolak bertanggung jawab atas dirinya sendiri, bahkan dalam kondisi lebih parah, menolak bertanggung jawab atas kehidupannya. Hal ini menjadikan mereka terjebak dalam zona nyaman dan tidak berani membuat keputusan sulit karena dihantui rasa takut akan kegagalan. Perilaku vitim mentality sangat umum dan banyak ditemui di sekitar kita, jika diperhatikan secara seksama, hal ini bahkan terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, ketika kita terlambat masuk kelas kita menyalahkan kondisi ‘jalanan yang macet’, ketika terlambat submit tugas kita menyalahkan koneksi jaringan yang buruk, ketika kesulitan mengerjakan ujian kita justru menyalahkan dosen yang dianggap tidak maksimal menjelaskan materi. Begitulah kurang lebih orang dengan mentalistas korban menyikapi keadaan, apapun yang terjadi mereka anggap sebagai kesalahan orang lain. Karena cenderung menyalahkan orang lain atas segala keadaan, victim mentality bisa menjadikan seseorang kurang memiliki rasa tanggung jawab. Ketika terjadi masalah atas suatu keadaan, mereka selalu menempatkan dirinya sebagai korban,

BEBERAPA hari ini beredar kabar adanya staf pegawai Rektorat Unhas yang diisukan terpapar Covid-19. Saat dikonfirmasi, Ishaq Rahman, Humas Unhas membenarkan bahwa ada tiga orang pegawai Unhas yang terpapar Covid, hanya saja bukan pegawai rektorat. “Memang ada tiga pegawai Unhas yang terkonfirmasi positif Covid-19, dua orang pegawai Fakultas Kedokteran (FK), dan satu orang dari Fakultas MIPA”, ungkap Ishaq dalam rilis yang diterima, Jumat (5/6). Lebuh lanjut Ishaq menjelaskan, dari ketiga pegawai yang terinfeksi ini, mereka ada empat orang yang merupakan teman akrab dan sering bepergian satu mobil. Mulanya, salah satu dari mereka yang merupakan pegawai FK mengalami gejala demam beberapa saat pasca lebaran dan dinyatakan positif setelah memeriksakan diri. Mengetahui temannya

positif, rekan lainnya pun turut memeriksakan diri. Melalui tes swab, dua orang lainnya dinyatakan positif. Sedangkan satu orang lagi yang merupakan pegawai FK dinyatakan negatif. Menurut penuturan Ishaq, ketiganya dipastikan terkena di luar kampus. “Mereka diketahui positif tanggal 30 Mei, dan kegiatan administrasi di kampus berlangsung mulai tanggal 2 Juni, dan mereka tidak ke kampus sebelum itu,” ujar Ishaq saat diwawancarai via whatsapp, Sabtu (6/6). Sementara itu, untuk memastikan pegawai FK dan MIPA tidak terpapar, maka semua pegawai akan dilakukan tes. Tak hanya di FK dan MIPA, dosen dan pegawai di fakultas lain akan diadakan rapid test. Uwt

Unhas Akan Adakan Wisuda Virtual di Tengah Pandemi

Oleh: Urwatul Wutsqaa

dan orang lain adalah penyebab dari kegagalan tersebut. Lantas, bagaimana cara menghindari perilaku victim mentality ini? Tanggung jawab adalah hal penting yang perlu ditanamkan. Kita perlu membiaskan diri untuk memiliki rasa tanggung jawab penuh atas semua hal yang terjadi dalam hidup kita, sekecil apapun itu. Artinya, kita membiasakan menyalahkan diri sendiri atas sebuah keadaan maupun kegagalan yang dialami. Ketika menyalahkan diri sendiri, bukan berarti kegagalan itu menjadi kesalahan kita sepenuhnya. Dengan menyalahkan diri sendiri, kita bisa belajar intropeksi diri, mengetahui letak kekurangan dan lebih bertanggung jawab atas segala situasi dan keadaan. Alih-alih menyalahkan orang lain, lebih baik fokus mencari solusi dan penyelesaian atas masalah tersebut. Menyalahkan orang lain hanya membuang waktu dan tidak menghadirkan jalan keluar atas permasalahan tersebut. Menanamkan rasa tanggung jawab dan berhenti menyalahkan orang lain, akan melepaskan kita dari mentalitas korban dan membentuk mentalitas pemenang dalam diri kita. Dengan menanamkan mental pemenang juga, seseorang akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dan berani mengambil tanggung jawab. Percayalah, kemenangan dan hal-hal baik akan selalu menanti mereka yang berani mengambil tanggung jawab. Lantas, masihkan kita ingin memelihara mentalitas korban? Jika kita bisa belajar bertanggung jawab dan membentuk mentalitas pemenang, mengapa tidak? Penulis merupakan Koordinator Liputan PK identitas 2020, Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Barat, angkatan 2016.

