2
tajuk
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Pendidikan yang Terjajah Perbaikan pendidikan jadi harga mati untuk ber saing di dunia global saat ini. Tak serius dengan pen didikan, maka bangsa ini akan dibikin bulan-bulanan bangsa lain. Tentu hal itu bukan bualan semata, bah kan jauh sebelum kemerdekaan, generasi sebelum kita telah melalui getirnya keterbelakangan pendidikan. Sebab penjajahan kolonial Belanda menguasai wilaya Indonesia, dan mampu bertahan selama lebih dari tiga abad lamanya, juga karena keterbelakangan pendidi kan bangsa kita waktu itu. Masalah utama pendidikan pada masa penjajahan adalah kolonialisme dan juga tentu sistem pemerin tahan feodalisme kerajaan tradisional. Tak sembarang orang boleh sekolah. Hanya keturunan bangsawanlah yang dapat hak istimewa itu. Namun demikian, sedikit orang yang mendapat akses pendidikan itu, tampil se bagai generasi intelektual. Yang nantinya merongrong penjajahan kolonial. Bagi pemerintah kolonial Belanda, memberikan ruang pendidikan bagi beberapa pemuda Hindia telah melahirkan sekelompok orang yang sadar dan jadi penentang kolonialisme. Mereka yang mendapat pen didikan kemudian bangkit dan mencoba melawan pen jajahan. Pendidikan telah menyadarkan mereka untuk hidup merdeka, tanpa dijajah bangsa lain. Mereka lahir sebagai generasi kritis terhadap semua hal yang tak sesuai hati nurani. Sebab sikap kritis merupakan kon sekuensi rasional dari pendidikan yang baik. Namun saat Indonesia tampil sebagai negara merdeka, tantangan baru di bidang pendidikan telah menghadang. Mulai dari pengaturan dan pengelolaan pendidikan yang tidak dilakukan dengan profesional. Hingga saat ini negara belum mampu menjalankan fungsinya untuk memberikan pendidikan bagi setiap orang secara merata. Sejumlah warga belum mem peroleh kemerdekaan untuk mengakses pendidikan. Dana 20 persen dari APBN belum mampu memenuhi kebutuhan pendidikan. Bahkan di Unhas sekalipun, penyediaan fasilitas pendidikan yang memadahi masih sangat sulit. Misalnya saja penyediaan fasili tas laboratorium (Lab). Tak jarang sivitas akademika mengeluhkan keterbatasan alat dalam Lab mereka. Pada edisi kali ini, PK identitas juga menyajikan berita tentang satu Lab yang kondisinya mempriha tinkan. Laboratorium River Engineering atau yang lebih dikenal Lab sungai ini, berada di gedung Pusat Kegiatan Penelitian (PKP). Di dalamnya ditempat miniatur sungai berbagai model. Namun saying, jika tak lagi digunakan, Lab ini jadi sangat tragis. Dengan lantai dasar yang lebih rendah dari permukaan tanah ini kerap digenangi air. Walaupun demikian belum ada upaya perbaikan. Proposal yang pernah diajukan untuk perbaikan hingga kini tanpa kabar. Selama ini penggunaan lab diatur sendiri oleh mahasiswa. Bila akan digunakan barulah Lab ini dibersihkan. Air yang tergenang dikuras. Tak ada perawatan berkala. Pene mpatan Lab ini sebenarnya cenderung terpaksa. Kare na tak mendapat tempat lain, maka pengelolah Lab ini pun memanfaatkan ruang kosong yang tersedia se bagai tempat penelitian sungai. (baca ‘Kapal Karam’ di Dasar PKP, halaman 10). Kondisi Lab itu jadi gambaran keterbelakangan kita di sektor pendidikan. Generasi saat ini tak lagi berhadapan dengan pen jajahan fisik namun bentuk penjajahan lain yang lebih menakutkan. Dan yang dapat membebaskan kita dari penjajahan itu hanyalah pendidikan. Sebab pendidi kan telah membuktikannya. Indonesia harus serius menyelenggarakan pendidikan, bukan malah menem patkan pendidikan pada posisi terjajah.n
dari pembaca
karikatur
Unhas berlakukan aturan tutup pintu jalur masuk kampus mulai jam 10 malam hingga jam 6 pagi, bagaimana menurut anda? Burhamsyah Amin @Burham99A @identitasonline tidak ada ala san logis penutupan pintu 1 un has, ada indikasi perlahan2 ke hidupan kampus mulai digelitik...
Karikatur/Fadliah
dari redaksi
Lhisa @lisa_pinker @identitasonline klau sy sepa kat dan lebih mempermudah pihak keamanan unhas utk menertibkan dan menjga keamanan kampus.
Kunjungi Grup ‘Identitasonline’ dan Follow Twitter @identitasonline Untuk Berbagi Informasi, dan Diskusi.
Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Opini dan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan: identitAS/esa ramadana
Hadiri Pernikahan: Kru dan senior identitas menghadiri acara pernikahan Taufik Nasir Maidin (Litbang Sumber Daya Manusia identitas tahun 2007) di Baruga Paratistha, kota Pare-Pare, Sabtu (25/5).
Musim Nikah dan Piala Bergilir
Minggu lalu, serombongan ke luarga kecil identitas bertandang ke kota Pare-Pare mengendarai bus kampus. Bukan untuk studi ban ding atau tur wisata. Tapi untuk menghadiri undangan pernikahan salah seorang senior. Pulang dari Pare-Pare, keluarga kecil lagi-lagi harus memper siapkan keberangkatan menuju Luwu dan Jeneponto untuk meng hadiri undangan serupa minggu depan. Maka tak salah jika judul untuk surat dari redaksi kali ini berjudul musim nikah. Satu hal yang heboh jika ada ke luarga kecil identitas yang menikah adalah semangat untuk menghadi rinya. Animo di dalam keluarga kecil identitas punya rasa yang berbeda. Selain ucapan syukur tentunya karena akhirnya ‘laku’ juga, kami berusaha sebisa mung kin untuk hadir di acara tersebut. Selama masih dalam jangkauan transportasi darat pasti akan kami
kunjungi. Ada juga tradisi unik lain yang disebut piala bergilir. Yaitu sebuah piala yang diwariskan turun-temu run dari keluarga kecil yang telah menikah kepada keluarga kecil yang menikah berikutnya. Piala nya memang tak besar-besar amat. Tapi ketulusan dan semangat un tuk menghadirinya sungguh-sung guh amat besar. Dan hal ini yang belum tentu ada di tempat lain. Disela-sela kesibukan menger jakan tugas redaksi, menghadiri acara-acara seperti ini dapatlah di katakan ajang tak terencana untuk melepas stres. Sebab jika mencari waktu yang benar-benar tepat un tuk rekreasi di sela-sela rutinitas penerbitan agaknya sulit dilaku kan. Oleh karena itu tak heran jika ada kru yang kegirangan begitu mendapati ada undangan perni kahan baru masuk ke kotak surat. “Yes, piala bergilir lagi, jalan-jalan lagi,” katanya.n
Panjang Naskah 2 Halaman Spasi satu Ukuran Font 12
Font tipe: Times New Roman
Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas
Alamat:
LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin Email : bukuidentitas@gmail. com
sms inbox Apakah tidak ada altenatif lain buat pe ngurusan buku bidik misi di bank mandiri, krn pengurusan buku tabungan bidik misi sangat lambat pelayananx di bank mandiri kampus, bahkan tidak efektif dlm pelksa naanx aplg akhir2 in adlah waktu2 final buat kami. 089632597xxx Bila anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan kirim sms ke 082393645164
identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:08518136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Idrus A. Paturusi nAnggota Pengarah: Dadang Ahmad Suriamiharja, A. Wardihan Sinrang, Nasaruddin Salam, Dwia Aries Tina Pulubuhu n Penasehat Ahli : Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, S.M. Noor, Aidir Amin Daud, M. Darwis, Husain Abdullah nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Mustafa nKoordinator Liputan: Abdul Rahman, Ernawati nLitbang: A. Sulastri, Muh. Iswandi Baadillah, Khairil Anwar nStaf Penyun ting: Rasdiana Sinala nReporter: Nur Alfianita N, Alfiah Alif, Akhmad Dani, Risky Wulandari, Ermi Ulia Utami, Cita Surya Elisa, Muammar Qhadafi nFotografer: Esa Ramadana (Koordinator), Muhammad Arafat, Siti Atirah nArtistik dan Tata Letak: Sita Nurazmi M (Koordinator), Novianto Dwiputra Addi nIklan/Promosi: Waode Asnini Rahayoe nTim Supervisor: Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Jupriadi, Dahlan, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Supa Atha’na n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum). Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).
identitAS/esa ramadana
Pemberangkatan KKN: Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unhas mengangkut barang bawaannya ke atas truk, Senin (18/6) tahun lalu. Peserta KKN Internasional ke Jepang yang digelar Unhas merupakan hasil kesepakatan SUIJI dan Unhas dan hanya sebatas pada disiplin Ilmu Agrokompleks.
Perkuliahan Awal Semester Belum Maksimal
TERIMA KASIH. Saya ingin menanyakan tentang perkuliahan pada minggu pertama, kedua, ketiga yang tidak efektif karena do sen tidak masuk mengajar. Ini menyebab kan perkuliahan pada minggu-minggu se lanjutnya tidak maksimal pada penerimaan materi. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2012 Tanggapan MENANGGAPI surat keluhan yang masuk di PK identitas perkuliahan di awal semester yang tidak efektif. Ini disebabkan salah satu nya karena tunjangan kinerja telah dihapus rektor, sehingga dosen kurang termotivasi untuk mengajar. Padahal ketika tunjangan kinerja itu masih ada, dosen berlomba-lomba untuk masuk mengajar tanpa membiarkan kelas kosong. Solusinya disini, sebaiknya tunjangan kinerja itu dikembalikan agar dosen kembali termotivasi untuk mengajar. Penyebab lain juga bisa saja karena program SCL diterapkan secara sungguh-sungguh dan itu diterapkan di awal pertemuan. Prof Dr Armin Arsyad MSi Wakil Dekan I FISIP
Beasiswa PPA dan B3M Masih Belum Cair
ASSALAMUALAIKUM. Terima kasih se belumnya kepada PK identitas yang telah bersedia memuat surat keluhan saya. Saya ingin menanyakan tentang dana beasiswa PPA dan B3M, yang sampai saat ini belum ada kejelasan kapan cairnya. Mohon ditang gapi. Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2010 Tanggapan Menanggapi surat keluhan yang masuk di PK identitas mengenai masalah kejelasan waktu dana PPA dan B3M, yang hingga saat ini belum cair. Ini terjadi karena yang me nangani dana bukan dari pihak Unhas lagi, melainkan langsung dari pihak penyalur dana dari pusat. Kami tidak bisa memberi kan kapan jawaban pastinya, karena yang mengetahui waktu cair dan beasiswa adalah pihak penyalur dari pusat (Dikti). Hasanuddin Staf Bagian Kemahasiswaan Unhas
Batasan Penggunaan Sepeda
Sampul edisi akhir Mei 2013 Foto: Esa Ramadhana Desain: Novianto DP Addi
ASSALAMUAALAIKUM. Saya ingin ber tanya sampai dimana sebenarnya batasan menggunakan sepeda Unhas, karena setahu saya tidak boleh membawa sepeda keluar lingkup Unhas. Tapi saya pernah lihat ada
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
yang membawanya sampai depan BTP. Terimakasih identitas. Mahasiswa Fakultas Teknik Angkatan 2010 Tanggapan Iya, memang tidak boleh membawa se peda keluar Unhas, karena hanya dipe runtukan bagi mahasiswa Unhas. Jaminan peminjaman pun menggunakan Kartu Mahasiswa. Batas waktu peminjaman se peda yang diperbolehkan yakni pukul 17.00 WITA. Bila lewat dari waktu yang ditentu kan, maka tidak diperbolehkan memimjam. Adapun mahasiswa yang mendapat izin khusus, itu diperbolehkan misalnya ke giatan untuk menggunakan sepeda dalam jumlah yang banyak seperti sepeda santai. Barangkali mahasiswa yang menggunakan sepeda sudah mendapat izin khusus ka rena penjagaan pintu keluar masuk sudah dijaga ketat. Yang jelas pengguna sepeda yang menggunakan diluar lingkup unhas itu melanggar aturan unhas. Djafar SSos Satpam Unhas
WC Fakultas Peternakan Belum Diperbaiki
TERIMA kasih dentitas sudah memuat ke luhan ini. Saya ingin bertanya kenapa WC di Fakultas Peternakan tidak diperbaiki? Padahal fakultas lain di Unhas sudah mulai, bahkan selesai membenahi WC-nya yang sering bermasalah. Mahasiswa Fakultas Peternakan Angkatan 2010 Tanggapan Semua WC di fakultas sudah diperbaiki akhir tahun 2012 lalu. Salah satu dari dua WC di Fakultas Peternakan mengalami kebocoran pipa. Namun itu merupakan masalah yang tidak terlalu lama dan baru. Di tahun 2013 itu pernah diperbaiki. Sudah pernah dipasangi pipa baru. Kerusakan ter ulang mungkin disebabkan seringnya mem buka-tutup keran air atau adanya tangantangan jahil. Sudah ada usaha perbaikan dan masalah ini sudah diajukan ke pimpi nan fakultas. Tinggal menunggu konfirmasi dari Waakil Dekan II minggu ke depan. Abdul Rahman ST Bagian Perlengkapan Fakultas Peternakan
Peran dan Keanggotaan UKM Menwa UH
TERIMAKASIH kepada identitas yang su dah memuat pertanyaan saya. Di Unhas ada UKM Menwa dan sering saya melihat mere ka memakai baju dinas bila ada kegiatan di Unhas. Sebenarnya,apa fungsi dari UKM ini dan bagaimana sifat keanggotaannya. Mahasiswa FKM Angkatan 2011 Tanggapan Terimakasih sudah bertanya. Me ngenai fungsi Menwa sesuai dengan Pan ca Dharma Satya Menwa sebagai rakyat terlatih, seperti fungsi ketertiban umum, perlindungan rakyat, keamanan rakyat, perlawanan rakyat, itu adalah bagian dari fungsi eksternalnya. Bila di dalam kam pus, Menwa cuma menjaga keamanan pada saat kegiatan-kegiatan tertentu. Mengenai keanggotaannya UKM Menwa hanya me nerima mahasiswa Unhas. Aslam Ketua UKM Menwa UH
Jadwal Buka Gerbang Ramsis
TERIMAKASIH identitas. Saya mau minta kejelasan tentang jadwal buka gerbang ramsis. Kadang keluarga saya datang men jenguk tetapi busnya tiba menjelang sholat subuh. Waktu tersebut pintu ramsis belum buka. Mohon tanggapannya. Mahasiswa Fakultas Pertanian Angkatan 2012 Tanggapan Sebenarnya menurut aturan, pintu ger bang Ramsis itu dibuka pada pukul 5.30
WITA. Jika sebelum waktu yang ditentu kan, kami tidak berani melakukannya. Ini disebabkan rawan kehilangan motor dan sebagainya sehingga ditetapkan seperti itu. Adapun jika ke depannya Satpam yang ber tugas terlelap hingga terlambat membuka pintu, maka kiranya mahasiswa yang ber sangkutan mengetuk pintu dan memba ngunkan kami. Jangan sungkan memba ngunkan kami karena itu memang sudah menjadi tugas kami. Ramli K Satpam UH
Syarat Mendapat Cum Laude
Assalamualaikum, saya ingin me nanyakan perihal syarat memperoleh predi kat cum laude bagi mahasiswa. Apakah sudah tidak bisa dikatakan cum laude bila mahasiswa mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah. Terimakasih. Mahasiswa FISIP Angkatan 2011 Tanggapan Terimakasih identitas. Iya, bisa na mun matakuliah yang lain bernilai A. Ka rena tidak ada ketentuan jika dapat C tidak memenuhi syarat untuk menentukan cum laude. Ketentuan yang ada yakni IPK mini mal 3,51, masa studi maksimal 4,9 bulan dan skripsi A. Bila skripsinya bernilai B biasanya ditunda dulu, karena kurang baik skripsi B lalu dapat cum laude. Prof Dr Armin Arsyad MSi Wakil Dekan I FISIP
KKN Internasional Jepang Sebatas Fakultas Agrokompleks
ASSALAMUALAIKUM. Saya ingin ber tanya mengapa hanya mahasiswa fakultas se-agrokompleks saja yang bisa mendaftar KKN internasional ke Jepang. Terima Kasih. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2009 Tanggapan Terima kasih atas pertanyaannya. Pada dasarnya peraturan ini merupakan hasil kesepakatam antara SUIJI dengan Universi tas Hasanuddin memang baru sebatas pada pada disiplin ilmu agrokompleks saja. Dr rer nat Zainal STP MFoodTech Sekretaris UPT KKN Unhas
Penerimaan Anggota Baru UKM Pantun
ASSALAMUALAIKUM. Saya ingin ber tanya kapan dibuka pendaftaran anggota baru UKM pantun dan apa saja persyaratan yang ditentukan untuk menjadi anggota. Terimkasih identitas. Mahasiswa FISIP Angkatan 2011 Tanggapan TERIMAKASIH identitas. Rencana pembu kaan penerimaan anggota baru sekitar Bulan Agustus. Sebenarnya ketentuan pembukaan pendaftaran anggota baru itu fleksibel, tidak ditentukan tanggal penerimaannya tetapi ke marin hanya bulan yang ditentukan. Jangka waktu pendaftarannya sekitar dua minggu. Tidak ada syarat atau ketentuan khusus, namun yang pasti percaya diri, mau bela jar, menghibur, berani ditempatkan dimana saja, dan pastinya memiliki bakat. Mengenai persyaratan administrasi mungkin sudah terlampir di formulir kemudian diadakan audisi dengan wawancara langsung. Khasmirah Hamsiohan Kepala Suku UKM Pantun Unhas
Bila Anda mempunyai pertanyaan yang membutuhkan jawaban terkait Universitas Hasanuddin, silahkan ke sekretariat identitas di Gedung Lantai I Perpustakaan Unhas atau hubungi 082393645164. email: bukuidentitas@gmail.com
3
wall facebook Unhas punya aturan baru soal tutup buka jalur masuk di kampus unhas. Penutupan jalur di Pintu I, II dan pintu sekitar workshop diberlakukan mulai pukul 22.00-06.00. Bagi kendaraan yang mau lewat harus punya kartu identitas, KTP dan kartu mahasiswa. Bagaimana komentar Anda? Herry Sonjaya Kalau mau kampus tertib, aman dan nyaman sebaiknya kendaraan luar dibatasi, bahkan bukan saja malam, tapi siang hari juga bisa diberlakukan, de ngan catatan ada kendaraan bus gratis ke liling kampus setiap waktu. Saya iri dengan kampus-kampus besar di jawa, seperti di UI dan IPB menyediakan transportasi untuk ke liling kampus dengan waktu yang terjadwal. Fanda Pratama Arie Wibowo Klo konsistenji kaka Sat pam, ndada masalah. Biar ada tong na kerja. Khalis Mahmudah Demi kemanan saya kira itu sangat perlu !! asal tidak sampai merepotkan masyarakat unhas nantinya.
