identitas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
Status Baru, Fakultas Baru Setelah sekian lama mendamba, akhirnya Prodi Keperawatan dan Jurusan Teknologi Pertanian resmi menyandang status fakultas baru. Lanjut hal. 7
2
identitas
wall facebook
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
tajuk
Kampus Baraya Tak Aman. Mahasiswa dan dosen yang kuliah di kampus lama Unhas ini harus kena imbasnya. Seperti mobil mahasiswa dibobol dan ada juga mahasiswa dihipnotis kemudian diambil handphone nya. Tak hanya itu ada dosen yang kena senapan angin. Kampus ini tak memiliki satu pun satpam. Padahal Unhas baru menerima satpam baru. Bagaimana tanggapan Anda?
karikatur
Untung Rugikah Fakultas Baru? TERAKHIR 2007 lalu, Unhas mmbentuk Fakultas baru, Farmasi. Belum lama ini Kampus Merah mengeluarkan statuta dibentuknya dua fakultas baru, Keperawatan dan Teknologi Pertanian. Kelayakan keduanya pun kini menjadi tanda tanya banyak orang. Meski keduanya ini telah lama dicanangkan mnjadi fakultas, namun nyatanya masih butuh prsiapan yang matang dari sgi sarana dan prasarana. Rencana pembentukan 2013 lalu, namun Unhas memilih menunggu status baru sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbada Hukum (PTN-BH) untuk menetapkan kedua fakultas tersebut. Belum lam mnyandang status otonom yang member hak pada universitas untuk membentuk fakultas, akhir nya Februari lalu, Unhas resmi mengumumkan bahwa kini kampus yang berlogo ayam jantan ini memiliki 16 fakultas. Satu lagi dampak otomi kampus yang tergesagesa. Perangkat yang harus ada pun baru saja terbentuk. Seperti Senat Akademik (SA) dan Majelis Wali Amanat (MWA). Bahkan satus baru kampus ini pun masih sangat awam dikalangan sivitas akademika Unhas. Adanya penambahan fakultas baru otomatis memerlukan sarana dan prasarana sebagai penunjang agar dapat berjalan dengan baik. Layak nya sebuah pemekaran kabupaten, harus meme nuhi syarat kemampuan ekonomi, potensi daerah, jumlah penduduk dan luas daerah. Kemampuan ekonomi jika dikaitkan dengan pembentukan fakultas ini, berarti ditinjau dari segi pembiayaan fakultas. Unhas harus mampu menyediakan anggaran yang besar untuk ini. Seperti pembangunan ruang kuliah tambahan, laboratorium serta gedung dekanat. Nah, pembiayaan itu diperoleh dari mana? Beruntung jika kampus ini mampu mencari sumber rupiah yang banyak dari luar, karena jika mengandalkan keuntungan aset yang masih tertatih meraup untung. Belum lagi berbicara potensi masing-masing jurusan, kualitas pengajar, laboratorium serta kualitas peminatnya sendiri. Jika berbicara kapasitas tenanga pengajar mungkin sesuai syarat sudah memenuhi. Seperti keperawatan yang memiliki 39 tenaga pengajar dan teknologi pertanian 32 pengajar. Namun bagaimana dengan kualitas laboratorium dan tenaga laboran. Seperti yang dialami oleh beberapa prodi Unhas yang baru dan masih kekurangan fasilitas lab. Fisioterapi salah satunya, yang masih bergantung pada ruang praktek Rumah Sakit Unhas. Sama halnya dengan Jurusan Ilmu Komputer yang kini menjelang usia tiga tahun. Sementara fasilitas ruangan belum memadai untuk penyedian lab komputer. Kedua masalah di atas hanya sedikit gambaran kecil bagaimana ketidaksiapan kampus dalam mendirikan jurusan maupun prodi. Ketidak siapan ini tentu berdampak pada efektivitas pembelajaran mahasiswa dan kualitas lulusan nantinya yang akan terserap di dunia kerja. n
KARIKATUR/SRI HADRIANA
dari redaksi
Nurfitrianti Vivi Bukti ironi kehidupan sosial dlm dunia demokrasi. Tdk hanya dlm area kampus, jaminan keamanan adalah hak bagi seluruh rakyat. Kejahatan yg terjadi disebabkan pemerintah TIDAK TEGAS dlm penerapan hukum. Berharap keamanan dari pemerintahan demokrasi? UTOPIS ! Jaminan keamanan hanya bisa didapatkan dlm sistem pemerintahan ISLAM yakni KHILAFAH... #MenolakLupa3Maret1924 #MahasiswaIslam#AntiDemokrasi Nurias Seperti halnya kampus tamalanrea, sudah seharusnya kampus baraya juga mendapatkan perhatian yang sama terutama dari sisi keamanan. Kondisi kampus yang kurang aman mengakibatkan banyak korban, jika tidak segera ditindaklanjuti, takutnya korban akan semakin banyak.
Bila anda memiliki informasi, harapan, dan saran mengenai kondisi Unhas silahkan hubungi dan kunjungi kami di identitasonline IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Berbagi: Lembaga Penerbitan Mahasiswa Anton Sakura dari STIE YPUP mengunjungi redaksi PK identitas, Jumat (4/3). Kunjungan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan tentang kerja jurnalis mahasiswa bersama kru dan magang identitas.