WABAH Covid-19 hingga kini masih menjadi momok di tengah masyarakat. Sejak awal virus ini muncul, telah banyak berdampak pada kehidupan termasuk sektor pendidikan. Bahkah di Indonesia, khususnya Universitas Hasanuddin mengambil langkah untuk menunda menyelenggarakan wisuda periode III, demi memutuskan rantai penyebaran covid-19 tersebut. Setelah dibahas lebih lanjut, Unhas kembali mengambil langkah untuk tetap melaksanakan proses wisuda, tetapi beralih secara virtual. Pada Senin (08/06), Unhas menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan wisuda tersebut. Rapat ini berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Lt 2 Gedung Rektorat Unhas. Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Ir Muh Restu MP, menyampaikan pelaksanaan wisuda daring untuk bulan Juni 2020 akan dirangkaikan dengan wisuda periode Maret yang tertunda. Hal ini dilakukan mengingat situasi wabah pandemi Covid-19, sekaligus bentuk penghargaan atas pencapaian para wisudawan yang telah menyelesaikan studi di Unhas. “Maret lalu ada 2.092 orang calon wisudawan. Untuk periode Juni, sampai hari ini ada 216 orang dan jumlah ini mungkin akan bertambah mengingat proses ujian masih sementara berjalan hingga tanggal 12 Juni,” jelas Prof Restu. Lebih lanjut, Prof Restu berharap agar seluruh unsur bisa bekerja sama dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi, agar kegiatan bisa terlaksana sesuai harapan. “Ini sebenarnya sudah kita rencanakan dari awal sejak wabah Covid-19. Olehnya itu, saya harapkan kita bisa membuat

persiapan dan jalankan dengan baik,” sambungnya. Pada kesempatan yang sama, Direktur Komunikasi, Ir Suharman Hamzah PhD, menjelaskan terkait mekanisme wisuda. Dalam penjelasannya, beliau mengatakan wisuda akan dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom. Untuk susunan acara sendiri tidak mengalami perubahan yang signifikan seperti wisuda fisik sebelumnya. “Untuk mengetahui jumlah alumni yang akan mengikuti wisuda dari dua periode Maret dan Juni, akan dibuatkan form registrasi. Protokol kesehatan tetap diterapkan untuk pimpinan universitas, anggota senat, dan perwakilan wisudawan yang hadir, yaitu alumni berprestasi atau satu mahasiswa mewakili setiap fakultas. Paling penting adalah jaringan internet yang kita optimalkan untuk lancarnya acara,” jelas Suharman. Saat ini, tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pelaksanaan wisuda online melalui aplikasi Zoom terletak pada peranan host dan co-host. Namun, hal ini telah dipersiapkan dengan baik oleh panitia wisuda. Sehingga, dalam pelaksanaannya diharapkan dapat berjalan sesuai perencanaan. Panitia penyelenggara akan membuat panduan kegiatan agar seluruh peserta yang terlibat dalam pelaksanaan wisuda online mengetahui tata cara penyelenggaraan wisuda tersebut. Penyelenggaraan wisuda secara virtual melalui aplikasi Zoom meeting rencananya akan berlangsung pada 23 Juni mendatang.  Wjn