Irma Ariyanti Arief Itu perlu untuk keamanan. Spy satpam kampus betul2 difungsikan. Lili Flower ribet, mw seperti UPI Bandung ni kykX unhas
Jenderal Pangan Asal tdk tebang plih jie juga satpamx:-)
Al-Hajar Al-Fatih Saya setuju dgn aturan ini. Kampus harus steril dari segala macam ak tivitas yg bukan berbasis intelektual. kampus adalah dunia intelektual.
MhuLe’ Mulhadi Hm sangat setuju dengan sistem ini, wlaupn baru tapi diharapkan semoga bisa ber jalan efektif. Kerjasama ma hasiswa yang tinggal di sekitar kampus unhas juga dbutuhkan untuk mem bantu pelaksanaan aturan tsb.
Anna Maryani Tujuannya apa yah? kalo untuk keamanan, perlu lah. Wirman Ramadhan sekalian sinag saja jga... warga dilarang masuk area kampus...
4
opini
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
civitas
Gema BEM Unhas Kembali Terdengar
Hibernasi Riset Dasar di Indonesia
Oleh:Yusnita Rifai
A
wal September ketika dinomi nasi sebagai salah satu penerima Young Scientist Award 2012 versi Ristek-Kalbe. Saya memerhatikan adanya pergeseran, yang menandai kebang kitan riset terapan di tanah air. Kenyataan bahwa hampir keseluruhan finalis memilih melakukan riset berorientasi paten. Yang menandai mencairnya kebekuan dunia penelitian. Arena yang sejatinya menjadi basis landasan pacu pembangunan negara. Gairah kemajuan ini didukung kebijakan strategis pemerintah melalui penyesuaian program prioritas seperti Masterplan Per cepatan Program Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pengembangan pro gram Sistem Inovasi Nasional (SIN) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Selain itu, terdapat pula, insentif raih Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Seperti, hak paten, hak cipta, merek, desain industri, desain tata le tak sirkuit terpadu, rahasia dagang dan per
lindungan varietas tanaman serta insentif sentra HKI. Kesemuanya, demi mendorong pertumbuhan industri nasional. Dengan adanya kebijakan seperti ini, lantas bagaimanakah nasib riset dasar kita. Mengapa, belum ada ilmuwan Indonesia yang meraih nobel? Tentunya, hal ini berto lak belakang terhadap kondisi riset terapan yang menghasilkan inovasi atau pengem bangan teknologi-berorientasi paten. Riset dasar menghasilkan teorema, metode atau pemodelan numerik. Riset dasar, diistilahkan sebagai riset berorientasi nobel. Oleh sebab, status kepemilikannya yang berupa public goods. Dalam hikayat klasik, riset dasar menyandang gelar riset yang tidak membumi. Riset ini bisa berasal dari dunia perguruan tinggi, lembagalembaga penelitian hilir atau individuindividu dari pusat kajian yang bekerja mandiri. Titik lemah riset dasar di Indonesia bahwa adanya riset yang tak diarahkan sebagai pendorong utama teknologi. Hibernasi riset dasar menyebabkan onderdil-onderdil
penyokong riset terapan mengendor. Data Kementerian Riset dan Teknologi 2010 menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun persentase teknologi tinggi dalam ekspor industri Indonesia tidak melebihi 16,3 persen, dibandingkan Thailand 31 persen dan Filipina 74 persen. Padahal, jumlah sumber daya manusia dan sumber daya alam Thailand dan Filipina sangat jauh di bawah Indonesia. Ketakaktifannya juga terkendala di mata rantai antara riset dasar dan riset terapan di Indonesia yang ditera lemah. Jika pemerintah paham bahwa riset dasar adalah onderdil penting penggerak mesin inovasi, maka hibernasi riset berorientasi nobel ini tidak mungkin terjadi. Lihatlah Jepang, kendati peta kemajuan bidang industri diukur dari akumulasi jumlah hak paten. Pemerintah negara sakura tersebut tetap menaruh perhatian besar pada perkembangan riset dasar. Terbukti, bahwa dana negara disokong untuk input-input riset dasar. Sebagai konsekuensinya, publikasi ilmiah riset dasar universitas Jepang memenangkan penghargaan nobel terutama bidang fisika dan kimia. Sokongan riset berorientasi nobel inilah yang menyebabkan riset terapan mereka memiliki data pemodelan lengkap. Imbasnya, pertumbuhan sektor industri dan pertumbuhan ekonomi di Jepang berlangsung cepat. Penelitian heuristik, memi liki konklusi berbasis hipote sis dengan libatan dialektikadialektika. Ungkapan Terry Mart bahwa kegagalan dan IDENTITAS/NOVIANTO DWIPUTRA ADDI penolakan dari riset hadir seb
agai pembangkit hasil sintesis pemikiran yang berkualitas. Sikap tangguh demikian lah yang dimiliki oleh sang peraih nobel. Sebut saja nobelian Richard Heck dari AS, Ei-chi Negishi dan Akira Suzuki dengan publikasinya soal palladium-catalyzed cross coupling yang populer setelah 30 tahun ber lalu. Yang kini, terkenal dengan bahan pili han untuk layar tipis.
Riset dasar didanai siapa? Seperti pemerintah Jepang, sudah kewajiban pemerintah pusat dan daerah di Indonesia mendanai riset dasar. Hasil penelitian dasar berupa teorema, metode, hipotesa atau pemodelan, karena berstatus belum bisa dipatenkan, tidak memiliki rahasia dagang menjadi public goods. Status kepemilikan umum yang dimiliki riset dasar tidak memungkinkan sektor swasta mengambil alihnya. Sebagai catatan, dana riset di tanah air hanya sekitar 0,1 persen dari pendapatan nasional. Rasio ini menjadi muskil jika pemerintah menginginkan daya saing bangsa meningkat. Perlu komitmen pemerintah memberdayakan rakyat, dengan menjaga keseimbangan antara tradisi, teori dan inovasi. Tradisi kerja keras dan tradisi berfikir ilmiah berbasis teori kemasyarakatan akan memberi ruang bagi kreativitas individu untuk menciptakan inovasi. Peningkatan jumlah inovasi adalah salah satu faktor penentu daya saing bangsa di level dunia. Jika riset terapan telah bangun dari tidurnya, mengapa tidak ikut membangunkan riset dasar? Jika tidak lagi terhibernasi, percayalah seorang nobelian akan lahir dari Indonesia.n Penulis adalah peneliti Wdi Fakultas Farmasi Unhas
Senjata Kehabisan Amunisi Oleh: Masdar Senjata kehilangan amunisi, mungkin itulah kata yang pantas untuk hukum di negara kita tercinta. Jika seorang prajurit tengah kehabisan amunisi dalam berperang, sudah pasti prajurit tersebut tidak bisa menembak la wannya, bahkan bisa-bisa dia tertembak. Alangkah ironisnya kalau hal tersebut ter cermin dalam hukum. Memang cerminan tersebut sudah mendekati hukum di negara kita yang merupakan negara hukum. Hu kum seakan-akan hanya sebuah formalitas. Kepercayaan masyarakat terhadap UU se makin lama akan memudar, yang bisa-bisa memunculkan hukum rimba. Dan kenyata annya hukum rimba mulai terlihat pula seperti pada peristiwa penembakan empat tahanan di Lapas dan pembunuhan oknum polisi oleh masyarakat. Rentetan Pelanggaran Hukum Di tengah carut-marutnya negara kita sekarang, dengan banyaknya pelanggaranpelanggaran hukum, anggap saja tindakan korupsi yang tak ada habis-habisnya, serta
tindakan kriminal yang kerap terjadi. Ka sus korupsi seakan-akan sudah menjadi budaya di kalangan pejabat. Bermula dari kasus Nazaruddin, Angelina Sondakh, Sri Mulyani, Alfian Mallarangeng dan ma sih banyak lagi yang kasus yang lain. Baik yang dilakukan pejabat di pusat maupun di daerah. Sampai sekarang ramai diberi takan kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan dan rekan nya Fhatanah. Ironisnya ketika KPK ingin melakukan penyitaan, justru KPK diserang balik dengan gugatan. Ini sama halnya den gan menghilangkan hak dan kewajiban KPK. Pada fenomena tindak pidana korupsi jaman sekarang terjadi pula penempatan kolektifitas yang salah, seperti adanya indi kasi korupsi yang dilakukan secara kolektif atau secara tim. Korupsi dilakukan oleh sosok yang seha rusnya menjadi panutan, teladan masyara kat. Akan tetapi tidak mungkin muncul keteladanan terhadap sosok-sosok tersebut. Tidak ada yang patut diteladani bila mereka hanyalah pelanggar hukum, yang meman faatkan kedudukannya dan mengakibatkan masyarakat kalangan bawah tertindas di atas tertawaannya. Senada dengan korupsi, marak pula tin dakan kriminal. Sebut saja penembakan em pat orang tahanan di salah satu Lapas yang ada di Sleman, perusakan dan pembakaran beberapa kantor di Kota Palopo, tindakan pemerkosaan, TNI vs Polisi dan banyak lagi yang bisa dilihat melalui media massa. Bisa
diasumsikan bahwa setiap detik, menit, jam dan hari selalu tejadi kejahatan, baik dalam skala kecil maupun skala besar. Ini mem buat masyarakat dihantui rasa takut, karena merasa tidak aman dengan keberadaan nya. Bayangkan saja di dalam tahanan pun, orang bisa dibunuh pihak yang bertang gung jawab. Kehilangan Ketajaman Melihat fenomena pelanggaran hukum yang dipaparkan sebelumnya mengundang pertanyaan berbagai kalangan. Kenapa tin dak korupsi dan kejahatan selalu terjadi? Dimanakah hukum negara kita? Dike manakan UU yang sudah dirumuskan?. Jawabannya adalah hukum di negara kita tetap ada, begitupun dengan rumusan UU, hanya hukum kita dalam keadaan hilang ketajamannya, sehingga tidak bisa memberi efek jera terhadap pelaku pelanggaran hu kum. Mereka tetap saja nekad melanggar hukum seperti halnya senjata yang keha bisan amunisi, sehingga tidak bisa menem bak lawannya. Rentetan pelanggaran hu kum selalu terjadi jika pelaku sudah terjerat hukum dan dipenjarakan. Itu seakan-akan tidak memberikan rasa takut kepada yang lainnya untuk tetap melanggar. Ini menjadi bukti bila hukum benar-benar kehilangan ketajaman. Bisa kita lihat dalam realita, keti ka pelaku tindak pidana korupsi berhasil di jerat, akan muncul lagi pelaku lain dan be gitu seterusnya yang terjadi. Sama dengan pelaku kejahatan. Walaupun sudah banyak
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
yang ditangkap, tetap saja terjadi hal yang serupa dan malah menjadi-jadi. Hukum diterapkan untuk dipatuhi tapi itu hanya pada hakikatnya. Buktinya masih banyak yang melanggar. Timbul interpre tasi dari masyarakat bahwa hukum dibuat untuk dilanggar. Tak salah jika masyarakat mengatakan seperti itu karena mereka ber dasar pada fenomena. Hilangnya Kepercayaan Indikasi hilangnya kepercayaan masyara kat terhadap eksistensi hukum di Indone sia tidak bisa dipungkiri. Penyelenggara hukum dan manuver-manuver politik ikut menjadi korban hilangnya kepercayaan menjalani fungsinya. Kewibawaan para pejabat jika berbicara di depan publik su dah tidak lagi menjadi tolak ukur membuat suatu penilaian terhadapnya. Berdasar pada kejadian sebelumnya, ba nyak sosok yang wibawa di depan publik tapi bejat di belakang publik. Jika masyara kat sudah hilang kepercayaan, tentu hukum sesungguhnya mati. Jika senjata sudah ti dak bisa ditembakkan karena kehabisan amunisi. Akhirnya pemegang senjata yang bisa tertembak mati. Begitu pula yang akan terjadi dengan hukum jika pelanggaraan marak terjadi secara terus menerus. Lalu apa solusinya?. Mungkin hukum berbasis kearifan lokal bisa menjadi alternatif.n Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya
IDENTITAS/Esa ramadana
Kunjungan WR III: Wakil Rektor III Unhas Ir Nasaruddin Salam MT mengujungi lembaga mahasiswa Fakultas Sastra dan duduk bersama Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra Muhclis Abduh, Senin (6/5). Isu pembentukan BEM tingkat universitas kembali menggema.
Isu pembentukan BEM Universitas kembali menggema. Namun beberapa pihak merasa hal ini masih terlalu cepat.
S
etelah sempat tenggelam, isu itu kembali merebak. Impian untuk kembali mendirikan lembaga ke mahasiswaan tertinggi tingkat universitas kembali bergaung tatkala sejumlah lembaga tingkat fakultas mulai menjalin komunikasi. Bahkan kabarnya akan segera dilakukan kongres. Meskipun demikian, isu ini belum menghasilkan satu suara bulat. Lema Unhas terpecah menjadi dua kubu. Ada kubu yang setuju untuk langsung mem bentuk tapi ada pula yang belum menen tukan sikap. Mereka yang setuju antara lain BEM Hukum, Farmasi, Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Pertanian. Se mentara yang belum setuju diantaranya Sastra, Ekonomi dan Teknik. Berdasarkan pada pertemuan kese belas yang dilakukan pada Senin (6/5) lalu, diputuskan bahwa kongres yang dilaksanakan paling lambat hingga bu lan Mei ini. “Melalui kongres tersebut akan dibicarakan kedepannya, apakah akan berbentuk BEM, Senat atau Keluar ga Mahasiswa (KEMA)”, tutur Zulfikar selaku Ketua BEM Pertanian UH. Selain itu, diantara masing-masing lembaga tingkat fakultas diadakan sosialisasi in ternal antar ketua himpunan ataupun dengan masing-masing warga. Ketidakterlibatan beberapa pihak untuk membahas hal ini disebabkan beberapa alasan. Seperti yang diuta rakan Ketua BEM FMIPA, Muhammad Maknun. Ia berpendapat bahwa secara umum mereka sepakat dengan pem bentukan lembaga tersebut. Hanya saja hal ini dianggap terlalu cepat dan masih mempertanyakan perihal apakah sudah diketahui oleh civitas akademika lainnya ataukah hanya ditataran lembaga saja.
