Identitas Akhir Juli

Page 1

identitas

Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Sepucuk Surat dari Tembok Ihwal aksi corat-coret karena kebijakan yang carut marut, inikah aksi mahasiswa masa kini? Lanjut halaman 8.


2

twitter

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

tajuk

karikatur

Edisi Akhir Juli. KKN Atambua dan Gorontalo dibatalkan karena kurangnya persiapan dan anggaran. Bagaimana pendapat Anda?

Kisah Duka Sang Aktivis BELUM lama ini, kabar duka menghampiri sivitas akademika Unhas, Sabtu (16/7). Berpulangnya Nasrul, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Renang (UKMR) setelah mengalami kecelakaan di Jalan Poros Jeneponto, Senin (27/6) lalu. Nasrul adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Jurusan Budidaya Perairan 2014 yang mengalami infeksi berat syaraf otak dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah dirawat selama lima hari. Nasrul tentu bukan satu-satunya mahasiswa yang harus pergi diusianya yang tergolong muda. Sebelumya seorang mahasiswa Jurusan fisika, Muballigh juga harus pergi karena mengalami kecelakaan. Duka ini tentu banyak menyisakan kisah berbeda. Salah satunya solidaritas dari mahasiswa Unhas yang patut diacungi jempol. Banyak mahasiswa, tak hanya teman dekatnya saja berbondongbondong melakukan aksi untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan banyak biaya karena perawatan rumah sakit yang serius. Nasrul yang masih memimpin UKM Renang pun manusia biasa yang diatur oleh-Nya. Semasa hidup, tentu sosoknya sudah banyak dikenal dan telah banyak memberikan sumbangsih bagi perkembangan UKM Renang. Tak jarang aktivis mahasiswa dan penggiat organisasi mengalami hal serupa. Ada yang mengalami trouble di lapangan dan memang sakit bawaan. Seperti yang menimpa Rezky Evieniar Syamsul, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Juni lalu. Mahasiswa kedokteran angkatan 2014 ini mengalamai pendarahan otak setelah mengikuti Pendidikan Dasar (diksar) di salah satu kegiatan mahasiwa di fakultasnya. Sama halnya dengan mahasiswa Jurusan Biologi Unhas, Dedy dan Sharun Syauti, tewas tenggelam di perairan Pulau Lae-Lae, Makassar, saat mengikuti diksar Pencinta Alam Biologi Unhas. Segelintir kisah aktivis yang pada akhirnya berpulang di medan perjuangannya tentu sedikit mengingatkan kita akan sosok Soe Hok Gie yang wafat di Mahameru saat melakukan pendakian 18 Desember 1969. Gie berpulang diusianya yang ke 27 tahun karena menghirup asap beracun gunung tersebut. Lelaki keturunan Tionghoa ini memang sejak mahasiswa tercatat aktif di organisasi pencinta alam yang juga salah satu pendiri Mapala Universitas Indonesia. Beberapa aktivis Unhas di atas mungkin tak se­ keren Gie yang dikenal cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia. Melahirkan banyak tulisan yang terbit di berbagai media nasional. Pembangkang aktif, memprotes Presiden Soekarno dan PKI. Tapi perjuangan mereka layak kita kenang. Tragedi yang menimpa mereka patut dijadikan pelajaran yang berharga bahwa aktivis sejati rela mati di alam, tempat mereka menemukan banyak pelajaran. Mereka rela mengambil resiko demi memperjuangkan kebaikan. Mengabdi utnuk masyarakat. Merasakan sejenak kehidupan yang kasar dan keras, diusap oleh rimbunnya alam dengan sejumput idealisme yang terpatri dalam dadanya. n

maudyan aam @dyaanza Memalukan “@identitasonline: KKN Atambua dan Gorontalo dibatalkan karena kurangnya persiapan dan anggaran. Bagaimana pendapat Anda?” Christian William M @chriswilliam771 @identitasonline persiapan dari upt kkn yg krg baik. Padahal byk mhsw yg ingin ke dua daerah itu.

KARIKATUR/SRI HADRIANA

dari redaksi

Bila anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan hubungi dan kunjungi kami di

identitasonline @identitasonline bukuidentitas@gmail. com

identitasunhas.com 082196362838 089632301019

sms inbox IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST

Kunjungan: Ketua Jurusan dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako mengunjungi redaksi identitas, Sabtu (30/7). Dalam kunjungannya kru identitas berbagi pengalaman soal keredaksian dan eksistensi identitas.

Bangun!

SETIAP orang pasti punya zona nyaman­ nya sendiri. Zona nyaman dibentuk ka­ rena kita merasa terlena dengan segala aktivitas sekarang, merasa hidup tidak perlu tantangan, dan merasa tidak perlu bertindak apa-apa untuk mengubah kondisi sekarang. Padahal ketika selangkah saja kita meninggalkan kenyamanan yang ada, kita akan semakin bertumbuh dewasa. Ketidaknyamanan itulah yang akan membuat seseorang mempertanyakan kemampuannya untuk bertahan. Hidup menjadi penuh tantangan. Tan­ tangan inilah yang kelak akan membuat­ mu paham akan kelebihan dan kekura­ nganmu. Paham, untuk memaksimalkan kelebihan dan paham untuk meminimali­ sir segala kesalahan akibat kekurangan.

Kurang lebih itulah yang selama bertahun-tahun diajarkan di penebi­ tan kampus tertua di Indonesia ini, Kru diajarkan untuk senantiasa bertahan di­ segala “cuaca” termasuk dalam kondisi yang paling tidak nyaman sekalipun. Tujuannya satu, untuk mengukur se­ jauh mana kemampuan mereka untuk mengolah diri mereka sendiri. Karena kemampuan bertahan disega­ la kondisi inilah, hingga kami kembali hadir menyapa pembaca dengan sajian pemberitaan aksi corat coret mahasiswa demi menarik perhatian birokrat dalam sajian liputan khusus. Selain itu kami juga mengajak pembaca untuk meli­ hat kemajuan aceh kini pasca ditimpa musibah tsunami dalam rubrik lintas. Selamat membaca! n

Asw. identitas unhas saya mw melaporkan sekaligus kbratan atas kasus prselingkuhan istri adik sy yg bernama ibu rina, staf di bag evaluasi dgn bapak adiwardoyo kabag akademik, sy tidak mengerti kenapa kasus ini bukanya dikupas dan diberi hukuman malah diredam oleh kabiro agar semua perhuatan bawahanya tdj ketahuan oleh rektor, padahal semua teman2 dibagian evaluasi sdah geram dan siap bersaksi agar mereka berdua diberi hukuman 08124507xxxx

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu nAnggota Pengarah: Junaedi Muhidong, Muhammad Ali, Abdul Rasyid Jalil, Budu n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, Hamid Awaluddin, M. Akib Halide, Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, S.M. Noor, Aidir Amin Daud, M. Darwis, Nasaruddin Azis, Husain Abdullah, Sukriansyah S. Latif nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Ramdha MawaddhanKoordinator Liputan: Devika Saputri. nLitbang: Fransiska Sabu wolor, Asmaul Husna Yasin nStaf Bagian Umum: Akhmad Dani nStaf Penyun­ting: Riyami, Khusnul FadilahnReporter: Rasmilawanti Rustam, Nur Amri, Wadi Opsima.nFotografer: Nursari Syamsir (Koordinator), Sri Widya Rosalina Bst. nArtistik dan Tata Letak: IrmayananIklan/Promosi: Nursari Syamsir nTim Supervisor: Amran Razak, Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Ahmad Bahar, Nasrullah Nara, Jupriadi, Nasrul Alam Azis, Tomi Lebang, Ikbal Latief, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Supa Atha’na, Irmawati Puan Mawar n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/ kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul Edisi Akhir Juli 2016 Foto: Sriwidiah Rosalina Bst Layouter: Irmayana


surat dari pembaca Pembasmian Sarang Tawon di Toilet Ramsis

SALAM HANGAT buat kru identitas yang telah memuat pertanyaan ini. Saya salah satu penghuni Ramsis unit II. Di toilet lantai dasar blok E, terdapat sarang tawon yang sudah lama ada, pa­ dahal beresiko bagi penghuni Ramsis. Jadi, kapan pihak pengelola mengata­ sinya? Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2014 Tanggapan : TERIMA KASIH atas pertanyannya, silahkan menuliskan terlebih dahu­ lu keluhan anda mengenai sarang tawon tersebut kepada Pengelola Ramsis, selanjutnya kami akan menindaklanjutinya segera untuk pembasmian sarang tawon tersebut demi keamanan dan kenyamanan bersama. Drs Mursalim MSi Kepala Pengelola Ramsis

Prosedur Baru Penghuni Asrama Mahasiswa

Dekan I akan ditindaklanjuti oleh Biro Akademik. Ernawati, SE MM Kepala Biro Akademik Unhas

Tindak Lanjut Kasus SBMPTN Unhas

ASSALAMUALAIKUM. Saya mau me­ nanyakan bagaimana tindak lanjut dari kasus SBMPTN yang melibatkan orang dalam Unhas dalam pemberian kunci jawaban kepada peserta SBMPTN? Apakah benar bahwa Unhas tidak di­ ikutsertakan dalam seleksi SBMPTN tahun depan? Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2015 Tanggapan: WAALAIKUMSALAM Unhas melalui tim BINAP (Pembinaan Aparatur Ne­ gara) telah memberikan sanksi berat kepada oknum (perantara) yang mem­ berikan kunci jawaban kepada peserta. Unhas tetap diikutsertakan dalam se­ leksi SBMPTN tahun depan, justru Un­ has diberi apresiasi, sebab pihak Unhas

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016 mendapatkan pihak yang curang. Dr Nasaruddin Salam MT Sekretaris Unhas

UKT untuk Mahasiswa yang Dicabut Bidikmisinya

TERIMA KASIH telah memuat pertanyaan saya. Di bank mana mahasiswa yang dicabut Bidikmisinya membayar UKT? Bagaimana cara mahasiswa tersebut ketahui bahwa Ia masuk UKT golongan tertentu? Serta bagaimana prosedur pengurusan pemba­ yarannya? Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2014 Tanggapan: WAALAIKUM SALAM. Mahasiswa yang dicabut bidikmisinya, silahkan datang langsung ke Biro Administrasi Kema­ hasiswaan. Kami akan buatkan surat pengantar untuk selanjutnya dibawa ke Bagian Keuangan. Nanti masalah maha­ siswa ini masuk UKT berapa akan diveri­ fikasi oleh Bagian Keuangan. Esan Lamban Ssos Msi Biro Administrasi Kemahasiswaan

3

wall facebook Bagaimana pendapat Anda? Banyak coretan-coretan bentuk protes terhadap kebijakan birokrat di Unhas. Itu salah satu bentuk vandalisme. Vandalisme merupakan pengrusakan hasil karya seni dan berharga lainnya (keindahan alam dll). Mujahidah Chaidir Hahahaha.. Banyak wadah yg disiapkan.. Tapi kadang tidak dipeduli. Tembok. Memang bukan wadah yg disiapkan tapi mungkin lewat coretan ditembok tersebut baru suara mereka dipeduli.. Walaupun sebenarnya entah yg mana dipeduli tembok nya atau suaranya. Setidaknya suara mereka sudah dibaca. Riskawati Ris Yah mungkin itu cara agar mereka lebih dapat diperhatikan oleh pihak pengambil kebijakan. Walaupun sebenarnya masih banyak media untuk mengkritik kebijakan birokrat

TERIMA KASIH telah memuat per­ tanyaan saya. Mengapa pada tahun ini, calon penghuni Ramsis harus di­ wawancarai terlebih dahulu? Mahasiswa Fakultas Pertanian Angkatan 2015 Tanggapan : TERIMA KASIH atas pertanyaan­ nya, kami melakukan wawancara ter­ hadap penghuni ramsis baru untuk memberitahukan tata tertib yang ada di Ramsis. Selain itu kami juga mem­ berikan peringatan dini agar penghu­ ni baru tidak melanggar aturan yang telah disepakati bersama. Misalnya, membawa tamu ke dalam kamar dan menginapkannya tanpa sepengeta­ huan pengelola. Drs Mursalim MSi Kepala Ramsis

Pengurusan Traskrip Nilai yang Salah

ASSALAMUALAIKUM, terima kasih telah memuat pertanyaan ini. Trans­ krip Nilai saya bermasalah, IPK saya tidak sesuai. Bagaimana proses pengu­ rusannya? Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Angkatan 2009 Tanggapan: WALAIKUMSALAM, Mahasiswa yang bersangkutan terlebih dahulu melaporkannya ke Pembantu Dekan I Bidang Akademik fakultas masingmasing, kemudian melalui Pembantu

agenda Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Tema: “Peningkatan Daya Saing Industri Pangan Nasional Berbasis Pangan Lokal Inovatif” Waktu : 18-19 Agustus 2016 Tempat pendaftaran : Sekretariat Prog­ ram Studi Ilmu &Teknologi Pangan Lantai III CP : (0411) 588243 (Panitia Pelaksana) Kunjungan Lapangan (Ekskursi) dan City Tour Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Waktu : 20 Agustus 2016

Tempat : PT Eastern Pearl Flourmills CP : (0411) 588243 (panitia Pelaksana)

Kuliah Perdana Waktu : 22 Agustus 2016

Registrasi Ulang Mahasiswa baru Waktu : 25 Juli – 12 Agustus

Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Inovasi Tema:“Meningkatkan Daya Saing Indonesia Melalui Pendidikan Inovatif Dalam Mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 ” Waktu: •Pendaftaran dan pengumpulan karya : 18 Juni – 18 Agustus 2016 •Registrasi Ulang Finalis 15 Besar Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) Inovasi : 20 September 2016

Pendaftaran Wisuda Periode I Waktu : Batas akhir 10 Agustus 2016 Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Waktu : 15 Agustus 2016 Batas Akhir Pendaftaran Wisuda Periode I Waktu : 10 Agustus 2016

•Seminar Nasional dan pengumuman Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTM) Inovasi: 30 Oktober 2016 •Presentasi Karya Tulis Ilmiah LKTM Inovasi Adakan : 29 Oktober 2016 Perpanjangan Beasiswa Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) Program Doktor Angkatan Tahun 2013 Semester Ke-7 Waktu : 1-17 Agustus 2016 Jadwal Kursus Toefl Preparation Mahasiswa Program Pascasarjana Unhas (Intensif) Waktu : 8-26 Agustus 2016-07-30

Bila Anda mempunyai pertan­­­­­­­­­­­­ya­an yang membutuhkan jawaban terkait Universitas Hasanuddin, silahkan ke sekretariat identitas di Gedung Lantai I Perpustakaan Unhas atau hubungi 085242409140 atau lewat email: bukuidentitas@gmail.com