Reformasi: Peringati hari reformasi, sepuluh mahasiswa dari Federasi Mahasiswa Unhas gelar aksi damai di Pintu satu Unhas, Jumat (22/5/2020). Foto: Dokumentasi Pribadi


22

identitas

TIPS

U

jian Skripsi merupakan salah satu hal yang ditunggu dan mendebarkan saat masa kuliah. Bagaimana tidak, tahap ini adalah langkah terakhir sebelum kita dinyatakan lulus dan menyandang gelar sarjana. Di Indonesia, sudah menjadi tradisi memberikan kado kepada teman setelah lulus ujian atau sidang skripsi. Memberikan hadiah kepada teman merupakan bentuk apresiasi kita terhadap mereka setelah bertahun-tahun berjuang menyelesaikan studi. Nah, ada banyak pilihan hadiah yang cocok kamu berikan kepada teman saat lulus ujian skripsi, seperti bunga, buket kue hingga salempang. Namun, kado tersebut cukup umum dan terkesan biasa saja. Untuk itu, berikut kami berikan rekomendasi hadiah bermanfaat dan berkesan kepada teman.

1. Buku Kalian pernah mendengar pepatah “Buku adalah jembatan ilmu”? Nah, hal ini memang benar adanya. Itulah mengapa buku menjadi salah satu pilihan hadiah yang cocok diberikan kepada teman saat selesai ujian. Selain sebagai bentuk hadiah kepada teman, kalian juga bisa memberinya ilmu atau

pengetahuan baru lewat buku itu. Ada banyak jenis buku yang bisa kamu pilih, baik fiksi maupun non fiksi. Memberikan kado seperti “buku cara membuat curriculum vitae” hingga “buku tips mencari pekerjaan” akan sangat bermanfaat bagi temanmu.

2. Skincare Kalian mau memberikan hadiah yang anti mainstream buat teman? Skincare adalah jawabannya. Baik wanita maupun pria membutuhkan perawatan tubuh untuk menunjang penampilan mereka. Semua orang tentu peduli akan kesehatan kulit mereka. Bisa

jadi, saking sibuknya dengan ujian skripsi, teman kamu lupa merawat diri. Adapun produk perawatan tubuh yang bisa dijadikan hadiah seperti sabun wajah, masker maupun lulur. Namun, pastikan kalian memberikan skincare yang aman dan cocok yah.

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

3. Flashdisk Memberikan hadiah berupa flashdisk kepada teman adalah pilihan yang tepat. Flashdisk sangat dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa. Dengan adanya flashdisk, teman kalian dapat menyimpan berkas-berkas penting terutama saat bekerja nanti. Agar hadiah kalian semakin

menarik, pilihlah bentuk flashdisk yang unik dan jarang digunakan orang lain. Harga juga beragam dan pastinya ramah di kantong mahasiswa. Mulai dari harga 50 ribuan, kalian sudah bisa mendapatkan flashdisk yang menarik.

4. Hijab Kado ini sangat cocok untuk teman hijabers kalian. Beberapa tahun terakhir, fashion hijab memang sangat diminati dikalangan masyarakat Indonesia. Sekarang sudah banyak model dan warna

hijab. Kalian bisa menyesuaikan model dan warna hijab dengan kesukaan teman. Pilihlah hijab yang modelnya baru dan kekinian agar sahabat kalian senang.

5. Tumbler Selain menjadi kado istimewa kepada teman, kalian juga ikut dalam kampanye Zero Waste. Memberikan kado berupa tumbler, secarta tidak sengaja kalian telah mengajak teman untuk mengurangi

plastik dan menggalakan hidup ramah lingkungan. Kalian bisa memilih jenis atau bentuk tumbler yang unik dan lucu, sehingga hadiahnya lebih menarik.

6. Jam Tangan Jika kalian mempunyai teman pria yang selesai ujian skripsi, memberikannya hadiah jam tangan adalah pilihan terbaik. Selain sebagai penunjuk waktu, jam tangan juga merupakan aksesoris andalan

yang banyak digunakan oleh kaum pria. Jam tangan ini akan sangat bermanfaat untuk teman, agar mereka bisa mengatur waktu dengan baik khususnya saat kerja nanti.