Selain itu hingga saat ini beberapa lembaga masih berkonsentrasi dengan masalah kekerasan akademik yang di alami oleh beberapa anggotanya. Seperti yang terjadi pada mahasiswa di Fakultas Teknik dan Fakultas Sastra. Seperti yang dikatakan oleh Muchlis Abduh selaku Ketua BEM Fakultas Sas tra. Ia berpendapat bahwa saat ini kondi si lembaga kemahasiswaan difokuskan pada penyelesaian masalah kekerasan akademik yang terjadi di fakultas terse but. “Setahu saya jika dalam pembentu kan lembaga tingkat universitas masih terdapat pihak yang belum menyatakan diri untuk bergabung maka belum bisa diteruskan,” tuturnya saat ditemui di sekertariat, Kamis (16/5). Alasan lainnya diutarakan Ketua SEMA Kelautan Periode 2012 – 2013. Sema Kelautan belum menentukan si kap karena pengurus dan warga belum sepakat dengan pembentukan BEM ting kat universitas. “Melalui diskusi koridor yang kami adakan, mayoritas warga be lum sepakat,” katanya. Disisi lain, mereka yang sudah terlibat dalam hal ini menginginkan dapat ter bentuknya lembaga ditingkat universi tas secepatnya agar dapat menghimpun kekuatan dan penyatuan suara untuk menggalang kekuatan bersama. Oleh nya, sosialisasi dilakukan melalui penye baran pamflet, selebaran hasil rapat yang dibagikan kepada lembaga tingkat uni versitas yang tidak hadir maupun berita acara mengenai pelaksanaan kongres kedepannya. Teknisnya, membentuk dua tim. Tim pertama adalah tim persiapan yang be rasal dari perwakilan dari 10 BEM yang terlibat. Sedangkan tim kedua, adalah
“
Melalui kongres tersebut akan dibicarakan kedepannya, apakah akan berbentuk BEM, Senat atau Keluarga Mahasiswa (KEMA). Zulfikar Ketua BEM Pertanian
mereka yang tergabung sebagai ketua BEM dan bertugas mengawal komuni kasi dengan pihak-pihak ketua lembaga mahasiswa. Terkait dengan arah lembaga maha siswa tingkat universitas ini kedepannya akan diputuskan pada kongres yang ren cananya akan berlangsung akhir bulan ini. Semua yang terkait dengan bentuk lembaga kemahasiswaan dan strukutur yang akan digunakan nantinya akan dibicarakan saat kongres, namun dalam pertemuan dibicarakan konsep senat yang akan diterapkan. “Namun itu bu kanlah keputusan akhir”, tutur Fikri Rifa Hamdi selaku Ketua BEM Fakultas Ke dokteran. Sementara itu pihak birokrasi menya takan mendukung semangat mahasiswa ynag ingin secepatnya membentuk BEM universitas.Hal tersebut dituturkan oleh Abdul Rasyid selaku staf ahli wakil rek tor II. “Setahu saya pihak dari lembaga kemahasiswaan dan WR III sudah me lakukan pertemuan guna membahas per masalahan ini,” katanya.n (Sun/Ran)
5
bundel n Edisi Akhir Mei 1981
Percuma Menitip Nomor Test
“Saingan Masuk Universitas Hasanud din tahun ini betul-betul luar biasa ba nyaknya. Tetapi walaupun demikian kami akan berusaha sendiri, sesuai kemampuan kami sendiri. Kami tak akan minta tolong kepada siapa-siapa. Soalnya percuma menitip nomor tes dan minta tolong kepa da dosen Unhas yang kebetulan keluarga, sebab anaknya sendiripun kalau ada, tak mampu ditolongnya: kami akan kecewa dua kali” Hal itu diungkapkan oleh beberapa calon mahasiswa yang ditemui Identitas di tempat bimbingan test mereka. Dikatakan selanjutnya bahwa sistem tanpa koneksi yang sudah menjadi tradisi di Unhas, be tul-betul baik sebab hanya mengandalkan otak dan kemampuan calon mahasiswa. Arifuddin dari SMA IV Ujung Pandang terpaksa mengurungkan niatnya masuk kedokteran atau teknik, karena melihat banyaknya saingan. Ia akan memilih pro gram diploma saja. “Pokoknya masuk Un has, jangan swasta,” katanya bersemangat. Beberapa dosen mengungkapkan bahwa syukur calon mahasiswa dan orang tuanya kini telah sadar dan yakin bahwa di Unhas tak dikenal main koneksi dan nota. Mereka calon orang tunya tidak lagi datang me nitipkan nomor test atau meminta dibantu tetapi minta nasehat atau informasi supaya jangan salah pilih program. “Saya memang meyakinkan merekabahwa percuma me nitip nomor tes atau minta tolong pada saya, sebab memang tidak ada jalan,” kata Drs H Abdullah Renreng kepada identitas sambil tertawa.n
n Edisi Akhir Mei 1991
Unhas Terima 3000 Mahasiswa Baru Tahun ini, Unhas akan menerima seki tar 3000 mahasiswa baru lewat jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Mereka nantinya akan menempati kursi pada 65 program studi yang ada dilingku gan Unhas. Untuk itu, segenap panitian, khusus wilayah pendaftaran Ujian Masuk Lokal (PUML) 80 Ujungpandang tengah mempersiapkan diri mulai sekarang. Hal ini disampaikan Rektor Unhas, Prof Dr H Basri Hasanuddin, MA dihadapan sejumlah wartawan, selasa (21/5) siang di Ruang Senat Kampus Tamalanrea. Menu rut Rektor yang juga penanggung jawab PUML 80 Ujungpandang, bahwa pada dasarnya sistem penerimaan mahasiswa tahun ini tidak jauh beda dengan tahun se belumnya. Untuk mempermudah peserta ujian maka pelaksanaan dikoordinasikan dalam bentuk rayonisasi. Walaupun begitu menurut Basri, peserta ujian tetap diberi kan kesempatan untuk memilih, program studi pada perguruan tinggi yang diingini. Tentang adanya “praktek nakal” dari orang-orang yang tak bertanggung jawab, Basri Hasanuddin mengingatkan, bahwa pihak panitia telah memikirkan hal terse but dengan segala kemungkinan-kemung kinannya. Bekerja sama dengan pihak Polri dan tenaga keamanan lainnya makan pada hari “H”nya nanti panitia berharap UNMPTN berlangsung dengan lancar. Se dang bagi mahasiswa Unhas yang terlibat “praktek nakal” itu , Rektor akan memberi sanksi. “Pokoknya , tiada ada maaf ba ginya, “ tegas Basri.n
6
wansus
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Jangan Menulis untuk
Mencari Uang kelas 2 SMA, saya sudah pake sepatu pada saat masih kelas 5 SD. Itu pun bukan dari bapak, tapi hadiah lomba cerdas-cermat di TVRI. Bapak Pak Dahlan gembala kamb ing, saya gembala kerbau. Banyak sisi yang sama. Nah, saya berpikir kalau menuliskan dalam bentuk novel saya tidak akan terlalu kesulitan karena ada pengalaman pribadi, ada latar yang bisa. Mungkin semacam menjenguk kenangan saja.
Sumber/Internet
Tradisi dan minat menulis masyarakat Indonesia masih dirasa sangat kurang. Butuh pemahaman mendasar kepada masyarakat bahwa menjadi seorang penulis bukanlah untuk mencari uang. Salah satu penulis yang tak menjadikan uang sebagai ‘target’ utama adalah Khrisna Pabichara. Berikut petikan wawancara oleh Rasdiyanah Sinala dari identitas kepada penulis asal Jeneponto ini usai launching dan bedah buku Surat Dahlan di Mall Ratu Indah, (9/2) Bagaimana Anda melihat perkembangan penulis di Indonesia? Pada beberapa tahun belakangan ini, ke beradaan facebook dan twitter itu banyak merangsang orang untuk menulis. Itu salah satu keuntungan. Jadi mendadak banyak penulis. Maksudnya, mereka menulis garagara twitter dan facebook. Bagi saya itu meru pakan kegembiraan. Paling tidak dengan mereka menulis, mereka sudah kembali ke budaya dan tradisi tulis. Kembali ada nia tan untuk menulis, itu saja sudah lebih dari cukup. Kita tidak bisa menafikkan bahwa pela jaran bahasa dan sastra Indonesia di ting kat SD dan SMA yang dibahas itu-itu saja. Kalau tidak awalan, ya imbuhan, sisipan, akhiran. Yang lebih lucu lagi saat kuliah masih sama, yang dibahas masih awalan, sisipan, akhiran. Kita tidak diajar praktek langsung dengan mengupas tulisan. Nah ini terlihat ketika budaya menulis di facebook dan twitter mulai berkembang dengan san gat pesat. Banyak yang tidak paham dengan kaidah karena sebelumnya mereka gagal menulis. Tapi, disisi lain setiap hari bermunculan ratusan judul buku baru, jadi kalau diang gap tidak ada gairah untuk menulis sebe narnya tidak juga. Gairah kita tinggi, cuma ada banyak hal yang membuat gairah itu belum sesuai dengan harapan kita. Apa yang menyebabkan gairah menulis tidak muncul? Mungkin animo sebagian masyarakat In donesia menulis itu sebagai sesuatu yang berorientasi uang. Tidak usah jauh-jauh, biasanya orang kuliah untuk kerja, bukan kuliah untuk ilmu. Kuliah untuk kerja oto matis untuk uang. Paling tidak mengganti semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh orang tua, misalnya. Menulis bukan peker jaan yang menurut anggapan beberapa orang menghasilkan uang. Barangkali kalau di antara kalian tiba-tiba ngomong ke bapa knya, “Pak saya ingin menjadi penulis,” Ba
paknya pastinya bilang “Ngapain kamu su dah capek-capek kuliah, saya kasih kuliah bukan untuk jadi penulis.” Karena angga pan orang menulis itu tidak menghasilkan uang, itu salah satu di antaranya. Padahal sebenarnya, seluruh aspek kehidupan kita menulis, butuh kepiawaian menulis. Bah kan, di pekerjaan sehari-hari pun butuh menulis. Jadi menulis butuh kesadaran. Kalau Anda sendiri, sejak kapan mulai menulis? Saya menulis dari kelas tiga SD, itu pun menulis diam-diam. Saya pembaca yang sangat rakus. Itu karena saya dari keluarga yang tidak mampu. Saya itu memanfaat kan fasilitas yang ada. Dulu sewaktu saya SD, ada bacaan–bacaan yang didanai oleh inpres. Jadi setiap datang ke sekolah, orang pertama yang menamatkan seluruh bacaan itu pasti selalu saya. Karena semasa ke cil, saya sangat suka membaca novel, cerita anak-anak yang tebal, misalnya 100 hala man, bisa selesai lima dalam sehari. Kemu dian setelah membaca saya menuliskan apa yang saya baca. Kadang saya ceritakan juga kepada orang lain. Saat SMP tulisan saya dimuat oleh majalah Bobo. Itu bangganya luar biasa. Bukan karena honornya, tapi ka rena tulisan saya itu dikliping oleh guru dan ditempel di majalah dinding sekolah. Jadi satu sekolah tiba-tiba kenal saya. Itu ada ke banggan tersendiri. Lalu, kenapa lebih memilih menulis tentang Dahlan Iskan? Ini kayaknya agak spesifik, kayaknya harus penerbit yang menjawabnya. Logi kanya begini, untuk menuliskan sesuatu itu harus ada dasar paling tidak itu pengala man pribadi. Beberapa sisi dari kehidupan Pak Dahlan itu mirip dengan kehidupan semasa kecil saya. Di antaranya sama-sama berasal dari latar keluarga yang tidak mam pu secara ekonomi. Kedua, kami sama-sa ma punya mimpi besar sewaktu kecil ingin bersepatu. Tapi tidak bisa beli sepatu. Cuma bedanya Pak Dahlan baru pakai sepatu pada
Sekarang kan sudah menjadi penulis yang bisa dibilang terkenal di Pulau Jawa, pernah tidak berfikir untuk kembali ke Makassar untuk mengembangkan penulisan di Makassar? Sebenarnya tidak kembali pun bisa mengembangkan. Tidak harus kembali. Dan itu sudah saya lakukan. Di antaranya saya sering melakukan pelatihan menulis di sini. Bahkan kita pernah mengadakan lomba pelajar cerdas se-Jeneponto yang pesertanya itu diseleksi. Meskipun tidak ada yang menjadi penulis, malah ada yang jadi dokter, ada yang jadi hakim, macammacam, tetapi setidaknya mereka jadi bisa menulis. Kemudian teman-teman di Sulsel itu punya kegiatan setiap tahun berupa Makassar International Writing (MIW). Itu rutin tiap tahun. Saya selalu pulang tiap ta hun pada saat MIW. Karena bertemu den gan anak-anak muda yang rajin menulis. Ada juga satu programnya “Sahabat dari Jauh”. Anak SMA yang punya minat menu lis kita kumpulkan dan kebetulan saya yang tangani. Maksudnya saya yang menemani mereka berlatih menulis. Hasil dari MIW tahun kemarin ada Faisal Poddan, maha siswa Unhas Fakultas Sastra. Dia ikut tahun kemarin, tahun ini sudah ikut dalam dua antalogi buku. Dari yang Anda lihat, bagaimana perkembangan penulis di Makassar? Keren, saya itu terangsang menulis ka rena membaca karya-karya orang Sulawesi Selatan. Di puisi saya menyukai Armansoh. Di cerpen saya menyukai Lili Yulianti Far id. Selain Aan Mansyur ada Aslan Abidin. Ada juga puisi Aslan Raprapanca. Cerpencerpen saya biasanya berlatar tradisi Sulsel. Bisa dibaca, ada yang judulnya Gadis Pak karena. Ada Faisal Odan, Galngasari Fida, pokoknya banyak sekali. Belum lagi yang tergabung ke dalam jejaring komunikasi, Forum Interpena misalnya. Jadi menurut saya perkembangan kepenulisan di Sulsel sangat pesat, paling tidak menggembira kan. Karena kita adalah pewaris budaya menulis. Kalau tokoh penulis idola Anda siapa? Kalau tokoh penulis yang saya idolai itu Gabriel Marques. Untuk penulis novel luar negeri biasanya saya menyukai penulis-pe nulis dari Rusia, seperti Tos Toy dkk. Kalau di Indonesia Boto Wijoyo, Afianti Arman dan Linda Cristanti. Kalau di Puisi saya me nyukai Pablo Ni Ruda. Kalau di Indonesia saya menyukai Aan Mansur. Tadi Anda sempat membahas tentang budaya literasi, kalau dari Anda sendiri, bagaimana Anda melihat budaya literasi di Makassar? Menurut saya, budaya literasi di Makas sar justru menurun. Makassar itu menarik karena sudah punya banyak penerbitan
sendiri. Kemudian sudah punya banyak komunitas-komunitas penulis, di antaranya kampung buku, dulu ada rumah baca dan biggly holic dan macam-macam. Bagi saya itu perkembangan menarik. Jadi menurut saya perkembangan dunia literasi di Sulsel Insya Allah di masa mendatang akan cerah. Menurut anda, sebenarnya bagaimana cara mempertahankan budaya literasi itu sendiri? Sebenarnya lebih ke budaya baca dulu. Mustahil orang bisa menulis kalau tidak membaca. Dengan rajin membaca dia akan rajin menulis. Bagaimana melakukannya, ayo kita pikirkan bersama. Kira-kira ada tidak yang bisa Anda bagi ke orang-orang Makassar, khususnya mahasiswa Unhas agar bisa memotivasi untuk menulis? Ya itu tadi, sejak dulu kita dikenal sam pai saat ini. Kita diakui oleh dunia bahwa karya satra terpanjang itu masih I Lagaligo. Itukan hal yang luar biasa. Itu kelas dunia. Lebih panjang dari Mahabrata dan Rama yana. Selain itu boleh dikatakan semua daerah di Sulawesi Selatan memiliki tradisi menurut bugis lontara. Itu salah satu con toh bahwa kita punya kepenulisan yang luar biasa. Kalau motivasi saya tidak seperti Mario Teguh. Tapi ada satu kalimat indah dari Benyamin Frendlin. Suatu ketika beliau berkata, “Jika ingin dikenang sejarah, men ulislah atau lakukan sesuatu yang layak ditulis kedalam buku.”