4

opini

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Menagih Janji Ibu Rektor Oleh : Saifullah Masdar “Prinsip dasar etika lingkungan yang perlu didorong adalah membangun persepsi dan spirit bahwa sumberdaya alam dan lingkungan mempunyai keterbatasan dalam menyediakan sumber kehidupan, sedangkan manusia merupakan bagian dari alam dan bukanlah penguasa alam karenanya manusia tidak mempunyai hak sewenangwenang terhadap alam” (Arne Naess, Filosof Lingkungan) JANJI adalah sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Janji adalah sebuah hal yang sakral dan seyogyanya ditunaikan. Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Tapi bagi mereka yang telah bertekad untuk menunaikannya akan selalu ada jalan. Salah satu imple-

mentasi dari visi dan misi Rektor Unhas periode 2014-2018 sebagaimana yang tertulis di salah satu lembaran Majalah Identitas Edisi XXIV Tahun VII 2013 ketika pe­ nyampaian visi dan misinya untuk Tahun 2014-2018 diantaranya adalah peningkatan kapasitas organisasi dan manajemen serta perwujudan Eco-Friendly Campus. Inilah janji yang ingin kami tagih kepada Ibu Rektor. Namun, sebelumnya izinkan saya untuk mencoba menerjemahkan apa itu Eco-Friendly Campus, apa manfaatnya dan bagaimana diwujudkan. Menurut Badan Pengendalian Lingku­ ngan Hidup (BPLHD), Eco-Friendly Campus atau juga umum dikenal sebagai Green Campus adalah konteks pelestarian lingkungan yang tidak sekedar berbicara tentang penghijauan tetapi sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien. Misalnya dalam pemanfaatan kertas, alat tulis menulis, penggunaan listrik, air, lahan, dan pengelolaan sampah. Semua kegiatan itu dapat dibuat neraca dan diukur secara kuantitatif baik dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan. Perlu digaris bawahi, pelestarian lingkungan mesti melibatkan civitas akademika, mengingat pengelolaan lingkungan merupakan tugas sosial. Peran civitas akademika, sangat dinanti, utamanya sumbangsih pemikiran yang diharap­kan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Bersyukurlah, pada tahun 2013 yang lalu kampus Universitas Hasanuddin telah melakukan sosialisasi tentang Green Campus. Masih dari sumber yang sama di

Majalah Identitas Edisi XXIV Tahun VII 2013 menjelaskan bahwa sasaran dari program Green Campus tidak lain adalah untuk “mewujudkan lingkungan kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan, mewujudkan lingkungan kampus yang berkelanjutan, mewujudkan pelestarian lingkungan terhadap pencemaran dan pengrusakan lingkungan serta menjadikan masyarakat lain di luar kampus sadar akan pentingnya menjaga lingkungan”. Tidak main-main, berdasarkan data hasil penelitian di Universitas Indonesia dan Universitas Diponegoro, serta Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Lingkungan Hidup Unhas menyim­ pulkan bahwa pengaplikasian Green Campus dengan benar bisa memberikan penghematan terhadap pemakaian energi listrik dan air mulai dari 200 juta hingga 500 juta perbulannya. Bagaimana dengan kampus Unhas Tamalanrea saat ini? Meskipun penampilan kampus Unhas Tamalanrea secara kasat mata telah menggambarkan sebagai Green Campus dilihat dari banyaknya pepohonan yang rindang di berbagai tempat dan lahan terbuka hijau yang begitu potensial ternyata belum bisa dimaknai secara utuh bahwa kampus Unhas telah mengaplikasikan konsep Green Campus. Menurut Prof. Dr. Ir. Laode Asrul, MP (Kepala Puslitbang Lingkungan Hidup Unhas) bahwa “Green Campus bukan hanya faktor lahan hijau, tetapi juga meliputi penghematan energi, pemanfaatan daur

ILUSTRASI/IRMAYANA

ulang limbah, dan sebagainya. Jika dilihat secara mendalam, masih banyak hal yang perlu dibenahi dan disinergikan untuk mengaplikasikan Green Campus di Kampus Universitas Hasanuddin. Kini saatnya kita menagih salah satu janji. Saat ini kita berada pada tahun 2016 yang berarti bahwa kurang lebih sudah tiga tahun sudah Rektor Unhas menahkodhai kampus. Artinya, tersisa dua tahun lagi waktu untuk menyelesaikan visi dan misi yang telah diusung tersebut sebelum diadakan pemilihan ulang rektor untuk periode selanjutnya. Pertanyaan­ nya adalah sudah sejauh mana hal tersebut dilakukan? Mari sejenak kita tilik realitas di kampus tercinta, ketika hujan turun sangat deras dalam waktu yang lama maka kita akan disajikan pemandangan air danau yang meluap ke jalanan. Limbah cair dari laboratorium belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL). Limbah padat yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari khusunya yang berasal dari kantin-kantin belum memiliki sarana pembuangan yang layak sehingga cenderung cara yang dilakukan adalah pembakaran. Beberapa Water Closet (WC) masih berbau karena minim persediaan air dan bahkan beberapa waktu lalu ada ungkapan yang begitu menggelitik “Bahwa kalau kalian mencari WC di kampus unhas tidak perlu menggunakan mata, cukup menggunakan hidung”. Begitu juga de­ ngan semak belukar masih tumbuh tidak terawat di beberapa fakultas. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini izinkan kami untuk menagih janji tersebut? Sudah sejauh mana langkah-langkah untuk perwujudan visi-misi ibu dilaksa­ nakan? Kalau memang sudah ada langkah strategis yang diambil, lalu bagaimana dengan beberapa permasalahan yang kami gambarkan diatas? Apakah sudah ada tindak lanjut yang berarti? Saat ini kami justru merasa khawatir melihat kampus yang dulunya identik dengan pemandangan pohon-pohon yang hijau dan menyegarkan akan segera berganti dengan pemandangan pembangunan gedung-gedung baru yang dari tahun ke tahun terus menjamur di seantaro kampus. Kami tidak menyalahkan pembangunan yang terus bertumbuh, ini pertanda bahwa kampus ini bergerak secara dinamis dari waktu ke waktu. Namun, kami berharap bahwa pembangunan yang selalu ada seyogyanya memperhatikan bagaimana dampaknya ke aspek lingkungan. Karena manusia merupakan bagian dari alam dan bukanlah penguasa alam karenanya manusia tidak mempunyai hak sewenang-wenang terhadap alam (Arne Naess, Filosof Lingkungan). Semoga saja pembangunan yang terus berkembang, tidak membuat ibu lupa terhadap visi dan misinya untuk mewujudkan kampus Unhas sebagai Eco-Friendly Campus. Amin. Mari menepati janji!! #Cintai Bumi, Selamatkan Bumi. n Mahasiswa Fakultas Pertanian Angkatan 2012 Penerima Beasiswa Sobat Bumi Pertamina Foundation


opini

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Soft Power, Gerakan Menuju Bangsa yang Diakui Oleh : Mutia Larasati INDONESIA adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Keindahan alamnya berbeda dan memiliki suatu khas tersendiri di setiap provinsinya. Masing-masing provinsi memiliki hasil alam dan budaya yang dapat dikembangkan untuk menambah pendapatan negara dan mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain di seluruh dunia dan yang kemudian diharapkan pada ahirnya menjadikan Indonesia salah satu dari negara-negara maju di dunia. Ironinya, di beberapa negara bahkan Negara tetanggapun masih banyak memandang sebelah mata negeri kita ini yang kaya raya. Menurut sebuah jajak pendapat di tahun 2015 oleh Lowy Ins­titute for International Policy, hanya 34 persen dari masyarakat Australia yang menganggap Indonesia sebagai negara demokrasi, meskipun hampir tujuh belas tahun telah mengalami kemajuan demokrasi. Dalam survei lain, persepsi internasional terhadap Indonesia juga cenderung bersifat negatif, seperti masalah ‘kemiskinan’ dan ‘penyelundupan manusia’. Bahkan lebih mengejutkan adalah fakta bahwa sekitar 30 persen orang Australia tidak menyadari bahwa Bali, yang menjadi salah satu tujuan wisata Indonesia adalah bagian dari Indonesia. Kondisi tersebut ternyata tidak hanya di Australian namun di berbagai negara lainnya pun lebih banyak mengenal Bali dibanding dengan Indonesia yang kaya raya. Hal tersebut tentu akan berpe­ ngaruh negatif terhadap Indonesia dalam berbagai sektor.

Konsep Soft Power

Setiap negara pasti mempunyai kebudayaan atau kebiasaan yang turuntemurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam memperkenalkan kebudayaan tersebut setiap negara pun memiliki cara masing-masing, salah sa­ tunya berupa gerakan “Soft Power”, yaitu salah satu konsep yang dikembangkan oleh Joseph Nye dari Universitas Harvard untuk menggambarkan kemampuan untuk menarik dan bekerja sama, bukan dengan paksaan (hard power), menggunakan kekuatan atau memberikan uang sebagai alat persuasi. Soft power adalah kemampuan untuk membentuk prefe­ rensi orang lain melalui banding dan daya tarik. Salah satu ciri-ciri dari soft power adalah non koersif. Kekuatan utama dari soft power adalah budaya, nilai-nilai politik, dan kebijakan luar negeri. Dalam mengadopsi

sikap baru diplomasi dengan soft power. Pemerintah Indonesia memiliki banyak contoh yang dapat diadopsi. Kecakapan diplomasi dengan soft power di abad ke21 telah dilaksanakan dengan baik oleh beberapa negara di dunia, dalam kasus ini adalah Jepang dan Korea Selatan. Di Jepang dikenal dengan Cool Japan bersama Gross National Cool sebuah konsep yang diciptakan pada tahun 2002 sebagai ekspresi Jepang sebagai negara adidaya budaya. Jepang mendapatkan eksposur yang luas di bidang media dan akademisi, merek “Cool Japan” telah diadopsi oleh pemerintah Jepang dan badan-badan perdagangan yang berusaha untuk mengeksploitasi negara de­ ngan industri budaya komersial tersebut. Sebuah artikel di Foreign Policy berjudul “Japan Gross National Cool”, Douglas McGray menulis tentang “menciptakan kembali kekuatan super” oleh Jepang sebagai pengaruh budaya yang diperluas secara internasional meskipun terdapat masalah ekonomi dan politik. Melalui survei terhadap generasi muda Jepang dan peran J-pop, manga, anime, fashion, film, elektronik konsumen, arsitektur, masakan dan feno­ mena karakter-karakter imut seperti Hello Kitty, McGray membahas soft power Jepang, mengajukan pertanyaan tentang pesan apa yang mungkin ditargetkan oleh Jepang. Ia juga berpendapat bahwa resesi Jepang bahkan mungkin telah mendorong sifat keren dari Jepang, karena mendiskreditkan hierarki sosial yang dulunya kaku dan jalur karir de­ ngan bisnis yang besar. Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang mengumumkan bahwa budaya pop Jepang merupakan salah satu elemen kunci untuk Cool Japan dan bahwa budaya pop termasuk idol, manga, anime, dan gourmet kelas B. Terbukti di dunia budaya tradisional maupun pop culture Jepang menjadi salah satu kekuatan Jepang dalam mempromosikan negaranya. Manga atau komik Jepang juga populer di seluruh dunia, hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Kepopuleran anime juga tampak pada penayangannya di saluran-saluran te­ levisi di seluruh dunia, juga dengan terjemahan bahasa berbagai negara. Bahkan, karena manga atau anime sering menggambarkan gaya hidup masyarakat Jepang, hal ini juga semakin populer dan menarik para turis asing untuk datang ke Jepang dan merasakan gaya hidup ala Jepang secara langsung. Barang-barang elektronik hasil produksi Jepang juga cukup terkenal di dunia, dengan bantuan promosi dalam taya­ ngan televisi, manga atau anime Jepang. Selain itu, gourmet khas juga tak kalah populer, tampak dengan munculnya berbagai restoran khas makanan Jepang yang menyebar di seluruh dunia. Begitu pula dengan berbagai merek produk Jepang yang menyebar di seluruh dunia, seperti, Uniqlo, AEON, dan lain- lain.

Di Korea dikenal dengan The Korean Wave yang secara harfiah berarti “aliran Korea”, adalah kata baru yang mengacu pada peningkatan popularitas budaya Korea Selatan sejak akhir 1990-an. Korean Wave pertama kali didorong oleh penyebaran K-drama yang di tayangkan di saluran-saluran televisi di seluruh Asia Tenggara, Timur, dan Selatan. Pada awalnya, Korean Wave berevolusi dari pembangunan daerah menjadi feno­ mena global karena kepopuleran video musik Korean Pop (K-pop) di YouTube. Saat ini, penyebaran Korean Wave ke wilayah lain di dunia ini yang paling tampak terlihat di kalangan remaja dan dewasa muda di Commonwealth of Independent States, Amerika Latin, Asia Barat, Afrika Utara, Afrika Selatan, Eropa Tengah, dan Eropa Timur. Pada pergantian abad ke-21, Korea Selatan muncul sebagai eksportir utama budaya populer, menyaingi negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Inggris. The Economist menjuluki budaya pop Korea sebagai trendsetter terkemuka di Asia. Popularitas budaya pop Korea Selatan mendorong pemerintah Korea Selatan untuk menggunakan Korean Wave sebagai alat untuk gerakan soft power serta memfasilitasi hiburan dan sektor kreatif untuk meningkatkan ekspor untuk me­ ningkatkan perekonomian negara serta memenuhi tujuan negara untuk menjadi eksportir terkemuka atas budaya pop dunia. Pemerintah Korea Selatan juga telah membuat komitmen dengan mengalokasikan 1% dari anggaran nasional untuk pengeluaran dalam bentuk subsidi dan pinjaman berbunga rendah dengan meningkatkan industri budaya melalui peluncuran agen kreatif untuk mempromosikan dan memperluas ekspor K-pop untuk mendorong pertumbuhan kreatif dan ekonomi, dan mendirikan lebih banyak jurusan budaya di universitas-universitas untuk memelihara tenaga kerja berbakat yang dibutuhkan untuk mendukung bidang hiburan dan kreatif yang sedang berkembang. Berbagai keberhasilan Korean Wave sebagian merupakan dengan memanfaatkan layanan jejaring sosial dan website video. YouTube telah membantu industri hiburan Korea untuk memperoleh penonton di luar negeri yang dalam jumlah yang cukup besar, di mana ia telah memfasilitasi peningkatan nyata dalam perkembangan global produk hiburan di situs video streaming. Dengan kreatif dan hiburan sektor Korea memasuki jaringan sosial untuk memfasilitasi promosi, distribusi, konsumsi berbagai bentuk hiburan Korea, produk dari Korean Wave, terutama K-pop khususnya, telah mengalami lonjakan popularitas di seluruh dunia di luar Asia sejak pertengahan 2000-an. n Penulis adalah Mahasiswa Sastra Jepang Angkatan 2014 Mahasiswa Berprestasi ke 2 Tingkat Universitas 2016

5

kronik Kurang Matang, KKN Tematik Atambua Dibatalkan Dr Hasrullah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Kuliah Kerja Nyata (UPT KKN) umumkan pem­ batalan KKN Tematik Atambua, Selasa (16/6). Sebanyak 44 mahasiswa pendaftar diarahkan memilih KKN Reguler dan Tematik Sebatik maupun Poso. Sontak hal ini menuai rasa kecewa dari ma­ hasiswa pelamar KKN Atambua, salah satu­ nya Sri Sumeni. Mahasiswa angkatan 2013 ini, awalnya optimis dengan info disetujuinya KKN ini oleh Kemensos, serta kuota sejumlah 20 orang yang akan diberangkatkan. “Hal seperti ini seharusnya sudah diantisipasi dari awal. Ka­ lau memang belum siap, tidak usahlah memberi harapan yang tidak pasti,” keluh Sri saat ditemui di kantor UPT KKN Unhas. Pembatalan ini disebabkan karena koordinasi persiapan bersama Kementrian Sosial masih mi­ nim.UPT KKN sendiri merencanakan KKN Atam­ bua akan diadakan tahun depan. “Untuk tahun ini persiapan untuk KKN ke daerah perbatasan terse­ but masih kurang. Rencananya tahun depan, un­ tuk mengirim mahasiswa ke sana, kesiapan akan lebih dimatangkan,” tegas Hasrullah. n