Lembaga Paling Memaklumi
“SAAT ini status kami sebagai LPM tidak sepenuhnya lembaga pers mahasiswa, tapi lebih menjadi lembaga paling memaklumi,” ujar Ketua LPM Anton Sakura dari Yayasan Pendidikan Ujung Pandang dalam kunjungan redaksi yang dilakukannya di identitas beberapa waktu lalu. Hal ini tentu saja sangat menghentak. Nyatanya berbagai pemakluman itu pun acap kali terdengar dari dikampus merah. Misalnya, pengurus lembaga yang harus sabar menanti kader yang makin hari kian menipis. Maklum terhadap kurangnya ketertarikan kader untuk meneruskan tongkat estafet kelembagaan dan memilih organisasi luar kampus, bahkan mafhum kepada mahasiswa yang melek media sosial namun buta terhadap isu-isu perjuangan. Tak bisa dipungkiri bila kini kekuatan sang ‘Maha’ siswa nyaris menjadi
romantisme sejarah belaka. Kebebasan, kepekaan dan rasa empati hanya muncul dari segelintir orang. Hingga kita sampai pada kesimpulan ‘Maklum, beda masa beda rasa’. Lalu sampai kapan kita akan terus memaklumi? Masalah yang sama pun kerap kali dirasakan di rumah kecil kami. Hanya saja ada amanah yang kami emban untuk menyajikan informasi kepada pembaca setia identitas. Maka dari itu, pada edisi awal Maret kali ini kami kembali hadir dengan tema besar peresmian prodi keperawatan dan teknologi pertanian menjadi fakultas dalam laporan utama. Lalu kami menengok kampus baraya yang rawan aksi kriminal namun minim penjagaan, dan beberapa sajian berita lain yang bisa menambah informasi anda seputar kampus merah. Selamat membaca! n
@identitasonline bukuidentitas@gmail. com
identitasunhas.com 082343555654 082349807920
sms inbox Sy mau brtanya ttg pembayaran UKT . Berhubung sy dr keluarga yg lumayan mampu dan pekerjaan orang tua sy wiraswasta. Namun setelah prkmbngan zaman sdh berubah serta persaingan mulai banyak penghasilan orang tua sy mulai menurun. Kemudian dri pd itu sy ingin mengajukan pertanyaan adakah cara untuk mengubah UKT, krn sy berada di UKT 3 dan membayar uang SPP Rp 2jt. Orang tua sy mungkin sdh tdk mampu untuk membiayai kuliah sy. 08539801xxxx
identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu nAnggota Pengarah: Junaedi Muhidong, Muhammad Ali, Abdul Rasyid Jalil, Budu n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, Hamid Awaluddin, M. Akib Halide, Ishak Ngeljaratan, Razak Thaha, S.M. Noor, Aidir Amin Daud, M. Darwis, Nasaruddin Azis, Husain Abdullah, Sukriansyah S. Latif nKetua Penyunting: M. Dahlan Abubakar nKetua Penerbitan:Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Akhmad Dani nKoordinator Liputan: Novianto Dwiputra Addi, Nur Alfianita N. nLitbang: Ermi Ulia Utami, Siti Atirah, Risky Wulandari nStaf Penyunting: Ramdha Mawaddha, Asmaul Husna Yasin, Fransiska Sabu Wolor nReporter: Khusnul Fadilah, Riyami, Nur Rismawati nFotografer: Nursari Syamsir (Koordinator), Kun Arfandi Akbar nArtistik dan Tata Letak: Radiah Annisa (Koordinator)nIklan/Promosi: Devika Saputri nTim Supervisor: Amran Razak, Maqbul Halim, Ibrahim Halim, Ahmad Bahar, Nasrullah Nara, Jupriadi, Nasrul Alam Azis, Tomi Lebang, Ikbal Latief, Abdul Haerah, Amiruddin PR, Muchlis Amans Hadi, Muh Ishak Zaenal, Zaenal Dalle, Sayid Alwi Fauzy, Arif Fuddin Usman, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Ahmad Khatib Syamsuddin, Munandar Kasim, Supa Atha’na, Irmawati Puan Mawar n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Telp (0411) 589899, Fax 510088-Telex 71179, Makassar 90245. Website: www.identitasonline.net, E-mail: bukuidentitas@gmail.com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).
Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).
Sampul Edisi Awal Maret 2016 Desain: Benny Suhardi Wiranata Layouter: Irmayana
wansus
identitas
NO. 853 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Gempur Paham Radikal dengan Kearifan Lokal
Dewasa ini aksi yang berasal dari paham radikal muncul bak cendawan di musim hujan. Upaya untuk meredamnya tak cukup jika hanya mengandalkan pendekatan kekuasaan. Perlu sebuah pendekatan halus, demi meluruskan kembali pandangan terhadap hidup berkebangsaan. Karena itu, anak bangsa yang terlanjur terserang virus radikalisme harus kembali pada akar budaya bangsa. Kearifan lokal kita menyimpan banyak khazanah, bagi cita-cita bangsa yang dikenal cinta damai. Bagaimana kearifan lokal bisa dijadikan sebuah alat pendekatan menghalau sikap radikal? Berikut kutipan wawancara khusus reporter identitas Riyami bersama Pang lima Daerah Militer VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti usai pria kelahiran Langkat, Sumatera Utara 54 tahun silam ini memberi kuliah umum sekaligus peluncuran dua bukunya yang berjudul “Deradikalisasi Nusantara” dan “Deradikalisasi Dunia Maya” di Ruang Senat Gedung Rektorat Unhas, Senin (22/2).
