Identitas Akhir Mei

Page 1

identitas

Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Menanti Pewaris Fakultas Teknik Setelah sesaat ditinggalkan, Fakultas Teknik kini jadi rebutan. Lanjut halaman 8


2

twitter

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR 2016

karikatur

tajuk

Pengelola Ramsis kenakan denda bagi penghuni yang telat bayar listrik, Rektor tidak tahu mengenai denda tsb. Sisi lain fasilitsx belum memadai. Bagaimana pendapat Anda?

Literasi Bergerak! Aku rela dipenjara Asalkan bersama buku Karena dengan buku, Aku bebas -Mohammad Hatta Selasa, 17 Mei kemarin diperingati sebagai hari buku nasional, bertepatan dengan didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1980 silam. Mungkin tak sefamiliar 1 Mei sebagai hari buruh, atau 2 Mei yang merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara sebagai penggagas pendidi­kan di negeri ini. Belum selesai permasalahan rendahnya minat baca di Indonesia, belakangan ini dunia literasi terkoyak lantaran maraknya peristiwa pembera­ ngusan buku. Beralibi akan bangkit kembali Partai Komunis Indonesia, oknum polisi, aparat militer dan organisasi massa memberangus buku bera­ liran kiri. Kejadian ini menjadi bahan perbi­n­cangan khususnya para penggiat literasi di Indonesia. Menganggap tindakan ini tak benar, sejumlah komunitas literasi pun menyuarakan aspirasinya bahwa tindakan tersebut melanggar hak. Mereka beranggapan bahwa buku adalah salah satu bentuk menyuarakan aspirasi lewat tulisan. Rasa khawatir akan bangkitnya paham komunis melalui pemberangusan buku merupakan tindakan yang kurang tepat. Karena sebenarnya tanpa buku pun orang dapat mengakses informasi yang diinginkan. Ada apa dengan negeri kita sekarang? Me­ ngapa tiba-tiba melarang buku kiri beredar di masyarat. Apakah oknum yang merasa takut komunis bangkit kembali tak bisa tidur menyaksikan perkembangan dunia literasi saat ini? Ditengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, dunia literasi semakin tertantang untuk tetap lestari di hati semua orang. Membaca buku, menulis dan berdiskusi harus selaku digalakkan. Buku adalah sumber pengetahuan, informasi dan pengalaman bagi siapa saja yang membacanya. Jika buku diberangus, sama saja kita dilarang membaca dan menambah pengetahuan. Perkembangan dunia literasi kini merambah ke pelosok-pelosok negeri ini. Seperti kehadiran Armada Pustaka di Polewali Mandar dan Noken Pustaka dari Papua. Kedua pustaka bergerak ini mengabdikan dirinya untuk dunia literasi. Agar anak-anak yang tak pernah menyentuh buku juga bisa menikmati mimpi dengan mata terbuka. Agus, salah satu penggerak Noken Pustaka contoh yang sangat real. Ia rela berjalan melintasi gunung dan hutan sambil membawa puluhan buku dalam nokennya untuk dibaca orang-orang pelosok desa. Sementara banyak orang yang memperjuangkan literasi, masih ada saja segelintir orang yang memberangus buku, melarang diskusi dan membaca buku. Sungguh sangat dipertanyakan oleh akal kita, Lalu, akankah kita tinggal diam, sementara geliat literasi makin terasa pergerakannya? n

Aditya Nugraha S. @adityanugrahas2 @identitasonline perlu diketahui dasar hukum penarikan denda tersebut? Jangan sampai dijadikan sebagai ajang untuk meraup keuntungan. Herianti @HeriantiAlnaila @identitasonline sy tdk stju aplg tnpa ad tolransi. Kcuali jk telat 1 bln, sy stju ad denda tp uang itu hrs ke rkning rektor bkn ke pgwai. cb hitng brp kmr yg ad di rmsis. Unit III sj ad sktr 270 kmr. Anggplh 1/5 nya lmbat membyar x 10 rb. Denda ad sktr 500rban. KARIKATUR/ SRI HADRIANA

dari redaksi

MPN @Maharanny_pn Wah iya? Alhamdulillah d Rusunawa tdk spt itu, fasilitas baik, pengelola tanggap klu ada keluhan, n tdk ada denda. Sprtnya perlu ada penegasan peraturan sesuai dgn apa yg telah ditetapkan, d luar dr itu harus dilaporkan ke rektorat

Bila anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan hubungi dan kunjungi kami di

identitasonline @identitasonline IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

Kru Terbaik: Pemberian penghargaan kru terbaik kepada Khusnul Fadilah dan reporter online terbaik pada Andi Ningsi saat rapat evaluasi pertama PK identitas di rumah kecil identitas, Sabtu (7/5). Hal ini merupakan bentuk apresiasi atas kinerja kru selama empat bulan terakhir.

Mesti Melatih Diri

DUNIA pers mainstream adalah dunia yang keras dan beresiko. Setiap orang yang pernah berkecimpung di dalam­nya, boleh jadi mengiyakan. Cerminan kehidupan yang kurang lebih sama, dialami oleh orang-orang yang turut berkecimpung dalam pers mahasiswa. Salah satunya yang dialami oleh kru identitas. “Siapa suruh masuk identitas” adalah kata yang seringkali dilontarkan diiringi suara sumbang yang kebanyakan berisi bentakan yang memekakkan telinga. Yah sekali lagi redaksi memang keras, apalagi jika kru berani melanggar garis mati dan tidak mengerjakan penugasan. Perlakuan seperti ini pun mendapat beragam reaksi, mulai dari berurai air mata, tak terima dimarahi, bahkan siap angkat kaki. Namun yang kami yakini, mereka hanya tidak sadar betapa kejammnya dunia setelah gelar mahasiswa

mereka tanggalkan. Dunia tidak disiapkan untuk orang-orang manja, yang hanya ingin berada pada zona nyamannya saja. Citra redaksi yang keras dan kaku nyatanya mampu menggerus orang-orang yang dianggap tak tahan banting itu, alhasil yang tersisa hanyalah kru yang memiliki kemampuan fisik, mental dan keinginan belajar di atas rata-rata dan pengorbanan yang tak kira-kira. Atas hasil kerja mereka lah, akhirnya kami dapat kembali menyapa pembaca dengan sajian berita nasib fakultas teknik kini, yang ternyata menjadi rebutan beberapa fakultas pasca ditinggalkan dalam liputan khusus ‘teknik, kini dan nanti’. Atau mari mempertanyakan nasib mace Kantin Jasa Pertanian yang tempat berdagangnya kelak akan disulap menjadi Dekanat Fakultas Peternakan. n Selamat Membaca!

bukuidentitas@gmail. com

identitasunhas.com 082343555654 089630868669

sms inbox Assalamualaikum identitas. sy mau bertanya kenapa di ilmu tanah tidak ada perpustakaan? padahal perputakaan sbg ruang baca merupakan salah satu penunjang dalam menumbuhkan minat baca dan tmpat mencari referensi untuk pnlitian 08534071xxxx

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu nAnggota Pengarah: Junaedi Muhidong, Muhammad Ali, Abdul Rasyid Jalil, Budu n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, Hamid Awaluddin, M. Akib Halide, Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, S.M. Noor, Aidir Amin Daud, M. Darwis, Nasaruddin Azis, Husain Abdullah, Sukriansyah S. Latif nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Ramdha MawaddhanKoordinator Liputan: Devika Saputri. nLitbang: Fransiska Sabu wolor, Asmaul Husna Yasin nStaf Bagian Umum: Akhmad Dani nStaf Penyun­ting: Riyami, Khusnul FadilahnReporter: Rasmilawanti Rustam, Nur Amri, Wadi Opsima.nFotografer: Nursari Syamsir (Koordinator), Sri Widya Rosalina Bst. nArtistik dan Tata Letak: IrmayananIklan/Promosi: Nursari Syamsir nTim Supervisor: Amran Razak, Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Ahmad Bahar, Nasrullah Nara, Jupriadi, Nasrul Alam Azis, Tomi Lebang, Ikbal Latief, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Supa Atha’na, Irmawati Puan Mawar n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/ kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul Edisi Akhir Mei 2016 Desain: Benny Suhardi Wiranata Layouter: Irmayana


surat dari pembaca Syarat SKS Untuk KKN gelombang 93

ASSALAMUALAIKUM. Salam hangat bagi kru identitas. Bagaimana perhitungan SKS untuk mendaftar KKN gelombang 93? Per­ syaratannya 110 SKS, tapi saya baru melulusi 100 SKS dan sedang mem­ programkan 18 SKS. Apakah saya bisa mendaftar KKN? Mahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2013 Tanggapan : WAALAIKUMUSSALAM, untuk ma­ hasiswa yang baru melulusi 100 SKS bisa mengikuti KKN selama ada surat rekomendasi dari fakultas dalam hal ini pihak akademik atau Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Hasrullah,M.A Kepala UPT KKN

Sudah Sarjana, Bidikmisi Masih Cair

TERIMAKASIH Saya penerima bea­ siswa Bidikmisi dan telah wisuda pada bulan Maret lalu. Pada pen­ cairan awal April dana beasiswa bidikmisi masih tertransfer ke reke­ ning saya sementara sekarang saya telah berstatus alumni. Pertanyaan­ nya, apakah saya masih berhak me­ nerima uang tersebut? Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Angkatan 2012 Tanggapan : MAHASISWA yang masih cair bidikmisinya untuk bulan maret lalu, masih berhak untuk bidikmisi tersebut, namun setelah bulan Ma­ ret tidak ada lagi bidikmisi yang cair, karna mahasiswa tersebut dinyata­

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016 kan telah sarjana. Esan lamban,S.sos Kepala Bagian Kesejahteraan Mahasiswa

Keberangkatan KKN Afrika

TERIMAKASIH telah memuat perta­ nyaan saya. saya ingin bertanya, sebe­ narnya kapan kepastian keberangka­ tan KKN Afrika? Mahasiswa Fakultas Ilmu Kelauan dan Perikanan Angkatan 2015 Tanggapan : INFORMASI keputusan rapat me­ ngenai KKN Afrika kemarin, kita sudah menunggu surat balasan dari M.basir selaku penentu kebi­ jakan dari afrika selatan, program di gowa sudah selesai, tinggal ad­ ministrasi surat. Dr. Hasrullah,M.A Kepala UPT KKN

agenda Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Unhas 2016 Waktu : 22-23 Juni 2016 Tempat : Lantai Dasar Gedung Rektorat Unhas

Technical Meeting Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Unhas 2016 Waktu : 20 Juni 2016 Jam 09.00 WITA Tempat : Lantai Dasar Gedung Rektorat Unhas

Batas pendaftaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Unhas 2016 Waktu : 20 Juni 2016 Tempat : Bagian Minat, Penalaran dan Informasi Kemahasiswaan Lantai dasar Gedung Perpustakaan Pusat Unhas

Pendaftaran KKN antar Semester Waktu : 06-10 Juni 2016 Tempat : Universitas Hasanuddin Pengumuman SBMPTN 2016 Waktu : 28 Juni 2016

Batas Akhir Penyerahan Nilai Semester Akhir 15/16 Waktu : 10 Juni 2016 Batas Penyerahan Nilai Remedial Waktu : 16 Juni 2016 Penerbitan Rapor Sementara Semester Akhir Waktu : 17 Juni 2016 Penetapan Mahasiswa Pindahan Waktu : 13 Juli 2016

3

wall facebook Kami mengangkat berita terkait “Nasib Kantin Jasper” Akhir Juni nanti pedagang harus angkat barang dari Jasper karena akan digunakan untuk pembangunan Dekanat Fakultas Peternakan. Hingga saat ini belum ada kejelasan terkait relokasi mace Jasper. Bagaimana pendapat Anda? Rezal Muhabib Shaleh Aih...pindah kemanami nanti penjual coto d situ

Nesha Sitompul Sedihnya...itu kantin favorit (bs dibilang semua fakultas di UH pasti pernah / hobi makan di Jasper). Harusnya jika ada pembangunan baru..ada relokasi yg memadai juga. :)

Bila Anda mempunyai pertan­­­­­­­­­­­­ya­an yang membutuhkan jawaban terkait Universitas Hasanuddin, silahkan ke sekretariat identitas di Gedung Lantai I Perpustakaan Unhas atau hubungi 085242409140 atau lewat email: bukuidentitas@gmail.com


4

opini

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR 2016

Hari Kebangkitan Nasional, Momen Penyatuan Gerakan Mahasiswa Oleh : Slamet Riadi “Jika kita mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya” Soekarno

Sejarah Gerakan Kebangkitan Nasional

Pendapat Soekarno di atas bukanlah kata-kata yang muncul begitu saja dan tidak memiliki arti apa-apa. Melainkan sebuah kalimat yang sarat akan nilai serta memiliki kedalaman makna yang begitu dalam. Kalimat tersebut jelas menggambarkan bagaimana suatu usaha yang digerakkan oleh keinginan yang kuat maka juga akan mendapatkan dorongan bantuan oleh semesta dan begitupun sebaliknya. Dalam rekam jejak sejarah Indonesia, apa yang dikatakan oleh founding fathers kita benar adanya. Munculnya semangat perjuangan dan tekad yang kuat dalam merebut kemerdekaan bangsa Republik Indonesia dari tangan penjajah yakni Belanda dan juga Jepang, ialah sesuatu yang ditandai dengan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Boedi Oetomo sebagai simbol kebangkitan Nasional yang memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan juga nasionalisme ialah cikal bakal mesin penyemangat bagi gerakan pemuda untuk merebut kembali Republik Indonesia dari tangan penjajah.