Innalillah, Ketua UKM Renang Meninggal Dunia NASRUL, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Re­ nang (UKMR) mengalami kecelakaan di Jalan Poros Jeneponto, Senin (27/6) lalu. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Jurusan Budidaya Perairan ini menderita infeksi berat syaraf otak akibat benturan keras di bagian kepala. Pada saat kecelakaan, Nasrul sama sekali tidak merasakan sakit, kecuali memar di badan­ nya. Ia juga sempat memeriksa kesehatanya di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin dan hasilnya pun tidak ada penyakit yang ditemu­ kan, walaupun dokter tidak sempat memeriksa bagian kepala. Seminggu setelah kejadian, Nasrul mera­ sakan sakit kepala yang luar biasa. Sehingga, salah seorang senior dari UKMR berinisiatif menyewa mobil untuk mengantarnya kembali ke kampung halamannya di Pinrang. Sakit yang diderita Nasrul tak kunjung mem­ baik. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Pinrang (RSUD Pinrang). Yamming, Ibunda dari Hasrul melihat kondisi anaknya tak sadarkan diri, lalu membawanya ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo (RSWS) Makas­ sar. Setelah dua hari dirawat di Instalasi Gawat Darurat non Bedah, akhirnya Nasrul sudah siuman walaupun masih merasakan sakit di bagian kepala. Setelah lima hari dirawat di ruang Instalansi Gawat Darurat RS Wahidin Sudirohusodo. Sekitar Subuh pukul 03:40 Wita Sabtu (16/7), Nasrul menghembuskan nafasnya di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo. Sekitar pukul 05:00 Wita, Ketua UKM Re­ nang oni dibawa pulang ke kampung halaman­ nya di Pinrang oleh keluarganya dan bersama teman-temannya dari UKM Renang, UKM Pan­ tun dan mahasiswa dari Jurusan Perikanan. Habibi, kakak Nasrul mengatakan jenazah akan dimakamkan di Pinrang. Sebelum meninggal Almarhum Nasrul sem­ pat memandatkan jabatannya sebagai Ketua UKM Renang kepada A Rahman. “Nasrul sem­ pat memandatkan jabatannya ke saya, dan mengamanahkan untuk menjalankan program kerja dengan baik,” ucap Abdul Rahman. n


6

potret

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Ungkap Protes dengan Coretan Foto-foto dan naskah identitas: Sriwidiah Rosalina Bst DINDING kampus Unhas tidak luput dari core­ tan yang menambah kontras cat tembok. Mi­ salnya tulisan cabut Undang Undang Perguruan Tinggi, tolak liberalisasi pendidikan dan bebera­ pa coretan lainnya tak jarang ditemui ketika melintasi koridor kampus. Hal inilah yang di­ katakan sebagai salah satu perilaku vandalisme dalam kampus. Perilaku tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu wadah untuk menyampaikan aspira­ si. Umumnya coretan-coretan ini berupa protes mahasiswa terhadap birokrasi kampus. Vanda­ lisme ini juga bukan lagi pemandangan asing di luar kampus. Beberapa tempat di Kota Makassar juga terdapat hal serupa. Seperti di Flyover, Ben­ teng Rotterdam dan tempat umum lainnya.n


civitas

identitas NO. 862| TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Tanggungan Baru, Bernama Jaminan Kesehatan Unhas dan BPJS bekerjasama menjamin kesehatan mahasiswa. Tapi, untuk dapat jaminan harus bayar iuran, lalu apa kata mahasiswa.

U

niversitas Hasanuddin bersama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menandata­ ngani nota kesepahaman tentang jaminan kesehatan bagi mahasiswa Unhas, Jumat (27/05). Penandata­ nganan ini dilakukan Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA dengan Kepala Divisi Regional IX BPJS Kesehatan, dr. Mariamah Mkes di Hotel Clarion Makassar. Lewat ker­ jasama ini, mahasiswa Unhas dipas­ tikan mendapat jaminan kesehatan. Kedepannya, dengan adanya ker­ jasama ini, Unhas akan membangun fasilitas kesehatan berupa klinik. Klinik ini nantinya, akan berlokasi di gedung Lembaga Penerbitan Un­ has (Lephas). Selain klinik, maha­ siswa yang menjadi peserta jaminan kesehatan akan dibebankan iuran dengan nominal Rp 25.000 setiap bulannya di luar biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan sasarannya ada­ lah mahasiswa baru tahun ajaran 2016. Menanggapi kerjasama Unhas dengan BPJS, beberapa mahasiswa memberikan tanggapan berbeda. Salah satunya, Achmad Hidayat Ja­ mal. Mahasiswa Fakultas Pertanian ini, setuju dengan kerjasama Unhas dan BPJS. Menurutnya, selama ja­ minan pelayanan kesehatan ini tidak merugikan dirinya sebagai maha­ siswa, kebijakan ini sah-sah saja. Hanya saja, Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian ini memberi­ kan tanggapan berbeda atas iuran jaminan kesehatan di luar UKT “Saya tidak setuju jika harus membayar lagi iuran di luar UKT, karena setau saya, sudah tidak ada lagi pemba­ yaran diluar itu,” tutur mahasiswa angkatan 2014 ini, kamis (28/7). Senada dengan Achmad Hidayat. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ibrahim Amir beranggapan ker­ jasama Unhas dan BPJS merupakan program yang positif untuk maha­ siswa. Menurutnya dengan adanya kerjasama ini mahasiswa akan men­ dapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Mengenai pembayaran iuran diluar UKT, mahasiswa ang­ katan 2015 ini mengaku siap untuk membayar “Saya mau saja memba­ yar iuran ini, tapi harusnya kampus dapat menggratiskan untuk semua mahasiswa” ujarnya, K amis (28/7). Setali tiga uang, Mahasiswa Fakul­ tas Matematika dan Ilmu Penge­ tahuan Alam, Izwar Edhy Pratama mengatakan baginya kerjasama ini tidaklah menjadi masalah jika yang diperbuat kampus tidak menimbul­ kan dampak negatif bagi civitas aka­ demika di Unhas. Mengenai iuran di luar UKT Izwar pun tidak setuju.

“Saya tidak terlalu setuju dengan hal ini, UKT kan dibayar dan tidak ada lagi iuran di luar itu, nyatanya masih membayar, kalau jelas transparansi pengelolaannya mungkin saya akan setuju, ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini, Kamis (28/7). Mendengar kabar kerjasama ini, Salah satu Mahasiswa Fakultas Kese­ hatan Masyarakat Fikra Yana Fika, memberi tanggapan positif. Ia beranggapan program jaminan ke­ sehatan harus didukung. Sebab jika mahasiswa sakit mereka tidak akan kerepotan lagi. Sebagai mahasiswa yang dikenai langsung kebijakan ini, keharusan membayar iuran setiap bulan tidak menjadi masalah. “Iuran itu bisa digunakan untuk mem­ perbanyak fasilitas kesehatan dan penyediaan obat-obatan, sehingga saat mahasiswa sakit akan menda­ pat pelayanan terbaik” ujar maha­ siswa baru angkatan 2016 ini saat diwawancarai, Jumat (5/8). Iuran jaminan kesehatan ini me­ mang ditekankan tidak termasuk dalam UKT. Menurut Wakil Rektor IV, Prof Dr Budu Med Phd SpM(k) UKT tidak bisa menanggung iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

ini “UKT itu kan hanya menanggung biaya-biaya akademik” tegas Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Ino­ vasi , Kamis (28/7). Untuk mensosialisasikan ker­ jasama ini, pihak kampus akan me­ manfaatkan momen Penerimaan Pembinaan Mahasiswa Baru (P2MB), Agustus mendatang. Saat sosialisasi, para mahasiswa baru yang belum memilki kartu BPJS kesehatan akan diarahkan untuk mendaftar. “Itu pun tidak wajib bagi yang sudah punya, yah tidak usah” tegas Dwia (28/7). Bagi yang telah memiliki kartu BPJS, hanya dianjurkan berpindah klinik selama masih berstatus mahasiswa. Kerjasama Unhas-BPJS ini dila­ tarbelakangi program pemerintah untuk menjamin kesehatan seluruh warga negara. Lewat kerjasama ini BPJS menyasar mahasiswa Unhas untuk menjadi peserta jaminan ke­ sehatan nasional (JKN). Selain itu, menurut Rektor Unhas kerjasama ini diterima agar mahasiswa Unhas yang belum memilki Jaminan Kese­ hatan bisa juga mendapat pelayanan kesehatan. “Supaya mahasiswa yang keluarganya tidak memiliki asuransi bisa memilki kemudahan pelayanan dan perlindungan kesehatan,” ujar Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu MA saat ditemui (5/8). n M04/M21/Vit

ILUSTRASI/IRMAYANA

7

koridor Catatan kegiatan Diskusi Buku “Penghancuran Buku dari Masa ke Masa” oleh Unit Kegiatan Menulis Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Bertempat di Pelataran Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Sastra Unhas, Jumat (1/7) lalu.

Penghancuran Buku dalam Sejarah Purba SEJARAH munculnya buku muncul sekitar tahun 4100-3300 SM di Sumeria, Mesopotamia. Pada waktu itu orang-orang belum mengenal istilah buku, namun menamakannya tablet yang terbuat dari tanah liat dan ditulis dengan tulisan paku. Tablet-tablet tersebut berisi catatan ekonomi, katalog flora dan fauna, puisi mantra sihir dan pepatah. Karena terbuat dari tanah liat, tablet tersebut sangat rapuh, bahkan dengan hanya dengan genggaman tangan manusia bisa hancur. Berbeda dengan Timur Tengah di zaman kuno Mesir, buku dikenal dengan istilah papirus terbuat dari tumbuhan alang-alang yang dikeringkan kemudian dijahit sampai panjang sehingga dapat digulung. Papirus ini paling dominan berisi tulisan-tulisan tentang keagamaan, ritual, kedokteran dan sihir. Bahkan pada zaman itu ada yang dikenal dengan papirus ajaib yang dipercaya mampu memberikan kekuatan ajaib bagi orang yang menghafalnya. Begitulah sejarah singkat asal mula ditemukannya buku. Saat itu pula manusia mengenal penghancuran buku. Peris­ tiwa penghancuran buku yang tercatat dalam sejarah pe­ radaban manusia yang dilakukan dari masa ke masa, terjadi paling banyak disebabkan oleh campur tangan manusia. Selain karena campur tangan manusia, hancurnya bukubuku di perpustakaan umum maupun pribadi yang terjadi di Zaman Mesir kuno, disebabkan karena koleksi buku yang tidak diperhatikan sehingga banyak buku yang hancur termakan usia. Beberapa referensi yang ditulis oleh sejarawan menyebutkan bahwa ada beberapa alasan dilakukannya penghancuran buku diantaranya adalah peperangan, perbedaan ideologis, persaingan politik, hingga penghancuran dengan mengatasnamakan agama. Misalnya, pihak Gereja Vatikan yang telah mendominasi kekejian penghancuran buku mengatasnamakan agama. Tindakan pelarangan buku, pembakaran buku, penyiksaan, pengucilan, serta pembunuhan penulis buku, bahkan siapapun yang terlibat dalam penerbitan buku dianggap sesat pada saat itu. Bukan hanya pihak Vatikan, namun Islam pun melakukan hal serupa. Pada Tahun 998 Masehi, pada masa kepe­ mimpinan Raja Al-Mansur, saat itu Ia memerintahkan agar semua buku di perpustakaan Hakam (Spanyol) dihancurkan. Kecuali buku yang dianggap suci oleh umat Islam. Ia juga memerintahkan untuk menyalin seluruh isi Al-Qur’an dan menjalankannya secara fanatik. Beberapa tempat yang menjadi pusat penyimpanan buku, seperti Perpustakaan Alexandria yang terletak di Mesir Selatan, menjadi perpustakaan pertama yang penuh dengan tragedi penghancuran. Meskipun demikian penyebab hancurnya perpustakaan Alexandria sampai saat ini masih belum terpecahkan antara orang Romawi, Kristen atau Islam. Hingga saat ini rupanya belum juga dihentikan pembera­ ngusan buku dilakukan di berbagai kota negara di dunia. Terbukti dengan banyaknya pemberitaan yang diliput oleh media, terkait sensor dan pelarangan peredaran buku-buku tertentu di berbagai perpustakaan dan toko buku. Tindakan membakar buku, pelarangan peredaran buku, sensor, hingga pembunuhan terhadap para penulis buku perlu untuk kita tentang. Karena perbuatan demikian bukanlah solusi, namun tak lain adalah upaya untuk menghapus ingatan manusia tentang kebenaran yang pernah ada dimasa lalu. Perilaku demikian sama halnya menghancurkan peradaban umat manusia dalam hal literasi. Padahal kunci untuk memajukan peradaban suatu bangsa adalah memperbaiki tingkat literasinya, bukan menghancurkan sumber ilmu pengetahuannya. n Andi Ningsi


8

8

identitas NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016 identitas NO. 862| TAHUN XLII| EDISI AKHIR JULI 2016

liputan khusus

Lain Dulu Lain Sekarang Dulu dan kini vandalisme punya ba­ nyak wajah, coret-coret salah satunya.