lipsus
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Untung Rugi Aturan Baru S
“
Dampak tak baik pun dirasakan seba gian warga yang berada di sekitar kampus Unhas. Seperti yang sempat dirasakan Riyu (samaran), warga Kera-kera. Karena sosia lisasi yang tak sampai padanya, ketika pu lang kerja ia melewati kampus pintu satu Unhas sekitar pukul 23.00, Selasa (7/5). Tapi karena banyak juga pengguna jalan yang tidak mengetahui pintu satu ditutup, maka banyak kendaraan yang menumpuk di depan pagar dekat pos Satpam. “Menu
IDENTITAS/Esa ramadana
Walaupun ada yang merasa dirugikan, tapi ini kan demi kepentingan orang banyak. Halim Doko (Kabiro Administrasi Umum)W
Data diri:
Nama : Khrisna Pabhicara TTL: Makassar 10, November 1975 Pekerjaan: Penulis Nama Istri: Mamas Aurora Masyitoh
Pagar Pembatas Jadi Pintu Gerbang
Menanti Peserta Mubes
Intinya dikenal lewat buku atau menulis lewat buku? Kalau tidak bisa menulis sendiri, lakukan sesuatu yang bisa ditulis oleh orang lain. Misalnya saya menulis untuk Pak Dahlan. Saya menulis sosok Dahlan Iskan, dikenang oleh sejarah karena nanti di generasi beri kutnya, orang akan berkata “Oh, pernah ada loh buku seperti begini”.n
kronik
Di Asrama mahasiswa (Ramsis) putra terdapat pin tu gerbang. Namun anehnya para penghuni ramsis enggan melewati gerbang tersebut jika ingin beper gian. Hal tersebut tampak dari keadaan pintu yang selalu dalam keadaan tertutup. Rupanya para penghuni punya ‘gerbang’ lain. Yaitu pagar yang terbuat dari kawat pembatas ram sis yang dirusak dan dijadikan sebagai jalan pin tas. Hal ini dilakukan karena jauhnya jarak antara kamar-kamar ramsis dengan pintu gerbang utama. Keadaan itu membuat mahasiswa penghuni ramsis lebih memilih melewati celah pada pagar pembatas kawat itu ketimbang memutar jauh menuju ger bang. Apalagi jika sedang terburu-buru kuliah. Endrianzah, mahasiswa jurusan Perikanan ang katan 2012 yang tinggal di ramsis putra menutur kan, “Pintu gerbang harus lebih diperhatikan agar mahasiswa tidak terlalu jauh berjalan jika ingin kuliah,” katanya.n
Sistem keamanan Unhas diperketat lagi dengan keluarnya aturan baru. Bagaimana dampaknya? etiap aturan maupun kebijakan tentunya memiliki dampak ketika direalisasikan. Baik itu dampak positif maupun negatif. Tak terke cuali pada aturan baru yang dikeluarkan oleh Unhas, Selasa (7/5). Aturan ini akan mengatur sistem buka tutup jalan di dalam Kampus Merah.. Sistem yang sama akan berlaku di jalanjalan sekitar yang punya akses ke Unhas dengan pemasangan portal. Siapapun yang ingin melintas diwajibkan membawa kartu identitas. Bagi yang tidak dapat memperli hatkan kartu identitas tidak diperbolehkan masuk. Aturan ini pun menuai kontra bagi se bagian yang merasakannya, terutama mahasiswa dan warga sekitar. Bagi maha siswa, khususnya yang aktif di lembaga, aturan ini rasanya menyulitkan ruang gerak mereka. Sebab di malam hari lah mereka melaksanakan kegiatan. Sementara jika aturan ini benar-benar berjalan maka aktifitas di luar jam kuliah akan dibatasi. Kalaupun harus, mereka wajib mengan tongi surat izin resmi dari wakil rektor III. “Berarti kegiatan-kegiatan mahasiswa akan lebih di-press lagi. Akan lebih dikendalikan supaya tidak ada kegiatan dalam,” tutur Fitrah, Koordinator Menteri Luar Negeri BEM Fakultas Pertanian.
7
identitas/esa ramadana
Karya Buku:
- Kamus Nama Indah Islami (Nonfiksi, 2010) - Rahasia Melatih Daya Ingat (Non fiksi, 2010) - Mengawini Ibu (Kumpulan Cerpen, 2010) - Menerawang Indonesia (Nonfiksi, 2011) - Sepatu Dahlan (Novel, 2012) - Gadis Pakarena (Kumpulan Cerpen, 2012) - Surat Dahlan (Novel, 2013) 10 Rahasia Pembelajar Kreatif (Nonfiksi, 2013) - Dongeng Cinta (Nonfiksi, dalam Proses)
rutku dibuka saja, karena mahasiswa juga banyak yang pulang malam . Kalau warga Kera-kera susah juga aksesnya, jadi boros bahan bakar, tenaga, dan waktu,” tutur wanita 24 tahun ini. Meski mengundang reaksi negatif na mun aturan ini juga punya dampak positif. Aturan ini justru dapat ‘menyaring’ orangorang yang masuk ke Unhas dan tidak lagi bebas untuk keluar masuk Unhas. Pen curian yang kerap terjadi juga dapat ter minimalisir. “Walaupun ada yang merasa dirugikan, tapi ini kan demi kepentingan orang banyak,” tutur Halim Doko, Kepala Biro Administrasi Umum Unhas. Semoga aturan dapat tetap direalisasikan dengan menemukan solusi bagi mereka yang merasa dirugikan. Tidak jalan pin cang dan ujungnya hanya akan menimbul kan lebih banyak masalah nantinya. n Tim Lipsus
Tampak pamflet-pamflet memenuhi setiap papan pemberitahuan di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Selasa (13/5). Berisikan ajakan ke pada Keluarga Mahasiswa (KM) FKM untuk mengi kuti Musyawarah Besar (Mubes) 2013 yang segera diadakan, pamflet tersebut telah terpasang dari Senin. Pengurus lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa FKM, beserta KM yang aktif mengikuti Mubes ber inisiatif membuat pamflet tersebut. Pasalnya se bagian besar KM FKM terkesan tidak peduli pada Mubes.Ini telah terjadi dari beberapa tahun lalu, namun tahun ini yang terparah. Sehingga pada salah satunya tertulis, “mengkader jangan hanya mau menjadi pengurus lembaga, jangan pragmatis kawan lewati ki’ dulu proses #mubes”. “Ini (memasang pamflet, red) merupakan inisiatif kami untuk mengajak teman-teman di fakultas dan memperjuangkan hak-haknya sebagai keluarga mahasiswa,” tutur Iwa (bukan nama sebetulnya). Sedangkan bagi yantidak mengikuti Mubes memi liki alasannya sendiri. Beberapa KM yang tak ikut menyatakan, bahwa mahasiswa tidak cuek. Hanya saja sekarang di sibukkan dengan tugas kuliah. Terlebih waktu pelaksanaan Mubes sulit diterima mahasiswa lain.n
Tim Lipsus Koord. Lipsus: Sita Nurazmi Anggota: Cita Surya Elisa, Muammar Qhadafi, identitas/esa ramadana
IDENTITAS/Esa ramadana
Buronan tertangkap: Satpam Ridwan yang mengelilingi tempat parkiran Baruga AP Pettarani Unhas dan Parkiran Fakultas Kedokteran mendapati tingkah mencurigakan dari seorang pengendara motor yang bergegas meninggalkan lokasi parkir dengan helm yang berbeda pink. Ridwan yang curiga melihat tingkahnya langsung mendatangi dan melihat DD motornya yang berplat DD 2383 VW. Plat ini dijadikan dasar untuk menangkap orang ini. Sebab, plat motor ini telah lama diincar oleh satpam dan polisi sejak bulan Oktober 2012. Selain itu, bukti berikutnya berupa helm berwarna pink yang diakuinya saat dige rebek satpam bukan miliknya, Sabtu (25/5).n
8
lipsus
identitas
NO 793 | TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
S
pihaknya akan menyang gupinya. Namun jumlah yang diminta tak pasti dikabulkan sebanyak itu. Karena akan dikondisikan dengan keadaan di lapa ngan. Seperti dilihat dari pos-pos yang telah berdiri. Jadi sebelum melakukan penerimaan anggota baru, diadakan dulu pemetaan tempat dan perhitungan yang pastinya membutuh kan waktu lebih. Sebelum aturan ini kelu ar, pernah juga direncana kan adanya jalan lingkar di Kampus Merah ini. Jalan lingkar dianggap sebagai solusi agar tak lagi dijadikan jalan umum bagi warga sekitar. Dengan sistem jalan ini, tentunya aturan baru ini pun akan jauh lebih efektif dan mampu meminimalisir kerugian di beberapa pihak. Sayangnya hingga hari ini belu terlihat gelagat pem bangunan jalan lingkar tersebut. Meskipun fasilitas pendukung seperti Portal, jalan lingkar, pos satpam dan juga
identitas/ESA RAMADANA
penambahan personil belum siap namun aturan ini tetap terus jalan. Akibatnya pem berlakuan aturan ini terkesan tergesa-ge sa. Saat ditanya kapan fasilitas akan siap, Halim mengatakan belum pasti. “Kapan bisa digunakan nanti kita lihat, karena seka rang pengerjaannya saja belum selesai,” katanya.n Tim Lipsus
Asal Jangan Gertak Sambal
Unhas kembali mengeluarkan aturan keamanan dan ketertiban kampus. Akankah ini hanya menjadi gertak sambal seperti sebelumnya?
L
agi, Unhas mengeluarkan aturan peningkatan keamanan dan ke tertiban kampusnya. Penutupan secara permanen maupun dengan sistem buka tutup diberlakukan di semua akses masuk. Rencananya nanti siapapun yang ingin masuk harus menunjukkan kartu identitas. Namun beberapa pihak menganggap aturan ini hanya sekadar gertak sambal seperti sebelumnya. Dike
luarkan namun tak dijalankan. Pengali han jalur pete-pete salah satu contohnya. Awalnya Unhas ingin agar pete-pete tidak lagi memasuki kampus. Tapi karena menuai protes, aturan ini tertunda hingga kini. “Secara pribadi kalau saya lihat terlalu banyak aturan yang dibuat Unhas na mun realisasinya tidak maksimal,” tutur Silva, pengurus Badan Eksekutif Maha
siswa (BEM) Fakultas Kehutanan, Minggu (12/5). Aturan demi keamanan dan ketertiban kampus yang baru ini diragukan realisa sinya. Bukan tanpa alasan. Salah satu pe nyebabnya yaitu aturan ini dikeluarkan secara tiba-tiba. Hanya melalui rapat pihak birokrat Unhas. Tidak ada koordinasi sebe lumnya dengan civitas akademika. Bahkan tidak pula dengan warga sekitar kampus. Padahal merekalah yang akan merasakan dampak langsung dari aturan ini. Anggapan lain akan aturan yang mende sak ini pun bermunculan. “Saya melihat ini cenderung menenggelamkan seluruh isuisu ke-Unhasan yang lalu. Seperti Bidikmi si dan kekerasan akademik kasus skorsing dari Sastra Unhas,” tutur Muh Maknun, Ketua BEM Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Keraguan realisasi aturan pun bertambah melihat sosialisasi yang dilakukan. Melihat banyaknya warga Unhas, dibu tuhkan sosialisasi ekstra bila memberlaku kan sebuah aturan baru. Namun sayang
NO 793 | TAHUN XXXIX| EDISI AKHIR MEI 2013
9
Kelestarian Budaya
Sejak 7 Mei, aturan keamanan Unhas telah diberlakukan. Namun sebagian besar sarana prasarananya belum siap.
masang portal. Rencananya akan ada pula pos pengamanan disitu. Pada pos itu akan ditempatkan Satuan Pengamanan (Satpam) Unhas. Mereka yang akan memeriksa identitas seseorang yang akan masuk ke dalam area Unhas. Masing-masing pos itu akan diisi oleh dua orang Satpam Unhas. Namun sayangnya jumlah personil Sat pam Unhas juga belum mencukupi. Pa dahal sebelum aturan ini keluar mereka sudah merasa kekurangan personil. Oleh karena itu, Said selaku Kepala Satpam Unhas mengajukan permohonan penam bahan personil sebanyak 30 orang dan di adakannya alat komunikasi untuk semua anggotanya. Said mengatakan bahwa awalnya ia mengajukan permohonan penambahan anggotanya secara lisan pada rapat pemba hasan aturan ini, Rabu (15/5). Selanjutnya ia membuat rincian tugasnya untuk men dukung penambahan personil ini. “Tapi belum saya kirim secara resmi ke kepala biro,” tutur Said saat diwawancarai di ruangannya, Rabu (15/5). Di hari yang sama, Halim Doko, Ka bag Administrasi Umum mengatakan
identitas
Pesta Panen Demi Jaga
Aturan Berlari, Fasilitas Merangkak
ejak Selasa (7/5), di sejumlah papan pemberitahuan Unhas terpampang pemberitahuan. Isinya berupa in formasi pada civitas akademika dan warga sekitar kampus bahwa keamanan dan ketertiban kampus Unhas akan diting katkan. Antara lain setiap pengguna jalan kampus pada 22.00 hingga 6.00 Wita wajib membawa identitasnya. Pada jam yang sama, di jalan belakang Asrama Maha siswa (Ramsis) dan Jalan Sahabat akan di terapkan sistem buka tutup. Sedangkan di jalan samping Workshop, pada jam terse but akan ditutup dengan portal. Namun sayangnya, meski terdapat por tal namun tampaknya hal ini bukan menja di solusi. Sebab masih ada satu jalan kecil yang dapat dilalui motor. Keadaan portal yang ada pun masih belum maksimal. Pasalnya di samping portal masih mampu dilalui oleh sepeda motor. Lain lagi di jalan di belakang Ramsis dan Jalan Sahabat. Aturan yang seharusnya berjalan itu belum mampu dilaksanakan. Portal yang diharapkan mampu mening katkan keamanan kampus, belum nampak keberadannya. Di jalan Sahabat baru terda pat pasir yang akan digunakan untuk me
potret
nya, aturan kali ini hanya disosialisasikan dengan penempelan pemberitahuan di be berapa papan pengumuman Unhas. Masih banyak civitas akademika yang tidak mengetahui aturan ini. “Saya belum tahu persis aturan itu,” tutur Dr Muhammad Iksan MS PKK, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat saat ditanya tanggapannya mengenai aturan ini. Kini, di saat aturan mulai diberlaku kan, Satpam masih harus memberitahu kan banyak pengguna jalan yang belum mengethaui. Pintu satu telah ditutup se cara permanen pada pukul 22.00 hingga 6.00 wita. Sehingga pengguna jalan hanya melewati pintu dua. “Kan kita mengeluarkan aturan itu ka rena ada yang mau dicapai. Selama kita melaksanakannya dengan baik, saya pikir aturannya bisa berjalan sesuai rencana,” tutur Halim Doko, Kepala Biro Admi nistrasi Umum Unhas, Rabu (15/5). Yah, semoga bukan gertak sambal lagi ya pak!n Tim Lipsus identitas/Siti Atirah
Pesta Panen dan rangkaian acara rutinitas setiap tahunnya oleh warga Sampulungan, Galesong Utara Kabupaten Takalar sebagai bentuk tanda syukur kepada Tuhan setelah panen. Dalam acara pesta panen ini dirangkaiankan dengan berbagai ritual. Misalnya, ritual Pad dekko, ritual Mappalili, dan ritual Akkawaru. Upacara Ritual Paddekko sendiri merupakan tarian tradisional khas Desa Sampulungan yang manyatukan ritual dengan beradu Alu atau yang disebut Sigenrang Alu. Menurut cerita rakyat Sampulungan bahwa yang dinobatkan sebagai Lomo Sampulungan ialah Muhammad Ahmad Daeng Mapunna karena pengabdian dan keberaniannya dalam membasmi musuh-musuh kerajaan Gowa. Semenjak ia diberi gelar muncullah banyak pengikutnya yang terdiri dari perempuan dan laki-laki dengan alat yang dipegang berupa Alu dan Lesung. Mereka pun melakukan gerakan dan mulailah dikenal Appaddekko. Sejak itulah tari Paddekko dikenal. Berikut, Mappalili adalah ritual mengelilingi kuburan dan tempat- tempat sakral di Desa Sampulungan demi menghargai arwah-arwah pahlawan. Sedangkan, ritual Akkawaru Untuk meme rintah air menjadi penyemangat dan memintah keridahan Allah bagi pemain Apaddekko. Demi menjaga kebudayaannya, pemerintah setempat melangsungkan pesta panen setiap tahunnya. Masyarakat pun selalu antusias menyambut acara tersebut hal itu dibuktikan banyaknya masyarakat berbondong-bondong menyaksikan antraksi Apaddekko. Hal yang paling penting di balik niat untuk melestarikan kebudayaan lokal Pesta Panen ini juga sebagai ajang silaturahmi, menyatuhkan, dan mengikis permasalahan antara sesama warga Sampulungan.n
Kebal Pukul
identitas/ESA RAMADANA
Generasi Penerus
identitas/ESA RAMADANA
Akkawaru
identitas/SITI ATIRAH
Generasi Penerus
identitas/siti atirah
Pakarena
Tari Apaddekko
identitas/ESA RAMADANA
identitas/ESA RAMADANA
10
civitas
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
‘Kapal Karam’ di Dasar PKP
koridor Catatan pelatihan edukasi media yang diselenggarakan Yayasan Indonesia Timur Bangkit be kerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Politik. Mengusung tema “Melacak Jejak Edukasi Media Makssar”, Sabtu-Minggu (20-21/5). Bertempat di Jalan Hartaco Permai, Tamalanrea.
Oleh: Kaila ilona Meira
identitas/Siti Atirah
Lab Tergenang : Petugas Kebersihan mengamati peralatan penelitian mahasiswa di River Engineering Laboratory, Gedung Pusat Kegiatan Penelitian Unhas, Rabu (22/5). Laboraturium penelitian mahasiswa Teknik Sipil ini telah bertahun-tahun tergenang air dan belum ada upaya perbaikan.