Finsensius Titse Sesa

ILUSTRASI/ WANDI JANWAR

ILUSTRASI/WANDI JANWAR


identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

23

BUNDEL AKADEMIKA Mengenal Sosok Halimah Daeng Sikati, Pendiri FKG Unhas

BUNDEL IDENTITAS EDISI SEPTEMBER 2003

Stikerisasi Kendaraan, Impian Lama yang Terbangun

S

udah tak terhitung lagi berapa banyak kendaraan yang keluar masuk di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) setiap harinya. Semua kendaraan bebas berlalu-lalang melintasi pintu Unhas. Namun, hal ini berubah ketika Covid-19 mewabah, dan wilayah Kampus Tamalanrea Unhas masuk ke dalam zona merah yang menjadi area rawan penularan. Fasilitas kampus seperti sarana olahraga yang biasanya bebas digunakan masyarakat akhirnya ditutup. Bahkan beberapa waktu lalu, Unhas mengumumkan akan menerapkan kebijakan untuk akses keluar masuk kampus. Kebijakan ini berupa pembatasan untuk masyarakat umum yang akan diberlakukan baik di Kampus Tamalanrea maupun Kampus Fakultas Teknik Gowa. Kendaraan yang diperbolehkan memasuki wilayah kampus adalah milik sivitas akademika Unhas yang menggunakan stiker hologram. Stiker ini dapat diperoleh melalui unit kerja masing-masing. Khusus untuk pengunjung termasuk jasa pengantaran, akan diberikan entry pass ketika masuk dan dikembalikan setelah keluar dari wilayah kampus. Stikerisasi atau pelabelan tersebut bertujuan untuk membatasi jumlah kendaraan di wilayah kampus, memaksimalkan lahan parkir, menciptakan lingkungan kampus yang lebih nyaman, serta meminimalisir penyebaran Covid-19. Namun, tahukah kalian bahwa sistem stikerisasi ini sudah pernah diberlakukan sebelumnya. Dilansir dari bundel PK identitas Unhas tahun 2003, kebijakan pembatasan akses masuk kampus pernah diterapkan dengan metode yang tidak jauh berbeda. Ketua Program Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, dan Kenyamanan (5K), Prof Dr Ambo Ala menjelaskan bahwa kebijakan

yang dilakukan sejak tanggal 1 September 2003 ini merupakan upaya untuk menggalakkan program 5K. Kala itu, kendaraan yang hendak masuk ke wilayah kampus harus memiliki stiker untuk diperlihatkan kepada satuan pengaman (Satpam) Unhas saat berjaga di pintu satu. Stiker ini dapat diperoleh dengan membelinya di pintu satu Kampus Tamalanrea. Harga untuk selembar stiker pun bervariasi, dikategorikan berdasarkan warna. Untuk mahasiswa akan diberi stiker berwarna merah seharga Rp1000, stiker berwarna biru untuk dosen dan pegawai seharga Rp2500. Khusus stiker berwarna kuning untuk transportasi publik (pete-pete), dibanderol dengan harga yang lebih tinggi, yaitu Rp150.000. Harga itu dipasang dengan tujuan mengontrol pete-pete yang saat itu berjumlah 412 unit. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menyukseskan program ini. Di antaranya bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa setiap fakultas dalam rangka sosialisasi. Satpam juga akan mencegat kendaraan yang kedapatan tidak memiliki stiker. Hingga tiga bulan kemudian, dalam pelaksanaan kebijakan ini rupanya menemui banyak kendala. Selama estimasi masa penjualan, stikerisasi kendaraan masih belum merata. Setiap hari, ada saja pengendara yang lolos dari pemeriksaan. Hal itu juga dipengaruh karena banyaknya jalan yang dapat diakses untuk masuk ke wilayah kampus. Ditambah lagi aktivitas warga yang tinggal di belakang kampus menggunakan pintu kampus sebagai akses untuk keluar masuk. Tak hanya itu, sanksi bagi pemilik kendaraan yang kedapatan melanggar pun sebatas teguran yang dinilai kurang