S

iapa yang tak mengenal Universitas Hasanuddin, kampus yang berdiri gagah di lahan seluas dua ratus hektar ini adalah kampus terbaik se-Indonesia Timur. Maka tidak mengherankan jika keindahan dan kerapian adalah harga mati yang wajib dimiliki. Jangan senang dulu, kenyataanya itu nampak dari luarnya saja. Mari tengok lebih dekat. Tembok di beberapa sudut fakultas menjadi sasaran mahasiswa yang “kreatif” untuk menyalurkan bakatnya. Perilaku jail seperti ini dikenal dengan istilah Vandalisme. Istilah ini merujuk pada Bangsa Vandal yang terkenal dengan kebiasaan merusaknya yang telah mendarah daging. Bangsa Jerman kuno ini memperluas jangkauan wilayah kekuasaannya sampai Spanyol dan Afrika Selatan. Saat ingin menguasai Roma pada Tahun 455 Masehi. Kaum ini menghancurkan karya seni yang ada di Roma. Maka dari itu, vanda­ lisme merujuk pada perilaku kaum tersebut, yaitu menghancurkan dan merusak karya indah secara se­ ngaja. Sama halnya di suatu perguruan tinggi ditemukan coretan dinding sebagai aksi protes mahasiswa. Me­ ngangkat tema vandalisme pada tugas akhirnya, Runi Virnita Mamonto angkat bicara terkait aksi mencoret dinding yang sering dilakukan mahasiswa ini. Bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Ko-

munikasi ini, aksi vandalisme itu relatif. Meski berbekal street artist di Makassar sebagai objek penelitian­ nya, ia menemukan kesamaan antara street artist dengan aksi corat-coret oleh mahasiswa. Yaitu mengungkapkan kegelisahannya yang lalu dituangkan lewat aksi coret dinding. “Kampus bukan hanya milik birokrat, mahasiswa juga berhak atas itu. Mahasiswa berhak mencoret dinding sama halnya birokrat yang mengizinkan merek dagang tertentu terpasang bebas di kampus,” ujarnya saat ditemui, Jumat (3/6). Aksi vandal tidak hanya menyebar di Benua Eropa dan Afrika. Kini aksi yang disinyalir pun serupa dengan aksi suku vandal marak ditemukan di sekitar kita. Pandangan ini datang dari salah satu Dosen Jurusan Sosiologi Unhas Drs Mansyur Radjab MSi. Baginya perilaku vandalisme relatif. Mi­ salnya, saat seseorang membuang sampah sembarangan, ini akan terasa biasa saja jika dilihat oleh masyarakat yang tidak patuh konsep keindahan. Namun tentu saja berbeda pandangannya jika hal itu dilihat oleh masyarakat lainnya. Bisa saja perilaku buang sampah sembara­ ngan masuk kategori vandalisme. Mansyur juga menjelaskan bahwa vandalisme disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagian remaja melakukannya hanya karena iseng belaka dan terpengaruh oleh media luar. Remaja cenderung meniru meskipun dia tahu bahwa tidak semua yang ditiru tersebut sesuai dengan nilai-nilai kehidupan sosial dimana

ia berada. Faktor lain berasal dari lingkungan keluarga. Misalnya yang bersangkutan itu merasa kurang mendapat apresiasi dari orang terdekat, apalagi keluarga. Misalnya, jika pendapatnya yang tidak dihargai, tidak pernah diajak untuk berkomunikasi dalam hal yang berkaitan dengan masalahmasalah rumah tangga. Sehingga ia melakukan aksi vandalisme sebagai bentuk pernyataan ekspresi ketidaksenangannya. Hal inilah yang diterapkan beberapa mahasiswa lewat coretan dinding. Mansyur menganggap vandalisme yang dilakukan mahasiswa ialah untuk menyatakan ketidaksenangannya terhadap sesuatu. Ia tak terlalu mempermasalahkan hal ini. Namun sesuai peraturan akademik, akan ada sanksi teguran kepada mahasiswa yang ditemukan melakukan hal itu. Demi menghindari aksi ini, Man­ syur berpesan kepada lembaga mahasiswa untuk meningkatkan perannya dalam mewadahi aspirasi anggotanya. Begitupun dengan birokrat harus mampu mewadahi aspirasi mahasiswa. n

Tim Lipsus: Koord. Lipsus: Devika Saputri

Anggota:

Irmayana Rahima Rahman IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST

bundel mEdisi Akhir Juli 1993

Panorama Unhas Terancam Limbah Berbahaya

ISU tercemarnya danau buatan Unhas oleh limbah rumah sakit, kini telah diketahui oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup, Ir Sar­ wono Kusumaatmadja. Hal tersebut bermula dari dibangunnya pembuangan limbah Rumah Sakit Umum Ujung Pandang yang diarahkan tepat ke mulut danau Unhas. Ir Sarwono Kusumaatmadja mengatakan kepada sivitas aka­ demika Unhas, bahwa ia terima sejumlah mahasiswa dan warta­ wan yang memberitakan bakal tercemarnya danau yang luasnya sekitar tiga hektar. Menteri itu juga mengatakan bahwa limbah rumah sakit berba­ haya bagi danau Unhas, setelah dijelaskan bahwa danau buatan tersebut sangat berguna bagi mahasiswa dan masyarakat. biasa­ nya dijadikan arena pelatihan kegiatan kemahasiswaan. Ia berjanji akan menangani kasus tersebut dengan mengirim tim untuk memeriksa keadaan di sekitar, walaupun telah disedia­ kan sarana pengelolaan limbah berbahaya. “Saya yakin, itu su­ dah dibuat dengan perencanaan yang baik, tapi nanti saya kirim tim ke sini,” ungkapnya, Senin (26/7). Pembantu Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Solihin Wirasugena menekankan, lingkungan hidup memiliki skop yang sangat luas sehingga penanganannya harus dilakukan secara lintas sektoral. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan sekarang adalah bagaimana mengintegrasikan lingkungan. Karena itu, menteri itu juga berpesan kepada Pusat Studi Lingkungan (PSL) Un­ has agar dapat menjadi sumber inspirasi bagi kajian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan program pembangunan yang berwawasan lingkungan, baik bagi kebutuhan daerah maupun nasional. n

mEdisi Akhir Juli 2003

Jurusan Baru Tanpa Kesiapan

DEWASA ini, media massa seakan berlomba menampilkan ta­ yangan kriminal. Diantaranya penyalahgunaan narkotika, perbuatan asusila, penipuan, korupsi serta perbuatan melanggar hukum lain­ nya. Berangkat dari maraknya perilaku melanggar itu, Universitas Indonesia (UI) membuka jurusan kriminologi. Tak hanya UI, Uni­ versitas Gadja Madah (UGM) juga memiliki program studi krimi­ nologi yang dibawahi oleh jurusan sosilogi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas juga mera­ sa tertantang dengan tindakan kriminal yang semakin marak ter­ jadi di kalangan masyarakat. Menurut Ketua Jurusan Sosiologi, Drs HM Asmaun Azis MA masalah kriminal banyak terjadi dalam perkembangan masyarakat terutama di wilayah perkotaan. Sekretaris Jurusan Sosiologi, Drs Rahman Saeni Msi me­ ngungkapkan ide awalnya tentang pengembangan jurusan. Ar­ tinya kriminologi akan menjadi konsentrasi baru. Mahasiswa pun akan direkrut dari lulusan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) 2003. Tak hanya menawarkan program reguler, namun juga non reguler. Jalur ini juga hanya disediakan bagi anggota Polri. Jalur kerja sama ini juga akan memprioritaskan yang telah memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun dan lulusan seleksi tim evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB). Rencana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini masih dalam tahap sosialisasi serta pengurusan administrasi, serta belum ada penyampaian ke pihak universitas. Apalagi, Dekan FISIP, Prof Dr Hafid Cangara belum merestuinya. Tak hanya persoalan administrasi, tenaga pengajarnya juga masih kurang. Padahal dalam brosur tercantum berbagai nama dosen dari beberapa fakultas sosial. Lantas yang menjadi per­ tanyaan adalah mengapa pihak jurusan sosiologi berani menge­ luarkan brosur sosialisasi sedangkan urusannya belum kelar. n


liputan liputan khusus khusus

identitas identitas identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

NO. 842| TAHUN XLI| EDISI AKHIR AGUSTUS 2015 NO. 862| TAHUN XLI| EDISI AKHIR JULI 2016

9

9

koridor Sinrilik Tak Lagi Dilirik Catatan Seminar Antarbangsa Arkeologi, Sejarah, Budaya dan bahasa di Alam Melayu oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasa­ nuddin, bekerjasama dengan Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATM-UKM) serta Kum­ pulan Penyelidikan Kebudayaan, Kesenian dan Warisan (ATMA) dan Ikatan Ahli Arkeolo­ gi Malaysia (IAAM) dengan tema “Revitalisa­ si Nilai-Nilai Arkeologi, Sejarah, Budaya dan Bahasa di Alam Melayu Melalui Riset Multi­ disipliner.” Bertempat di Condotel Karebosi, Selasa-Rabu (26-27/7).

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST

Biar Tulisan Berbicara Lantangkan suaramu lewat aksi turun ke jalan. Itu dulu, kini lantangkan sua­ ramu lewat coretan. Inikah model aksi saat ini?

M

ahasiswa. Berbeda de­ ngan siswa, Ia yang pun­ ya julukan ‘maha’ identik dengan kebesarannya. Sejarah telah mencatat, mulai dari pemberontakan terhadap penjajah, munculnya kesadaran kebangkitan nasional, perebutan kemerdekaan hingga runtuhnya orde baru, maha­ siswa ada di garis terdepan. Pun hingga sekarang mahasiswa masih berada di garda terdepan me­ ngawasi kebijakan para pemangku kebijakan. Hal sama terjadi pada ma­ hasiswa di Kampus Merah. Pemim­ pin lembaga masih aktif mengawal kebijakan birokrat. Hanya saja, ada yang berbeda de­ ngan penyampaian aspirasi maha­ siswa belakangan ini. Bila dahulu ma­ hasiswa sering berorasi dan aksi turun kejalan. Kini lain lagi, beberapa justru lebih senang jika aspirasinya disalur­ kan lewat corat-coret di dinding. Permasalahan yang kemudian muncul adalah aksi oleh beberapa oknum ini justru semakin menu­ runkan citra mahasiswa. Hal inilah yang diungkapkan oleh Ketua Badan Eksekutif PC Sylva Ke­ hutanan Unhas Robiul Hardika. Ia menjelaskan bahwa saat ini aspirasi mahasiswa kurang ditanggapi oleh pihak birokrat. Alhasil aksi vanda­ lisme dianggap cara yang paling jitu untuk menarik perhatian birokrat.

Hanya saja baginya, mahasiswa per­ lu lebih berhati-hati, jangan sampai pandangan birokrat terhadap maha­ siswa justeru lebih buruk lagi. “Kalau masalah corat-coret, se­ baiknya cara itu digunakan sebagai langkah akhir ketika suara maha­ siswa memang sudah tidak didengar lagi,” ucapnya, Rabu,(3/8). Ketua Senat Fakultas Teknik, Fuji­ anto Manati mengatakan hal serupa. Baginya, aksi corat-coret justru tidak terlalu menuai hasil. Ada baiknya jika mahasiswa melakukan aksi mas­ sa atau pun bicara empat mata de­ ngan pihak birokrat. “Melakukan aksi massa ataupun bicara empat mata dengan pihak bi­ rokrasi mungkin adalah cara yang lebih bijak, daripada aksi mencorat coret dinding kampus,” ucap lelaki yang akrab disapa Fuji ini, Sabtu(7/8). Pendapat lain datang dari Andi Asda Lisdawati, Pengurus Senat Ke­ luarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Ke­ lautan dan Perikanan Unhas ini tidak setuju dengan kegiatan yang meru­ sak keindahan tersebut. Baginya aksi ini selain merusak keindahan juga menganggu fasilitas kampus. “Mahasiswa adalah orang terpela­ jar, sebaiknya cara tersebut dapat dihindari walaupun beberapa maha­ siswa menganggapnya itu baik, tapi bagi saya pribadi itu tetap tidak baik,” tegas Asda, Rabu (3/8).

Ketua BEM Fakultas Kedokteran Gigi Muh. Farid Ma’ruf menganggap aksi corat-coret yang dilakukan oleh mahasiswa boleh dikatakan sebagai bentuk karya seni. Namun tidak di­ salurkan dengan baik. Selain itu, baginya aksi ini adalah bentuk perlawanan. Meski merusak dari segi estetika, namun aksi ini adalah salah satu cara untuk me­ narik perhatian birokrat. “Seharus­ nya mereka diwadahi untuk me­ nyalurkan aspirasi dan kreatifitasnya de­ ngan baik dan pada tempatnya,” harap Farid, Minggu(7/8). Ihwal banyaknya coretan di din­ ding kampus memang menarik per­ hatian. Tidak hanya perhatian ma­ hasiswa lain, terlebih bagi pemangku jabatan sebagai objek yang dikritik. Hal inilah yang dijelaskan oleh Drs Mansyur Radjab Msi selaku sosiolog. baginya aksi ini adalah untuk menya­ takan protes terhadap suatu hal. “Aksi ini terjadi bukan karena tidak ada ruang untuk menyatakan penda­ pat melainkan hal ini dianggap mam­ pu memacing pihak tertentu agar memberi perhatian dan mendengar­ kan pendapat,” ucapnya, Senin (20/6). Semakin banyak jenis aksi yang dilakukan mahasiswa bisa jadi mem­ buka jalan semakin banyaknya aspi­ rasi mereka didengar, namun jika hal ini kemudian justru merusak nilai estetika dan fasilitas kampus, yang pembiayaannya datang kantong ma­ hasiswa sendiri, akankah aksi ini te­ rus dilakukan? n

KESENIAN yang sangat populer pada zamannya, Sinrilik, selain digunakan masyarakat sebagai sarana hiburan, juga saat memperkenalkan kearifan budaya lokal masyarakat. Seiring berjalannya waktu, sinrilik tak lagi dilirik. Minat masyarakat semakin menurun karena pengaruh perkembangan teknologi dan informasi. Sinrilik berkembang pada abad XVII ketika Kerajaan Gowa berada pada puncak kejaannya menurut Mappaseleng Dg Maggaoe. Seni pertunjukan sinrilik pada masyarakat mulai dikenal pada masa pemerintahan raja Gowa X Tunipallangga Ulaweng (1546-1565). Tunipallangga Ulaweng raja yang sangat terkenal karena kepandaiannya dalam berbagai hal. Dalam beberapa pendapat menjelaskan bahwa sinrilik adalah sebuah cerita orang-orang terdahulu yang tersusun secara puitis, berirama yang diceritakan oleh seorang yang ahli yang disebut pasinrilik. Seorang pasinrilik biasanya menggunakan alat musik kesok-kesok sebagai pengiring. Alat musik kesok-kesok dimainkan dengan cara menggesek, memiliki nada yang khas. Biasanya diberi ritmik dan nada oleh irama atau bunyi. Pada zaman dahulu, sinrilik digunakan sebagai media untuk membangkitkan semangat masyarakat. Disamping sebagai alat mendidik untuk berjiwa berani, jujur, dan berbudi luhur. Karena para pasinrilik kerap membawakan cerita perjuangan, kepahlawanan, dan keberanian orang-orang terdahulu. Adapun cerita sinrilik yang masih sempat populer dite­ ngah perkembangan zaman ialah Kappalak Tallumbatua, I Datumuseng, I Tolok Daeng Magassing, I Makdik Daeng Rimakka, Jayalangkara, I Manakku Cakdi-Cakdi. Tetapi sinrilik tidak sepopular dulu lagi, kini hanya digunakan sebagai hiburan masyarakat saja. Dua cara masyarakat menyampaikan cerita sinrilik. Pertama menggunakan alat musik dikenal dengan nama Sinrilik bosi timurung. Kedua, penceritaan yang memakai alat musik, lebih dikenal dengan sinrilik pakesok-kesok. Sinrilik dengan metode ini lebih populer dibandingkan sinrilik bosi timurung. Sehingga tidak heran kalau masyarakat lebih mengenalnya dibanding yang lain. Apresiasi masyarakat kini dengan sinrilik pun tidak seperti dulu lagi. Pada zaman dahulu sangat apresiatif dengan sinrilik pada saat hajatan, sunatan, sehabis panen, dan pembuatan rumah. Kini masyarakat Makassar sudah lebih memilih menyewa orkes, organ tunggal maupun elekton. Peranan pemerintah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap sastra lisan sinrilik sangat diperlukan. Kurangnya masyarakat yang mau duduk bersama menikmati indahnya irama sinrilik kini semakin berkurang. Dalam kondisi kehidupan sastra lisan, pencerita memiliki tempat yang paling penting untuk menyampaikan isi cerita yang akan dibawakan. Tanpa proses pencitraan sastra lisan akan hilang ditelan oleh zaman. Kondisi pasinrilik saat ini tidak jauh berbeda dengan kondisi sinrilik itu sendiri. Pasinrilik semakin jarang bahkan agak sukar untuk dijumpai lagi pada masyarakat suku Makassar. n Rahima Rahman