Apa maksud dari melawan radika lisasi dan terorisme berbasis kearifan lokal dalam buku Anda? Negara kita adalah negara dengan tingkat keberagaman budaya yang tinggi. Kearifan lokalnya, menyimpan banyak khazanah pengetahuan untuk mewujudkan perdamaian. Sebagai contoh, dalam buku “Deradikalisasi Nusantara” saya membahas salah satu kearifan lokal dari Maluku, yakni adat hukum Larvul Ngabal. Nilai-nilai yang terkandung dalam hukum itu, mampu memelihara ke tertiban dan hubungan antarpenduduk, menanamkan rasa gotong-royong, serta memupuk kesadaran masyarakat untuk menjaga keharmonisan alam. Di sini mencerminkan bahwa, faktor budaya dan adat dapat diandalkan untuk menjaga keharmonisan masyarakat dalam menjauhi konflik Bukan hanya itu, ada juga kearifan lokal dari falsafah hidup orang Buton, bhincibhinci kuli. Artinya, jika kita merasa sakit mencubit kulit tubuh kita sendiri, maka pasti orang lain akan merasa sakit pula bila kita mencubit mereka. Konsep inilah yang menjadi akar persamaan manusia yang menjadi satu de ngan sesamanya. Masih banyak lagi kearifan lokal lainnya. Semuanya tampak jelas bahwa sedari dulu Indonesia punya khazanah kearifan lokal yang terpendam untuk hidup damai, rukun, bersatu dan harmonis. Seperti yang kita tahu, ancaman radikalisisme dan terorisme ini ba nyak disebabkan oleh pemahaman
keliru mengenai agama. Sebagai ne gara dengan mayoritas penduduk Muslim, bagaimanakah seharusnya masyarakat ini? Ya, itu tadi masyarakat muslim di Indonesia sudah seharusnya juga mengangkat budaya nusantara, yang juga mengede-
Lantas, bagaimana langkah untuk melakukan deradikalisasi secara konsisten dan kontinu? Harus ada konsepnya. Saya pikir cetak biru konsep deradikalisasi ini sudah ada di Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT). Namun masih perlu ada nya peningkatan dan evaluasi, dalam melakukan pendekatan terhadap mereka yang terpapar paham radikal atau disebut kontrol radikalisasi, dan juga pemahaman bagi yang belum terpapar paham (deradikalisasi). Pelibatannya pun harus semua stake holder yang ada. Jika semua telah terkoordinasi, maka langkah stategis lainnya bisa bersinergi. Bagaimana sinergitas antara TNI dan kampus khususnya Unhas sendi ri dalam dalam upaya deradikalisasi? Untuk saat ini, TNI dan Unhas masih melakukan sinergitas dalam bentuk kemitraan. Tahun ini kami bekerjasama untuk mengadakan KKN di Poso. Sebagaimana kita tahu, disana adalah daerah rawan konflik. Memang di sana telah ada operasi dengan pendekatan penegakan hukum oleh kepolisian. Namun kami juga ingin ada suatu operasi pendekatan yang lebih humanis dan simpatik. Dan itu bisa dilakukan oleh mahasiswa, melalui penyuluhan terkait kerukunan bertetangga, berbangsa, dan memberikan pemahaman ajaran agama yg lurus dan damai kepada masyarakat. Dalam KKN ini kita sama-sama bersinergi. Untuk upaya deradikalisasi kedepannya, mungkin kami akan melakukan kajian-kajian bersama masyarakat kampus. Namun, sebelum itu kami masih melihat potensi radikalisasi yang ada.
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Apa garis besar dari isi buku yang Anda tulis? Garis besarnya adalah bagaimana budaya nusantara, yang merupakan nilai luhur bangsa dijadikan sebagai suatu pendekatan dalam melawan radikalisasi yang terjadi saat ini. Pendekatan budaya di sini sebagai upaya humanis, yang sesuai demokratisasi, tidak me langgar HAM dan hukum dalam menghadapi kekerasan dari paham-paham radikal. Selain itu, tulisan saya juga terkait bagaimana dunia maya dijadikan sebagai alat pendekatan paham radikal terhadap masyarakat. Arus informasi tak dapat dicegah, namun masih ada upaya untuk menyaring konten-konten propaganda radikal dengan konten yang bernuansa kedamaian. Intinya bagaimana mengamankan dunia maya itu sendiri.
pankan kedamaian. Karena sejatinya, ajaran islam tidak ada satupun yang mengajarkan kekerasan, pembunuhan, hasutan dan penghinaan.