efektif memberikan efek jera. Kegagalan program stikerisasi kendaraan ini tentu saja berujung pada kerugian. Stiker yang berhasil terjual hanya 25 persen dari total 3000 lembar. Jumlah tersebut rupanya tidak mampu menutupi biaya pencetakan yang menghabiskan dana senilai Rp9.000.000 dari pinjaman pribadi Prof Ambo Ala. Lantas, bagaimana dengan kebijakan yang akan diberlakukan pada awal semester ganjil 2020 ini? Memanfaatkan momentum wabah covid-19, Unhas kembali berupayah untuk mewujudkan kebijakan yang pernah diberlakukan 17 tahun silam. Aturan ini rencananya akan diberlakukan secara permanen. Ada beberapa hal yang diatur dalam kebijakan tersebut. Salah satunya adalah memberlakukan sistem satu pintu keluar masuk, dalam artian Pintu 0 (jalur samping kampus) dan Pintu 2 (jalur Rumah Sakit) akan ditutup secara permanen. Stiker berhologram yang akan dibagikan pun hanya boleh satu stiker untuk satu orang yang apabila disalahgunakan terancam dikenakan sanksi berupa pencabutan atau pembatalan stiker. Dengan kebijakan stiker berhologram bagi sivitas akademika dan entry pass bagi pengunjung dan jasa pengantaran, diharapkan dapat mewujudkan lingkungan kampus yang lebih nyaman dan tertib. Kesuksesan program ini dapat berjalan dengan baik apabila pelaksanaannya dilakukan berdasarkan evaluasi dari kendalakendala yang pernah terjadi sebelumnya, serta memaksimalkan potensi yang dapat dimanfaatkan di masa sekarang ini. Semoga kebijakan tersebut dapat membawa nama Kampus Merah menuju universitas kelas dunia. Risman Amala Fitra