10

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Kuliah Lapang Berjalan, Meski Tak Dianggarkan Tidak adanya anggaran sebelum kegiatan praktek lapang. Mengakibatkan, beberapa fakultas menetapkan kontribusi untuk para praktikan.

kegiatan yang mulanya direncanakan di Kebun Raya Enrekang, dilakukan di Unhas saja. Sama halnya, di Jurusan Geofisika elajar bisa dimana-mana, gantian biaya separuh dari biaya yang terdapat mata kuliah seperti tidak hanya didalam ruangan yang mahasiswa keluarkan. Namun, Endapan Mineral, pun dapat dilakukan di luar empat bulan berjalan, belum ada ku- Geomorfologi, ruangan. Pada hakikatnya curan uang dari fakultas. “Padahal Geodinamika, Geologi Struktur, dan kuliah lapangan adalah implementasi biasanya selalu dikembalikan sepa- Geologi Dasar. Kontribusi praktikan dari teori yang diperoleh di dalam ke- ruh uangnya. Tapi, sekarang masih ditetapkan juga praktek lapang mata las. Beberapa mata kuliah pun mewa- menunggu karena sudah dijanji,” ujar kuliah ini. Namun, menurut Asisten jibkan diadakannya kuliah lapangan. mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Geologi Dasar, Iqbal tidak ada uang Naasnya penganggaran dana prak- Pertanian angkatan 2014, Budi saat pengganti dari birokrat terkait kuliah lapang. “Cuman, pernah dapat anggatikum yang tidak jelas dari univer- dikonfirmasi, Senin (8/8). sitas menjadi permasalahan bagi Beberapa praktikan di Fakultas ran praktikum melalui jalur proposal. praktek lapangan yang dilakukan Matematika dan Ilmu Pengetahun Namun, itu pun tidak seberapa,” ujar di beberapa mata kuliah. Sehingga, Alam (FMIPA) menjadi korban janji mahasiswa angkatan 2013 ini, Rabu ditetapkanlah kontribusi bagi peser- palsu pihak birokrat. Seperti pada (09/03). Lain halnya, Jurusan Budidaya Ta­ ta guna memenuhi biaya transpor- mata kuliah Biologi Laut, Geomorfo­ tasi, konsumsi, maupun penginapan. logi, Endapan Mineral, Geologi Struk- naman mata kuliah Agroklimatologi Meski dilakukan atas kesepakatan tur, dan Fitopatologi. Menurut ketua serta Budidaya Tanaman Pangan dan bersama, namun hal yang terasa gan- kelas mata kuliah Fitopatologi, Syam­ Hortikultura di Pinrang bulan Maret Dimana, penentuan jumlah jil tentunya, mengingat mahasiswa sul Bahri, kegiatan praktek la­­ pang Lalu. yang kini berangkat kuliah lapangan di Malino yang berlangsung selama kontribusi praktikan ditentukan oleh adalah mahasiswa yang biaya prak- tiga hari, Sabtu-Senin (27-28/02) ini dosen mata kuliah. Hal ini sempat tek lapangnya ditanggung oleh Uang tidak ada anggaran dari fakultas, mendapatkan protes dari para praktiKuliah Tunggal. sehingga ditetapkan kontribusi un- kan terkait besarnya biaya yang harus Hal inilah yang dirasakan oleh tuk praktikan guna memenuhi biaya mereka keluarkan sebesar 235000 praktikan praktek lapang terpadu transportasi, konsumsi, dan pengina- rupiah. Sehingga, kegiatan ini sempat pada mata kuliah Manajemen pan. “Kami dijanjikan oleh birokrat akan dibatalkan. Namun, menurut Presiden Badan Produksi, Ekologi, dan Pemberdayaan fakultas akan adanya uang pengMasyarakat yang dilaksanakan di ganti,” ujarnya, Rabu (09/03). Namun, Eksekutif Mahasiswa, Irwan Gunawan Sidrap bulan April lalu. Angkatan itu hanya janji, sampai sekarang tak persiapannya sudah matang dan do­ 2013, 2014, dan 2015 yang ikut seba- sepeser pun biaya praktek dari pihak sen-dosen sudah ada di lapangan. Sehingga, ia berupaya membicarakan gai praktikan dikenakan biaya prak- birokrat fakultas. tikum sebesar 250000 rupiah per Mahasiswa angkatan 2013 ini masalah ini dengan pihak birokrat orang. Nominal ini guna menutupi menyatakan dikarenakan biaya yang fakultas. Penggantian biaya transbiaya penginapan dan konsumsi. terlalu besar untuk kuliah lapang portasi oleh pihak fakultas setelah Para praktikan dijanjikan oleh dan tidak ada anggaran dari fakultas praktikum pun menjadi jalan keluar pihak birokrat fakultas adanya peng- maupun universitas, mengakibatkan dari masalah ini. “Jumlah penggantinya sesuai kesepakatan praktikan yang berangkat yaitu angkatan 2014,” ujarnya, Senin (07/03). Akhirnya, setelah sekitar dua bulan menunggu, pihak Jurusan Budidaya Tanaman memberikan 100000 rupiah kepada masing-masing 150 praktikan. Melihat permasalahan ini, Wakil Dekan II Fakultas Pertanian, Dr Ir Andi Nasruddin, MSc membenarkan bahwa memang yang dibiayai ha­ nya transportasi. Namun, anggaran disalurkan setelah praktek lapang. “Terkait, praktek lapang terpadu kemarin, uang pengganti sementara ialah dana fakultas karena anggaran dari birokrat belum cair. Hal ini dikarenakan proses administrasi yang panjang.” Ujarnya, Senin (14/03). Menanggapai hal ini, Wakil Rektor II, Prof Dr Muhammad Ali, SE MS beranggapan bahwa dana praktikum dianggarkan dari awal semester. Besar anggarannya berdasarkan perencanaan yang diajukan oleh tiap fakultas. Sehingga, jika ada fenomena mahasiswa membayar untuk kegiatan praktek lapang. “Itu berarti fakultas yang tidak menganggarkan.” Ujar­ nya, Jum’at (18/03). Kemudian, me­ nurutnya istilah hanya transportasi yang dibiayai itu diatur oleh fakultas masing-masing. n IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST (Sih/Vit) Bahan Praktikum: Dua mahasiswa Fakultas MIPA memetik bunga bungur sebagai bahan prak-

B

teknya di sela-sela gebung perpustakaan Unhas, Rabu (16/3).

civitas akademika Kaya dengan Menulis NOVEL, siapa yang tak kenal de­ ngan karya fiksi yang satu ini? Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang artinya sebuah kisah atau sepotong cerita. Biasa juga di artikan sebagai cerita panjang yang ditulis dalam satu buku dan biasanya terbagi menjadi beberapa bagian. Salah satu novelis Amerika yang terkenal pada abad ke 19 ialah Samuel Langhorne Clemens. Ia lebih akrab disapa Mark Twain. Lahir di Florida, Missouri pada 30 November 1835. Mark Twain adalah anak ke enam dari pasangan John Marshall dan Jane Lampton Clemens. Mark Twain sebenarnya nama pena dari Samuel sendiri yang menggambarkan kondisi sungai percontohan navigasi yang aman. Ia bersekolah di sekolah swasta Hannibal. Namun sejak ia menginjak usia 12 tahun, ayahnya me­ ninggal dunia pada 1847. Ia kemudian memutuskan untuk berhenti sekolah dan memilih bekerja sebagai magang di sebuah toko percetakan jurnal Hannibal. Selama magang, ia merasa jenuh dalam perdagangan surat kabar dan akhirnya naik menjadi editor. Setelah beberapa tahun tinggal di Hannibal, ia pindah ke St Louis pada tahun 1853. Disana ia bekerja sebagai juru cetak di suatu percetakan. Tak hanya itu, ia juga beralih men­ jadi wartawan dan akhirnya berpindah-pindah tempat tinggal. Seiring dengan itu, ia mulai mengirimkan tulisan-tulisannya ke berbagai koran dan majalah. Dalam pengembaraannya, Twain beralih profesi menjadi pemandu sungai, yang merupakan cita-citanya sejak kecil. Tak hanya bekerja sebagai pilot sungai, twain juga mengabdi pada pasukan konfederasi dan sempat ikut usaha tambang, namun tidak berhasil. Dan akhirnya kembali menjadi reporter di koran The Virginia City Territorial Enterprise. Pada tahun 1863, untuk pertama kalinya ia menggunakan nama pena sebagai Mark Twain. Tulisan profesional per­ tamanya “Jim Smiley and His Jumping Frog” diterbitkan di ko­ ran The New York Saturday Press pada 18 November 1863. Bermula dari tulisan tersebut, ia semakin produktif meng­ hasilkan karya-karyanya. Banyak orang yang menyukai karya Twain. Dengan gaya tulisan yang unik, lucu dan berkarakter dapat menarik banyak pembaca. Selain itu juga melahirkan catatan perjalanan di surat kabar dan majalah; The Sacra­ mento Union, Harper’s Magazine, dan The Alta California. Sedangkan pada tahun 1869 ia menerbitkan buku pertama­ nya yang berjudul “The Celebrated Frog Of Calaveras Country” yang merupakan sebuah kumpulan prosa yang dibalut humor. Pada tahun yang sama, ia juga menerbitkan catatan perjalanan­ nya ke dalam bukunya yang berjudul “Innocents Abroad”. De­ ngan berbagai tulisannya, ia semakin memantapkan namanya pada jajaran para penulis. Pada tahun 1869 Mark Twain menjadi pemilik koran The Buffalo Express. Ia juga banyak mengisi kolom atau rubrik lain di koran The Galaxy. Selain itu, ia juga menulis buku karyanya yang lain untuk dijual. Hasil dari Penjualan buku tersebut membuatnya kaya raya. Seiring berjalannya waktu ia bertemu dengan Olivia Langdon dan menikahinya pada 2 Februari 1870. Pada ta­ hun yang sama, putra pertamanya Langdon Clemens lahir prematur. Setelah kelahiran anak pertamanya, ia mengalami kebangkrutan dan melahirkan anak keduanya. Namun sa­ yangnya, anak pertamanya meninggal akibat penyakit difteri. Twain kemudian memulai kembali karirnya. Ia menulis Novel terbaru yang berjudul The Age Gilded yang berkolaborasi dengan Charles Dudley Warner. Novel tersebut diterbitkan pada tahun 1873. Setelah menulis novel The Age Gilded, Twain mempe­ roleh keberhasilan yang meluas. Popularitasnya melonjak dengan publikasi dari The Adventures of Tom Sawyer pada tahun 1876, sehingga Twain dianggap sebagai salah satu penulis terbesar dalam karakter komunitas sastra. Twain meninggal pada tanggal 21 April 1910 lalu. Semasa hidupnya, ia menjadi sastrawan yang terkenal dan dihormati oleh Yale, University of Missouri, dan Oxford dengan gelar sastra. Dari setiap penulis Amerika klasik lainnya, Mark Twain dipandang sebagai penulis fenomenal. n Disadur dari berbagai sumber Ayu Lestari


rampai

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

11

Tetap Eksis dengan Menulis Menulislah, maka kamu ada.

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST

KURANG lebih itulah yang dikatakan Socrates salah saru filsuf Yunani yang terkenal. Di Universitas Hasanuddin sendiri, terdapat beberapa lembaga kemahasiswan di bidang menulis. Salah satu yang kembali terdengar gaungnya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menulis yang ada di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Organisasi yang dulunya bernama UKMM ini, terbentuk pada 2 Mei 2006. Pemrakarsanya mahasiswa angkatan 2001 yakni Muhammad Kamil, Muzakkir, Mansyur Rahim, Ilham Sanrego, Suriana, Muhammad Hatta B, Tislam Maskur dan Hazis. Mereka berasal dari berbagai jurusan yang ada di fakultas ini. Wadah mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menulis, menjadi salah satu alasan dibentuknya UKM tersebut. Tak hanya itu, organisasi ini pun berupaya untuk meningkatkan kembali minat mahasiswa di bidang literasi. “Dengan terbentuknya lembaga ini, diharapkan aktifitas literasi antar mahasiswa lingkup FIB bisa lebih aktif dilakukan,” tutur Abdulmunib S Almuthahhari, selaku ketua UKM Menulis, Jumat (1/7). Pada awal terbentuknya, UKM ini aktif melakukan diskusi rutin dengan para angotanya. Namun sayangnya hal itu tak berlangsung lama. Organisasi fakultas ini, sempat dua kali vakum pada 2007-2008 dan 2013-2016, karena minimnya minat mahasiswa untuk bergabung. Dari awal terbentuk, jumlah anggota UKM Menulis ini tercatat sebanyak 107 orang. Periode 2016, para pengurusnya ada 14 orang. Struktur organisasinya terdiri dari Ketua, Sekertaris, Bendahara, Koordinator Divisi. Divisinya terbagi

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST

menjadi tiga. Ada Litbang, Kesekretariatan dan Kepustakaan. Pembagian tugas keredaksian berjalan sesuai struktur organisasi yang sudah diatur. Hasil redaksi UKM ini berupa buletin

dan selebaran. Selain itu, para anggota pun aktif mengisi rubrik di majalah dinding Titik Dua. Sebagai salah satu bentuk penyampaian informasi kepada sivitas akademika FIB Unhas. Sejak awal terbentuknya, buletin yang diterbitkan rutin tiap bulannya dinamai Janin. Namun pada 2007, namanya berubah menjadi Kareba dan digunakan hingga saat ini. Isi rubriknya terdiri dari Sastraisme (Esai), Opini, Berita Utama, Sosok/Tokoh, Catatan Perjalan (Oase/Refleksi), Resensi (Buku/Film), dan Cerpen. Selain menerbitkan buletin tiap bulannya, juga menerbitkan berupa selebaran mingguan. Perbedaan mendasar pada konten berita yang disajikan pada dua terbitan yang bereda yakni gaya penulisannya. “Terkhusus untuk terbitan bulanan, disajikan dalam bentuk feature news. Sedangkan untuk selebaran mingguan disajikan dalam bentuk straight news,” jelas Munib.