Gerakan Mahasiswa

Melihat lahirnya gerakan dalam konteks historis maka Sejarah gerakan kita adalah sejarah semangat kepemudaan. Pemuda yang banyak diartikan dalam sejarah panjang bangsa ini diposisikan sebagai aktor utama dalam tiap nafas gerakan sampai hari ini. Tidak heranlah kemudian jika presiden pertama kita meletakkan posisi pemuda dalam barisan terdepan perjua­ ngan pergerakan bangsa ini. Hari Pendidikan Nasional beberapa minggu yang lalu, me­ rupakan momentum penya­ tuan semangat pemuda dalam melihat lebih kritis bagaimana isu pendidikan di Indonesia secara objektif. Beberapa universitas yang tercatat turun dalam aksi hardiknas kemarin,

baik turun secara solo maupun bersolidaritas dalam bentuk aliansi. Isu-isu pendidikan nasional terkait UUPT, PTNBH, dan juga UKT ialah beberapa isu utama yang disuarakan oleh berbagai universitas yang ada di Indonesia. Aliansi Unhas Bersatu yang juga merupakan gerakan solidaritas antar fakultas-fakultas yang ada di Universitas Hasanuddin, juga turut terlibat dalam aksi peringatan Hardiknas yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Pendidikan Anti Liberalisasi (RADIKAL). Aliansi RADIKAL ini menyasar akar dari masalah dunia pendidikan saat ini yakni UUPT No. 12 Tahun 2012. Gerakan mahasiswa secara keseluruhan telah banyak tercatat dalam sejarah dunia yang selalu berpartisipasi dalam konteks fenomena sosial dan politik. Kekuatan gerakan muda telah terbukti dalam penggulingan Juan Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Soekarno dan juga Soeharto di Indonesia, jatuhnya Ayub Khan di Pakistan 1969 dan masih banyak lagi fenomena sosial politik yang melibatkan kekuatan kaum muda, gerakan mahasiswa.

Refleksi Gerakan Mahasiswa Hari Ini

Usaha dalam merefleksikan gerakan mahasiswa hari ini harus terlebih dahulu dilihat dengan mempertanyakan beberapa pertanyaan sederhana, yakni apa itu mahasiswa dan juga apa tugas serta tanggung jawabnya dalam perbaikan bangsa ini. Secara sederhana mahasiswa dapat kita artikan sebagai individu yang merdeka dalam hal proses belajarnya yakni dengan mempertanyakan suatu masalah dengan objektif, sedangkan menjawab pertanyaan tentang tugas serta tanggung jawab mahasiswa sendiri telah dikemukan oleh Mohammad Hatta dalam tulisannya yang berjudul Tanggung jawab Kaum Intelegensia yakni “tanggung jawab seorang akademikus adalah intelektual dan moral, ini terbawa oleh tabiat ilmu itu sendiri yang wujudnya mencari kebenaran dan membela kebenaran”. Jika Mohammad Hatta menekankan tanggung jawab mahasiswa pada kesadaran intelektual dan moral, maka Lewis Coser dalam bukunya Man of Ideas juga menekankan bahwa tugas mahasiswa yakni tidak pernah puas menerima ke­ nyataan sebagaimana adanya, mereka mempertanyakan kebenaran yang berlaku pada suatu saat, dalam hubungannya

dengan kebenaran yang lebih tinggi dan lebih luas. Melaksanakan tugas serta tanggung jawab mahasiswa yang spesifik dalam hal peningkatan kesadaran intelektual dan moral serta upaya dalam mencari suatu kebenaran yang nyata, mesti dibangun konsepsi kesepemahaman yang kolektif tentang visi dan tujuan bersama dalam bergerak. Namun ada hal yang harus diperhatikan maupun dipikirkan bersama dalam merumuskan gerakan mahasiswa secara kolektif , agar tidak menimbulkan yang namanya antagonisme politik (baca: konflik) menurut Maurice Duverger di bukunya Sosiologi Politik yakni, konflik yang diakibatkan oleh faktor individual maupun kolektif. Maurice membagi sebab-sebab Individual yang dapat mengakibatkan konflik menjadi dua yakni bakat individu dan faktor psikologis. Dua faktor ini jelas dapat menimbulkan konflik dalam penyatuan gerakan mahasiswa sebab aktor-aktor yang terlibat bisa menimbulkan arogansi perorangan dan naluri ingin menguasai, dikarenakan secara alamiah dalam suatu kelompok terdiri dari orang-orang yang berbeda pikiran, pandangan, dan juga visi. Konflik tersebut bisa berasal dari ada­ nya anggapan senior dan junior dalam gerakan, pemimpin lembaga dan anggota, serta adanya pemahaman antara orang yang lebih paham dan yang tidak paham atau kurang paham terkait isu yang sedang dikawal. Selain sebab-sebab indivi­ dual, Maurice juga memperhatikan sebab kolektif/kelompok yang dapat menimbulkan arogansi politik misalnya perbedaan teritorial antara kelompok yang satu de­ ngan kelompok yang lainnya dan juga perbedaan letak geografis. Permasalahan beda teritorial ini dapat membuat kurang­­­nya rasa bersolidaritas dalam suatu gerakan massa sebab apa yang dikatakan Maurice dalam bukunya tentang sebabsebab bersolidaritas bahwa “Solidaritas karena dekat yang memiliki va­ rian dengan solidaritas

karena sama dalam dirinya sendiri”. Sedangkan faktor beda geografis juga memiliki peran dalam suatu hal yang dapat menimbulkan masalah, misalnya anggapan umum yang beredar bahwa kampus-kampus di bagian timur khususnya Makassar memiliki citra yang hebat dalam hal gerakan mahasiswa dan yang lain tidak (baca: kesombongan/arogansi kelompok), cara pandang yang berbeda juga merupakan dampak dari persoalan beda geografis ini, akhirnya berakibat pada perbedaan isu yang di kawal oleh beberapa Universitas dan tidak adanya usa­ ha untuk menyatukan masalah-masalah tersbut menjadi isu utama juga menjadi faktor yang bisa menyebabkan lemahnya solidaritas/gerakan mahasiswa saat ini. Makna “Harkitnas” Dalam Usaha Mengintegrasikan Kesamaan Visi maupun Tujuan Dalam Gerakan Mahasiswa Melihat momentum Harkitnas yang jatuh pada tanggal 20 Mei tahun ini, dapat dimaknai sebagai penyatuan maupun konsolidasi nasional terkait beberapa isu-isu pendidikan yang sedang hangat diperbincangkan pasca Hardiknas beberapa minggu yang lalu. Usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam penyatuan serta konsolidasi nasional ini ialah jelas dengan meminimalisir atau menghilangkan anggapan Maurice yang bisa menimbulkan antagonisme politik. Diantaranya ialah menyamakan visi gerakan dan tujuan bersama tanpa membedakan status maupun identitas tiap-tiap kelompok atau universitas, me­ nyamaratakan ruang-ruang kesadaran intelektual terkait isu yang akan di kawal, dan yang terakhir ialah membangun opini pada masyarakat umum, bahwa aksi massa yang disuarakan oleh beberapa universitas ialah upaya penyadaran kondisi sosial politik negara yang kini kian rumit. Maka tiada hal yang dapat dilakukan selain memanfaatkan momen Harkitnas sebagai upaya penyatuan gerakan kolektif dalam gerakan mahasiswa secara nasional dan menyam­ pingkan ego antar lembaga. Selamat Hari Kebangkitan Nasional.n Penulis adalah Pengurus MAPERWA KMFIB-UH Periode 2015-2016 Koordinator Komisi Konstitusi.

ILUSTRASI/ IRMAYANA


wansus

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

Kesejahteraan sebagai Akar Masalah Dari data yang dipaparkan oleh Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) bahwa sepanjang 2015 tercatat sedikitnya telah terjadi 252 konflik agraria di tanah air. Luasan konflik mencapai 400.430 hektar. Hal inilah yang menjadi permasalahan yang menghambat kebutuhan pangan di tanah air. Berikut kutipan wawancara reporter identitas Sriwidiah Rosalina Bst bersama Presidium Konsorsium Pembaruan Agraria Wilayah Sul-sel Rizki Anggriana Arimbi. Bisa dijelaskan bagaimana mak­ sud dari tema seminar yang Anda bawakan tentang kedaulatan pa­ ngan? Tema ini sangat luar biasa bagaimana tanah itu ada untuk mewujudkan kedaulatan pan gan dan memakmurkan rakyat. kita lihat bagaimana lahan-lahan pertanian kemudian sumber agraria bagi mereka yang tinggal

di sekitar hutan ataupun di pesisir di desa-desa mendapat ancaman investasi yang luar biasa ke depannya. Ancaman investasi sebagai mu­ sababnya? Saya kira teman-teman Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dan organisasi masyarakat sipil lain tidak antipati pembangunan. Memang harus ada pembangunan, akan tetapi itu harus bersinergi de­ ngan kepentingan masyarakat. Jadi tidak heran bagaimana petani berdaulat atas tanahnya, nelayan berdaulat atas pesisirnya itu masih sa­ngat jauh dari harapan kita. Investasi yang menggusur mereka. Selain faktor investasi bagaimana Anda meli­ hat masalah agraria di Indonesia? Pada dasarnya Indonesia sangat kaya dengan sumber-sumber pa­ ngan lokal mulai dari umbi-umbian tertua kemudian sagu jenis ternak yang bermacammacam. Sumbersumber ternak dari hutan-hutan yang luar biasa tapi kemudian itu hilang. Banyak yang hilang karena persoalan perampasan hingga konversi lahan yang diberikan negara pada swasta, begitu juga oleh perusahaan-perusahaan negara. Bagaimana dengan masalah yang dihadapi oleh petani kita? Untuk hari ini bahwa ta­ nah sebagai basis produksi petani itu tidak lagi bersinergi dan tidak lagi memiliki kekuatan untuk menyejahterahkan. Banyak petani kita yang menjual lahannya karena memang situasinya terdesak. Saya kira ini karena situasi yang menyu­ litkan mereka mulai dari per-

soalan persoalan bibit, pupuk, irigasi bagaimana kemudian sampai ke tata distribusi juga tidak berpihak pada mereka. Mengapa masalah distribusi dapat terjadi, bukankah ada operator regu­ lasi yang dalam hal ini peme­rintah? Karena semuanya diatur oleh mafia rentenir. Ketika harga pangan melonjak itu tidak berdampak pada petani-petani, mereka tidak merasakan kesejahteraan. Karena yang mendapat keuntungan dari distribusi sampai ke konsumen adalah mafia-mafia yang sebenarnya juga ada di instansi pemerintah dan berafiliasi dengan para pemilik modal. Begitupun dengan para pengambil kebijakan. Terus bagaimana solusi mewu­ judkan kedaulatan pangan itu sendiri? Bicara tentang kedaulatan pa­ ngan adalah bicara tentang lahannya sendiri. Nah bagaimana untuk sampai pada tata niaganya atau persoalan distribusi pasarnya. Petanipetani ini tidak cukup kalau hanya memiliki lahannya yang juga belum tentu atas kepemilikan mereka. Lalu apakah bantuan-bantuan terkait pupuk, pengairan itu mereka bisa akses. Teknologi pertanian sampai ketika panen selesai mereka harus tahu akan dijual kemana sehingga berdaulat atas harga. Bagaimana cara pemerintah mewujudkannya? Saya kira itu hal-hal dicari solusi­ nya yang paling penting soal kedau­ latan atas tanah dulu kerena mustahil kalau bicara tentang pangan tapi tidak ada kedalatan di atas tanahnya. Terkait konflik agraria, apakah berpengaruh atas hasil pangan? Tentu bagaimana pangan bisa diproduksi ketika lahan itu bermasalah. Saya kira teman-teman KPA dan organisasi masyarakat sipil tidak antipati pembangunan. Memang harus ada pembangunan, akan tetapi itu harus bersinergi dengan kepentingan masyarakat. Ketika ada konflik yang tidak diselesaikan misalnya konflik perkebunan sawit maka itu akan berpengaruh pada peningkatan produktifitas sawit, jadi relasinya sangat jelas. Memang pemerintah ketika bicara tentang kedaulatan pangan, kesejahteraan rakyat harus sebagai akar masalahnya. n

Data Diri Nama Lengkap: Rizki Anggriana Arimbi Tempat dan Tanggal Lahir: Makassar, 14 April 1983 Pendidikan: Jurusan Sastra Inggris di Universitas Negeri Makassar Karir: Presidium Konsorsium Pembaruan Agraria Wilayah Sul-sel IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

5

Kronik Mahasiswa Unhas Kecam Pembantaian di Aleppo KETUA Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Andi Muhammad Faiz Wahid serta puluhan mahasiswa MIPA lainnya melakukan aksi di depan Pintu Satu Unhas, Sabtu (14/5). Aksi ini sebagai bentuk protes atas pembantaian di kota Aleppo oleh Syiah Suriah, Syiah Iran dan Syiah Hizbullah. Dalam aksinya, juga dirangkaikan dengan pembacaan puisi di tengah masyarakat yang melintasi jalan Perintis Kemerdekaan. Para mahasiswa ini merasa terdorong untuk menyuarakan kondisi di Aleppo agar masyarakat memberikan dukungan berupa doa “Kami kampanyekan kepada masyarakat Makassar tentang kondisi Aleppo agar turut mendoakannya,” kata Andi Muhammad Faiz Wahid, Sabtu (14/5). n

Pencurian Helm, Pelaku Bawa Obat Penenang PARKIRAN Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) nampak ramai dipenuhi oleh penonton Unhas Championship 2016. Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian oknum untuk melancarkan aksinya. Seperti yang terjadi Jumat (13/5) kembali terjadi pencurian helm dengan motif pelaku yakni berpura-pura duduk di atas sepeda motor sembari mengintai target. Pelaku pencurian dilakukan oleh pelajar yang berinisial MNW (19) dan DN (15). Salah satu anggota Satuan Pengamanan (Satpam) Regu Komandan 3, Japri menjelaskan pelaku mendekati korban dengan memakai pakaian preman, satu orang pelaku mengamati sekeliling dan seorang lagi beraksi mengambil helm. “Satpam mengetahui aksi kejahatan pelaku dan memburu sampai pos dua dan berhasil menangkap pelaku. Kedua pelaku dibawa ke pos satpam pusat,” ujarnya. Japri menambahkan pelaku diduga berniat untuk mengambil motor, namun karena tidak sempat, maka pelaku hanya mengambil helm korban. Ketika pelaku dinterogasi oleh Polisi ditemukan somadril atau lebih dikenal sebagai obat penenang. Obat tersebut dapat menghilangkan rasa sakit sehingga penggunanya tidak akan merasa sakit ketika dipukul oleh orang lain. Pelaku kemudian dibawa ke Polsek Tamalanrea. n