ISTIMEWA

MAHASISWA Kedokteraan Gigi Unhas tentunya tidak asing dengan Aula Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM), yang terletak di lantai dua, Jalan Kandea, Makassar. Ruangan tersebut, dinamai Aula Halimah Daeng Sikati. Halimah merupakan sosok pendiri Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, yang resmi menjadi fakultas pada 1983. Usaha mendirikan lembaga pendidikan Gigi di Sulawesi Selatan (Sul-Sel) ini di mulai ketika Halimah menamatkan pendidikannya di Post Graduate Oral Surgery New York University” (AS) Tahun 1959-1960. Pada awalnya, dia berat melepaskan tawaran menjadi dosen di Surabaya, ketika pulang dari Amerika Serikat. Akan tetapi, dorongan dari pamanya dan Gubernur Sulsel, Andi Pangerang Pettarani kala itu, juga mengingikan agar Halimah pulang membangun daerahnya. Dalam keadaan bingung, dikarenakan Halimah lebih senang untuk jadi dosen. Lantas, pamannya mengatakan untuk pulang dahulu dan melihat keadaan di Makassar. Sekembalinya di tanah daeng, anak kedua dari pasangan Ince Hanafi Dg Nuntung dan Andi Muhaemina Daeng Bunga, mulai meniti karirnya sebagai seorang dokter. Dikutip dari buku Drg H Halimah Dg Sikati, Pejuang Pendidikan Tanpa Pamrih, kala itu usianya 24 tahun.Ia mempunyai semangat yang tinggi ingin memajukan kesehatan gigi di Sulsel, yang pada waktu itu belum maju. “Kesehatan gigi pada waktu itu tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah. Sehingga waktu itu, setelah sudah menjadi dokter gigi. Yang pertama, ingin memajukan kesehatan gigi di Sulsel,” ucapnya di buku yang ditulis M. Dahlan Abubakar. Perempuan yang dilahirkan di Sinjai ini memulai karirnya sebagai dokter gigi di Kanwil Departemen Kesehatan Provinsi Sulsel. Tidak butuh waktu lama, dia menjadi Kepala Dinas Kesehatan Gigi Sulsel. Tahun 1967, Halimah ditunjuk sebagai dosen di Fakultas Kedokteraan, sekaligus juga menjabat sebagai Pembantu Dekan I FK. Pendirian Fakultas Kedokteraan Gigi, dimulai ketika kerjasama dengan TNI Angkatan Laut. Sejak saat itu, Halimah rutin bertemu dengan Tim TNI AL dan menemui Rektor Unhas, Dr M Nasir Said guna membahas kemungkinan dibukannya Pendidikan Dokter Gigi di Unhas. Sebelum itu, dia berulang kali telah mengirim proposal ke Jakarta. Namun, ditolak dengan alasan mendirikan FKG membutuhkan biaya yang mahal. Kekesalan Halimah kala itu diperlihatkan dengan mengatakan kalau pusat tidak bisa bangun FKG, dia sendiri yang akan bangun. Masih dalam buku yag ditulis M. Dahlan Abubakar, yang terbit 2014 itu, setelah mengatakan hal tersebut, dia menyesal, dan mempertanyakan apa dia bisa. Jalan mendirikan FKG terang ketika bertemu teman lamanya dari Angkatan Laut. Kerjasama Halimah dengan Angkatan Laut, berhasil mendirikan Insitut Kedokteran Gigi Yos Sudarso, pada Januari 1969. Tahun selanjutnya, Institut ini diubah menjadi Departemen Kedokteraan Gigi FK Unhas. Berselang beberapa tahun, tepatnya 1983, FKG Unhas resmi menjadi fakultas dengan dikeluarkannya SK Mendikbud RI. Di tahun itu, Halimah mendapat kepercayaan memimpin fakultas yang baru berdiri ini. Jerih payah Halimah untuk menyediakan fasilitas kesehatan di Sulawesi Selatan, dia buktikan. Pesan-pesan dari orang tuanya selalu dia ingat, bahwa harus menjadi pemimpin perempuan di Sulsel. Hal itulah yang selalu dikatakan. Sehingga ide-idenya untuk mendirikan sebuah fakultas, telah terbukti dengan tetap eksisnya FKG Unhas sampai sekarang. Selain itu, ada banyak cita-cita yang ingin realisasikan. “Mendirikan sekolah pengatur rawat gigi, ingin membangun imunisasi….ada banyak pemikiran. Sehingga waktu, habiskan untuk itu,” ungkapnya di buku tersebut. Arisal


24

LINTAS

identitas

NO. 913, TAHUN XLVI, EDISI JUNI 2020

Menjadi Dosen di Negeri Shahrukh Khan Oleh: Arlyani Risal

M

ei 2016 merupakan titik balik dalam hidup saya. Berbekal dari rasa penasaran dengan “organisasi” dan first impression pada saat melihat poster bertuliskan Global Leader di salah satu mading di Gedung MKU Unhas, tanpa persiapan sedikit pun dan pengalaman organisasi yang bisa dikatakan “nol besar”, saya akhirnya mendaftarkan diri. Tanpa disangka, saya lolos dan berhak mengikuti tahap selanjutnya hingga menjadi official member. Setelah menghabiskan tiga tahun bersama Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC), saya menyadari inilah waktu yang tepat untuk mengimplementasikan semuanya. Menurut saya, GT merupakan pilihan yang tepat berhubung saya telah menamatkan pendidikan di bangku perkuliahan dan merupakan kesempatan yang tepat untuk mencari pengalaman di dunia kerja. Setelah mendaftar, seminggu kemudian saya menerima email dari AIESEC Baroda bahwa saya lulus ke