“
Genangan airnya kurang lebih satu meter, itu pun sudah bercampur dengan lumpur dan tanah.
Chelka Megriza Retno P (Alumni Teknik Sipil)
identitas/esa ramadana
tempat tersebut. Prof Dr Ir Hery Sonjaya MSc sebagai direktur PKP menjelaskan bahwa semua laboratorium di Gedung PKP adalah tang gung jawab fakultas masing-masing. Ter masuk pengelolaan dan perawatannya. Fungsi dari Pengelola PKP sendiri hanya mencakup koordinasi dengan fakultas terkait.n (Nan/Ran)
Akhir-akhir ini, pembaharuan kurikulum menjadi polemik di berbagai media televisi dan media cetak. Polemiknya berfokus pada substansi isi dari kuriku lum yang dibilangkan sebagai kurikulum 2013 yang memperbanyak satuan waktu pembelajaran agama. Polemik semakin keras, karena Kementerian Pendidi kan dan Kebudayaan dianggap gagal menyelengga rakan Ujian Nasional di semua jenjang sesuai prinsip tatakelola yang baik. Sebagian dari isi polemik itu berkisar pada apa yang disebut “Jakartanisasi Pendidikan”. Jakartanisa si pendidikan dianggap memaksakan penyeragaman talenta para pembelajar yang tersebar dari ujung barat ke ujung timur dan dari ujung utara ke ujung selatan republik ini. Oleh banyak kalangan, pe nyeragaman talenta adalah sesuatu yang muskil dan malah penyeragaman itu dianggap ingkar terhadap keanekaragaman bangsa ini. Polemik juga menyentuh bagian dari apa yang di sebut “ketidakadilan”. Sangat tidak adil jika kemam puan anak-anak Jakarta disepadankan dengan anakanak dari Papua atau Nusa Tenggara Timur, misalnya. Pasalnya adalah, infrastruktur persekolahan, termasuk di dalamnya fasilitas belajar dan teknologi belajar terbangun secara tidak seimbang. Di kota-kota besar infrastruktur persekolahan tak masalah, tapi di wilayahwilayah pinggir infrastruktur seperti itu nyatanya merana. Lihat saja hasil Ujian Nasional. Aceh di ujung barat dan Papua di ujung timur memang menghasilkan nilai hasil ujian yang merana. Atau lihat saja hasil ujian untuk kawasan Nusa Tenggara Timur. Yang penting untuk didiskusikan secara publik bukan semata-mata kurikulum baru. Yang pantas dan patut didiskusikan justru upaya mentransformasikan model paradigma pembelajaran. Mentransformasikan paradigma pembelajaran adalah hal yang urgen, ter utama di kalangan guru-guru yang bertugas mengajar di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah. Ka pasitas dan kapabilitas sang guru tetap saja berjalan di tempat sama meski kurikulum diperbaharui dari masa ke masa. Manusia-manusia pembelajar masih saja berada pada paradigma lama, yaitu: banking system. Peran pembaharuan paradigma pembelajaran di jenjang pendidikan lebih bawah sangat bermakna karena diasumsikan hampir lima puluh enam persen dari bangsa ini yang hanya mencapai jenjang pen didikan ini. Mereka yang bisa menembus pendidikan tinggi diperkirakan hanya berkisar empat persen. Tantangan bangsa ini, dalam hal pendidikan, memang nyata, yaitu bagaimana dengan cepat men transformasikan pendidikan bangsanya. Dengan kata lain, bagaimana agar sekuat mungkin negara ini dapat menyediakan pendidikan yang lebih tinggi kepada se bagian besar warganya, tanpa memaksakan apa yang dibilangkan sebagai Jakartanisasi Pendidikan. Pemimpin-pemimpin lokal sejatinya bertang gungjawab terhadap upaya mentransformasikan paradigma pembelajaran di sekolah-sekolah di wilayahnya. Guru-guru seharusnya diperlakukan sebagai pribadi-pribadi yang sedang menjalankan posisi dan tanggungjawab penting dalam menyiapkan generasi. Guru-guru seharusnya dibebaskan dari tarik menarik untuk dan atas nama kekuasaan. Tak ada gunanya, kecuali untuk keperluan kekuasaan sesaat, membeda-bedakan guru karena mereka memberi atau menolak dukungan terhadap seorang yang sedang mencari kekuasaan. Kurikulum yang bagus tapi dengan paradigma pembelajaran yang buruk mungkin hasilnya tetap buruk. Kurikulum yang kurang bagus tapi disertai dengan paradigma pembelajaran yang baik dan handal mungkin hasilnya lebih baik. Semestinya guru-guru diperlakukan sebagai pribadi yang selalu dapat memperbaharui paradigma pembelajarannya. Berhentilah merayu guru dengan mendendang kan, “pahlawan tanpa tanda jasa”. Dendang seperti itu tidak hanya beraromamistik, tapi juga menipu. Bangsa yang membesar-besarkan sang pahlawan, apalagi menyematkannya dengan cara mistik, adalah bangsa yang pada dirinya sendiri belum selesai. Setidaknya begitu pendakuan Galileo Galilei, seorang fisikawan masa lalu. Mari kita memandang ke semua guru dengan mata elang peradaban.n
11
Polemik Tentang Kurikulum
C
rium sungai. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Muncullah gagasan dari dosen Jurusan Teknik Sipil ini untuk membuat laborato rium yang belum pernah ada di Unhas itu di lantai dasar gedung tersebut. Maka jadilah ruang bawah tanah yang berukuran sekira 25 x 5 meter tersebut sebagai tempat penelitian. Tempat peneli tian itu diberi nama Laboratorium River Engineering yang lebih dikenal Labora torium Sungai. Di tempat tersebut dibuat miniatur sungai berbagai model sesuai penelitian yang diinginkan. “Sejak tahun 2000 ruangan itu tidak pernah dipakai, saya tanya rektor dia bilang silahkan pa kai dari pada tenggelam semua,” ungkap mantan Dekan Fakultas Teknik ini. Saleh menambahkan bahwa selama ini penggunaan laboratorium diatur oleh ma hasiswa. Saat akan dipergunakan barulah laboratorium itu dilirik kembali. Tidak ada perawatan khusus. Seharusnya, jika mahasiswa selesai menggunakan labora torium, maka mereka harus membersih kannya kembali. Nyatanya, tempat terse but ditinggal begitu saja setelah penelitan selesai. Begitu ada pengguna berikutnya, merekalah yang harus menata kembali
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
kolom
Laboratorium sungai itu benar-benar tampak seperti sungai yang meluap. Airnya tak pernah surut. helka Megriza Retno Palupi ter henyak ketika pertama kali me nyambangi laboratorium sungai di lantai dasar PKP (Pusat Ke giatan Penelitian) itu. Chelka dan timnya mendapat kesempatan sebagai yang per tama kali menggunakannya setelah sekian lama tidak terjamah. Kala itu pengambilan data belum bisa dilakukan. Kondisi labo ratorium tempatnya penelitian layaknya kapal yang sedang karam. Tidak layak pakai. Mahasiswi Fakultas Teknik Jurusan Sipil ini merasakan betul getirnya peneli tian disitu. Waktu Chelka lebih banyak dihabiskan untuk pembersihan dan pe ngadaan fasilitas, termasuk bahan uji dan material penunjang seperti pasir, tanah dan air. Di musim penghujan, ruangan yang terletak di dasar gedung PKP akan dipenuhi air. Mereka memerlukan pompa untuk mengeluarkan genangan air yang meninggi. “Genangan airnya kurang lebih satu meter, itu pun sudah bercampur de ngan lumpur dan tanah,” ujar Chelka. Hampir saja ia patah semangat dengan kondisi itu kalau saja tak menemukan ide untuk membendung dindingnya. Lagilagi dengan biaya sendiri. Penelitian yang tadinya hanya memerlukan waktu satu hingga dua bulan harus tersendat dan memakan waktu delapan bulan. “Pertama kali kami membuka pintu laboratorium benar-benar membuat putus asa,” kata mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini. Kondisi laboratorium ini sempat dike luhkan kepada pembimbing. Kebetulan saat itu Prof Dr Ir M Saleh Pallu MEng selaku kepala laboratorium sungai yang menjadi pembimbingnya. Namun karena keterbatasan dana, pembimbingnya hanya bisa menyarankan metode kerja lain untuk memudahkan penelitiannya. Saran yang mengarahan agar penelitian tetap berjalan meskipun fasilitas laboratorium minim. Setelah ditelusuri lebih jauh, letak labo ratorium itu rupanya memang salah tem pat. Hal ini juga diakui oleh Saleh. “Ini ke salahan, semestinya di luar ruangan, tapi cuma itu tempat yang ada,” tutur Saleh. Semuanya berawal saat Saleh yang sering bertandang ke PKP melihat ada ruang kosong di lantai paling bawah gedung. Kebetulan pula saat itu Fakultas Teknik membutuhkan ruangan untuk laborato
civitas
Melacak Jejak Fungsi Edukasi Media
IDENTITAS/SITTI ATIRAH
Kerja Kelompok: Beberapa Mahasiswa sedang kerja kelompok di depan Lt 5 Fakultas Kedokteran, Minggu (26/5). Beberapa tahun terakhir mahasiswa dari fakultas medik tak ikut ajang Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) dengan berbagai kendala.
Dicari:
Mahasiswa Medik Berprestasi Ajang Mawapres adalah indikator keberhasilan pembelajaran fakultas. Sa yangnya dalam empat tahun terakhir fakultas-fakultas di medik area sangat jarang mengirim wakil. Ada apa?
S
eleksi mahasiswa berestasi yang disingkat Mawapres baru saja ber akhir. Mahasiswa pertanian men jadi pemenang disusul mahasiswa FISIP dan FH di posisi tiga besar. Namun penyelenggaraan pada tahun ini menyi sakan catatan. Ajang tahunan ini minim keterlibatan dari fakultas di medik area. Fakultas-fakultas yang dimaksud ada lah Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Disisi lain kawasan agro dan sosial mendominasi pemenang dari tiap tahun penyelengga raan. Padahal berdasarkan tingkat pemina tan dalam setiap penerimaan mahasiswa baru, ketiga fakultas tersebut selalu be rada di peringkat atas. Utamanya Fakul tas Kedokteran yang menjadi primadona tiap tahun dengan tingkat persaingan tertinggi dan peminat terbesar tiap ta hunnya. Medik area juga merupakan pilihan utama siswa-siswa berprestasi dari sekolah menengah yang ingin mera sakan dunia perkuliahan di Unhas. dr Anis Irawan Anwar Sp KK, Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran yang dite mui diruangannya mengutarakan alasan tidak mengirimkan wakil dari fakultas nya karena tidak adanya info akan selek si ini. “Saya tidak tahu karena tidak ada yang memberi info. Yang ada itu hanya rektorat minta nama-nama mahasiswa yang berprestasi dan sudah kami kirim kan,” ujarnya, Rabu (15/5). Begitu pula di FKG. Fakultas tetangga FK ini pada seleksi Mawapres di tahun ini juga tidak mengirimkan wakilnya. Menurut Prof Dr M Hendra Candha DDS, MS mereka tidak mengirimkan wakil ka rena kurikulum pendidikan yang padat.
Kurikulum dengan sistem blok membuat waktu mahasiwa banyak tersita. “Apa lagi untuk mahasiswa kedokteran wak tunya itu sulit diatur,” tuturnya, Selasa (14/5). Namun Hendra menampik jika tak ada mahasiswanya yang berprestasi. Menurutnya mahasiswa FKG yang ber prestasi banyak. Beberapa bahkan ber prestasi tingkat internasional. Sementara itu wakil dekan III FKM, Dr Aminuddin Syam SKM Mkes yang dihubungi menuturkan bahwa urgensi dari pelaksanaan Mawapres ini kurang disadari oleh sivitas akademika. Ala sannya karena pola pengelolaan yang kurang baik. Sebut saja misalnya peme nang seleksi tingkat universitas ini tidak mendapatkan apa-apa selain uang pem binaan. Padahal menurutnya universitas harus membuat langkah konkret dengan menjanjikan sesuatu yang membuat ma hasiswa lain termotivasi. “Ekspos dari universitas tidak maksimal,” katanya. Sementara itu menurut mahasiswa yang menjadi ujung tombak keberhasi lan program seleksi ini mengatakan bahwa mereka sebenarnya ingin ikut program ini. Namun lagi-lagi masalah informasi yang tak sampai jadi kendala. Seperti dikatakan oleh Ridhayani Hatta, mahasiswa FKG angkatan 2009. “Sebe narnya mau sekali ikut, tapi kadang in formasi kurang (tak sampai,red),” ujar alumni pertukaran pelajar Universitas Okayama Jepang ini. Padatnya jadwal kuliah juga merupakan kendala. Seperti dituturkan oleh Aswari Sandi. “Di FKG praktikumnya sangat banyak. Jangankan untuk ke rektorat, untuk makan saja ha nya 1 jam,” katanya. Namun Esan Lamban, S.Sos Msi Kepa la Penalaran, Minat & Bakat Bagian Ke
“
Tidak usahlah kami menegur, toh dari fakultas juga paham bahwa seleksi ini untuk menilai sejauh mana kecakapan mahasiswa kita. Ir Nasaruddin Salam MT (Wakil Rektor III)
mahasiswaan membantah jika pihaknya tidak memberikan informasi sebelumnya pada pihak fakultas terkait Mawapres. Menurutnya info telah diberikan sejak jauh hari sebelumnya. “Kami telah info kan. Bahkan di kalender akademik su dah ada,”katanya. Wakil Rektor III bidang kemaha siswaan Ir Nasaruddin Salam MT yang ditemui di ruangannya rabu (22/5) me nuturkan bahwa sanksi berupa teguran tidak diberikan bagi pihak fakutas yang tidak mengirimkan wakilnya. Hanya saja pihak universitas mengharapkan kesadaran petinggi-petinggi fakultas saja “ Tidak usahlah kami menegur, toh dari fakultas juga paham bahwa seleksi ini untuk menilai sejauh mana kecakapan mahasiswa kita,” ujar Nasaruddin.n (Ahd/Ran)
Media massa memiliki sifat melaporkan. Namun telah menjadi sifat dalam pembicaraan dan baha sa, untuk melihat makna dari setiap pemberitaan media. Misal pada berita headline sebuah stasiun televisi, koran, maupun majalah terdapat agenda yang ingin disampaikan. Setidaknya terdapat un sur agenda media yang disebut sebagai konstruksi media. Bagaimana media menggiring opini pemba canya untuk menelan informasi yang diwartakan baik sadar maupun tidak. Dalam menggiring, umumnya media melakukan tiga tindakan sekaligus. Pertama menggunakan simbol-simbol politik. Kedua melaksanakan strategi pengemasan pesan (framing strategies). Lalu yang ketiga melakukan fungsi agenda-setting. McComb dan Reynolds menjelaskan peran agenda-setting yaitu kemampuan media massa untuk memengaruhi topik yang dianggap penting pada agenda publik. Dalam bahasa Severin dan Tankard, agenda-setting merupakan gagasan. Bahwa media melalui berita yang disampaikan, akan menentukan isu apa yang dianggap pen ting oleh publik. Konsep yang berhubungan erat dengan agenda-setting adalah agenda publik dan agenda kebijakan. Agenda-agenda tersebut misalnya terdapat pada berbagai pemberitaan korupsi. Banyaknya korupsi di Indonesia menjadi permasalan penting. Sehingga hampir tiap hari ditemukan di media massa negara kita. Kejahatan yang telah digolong kan menjadi kejahatan super atau extra ordinary crime ini menggejala dari tingkat nasional hingga ke daerah. Seperti contoh salah satu pemberitaan koran Kompas edisi Kamis (16/5). Kompas yang menjadi koran dengan jumlah oplah terbanyak di Indonesia, mengangkat tema penangkapan pegawai direk torat pajak. Foto pada berita headline ini, Kompas memilih foto peristiwa tertangkap basahnya kedua pegawai direktorat pajak dengan caption nama pelaku penangkapan dua pegawai direktorat pajak tersebut. Di sisi lain, pada isi berita halaman muka Kompas tidak tertarik mengangkat tema mengenai kronologi tertangkapnya pegawai direktorat pajak, disertai para pelaku yang terlibat. Namun Kompas lebih banyak memaparkan mengenai proses seleksi pegawai direktorat pajak yang cenderung tidak sehat. Melihat berbagai peristiwa korupsi di tubuh lembaga pengumpul dana pajak ini, hampir ter jadi secara massif. Seperti kasus penyelewengan pajak oleh Gayus Halomoan Tambunan. Serta baru-baru ini dua orang pegawai dirjen pajak mem buat Kompas memilih sudut pandang tidak pada penangkapan kedua pegawai pajak tersebut. Me lainkan kongkalikong yang terjadi di proses seleksi pegawai pajak. Disinyalir tidak jujur, tidak transpa ran dan cenderung dipenuhi unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pada pemberitaan dipaparkan proses seleksi yang tidak ketat. Kemudian pada cuplikan wawan cara, dimasukkan tanggapan dari Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia mengaku ber sedia bekerjasama dengan pihak direktorat pajak untuk melakukan seleksi yang lebih ketat. Kompas coba menerapkan agenda media, yakni agenda publik maupun agenda kebijakan. Hal tersebut disebut dengan agenda media sama dengan yang terjadi dengan media di Makassar. Koran terbesar semisal Fajar dan Tribun Timur tidak terlepas pada anggapan sebagai media yang ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu.n Akhmad Dani