Jalan Politeknik Tak Aman, Mahasiswa Fisika Dibegal MAHASISWA Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), menjadi korban begal di Jalan Politeknik dekat Mesjid Al-Latif pukul 24.00 Wita, Senin (9/5). Iswar Edi Pratama menceritakan kronologi pembegalannya setelah melihat dua orang pemuda mengendarai motor berwarna putih datang menghampirinya. “Awalnya saya pikir hanya ingin mengetuk-ngetuk ruko, namun saya tidak menyangka ia menodong leher saya dengan benda tajam dan langsung meminta tas saya,” tutur korban mengingat kejadian, Selasa (10/5). Setelah beberapa saat melawan aksi pembegalan oleh salah seorang pemuda yang memakai helm dan jaket. Korbanpun mengalami luka parah pada bagian kepala, bibir dan lehernya akibat benda tajam. Pelaku begal sudah pergi, namun korban meneriakinya kembali. Sehingga korban kembali dilukai pada kepala dan bibir. “Akhirnya saya luka di bagian kepala dan bibir setelah saya sempat menendang dan memukul helm pelaku, hal ini yang saya sesalkan,” tuturnya. Setelah kejadian itu, korban pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin untuk mendapatkan penanganan. Korban mendapat tiga jahitan di bibir, sembilan jahitan di kepala dan leher tergores. Korban berharap agar jalan di Politeknik diberi lampu jalan. “Disana memang gelap dan untuk menghindari munculnya korban pembegalan lagi, saya juga mengambil itu sebagai pelajaran untuk tidak keluar kerja tugas jam 9 dan pulang tengah malam,” harapnya. n


6

potret

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

MEMBANGUN LABORATORIUM TEKNIK GOWA

Teknik Riwayatmu Kini Foto-foto dan Naskah identitas: Sriwidiah Rosalina Bst

LABORATORIUM TEKNIK TAMALANREA

SUASANA GEDUNG TEKNIK TAMALANREA

LALU lalang kendaraan dari sisa mahasiswa yang masih kuliah di Fakultas Teknik Kampus Tamalanrea seolah memecah kesunyian. Hiruk pikuk aktivitas mahasiswa tidak seperti biasanya. Sejak 2012 lalu mahasiswa baru tak lagi ditempatkan di kampus ini. Tercatat sudah empat angkatan mahasiswa Fakultas Teknik melakukan aktivitas akademik maupun kemahasiswaan di kampus Gowa. Meski demikian, tembok-tembok fakultas ini

TAMAN TEKNIK GOWA

utamanya pada sekretariat mahasiswa masih tersisa selebaran dan grafiti khas Mahasiswa Teknik. Koridor hitam yang biasanya menjadi tempat berkumpul dan bercengkrama tak lagi ramai terlihat. Ruang-ruang sekretariat mahasiswa pun tak riuh oleh diskusi mahasiswa. Kini Gedung yang dulunya merupakan pabrik kertas disulap menjadi bangunan mewah tempat mahasiswa belajar. Aktivitas akademik dan kemahasiswaan telah di laksanakan di kampus Gowa. n


civitas

identitas NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016 NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

Nasib Relokasi Kian Dipertanyakan

7

koridor Catatan Kegiatan Seminar dengan Tajuk “Etnomusikologi” pada Human Festival yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bertempat di Baruga A.P Pettarani Unhas, Kamis (28/04)

Harapan Baru Bernama Etnomusikologi

IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

Kantin Jasa Pertanian: Pedagang Kantin Jasa Pertanian bercengkrama sesaat setelah berjualan seharian, Senin (16/5). Kantin ini akan beralih fungsi menjadi Dekanant Fakultas Peternakan.

Alih fungsi Jasper menjadi Dekanat Fakultas Peternakan meresahkan mace, mereka menuntut relokasi sebelum renovasi.

S

eorang perempuan tampak kelelahan menenteng dua kantong besar dagangan di masing-masing tangannya. Dengan langkah kaki bergegas, menuju kantin Jasa Pertanian (Jasper) Rabu (4/5). Dialah Warni salah satu mace yang menggantungkan nasibnya dengan berjualan makanan di Jasper. Hal ini tidak dialami Warni seorang, empat puluh mace lainnya pun tampak disibukkan dengan hal yang sama, menyiapkan makanan dan minuman untuk mahasiswa setiap harinya. Hanya saja belakangan ini, mereka gelisah. Tepatnya sejak kedatangan Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA bersama Dekan Fakultas Peternakan Prof Dr Ir Sudirman Baco Msc beserta jajarannya, Jumat (29/4). Kunjungan pimpinan Unhas itu menjadi kabar buruk bagi Warni dan rekan-rekannya. Dwia berencana mengosongkan Jasper untuk dijadikan sebagai kantor dekanat. Pengosongan kantin direncanakan Juni mendatang. “Ibu Dwia bilang, gak usah dilanjut pembayaran pajaknya di Mei ini, karena mau dibongkar, mau dijadikan kantor dekanat peternakan,” ungkap Warni, Rabu (4/5) Senada dengan Warni, salah satu pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya ini mengaku turut was-was dengan peringatan Dwia. Menurutnya hal ini bisa saja berujung pada pemutusan kontrak de­ ngan pihak aset, yang berarti lahan

mencari nafkahnya sudah tidak ada lagi. Harapan untuk mempertahankan pun diserahkan kepada mahasiswa. Hana salah satu mace yang setiap harinya berjualan jus ini mengharap bantuan dari mahasiswa. “Tidak mungkin juga mahasiswa mau liat-liati ki’,” harapnya, Rabu (4/4). Lebih lanjut Ia berharap agar diberikan tempat berjualan sementara Jasper dalam tahap renovasi. Bak gayung bersambut, harapan pedagang ini nampaknya disambut baik oleh mahasiswa. Ketua Senat Fakultas Peternakan Abi Rangga menyatakan akan berjuang bersama mace. Menurutnya pengalih fungsian Jasper tidak hanya berdampak bagi pedagang makanan namun juga pada sekretariat himpunan yang letaknya berada di satu bangunan yang sama dengan Jasper. “Ketika Jasper digusur, pastimi kita lembaga juga ikut digusur, dan ketika tidak ada relokasi, kami pasti akan menuntut,” ujarnya saat ditemui, Kamis (12/5) Desas desus pemindahan Dekanat Fakultas Peternakan ke Jasper memang bukan isapan jempol semata. Dekan Fakultas Peternakan Prof Ir Sudirman Baco Msc PhD sudah membenarkan hal ini “Yah sudah pasti, rencananya lantai satu ruang dekan, lantai dua ruang kuliah dan lantai tiga himpunan mahasiswa,” ucapnya mantap, saat dikonfirmasi, Jumat (16/5). Sudirman Baco menjelaskan bahwa kantor yang ditempatinya

kini hanya sementara. Oleh karenanya Ia meminta tempat baru ke pihak universitas, dan Jasper dirasa adalah tempat yang cocok. Saat ditanya mengenai nasib pedagang kantin, dia menyerahkan sepenuhnya ke pihak aset. “Masalah mace Jasper itu urusannya aset,” ungkapnya. Keresahan yang dialami mace samapi ke telinga Kepala UPT Aset Dr Muhammad Akbar. Sayangnya hingga saat ini, masih belum ada kebijakan relokasi pedagang di Jasper. Lebih lanjut Ia menegaskan sesuai dengan perjanjian awal di kontrak tertera mereka (mace, red) harus siap jika sewaktu-waktu Unhas ingin memakai asetnya. “Nah kan sekarang mau dipakai, keputusan relokasi belum ada dari rektor, kalau nanti memang ada yah kami carikan tempat,” ujar Akbar, Kamis (15/5). Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA pun turut membenarkan alih fungsi Jasper ini. Rektor perempuan pertama Unhas ini pun menegaskan tidak akan ada penggusuran se­ perti yang dikhawatirkan oleh para pedagang. Pemberhentian pembayaran pajak pun dimaksud agar tidak membebankan pedagang selama masa renovasi. “Kan mau dibongkar dulu, masa kita pungut pajak padahal mereka tidak menjual,” tegasnya Rabu (25/5) Sayangnya saat ditanyai perihal rencana relokasi mace, Dwia pelit berkomentar “Iya, nanti diliat, masih belum ditentukan,” tutup­ nya. n (M29/Vit)

ETNOMUSIKOLOGI adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari bentuk kajian musik etnis dalam konteks budaya atau pengamatan musik dan konteks kebudayaannya. Dalam perkembangannya, etnomusikologi sendiri tidak saja membatasi diri pada pendekatan etnologis atau musikologis terhadap fenomena musikal kultural, tetapi juga sering menggunakan pendekatan linguistik, semantik, psikologis, filsafat, historis, serta ilmu-ilmu humaniora yang lain, bahkan juga fisika, akustika, tekhnologi multimedia, dan lain-lain. Meskipun telah lama ada di Indonesia, saat ini ahli etnomusikologi Indonesia jumlahnya masih belum banyak. Dari jumlahnya yang sedikit tersebut, tak lebih dari separuhnya yang benar-benar aktif, selebihnya adalah ahli etnomusikologi sambilan. Sebagian besar dari mereka adalah birokrat (pimpinan perguruan tinggi, pembina kesenian), produser, seniman, guru, pengusaha, atau berprofesi yang lain. Salah satu seniman terkenal R. Supanggah menyebutkan, sulitnya mengembangkan disiplin ilmu ini karena sumber daya manusianya. Seperti sebagian besar tenaga pengajar dan pengelola perguruan tinggi seni adalah seniman atau mereka yang berlatar belakang pendidikan S-1 kesenimanan. Sehingga kendala utama yang dihadapi adalah kurang tepatnya klasifikasi bidang serta jenjang pendidikan pengajarnya. Untuk penyelenggaraan pendidikan dan kajian keilmuan diperlukan pengajar dan peneliti dengan kualifikasi kesarjanaan, sedangkan untuk menghasilkan lulusan S-1, diperlukan pengajar dengan jenjang pendidikan di atas S-1. Semuanya sulit didapatkan di Indonesia. Tidak banyak perguruan tinggi yang secara langsung mengelola pendidikan di bidang dan program etnomusikologi ini. Padahal di Indonesia misalnya Jawa Barat, memiliki banyak ragam jenis musik etnis. Hal ini menjadi bahan yang sangat kaya dan sekaligus menantang bagi dunia etnomusikologi. Sebagian besar dari mereka masih hidup, dan masih menjadi bagian dari kehidupan ke­ seharian masyarakatnya. Tetapi tidak jarang pula eksistensi mereka mulai terancam dengan perubahan dan perkembangan budaya akibat globalisasi, modernisasi, teknologi informasi, dan mobilitas manusia yang sangat luar biasa dalam waktu yang sangat cepat memacu perubahan musik-musik etnis. Dalam situasi seperti ini, kiranya peranan etnomusikologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji musik dalam konteks sosial budayanya bisa membantu dalam memberikan laporan seakurat-akuratnya tentang kehidupan suatu jenis musik. Seperti halnya mengidentifikasikan masalah yang dihadapi musik dan masyarakatnya dan diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahannya. Selain itu, dapat memberikan kontribusi pula bagi terciptanya karya-karya baru yang berbobot. Setidaknya dengan langkah kerja dan hasil proses etnomusikologi bisa memberikan kontribusi berharga bagi berlangsungnya aktivitas para kreator-kreator yang senantiasa dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan kesenian. Etnomusikologi harus mampu memberikan wawasan luas tentang berbagai khasanah musik etnis kita. Barangkali di sini perlu dibangun sebuah media alternatif dalam menyebarluaskan segala informasi tersebut sebagai produk kajian etnomusikologi. Sehingga dapat menjadi jembatan antara masyarakat seni sebagai pelaku dan masyarakat penikmatnya. Maka dari itu yang terpenting adalah bagaimana etnomusikologi dapat dijadikan tolok ukur ke depan dalam mengembangkan seni pertunjukan (musik etnik) untuk lebih eksis di tengah-tengah masyarakatnya. Musik dan masyarakatnya tidak hanya menjadi objek penelitian semata, tetapi diharapkan menjadi bagian subjek yang aktif dalam turut serta berkembang menjadi sumber daya dalam masyarakat. Tentu saja demi mewujudkan hal tersebut, etnomusikologi perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari sumber daya manusianya maupun apresiasi terhadap hasil karyanya. Disiplin ilmu ini semestinya tersosialisasi dengan baik sehingga masyarakat paham akan peranannya untuk perkembangan kesenian dan kebudayaan. Etnomusikologi dapat dijadikan sebagai harapan baru untuk memastikan musik etnis kita tak tergerus oleh zaman. n Khusnul Fadilah


8

8

identitas identitas NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR 2016

NO. 859| TAHUN XLII| EDISI AKHIR MEI 2016

liputan khusus bundel mEdisi Akhir Mei 1992

Menyoal Calon PD III

Menilik Kisah Pindah Rumah

IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

Ramai-ramai bermigrasi dari Tamalanrea ke Gowa

T

anggal 10 September 1960 merupakan saat yang pa­ ling bersejarah bagi Fakultas Teknik (FT) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 75623/ UU Tanggal 7 September 1960 yang terdiri dari Teknik Mesin, Sipil dan Perkapalan. Saat itu, Teknik merupa­ kan fakultas keempat yang berdiri di bawah naungan Kampus Merah sete­ lah Fakultas Ekonomi, Kedokteran, dan Hukum. Seiring berputarnya waktu, me­ masuki Tahun 1990, tercatat sudah enam jurusan yang dibawahi Fakultas Teknik, dan kini sudah lebih dari itu. Diantaranya adalah Teknik Mesin, Ar­ sitektur, Perkapalan, Geologi, Industri, Informatika, Kelautan, Lingkungan, Pertambangan, Teknik sistem perka­ palan dan Pengembangan Wilyah dan Kota. Peminatnya pun kian meningkat dari tahun ke tahun. Fakultas yang bermarkas di Kampus Unhas Ta­ malanrea pada Tahun 2000-an ini mampu menampung sekitar lima ribu orang mahasiswa. Hanya saja, tidak sejalan dengan sarana prasarana pe­ nunjang yang hanya mampu menam­ pung sekitar tiga ribu mahasiswa. Dr Ir H Saleh Pallu M Eng selaku De­ kan FT saat itu menyadari hal terse­ but, hingga akhirnya dicanangkanlah program pemekaran FT yang saat itu digadang-gadangkan menjadi insti­ tut teknologi terkemuka di Indonesia Timur. “Visi kedepan dilokasi terse­ but jadi cikal bakal pusat pengem­ bangan teknologi seperti ITB dan ITS,” ujar Saleh (dikutip dari identitas edisi akhir­maret 2004) Pengembangan fasilitas bangu­ nan di atas lahan seluas tiga puluh

delapan hektar itupun ditanggapi dengan tangan terbuka oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Pendidikan dan Pemerintah Sulawesi Selatan. Dengan mengahabiskan dana seki­ tar Rp. 253.065.082.900 miliar untuk membeli tanah dan bangunan. Se­ mentara biaya pembangunan dan pe­ ngadaan sarana prasarana termasuk pemindahan laboratorium dari kam­ pus Tamalanrea ke Gowa ditaksir me­ merlukan biaya Rp. 237.993.724.900 miliar dan memakan waktu yang tidak sebentar, sejak dicanangkan 2004 lalu FT Gowa baru bisa difungsikan maksi­ mal ketika tahun 2012.