Bagaimana harapan Anda terhadap mahasiswa? Saya berharap mahasiswa-mahasiswa kita bisa menjadi duta-duta perdamai an yang dapat mencerahkan, baik bagi kalangan mahasiswa itu sendiri dan juga masyarakat. Mari kita usung budaya damai. n
data diri Nama Lengkap: Agus Surya Bakti Tempat, Tanggal Lahir: Langkat, Sumatera Utara 17 Agustus 1961 Almamater: Akademi Militer (1984) Riwayat Jabatan: •Komandan Grup 3 Kopassus/Sandi Yudha •Asintel Kodam Iskandar Muda •Paban Utama C-4 Dit C Bais TNI •Danpusdik Intel Kodiklatad •Danrem 152/Babullah (2009) •Waaster Kasad (2010) •Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT •Pangdam VII/Wirabuana
3
kronik Pencuri Tertangkap Basah
AKSI pencurian bukan lagi hal baru bagi maha siswa yang sering menjalankan ibadah salat di Masjid Fakultas Hukum Unhas. Gerah dengan hal tersebut salah satu mahasiswi Fakultas Hu kum, Fitriyanti Arsyad Putri mencoba ‘meman cing’ si panjang tangan. Bermula saat ia ingin menjalankan salat Ashar, mahasiswi angkatan 2014 ini lalu me rencanakan penjebakan dengan temannya Ris ka dan Suci Ananda, berbekal tas dan dompet yang berisi uang senilai lima ratus ribu rupiah aksi penjebakan pun dimulai. Bak umpan terma kan ikan, ketika Fitriyani dan teman-temannya menunaikan salat secara bergantian, tas pan cingan disasar dan pencuri pun beraksi. Menurut Riska salah satu saksi mata, pencuri menggunakan modus seolah-olah tas korban adalah miliknya “Jadi, dia simpan itu jilbabnya diatas tas, saat kita lengah dia ambil mi itu dompet,”. Tak tinggal diam, Riska lalu segera melaporkan kejadian ini kepada Satpam. Tidak berlangsung lama, pencuri yang diketahui ber nama Nur Rahmi Hudaya pun langsung dibekuk. Ketika diperiksa di kantor keamanan kampus, di dalam tas yang digunakan pelaku ditemukan dompet berisi uang senilai lima ratus ribu rupiah beserta telepon genggam yang merupakan milik salah satu Mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Egi Aufia yang juga menjadi korban. Keterbatasan satpam bertugas di tiap musala perempuan menyebabkan kejadian seperti ini sering terjadi. Sehingga Kepala Satpam meng harapkan adanya perekrutan satpam perem puan ditambah dengan pengadaan Closed Circuit Television (CCTV) di tiap musala perem puan. “Kami akan masukkan surat permintaan satpam perempuan dan CCTV di tiap mushallah” ujar Nurdin SE selaku Kepala Satpam Unhas, Kamis (3/3). n
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Unjuk Rasa: Dalam aksi yang dilakukan oleh gabungan mahasiswa Aliansi Unhas Bersatu ini terjadi baku dorong dengan Sa tuan Pengamanan di depan dekanat Fakul tas Teknik Unhas, Jumat (4/3). Mereka me nuntut penolakan rapat perdana Majelis Wali Amanat yang tidak melibatkan maha siswa.
Bagi pembaca identitas yang ingin memasukkan Cerpen dapat memenuhi syarat penulisan: Panjang Naskah 2 Halaman Spasi satu Ukuran font 12 Font tipe: Times New Roman Tulisan anda boleh dikirim melalui e-mail resmi identitas di bukuidentitas@gmail.com Dengan syarat : Melampirkan foto diri dan kartu identitas Alamat: LT1 Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.
4
opini
identitas
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
agenda BEM FMIPA adakan Latihan Kepemimpinan 2 ‘Dialektika Saintis Sebagai Sosial Pogresif’ pendaftaran mulai 14-27 Maret 2016 dengan syarat mendapat surat dari BEM atau SEMA Fakultas, mendapat Sertifikat /surat keterangan lulus LK1, dengan biaya pendaftaran Rp.15.000 Tempat : Sekretariat BEM FMIPA MKU Lt.1 CP : 082346285114 (Edar) Bincang-bincang muslimah ‘Kebebasan Yang Bablas, Cabut Fitrah Manusia’ yang diadakan oleh Muslimah Nizbut Tahrir Indonesia Chapter Unhas Waktu : Minggu 6 Maret Tempat : pelataran Gedung Pertemuan Ilmiah Unhas CP : 085320841481 (Misqa) Observasi Gerhana Matahari Total Oleh BEM FMIPA Waktu : 9 maret (06.00-selesai) Tempat : Pelataran Gedung IPTEKS Unhas Penerimaan Anggota Baru UKM Bulu Tangkis Unhas Pendaftaran mulai 17 Februari-11 Maret 201602-18 persyaratan Mahasiswa Unhas S-1 Aktif, Technical meeting mulai 11 Maret 2016 di Aula Forum Bersama Tempat : Di Gedung PKM 1 Lt.2 CP : 082187244339 (UKMB) 085145355631 (Salehuddin) 085398348444 (Erva Novita Sari) Unhas Intellectual Forum Oleh Lembaga Kajian Ukhwah Mahasiswa Islam Unhas (LK-USWAH) mengadakan forum diskusi dengan tema ‘Mencari Solusi Ketahanan Energi’ Waktu : Minggu 13 Maret 2016-02-16 Tempat : Baruga A.P. Pettarani CP : 082348278581 (Ikhwan) 082345256177 (Akhwat) Lomba Call For Paper Yang diadakan oleh Medical Youth Research Club Fakultas Kedokteran Unhas “Hasanuddin Medical Journal Volume 2 No.1” untuk Mahasiswa Fakultas Kesehatan S-1 Seluruh Indonesia Waktu : 20 Maret 2016 Info selanjutnya : http://myrcfkunhas.or.id/hmj Launching Pisiform Oleh Fakultas Kedokteran Waktu : 5 Maret 2016 Tempat : Auditorium Prof.Ahmad Amiruddin CP : 085338761739 (Evi) Penerimaan Anggota Baru KSR PMI Waktu : 15 Februari – 10 Maret 2016 Tempat : UKM KSR PMI atau mengunjungi websitenya di www.ksrpmi.unhas.ac.id CP : 085145841070
Plastik, Antara Kebutuhan dan Kesadaran Lingkungan Oleh:Andi Iqbal Burhanuddin