12
cermin
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Pemali Namanya Pela ngi. Gadis dengan dagu terbelah, bulu mata lentik, dan mata bulat ta Nur Alfianita jam. Anak tunggal yang amat disay angi oleh orangtuanya. Guru-guru di sekolah membanggakannya karena presta sinya diatas rata-rata. Tak sedikit murid lelaki yang mendekati nya.Tapi Pelangi bukan gadis yang mudah bergaul. Beberapa teman malah menganggapnya angkuh. Hanya aku dan segelintir teman yang akrab dengannya. Namun semuanya berubah tatkala Pelangi mengenal Guntur. Pria itu te lah membuat Pelangi mulai mengenal indahnya cinta masa muda. Waktunya lebih banyak tersita bersama pujaan hatinya itu. Ia yang dulunya begitu takut pada orang tua kini telah berani pulang malam. Pagi hari ia muncul dengan wajah cerah sambil bercerita tentang Guntur-nya. Awalnya kami menganggap se mua normal saja. Sampai ketika saat pe ngumuman kelulusan sekolah, Pelangi tak kunjung muncul. Usai pe ngumuman kami mengunjungi rumah Pelangi. Kami yang sedang bahagia karena masih dalam gempita kelulu san justru disambut wajah mendung nya. Pelangi berencana menikah. Rupanya Guntur dan Pelangi telah melakukan hal di luar batas dan me malukan. Pelangi pun tak melanjut kan sekolah lagi. Entah karena malu atau arah hidupnya yang memang kini telah berubah. Tak sedikit orang yang menghakimi sikap Pelangi. Dia jadi pemurung. Seiring waktu, Pelangi memutuskan pindah. Kabarnya tak pernah terdengar lagi. Kisah Pelangi adalah contoh bagaimana seorang perempuan sebaiknya menjaga diri. Dalam be berapa interaksi kita khususnya pe rempuan selalu punya batas sebagai
bagian dalam masyarakat dengan budaya timur yang kental. Ada yang menyebutnya larangan, pantangan, dan sebagainya. Dalam kebudayaan Bugis dikenal dengan istilah pemmali atau pamali bagi kaum hawa. Pemmali merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan la rangan kepada seseorang yang ber buat dan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai. Pemmali dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi pe mali yang memiliki makna pantangan, larangan berdasarkan adat dan kebi asaan. Masyarakat Bugis meyakini bahwa pelanggaran terhadap pemmali akan mengakibatkan ganjaran atau kutu kan. Fungsi utama pemmali adalah sebagai pegangan untuk membentuk pribadi luhur. Dalam hal ini pemmali memegang peranan sebagai media pendidikan budi pekerti. Sejak kecil pemmali sebenarnya telah ditanamkan tanpa disadari. Di rumah misalnya kita selalu diberitahu jangan menyanyi dalam kamar mandi ketika mandi atau di dapur ketika me masak. Katanya nanti akan berjodoh dengan orang yang berusia tua atau jauh diatas kita. Secara logika tak ada hubungan antara menyanyi dengan takdir tuhan yang sakral itu. Atau juga kita pernah mendengar bahwa anak gadis jangan dipukul dengan sapu lidi. Takutnya tidak akan menikah. Begitu banyak pemmali yang disandingkan pada perempuan. Sekalipun banyak diantaranya tidak masuk di akal sehat. Sesungguhnya dibalik itu semua tersirat makna “menjaga”. Tujuannya adalah demi kehidupan perempuan sendiri agar lebih bersahaja kedepan. Masyarakat Bugis menginginkann perempuan dalam kondisi yang tetap terjaga dari segi fisik dan sosial.n Penulis adalah Reporter PK Identitas 2013 dan Mahasiswa FKM 2010
bias Demokratisasi Indonesia; Perjuangan yang Tak Pernah Usai Oleh: Andi Ashari Tamasongo Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi ialah rakyat berkuasa, dengan kata lain pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Demokrasi juga ber arti pada tingkat akhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah pokok kehidu pannya, termasuk meningkatkan kebijak sanaan negara. Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Mening katkan kehidupan ekonomi, memba ngun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dengan masyarakat beragam pola dan budaya masih menjadi masalah pokok. Masalah ini pada penyusunan sua tu sistem politik dengan kepemimpinan cukup kuat. Guna melaksanakan pem bangunan ekonomi, karakter, partisipasi rakyat, sekaligus menghindari timbulnya diktator perorangan, partai maupun militer. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode. Per tama, periode 1945-1959 demokrasi par lementer, menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Kedua, periode 19591965 demokrasi terpimpin, menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Ketiga, periode 1966-1998 demokrasi pancasila era Orde baru, merupakan demokrasi konstitusional yang menonjol kan sistem presidensial. Keempat, peri ode 1999–sekarang demokrasi pancasila era reformasi, berakar pada kekuatan multipartai berusaha mengembalikan pertimbangan kekuatan antar lembaga negara, eksekutif, legislatif dan yudikati. Demokrasi diidamkan oleh pendiri ne gara kita, oleh segenap lapisan rakyat, tidak terwujud. Mengapa demikian? Pada era nation building, 1945-1966, banyak pemimpin menggantikan keberanian mo
ral dengan mental Durno. Kaum intelek tual kita mengupas falsafah Pancasila dan landasan konstitusi UUD 1945, khususnya berhubungan dengan demokrasi. Namun hal itu berjalan bersamaan dengan Dur noisme. Durno-durno yang mengelilingi Bung Karno saat itu ternyata lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan kebera nian moral menegakkan demokrasi. Setelah pecahnya G/30/S (gestapu) terjadilah gelombang demonstrasi besarbesaran yang dipelopori oleh pemuda, pelajar dan mahasiswa. Gelombang untuk menumbangkan Orde Lama ini pun seba gai perwujudan keberanian moral guna menegakkan demokrasi. Orde Baru berjanji untuk mengkoreksi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang telah menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945. Demokrasi di Indonesia disebut demokrasi Pancasila. Dengan begitu jiwa demokrasi adalah arti dan makna ke lima Pancasila. Sila-sila ini harus dijabarkan dalam realitas kehidupan sosial dengan berbagai aspek di dalamnya. Pada realitanya, demokrasi belum sepenuhnya terwujud. Pada era peme rintahan Suharto, banyak terjadi pe langgaran terhadap hak asasi manusia. Demokrasi hanya dimiliki oleh elite politik, penguasa dan konglomerat. Kenapa se mua ini terjadi? Karena keberanian moral untuk menegakkan demokrasi telah di gantikan dengan mental KKN. Lengsernya Suharto karena gerakan keberanian kaum pemuda Indonesia. Khususnya mahasiswa yang melakukan demonstrasi besar-besaran berpuncak pada bulan Mei 1998. Gerakan kebera nian ini bukan sekadar agar Suharto turun dari jabatannya. Namun agar demokrasi dalam segala bidang dapat diwujudkan. Akankah motto perjuangan ini terwujud? Moral adalah bagian kepribadian manu sia. Moral menyatu dengan emosi, aspira si dan intelektual. Keberanian moral yang
dewasa adalah kesetimbangan ketiga fungsi tersebut dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu keberanian moral harus sistematis, agar demokrasi terwujud. Bu kan hanya ide yang menyebar. Untuk maksud dan tujuan itulah, demokrasi sebaiknya jangan sekadar slo gan. Pengingkaran terhadap demokrasi merupakan salah satu pelanggaran ter hadap hak asasi manusia. Tanpa men junjung tinggi nilai-nilai hak asasi disegala bidang, demokrasi tidak akan terwujud. Penindasan terhadap hak asasi manusia telah terjadi selama 32 tahun pemerinta han Suharto. Pengecut dan kerdil. Semua berlangsung demi melestarikan kekuasaan dan kepentingan pribadi maupun golongan. Sistem demokrasi di Indonesia tidak mengenal kelompok mayoritas maupun mi noritas. Sistem seperti itu dapat mengaki batkan tirani mayoritas terhadap minoritas. Di masa depan, proses demokratisasi dapat terus berjalan seiring dengan mening katnya kualitas pendidikan dan kemajuan perekonomian. Peningkatan kesadaran politik rakyat ini dibarengi adanya tuntunan aparatur negara yang bersih dan efisien. Salah satu sebab utama timbulnya berbagai masalah adalah tidak berkuasanya rakyat. Dalam upaya pemberdayaan kultur politik rakyat yang demokratis, harus diadakan upaya untuk menciptakan pe rangkat pengawasan lembaga eksekutif disertai pengawasan sosial. Untuk men ciptakan pengawasan sosial, diperlukan sistem yang jelas dan efektif. Eksekutif harus dicegah, jangan sampai melampaui batas wewenang atau mencoba melaku kan akumulasi kekuasaan. Demokrasi bukan sekedar proses, tanpa keberanian moral tidak akan terwujud. Demokrasi pada akhirnya adalah perjuangan yang tak pernah selesai.n Penulis adalah Mahasiswa Prodi Ilmu Politik Angkatan 2008
cerbung
BarugaNo. 19 Oleh: SM NOOR
Berhari-hari Rian memikirkan hasil pertemuan nya dengan Sari kemarin. Haruskah dia merubah dirinya? Haruskah dia merubah segala sesuatunya? Begitu picikkah penilaian orang selama ini terhadap dirinya? Begitu rendahnyakah dia di mata maha siswa? Ternyata tanpa disadarinya, dia mendapatkan nilai yang begitu rendahnya di kalangan mahasiswa, dosen killer! Demikian juga dia tidak memiliki rasa sosial. Bagaimanakah penilaian masyarakat terha dap seorang dokter yang tidak memiliki rasa sosial? Dan dia tidak pernah menjadi seorang aktifis kampus. Tidak pernah menjadi fungsionaris mahasiswa. Dia memang lahir dan besar di tengah keluarga da rah biru yang kental. Dia keturunan bangsawan dari Luwu. Nama sesungguhnya Andi Rian Batara Lattu. Kuliah di Fakultas Kedokteran dan menjadi dokter yang baik, pintar, dan cerdas serta menjadi dosen di universitas terkemuka merupakan manifestasi untuk meningkatkan gengsi keluarga semata-mata. Dia su dah begitu terpandang di komunitasnya. Tetapi apa kah darah biru yang mengalir dalam dirinya membuat karakternya, dingin, eksklusif seperti itu? Masih ba nyak mahasiswa keturunan darah biru yang menjadi aktifis kampus dan berhasil di masyarakat selama ini. Mungkinkah pula selama menjadi mahasiswa dia dibayangi ketakutan akan terperangkap drop out, DO, seperti saudara misannya yang menjadi anggota DPR
tetapi tidak mendapat sarjana? Akibat karakter eksklusif dan introfert yang dimi likinya selama ini sehinggaa dia putus dengan Sari. Dia sangat mencintai Sari, putri koleganya yang sangat dikagumi. Sari seorang aktifis kampus dan fungsionaris pers mahasiswa yang memiliki kepekaan sosial yang sangat tinggi. Dia sesungguhnya menyadari sekaligus menyesali adanya perbedaan dia dengan Sari. Apalagi sampai Sari memutuskan hubungan cintanya. Fakultas Kedokteran Universitas memang tiba-tiba gempar bagi yang mengambil matakuliah koas-be dah. Semuanya lulus. Akibat tudingan-tudingan sep erti itu, apalagi sampai dikemukakan Sari membuat dia mengambil keputusan. Luluskan semua! Baginya ini sudah menjadi harga mati. Dirinya harus berubah. Harus! Dia tekadkan dirinya untuk berubah. Tetapi apakah dia tidak terlambat? Dia sudah bukan maha siswa sekarang. Dia sudah dokter. Dia dosen. Bahkan sudah ahli bedah tulang. Apa yang harus dia lakukan
di tengah keterlambatan aktifitasnya selama ini. Dia kini terguncang-guncang keras di atas pesawat tua milik tentara. Di atas ketinggian puluhan ribu kaki. Baginya inilah sisa-sisa aktifitas sosial terakhir yang harus diraihnya. Mengabdikan diri untuk kemanu siaan. Baginya tidak mungkin lagi melakukan aktifitas di kampus, sekalipun dia tahu untuk suatu aktifitas yang banyak dilakukan di kampus. Pandangannya lebih banyak keluar jendela pesa wat. Memandangi awan-awan putih yang berseludang indah jauh di bawah pesawat. Pesawat tentara ini ber nama Hercules. Pesawat ini selain membawa perala tan militer, juga membawa banyak peralatan medis. “Sari. Maafkanlah aku kalau selama ini aku sangat tidak berarti di matamu.” Dia menggumam pada di rinya sendiri. Dia masih memandang awan dengan mata berkaca-kaca. Dia menggigit-gigit bibir bawahnya sebagai tanda dia nekad menjalankan sesuatu. Andaikatapun dunia akan menantangnya kini maka dia akan melawannya. Tetapi mengapa dia begitu drastis akan berubah? Perubahan macam apakah yang akan dilakukannya? Naif sekali rasanya seandainya dia mengalami peru bahan setelah terlambat begini. “Kamu masih sangat muda Rian, belum berkelu arga lagi, apakah kamu telah pikirkan mendaftarkan diri sebagai tenaga kemanusiaan di tengah pergola kan politik, militer dan kekerasan kemanusiaan di Af ghanistan?” Pertanyaan Dekan Fakultas Kedokteran terasa aneh, dokter diajak berpikir untuk tidak ikut serta dalam misi kemanusiaan. “Sebagai dokter, pergolakan apapun siap kami hadapi, Prof. Tidak ada alasan bagi seorang dokter menghindar dari misi kemanusiaan apapun bentuk
nya, termasuk dlaam konflik, perang maaupun per golakan politik serta kekerasan bersenjata apapun.” “Baiklah Rian, saya mendukung keinginanmu men jadi relawan kemanusiaan dalam konflik bersenjata di Afghanistan. Karena kamu belum berkeluarga maka tidak perlu surat izin persetujuan dari isteri dan anakanakmu. Kamu kami daftar sebagai delegasi univer sitas dalam misi kemanusiaan ini.” Tetapi sesungguhnya picik sekali perubahan yang dilakukannya kini jika keberangkatannya ke Af ghanistan hanya karena putus cinta. Dia pun pergi tanpa sepengetahuan keluarganya. Terutama tanpa sepengetahuan Sari. Dia sudah nekad. Segala kelemahan yang dimi likinya selama ini dengan tudingan yang rendah akan dibayar dengan tuntas. Bagi belum terlambat untuk memulai menemukan kondite diri sebagai aktifis, sekalipun bukan aktifis kampus seperti yang ditu dingkan oleh Sari. Tetapi baginya mungkin akan lebih punya arti, bahkan lebih andaikata dia menjadi aktifis kemanusiaan. Ruangan mesin pesawat makin memekakan te linga menembus arakan awan-awan putih menuju ke tempat yang jauh, yang penuh dengan pergolakan kemanusiaan dan kekerasan berdarah. Dia berdoa, dan selamanya berdoa sebagai seorang yang saleh, Tuhan tuntun aku dengan tanganmu membantu anakanak yang korban dalam kekerasan. Biarkan aku melupakan segala problem yang menghimpit aku di tanah air. Di kampus. Biarkan aku, Tuhan, berjalan lurus ke depan dengan segala ketidakberartianku, de ngan segala kepicikanku. Tuhan....dan Sari. Setetes air mata jatuh di pipinya di tengah galau hatinya yang tengah berdoa.n
cerpen
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Anda, Tia dan Zafran Oleh : Ramdani Harduning