Visi kedepan dilokasi tersebut jadi cikal bakal pusat pengembangan teknologi seperti ITB dan ITS (dikutip dari identitas akhir maret 2004)

edisi

Dr Ir H Saleh Pallu M Eng Dekan FT

Terhitung sejak tahun 2012 lalu,mahasiswa teknik resmi ‘bermigrasi’ ke FT Gowa. Bu­ kanlah hal yang mudah ketika kebijakan’mengosongkan’ Fakultas Teknik di Tamalanrea diberlakukan. Pro kontra merebak, khususnya yang terjadi dikalangan mahasiswa. Berhasilnya kepindahan fakultas teknik ke Gowa nyatanya berhadapan

dengan terancam lumpuhnya kegia­ tan kemahasiswaan. Utamanya ka­ rena saat itu mahasiswa lama tidak diperbolehkan bersinggungan dengan mahasiswa baru. Ketua Senat Fakultas Teknik peri­ ode 2014/2015 Derry Perdana Munsil mengatakan bahwa mahasiswa yang sudah kuliah di kampus Gowa dilarang untuk ikut berdiskusi bersama di kam­ pus Tamalanrea. “Kebijakan itu secara tidak langsung membatasi ruangruang mahasiswa untuk ber­ diskusi sebagai generasi pelanjut,” kata Derry saat dihubungi, Jumat (27/5). Kegiatan kemahasiswaan sebe­ narnya tidak sepenuhnya lumpuh, nyatanya birokrat teknik Gowa mem­ bentuk gugus kerja bagi mahasiswa baru FT dalam bentuk ekstrakuri­ kuler dan ko-kurikuler. Layak­ nya UKM, Gugus Kerja menjadi wadah bagi mahasiswa Teknik dalam me­ nyalurkan minat dan bakat, hanya saja waktu kegiatan dibatasi tak le­ wat dari pukul enam sore. “Untuk kegiatan kemahasiswaan su­ dah tidak ada lagi larangan. Sedang­ kan kegiatan yang ada kaitannya de­ ngan mahasiswa baru sementara masih dibicarakan,” kata Ketua Senat FT Fujianto Manati periode 2015/2016. n

Tim Lipsus: Koord. Lipsus: Devika Saputri Anggota: Sriwidiah Rosalina Bst Irmayana

PADA tulisan identitas No. 339 April 1992, mengisyaratkan perlunya melibatkan lembaga kemahasiswaan dalam pencalonan pembantu dekan bidang kemahasiswaan. Hal ini karena jabatan itu merupakan kepercayaan yang dapat menunjang peningkatan kemandirian sikap bertanggungjawab mahasiswa. “Selama ini, penentuan PD III semacam kehendak yang mutlak dari atas. Padahal kondisi ini tidak mendukung semangat kemandirian berekspresi, apalagi bila diperhadapkan dengan tatanan keorganisasian di tingkat mahasiswa,” tutur Sakartaf Mahasiswa Fakultas Hukum. Mendengar ada protes, pembantu Rektor III A. Kahar Idu menunjuk Surat Keputusan Mendikbud No.0281/0/1980, tentang prosedur pemilihan pembantu dekan di lingkungan universitas negeri. “Jadi SK inilah yang mendasari pemilihan Pembantu Dekan III, dan itu tidak boleh diabaikan,” tutur Kahar Idu, pada identitas. Meskipun demikian, hubungan yang koordinatif antara mahasiswa dengan pembantu dekan III harus terwujud. Untuk itu selaku pembantu rektor III, ia mengingatkan agar pencalonan pembantu dekan perlu dikonsultasikan dahulu dengan pejabat lama, para dosen dan lembaga kemahasiswaan untuk mendapatkan input. Senada dengan itu, Badaruddin A.P, fungsionaris Senat Mahasiswa Teknik Kelautan menilai kebersamaan unsur civitas dalam penentuan calon pembantu dekan III sangat tepat untuk menghindari adanya saling curiga. “Kurang tepatlah kalau aturan yang dijadikan kambing hitam, sebab aturan dibuat untuk kelancaran sistem,” ujar Badar. n

mEdisi Akhir Mei 2008

Spirit Ber-Lema Melemah LEMBAGA Mahasiswa (Lema) Universitas Hasanuddin diharapkan mewadahi dan mengakomodir semua kepen­ tingan mahasiswa Unhas. Tak ayal bagi sebagian orang, Lema harus segera dibentuk. Herannya saat Pemilihan Rakyat (Pemira) lalu, hanya 29 % dari daftar database yang ikut memilih dari 18.568 yang terdata hanya 5.446 mahasiswa yang menggunakan hak politiknya. Beberapa fakultas tidak berpartisipasi. Hal ini juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya yang mempengaruhi rendahnya jumlah pemilih. Salah satu indikasi menurunnya jumlah pemilih di Pemira tahun ini akibat masih minimnya sosialisasi KPU. Mayoritas mahasiswa Unhas belum memahami tujuan dari lembaga mahasiswa sendiri. Mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Muh Iqbal mengungkapkan minimnya partisipasi saat Pemira tidak lepas dari kinerja Lema jilid I lalu. “Itu bisa dijadikan indikator kalau sebagian besar mahasiswa belum membutuhkan Lema atau tidak menganggap Lema penting. Sehingga mahasiswa menjadi apatis terhadap pelaksanaan pemilu,” ujarnya. Pada 2001-2005, Lema sempat mengalami kekoso­ ngan. Lalu, terlahir kembali dalam Lema jilid I di tahun 2006. Kemudian vakum lagi di tahun 2007 dan terakhir terbentuk dalam Lema jilid II pada awal Mei 2008. Sebelumnya Lema hanya ditolak oleh dua fakultas, kini jumlahnya bertambah. Selain Fakultas Teknik dan FIB, ditambah FKM, Senat Jurusan Ilmu Kelautan dan dan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional. n


liputan liputan khusus khusus

identitas identitas identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

NO. 842| TAHUN XLI| EDISI AKHIR AGUSTUS 2015 NO. 859| TAHUN XLI| EDISI AKHIR MEI 2016

9

9

Kebelet Pindah Meski Tak Siap Fasilitas penunjang bagi kegiatan mahasiswa Fakultas Teknik Gowa nyatanya tersendat, alhasil berimbas pada kegiatan akademik maupun kemahasiswaan.

S

udah sejak 2012 lalu gedung Fakultas Teknik Unhas di Kabupaten Gowa resmi digunakan. Seluruh aktivitas akademik dan kemahasiswaan pun secara perlahan dipindahkan. Mahasiswa dari masingmasing jurusan terkecuali Jurusan Teknik Mesin dan Elektro sudah menjalankan aktivitas perkuliahan termasuk kegiatan praktikum seluruhnya di Kampus Gowa. Sementara mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin dan Elektro, baik perkuliahan maupun kegiatan praktikumnya sebagian masih dilakukan di kampus Tamalanrea, utamanya untuk angkatan 2011-2009. “Kebanyakan aktivitas untuk angkatan 2011, 2010 dan 2009 masih di Tamalanrea termasuk pengurusan administra­ sinya,” kata Ketua Senat Fakultas Teknik Fujianto Manati, Senin (23/5). Hal ini pun diaminkan oleh Dekan Fakultas Teknik Dr Ing Ir Wahyu Harya­ di Piarah, MSME. Ia mengatakan untuk ang­ katan 2011 ke atas, hampir 900-an mahasiswa masih di Tamalanrea. “Praktikum mereka di Tamalanrea, ini juga berkaitan dengan tugas akhir mereka. Jadi kalau mau asistensi tergantung dia janjian sama dosennya,kalau saya pribadi kebanyakan mereka kesini,” katanya, Selasa (24/5). Ia menambahkan, tak hanya angkatan tersebut yang masih melakukan praktikum di Tamalanrea. Tetapi juga oleh mahasiswa semester empat ke atas khu-

susnya untuk praktikum mata kuliah mekanika fluida dan praktikum yang menggunakan trafo yang hingga saat ini hanya ada di Fakultas Teknik Tamalanrea. Hal ini dikarenakan praktikum tersebut menggunakan alat yang cukup besar dan tidak bisa dipindahkan ke kampus Gowa. Sementara alat yang lebih kecil sudah dipindahkan dan sudah dipakai untuk sementara sampai ada alat yang baru. “Alat baru semua disini, jadi yang dipindahkan itu karena kebutuhan praktikum. Kalau sudah datang alat barunya akan dibuang yang lama,”kata Wahyu. Ia menambahkan jika masih memungkinkan, alat tersebut akan disumbangkan. Namun karena sebagian besar kondisi alat sudah tua, ia masih memikirkan bagaimana perlakuan kedepannya dengan alasan setiap alat memiliki standar operasional tersendiri. Namun masalah alat bukanlah kendala utama dalam hal ini. Ruangan laboratorium khusus untuk jurusan teknik mesin dan elektro ini ternyata belum selesai dibangun. Padahal pembangunan ini semestinya sudah rampung sejak dua tahun lalu. “Sebenarnya kami sudah perhitungkan, seharusnya lab mesin dan elektro sudah jadi dua tahun lalu hanya saja tertunda sampai sekarang, semoga Juli 2017 nanti sudah bisa digunakan,” harap dosen teknik mesin tersebut. Selain laboratorium, di gedung baru tersebut juga akan dibuat kantor jurusan mesin

IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

dan elektro yang memang sampai saat ini belum mendapat ruangan tetap. Berdasarkan penuturan Wahyu, untuk sementara kantor kedua jurusan tersebut ditempatkan di ruang kelas yang sudah disediakan. “Kita punya banyak ruang kuliah, semuanya ada 84 ruangan, masih banyak yang kosong. Jadi sebagian kita kasi do­ sen elektro sama mesin.” Banyak cara memang dilakukan untuk menyiasati akibat dari belum rampungnya gedung ini. Sama halnya dengan bangunan student center dan sport center. Bangunan yang rencananya akan digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan ini masih belum rampung juga. Akibatnya, mahasiswa saat ini menempati sekretariat sementara di

rua­ngan yang telah disediakan. “Aktivitas sekretariat untuk sementara dikasi di gedung masing-masing setiap jurusan. Kalau mesin sama elektro kan masih pembangunan, kami dikasi ruangan sementara bersama senat dulu,” kata Fuji. Namun ia tak memungkiri masih se­ring melakukan aktivitas kemahasiswaan di sekretariat di Tamalanrea seperti rapat. “Program-program kerja teman-teman seperti seminar nasional, diskusi, lomba, semuanya dilaksanakan digowa. Rapatrapatnya ji yang kadangkala teman-teman masih bergeser ke tamalanrea karena kan aktivitasnya tidak dibatasi, tidak seperti di sana yang hanya bisa sampai jam enam,” lanjutnya. n

Menanti Pewaris Fakultas Teknik Setelah sesaat ditinggalkan dan kini jadi rebutan,