Tiap terbitan menyajikan berita-berita terkait dengan kegiatan lembaga kemasiswaan serta kegiatan birokrasi lingkup FIB. Seperti, kegiatan diskusi lembaga mahasiswa tiap Himpunan Jurusan maupun kegiatan Lembaga Badan Eksekutif. Saat ini, UKM dibawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa FIB ini akan terus berupaya mempertahankan eksistensinya. Tiap periode kepengurusan, akan diselenggarakan perekrutan anggota. Sehingga halangan yang selama ini yang menjadi pemicu vakumnya lembaga tersebut dapat diminimalkan. “Semoga kedepannya kegiatan diskusi dan literasi bisa ditingkatkan. Kami pun masih mengharapkan kritik dan saran dari para senior untuk kemajuan UKM Menulisku,” harap mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2014 ini. n Sriwidiah Rosalina Bst IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST


12

resensi

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Menelaah Kenangan Dunia Tak Lagi Ruwet “Aku ingin pembaca merasa santai dalam menelusuri sejarah, dan aku berjanji tidak akan memberi ujian atas apa yang mereka baca.” Ernst H Gombrich SEJAK duduk di bangku sekolah, beberapa siswa tak menyukai mata pelajaran ini yaitu sejarah. Menghafal waktu, tempat, dan nama tokoh suatu hal yang menjemu­ kan buat mereka. Materi yang ba­nyak dan penjelasan deskripsi yang rumit membuat mereka jenuh untuk membacanya. Keter­ paksaan membaca pun ia rasakan dikare­ nakan harus ujian keesokan harinya, wa­ laupun pada akhirnya mereka lupa juga. Ernst H Gombrich membawa solusi de­ ngan karyanya yang berjudul Sejarah Du­ nia untuk Pembaca Muda. Lelaki kelahi­ ran 1909 ini mampu menyulap lebih dari 5000 tahun sejarah kedalam sebuah buku setebal 368 halaman. Ahli sejarah seni rupa dan ilmu pur­ bakala ini mampu membawa kita merasa­ kan kejadian 5100 tahun yang lalu, dimana sebuah negara bagian Afrika tepi sungai Nil yakni Mesir. Ketika itu 100.000 pekerja raja menerima segala siksaan dari pe­ ngawas raja untuk membangun monumen makam sang Raja Coeps, itulah Piramida. Ya, berbicara tentang Mesir kita tentu tak lupa juga dengan mayat yang diawet­ kan dan dibalut dengan kain yang sangat panjang lalu disimpan dalam peti batu yang disebut sarkofagus, itulah mumi. Cara penyimpanan mayat ini bukannya tak beralasan, kepercayaan mereka yang kuat terhadap arwah orang mati akan menderita bila bekas raganya lapuk men­ jadi tanah, maka terbesitlah di pikiran mereka untuk melakukan hal demikian. Itu sepenggal kisah kejayaan Mesir Kuno. Nah, bagaimana negeri ini akhir­ nya bisa runtuh setelah berdiri selama 3000 tahun. Hal ini diceritakan Gombrich dalam bab-bab selanjutnya. Persia, bang­ sa inilah yang berhasil menghancurkan kerajaan Mesir dibawah kepemimpinan

Kambises. Kemudian, pertanyaan selanjutnya ialah seberapa besar dan kuat itu Persia? Awalnya, selama bertahun-tahun negara yang terletak di bagian Asia sebelah utara perbatasan Mesopotamia ini, bangsa yang lemah nan tertindas. Keadaan memuak­ kan ini berakhir ketika pemimpin mereka Kiros yang tak lain Ayahanda Kambises menjabat. Manusia bijaksana dan berani ini mampu menaklukkan suku bangsa Sumeria, Babilonia dan Asyur yang ber­ mukim di Mesopotamia. Bangsa Persia yang kecil itu pun hampir menjadi pe­ nguasa dunia. Ya, nyaris karena belum mampu menduduki Yunani. Lari maraton yang kerap kali menjadi ajang pertandingan di zaman sekarang ternyata berasal dari pertempuran Persia dan Yunani. Kisah ini bermula ketika se­ orang utusan pimpinan pasukan Athena, negara induk bagi orang Yunani Panglima Maltiades berlari begitu cepat dan be­ gitu jauh dari Marathon ke Athena, guna menyampaikan pesan ke penduduk Athe­ na agar bersiap siaga melawan serangan orang Persia. Hingga akhirnya, pertem­ puran ini dimenangkan Athena dan utu­ san panglima tersebut meninggal dunia. Berbicara tentang Yunani tidak akan ada habisnya, ilmu pengetahuan yang ada sekarang banyak dari kisah orangorang Yunani. Contohnya, rakyat yang berkumpul untuk pemungutan suara dalam memutuskan sesuatu yang seka­ rang kita kenal sebagai kekuasaan rakyat atau demokrasi bermula dari aturan yang dikeluarkan bangsawan Yunani bernama Solon. Hingga pada akhirnya, ilmu politik

Judul Buku Penulis Penerbit Tahun Terbit Tebal

terus berkembang disini. Orang Yunani memang pantas dikata­ kan mahir dalam segala hal. Kegemaran­ nya mengadakan pertandingan olahraga, sekarang dikenal sebagai Olimpiade. Se­ lain itu, kebolehannya berfikir dalam me­ mecahkan masalah yang dikenal filsafat. Dalam hal kesenian pun tak ketinggalan, seni lukis dan pentas pun ia lahap. Jadi, tak heran bahwa para ahli dari segala ilmu berasal dari orang Yunani. Salah sa­ tunya yaitu filsuf Yunani bernama Aristo­ teles. Guru salah satu pemimpin Yunani Iskandar ini hampir kita dengar diberba­ gai mata pelajaran ketika duduk di bang­ ku sekolah, entah di Biologi, Pendidikan Kewarganegaraan maupun Kesenian. Berbicara tentang sejarah memang tidak akan ada habisnya, buku yang dalam bahasa Jerman berjudul Eine Kurze Welgeschichte ini selanjutnya membawa kita merasakan kepiawaian Iskandar Zulkarnain dalam merebut satu wilayah ke wilayah yang lain. Lelaki yang se­ring mengenakan baju zirah dan topi baja ini mampu menaklukkanYunani, Mesir, Fenisia kini Palestina, Babilonia, Asyuria, Asia Kecil, dan Persia. Peperangan untuk menguasai suatu wilayah, saling membunuh memang suatu hal yang wajar pada zaman dahulu kala. Hal ini tak lain untuk mewujudkan keam­

: Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda : Ernst H. Gombrich : Marjin kiri : November 2015 : xxii + 368 halaman

bisiusan mereka menjadi penguasa dunia. Siapa yang berkuasa, ialah yang dipuja. Cerita diatas hanya segelintir kisah yang dipaparkan si penulis lulusan Universitas Wina, German ini. Kenagan lain datang dari kisah Sang Pangeran Gautama dalam usia muda, rambutnya yang masih hi­ tam rela menyiksa diri dan menyendiri di hutan untuk menemukan ketenangan, hingga akhirnya mendapatkan ilham, ke­ mudian dijuluki sebagai Budha. Pegawai negeri dan guru bernama Kong­huchu di Negeri Cina yang menjun­ jung nilai sopan santun, dan memiliki beberapa pengikut, kini menjadi Agama Konghuchu. Lain keyakinan, Islam juga ikut andil dalam buku yang diterjemah­ kan kedalam Bahasa Indonesia oleh Eli­ sabeth Soeprapto dan Hastrich ini. Hijrah dari Mekkah ke Madinah sang Nabi Mu­ hammad dalam menyebarluaskan aga­ manya begitu tampak dirasakan ketika membaca buku ini. Masih banyak cerita di buku ini yang menarik untuk dibaca dan menjadi refe­ rensi bagi kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik kedepannya. Gombrich pun menutup bab dalam bukunya de­ ngan kisah sejarah dunia yang ia rasakan sendiri yaitu ketika Perang Dunia I, yang ia alami ketika berumur sembilan tahun. Kelebihan dari buku ini yaitu gaya penyampaian yang sederhana, mudah dimengerti oleh pembaca. Penulis menyu­ lap buku sejarah yang membosankan menjadi sesuatu yang enak dibaca. Kita seolah-olah dibawa merasakan perang dahsyat alias perang tiga puluh tahun antara Protestan dan Katolik. Setelah membaca buku ini, mempela­ jari sejarah bukan sesuatu hal yang rumit lagi. Sehingga, buku ini sangat direkomen­ dasikan untuk dibaca. Bukan hanya untuk anak-anak, seperti tujuan awal dibuatnya buku ini. Tapi, orang dewasa pun patut membaca buku ini. Selamat membaca! n Sri Hadriana

ragam

Ayo Cari Pokemon PERMAINAN outdoor yang satu ini me­ ngajak pemainnya meninggalkan rumah. Para pemain harus mencari sebuah mons­ ter Pokemon dan menangkapnya meng­ gunakan Poke Ball. Tak hanya mencari, pemain juga bisa menangkap, melatih, menukar hingga mengadu dengan karak­ ter monster milik pemain lainnya. Setelah monster pokemon tertangkap, traine seb­ utan untuk pemain harus meningkatkan level dengan cara melatih monster. Pokemon Go ini berbasis augmentedreality. Hal ini membuat para traine dapat melihat objek dan animasi secara nyata melalui layar smartphone masing-masing. Begitu banyak orang yang tertarik den­ gan permainan ini. Contohnya saja, Nurul Fahmiah. Mahasiswa Fakultas Matema­ tika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini men­ gaku ketagihan dengan permainan Poke­ mon Go. Ia mengunduh permainan ini agar tidak ketinggalan tren.

Fahmiah, sapaan akrabnya mengata­ kan bahwa ia terkadang terlambat pulang ke rumah karena harus mencari monster Pokemon dulu di lokasi tertentu. “Saya toh kalau disuruh ka ke pasar sama mamaku, singgah ka dulu cari pokemon, jadi telat ka pulang,” tuturnya, Selasa (26/7). Senada dengan Fahmiah, mahasiswa Fakultas Teknik Nur Afif Azhari me­ ngungkapkan ada keseruan tersendiri saat menangkap Pokemon. Mahasiswa angkatan 2015 ini berkisah setiap hari mampu mengumpulkan seratus monster. Selama bermain Pokemon Go, Afif se­ ring menukar monsternya dengan candy. “Dalam satu hari saya bisa kumpulkan se­ ratus lebih monster Pokemon. Kalau sampai 250 saya tukar sama Prof pemandu game untuk ditukar candy, agar monster saya dapat berevolusi.” Selain itu menurutnya game ini memiliki keseruan yang tidak didapat dari game lainnya. Meski menu­

rut kebanyakan orang hal ini membuangbuang waktu, beda halnya dengan Afif. Ia dapat me­ nemukan banyak teman yang hobi bermain ini sekaligus berolahraga hingga berjalan jauh dari rumahnya. “Ka­ lau saya pergi mencari Pokemon, bia­sanya sampai berjalan jauh dari rumah. Sampai di pokestop, biasanya saya berce­rita dengan orang yang juga main Pokemon. Pokoknya asik,” tutur Afif, Jumat (29/7). Hal yang berbeda dialami oleh Muham­ mad Fadhil. Berawal dari penasaran, ia mengunduh permainan ini. Namun, tak cukup sehari mahasiswa Fakultas Kedok­ teran ini langsung berhenti memainkannya. Mahasiswa angkatan 2014 ini merasa akan banyak waktu yang dibuang sia-sia jika terus memainkan Pokemon Go. “Game ini sangat menguras waktu, padahal wak­ tu itu kan sangat penting. Percuma kalau pengalaman hidup terbuang sia-sia ka­ rena game Pokemon,” ungkapnya, Kamis

(28/7). Menanggapi maraknya permainan ini di kalangan mahasiswa, Dr Ir Zahir Zai­ nuddin MSc angkat bicara. Dosen Jurusan Teknik Elektro ini mengatakan bahwa per­ mainan Pokemon Go membuat pengguna lebih sering bergerak di alam terbuka se­ hingga terasa seperti sedang berolahraga. Seperti game populer lainnya, Pokemon Go juga bisa membuat kecanduan untuk terus bermain. Sehingga tugas utama se­ bagai mahasiswa ataupun berinteraksi sosial semakin berkurang. Namun, kreatifitas dari pembuat per­ mainan ini perlu kita tiru. “Kita dapat membangun manusia Indonesia kreatif yang berpengaruh secara global. Kita harus banyak belajar bagaimana jalan pikiran dari orang-orang yang mempu­ nyai kreatifitas seperti pembuat Pokemon Go ini,” katanya, Jumat (29/7). Muhammad Abdul


cerpen

Homs Oleh:Fathul Khair Khan

“TENANGLAH, pasti aku kembali untukmu! Aku akan melamarmu setelah tugas ini telah berakhir, in sha Allah.” “Baiklah, kuharap kau tetap menjaga kesehatanmu di sana, ingat! Homs tidaklah sedekat Makassar dan Jakarta.” Untuk ketiga kalinya ia menelponku hari ini. Walaupun dua bulan bukan waktu yang lama bagi orang, namun bagi kami, dua bulan adalah waktu yang cukup panjang. Banyak hal yang harus aku selesaikan di sini, merawat pasien yang sakit, membantu mendirikan tenda-tenda pe­ ngungsian, dan masih banyak lagi. Menjadi relawan Palang Merah tentu tidak mudah, walaupun sebenarnya hanya butuh keahlian dan kesiapan, namun tak semua orang sanggup melakukannya. Terlebih bila di tempatkan di negara perang, nyawa adalah taruhannya. Seperti biasanya, pukul delapan ini aku harus mengunjungi rumah sakit yang terletak di Al-Waer. Rumah sakit yang cukup tua di kota Homs. Setelah itu mengunjungi toko alat kedokteran di tengah kota, untuk membeli beberapa peralatan yang kubutuhkan. Di dekat toko itu ada sebuah pos keamanan, aku mengenal beberapa orang di sana, bahkan kadang-kadang aku menyempatkan diri untuk singgah sekadar bersapa bersama petugas keamanan itu. Homs. Homs yang dikenal sebagai “ibu kota revolusi” adalah kota terbesar ketiga dan tempat pertama yang menjadi basis perlawanan terhadap pemerintah pada 2012. Kota ini terletak di negara Suriah. Tepatnya Suriah tengah. Apa yang terpikirkan olehmu ketika mendengar Suriah? Atau mungkin negara Palestina?