Hari mulai sore. Anda masih saja duduk di Taman Fakultas Kesehatan Masyarakat di salah satu Universitas Negeri di Makas sar. Anda hanya berdiam diri di bawah pohon rindang dan tampak sedang me mikirkan sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya. Waktu menunjukkan pukul 17.30, belum ada tanda-tanda Anda akan beranjak dari bawah pohon rindang tersebut. Anda tam pak begitu menyukai tempat ini. Lokasi ini menjadi tempat pertemuan pertama dan terakhir bagi Zafran dan Anda. Zafran adalah temannya semasa sekolah menengah pertama. Kini, ia menimba ilmu teknik informatika di satu universitas yang sama dengan Anda. Sambil Anda memetik gitar dan melan tunkan judul lagu Tersenyumlah dari Tere. Ia pun teringat dengan semua hal yang pernah dikatakan Zafran padanya. Hal yang mam pu membuat Anda senyum-senyum sendiri di situasi apapun. Namun, kini semuanya berbeda. Senyum yang ada pada hari itu menjadi sangat berbeda dengan hari ini dan mungkin seterusnya. Sebab, kini Zafran te lah menjalin hubungan dengan wanita yang bernama Tia. Dia adalah mahasiswa teknik informatika di Universitas yang sama de ngan Zafran. Hari mulai gelap. Langit biru muda nan terang pun tergantikan oleh lampu taman. Anda segera berjalan menelusuri koridor menuju parkiran. Sesampai di Parkiran terlihat seorang wanita cantik dan beberapa teman prianya berdiri dibawah atap kecil. Tampaknya mereka menunggu seseorang. Anda mena tap wanita itu lekat-lekat dan menerawang. Tampaknya Anda pernah melihat wanita itu sebelumnya. Namun, Anda tidak mam pu mengenalinya. Sampai terdengar seruan dari segerombolan tersebut, “Anda, Anda ! tunggu sebentar.” Anda segera berbalik dan mendekati ge rombolan yang juga mendekatinya itu. Anda mulai mengingat sesuatu. “Mungkin kah itu Tia ?,” tanya Anda dalam hati. Ingatan Anda memang benar. Wanita itu adalah Tia dan pria-pria yang bersamanya adalah teman Zafran. Tia tampaknya ingin menjelaskan sesuatu pada Anda. Anda bersikap seolah-olah semuanya biasa saja, meskipun beribu tanya hinggap dikepala nya. Sampai ketika Tia mulai berbicara pada nya, “Anda, kamu tahu kan besok Zafran ulang tahun?” Anda hanya mengangguk sebagai umpan balik. “Nah, aku mau ngajakin kamu untuk ngasih surprise buat Zafran,” lanjut Tia. Anda hanya terdiam. “Iya Nda. Gini, Zafran pernah cerita sama aku tentang kamu. Katanya kamu suka kan sama dia ? Tapi Zafran nganggep kamu te man baiknya. Tapi semenjak kita jalan bareng, katanya kamu menghilang. Kamu gak bales SMS-nya lagi dan kalau di telepon pun katanya kamu gak angkat. Aku ngerti kok perasaan kamu,” jelas Tia. Anda tampak berfikir. Namun, akhirnya dia menyambut baik ajakan Tia dan temanteman Zafran tersebut. Mereka mulai men cari ide untuk kejutan di hari jadi Zafran besok. Anda yang ahli bermain gitar dan Tia yang punya nilai lebih pada suaranya. Ak hirnya, mereka sepakat untuk mempersem bahkan lagu dari Seventeen-Jibaku untuk Zafran dan tentu dibantu oleh teman-teman Zafran. Keesokan harinya, Anda sudah tepat berdiri di depan cermin besar mengenakan baju merah selutut dan cardigan serta jeans hitam andalannya. Tak lupa, hijab yang se nada dengan baju panjangnya. Ia pun siap tampil di acara ulang tahun Zafran pukul
20.00 di sebuah cafe. Ia akan tampil sepang gung dengan Zafran. Anda mulai memasu ki pintu utama cafe sambil membawa gitar. Ia mulai mencari dan menemukan Zafran dan tak perlu repot mencari Tia karena dia berada di sebelah Zafran, mereka bergan dengan tangan. Rasa senang menguasai pandangan Anda karena setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihat sosok Zafran lagi. Namun, rasa se nang itu tidak lama, mengingat Zafran ada lah milik Tia. Pandangan Anda dikagetkan oleh keda tangan teman-teman Zafran yang sebelum nya bertemu dengannya. Mereka mengajak Anda menuju ke belakang panggung untuk mempersiapkan penampilan mereka. Berse lang beberapa menit, Tia pun telah berada dibelakang panggung. Setibanya di pang gung, dengan beberapa kata sambutan. Dia Anda dan Tia mulai tampil dengan pengga lan lirik lagu ini. Selama aku masih hidup di dunia Jangan berharap kau bisa lukainya Jagalah dia selayaknya sang putri raja ............................ ................... Kurelakan dia bersamamu untuk slalu kau sayangi Takan pernah kusakiti dan takan pernah terbagi Lantunan Jibaku-Seventeen mulai meme nuhi cafe tersebut. Anda menguasai lirik awal lagu tersebut. Anda menatap kearah Zafran sambil tersenyum manis. Tia me
lanjutkan lantunan lagu tersebut dan terse nyum ke arah Anda. Anda pun menatap Tia dan membalas senyum dari wajah cantik itu. Mereka tampak sedang saling berko munikasi dari hati ke hati. Zafran mengerti bahwa Anda masih sangat menyayanginya. Namun Anda mengalah pada Tia dan me mintanya untuk menjaga dan menyayangi Zafran. Tanpa disadarinya, Zafran menitik kan air mata ditengah keramaian tersebut. Zafran bahagia karena disayangi oleh dua wanita yang baik. Tapi kembali lagi, hanya satu yang dapat dimilikinya. Tia. Setelah persembahan itu, Tia segera me nuruni anak tangga di panggung dan berlari kecil menuju Zafran. Tia meme luk Zafran dengan erat dan membisikkan Happy Birthday di telinga pria yang sedang terbawa suasana tersebut. Zafran dan Tia berbahagia. Sementara Anda sudah berdiri diambang pintu keluar dan menatap ke bahagiaan mereka. Anda tersenyum dan beranjak pergi meninggalkan tempat terse but. Hari itu adalah malam paling berkesan untuk Anda dan semoga hal yang sama di rasakan oleh Zafran. Anda berharap Zafran tidak melupakan Anda meskipun telah me miliki Tia.n Penulis adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
13
puisi n
Ibnu Sina Palogai
Tembak
Telah berkibar celana dalam presidenku Hormatilah Babi, kancil, kelinci, gajah, anjing dan semua Indonesia raya tanpa palu bisu menggema Tegak gerak Kita ditodong senjata masa lalu Tetiba lampu padam Keesokannya kita mencium amis selongsong Senjata Dan belasan ribu mayat tanpa nisan Mengapung di bumi pertiwi Perayaan selanjutnya Tujuh mayat berseragam aparat berteriak Sudahkah kau menyalakan lampu tuan? 20 Mei 2013 Katanya Hari Kebangkitan Nasional Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Angkatan 2011
n
Abdurrahman
Antara Sabar dan Dakwah Senja.. Dengan sinar yang tersebar Menghias jiwa yang sedang hambar Menyapa hati yang terbakar Menyelimuti dengan begitu segar… Senja… Sinarnya mengajak untuk bersabar Semangat dakwah terus berkobar Namun kau diam tanpa kabar Menghilang bagai petir yang menyambar Senja……. Menyentuh hingga ku tersadar Menasehatiku untuk bersabar Berdakwah bukan karena cadar Mengharap ridho dari Allah yang Akbar
Meraih Surga dengan Dakwah Usaha memulai dari bawah Kendati lelah bak mencangkul sawah Meraih hasil surga nan mewah
ILUSTRASI/NOVIANTO DWIPUTRA ADDI
Lelah terasa tapi janganlah Resah Duhai kau pemuda gagah Kendati kau tak merasa betah Mimpilah yang indah Penuhi rasa dengan hikmah Menuntut ilmu tanpa lelah Urat-urat terasa patah Nadipun terasa goyah Harapan mulia segera terjamah Akankah kita merasa lelah ?? Sementara Surga begitu Mewah... Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Jurusan Perikanan angkatan 2010
Bagi Pembaca identitas yang ingin memasukkan cerpen dan puisi, tulisan anda bisa dikirim melalui e-mail resmi identitas, bukuidentitas@gmail.com atau di antar langsung ke Sekretariat PK identitas LT 1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin
14
kampusiana
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
karena kahir-akhir ini perseteruan Eyang Subur dan Adi Bing Slamet kerap diberi takan di berbagai media.Sehingga Said menuturkan pada RUU pertama ini delik materil.“Namun karena teori pembuktian sulit, karena harus ada akibat dan hubu ngan klausal sehingga RUU ini dijadikan delik formil,”kata Said. Sedangkan Rahmat memberikan cara menyikapi permasalahan ini di tengah masyarakat.” Seperti dengan mendak wahkan ilmu tauhid yang benar pada masyarakat,mencegah hal yang memung kinkan terjadinya kesyirikan,meningkatkan pemahaman agama dan rasionalitas berfikir masyarakat,” saran Rahmat.(M06)
Tudang Sipulung Kemasos
identitas/esa ramadana
Inaugurasi Humanis: Mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (Humanis) mempertunjukkan tari Saman yang merupakan tari khas Aceh, saat kegiatan inaugurasi di Baruga AP Pettarani Unhas, Kamis (16/5).
National Video Conference ALSA
Asian Law Student’s Association (ALSA) mengadakan National Video Conference, bertempat di Ruang Video Conference HM Laica Marzuki Fakultas Hukum Unhas. Kegiatan ini dimulai pukul 15.00 hingga 17.30 wita ini, Selasa (14/5). Mengangkat tema”UN (Ujian Nasional, red) Menjerat Siswa Menjerit”, hadir Dr Iin Karita Sakha rina SH MA, dosen Hukum Internasional sebagai pemateri. Kegiatan yang juga merupakan diskusi, diikuti oleh ALSA Lokal Chapter (LC) Uni versitas Syiah Kuala Banda Aceh, ALSA LC Airlangga Surabaya dan ALSA LC Universi tas Sam Ratulangi Manado. Ini merupakan program kerja ALSA LC Unhas dan bertu juan untuk mempererat hubungan LC seIndonesia. Dalam pembahasaanya, Iin mengatakan bahwa UN tetap perlu dilakukan untuk mengukur pengetahuan siswa. Namun tidak dilakukan secara nasional melain kan diselenggarakan secara regional atau provinsi. “ Atu dapat pula penyelengga raanya dipercayakan kepada sekolah yang menyelenggarakan UN,”tuturnya. (M07)
KSR PMI Gelar Donor Darah
Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unhas,mengadakan kegiatan donor darah, Selasa (14/5). Bertempat di lantai dasar per pustakaan Unhas, kegiatan ini berlangsung dari 9.00 hingga 14.00 wita. Donor darah ini merupakan yang ke 30 kalinya bagi KSR PMI Unhas dan dibuka untu umum. Ini juga sebagai penutupan dari kepengurusan yang akan berakhir. Ditambah fakultas-fakultas di Unhas, se
agenda Pelatihan Advokasi Pelaksana: BEM Farmasi Unhas Waktu: 30 Mei - 1 Juni 2013 Tempat: Pusdiklat BDK Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah dan Olah Data SPSS Pelaksana: UKM Pencak Silat Unhas Waktu: 6 Juni 2013 Tempat: Auditorium Prof Amiruddin Fakultas Kedokteran
lama dua minggu terakhir tidak melaksana kan kerjasama dengan KSR PMI untuk me ngadakan donor darah, menambah alasan semangatnya dibuat kegiatan ini. Donor darah ini pun diminitai banyak civitas akademika. Terbukti 90 orang me lakukan pendaftaran. Namun hanya 33 orang yang layak melakukan donor darah. “Yang tidak diterima itu karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan un tuk donor darah,seperti hemoglobinnya rendah,tekanan darahnya terlalu rendah atau tinggi,lagi sakit dan lain-lain,” papar Pristadianto Dwi Angkasa, Ketua Umum KSR PMI.(M07/M03)
Latihan Gabungan Tae Kwon Do
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tae Kwon Do Unhas mengadakan latihan ga bungan bersama, Sabtu (11/5). Bertempat di gedung indoor Pusat Kegiatan Mahasiswa I Unhas,latihan ini dimulai pukul 16.00 hing ga 8.30 wita. Diikutilima ranting Tae Kwondo Do lain nya.YaituRanting Poli Teknik, Ranting STI MIK Dipanegara, Ranting Universitas 45, Ranting Universitas Muslim Indonesia dan Ranting Universitas Islam Negeri. Saat lati han ditampilkan sparing dan berberapa ak traksi dari UKM Tae Kwon Do Unhas. Latihan gabungan ini bertujuan untuk membina persatuan dan menjalin silahtur rami antar sesama Tae Kwon Di Indonesia se-Makassar. “Diharapkan agar kegiatan ini tetap dilaksanakan kedepannya, agar si lahtuhrami tetap terjaga,” tutur Purnawan Pontana Putra selaku koordinator steering kegiatan ini. (M07)
Kajian Tuntas Isu Islam
Lembaga Dakwah Asy-syari’ah Maha siswa Pecinta Mushallah Fakultas Hukum (LDA MPM FH) Unhas menyelenggarakan kajian, Rabu (15/5). Dimulai pada 12.30 wita, kajian ini berlangsung di laboratorium Moot Court DrArifin Tempa FH Unhas bagi peserta pria dan Ruang Video Converence HM Laica Marzuki FH Unhas untuk peserta wanita. Mengangkattema “Telaah Kritis Pasal Ilmu Perdukunan pada Rancangan KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana, red) Indonesia dan Kontroversi Eyang Subur”. Acara yang membahas khusus pasal 293 Rancangan Undang-Undang (RUU) KUHP ini, menghadirkan ProfDrM Said Karim SHMH, guru besar FH Unhas dan Ustaz Rahmat Abdurrahman LC MA, Ketua Ma jelis Ulama Indonesia Makassar sebagai pe materi. Latar belakang diadakannya kegiatan
Keluarga Mahasiswa Sosiologi Fakul tas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Kema sos FISIP) Unhas mengadakan Tudang Sipulung,Rabu(8/5). Kegiatan ini dilatar belakangi hari jadi Kemasos.Bertempat di Himpunan Kemasos,kegiatan ini di mulai pada 19.00 wita. Acara yang juga merupakan syukuran ini tidak hanya ditunggui oleh anggota Ke masos kini. Para aluminya pun masih turut hadir meramaikan. Acara ini juga sebagai wujud kekeluargaan yang dibangun masih beralan dengan baik hingga kini. “Acara syukuran yang berjalan lancar ini, diharapkan akan tetap terlaksana se tiap tahunnya agar lebih memperat tali si laturahmi antara anggota Kemasos dan para alumni,”harap Nurul Arifin, Ketua Kema sos FISIP Unhas.(M06)
AMSA Makassar Uji Coba SBMPTN
Asian Medical Student Association (AMSA) Makassar menyelenggarakan try out SBMPTN 2013, Minggu (12/5). Kegia tan yang berlangsung di auditorium Prof Amiruddin Fakultas Kedokteran Unhas ini, dimulai pukul 8.00 hingga 12.00 wita. Uji coba ini dihadiri oleh 270 pesertasiswa Se kolah Menegah Atas dari berbagai sekolah di Sulawesi Selatan. Adapun mata pelajaran yang diujicobakan berupa Tes Potensi Aka demik, Kemampuan Dasar dan Kemam puan Ilmu Pengetahuan Alam. AMSA Makassar yang beranggotakan AMSA Unhas, AMSA Universitas Muslim Indonesia (UMI), dan AMSA Universitas Muhammadiyah(Unismuh) menyelengga rakan percobaan ini dengan tujuan utama pencarian dana. Keseluruhannya diperun tukkan menyambut World Health Day yang akan dilaksanakan Sabtu (18/5). ”Harapan saya untuk membantu adikadik siswa untuk prepare karena bukan cuma uji coba untuk SBMPTN saja, tapi kita juga memberikan ujian mandiri untuk UMI dan Unismuh juga,” ujar Amelia Victoria Tamsil Randanan, Ketua Panitia Try Out AMSA Unhas. (M03)
Red Campus UKM Bola Basket
Red Campus kembali diadakan Unit Ke giatan Mahasiswa (UKM) Bola Basket tahun ini, Selasa-Jumat (14-17/5). Dengan me ngangkat tema “Be Strong, Be Smart, and Be Champion”, kegiatan ini dibuka oleh Ir H Nasaruddin Salam MT. Ia pun memberikan sambutannya kepada peserta dan penonton yang hadir. Red Campus merupakan agenda tahunan UKM Bola Basket. Ini sebagai ajang silatu rahmi antarfakultas se-Unhas. Rangkaian kegiatan berupa lombabasket antarfakultas putra dan putri. “Semoga kita mendapat bibit-bibit dari tiap fakultas, sehingga kita bisa menyatu kan mereka semua untuk bertanding antar universitas,” harap Vira,Ketua Panitia Red Campus.(M03/M11)
Dialog Memperingati Nakba Day
Mahasiswa yang tergabung dalam Lingar Mahasiswa Islam untuk Peruba han (Lisan) turut mengenang hari sedih
untuk Palestina, Nakba Day ke 65. Mereka menggelar dialog dengan tema “Sixty Five Years of Israel – Zionism’s Ethnic Clean sing and Palestine Resistance”, Rabu (15/5). Dimulai pada 10.00 wita, dialog berlang sung di gedung Pusat Kegiatan Penelitian Unhas. Peringatan ini turut dihadiri Scholae Ke luarga Mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas, Voice of Palestine dan lainnya. Adapun pembicaranya, antara lain Ust Musa Kazim MAPengamat Timur Tengah, Ir Mujtahid Hashem Voice of Palestine dan Dr Muh Id rus Taba SE MSi Pengamat Ekonomi Politik Unhas. Item-item acara ini yaitu dialog pub lik, pementasan seni dan pemutaran film mengenai Palestina. “Kita semua tanpa terkecuali setidaknya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh bangsa Palestina. Sehingga mampu me refleksikan kondisi tersebut dengan ba nyaknya ketidakadilan di Indonesia,” tutur Zulkifli Triputra, Ketua Panitia.(M13)