D

ari luar ruangan, telihat beberapa mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer Fakulktas Matematika dan Ilmu Alam, tengah mengoperasikan komputernya, Jumat (13/5). Pada pintu ruang yang menampung unit Personal Computer (PC) itu masih tertera papan informasi Perpustakaan Jurusan Geologi. Kini, kurang lebih sebulan lalu ruangan tersebut telah beralihfungsi menjadi laboratorium komputer, bagi mahasiswa ilmu komputer. Sekretaris Universitas Unhas Dr Ir Nasaruddin Salam menjelaskan tentang aturan pengalihfungsian Gedung Fakultas Teknik. Ia mengatakan bahwa aset di Unhas merupakan tanggung jawab Rektor. Untuk itu, baik pihak yang melepaskan gedung maupun yang mengajukan permohonan gedung dibawah koordinasi Rektor Unhas. “Tetap ada koordinasi dengan rektor, misalnya Jurusan Ilmu Komputer atau jurusan apapun silahkan bermohon. Permohonan itu diproses dengan meminta

pertimbangan dari pimpinan Fakultas Teknik,” kata Nas saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (17/5). Saat ini, salah satu gedung Teknik Non Reguler (TNR) di Fakultas Teknik telah diberikan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Gedung tersebut sudah tidak lagi difungsikan untuk kegiatan akademik Fakultas Teknik sendiri. “Gedung TNR sudah dilepas oleh teknik. Operasional ataupun kebersihan sekarang dibawah Dekan Fakultas Mipa,” papar Nas. Terkait prasarana seperti meja dan kursi merupakan barang inventaris Fakultas Teknik yang tidak bisa dihilangkan. Sebab peralatan tersebut masih terdaftar sebagai aset Fakultas Teknik. “Kalau ada penyerahan harus ada catatan apa saja yang diserahkan. Misalnya yang diserhakan gedung bersama aset-asetnya dibe­ rita acarakan sebagai bentuk pertanggung jawaban,” tutur Nas. Setiap jurusan di Unhas dapat mengajukan permohonan gedung ketika membutuhkan. Sebagai bentuk pertimbangan diukur dari kebutuhan ruangan yang

dapat dilihat dari jumlah mahasiswa di jurusan terkait. “Kita hitung jumlah mahasiswanya, kemudian mengacu pada perhitungan rasio antara jumlah mahasiswa dengan luas ruangan,” kata Nas. Program studi Ilmu Komputer Fakultas Mipa yang saat ini masih membutuhkan ruangan untuk keperluan laboratorium Komputer. Saat ini, salah satu ruangan Jurusan Geologi Fakultas Teknik telah diberdayakan untuk laboratorium namun juga belum maksimal. “Kita punya 60 mahasiswa, daya tamping lab satu kali masuk 30 jadi kita rolling,” beber Ketua Prodi Ilmu Komputer Dr Armin Lawi SSi MEng, Jumat (13/5). Dekan Fakultas Mipa Dr Eng Amiruddin membenarkan penggunaan gedung di Teknik. Saat ditemui di ruangannya mengatakan kalau Program Studi Ilmu Komputer telah menempati dua ruangan di lantai empat gedung Fakultas Teknik. “Ruangannya sudah dibenahi menjadi laboratorium computer. 50 unit PC sudah terpasang,” kata Amiruddin, Senin (16/5). Gedung TNR yang jaraknya tak jauh dari Gedung Fakultas Mipa juga mulai

dibenahi untuk dijadikan ruang kuliah. Seperti yang direncanakan gedung tersebut akan dijadikan ruang kuliah bagi mahasiswa program pascasarjana. “Tujuh program studi akan dipindahkan kuliah di gedung TNR. S2 Matematika, Kimia, Geofisika, Fisika, Biologi dan S3 Kimia dan Matematika,” tutur Amiruddin. Sebelumnya Amiruddin mengajukan permohonan ke rektor untuk penyerahan ruangan. Setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Teknik, barulah kemudian menyerahkan pengelolaanya ke Fakultas Mipa. Berbeda dengan Jurusan Ilmu Kepe­ rawatan yang tengah bersiap diri melepaskan diri dari Fakultas Kedokteran. Terkait pemenuhan ruangan, jurusan ini masih menempati dua lantai di gedung FK. Ketua Jurusan Ilmu Keperawatan Dr Aryanti Saleh SKp MKes mengatakan belum mengajukan permohonan ruangan di FT “Memang membutuhkan ruangan tapi belum pernah mengajukan. Kita kalau misalnya dikasih di Gedung Teknik mau sekali juga,” katanya saat ditemui diruangannya, Rabu (18/5). n


10

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR 2016

Gugat Denda Asrama Guna memuluskan setoran listrik, mahasiswa dikenai denda, namun penggunaan dana kompensasi ini justru menuai tanya.

S

ejak dinahkodai pengurus baru kebijakan dan aturan Asra­ ma Mahasiswa (Ramsis) kian diperketat. Februari lalu mi­ salnya, dikeluarkan Surat Keputusan Rektor Nomor 43127/UN4/UM.16/2015 tentang tata tertib dan kewajiban peng­huni ramsis untuk membayar be­ ban listrik berdasarkan jenis peralatan yang digunakan. Diantaranya, kompor listrik, setrika, laptop, rice cooker, dis­ penser, dan berbagai peralatan listrik lainnya. Untuk melancarkan jalannya atu­ ran baru ini, pengelola ramsis lalu menelurkan kebijakan internal beru­ pa pemberian denda sebesar sepu­ luh ribu rupiah bagi mahasiswa yang pembayarannya terlambat dan akan disetorkan ke rekening rektor. De­ngan kriteria keterlambatan, bila maha­ siswa tidak membayar biaya listrik diatas tanggal lima belas disetiap bu­ lannya. Belum selesai pro kontra pemba­ yaran listrik, aturan pemberian denda ini pun berbuah tanya dikalangan ma­ hasiswa, terutama dari segi peruntu­ kannya. Seperti yang diutarakan oleh salah satu penghuni asrama Ayu Am­ riani. Ia mengaku setuju dengan pem­ berian sanksi tersebut, namun kemana uang denda berlabuh harus transparan. “Kita hanya tau membayar denda karena telat membayar listrik, sedang­ kan uang itu kita tidak tahu digunakan untuk apa,” ujar Mahasiswa Fakultas Pertanian, Rabu (11/5). Aturan baru ini justru ditanggapi berbeda oleh Oktavia Intan. Maha­ siswa Sosial Ekonomi Perikanan ini mengaku pernah didenda lantaran telat membayar listrik. “Saya jelas tidak setuju, sudah cukup dengan adanya pembayaran listrik, ki­ pas angin dan setrika sangat jarang saya gunakan, sekarang harus bayar denda,” ujarnya saat ditemui, Rabu (11/5). Salah satu penghuni Ramsis turut buka suara. Sarina, pun sama mem­ persoalkan pembayaran listrik dan denda yang tiap bulannya telah dise­ tor, namun tidak jelas penggunaanya. Ia mempersoalkan fasilitas sarana prasarana dan keamanan yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan penghuni. “Sudah bayar listrik dikenai denda juga, tapi wc rusak, kotor, atap bocor dan keamanan minim, pintu kamar saya saja sudah dua kali kebobo­ lan, uang itu dibawa kemana?” ke­ luh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat ini Selasa (10/5) Pengelola Ramsis Drs Mursalim MSi angkat bicara, menurutnya pember­ lakuan denda merupakan aturan in­ ternal pengelolan Ramsis. Aturan ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih disiplin dalam membayar biaya listrik. Pengenaan aturan ini pun mencontek aturan yang diberlakukan di Institut

IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

Bayar Denda: Salah satu penghuni ramsis menunjukkan bukti bayar listrik, Senin (16/5. Keterlambatan pembayaran listrik dikenakan denda sepuluh ribu.

Kita hanya tau membayar denda karena telat membayar listrik, sedangkan uang itu kita tidak tahu digunakan untuk apa, Ayu Amriani. Mahasiswa Fakultas Pertanian,

Teknologi Surabaya yang tujuannya untuk mendisiplinkan administra­ si. Sejak diberlakukan denda pada Feb­ ruari lalu, tercatat sudah terkumpul sebanyak kurang lebih tiga puluh juta uang denda dari seratus mahasiswa yang terkena sanksi denda. “Saya hanya setor uang itu direke­ ning rektor dan nanti Unhas yang kelo­ la,” ujar Mursalim, Jumat (13/5). Ketika dikonfrimasi mengenai hal ini, Kepala Unit Pelaksana Teknis

Aset mengaku tidak tahu menahu mengenai pengenaan sanksi denda. Menurutnya kebijakan ini adalah ke­ bijakan internal dari pengelola ram­ sis. “Itu aturan internal pengelola Ramsis dan saya tidak tahu menahu intinya disetor ke rekening rektor dan bukti penyetorannya ada saya pegang,” tegasnya, Kamis (12/5) Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA pun mengaku tidak mengetahui adanya sanksi den­ da yang berlaku di Ramsis. Setelah Ramsis dikelola secara profesional oleh aset, maka dari itu pemimpin perempuanUnhas pertama ini tidak mengetahui alur pembayaran pun peruntukannya. “Aturan baru ini saya pelajari dulu,” ujarnya. Terkait pembayaran yang tidak langsung disetorkan ke rekening rek­ tor, tetapi melalui pengelola Ramsis dan UPT Aset, Dwia berpandangan agar jalur pembayaran lebih efisien. “Pembayaran via pengelola mungkin supaya lebih mudah dikontrolnya, tapi semua akan tetap dievaluasi se­ cara periodik oleh sistem pengawas internal,” tegas Dwia, Senin (16/05). n M26/Vit

civitas akademika Dokter dan Psikoanalisis Cikal bakal psikoanalisa lahir dari keluarga Yahudi pada 6 Mei 1856 di Freiburg, Jerman. Dia lebih dikenal dengan panggilan Sigmund Freud, akan tetapi nama aslinya ialah Sigismund Scholomo. Sejak berstatus mahasiswa, Freud tidak menggunakan nama aslinya. Ketika berumur empat tahun, keluarga Freud pindah ke Wina. Disanalah dia bersama keluarganya hidup dan bekerja hingga tahun 1938. Meski kerap mengeluh cuaca Wina yang panas, namun Freud bersama seluruh keluarga besarnya tetap bertahan hidup selama 50 tahun tepatnya di Jalan Bergasse 19. Freud kemudian memperoleh gelar dokternya dari Universitas Wina pada usia 25 tahun. Freud dikenal sebagai seorang murid yang cemerlang di Gymnasium. Setiap tahun dia selalu nomor satu diantara teman-temannya dan lulus pada tahun 1873. Hingga pada tahun 1885 Freud memenangkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Paris. Saat menempuh pendidikan di Paris, ia belajar di bawah pengawasan Jean Martin Charcot di Salpetriere. Dibawah bimbingan guru yang sangat dihormatinya inilah Freud mendiagnosis penyakit jiwa serius dengan menggunakan metode hipnotis. Selama belajar di tingkat universitas, Freud juga bekerja di Laboratorium seorang ahli fisiologi dan penganut positivis yang bernama Ernest Brucke. Teman sejawat Brucke yang cukup berpengaruh, Herman Helmholtz yang menghasilkan banyak karya tulis di antaranya tentang teori termodinamika yang juga memberikan pengaruh cukup besar bagi dunia pendidikan. Demikian juga dengan fisikawan dan filsuf Gustaf Fechner. Ketiga orang ini merupakan wakil dari dunia medis yang beraliran positifisme dan vitalisme yang mendominasi banyak tempat termasuk di Wina selama tiga dasawarsa terakhir pada abad ke-19. Pengaruh mereka secara khusus terlihat dari teori Freud tentang ­energi psikis yang terbatas dan proyek psikologi ilmiah. Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang. Pada tahun 1895, ia bersama Breuer merilis buku pertamanya yakni penyelidikan tentang histeria. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinil dan sekaligus paling penting. Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas buatan sendiri bahkan penyakit. Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan. Dia juga merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi. Pada saat-saat akhir hidupnya dia terkena kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dia me­ ngalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu, dia tetap bekerja dan menghasilkan beberapa karya penting. Di tahun 1938 saat Nazi menduduki Austria, Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dipaksa pergi ke London, setahun kemudian ia meninggal dunia pada tanggal 23 September 1939 pada umur 83. Ia meninggalkan seorang istri dan enam orang anak. Dikutip dari berbagai sumber. Sriwidiah Rosalina Bst


rampai

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

11

Racik Semangat Kefarmasian untuk Kemanusiaan Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. SEPERTI itulah kalimat penyemangat yang diucapkan Arni Aries, untuk menggambarkan semangat oraganisasinya, Pharmacy Rescue Comittee (PRC). Sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Fakultas Farmasi, yang terbentuk 12 Februari 2009 lalu. Penetapan nama organisasi ini, berasal dari kata pharmachy dan rescue. Makna kedua kata itu merujuk pada fakultas tempat berdirinya PRC, dan nilai-nilai kemanusiaan serta tanggap darurat yang diembannya. UKM ini pada dasarnya berperan sebagai wadah untuk mengasah disiplin keilmuan mahasiswa farmasi. “Salah satu fokus PRC ada di bidang pengobatan, misalnya pemanfaatan tumbuhan untuk dijadikan obat,” tutur Arni, selaku ketua PRC periode 2016/2017. Syarat untuk menjadi bagian dari PRC, mahasiswa harus lebih dahulu menyelesaikan tahap pengaderan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi. Setelah itu, melulusi pendidikan dasar yang fungsinya sebagai wadah penerapan materi tanggap darurat, survival, dan persiapan perjalanan alam terbuka. Hingga saat ini, PRC memiliki kegiatan rutin seperti donor darah tiap tiga bulan sekali, bakti sosial, dan pelatihan gabu­

FOTO-FOTO/ DOKUMEN PRIBADI

ngan. Terkhusus untuk baksi sosial, di­ selenggarakan di Sekolah Dasar. Rangkaian kegiatannya berupa sosialisasi pola hidup bersih dan sehat, cara penggunaan dan penyimpanan obat yang benar, serta pemeriksaan kesehatan. Dalam hal operasi langsung ditempat

kejadian perkara, PRC sudah pernah terlibat pada pencarian orang tenggelam di Toraja, 2013 silam. Tak hanya itu, siaga pun menjadi rutinitas persiapan tanggap darurat bencana. Siaga dibagi menjadi dua, yakni siaga Merah Putih pada 17 Agustus dan siaga ta-

hun baru di tempat-tempat yang punya potensi tanggap darurat bencana. “Biasanya pada siaga tahun baru, tim PRC di bagi ke dua tempat tugas yakni di Lembah Ramma dan Barombong. Kami pun pernah Siaga di Gunung Bawakaraeng pada 26-28 Oktober lalu,” ujar mahasiswa angkatan 2012 ini. Roda organisasi ini tak selamanya terus bergerak. Lembaga ini pun pernah berhenti beraktivitas pada tahun awal pembentukannya. Minimnya jumlah anggota dan kesulitan manajemen waktu anggota menjadi sebab. Namun, pada 2012 PRC bangkit kembali. Perekrutan anggota pun digelar lagi. Hasilnya, hingga saat ini sudah terbentuk lima angkatan. Sekarang jumlah anggota sebanyak 30 orang. Sampai sekarang UKM ini, masih belum memiliki gedung sekretariat khusus. Masih nebeng di Sekretariat BEM Farmasi. Kendala perijinan ketika hendak turun operasi bencana pun sering dialami. Sebab, sebagian anggota PRC masih aktif kuliah. Sehingga sulit untuk meninggalkan ke­giatan akademik di kampus. Meski diterpa dengan berbagai hala­ngan, PRC tetap mempertahankan eksistensiya. Kedepannya, organisasi ini akan lebih aktif dalam bidang kemanusiaan dan mengusahakan ruangannya sendiri. n Sriwidiah Rosalina Bst