M
esti agak terlambat dibandingkan dengan Ne gara Eropa, Asia, Amerika, Malaysia, bahkan Bangla desh yang sejak tahun 2002 telah mela rang penggunaan kantong plastik, uji coba program kantong kresek berbayar yang merupakan gagasan Kemente rian Lingkungan Hidup dan Kehuta nan (KLHK) telah bergulir. Komentar dan penilaian terhadap program yang bertujuan mengurangi volume plastik dengan penyadaran terhadap prilaku masyarakat untuk mengurangi peng gunaan kresek plasitk pun beragam. Kantung plastik kresek dan kemasan dari plastik lainnya merupakan alat pengemas yang paling banyak dipergu nakan karena murah, praktis dan mu dah didapat. Daya tahan dan kegunaan nya dalam berbagai keperluan membuat plastik menjadi bahan yang dibutuhkan. Hampir semua dari kita menggunakan kantong plastik dalam kehidupan se hari-hari, tetapi tidak banyak yang tahu bahwa tas plastik penyebab utama dari pencemaran air, udara dan polusi tanah. Dan tidak banyak yang tahu bahwa ke masan plastik dan kantung plastik kre sek ternyata tidak selalu aman, bahkan beberapa kemasan plastik berisiko me lepaskan bahan kimia yang bisa mem bahayakan kesehatan. Zat kimia pada kemasan makanan yang tidak ikut be reaksi dapat terlepas bila bereaksi de ngan makanan yang berminyak/berle mak atau mengandung alkohol dalam keadaan panas yang tentunya berba haya bagi kesehatan. Berdasarkan laporan survey KLHK pada tahun 2015 bahwa setiap toko ritel modern rata-rata dikunjungi 100
konsumen per hari dengan kebutuhan tiga kantong plastik per konsumen. Jika dikalikan jumlah hari dalam setahun, dari 100 gerai ritel modern dihasilkan 10,95 juta kantong plastik per tahun. Jika kantong plastiknya seukuran 20 x 30 cm berarti setara dengan 60 kali lapangan sepak bola dan dari jumlah tersebut 95 persen menjadi sampah. Sedangkan per hitungan yayasan lembaga peduli bumi bahwa pasar ritel hanya menguasai 30 persen dari seluruh barang keperluan masyarakat, sedangkan 70 persen dipe roleh dari pasar tradisional dan warung. Lebih dari 90 persen kantong plastik di pasar tradisional dan warung tidak ramah lingkungan. Sementara 30 persen pasar modern telah menyediakan kan tong plastik ramah lingkungan. Sampah Plastik di Laut Pencemaran sampah plastik di laut sangat besar dan telah ditemukan di se mua bidang laut, mulai dari garis pantai, pesisir, laut dalam, dan di Kutub Utara, dan itu merupakan ancaman terhadap kelestarian laut dan biotanya. Meskipun plastik sangat berguna dalam berbagai keperluan dan sebagai salah satu ko moditas yang paling banyak digunakan di dunia, termasuk bagian penting dari industri polimer global, pembuangan sampah plastik menjadi ancaman yang besar bagi kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Plastik adalah produk non biodegradable yang mempunyai potensi dalam membuat kerusakan bagi lingkungan. Plastik memakan waktu sekitar 500 – 1000 tahun untuk dapat terurai. Selama pembuatannya, banyak bahan kimia berbahaya yang dipancar kan yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia maupun mahluk lainnya. Etilen oksida, xylene, dan benzene ada lah beberapa racun kimia yang terdapat dalam plastik, yang dapat memberikan efek buruk terhadap lingkungan. Pencemaran sampah plastik dapat di artikan sebagai akumulasi dari berbagai jenis bahan plastik baik itu dari darat maupun dari lautan. Sampah plastik telah menjadi penyebab kematian lebih
dari 100.000 penyu setiap tahun dan le bih dari 90 persen burung sejenis camar dari pasifik dan atlantik utara yang dite mukan tewas terdapat plastik dalam pe rutnya. Oleh karena itu, secara ilmiah telah terbukti bahwa peningkatan pence maran plastik di laut dapat mengancam keanekaragaman kehidupan laut, mulai dari yang terkecil (plankton) sampai yang terbesar (ikan paus), termasuk terhadap ikan-ikan yang ditujukan untuk konsum si manusia. Studi yang dirilis dalam Jurnal Interna sional “Science” pada tanggal 13 Februari 2015, mengkuantifikasi jumlah sampah plastik yang masuk ke laut dari daratan antara 4,8-12,7 juta ton pada tahun 2010. Lebih dari setengah sampah plastik terse but hanya berasal dari lima negara, yaitu China, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka. Menurut penelitian yang dilaksanakan di University of Gorgia tersebut bahwa Indonesia berada di peringkat kedua de ngan jumlah sampah plastik sekitar 850 ribu ton setelah China yang bertanggung jawab atas 2,4 juta ton sampah plastik atau hampir 28 persen dari total dunia. Amerika Serikat adalah satu-satunya ne gara industri Barat yang masuk dalam 20 negara papan atas penyumbang sampah plastik yang memberikan kontribusi kurang dari 1 persen yaitu 77.000 ton. Limbah plastik tidak dapat dihilang kan tetapi dapat dikurangi dengan banyak cara, misalnya dengan mendaur ulang sampah plastik, dibuat plastik yang bioatau fotodegradable. Tentunya, aksi glob al diperlukan untuk mengatasi masalah ini dengan bekerja keras bersama-sama antara pemerintah, perusahaan bisnis, dan organisasi non-profit untuk mem bantu memecahkan masalah pencemaran plastik ke laut. Tanpa adanya upaya per baikan maka jumlah kumulatif sampah plastik yang masuk ke laut dari daratan akan meningkat sangat besar, diperkira kan potensi sampah plastik ke laut pada tahun 2025 sebesar 250 juta ton. Penulis adalah Guru Besar Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin
dari pembaca Salah Nama Pada KTM
SALAM Sejahtera dan Terima Kasih ke pada identitas telah memuat pertanyaan saya. Begini nama yang tertera pada Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) saya salah, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara memperbaiki nama yang salah terse but? Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Angkatan 2015
Tanggapan : TERIMA KASIH pertanyaannya. Ke pada mahasiswa yang bersangkutan, diharap kan terlebih dahulu melapor kannya ke bagian kemahasiswaan fakultas. Selanjutnya akan diarahkan ke bagian Administarsi Akademik lan tai tujuh rektorat, untuk diproses lebih lanjut. Drs Muhammad Tahir Bagian Pendidikan Registrasi
Beasiswa Bagi Mahasiswa UKT III Ke Atas
ASSALAMUALAIKUM. Terimakasih telah memuat pertanyaan saya. Saya mahasiswa angkatan 2015 dan menda patkan Uang Kuliah tunggal (UKT) III. Saya ingin bertanya beasiswa apa saja yang tersedia untuk mahasiswa dengan UKT III hingga UKT V? Mahasiswa Fakultas Peternakan Angkatan 2015
Tanggapan : WAALAIKUMSALAM. Mahasiswa denganUKT III Keatas dapat mendaftar beasiswa Yayasan Karya Salemba de ngan persyaratan mahasiswa program studi Strata 1 (S1) yang telah menempuh pendidikan minimal semester kedua. Un tuk info selanjutnya dapat mengunjungi langsung websitenya di www.karyasa lemba4.org atau www.beasiswa.or.id. Pegawai Bagian Kesejahteraan Mahasiswa
kolom
identitas
NO. 854| TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
5
Ikhtiar Manusia Merdeka Oleh H. Anwar Arifin
MENGAPA dinamakan Ikhtiar? Itulah pertanyaan yang terlontar dari Gubernur A.Oddang, sesaat sebelum menandata ngani ‘Prasasti’ Peresmian Masjid Kam pus Ikhtiar Unhas Baraya (18 September 1980) yang berdiri di tengah – tengah kampus Universitas Hasanuddin Baraya. Pertanyaan seperti itu, tentu muncul di mana-mana. Masjid Kampus Ikhtiar kini telah berusia 35 tahun lebih dan telah mengalami renovasi total. Peringatan UlangTahun ke-35, baru di peringati se cara sederhana dengan Pelantikan Pe ngurus Ikatan Alumni Ikhtiar Unhas dan Bedah Buku Strategi Dakwah yang dilak sanakan atas bekerja sama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulawe si Selatan. Acara tersebut berlangsung tanggal 21 Februari 2016. di Graha Pena Makassar, tanggal 21 Februari 2016. Reuni ‘alumni’ Masjid Kampus Ikhtiar diadakan pada tanggal 25 Desember 2015 lalu di Masjid Ikhtiar Makassar. Pada saat itu dibentuk Ikatan Alumni Masjid Ikh tiar dan pengurusnya disusun oleh Ketua Umum terpilih, Prof. Dr. M. Alimin Mai din, MPH, bersama Tim Formatur. Acara tersebut dapat juga dirangkaian dengan peringatan Ulang Tahun ke-31 (10 Feb ruari 2016) Masjid Kampus Ikhtiar Ta malanrea yang diresmikan oleh Menteri Sekretaris Negara H. Soedarmono (10 Feb ruari 1985). Bergulat Pada saat masjid itu mulai digunakan (25 Juli 1980) selaku panitia, saya me nyampaikan setelah shalat Jumat, bahwa masjid ini dibangun bukanlah sekedar tempat ibadah saja, melainkan diperun tukkan untuk menjadi lembaga rohani, yang mampu bergulat dalam perubahan sosial dan menang dalam pergulatan itu. Untuk ‘menang’ dalam pergulatan itu diperlukan perjuangan, usaha dan ikhtiar. Kemenangan tak akan datang begitu saja dari langit, tanpa adanya usaha manusia, Sesungguhnya Tuhan tidak mengubah nasib yang ada pada suatu bangsa, se hingga mereka merubah sendiri apa yang ada pada diri mereka (Al Qur’an XIII,2). Sebagaimana diterangkan Tuhan dalam: Al Quran, bahwa manusia ada lah puncak ciptaan dan mahlukNya yang tertinggi (Al-Tien XCV,4). Sebagai mahluk tertinggi, manusia oleh Tuhan dijadikan HALIFAH di bumi (Al–An’am VI,165). Ma nusia ditumbuhkan dari bumi dan dise rahi tugas untuk memakmurkannya (Hut XI-61). Maka urusan dunia telah diser ahkan Tuhan kepada manusia di dunia ini membentuk rentetan peristiwa yang disebut sejarah. Dunia adalah panggung bagi sejarah, dimana manusia menjadi
pemilik dan rajanya. Disadari bahwa sejarah dan perkem bangannya bukanlah sesuatu yang tidak mungkin diubah. Bahkan perubahan te rus menerus merupakan ciri-ciri sejarah yang dikenal dengan perubahan sosial. Memang segala sesuatunya akan men galami perubahan kecuali Tuhan. Dalam filsafat sosial disebutkan bahwa satu-satunya yang tidak mengalami peru bahan adalah perubahan itu sendiri. Ar tinya semua di dunia ini akan mengalami perubahan, kecuali perubahan itu sendiri. Manusia Merdeka Hubungan yang benar antara manusia dan sejarah, bukanlah penyerahan pasif. Tetapi sejarah ditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian adanya azab Tuhan (akibat buruk) dan pahala (akibat baik) suatu amal perbuatan mustahil di tanggung manusia. Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar dalam hidup ini atau dalam me ngarungi sejarah. Manusia hanya dapat mengenali di rinya sebagai mahluk yang nilai dan mar tabatnya dapat dinyatakan, jika ia memi liki kemerdekaan (tidak tergantung pada pihak lain). Bukan saja untuk mengatur dan mengembangkan hidupnya sendiri, tetapi juga untuk memperbaiki relasi de ngan sesama manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Secara esensial manusia adalah makhluk monodualis, yaitu bukan saja sebagai makhluk individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial. Kemerdekaan adalah hak azasi manusia yang pertama yang harus diwujudkan dan dipelihara. Kemerdekaan dalam arti kebe basan memilih tanpa paksaan dari pihak manapun, sehingga segala sesuatunya dilakukan berdasarkan hati nurani. Ke merdekaan akan melahirkan keikhlasan, yaitu seluruh perbuatan (amal) sungguhsungguh bersumber dari dirinya sendiri. Keikhlasan adalah citra terpenting dari kehidupan manusia, sebagai refleksi dari kecenderungannya yang suci dan murni, sesuai fitrah kejadiannya. Manusia merdeka memiliki penge tahuan tentang peluang adanya krea tivitas untuk mencipta, berinovasi, dan berkarya secara produktif. Peluang itu merupakan ruang lahirnya upaya yang bebas dan bertanggung jawab, sebagai bentuk Ikhtiar. Ikhtiar bermakna Pilihan Merdeka dan kegiatan merdeka dari in dividu. Ikhtiar juga berupa suatu usaha yang direncanakan dan dilakukan sendiri oleh manusia tanpa pengaruh pihak lain. Manusia merdeka tidak didominasi oleh sesuatu yang lain, kecuali oleh keinginan nya sendiri dan kecintaannya pada kebai kan dan kebenaran yang bersumber dari AllahSWT. Tanpa adanya kesempatan berikhtiar manusia menjadi tidak merde ka, sehingga tidak logis jika manusia di mintai pertanggungjawaban dari segala perbuatannya di dunia ini. Kegiatan merdeka atau Ikhtiar meru pakan perbuatan manusia yang mampu mengubah nasibnya sendiri, mengubah kehidupan sosial, dan memakmurkan bumi. Namun harus disadari bahwa ma nusia dalam berikhtiar, secara bersa maan menyerahkan diri pada Tuhan. Relasi yang benar antara manusia dan
Tuhannya adalah hubungan penyerahan (Islam). Manusia berserah diri dan me ngabdi hanya kepada Tuhan semata. Ikhtiar manusia juga ada batasnya, yaitu keharusan universal atau takdir. Percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa, tidak terlalu berputus asa, karena suatu kegagalan, dan seba liknya tidak pula terlalu membanggakan diri karena suatu sukses. Segala sesuatu itu tidak hanya tergantung pada dirinya, melainkan juga kepada takdir. Namun harus diingat bahwa manusia tidak dapat berbicara mengenai suatu kejadian sebe lum hal itu menjadi kenyataan. Jadi sekali pun terdapat takdir, haknya untuk berikh tiar memiliki peranan aktif dan menentu kan bagi dunia dan dirinya sendiri (ibid). Kebenaran Sesungguhnya tujuan manusia hidup merdeka dan berikhtiar ialah mencapai kebenaran melalui ilmu pengetahuan, dengan menggunakan kekuatan pena laran (akal) yang diberikan oleh Tuhan. Dengan kekuatan penalaran dan dengan bimbingan hati nuraninya, manusia da pat menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya. Meskipun kebenaran ilmu pengetahuan itu relatif adanya, na mun kebenaran itu merupakan tonggak sejarah yang mesti dilalui oleh manusia dalam perjalanan menuju kebenaran mutlak yaitu Allah SWT. Karena kemutla kannya, Tuhan bukan saja tujuan segala kebenaran, tetapi juga asal dari segala kebenaran. Maka Dia adalah yang ma habenar. Setiap pikiran kepada yang mahabenar pada hakikatnya adalah pikiran tentang Tuhan YME. Tak ada ke merdekaan esensial, tanpa menjadikan kebenaran terakhir dan mutlak sebagai tujuan dan tempat menundukkan diri, yaitu Allah SWT. Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebe naran tersebut. Keyakinan akan adanya kebenaran mutlak itu, pada suatu saat da pat dicapai manusia, ketika mereka telah memahami dengan benar melalui pena laran seluruh jagat-raya (alam) dan seja
rahnya sendiri, dengan selalu berikhtiar. Tanpa Ikhtiar menggali hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) dengan ilmu pengeta huan, manusia tak akan menemukannya. Kebenaran itu menyatakan dirinya dan ditemukan di dalam alam dan sejarah. Ma nusia harus selalu berikhtiar mencari ke benaran sepanjang perjalanan hidupnya dengan mengerahkan kekuatan penalaran individual yang dianugrahkan Tuhan. Manusia yang berikhtiar dan merde ka bersifat dinamis, yaitu yang selalu bergerak ke depan sebagaimana sejarah atau perjalanan umat manusia bergerak maju ke depan. Manusia harus berikhtiar melakukan perubahan dan pengemba ngan yang terus-menerus menuju kebe naran mutlak (Allah SWT). Relevan Itulah latar belakang pemikiran yang disepakati pengurus, tentang kata Ikhtiar yang menjadi nama mesjid kampus Uni versitas Hasanuddin. Maka diharapkan bahwa masjid yang berdiri di tengahtengah kampus dapat menjadi sumber motivasi yang kuat, sehingga masyarakat kampus dan jamaah, menjadi orang yang kreatif, dinamis dan progresif, karena memiliki kemerdekaan dan keikhlasan untuk menuju kebenaran mutlak yaitu Tuhan YME. Bukankah di kampus pergu ruan tinggi selalu terdengar kata: merde ka, kebenaran, kreatif, dinamis, maju, dan tak kenal putus asa? Karena itu cukup relevan untuk sivitas akademika. Maka, jika mesjid kampus diharapkan menang dalam pergulatan sosial, satu-satu jalan jamaahnya dan warga kampus melalui berikhtiar. Mempertinggi dan memperlu as ilmu pengetahuan, hanyalah sebagian daripada ikhtiar manusia di dunia ini. n Makassar, 20 Februari 2016. H. Anwar Arifin adalah Pengurus Masjid Kampus IKHTIAR Baraya Sejak Tahun 1980 Penggagas dan Perintis Masjid Kampus IKHTIAR Tamalanrea Tahun 1982-1985