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016 Mungkin dibenakmu hanya ada kata ‘perang’ disana. Namun menurutku tidak, lebih dari sekadar itu. Disana bukan ha­ nya sekadar persoalan perang, namun juga semangat mempertahankan sebuah aqidah. Hampir setiap hari aku melihat darahdarah yang mengucur di balik pelipis mata, tangan bahkan terkadang ada robekan di bagian perut yang terpaksa kami harus menjahitnya. Jika kau memperta­ nyakan bagaimana warga sipil mengalami hal seperti itu, tentu pasti jawabannya adalah perang. Kau tahu, banyak hal yang membuatku takjub dengan kota ini, walaupun kondisi di sini cukup memperihatinkan namun dibalik wajah anak-anak tidak tergambar rasa ketakutan, begitupun dengan pemudanya mereka sangat gigih dalam membela negaranya. Oh! Ada satu hal lagi yang membuatku betah di negeri ini yaitu sifat dari warga Suriah, sangatlah lembut dan baik hati. Sebelum aku melanjutkan langkah ke toko peralatan kedokteran, sepertinya aku akan singgah sejenak di pos keamanan ini. Di pos keamanan ini, petugas-petugas memantau aktifitas masyarakat, hampir setiap hari tiga atau empat orang yang berjaga di sini. Banyak hal yang kami bicarakan, tentang keamanan, politik, bahkan keluarga, yah! Tak sedikit dari mereka yang memberikanku wejangan dalam kehidupan berumahtangga. Dan setiap kali bila hal itu dibahas, aku hanya bisa tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Matahari telah hampir di atas kepala, sudah waktunya aku berangkat ke toko peralatan kedokteran yang terletak tak jauh dari pos keamanan, tepatnya 150 meter dari sini. Setelah mengambil ransel hitam yang bersandar di balik pintu pos keamanan ini, tiba-tiba terdengar suara dentuman yang sangat besar, suaranya sungguh menggelegar, aku tak dapat menghindar, tubuhku seakan terhempas oleh asap hitam yang mengepul di sekeli­

lingku. Kilatan api tertangkap di panda­ ngan mata. Rasa perih mulai kurasakan. Semua berubah menjadi hitam. *** Auu! Aku merasakan sakit di keningku. Punggungku sangat berat kurasakan, seakan ada benda besar yang menumpunya. Aku perlahan bangkit dan membersih­ kan debu yang menempel di wajah dan beberapa bagian tubuhku. Oh! Apa yang kulihat ini? Ambulans memenuhi sekitar tempat ini. Terlihat banyak rekanku di Palang Merah yang datang menolong korban. Alhamdulillah untungnya aku selamat. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang, aku mengurungkan niat untuk singgah ke toko peralatan kedokte­ ran, aku harus segera kembali ke rumah sakit, banyak orang yang harus kutolong di sana. Ungtunglah rumah sakit Al-Waer tidak jauh dari sini. Dengan terengah-engah aku melangkahkan kakiku menuju rumah sakit tersebut. Aku mengambil stetoskop di ranselku, rumah sakit ini begitu penuh oleh korban tadi, darah-darah meme­nuhi lantai rumah sakit ini. Suara ambulans terus berbunyi. Aku menangkap dari mataku seseorang yang sepertinya tak asing bagiku. Ia tergeletak di atas kursi panjang. “Mungkin salah satu korban dari pengeboman tadi,” kataku dalam hati. Kulihat dari belakang punggungya penuh luka, pelipisnya berdarah, dan aku mencoba mendekat. “Orang ini aku!?” Seketika hawa dingin menjalar ke tubuhku. “Ingat! Homs tidaklah sedekat Makassar dan Jakarta.” Aku hanya mengingat kata itu. n Makassar 06 April 2016 Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin Pengurus UKM LDM al-Adab dan FLP Unhas

ILUSTRASI/IRMAYANA

13

puisi Hujan Tak Tersisa Kenangan Oleh: Akmal Mangkana Palaloi

Apakah kamu tahu, ada yang lebih meleleh dari sekadar hujan yang cair di kaca jendela sore itu. Adalah hati, ketika melihatmu menangis bersamaan deras hujan di luar sana. Dan kau tetap terisak. Kau terlihat cantik saat menangis, Tapi, aku tak bisa tidur malam itu juga Karena telah membuatmu mengalirkan ­ air mata. Hujan 16 Maret, Terima kasih. Mungkin hari itu sudah cukup, Bahwa kita bertemu hanya karena urusan tertentu, Bukan suatu hal yang semestinya dikenang. Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geofisika

Kembali

Oleh: Holothurians Lihatlah! Aku menangis Menangis berdesir mengerikan Tangis tanpa air mata Tangis yang menggentarkan langit Tuhan Sadarkah? Kau tersenyum Senyum yang kaku Senyum yang membuat segenap malaikat langit bertanya-tanya diam Rembulan telah tenggelam di wajahmu Sungguh, semua pesona dunia akan layu Pergilah! Pergi dengan senyum Tangisku pecah menghujam menerabas langit gelap Wajahku redup oleh sisa-sisa kesedihan Senyummu menyemburat cahaya Membuat terang semesta alam Malaikat tak henti bertasbih memuji kebesaran Tuhan Kembalilah! Kembali kepada-Nya Kembali dengan senyum Tersenyum menatap wajah Allah Tanpa tabir tanpa pembatas Penulis adalah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Angkatan 2014

Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan: Panjang Naskah 2 Halaman Spasi satu Ukuran font 12 Font tipe: Times New Roman Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas di bukuidentitas@gmail.com Dengan syarat : Melampirkan foto diri dan kartu identitas Alamat: LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.


14

ipteks

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

cermin Jangan Buang-Buang Waktu

Oleh: Fransiska Sabuwolor BEGINILAH penjelasan ilmiah Albert Einstein terkait penggunaan waktu. Pakar Nuklir ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki waktu yang sama dalam hidupnya. Kita disediakan waktu 24 jam dalam sehari. Dia, yang lebih sibuk tidak ditambah waktunya. Begitu juga dia yang kelihatannya santai, waktunya tidak dikurangi. Awal bulan ini, seorang guru besar Unhas menyinggung mengenai penggunaan waktu mahasiswa. Niatnya mulia sebagai orang tua di kampus. Dia mengingatkan anaknya untuk tidak buang-buang waktu. Sayangnya, beliau keliru karena mengatakan menunggu sumber informasi untuk seorang pencari berita itu buang-buang waktu. Secara tidak langsung, sang pengajar ini beranggapan mahasiswa hanya buang waktu saja saat melakukan kerja-kerja organisasi. Ada perbandingan antara mahasiswa yang belajar di ruang kelas ataupun membaca buku dengan mahasiswa yang berorganisasi. Namun, pernyataannya diklarifikasi kembali. Dosen ini membela diri de­ ngan menyatakan bahwa ia mendukung organisasi kemahasiswaan. Hal yang menarik untuk dibahas adalah perbedaan pandang tentang penggunaan waktu antara mahasiswa dan pendidiknya. Pertanyaannya kemudian, jika Anda diberi batasan waktu mengenyam pendidikan tinggi maksimal tujuh tahun. Bagaimana Anda mengaturnya? Seorang lulusan terbaik Unhas tahun 2014 mengatakan pada saya bahwa jika bisa lebih cepat selesai strata satu, buat apa lama-lama di kampus? Ada lagi seorang aktivis yang selalu berselempang toa berujar jika memang diberi batas tujuh tahun, bagusnya dimanfaatkan sebaik mungkin. Kuliah selesaikan cepat, sisanya urus berbagai masalah yang membutuhkan idealisme mahasiswa. Pandangan lain dari seorang wirausaha muda, jangan cepat selesai kuliah manfaatkan program kampus untuk bangun usaha jika sudah bagus usahanya, sarjanalah. Lalu, apakah mereka di atas buang-buang waktu kuliah yang disediakan selama tujuh tahun? Saya rasa tidak. Kita tidak boleh menyalahkan seorang lulusan terbaik kampus yang memilih cepat selesai untuk lanjut studi ataupun menghemat biaya kuliah. Di lain sisi, tak ada yang salah dengan sang aktivis ataupun wirausaha. Bagi saya yang keliru, ketika menghabiskan waktu kuliah tujuh tahun di kampus dan uang pembayaran SPP masih memberatkan orang tua. Selama bisa hidup mandiri, jalanilah apa yang diyakini baik. Namun, keyakinan kita saat kuliah seringkali goyah. Ada beberapa pandangan yang masih kolot. Seperti mahasiswa yang cepat selesai itu sudah otomatis dapat pekerjaan yang lebih baik. Sedangkan, mahasiswa yang masuk organisasi selama kuliah malah membuang-buang waktu. Mahasiswa diharapkan meraih gelar sarjana secepat mungkin. Namun, masih memilih untuk orasi di jalan ataupun bolak-balik urus proposal kegiatan. Bercermin kembali ke kehidupan saya, banyak kawan yang berkata bahwa saya buang-buang waktu. Setiap hari, memikirkan keperluan orang lain dulu sebelum menjalankan kepentingan pribadi. Lalu, apakah saya buangbuang waktu, Prof? Organisasi justru mengajarkan cara mengatur waktu 24 jam yang dimiliki. Kuliah pagi, sedangkan rapat di organisasi sampai tengah malam. Belum lagi tugas dan belajar untuk ujian lalu istirahat. Apakah, aktivitas ini membuang-buang waktu? Iya, ini jelas membuang banyak waktu istirahat, nongkrong bersama teman dan liburan. Kembali ke teori Albert Einstein, mahasiswa yang aktif di organisasi me­ rasa bahwa waktu cepat berlalu karena banyak aktivitas yang dilakukannya. Sedangkan, mereka yang kurang memiliki kegiatan di kampus pasti merasa waktu lama sekali berputar. Jika kalian merasa tidak ada gunanya aktif di organisasi kampus, membacalah. Ilmu itu tak hanya didapat dari bangku kuliah saja. Mengakhiri tulisan ini, saya merasa tidak pernah buang waktu untuk berpikir, menyusun dan mengetik rangkaian kalimatnya. Tulisan ini akan selalu abadi dan biarlah suatu saat nanti anak cucu kita tau bahwa ada guru besar yang berpandangan organisasi membuang waktu. Miris. n Penulis adalah Litbang Sumber Daya Manusia PK. Identitas tahun 2016 Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2013 Anggota Pandu Alam Lingkungan Unhas

Kalimat Tanya Beragam Makna KALIMAT tanya selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Baik untuk mendapatkan informasi dari seseorang, guna melakukan suatu hal, pun sebagai media pembicaraan formal. Dalam penggunannya, kalimat ini juga memiliki perbedaan dalam hal pernyataan yang diikuti dengan tindakan. Biasa disebut sebagai tindak tutur. Berdasarkan hal tersebut, Hardianty, alumnus Fakultas Ilmu Budaya Unhas ini, mencoba mendeskripsikan perbedaan dalam tindak tutur kalimat tanya. Ia pun melakukan penelitian terkait hal itu, terhadap acara talkshow Mata Najwa di Metro TV episode 2014-2016. Penelitian berjudul “Kalimat Tanya pada Acara Mata Najwa di Metro TV: Tinjauan Pragmatik” ini, bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tuturan kalimat tanya dan menjelaskan fungsi tuturan yang maknanya dipahami oleh pemirsanya. “Tinjauan pragmatik sendiri, berfokus pada tindak tutur, sehingga kita dapat mengetahui fungsi lain dari kalimat tanya,” tuturnya, Senin (11/07). Acara Mata Najwa dipilihnya, dengan alasan banyaknya kalimat tanya yang muncul di dalam­ nya. “Pertanyaannya pun sangat inspiratif, cerdas, inovatif, serta mampu mengajak penonton berpikir kritis terhadap suatu masalah,” tegasnya. Penelitian yang berada dalam bimbingan Dr Asriani Abbas MHum dan Drs Kaharuddin MHum, menggunakan 41 sampel data acara Mata Najwa. Data itu ditentukan secara acak. Dalam pelaksa­ naannya, Hardianty memakai tiga metode. Terdiri dari metode simak, rekam dan catat. Selama sebulan meneliti, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia ini menyimak secara langsung objek lisan yang akan diteliti. Penyimakan dilakukan agar mendapatkan data kalimat tanya yang digunakan. Kemudian berlanjut ke metode rekam, melalui Youtube dan televisi. Lalu metode catat, untuk mencatat dan mengklasifikasikan data berdasarkan penelitian. Hasilnya menunjukkan, terdapat empat bentuk tuturan kalimat tanya pada acara itu. Keempatnya, terdiri dari kalimat tanya dengan intonasi tanya,

kalimat tanya dengan kata tanya, kalimat tanya dengan partikel –kah, dan kalimat tanya dengan kata tanya + partikel –kah. Masing-masing tuturan memiliki fungsi yang berbeda, diklasifikan dalam empat fungsi. Pertama, tuturan representatif yang mengikat penutur dengan kebenaran yang diujarkannya. Tuturan ini berisi tentang informasi dan fakta. Bersifat me­ ngungkapkan ide, melaporkan, meyakinkan, dan menegaskan. Fungsi kedua, Tuturan komisif salah satunya adalah menjanjikan, dalam hal ini menyatakan kesanggupan untuk berbuat kepada seseorang. Ketiga, tuturan ekspresif yang gunanya menyatakan sikap psikologis penutur terhadap lawan tutur dalam keadaan tertentu. Tuturan ini terbagi atas tiga, yaitu tuturan ekspresif mengkritik tanggapan seseorang terhadap suatu hal. Untuk menegur sesorang dalam aktivitas seseorang digunakan tuturan ekspresif menyapa. Sedangkan pada perbuatan yang tujuannya demi mendapatkan sesuatu, digunakan tuturan ekspresif menyuruh. Terakhir, tuturan direktif yang menyatakan maksud penutur dalam bentuk perintah dan menghasilkan aksi dari lawan bicara. Tuturan ini terbagi atas dua, yaitu tuturan direktif menyuruh, guna mendapatkan sesuatu. Lalu, tujuan direktif meminta ijin, untuk mengabulkan atau menyutujui sesuatu. Selama pelaksanaan penelitian itu, perempuan kelahiran Ujung Pandang ini memiliki beberapa kendala. Ia mengungkapkan, hambatan itu datang saat penganalisisan data dan penentuan fungsi kalimat. “Saya harus mendengarkan dan teliti dengan cermat setiap kalimat tanya yang diujarkan oleh pembawa acara, karena pragmatik berhubungan dengan fungsi, tujuan, dan makana dari kalimat yang diujarkan oleh seseorang,” tambahnya. Kedepannya, ia berharap agar penelitiannya bermanfaat dan menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya. n Wadi Opsima

ILUSTRASI/IRMAYANA


kampusiana

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Jurnal Internasional IJAS Mulai Aplikasi di Scopus

BERTEMPAT di Ruang Pascasarjana 109, Internasional Journal of Agricultural System (IJAS) melakukan upgrading dan aplikasi IJAS ke Scopus, Selasa-Rabu (26-27/7). Kegiatan ini bertujuan agar IJAS meningkatkan publikasinya hingga te­ rindeks di Scopus karena merupakan tempat indeks tertinggi untuk jurnal internasional. Sekretaris IJAS, Dr Muhammad Arsyad, SP MSi mengatakan saat ini untuk IJAS mulai mengupgrade publikasinya di Unhas. Untuk jurnal internasional IJAS lembaga pertama yang mengaplikasikan jurnalnya ke Scopus. “Ini adalah pertama kali jurnal internasional Unhas, IJAS yang pertama kali,” ungkapnya, Rabu (27/7). Proses indeks di Scopus memiliki beberapa tahapan seperti memiliki Tracking ID, Application, Review, Validasi, Editorial dan Agreement. Saat ini IJAS sudah memiliki Tracking ID. Syarat lain untuk terindeks di Scopus sudah dipenuhi IJAS berupa penggunaan bahasa PBB, lembaga-lembaga sebelum­ nya yang pernah mengindeks jurnal internasional IJAS dan sudah harus empat kali terbit. Saat ini, IJAS yang sudah ada sejak 2013 telah memiliki tujuh jurnal. Agar jurnal internasional IJAS dapat terindeks waktu yang dibutuhkan enam hingga 12 bulan. “Begitu IJAS terindeks Scopus, maka peringkat Unhas akan me­ ningkat berkali kali lipat,” tambahnya. Kedepannya Arsyad berharap agar do­ sen Unhas itu semua harus untuk mempublikasikan karyanya. Selain itu, Unhas harus mempunyai iklim publikasi, sehingga memaksa bagi akademik kampus. (Ahy)