12

resensi

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR 2016

Rangkuman Keseharian Pencari Kebijaksanaan Abadikan kisah hidupmu dalam tulisan, agar dengannya engkau dapat dikenang. SEPERTI itulah kira-kira harapan penulis buku ini, saat melihat sampul novel yang bergambarkan sepasang wajah tua saling berhadapan. Mungkin terlintas dalam benak Anda, novel Keseimbangan Cinta berkisah tentang dimensi cinta dua insan. Sama sekali tidak benar. ‘Keseimba­ ngan Cinta’ yang dimaksud oleh Anton Mirdawua Aluddin, lebih mengacu pada keseimbangan ruang antara rohani dan jasmani. Yang terwujud pada dua kata, memberi dan menerima. Sebagaimana prinsip keseimbangan alam semesta. Karya perdana laki-laki berdarah Buton ini, bercerita tentang keseharian mahasiswa bernama Philo. Pelajar yang gaya hidupnya beda dari teman-teman pondokannya. Ia memaknai hidup dengan melihat fenomena disekitarnya dari banyak sudut pandang. Tak hanya itu, hal sekecil apapun yang tidak sesuai dengan jalan pikirannya, bisa menjadi beban hidupnya. Kebiasaan yang setiap pagi ditemukan pada diri Philo, ialah kegemarannya mengerjakan sholat Dhuha dan membaca buku. Bak gula yang tak pisah dengan

manisnya. Merokok dan minum kopi, sudah menjadi kenyamanan yang sulit ditinggalkannya. Sampai pada akhirnya ia bertemu Sofhia, gadis yang mengubah pemahaman sampai kesadarannya tentang kenyamanan itu. Philo memutuskan berhenti merokok dan fokus mengembangkan intelektualitas dan spiritualitas dirinya. Hal yang terjadi kemudian, jalan cerita akan membawa pembaca pada kisah cinta Philo dan Sofhia yang begitu taat pada ajaran agama Islam. Kita pun akan terbawa suasana karena puisi-puisi yang disajikan dalam buku ini. Setiap sub judul pada buku setebal 343 halaman ini, selalu dibumbui dengan kutipan. Baik yang diambil dari terjemahan ayat Al-Qur’an, Hadist, maupun kutipan inspiratif yang dibuat sendiri oleh

Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal

pelatih Neo NLP ini. Salah satunya “Berpikir positif adalah salah satu cara Tuhan mengajari tentang arti hidup. Agar kita lebih mengerti, lebih paham dan belajar untuk tak mengulangi kesalahan yang sama dikemudian hari.” Semua itu membawa pesan tersirat bagi pembaca. Dalam karya mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan Unhas ini, diksi yang diguna-

: Keseimbangan Cinta : Anton Mirdawua A : Dreamedia : Pertama, April 2016 : 343 halaman

kan cukup mudah dipahami. Sehingga jalan cerita yang dibangun menjadi terasa hidup. Walaupun ada juga metafora yang sulit dipahami, dan kalimat yang terlalu dilebih-lebihkan. Kisah Philo dalam cerita ini, bisa dibilang seperti rangkaian kisah hidup Anton. Seorang laki-laki yang sedang mencari makna kehidupan. Membaca buku ini rasanya seperti membaca buku harian seseorang. Ya, tak ada karya yang benarbenar sempurna. Cerita kebiasaan tokoh yang selalu diceritakan berulang-ulang, pun membuat pembaca akan bosan. Ini terlihat jelas pada beberapa kesalahan penulisan. Tergambar bahwa pengerjaan dan pengeditan naskahnya terlalu terburu-buru. Namun secara keseluruhan, buku ini memuat nilai-nilai religius yang dapat kita jadikan asupan gizi bagi batin. Agar kita lebih menghargai waktu dan lebih bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Tak hanya itu, Anton juga banyak bercerita tentang manfaat membaca ba­ nyak jenis buku dan tips mengasah minat baca tulis. Jadi, bagi Anda yang ingin me­ningkatkan minat membaca, buku ini cocok untuk dibaca. Selamat membaca!. n Andi Ningsih

ragam

Beda Mahasiswa Beda Cara

HIDUP ini penuh dengan ujian. Kalimat tersebut mungkin tak terdengar asing atau bahkan kita sendiri pernah mengatakan atau diam-diam membenarkannya. Ya, setiap orang pasti pernah mendapatkan ujian dalam hidupnya pada masa tertentu. Sebagai mahasiswa, salah satu masa untuk menerima ujian yakni dipeng­hujung semester yang dikenal dengan ujian final. Pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama proses belajar di semester tersebut akan diuji dan dinilai. Cara mahasiswa dalam menghadapi ujian pun berbeda-beda. Ada yang menghadapinya dengan gelisah dikarenakan khawatir dengan hasil yang akan didapatkan nantinya. Ada yang bersikap biasa saja lantaran dosennya tidak terlalu fokus pada final dan juga banyak yang belajar dengan keras. Misalnya saja mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Dewi Rohani Musa. Pada mata kuliah jurusan, ia belajar keras untuk menghadapi final. Ia dari jauh hari memersiapkan diri untuk lebih mendalami mata kuliah tersebut. “Saya selalu meluangkan waktu kosong untuk belajar. Jangan sampai nilai mata kuliah jurusan jelek,” ungkap Tias sapaan akrabnya, Kamis (12/5). Namun untuk Mata Kuliah Umum, mahasiswa Jurusan Fisika tersebut biasanya belajar ketika ujian finalnya diadakan esok hari. Di kalangan mahasiswa, metode belajar seperti itu dikenal dengan Sistem Kebut Semalam (SKS). Senada dengan Tias, mahasiswa Fakultas Peternakan Rini Milawati terbiasa belajar ketika mendekati hari ujian. “Kalau

sudah dekat hari ujian maka saya baru semangat belajar, kalau masih lama saya santai-santai saja,” katanya, Kamis (12/5). Hal-hal penting yang ia telah catat ketika menerima materi dari dosen akan ia baca, hafal dan pahami untuk persiapan ujian besoknya. Tak hanya itu, semangat belajar mahasiswa yang suka travelling ini juga bergantung pada mata kuliah yang ia sukai. Seperti, Mikrobiologi dan Biokimia. Tingkat penasarannya tinggi akan hal itu, sehingga cara belajarnya lebih mendalam.

Beda halnya dengan mata kuliah yang tidak terlalu ia sukai, seperti Matematika. Tingkat semangat belajarnya kurang. Lain halnya Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Antropologi Devi Fitriyanti. Semua mata kuliah menurutnya posisinya sama. Semuanya diperlukan belajar yang giat untuk mempe­ roleh hasil yang bagus. “Jangan tiba masa, tiba akal,” ungkap Devi, Kamis (12/5). Baginya SKS itu tidak efektif. Ketika ada waktu kosong diperlukan mengulang-­ ulang materi mata kuliah. Terutama, materi yang menurutnya susah se­ perti Bahasa Inggris. “Harus sering dibaca, sering-sering diulangi,” lanjutnya, Kamis (12/05). Cerita berbeda dari mahasiswa Fakultas Farmasi Indah Qhairunisa yang memiliki jadwal kuliah yang sangat padat sehingga tidak sempat belajar jauh-jauh hari untuk ujian final. Sehingga beberapa metode diterapkan untuk menghadapi ujian ini. Seperti, membaca materi final ketika perjalanan ke kampus atau saat menunggu dosen. Selain itu, tukar menukar informasi dengan teman menjadi alternatif yang menurutnya baik untuk pemahaman materi. “Saya lebih suka mendengarkan untuk memahami materi dibandingkan membaca sendiri. Sehingga cara ini pa­ ling baik,” ujar mahasiwa angkatan 2015 ini, Kamis (12/5). Adapun mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan ILUSTRASI/ IRMAYANA

dan Perikanan Ayu Silvia akan segera melengkapi catatan kuliahnya ketika mendekati ujian final. Biasanya, ia membaca sambil menghafal seluruh materi kuliah yang akan diujikan besoknya. Menanggapi cara mengahadapi ujian final mahasiswa tersebut, Dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Jurusan Ilmu Kelautan Drs. Sulaiman Gosalam, M.Si mengatakan bahwa metode belajar yang baik untuk mahasiswa yaitu yang dilakukan secara bertahap. “Sedikit demi sedikit dan terprogram secara teratur,” ung­kapnya ketika dihubungi via sms, Selasa (24/5). Menurutnya, dengan cara itu ilmu yang diperoleh mahasiswa akan melekat dalam artian tersimpan dimemori. Sama halnya dengan Dosen Program Studi Keperawatan Dr Arianti Saleh S Kp, M Kes. Ia juga berpendapat bahwa cara belajar yang terbaik ialah secara bertahap. “Kalau bertahap, menetapnya pun lama,” ujarnya, Rabu (25/5). Adapun Sistem Kebut Semalam menurutnya juga kadang-kadang berhasil. Hal tersebut dikarenakan kadar stress me­ ningkat dan muncul perasaan was-was ataupun cemas. Sehingga apa yang dibaca bisa langsung dipahami. Namun, cara itu membuat materi yang dipelajari tidak menetap lama di memori. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bahwa belajar kelompok ialah salah satu cara belajar yang efektif. Banyak keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa dengan metode ini. “Saling bereksplorasi, saling melengkapi, dan dapat melihat permasalahan serta mencari solusinya,” tu­ tupnya, Rabu (25/5). n Sri Hadriana


cerpen

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

13

puisi Teman Dekat yang Diperjauh Oleh: Abdul Rahman Aku ada di dekatmu Mengajakmu bicara walau tanpa wajahmu Tapi kau menyapaku dalam diam Balasanmu hanya bungkam Ciptakan komunikasi buram akankah dunia ini suram??? Pernyataan yang masih terpendam Karena bicara masih diam Diaman yang dalam Yang berujung hubungan padam Ingin kucanda suasana Agar tak ada lagi batin yang merana Kemanakah jiwamu berkelana tak kutemukan fokusmu di dunia nyata Atau kau yang tak menganggapku ada di tangkapan mata ILUSTRASI/ IRMAYANA

Perangsang Senyum Oleh : Rian Firdayanti Rauf

AKU jatuh cinta padanya berkali-kali dan setiap hari. Aku jatuh cinta dengannya yang namanya tak bisa kusebutkan, kami berdua bahagia dengan cara kami sendiri, jauh dari pasangan normal kebanyakan. Sudah lebih dari tiga bulan ini, aku memperhatikan dia dalam ketidak tahuannya. Yah walaupun kami hanya bisa bertemu di malam hari saja, namun ini rencana tuhan yang paling tak bisa kubantah lagi hehehe. Aku selalu saja menanyakan padanya setiap hari tentang perihal kehadirannya yang selalu datang bersama malam apakah karena dia menyukai gelap, namun dia tak pernah memberikan ku jawaban, ah biarkan saja kataku, mungkin de­ ngan ini dia ramai bersama misteri yang dirangkulnya. Malam ini aku duduk dan merenung, masih sama seperti lamunanku kemarinkemarin. Kau tau setiap malam aku selalu menyempatkan diri untuk menyapa­nya, hanya sekedar menyapa, dialah yang selalu diceritakan malam dalam mimpiku. kemanapun aku pergi dia selalu saja menemaniku selama hari masih gelap. “malam ini hujan turun, aku menunggu dia seperti hari-hari sebelumnya, namun ternyata dia tak kunjung menampakkan wujudnya. Tapi tak apalah aku punya cara sendiri melewati malamku begitu pun dengan dia pasti punya cara sendiri untuk melewati malamnya. Kami berdua adalah kesepian yang berusaha menampakkan diri pada keramaian”pikirku!. Hari demi hari berlalu. Dia tak kunjung juga menampakkan dirinya, tak seperti malam yang selalu datang dite­mani hujan. Aku berusaha kembali me­nemukan gumpalan rindu yang gagal me­ nemui dan manyatukan kembali setiap asa yang berkabung. Setiap malam aku hanya ditemani oleh nyanyian-nyanyian perihal yang memerihkan hati, berharap

nyayian itu terbang bersama udara lalu menyengat tubuhnya. “Huhhh terlampau jauh aku mengukur cuaca yang bergantian menjamah hatiku sampai aku tak bisa membacanya. Aku selalu berubah-ubah, lalu apa yang harus kuperbuat jika seperti ini?” Dia tetap saja tak pernah hadir atau me­ ngirimiku pesan. Bagaimana tidak aku tak mencemaskannya, ujarku. Beberapa hari kemudian malam tak pernah lagi datang bersama hujan. Tapi kali ini dia datang yang kehadirannya tak pernah kuharapkan lagi. Dia datang tak kenal kata lelah berusaha membawaku kedalam nirwana bersama rindu yang resah, namun dia tak kunjung mengatakan alasannya tak pernah datang bersama malam ketika hujan datang bersama harapan yang kuterbangkan. Dalam hening malam kesepian yang adalah jiwaku sementara kau sibuk mengeja setiap jejaknya, mungkin kau lupa jika sejak awal aku adalah resah dan kau adalah tukang baca yang paling baik. Aku tak suka jika hujan itu jatuh, karena hujan salalu berhasil menghapus setiap ingatan tentang dirinya dan itu kuanggap kiamat kecil yang tuhan berikan kepadaku. “Matahari pun pernah mencemburui aku dan dia” Ujarku kepada malam. Malam tak pernah membiarkanku sendiri, dan ia selalu saja mendengarkan perihal rindu yang kusematkan dalam doa untuknya. Ada bagian mataku yang terkhusus untuk memandangnya, ketika malam tiba yang membuatku tak pernah takut jatuh pada luka-luka dimasa lalu. dia selalu berkata “aku ingin kita sesekali jatuh bersama hujan, mengugurkan panasnya matahari yang mencemburui kita. Tapi aku tak pernah bisa menjadi cuaca untuk kita berdua”. Tepat 4 bulan dimana aku selalu menatapmu dalam ketidaklazimanku, di­