iptek
identitas
NO 793| TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Ketika Rumah dan Tubuh Bersinergi Dalam dunia arsitektur, membangun rumah tak boleh asal. Ada sejumlah kalkulasi dan nilai-nilai yang terkandung. Mursyida Nurfadhilla, mahasiswi Jurusan Arsitektur Unhas mencoba mengkaji ini pada rumah masyarakat Kajang
Law Unhas Makan-makan Bersama CS
Sekelompok mahasiswa yang terga bung dalam Lingkar Advokasi Mahasiswa Unhas (LAW Unhas), menggelar acara ma kan-makan bersama Cleaning Service (CS) Unhas, Selasa (14/5). Acara yang berlang sung di halte depan Baruga AP Pettarani ini, dimulai pukul 12.00 wita. Sekitar 30 orang CS bersama anggota Law Unhas menikmati es buah dan kue sambil berbincang-bincang. Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk memberi dukungan moril dan semangat kepada para CS. Pasalnya beberapa waktu lalu mereka telah melakukan aksi menuntut kenaikan gaji. “Kita disini berkumpul agar para CS ini tidak kehilangan semangat de ngan permasalahan yang mereka hadapi,” tutur Nur Hidayah, Koordinator Divisi Pen didikan dan Pelatihan Law Unhas. “Saya harap kedepannya mahasiswa lain bisa lebih peduli terhadap kondisi pekerja dan memotivasi mereka melakukan kegiatan seperti ini,” lanjutnya.(M13)
Rumah merupakan kosmologi dari du nia. Bagi sebagian orang, rumah bukan hanya sekedar tempat berteduh namun punya kaitan erat dengan sang empunya. Begitu pula dengan masyarakat Kajang. Masyarakat adat di Kabupaten Bulukumba ini menganggap rumah sebagai refleksi dari tubuh manusia. Jika diperlakukan dengan baik sesuai dengan aturan adat maka manu sia yang tinggal di dalamnya pun akan baik. Sebaliknya jika rumah tidak diperlakukan dengan baik maka penghuni rumah tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan ke selamatan. Suku Kajang membagi rumah mereka menjadi tiga bagian. Pertama yaitu parra bola atau bagian atas, biasanya padi atau ja gung ditaruh disini. Kedua yaitu kale bola, bagian tengah atau inti yang merupa kan tempat beraktifitas. Ketiga, si ring atau bagian bawah. Kegiatan menenun dan menumbuk padi atau jagung biasanya berlang sung disini. Dapat pula dijadi kan
Aksi Donor Darah UKM SAR Unhas
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) SAR Un has mengadakan aksi donor darah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke 21. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 sampai 13.00 Wita ini mengu sung tema “Spirit and Harmony in Huma nity”. Perayaan ini berlangsusng di pelata ran Lecture Theater 8, Senin (27/5). Jumlah kantong darah yang berhasil di dapatkan sebanyak 31 kantong. Kegiatan ini bertujuan untuk kemanu siaan dan merupakan salah satu rangkaian acara Hari Ulang Tahun tersebut. Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai undangan seperti SAR Universitas 45, perwakilan BEM dan HMJ se-Unhas, perwakilan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tentara. An tusias mahasiswa untuk mendonorkan darahnya cukup tinggi. Terlihat dari antrian yang cukup panjang. “Kami berharap setiap orang yang melihat kegiatan ini bangkit rasa jiwa kemanusiannya,” harap Asriani selaku ketua panitia. (M05)
sebagai tempat ternak. Uniknya, dalam membangun rumah, masyarakat Kajang menggunakan metode pengukuran tubuh atau dalam ilmu modern disebut antropometri. Bagian tubuh yang diukur antara lain tangan, kaki, mata dan telinga. Semua itu punya makna filosofis. Tinggina bangkeng na ulu atau tinggi tubuh laki-laki dewasa diaplikasikan pada uku ran ketinggian tiang rumah (benteng) dari lantai siring (kolong rumah) dan kale balla’ (badan rumah). Maknanya adalah sebuah harapan dan doa agar penghuni senantiasa akan memperolah pencapaian yang tinggi dari setiap hasil usaha yang dikerjakan. Tinggi bangunan yang paling baik ada lah sepejangkauan pemilik rumah karena hal ini bermakna bahwa tujuan kehidupan akan dijangkau atau didapatkan oleh pe milik rumah. Menurut masyarakat Kajang ukuran bangunan dipercaya dapat menen tukan baik tidaknya sebuah rumah. Angka yang digunakan pada setiap ukuran struk tur dan konstruksi serta elemen bangunan harus bernilai ganjil, artinya berapa pun ukuran yang didapatkan dari tubuh peng huni harus tetap disesuaikan dengan angka ganjil Jenis antropometri lainnya di kawasan adat Kajang yaitu mata dan telinga. Ini di aplikasikan pada lebar dan panjang dapur (Pappaluang). Dimulai dengan mengukur jarak mata kiri ke mata kanan yang ukuran nya digandakan sesuai dengan angka ganjil yang diinginkan penghuni rumah seperti 5, 7 atau 9, dan kemudian dijadikan patokan lebar dapur. Untuk panjang dapur diguna kan jarak antara telinga kiri ke telinga kanan menggunakan metode serupa dan juga ter gantung material kayu yang tersedia. Aplikasi jenis antropometri mata dan telinga memilki falsafah yang sejak dahulu diyakini oleh masyarakat adat Kajang seba gai tanda dari kehidupan. Mata sebagaima na fungsinya yaitu untuk melihat suatu
musibah yang akan terjadi dan penghuni rumah dengan tanggap dapat menghindari musibah yang akan datang. Telinga yaitu untuk dapat mendengar jika akan terjadi masalah dengan penghuni rumah atau seki tar rumah. Masyarakat adat Kajang dalam pola ke hidupan serta aktifitas kesehariannya selalu bersendikan ajaran Pasang Ri Kajang yang merupakan dasar dari kepercayaan “Patuntung”. Menurut Beddu dan Wahidah (2012) kata patuntung merupakan bahasa Konjo yang berasal dari kata Tuntung mendapat awalan “pa”, awalan “pa” di dalam kata “patuntung” penggunaannya sama dengan awalan “pe” dalam bahasa Indonesia. Prinsip kesederhanaan ini dituturkan dalam Pasang Ri Kajang, care-care na rie’, pammali juku rie’, tana koko rie’ balla situju-tuju yang berarti kehidupan yang cukup apabila pakaian ada, pembeli lauk pauk ada, sawah ladang ada, rumah sederhana saja. Rumah sederhana diaplikasikan pada bentuk dan ruang rumah serta bahan/material yang digunakan sesuai dengan kebutuhan peng huni agar tidak menampakkan kemewahan. Menurut Mangunwijaya (1995) sebagian konsep dasar bangunan arsitektur tradi sional bersumber dari alam (kosmos) yang digambarkan melalui mitos-mitos, keper cayaan, atau agama. Refleksi kekuatan di luar manusia tersebut diwujudkan dalam berbagai hal, misalnya dalam wujud ba ngunan, penataan kawasan, maupun peng gunaan elemen dekorasi. Bentuk atau gaya arsitektur bangunan beberapa suku adalah refleksi fenomena alam kosmos. Pada um umnya konsep arsitektur tradisional men empatkan unsur alam sebagai konsep dalam rancangannya. Dalam pikiran mitologismistis manusia tradisional masih tenggelam bersama seluruh alam dan dunia gaib.n Cita Surya Elisa
resensi
Demokrasi dan Bahaya Kebebasan Media
Mubes Human XXXIII FISIP Unhas
Himpunan Mahasiswa Antropologi (HUMAN) mengadakan Musyawarah Be sar (Mubes), jumat-minggu(24/26). Ber langsung di FIS III 109. Bertemakan Peran organisasi Sebagai Lembaga Kader dalam Pengembangan Keilmuan. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Jurusan Antropologi Dr. Munsi Lampe Ma. Bertujuan untuk menfollow up sinegritas organisasi dengan ilmu, peserta Mubes lu mayan banyak dan bersemangat. Harapan dari Yudi salah satu anggota berharap Lem baga Human bias eksis dari segi keilmuan baik dalam tataran internal maupun ekster nal. (M05)
15
Judul: Rezim Media No. ISBN: 9789792293470 Penulis: Iswandi Syahputra Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Terbit: 14 Maret 2013 Jumlah Halaman: 238 Dimensi (mm): 150 x 230
Era reformasi di negeri ini merupakan suatu masa dengan ideologi demokrasi didalamnya. Bagaimana pun, demokrasi dipahami sebagai masa kebebasan berpendapat. Ideologi yang diagungkan dan dipuja ini ternyata masih saja menyimpan pertanyaan dalam penerapannya. Seringkali dalam realitasnya, asas demokrasi publik disalahgunakan. Demokrasi terke san lebih memegang kuasa yang besar dalam kehidu pan bermasyarakat. Era orde baru dianggap mengekang kebebasan, terutama dalam dunia jurnalistik, akhirnya tumbang juga berganti demokrasi. Hal ini merupakan momen yang membahagiakan bagi kalangan jurnalis, ka rena ruang geraknya tidak lagi sempit. Terutama saat mencari data untuk membuka tabir dunia politik Indonesia yang sebelumnya tidak transparan. Media semakin dibukakan jalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang haus akan informasi. Apapun bentuknya, informasi yang diberikan akan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat umum. Media dengan kekuatannya dapat mempengaruhi opini publik. Media menjadi jembatan antara kalangan birokrasi dan masyarakat. Diharapkan, media mampu menyajikan informasi yang memberikan transparansi data dan menjaga stabilitas pemerintahan. Namun, kenyataanya tidak seperti yang diharapkan. Ditopang oleh rezim kapitalisme, saat ini media
sangat kabur akan batasan antara kebenaran dan karangan informasi. Terkadang simbol dari media telah ‘diracuni’ oleh kepentingan pihak tertentu untuk melindungi dan melancarkan hasratnya. Buku Rezim Media karangan Iswandi Syahputra ini membahas mengenai hubungan antara demokrasi dan media dalam industri pertelevisian. Buku ini mem bahas bagaimana seharusnya peran media dalam mengutarakan informasi kepentingan publik. Dijelas kan pula bagaimana seharusnya media mengguna kan kebebasan yang diberikan, agar bisa beradaptasi dengan lingkungan masyarakat saat ini, serta pem bagian kategori informasi dalam media massa ber dasarkan nilai berita. Selain itu, buku yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama ini juga mengulas mengenai posisi infotainment dalam kehidupan ber masyarakat. Dalam bukunya, penulis mengkritisi peran media penyaji infotainment yang mendominasi opini pub lik. Berita yang disajikan dalam infotainment dirasa kurang memiliki nilai berita yang layak untuk dipub likasikan. Namun, kenyataanya infotainment mampu menjadi penopang dalam memenuhi hasrat menda patkan informasi dikalangan masyarakat. Terbukti dengan maraknya penayangan infotainment di sejumlah saluran media Indonesia. Industri pertelevisian sebagai salah satu media informasi me
miliki kelebihan dalam visualisasi serta audio. Kelebi han ini membuat masyarakat tidak perlu berkonsen trasi untuk menerima informasi seperti media lainnya. Penulis berpendapat bahwa televisi memiliki ke mampuan untuk mengonstruksi wacana hingga ide ologi setiap orang. Televisi merupakan media yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan pengaruh besar pada khalayak. Televisi memiliki tiga kekuatan media. Ke tiga kekuatan itu dibahas dalam buku ini. Buku ini juga membahas tindakan televisi sebagai industri yang lebih mengedepankan kepent ingan pasar berbasis kapitalisme. Buku ini memiliki kelebihan dalam mengupas per masalahan infotainment dan dunia industri pertel evisian melalui pembahasan teoritis maupun praktis. Sebagai contohnya, penulis membahas salah satu infotainment yang berlebihan sehingga menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat khususnya yang paling dekat dengan sumber informasi. Hal inilah yang dianggap sebagai bentuk pelang garan kode etik jurnalistik serta demokrasi yang bi asanya datang dari media yang liberal. Hal ini tidak memberikan kebaikan kepada publik seperti yang diharapkan dari sebuah berita. Sayangnya, meski pun data mengenai produk-produk infotainment yang disajikan sangat akurat, namun contoh pendekatan melalui media infotainment yang dikupas hanya satu saja. Sehingga tidak ada data sebagai pemband ingnya. Rezim Media merupakan hasil karya yang didedi kasikan untuk orang-orang yang ingin memperluas cakrawala berpikirnya. Baik itu mengenai kekuatan media maupun dampak yang ditimbulkan oleh kebe basan media.n Rima Liga
lintas
identitas
NO 793 | TAHUN XXXIX | EDISI AKHIR MEI 2013
Kenangan di Bumi
Mekongga
Pada mulanya perjalanan ini hanyalah untuk memen uhi undangan dari seorang senior yang keluarganya menikah di kota Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tapi rasanya sayang jika kami hanya sekedar datang untuk menghadiri acara tanpa melakukan sesuatu yang lain. Akhirnya kami sepakat untuk melaksana kan pelatihan pantun di beberapa sekolah yang ada di Kolaka. Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air. Kebetulan waktunya juga bertepatan dengan rangkaian acara ulang tahun kota Kolaka yang ke-50. Hari yang dinanti pun tiba. Tim berangkat dari Kampus Merah menggunakan bus kampus menuju pelabuhan Bajoe, Bone. Selanjutnya perjalanan ke Kolaka ditempuh dengan kapal laut. Usai terombangambing selama dua puluh jam kami akhirnya tiba di kota berjuluk Bumi Mekongga. Hari pertama di Kolaka tim beristirahat setelah per jalanan yang melelahkan dan berlatih untuk mem persiapkan pementasan yang akan dilakukan esok hari. Malam pertama di Kolaka kami isi dengan me nampilkan orkes pa’ kampong di acara pernikahan. Keesokan harinya tim melakukan pentas dan pelati han pantun di 3 sekolah di Kolaka, yaitu SMA Negeri 1 Kolaka, MAN Kolaka, dan terakhir SMK 1 Kolaka. Di luar dugaan, tanggapan pihak sekolah dan siswasiswanya sangat luar biasa. Mereka sangat antusias dengan komedi pantun yang kami bawakan. Hari berikutnya, rekan-rekan tim tampil di acara HUT Kolaka yang bertempat di alun-alun kota Kolaka dan disaksikan oleh masyarakat Kolaka dan para pejabat pemerintahan seperti wakil bupati, ketua DPRD, dan kepala-kepala dinas. Setelah acara se lesai, banyak masyarakat yang menghampiri pemain untuk mengucapkan selamat dan mengucapkan terima kasih. Bahkan mereka juga berharap bahwa
pada acara tahun depan TUNAS bisa kembali tampil di acara tersebut. Setelah menyelesaikan seluruh agenda di Kolaka, tiba waktunya untuk menikmati keindahan yang ada di Bumi Mengkongga. Tempat pertama yang tim kunjungi adalah pantai Kolaka. Pemandangan di pantai tersebut mampu menghilangkan rasa letih para rekan-rekan selama seharian. Pantainya begitu indah, apalagi pada saat matahari mulai tenggelam di antara pulau-pulau kecil di sekitar pantai, benarbenar pemandangan yang sangat indah dipandang. Disekitar pantai terdapat banyak warung yang men jual hidangan-hidangan laut yang nikmat. Tim meng habiskan waktu sore itu di pantai tersebut sambil berfoto-foto Di hari terakhir kami berangkat ke salah satu tem pat wisata terkenal disana, namanya Kajo Anging. Ini adalah sebuah pulau dengan pemandangan yang sangat indah. Letaknya lumayan jauh dari pusat kota, waktu yang kita butuhkan untuk mencapai tempat itu adalah ± 2 jam perjalanan darat dengan mengguna kan mobil lalu menyeberang pulau dengan menggu nakan perahu. Ongkosnya sebesar 50 ribu rupiah. Disana kami disuguhkan dengan hamparan pasir putih bersih. Di bibir pantai berjejer dengan rapi pohon cemara yang menambah keelokan pu lau tersebut. Air laut yang begitu jernih dan bersih. Kebersihan pantai sangat dijaga oleh pemerintah, masyarakat dan pengunjung. Ini terbukti dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung, baik itu pen gunjung dari sekitar wilayah itu maupun dari wilayah lain.n Fadliani Sahaka Penulis adalah anggota Komunitas Pantun Unhas (Tunas)
16