tahap wawancara dengan member GT AIESEC Baroda. Saya sangat senang bukan main. Program yang saya pilih bernama Impact India – English Teacher yang berlokasi di Vadodara Gujarat – India. Program ini fokus pada isu pendidikan khususnya dalam hal Bahasa Inggris. Alasan saya memilih bidang ini karena menurut saya pendidikan merupakan hal terpenting khususnya dalam era globalisasi. Meskipun sebagian besar masyarakat India yang kita temui cukup fasih berbahasa Inggris, tetapi hal ini sangat berbanding terbalik dengan masyarakat yang berada di rural area (pedesaan), anak muda di desa masih sangat sulit berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Saya mengajar di K.J. Institute of Engineering and Technology di daerah Savli, Vadodara, Gujarat, India. Internship saya berlangsung dari tanggal 29 Desember 2019 sampai 26 April 2020. Kegiatan utama saya adalah mengajarkan Bahasa Inggris (reading, writing, listening, dan speaking) kepada semua mahasiswa, baik mahasiswa S1, D3, kedokteran, serta siswa SD

dan tidak terkecuali kepada para dosen. Vadodara dikenal sebagai salah satu kota teraman dan ter-ramah di Provinsi Gujarat, India. Pada hari pertama tiba di Vadodara, saya disambut oleh tiga orang member AIESEC beserta hostfamily (keluarga angkat) saya dan langsung dibawa ke rumah keluarga angkat saya untuk sesi perkenalan sekaligus untuk beristirahat. Pada 6 Januari 2020, saya beserta intern yang lain melakukan pertemuan dengan dua orang member AIESEC Baroda yang disebut Incoming Preparation Seminar (IPS) untuk memperoleh penjelasan tentang aturan selama di Vadodara, budaya dan kebiasaan orang India, penjelasan tentang tempat magang, apa yang akan dikerjakan, serta cara menghadapi culture shock. Dalam kegiatan magang ini saya bersama Isabela Bernatti, intern lain yang berasal dari Brazil. Pada awalnya saya memiliki banyak ketakutan khususnya untuk personality orang India itu sendiri. Kebanyakan orang India yang saya kenal selama di AIESEC merupakan

DOKUMENTASI PRIBADI

tipikal orang yang serius dan strict akan segala hal, juga kurang bersahabat. Tetapi mulai dari hari pertama kedatangan saya, mereka nampak sangat ramah, selalu ingin berkomunikasi, dan yang terpenting mereka diajarkan bahwa “tamu adalah Tuhan” sehingga perlu diperlakukan dengan sangat-sangat baik. Selama berlangsungnya kegiatan, saya bisa mengikuti semua festival seperti Uttarayan Kite Festival, Halloween Day, Profession Day, Traditional Day, Signature Day, Annual Function, dan lain – lain bersama para dosen dan mahasiswa. Saya juga tidak bisa melupakan kebaikan dosen – dosen yang selalu mengundang saya untuk makan siang bersama. Mereka juga selalu mengingatkan dan membawakan saya buah di saat saya berpuasa. Para mahasiswa saya selalu berkata bahwa “Mam, you don’t need to go back to Indonesia. You just stay here and become a faculty here. If accommodation is a problem for you, it’s okay, you can stay in our housefor as long as you want.” Pada 20 Maret 2020, saya secara mendadak dipanggil oleh pimpinan universitas dan diberitahukan bahwa India akan melakukan

lockdown dikarenakan covid-19 dan mungkin saya akan kesulitan untuk kembali ke Indonesia. Karena hal tersebut, saya tidak sempat untuk mengadakan farewell party dan bahkan mengucapkan kata – kata perpisahan kepada semua mahasiswa dan dosen – dosen yang lain. Pengalaman internship ini menjadi pengalaman yang tak mungkin saya lupakan. Banyak pelajaran yang bisa saya petik, tidak hanya sebatas tahu bagaimana jika kita bekerja di luar negeri bersama orang asing, tetapi juga saya bisa belajar menjadi orang yang lebih mandiri. Saya dilatih menjadi orang yang bisa menyelesaikan setiap masalah dengan bijaksana, saya bisa belajar untuk menghargai budaya, menjadi orang yang bisa beradaptasi dengan berbagai situasi, dan masih banyak lagi. Tetapi yang terpenting bagi saya adalah memiliki teman dan keluarga baru. Thanks for AIESEC UNHAS, AIESEC Baroda, and K. J. I. T College for making my internship become an experience that I will never forget.  Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Angkatan 2015.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.