saat itu juga aku sadar bahwa rasa yang kupangku dalam diam tak mampu membuat memori dan luka menjadi nya­ ta, hanya sebatas ilusi yang akan selalu menggagalkan rindu yang kuterbangkan. Kau tau, jika aku memilikimu aku telah mati, karena aku akan bergegas membuat jalan menuju surga. Jika aku memilikimu, aku akan kehilangan karena aku akan merelakan kau menjadi kesayangan kami berdua, kesayanganku dan kesayangan tuhan. Setelah hari itu, hari dimana aku sadar jika aku mencintai dalam ketidaklaziman yang akan menjadi cerita tanpa kata selesai. Seketika semesta senyap, tanah enggan menyerap air yang biasa mendekap, dia merampas imajiku perihal perangsang senyum yang selalu kuceritakan pada malam. Bersama hujan aku melepas imajiku dan masih memeluk dengan kenangan setiap malam bersamanya. Putus asa, mengetahui bahwa aku tlah kehilangan sekian detik menatap keindahan tuhan yang membuatku menahan hasrat yang merintih kesakitan. Harapan itu kembali kupapah, setelah dijajah lelah yang menyibukkan imaji tentang ketidakhadiranmu bersama malam. Kau tau, aku jatuh cinta padamu rembulan, aku mencintaimu sepanjang usia semesta. Namun aku juga tau, jika aku ingin melihatmu dan bersamamu lebih dekat bukankah aku harus melepas kemanusiaanku lalu dengan itu aku bisa bebas memandangimu dari surga tanpa ada sekat. Namun kau mengarah pada kebahagiaan sedang aku mengarah pada kebinasaan, meski kita terikat kau terlalu jauh kulihat. Tuhan aku telah memilih maka biarkan aku menyandang takdirku sendiri. n Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu kelutan dan perikanan Jurusan perikanan Angkatan 2014

Rohku belum lepas dari ragaku Tapi kenapa semua orang kaku Dan memilih membatu Aku teman di dekatmu Yang diperjauh Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Angkatan 2014

Si Penyu Oleh : M Saepul Aswadi Itu dia penyu pujaanku Penyu kesayanganku Ia begitu pemalu Namun terus mencuri perhatianku Ia tak pandai bermain kata Namun sangat pandai bermain mata Itu dia penyu pujaanku Penyu kesayanganku Yang terus mengintip dari buih laut Ia terus memikat hatiku Batinku dibuat gundah olehnya Batinku digoncang oleh senyumnya Senyum yang begitu memikat Membuatku segera ingin memilikinya. Bantimurung, 17 Mei 2015

Penulis adalah Ketua Forum Lingkar Pena Unhas 2016

Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan: Panjang Naskah 2 Halaman Spasi satu Ukuran font 12 Font tipe: Times New Roman Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas di bukuidentitas@gmail.com Dengan syarat : Melampirkan foto diri dan kartu identitas Alamat: LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.


14

ipteks

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

cermin

Baca!

Oleh: Ramdha Mawaddha “Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan bukubuku­nya; maka pastilah bangsa itu akan musnah.” ― Milan Kundera “Agus berjalan melewati hutan dan gunung membawa puluhan buku dalam nokennya (tas khas papua), agar anak-anak di Papua bisa membaca buku”. Kurang lebih seperti itu kalimat yang terlontar dari mulut Kang Maman Suherman, saat memandu acara di Makassar International Writers Festival (MIWF). Sontak membuat saya merinding dan nyaris menjatuhkan air mata. Bagaimana tidak, seorang dengan rela mengorbankan banyak waktu dan tenaga agar tumbuh budaya literasi di kalangan anak-anak Papua. Agus dan kawan-kawan ini terhimpun dalam pustaka bergerak bernama Noken Pustaka. Mereka tidak berlatar belakang penulis, juga bukan orang yang mempunyai kemampuan ekonomi yang cukup. Tapi mempunyai cita-cita yang mulia untuk membangun budaya literasi pada anak-anak yang selama ini hanya biasa ngelem dan mabuk-mabukan, tapi dengan kehadiran Agus ini kebiasan tersebut perlahan hilang dan diganti dengan kebiasaan membaca. Andai saja, saat saya masih kanakkanak ada Noken Pustaka pun tak bisa membayangkan bagaimana saya saat ini. Hanya saja saya berfikir bahwa anak Indonesia bukannya tak punya minat baca dan berliterasi, hanya saja kurang sarana dan penggerak. Apalagi di pelosok desa yang tak terjangkau toko buku dan budaya literasi yang kuat. Saya masih ingat saat masih berusia tujuh tahun. Ada sebuah perpustakaan desa yang dibangun oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat dari luar negeri. Saya sangat senang berkunjung ke tempat itu, aroma buku dan debu seperti aroma terapi yang membuat saya merasa rileks. Debu beterbangan pertanda tempat itu tak punya penjaga untuk membersihkan. Saat berkunjung ke sana saya langsung sibuk memilih buku dan cerita-cerita do­ ngeng sebanyak mungkin yang bisa kubaca. Kemudian pulangnya membawa beberapa buku yang bisa dibawa pulang. Tapi ini tak berlangsung lama. Saya belum sempat menikmati banyak buku. Mungkin hanya sebaris dari beberapa rak yang ada dalam ruangan tak luas tersebut. Entah alasan apa, yang membuat perpustakaan tersebut tutup. *** Sejak kecil saya suka membaca cerita pendek atau novel. Tiap ke rumah tetangga targetku hanyalah buku Bahasa Indonesia

kemudian mencari cerpennya. Selebihnya tak kubaca. Bahkan saya pernah memungut buku di tepi pantai yang telah dibuang oleh tetangga. Dan saat itu saya sangat senang karena buku tersebut ternyata cerita pendek yang sangat menarik untuk dibaca. Seperti Siti Nurbaya, Jalan Lain Ke Roma, Azab dan Sengsara dan banyak roman lainnya yang berkisar dua ratus halaman habis kubaca. Bacaan saya mungkin tak sekeren dan tak sebanyak orang lain. Saya tak suka buku yang “berat”. Entah bagaiman orang lain memaknai buku berat itu. Beruntung saat SMP dibangun sebuah perpustakaan daerah di pinggir kota. Beralasan ingin mengunjungi rumah nenek yang searah dengan perpustakaan agar mendapat izin, aku mengajak beberapa teman menjadi anggota di sana. Setelah jam sekolah usai saya suka menghabiskan waktu di sana, suasana dan tempatnya sangat kondusif untuk membaca karena letaknya di tengah sawah. Singkat cerita perpustakaan tersebut pun pindah ke pusat kota, dan saya tak pernah lagi mengunjunginya. Hingga suatu ketika saat duduk di bangku kelas dua SMA, saya menemukan sebuah rumah literasi bernama Boetta Ilmu yang diperkenalkan seorang guru. Di sana kami bebas meminjam buku apa saja yang tersedia. Rutin saya mengunjungi tempat itu, meminjam tiga buku dan menghabiskannya tiap minggu. Saya mungkin salah satu yang beruntung menemukan tempat indah bernama perpustakaan dan rumah baca. Meski tak pernah membeli buku terbaru dan bagus, saya tetap bersyukur bisa menghabiskan sedikit masa kanak-kanak dengan membaca buku. Miris melihat data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Angka UNDP juga mengejutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen saja. Sedangkan Malaysia sudah 86,4 persen. Sekarang saatnya kita semua bergerak. Tiap kita yang menyadari bahwa betapa pentingnya budaya literasi bagi kehidupan kita harus berupaya menularkannya ke orang lain. Jika mendirikan rumah baca masih terbilang sulit, mari memulai dari diri sendiri, sisihkan waktu untuk membaca dan selipkan uang untuk membeli buku. Membentuk generasi pembaca buku memang tidak mudah, tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin. Buktinya Agus dan temanteman bisa melakukannya. Satu lagi, jangan membuang buku yang Anda miliki, sebab masih banyak orang di pelosok negeri ini yang ingin membaca tapi tak punya buku. Jika bukumu tak muat lagi di kamar, bisa diberikan kepada perpustakaan bergerak yang ada. Atau membeli rak buku dan menata buku dengan rapi, persiapan untuk anak cucu Anda kelak agar dapat melihat dunia tanpa batas lewat buku. Iqra’ n Penulis adalah Redaktur Pelaksana PK identitas 2016 dan Mahasiswa Biologi Angkatan 2012

Krim Mengkudu Penurun Hipertensi

ILUSTRASI/ IRMAYANA

Tak perlu khawatir bau untuk menyembuhkan darah tinggi, tinggal oles. MANFAAT tumbuhan obat ini dalam mengo­ bati hipertensi tidak diragukan lagi. Kandu­ ngan zat Scopoletin-nya, dapat memperlebar pembuluh darah yang mengalami penyem­ pitan. Sehingga, menurunkan tekanan da­ rah yang tinggi dan menghindarkan kita dari resiko stroke. Namun penggunaannya secara oral dalam bentuk sirup maupun tablet, cenderung tidak disukai masyarakat. Rasa pahit dan baunya yang tidak sedap, salah satu penyebabnya. Bukan hanya itu, ternyata efek penyembu­ hannya pun lama. Ekstrak Mengkudu harus melewati sistem pencernaan, untuk bisa be­ kerja di pembuluh darah. Lantas, bagaimana cara efektif agar ekstrak mengkudu dapat be­ reaksi cepat dalam menurunkan hipertensi?. Amrianto, Dike Dandari Sukmana, Nurun Nahda, dan Mukarramah menjawab per­ masalahan ini. Dengan arahan dosen pem­ bimbing Andi Dian Permana, SSI Apt, em­ pat mahasiswa Fakultas Farmasi Unhas ini berhasil membuat krim penurun hipertensi. Penggunaannya pun cukup mudah, dioles­ kan di kulit saja. “Dengan cara ini, tentunya rasa pahit dan bau dari buah mengkudu tidak terasa,” tutur Mukarramah, salah satu ang­ gota tim. Agar khasiat mengkudu lebih cepat bereak­ si. Amma sapaaan akrabnya, bersama ketiga temannya menggunakan liposom. Bentuk pengembangan nano teknologi dalam bidang farmasi itu, berperan sebagai media peng­ hantar ekstrak Mengkudu. Agar bisa bekerja efektif, langsung ke pembuluh darah. “Dioles saja, langsung meresap ke pembuluh darah, bekerja mi obatnya,” ujar Amma, Senin (9/5). Penelitian yang membutuhkan waktu em­ pat bulan ini, dimulai dengan pengambilan buah Mengkudu di daerah Gowa. Buah yang dipilih berwarna putih kekuningan, dan da­

ging buah masih keras. Untuk memperoleh 25,3 gram ekstrak, Amma dan kawan-kawan memerlukan lima kilogram buah Mengkudu. Buah itu kemudian diiris tipis dan dijemur sampai kering di bawah sinar matahari. Simplisia kering itu lalu diubah menjadi serbuk dan dimaserasi dengan cara direndam dalam pelarut etanol 96%. Setelah itu disaring dan diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator. Ekstrak tanaman bernama ilmiah Morinda citrifolia pun siap dibuatkan liposom. Lalu di­ homogenkan dengan krim dasar. Setelah itu, dilakukan beberapa evaluasi untuk mempe­ roleh formula krim yang sesuai. “Evaluasi yang dilakukan terdiri dari pengukuran kadar pH, pemeriksaan kekentalan dengan viscometer, perhitungan efisiensi penerapan liposom, serta pengamatan bentuk dan ukuran liposom,” papar mahasiswa angkatan 2013 ini. Untuk saat ini, krim penurun hipertensi ini telah diujicobakan pada tikus dan terbukti bisa menurunkan tekanan darah. “Penelitian ini masih dalam tahap awal, butuh dikem­ bangkan lagi untuk benar-benar siap dipasar­ kan di masyarakat. Masih ada uji dosis, uji klinik, dan uji keamanan yang harus dilalui,” ungkap mahasiswa yang suka travelling ini. Di balik perjuangan menahan bau Meng­ kudu. Akhirnya ada harum yang mereka cip­ takan. Penelitian ini berhasil menyabet juara dua dalam ajang Tanoto Foundation Award 2016. Walaupun masih terkendala pada masalah dana. Amma dan teman-temannya tetap ber­ harap agar penelitan ini bisa terus berlanjut. Hingga tercipta produk krim oles penurun hipertensi, yang dapat didistribusikan dan di­ manfaatkan oleh masyarakat. “Semoga masih bisa mengajukan lagi untuk program Tanoto tahun depan atau bekerjasama dengan ins­ tansi lain,” harap perempuan kelahiran Ujung Pandang ini menutup percakapan. n Sri Hadriana


kampusiana

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

15

Aplikasikan Dasa Darma Lewat Donor Darah

DALAM rangka Ulang tahun Gugus Depan Pramuka ke 38 Tahun, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Unhas bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar adakan donor darah. Bertempat di depan Pos Satuan Pengaman Pusat Unhas, Senin (16/5). Dalam bentuk kepedulian yang mengacu pada Dasa Darma pramuka “Rela menolong dan tabah” sehingga UKM Pramuka mengaplikasikannya dalam bentuk Donor Darah. Kegiatan tersebut juga merupakan rangkaian acara ke empat dari enam rangkaian acara. Yang berupa rangkaian sehat, malam renungan, pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Rektor, donor darah, Cikal Long Mark (CLM) serta malam puncak. “Harapan saya khususnya pemuda-pemuda zaman sekarang, banyak hal yang bisa dilakukan termasuk kegiatan-kegiatan seperti ini, satu langkah sangat menentukan masa depannya negara kita, jadi selalu lakukan yang terbaik,” ujar Khusnul selaku ketua panitia. (M29)

Musyawarah Besar MSDC ke 21

IDENTITAS/ SRIWIDIAH ROSALINA BST

Baca Puisi: Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) bacakan puisi saat aksi di depan pintu satu Unhas, Sabtu (14/5). Aksi ini sebagai bentuk protes atas pembantaian di kota Alleppo oleh Syiah Suriah, Syiah Iran dan Syiah Hizbullah.