175 Mahasiswa KKN Disambut Walikota Makassar

Ir H Moh Ramdhan Pomanto, Walikota Makassar menyambut 175 Mahasiswa KKN Tematik Makassar. Bertempat di Rumah Jabatan Walikota Makassar, Kamis (14/7). Mahasiswa KKN Tematik Makassar ini siap ditempatkan di empat kecamatan yakni Kecamatan Ujung Pandang, Tamalanrea, Wajo dan Biringkanaya di 22 kelurahan. KKN Tematik ini adalah kerjasama yang dibangun Unhas dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (Kemenpupera) untuk menjadikan Kota Makassar lebih baik dalam infrastruktur pemukiman kumuh . “Semoga kemitraan yang dibangun Unhas melalui kerjasama dengan Kemenpupera beserta Kodam VII Wirabuana ini bisa terlaksana dengan baik dan infrastruktur pemukiman kumuh yang ada di Kota Makassar bisa menjadi lebih baik,” harap Muhammad Yahya Sirajuddin selaku koordinator KKN Tematik Makassar. (M25)

KKN Gelombang 93 Lepas 4070 Mahasiswa

SEJUMLAH 4070 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unhas memadati Gedung Baruga AP Pettarani guna menghadiri Talkshow dan Pelepasan Mahasiswa KKN Gelombang 93, Kamis (30/6). Setelah rangkaian kegiatan pembuka seperti penampilan marawis, lantunan lagu Indonesia Raya dan Mars Unhas oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM), serta pembacaan do’a oleh Ustadz As’ad Latif. Kegiatan inti dari pelepasan yakni talk-

15

Mahasiswa Kema FIKP, Selasa (12/7). (M25)

52 Mahasiswa KKN Poso Ikuti Pelatihan

BERTEMPAT di Rindam VII Pakatto di Kecamatan Bontomaranu, 52 mahasiswa KKN Poso mengikuti pelatihan selama dua hari untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan mahasiswa, Rabu-Kamis (1314/7). Sebelum di berangkatkan ke Poso, Jum’at(15/7). 52 Mahasiswa ini terdiri dari 26 perempuan dan 26 laki-laki mengikuti pelatihan terlebih dahulu, kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kementrian Sosial Pemerintahan Kabupaten Poso dengan Kodam VII Wirabuana. “Kegiatan ini untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan mahasiswa setelah berangkat ke tempat KKN,” harap Dr Andi Aris Muhammad selaku Koordinator KKN Poso. (M25)

Mahasiswa KKN Unhas 93 Watang Pulu Resmi Diterima

IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINE BST

Pelepasan: Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Unhas gelombang 93 berkumpul di Gedung Baruga AP Pettarani Unhas sebagai rangkaian pelepasan resmi oleh universitas, Kamis (30/6).

show bertajuk Mahasiswa dan Integritas Bangsa. Adapun pembicaranya yaitu Pang­lima Kodam VII Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Agus Surya Bakti, Wakil Ke­ tua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif, PhD, dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof Aswanto SH MH. Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA dalam sambutannya mengajak mahasiswa KKN menjadi misi ujung tombak bukan hanya Unhas, pahlawan melawan kesengsaraan, kejahatan, kebodohan, dan kemiskinan. “Bawalah semangat me­ rahmu untuk membasmi kebodohan,” tu­ tupnya, Kamis (30/6). Selanjutnya, tibalah Pelepasan KKN dan pemasangan atribut KKN oleh Rektor Unhas. (M24)

Temu Alumni Teknik Unhas

IKATAN Alumni Teknik Unhas menggelar Halal Bil Halal yang dirangkaikan dengan Temu Alumni Nasional 2016. Kegiatan ini berlangsung dua hari, Sabtu-Ahad (9-10/7). Rangkaian dari Temu Alumni pada hari pertama, Sabtu (9/7) Home Sweet Home berupa turnamen futsal dan perlombaan domino dan dilanjut dengan Green Campus di Fakultas Teknik Gowa berupa pembuatan kawasan arboretum. Hari kedua dari kegiatan yang me­ ngangkat tema Rindu Kampuz ini, membuat acara Losari Kinclong dan donor darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia. Kemudian acara dilanjutkan di Danau Unhas berupa ke­ giatan informal dan napak tilas sewaktu berkuliah dengan berkeliling Unhas. Kegiatan ini akan ditutup de­ ngan makan malam bersama di Sandeq Ballroom Clarion Hotel dan penyerahan hadiah bagi pemenang futsal. Koordinator Steering acara ini, Muhammad Marwan R Hussein mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahim. “Harapan kami jaringan ikatan alumni teknik harus terbentuk,” kata alumni angkatan 1985 ini. (Ahy)

IKA Fakultas Sastra Gelar Halal Bil Halal

IKATAN Alumni (IKA) Fakultas Sastra adakan Halal Bil Halal di pelataran Ge-

dung Ipteks Unhas, Senin (11/7). Acara ini mengangkat tema “Kita Sepakat Jalan Bersama” sebagai simbol kebersamaan. Turut hadir Wakil Rektor III, Dr Abdul Rasyid Jalil MSi, Dr Dasad Latif SSos MSi memberikan tausiyah dan Dekan beserta Wakil-Wakil Dekan tak ketinggalan para alumni Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Dalam rangkaian kegiatan terdapat pemberian penghargaan kepada sepuluh pemenang Mattulada Award. Selain itu diselenggarakan pula launcing pembuatan panitia tetap Mattulada Award yang akan digelar setiap tahunnya. Mattulada Award merupakan bentuk apresiasi terhadap budayawan. Diakhir acara terdapat sesi senan­ dung rindu yakni setiap perwakilan ang­ katan menyampaikan kritik dan saran untuk memajukan IKA Fakultas Ilmu Budaya. “Disini kita datang tidak membawa pangkat dan jabatan, kita persembahkan ide dan gagasan,” kata Ketua Ika Fakultas Ilmu Budaya Rahman Syah. (Dya)

Pengurus Kema FIKP Unhas Resmi Dilantik

SETELAH melakukan kongres selama kurang lebih empat bulan, akhirnya pe­ ngurus baru Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (Kema FIKP) periode 2016/2017 resmi dilantik oleh Dewan Mahasiswa FIKP-UH. Pelantikan ini berlangsung di Sekretariat Kema FIKP, Selasa (12/7). Pada kepengurusan periode ini Lukman Kamal terpilih sebagai koordinator senator, A Asda Lisdiawati selaku Sekretaris dan Widya Indah selaku Bendahara. Adapun senator yang terpilih di bagian Internal ialah Mir’atihshohih, Nirmala Syarifuddin, Taufik Hidayat, Ulfirah Dwi Putri dan senator di Bidang Eksternal ialah Iwan, Abd Malik Majid, Fersianto Setiawan, Muh Ilham. “Agar kiranya pengurus pada periode ini lebih meningkatkan pengawalannya pada kebijakan eksternal dan internal kampus, pengembangan kader serta mempererat hubungan antar kelautan dan perikanan,” harap Aditya Farmansyah selaku Dewan

PENERIMAAN Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unhas Gelombang 93 Kecamatan Watang Pulu berlangsung di Kantor Kecamatan Watang pulu, Kabupaten Sidrap, Rabu (13/7). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Kecamatan Watang Pulu, Komandan Rayon Militer Wilayah Watang Pulu, beberapa Kepala Desa dan Kepala Kelurahan, Supervisor dan mahasiswa KKN Kecamatan Watang Pulu. Mahasiswa yang terdiri dari 74 orang tersebut dibagi dalam 10 lokasi dengan lima kelurahan dan lima desa di Kecamatan watang Pulu. Lokasinya adalah Kelurahan Bangkai, Kelurahan Batulappa, Kelurahan Arawa, Kelurahan Lawawoi, Kelurahan Uluale, Desa Carawali, Desa Ciro-Ciroe, Desa Buae, Desa Mattirotasi dan Desa Lainungan. “Mahasiswa Unhas akan KKN selama kurang lebih 40 hari. Anggap mereka anak sendiri, kalau bersalah silahkan ditegur karena mereka masih dalam proses pembelajaran,” ujar Nosakros Arya selaku Supervisor kepada kepala Kecamatan, Kepala Kelurahan, Kepala Desa yang hadir pada acara ini. (Kfd)

Kado Untuk Butta Salewangan

BERTEPATAN dengan Hari lahir Kabupaten Maros 20 Juli mendatang, Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Maros (HPPMI Maros) Komisariat Unhas-PNUP ingin memberikan sebuah kado bagi daerahnya. Lewat studi budaya di Tana Toraja. Sabtu-Senin (1618/7). HPPMI Maros berupaya menyumbangkan sebuah pemikiran bagi butta salewangan sesuai dengan tema yang diangkat “Menggali nilai Toraja sebagai bandingan potensi budaya butta salewangan” Dalam studi budaya di Toraja, Anggota HPPMI Maros akan berdiskusi dengan Bupati Tana Toraja, Ketua DPRD Kabupaten Tana Toraja dan Organisasi Daerah Tana Toraja. Membahas tentang masalah pariwisata menjadi fokus diskusi. Hasil dari diskusi ini akan menjadi rekomendasi untuk Pemerintah Daerah Maros khususnya Dinas Pariwisata. “Nanti setelah kembali, kami akan me­ rumuskan dalam bentuk tulisan dengan pendekatan kebudayaan dan kepariwisataan untuk kemajuan daerah Kabupaten Maros” ujar Imran Saputra selaku Ketua umum HPPMI Maros Komisariat UnhasPNUP. (M04)


16

lintas

identitas

NO. 862 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR JULI 2016

Wisata Tsunami di Serambi Mekkah Oleh : Imam Hidayat TAHUN 2004, bencana tsunami menerjang pesisir barat Pulau Sumatera dan Aceh. Kedua daerah ini mengalami dampak yang cukup parah akibat terjangan ombak setinggi pohon kelapa itu. Namun setelah 12 tahun berlalu, bagaimana keadaan kota berjuluk Serambi Mekkah itu? Apakah tsunami masih membekas di sana? April kemarin, saya berkesempatan mengunjungi kota Banda Aceh untuk berbagi pengalaman. Aceh kini telah berubah, namun masih meninggalkan bekas. Meski tak lagi menawarkan kisah pilu. Kini beberapa tempat menjadi ikon wisata kota. Setidaknya ada tiga objek wisata yang berhubungan erat dengan tsunami yang kerap kali dikunjungi wisatawan ketika bertandang ke Aceh. Pertama adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang terletak di jantung kota Banda Aceh ini menjadi tenar ketika tsunami memporak-porandakan kota. Pasalnya masjid yang telah berdiri sejak masa Sultan Alaudin Mahmudsyah I tahun 1226 Masehi tersebut berdiri kokoh sedang bangunan lainnya pupus diterjang tsunami. Hal tersebut bak bukti betapa perkasa­ nya bangunan yang telah berkali-kali dibakar oleh tentara kolonial Belanda pada masa penjajahan tersebut. Maka tak lengkap rasanya ke Aceh bila tak me­ ngunjungi masjid ini.

Tak hanya kisah melawan ombak tsunami. Masjid berkubah tujuh tersebut juga menawarkan arsitektur klasik dan menawan. Ketika memasuki ruangan masjid ini, menasbihkan keindahan nuan­sa islami bergaya klasik Timur Te­ ngah khas Kesultanan Turki Utsmani. Selain Masjid Baiturrahman, Banda Aceh juga terkenal dengan wisata unik bertalian dengan bencana tsunami, yakni Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung. Kapal dengan bobot 2.600 ton, panjang 63 meter, dan lebar 19 meter ini terseret sejauh lima kilometer akibat tsunami dan berlabuh di tengah permukiman warga ketika ombak menerjang. Akibatnya kapal ini menjadi rusak parah. Berbagai usaha telah dikerahkan oleh pihak PLN sebagai pemilik resmi kapal ini, namun bobotnya yang sangat besar serta jarak yang cukup jauh dari bibir pantai sehingga mustahil untuk dipindahkan. Alha­ sil, pemerintah pun menyulap bangkai kapal yang didatangkan ke Aceh pada tahun 2003 ini menjadi objek wisata sejarah. Kapal yang terseret ke tengah permukiman warga di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraksa ini, kini menjadi museum yang kerap dikunjungi oleh wisatawan. Bahkan kapal yang dulunya mampu menghasilkan listrik sebesar 10,5 megawatt ini pernah dikunjungi oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton. Di dalam kapal ini, terdapat belasan layar televisi yang menayangkan berbagai macam fakta dan sejarah terjadinya tsunami. Seketika, kita akan merasa keberadaan kapal raksasa di tengah pemukiman warga ini seolah memberikan gambaran nyata bagi para wisatawan betapa mengerikannya tsunami. Karena, mampu menyeret kapal berbobot 2.600 ton ini sejauh lima kilometer hanya dalam waktu beberapa menit saja. Ada satu lagi objek wisata yang memang khusus dibuat untuk mengenang bencana tsunami, Museum Tsunami Aceh. Museum yang dirancang oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil ini menyim­ pan sejuta fakta dan sejarah tentang bencana tersebut. Terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, Museum ini dirancang untuk menjadi simbol kekuatan masyarakat Aceh dalam

melewati bencana basar seperti tsunami. Ketika memasuki bangunan dengan arsitektur modern ini, kita akan menjumpai berbagai macam benda bukti keganasan tsunami, salah satunya bangkai helikopter yang dipajang di depan pintu masuk bangunan. Lalu melewati terowongan sempit bernama Ruang Renungan yang dialiri oleh air dan mengeluarkan suara ombak, jeritan manusia serta suara adzan untuk menciptakan langsung bagaimana suasana ketika ombak besar menerjang Aceh. Ruang Renungan dibangun agar siapa saja yang masuk ke dalamnya dapat merenungi penderitaan para korban tsunami. Kita beralih ke sebuah ruangan berdin­ ding kaca bernama Memorial Hill dengan puluhan monitor yang menggambarkan peristiwa tsunami. Kemudian memasuki sebuah ruangan bernama The Light of God yang dindingnya dipasangi ribuan nama para korban tsunami. The Light of God hanya diterangi beberapa lampu kecil agar menciptakan suasana hening, dimaksudkan agar para wisatawan dapat merasakan kelamnya bencana tsunami bagi para korban. Selain itu, dengan kondisi agak gelap, wisatawan dapat melihat kaligrafi Arab bertuliskan Allah di puncak ruangan ini yang diterpa langsung oleh sinar matahari

Lantai kedua bangunan empat lantai ini diatur menjadi ruangan multimedia. Sedangkan lantai ketiga terbagi atas perpustakaan dan ruang geologi yang berfungsi mengedukasi pengunjung tentang tsunami. Tak ketinggalan bagi pengunjung yang ingin membawa buah tangan, disediakan stan souvenir pernak-pernik Aceh. Lantai empat dikhususkan sebagai jalur evakuasi jika terjadi bencana. Kita juga akan melewati sebuah jembatan yang mempertontonkan bagian atap bangunan yang terbuat dari kaca. Dari atap tersebut digantungakn berbagai macam bendera negara-negara lain yang telah berkontribusi membantu masyarakat Aceh pasca tsunami. Bendera-bendera tersebut sengaja dipasang sebagai bentuk terima kasih masyarakat Aceh kepada setiap negara yang telah membantu. Selain bendera, ada pula tulisan kata ‘Damai’ dalam berbagai bahasa. Menyimbolkan bahwa meskipun bencana mendatangkan pen­ deritaan, namun bencana juga membuat berbagai negara mampu bersatu padu dalam membantu dan menciptakan kedamaian. n Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Angkatan 2010

FOTO-FOTO/DOKUMENTASI PRIBADI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.