UKM Basket Gelar Red Campus VII

UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket Unhas adakan lomba yang bertajuk Red Campus VII. Kegiatan rutin ini akan berlangsung selama sepuluh hari, (2-11/5) dan diikuti oleh delapan fakultas. Yakni Fakultas Kehutanan, Ilmu Kelautan dan Perikanan, Ilmu Sosial dan Politik, Hukum, Pertanian dan Ilmu Budaya. Berlangsungnya kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi antar sivitas akademika. Selain itu, UKM Basket juga ingin mencari bibit berbakat di setiap fakultas melalui lomba ini. “Kegiatan ini juga mau melihat bibit berbakat dari tiap fakultas untuk mem­ bela Unhas, bulan 10 nanti ada Liga Mahasiswa, dan tahun depan Unhas tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas),” ujar Gifari Ramadhan selaku Ketua UKM Basket. (Ahy)

Minpro Unggas Himakaha Peduli Avian Influenza

MINAT Profesi (Minpro) Unggas Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (Himakaha) bekerja sama dengan Exsotic Pet Clinic Makassar mengadakan diskusi mengenai update terbaru penyaki Avian Influenza (AI), Ahad (1/5). Mengangkat tema “Upaya preventif dan Rehabilitatif Penyakit Avian Influenza demi Terwujudnya Kesehatan Masyarakat Veteriner” kegiatan ini dilaksanakan di Cofee Lovers. Dihadiri oleh 25 orang peserta yang terdiri atas alumni dan mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan. Hadir sebagai pemateri drh Magfira Satya Apada dan drh Syamsul Hilal Ramsah. Kegiatan ini adalah munculnya clade penyakit AI di Kabupaten Sidrap, sehingga meresahkan dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, dan peternak. Selain itu penyakit hewan khususnya AI akan menjadi ancaman hewan dan manusia, sehingga perlu diantisipasi dengan baik oleh kalangan pelaku budidaya unggas dan pembibitan unggas. “Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan di bidang

kedokteran hewan, terkhusus bagi anggota Minpro unggas dapat mengedukasikan pada masyarakat mengenai bahaya penyakit AI,” ungkap Nuhrah Singkeru sebagai Koordinator Departemen Minpro Unggas. (Kbs)

M2F Berbagi Hijab Lewat Muslimah In Action

MEDICAL Muslim Family (M2F) divisi kemuslimahan Fakultas Kedokteran Unhas membagikan hijab lewat acara Muslimah In Action. Mengusung tema “Hijab Bersama menjadi Muslimah Taat Berpakai­ an sesuai Syariat” kegiatan ini bertujuan saling merangkul para muslimah yang taat dan bepakaian secara syariat. Kegiatan ini berlangsung di LT 5 Fakultas Kedokteran, Rabu (4/5). Dua pekan sebelum kegiatan berlangsung, M2F adakan Open Donation. Kemudian, membagikan hijab disekitaran Fakultas Kedokteran. Adapun sasarannya yaitu mahasiswa, cleaning service dan staf. Saat hari kegiatan, M2F bekerjasama dengan Peduli Hijab membagikan hijab untuk peserta tercepat secara gratis. Kartika Hardianti Zainal hadir selaku pemateri pada acara ini. Peserta berasal dari mahasiswa di beberapa fakultas, seperti Teknik, Hukum, Pertanian, dan Kedokteran sendiri. Selain itu, hadir pula siswa dari Sekolah Menengah Atas di Sengkang. Penanggung jawab kegiatan, Marwah berharap adanya acara ini pola pikir muslimah dapat berubah dari yang beranggapan berhijab sebagai trend fashion ke tujuan hijab sebagai melindungi tubuh. “Banyak sekali masyarakat yang salah kaprah akan hal itu,” ungkap mahasiswa angkatan 2013 ini. (M24)

BEM FKG Adakan Lomba Karya Ilmiah

BADAN Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (BEM FKG) Unhas untuk pertama kalinya gelar kompetesi Karya Tulis Ilmiah berskala nasional. Kompetisi ini diberi nama Hasanuddin Dentistry Scientific Competition (HDCS) 2016. Adapun tema yang diangkat yaitu “Inovation Dentistry.” Bertempat di Jade 2 Grand Clarion Ho-

tel Makassar kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (21-22/05). Hari pertama dimulai dengan pembukaan oleh Dekan FKG Unhas Dr drg Baharuddin Thalib. Dilanjutkan dengan presentasi lima besar tim terbaik hasil seleksi yang diselingi dengan sesi tanya jawab dan pengumuman pemenang pada siang harinya. Hari kedua sebelum para peserta pulang, mereka akan diajak berjalan-jalan me­ ngunjungi objek wisata kota Makassar. Peserta berasal dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi berbagai Universitas di Indonesia seperti Universitas Hasanuddin sendiri, Universitas Indonesia, Padja­ jaran, Jember, Universitas Airlangga. Kemudian, jenis lomba yaitu research competition, literature riview competition, dan poster competition. Kegiatan pertama yang diadakan oleh BEM FKG ini diharapkan dapat berlanjut. “Kegiatan ini dapat berlanjut di tahun berikutnya dan menjadi program kerja,” ujar Adrian Rustam, Sabtu (21/5). (M24)

Seminar Budaya dan Sastra Populer

FAKULTAS Ilmu Budaya Jurusan Sastra Jepang adakan seminar budaya dan sastra populer dengan merajut tema Mendudukkan Komik Sebagai Kajian Budaya dan Sastra Populer. Bertempat di Aula Prof Mattulada Unhas, Selasa (17/05). Adapun rentetan kegiatan yaitu pembukaan, sambutan oleh Heriady Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang , Nursidah Spd M Pd Ketua Jurusan Sastra Jepang, pembacaan puisi oleh Al-Fian Dipahatang, pengantar komik oleh Andi Abdul Khalid Syukran M Hum, pemaparan materi Bahasa komik sebagai suatu gambar oleh Hikmat Darmawan, sastra dan komik di jepang Fithyani Anwar, komik merupakan sebuah gambar Indriawaty Lewa dan berakhir dengan sesi tanya jawab. “Mudah-mudahan kita semua mendapat ilmu dan dapat sadar bahawa ternya­ ta komik yang kita anggap sebelah mata ternyata sangat penting untuk di bahas,” ujar Andi Abdul Khalid Syukran M Hum selaku Moderator Kegiatan. (M26)

DALAM rangka pergantian kepengurusan selama satu periode, Marine Science Di­ving Club (MSDC) mengadakan pembukaan mubes ke 21. Mengusung tema “Memelihara Nilai Loyalitas Individu dalam Menjaga Eksistensi dan Internalisasi Kelembagaan MSDC” kegiatan ini berlangsung di Ruang Sidang Lantai 2 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jum’at (27/5). Mubes yang berlangsung selama tiga hari dalam pembukaan menghadirkan Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Ir Amran Saru, MSi dan beberapa perwakilan dari lembaga-lembaga di Unhas, serta para pengurus MSDC sendiri. Kegiatan ini sebagai refleksi untuk tahun depan. “Semoga kepengurusan kedepannya bisa lebih baik lagi, dan apa yang tidak dicapai bisa dicapai kedepan,” ujar Andi Tenri Abeng, selaku ketua panitia, Jumat (27/5). (M29)

Bangun Jiwa Rimbawan dengan PMKR

LAGI, Perkemahan Kerja Malam Rimbawan (PKMR) Fakultas Kehutanan kembali diadakan di tahun 2016. Kegiatan tahunan ini berlangsung di Daerah Rumbia Kecamatan Rumbia Kabupaten Jenneponto, Sabtu– Kamis (28/5–2/6). Adapun tema yang diangkat yaitu “Jejak Hijau ri Butta Turatea.” Kegiatan yang diadakan setelah ujian semester genap ini melibatkan seluruh sivitas akademika Fakultas Kehutanan. Mulai dari dosen, alumni, pegawai, dan mahasiswa. Untuk tahun ini diwajibkan untuk mahasiswa baru (maba) angkatan 2015. “PKMR ini akan menjadi salah satu penilaian kokurikuler bagi Maba yang dapat kurikulum baru,” ujar Wakil Dekan III Fakuktas Kehutanan Dr Astuti Arif S Hut M Si, Senin (31/5). Setelah pelepasan, 101 mahasiswa peserta penuh dari angkatan 2013, 2014, 2015 berangkat ke lokasi acara. Disana mereka melakukan serangkaian kegiatan, seperti penanaman pohon, pembekalan pendidikan lingkungan, pementasan tari, nyanyi dan acara lainnya. Menginjak usia ke–39, PKMR ini diharap­kan dapat membangun keakraban dan jiwa rimbawan untuk civitas akademika. Menurut Tuti sapaan akrabnya, bahkan ada mahasiswa satu angkatan tak mengenal satu sama lain. Sehingga, kegiatan se­ perti ini perlu untuk diaktifkan. (M24)


16

lintas

identitas

NO. 859 | TAHUN XLII | EDISI AKHIR MEI 2016

Jas Merah Sambangi Jembatan Ampera Stigma organisasi menganggu perkulia­ han sering terdengar di kalangan maha­ siswa. Berulang kali orang tua ataupun dosen mengingatkan. Alhasil, banyak mahasiswa baru yang takut berorga­ nisasi. Namun, saya tak mengacuhkannya. Akhir semester satu, saya sudah mulai ak­ tif berorganisasi. Tak disangka, organisasi ini memberi saya kesempatan menjelajah Kota Palembang, Sumatera Selatan. Saat itu, saya menjadi delegasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Kelautan Indonesia (Himetekindo) untuk hadir dalam Musya­ warah Kerja Nasional (Mukernas). Saya be­ rangkat bersama dua orang senior, Permas Bagya Maulana dan Rafiuddin yang juga berasal dari Ilmu Kelautan Unhas. Kami berangkat dari Bandara Sul­ tan Hasanuddin dan transit di Bandara Soekarno Hatta Jakarta hingga akhirnya sampai di Bandara Sultan Mahmud Baha­ ruddin II Palembang, Minggu (17/4). Sesampainya di sana, kami dijemput oleh dua mahasiswa Ilmu Kelautan Uni­ versitas Sriwijaya (Unsri) menggunakan bus kampus. Dalam perjalanan, kami ber­ tukar kisah dengan delegasi dari Univer­ sitas Hang Tuah (UHT) dan Institut Perta­ nian Bogor (IPB).

Keesokan harinya, ada Seminar Nasion­ al di Gedung Student Center Unsri yang harus diikuti. Seminar ini membahas potensi blue economy untuk persai­ ngan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Seminar ini menghadirkan pemateri Guru Besar Ilmu dan Teknologi Kelau­ tan IPB Prof Dr Ir Dietrich G Bengen Dea, Pakar Pendugaan Stok Ikan di Indonesia Prof Dr Ali Suman, dan Laksda TNI AL (Purn) RI Rosihan Arsyad. Di sini, kami belajar bagaimana strate­ gi yang harus dilakukan bidang kelautan untuk menghadapi perkembangan MEA. Selain itu, pemateri juga berpesan agar mahasiswa Indonesia terus menunjuk­ kan aksinya demi kemajuan bangsa. Setelah seminar, malam harinya kami kembali ke Gedung Student Center un­ tuk menghadiri acara jamuan malam. Di sini, setiap delegasi memperkenalkan diri serta profil jurusannya masing-masing hingga akhirnya ada diskusi lepas. Agenda selanjutnya adalah sidang Mukernas. Tak kusangka, bisa jadi presi­ dium sidang dalam musyawarah ini. Saya bersama Deden Safar Haji dari IPB dan Ima Nurmalia P dari UHT. Sidang ini diikuti oleh delegasi Himete­ kindo dari Institut Pertanian Bogor, Univer­

sitas Hang Tua, Universitas Hasanuddin, Universitas Brawijaya, Universitas Udaya­ na, Universitas Bengkulu, Universitas Riau, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Padjajaran dan Stiper Kutai Timur. Dalam sidang ini dirumuskan 22 prog­ ram kerja yang akan diadakan selama pe­ riode kepengurusan 2016/2018. Salah satu program kerja nasional yang akan dilak­ sanakan adalah Ekspedisi Selat Alas (Coral Triangle) sebagai bentuk penyebaran infor­ masi mengenai kondisi karang. Tak hanya itu, kami bersepakat mel­ akukan Transplantasi Coral, Himitekindo Goes to School, Konservasi dan Survei. Juga ada kegiatan untuk memberdaya­ kan para masyarakat pesisir. Program kerja ini akan diselenggarakan oleh tujuh wilayah di dalam Himetekindo bersama dosen dari beberapa universitas. Malam terakhir sidang, kami lewati dengan sungguhan makan malam bersa­ ma Rektor Unsri Prof Dr Ir H Anis Saggaff

MSCE dan seluruh dosen Fakultas MIPA. Momen ini sekaligus pelantikan pengu­ rus Himetekindo. Keesokan harinya para delegasi men­ dapat kesempatan untuk menjelajah kota, panitia membawa kami ke Jembatan Am­ pera, hingga akhirnya kami mengguna­ kan kapal untuk menyebrang ke Pulau Kemaro. Setelah cukup puas menikmati indahnya pulau yang terdapat Klen­ teng Hok Tjing Rio, kami segera menuju Stadion Jaka Baring. Kami juga sempat menyaksikan persiapan Kota Palembang dalam menghadapi Asian Games 2018. Sebelum kembali ke apartemen, empekempek Palembang jadi saksi perjumpaan. Kami menyantapnya lahap, larut dalam canda yang tak terlupa. n Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Angkatan 2015 Pengurus Himpunan Mahasiswa Teknologi Kelautan Indonesia

FOTO-FOTO/ DOKUMEN PRIBADI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.