6
rampai
identitas
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Berbicara Lewat Musik
Musik adalah hukum moral, memberi jiwa ke alam semesta, sayap untuk pikiran, terbang ke imajinasi, dan pesona dan keceriaan untuk hidup dan untuk semuanya. SEORANG filsuf Yunani, Plato mendefi nisikan musik sebagai sumber keceriaan bagi setiap orang. Tak bisa dipungkiri, musik setiap hari hadir dalam kehidupan kita. Setiap orang juga sudah pasti memi liki aliran musik favorit. Dulunya musik hanya dijadikan media ritual dan ciri khas suatu daerah. Namun, lambat laun kian marak aliran musik yang dikenal. Ada pop, jazz, rock, reggae, dang dut dan banyak lainnya. Semakin menjamurnya beragam aliran musik membuat makin banyak penggemar yang muncul. Kumpulan para pencinta musik ini kemudian dijadikan komunitas. Caritas salah satunya. Berdiri sejak 18 Februari 2000, komunitas ini me wadahi minat mahasiswa khususnya di Fakultas Ilmu Budaya pada semua aliran musik. Komunitas ini didirikan oleh bebera pa mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), yang kala itu melihat adanya UKM Bengkel Musik Unhas mulai mengalami mati suri. Inilah yang menumbuhkan ide bagi mereka untuk membentuk ko
munitas musik khususnya bagi maha siswa FIB. Caritas berasal dari bahasa Latin yang berarti kasih sayang. Lewat filosofi ini diharapkan kader Caritas nantinya ber proses bukan hanya untuk belajar tentang nada dan melodi, juga membuat sebuah ikatan. “Musik dapat menghapus garis pem batas antar individu, karena musik dapat didengar oleh siapapun. Musik bukan hanya mempersatukan sebuah ikatan, juga mempertahankannya,” ujar P.Candra selaku ketua UKM Caritas saat ditemui, Rabu (24/2). Berdiri sejak 16 tahun lalu, komunitas ini memiliki 50 anggota. Proses peneri maan anggota komunitas musik Caritas berbeda tiap tahunnya. Tahun ini untuk menjadi anggota Caritas harus melewati empat tahap Prosesi Penerimaan Ang gota Baru (PPAB). Tahapannya adalah tes bakat, diskusi musik, outbond dan pe ngukuhan. Sebagai organisasi yang berkecimpung di dunia musik, Caritas tak hanya mewa
dahi mahasiswa yang pandai memainkan alat musik, hal penting adalah mencintai musik. Dalam menjalankan roda orga nisasinya Caritas disokong oleh tiga divisi. Yaitu Divisi Studio dan Kesekretariatan Penelitian dan Pngembangan (litbang), dan Divisi Hubungan Masyarakat (Hu mas). Divisi Studio dan Kesekretariatan, ber tugas dalam penanganan studio dan pe minjaman alat. Divisi Litbang (penelitian dan pengembangan) menggelar PPAB bagi yang ingin menjadi anggota komunitas. Sedangkan Divisi Humas yang berhubu ngan dengan pihak luar. Hal unik dari komunitas ini adalah hadirnya seorang manager yang mengatur jadwal tampil anggota. Caritas biasa tampil di cafe, juga me ngadakan konser musik harmoni ga rage gigin. Selain itu, ngopi kustik yang mengadakan panggung bebas ekspresi. Tak ada batasan dalam pengembangan kreatifitas anggota, dimana tak ada pa tokan kegiatan yang akan dilaksana kan. Beberapa prestasi telah diukir oleh ko munitas ini,seperti juara II dalam Lomba Akustik HIMAJIE day 2015, meraih juara
I dalam Festival Musik yang diselengga rakan oleh majalah CES. Namun, pengua tan pengetahuan tentang musik menjadi fokus utama pada kepengurusan tahun ini. Memenangkan sebuah lomba bukanlah hal yang mudah. Hal inilah yang disadari oleh komunitas ini, dimana jika sedang menghadapi sebuah kegiatan, maka lati han akan dirutinkan setiap hari. Sedang kan untuk latihan rutin anggota diadakan pada Sabtu dan Minggu juga pada harihari libur.
Pagelaran Musik pada Hari Musik Naional
Hari Musik Nasional jatuh pada 9 Maret, komunistas musik Caritas akan mengada kan konser musik. Konser ini bertajuk Panggung Bebas Ekspresi (PBE). Kegiatan ini akan dilaksanakan di depan audito ruim Prof Mattulada. Kegiatan ini akan diadakan tepat pada Hari Musik Nasional. Kegiatan ini terbu ka untuk umum, dimana bukan hanya anggota komunitas Caritas yang dapat tampil di acara tersbut, namun semua civitas akademika dapat bernyanyi dan diiringi oleh komunitas musik Caritas. n Wadi Opsima
laporan utama
identitas NO. 854| TAHUN XLII |identitas EDISI AWAL MARET 2016 NO. 854| TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
7
7
bundel mEdisi Awal Maret 1999
Nepotisme Oh Nepotisme
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Status Baru, Fakultas Baru Cita-cita Unhas membentuk fakultas baru dengan otonomi sendiri akhirnya terealisasi. Fakultas Teknologi Pertanian dan Keperawatan kini telah resmi
A
ula Fakultas Kehutanan terlihat ramai dipenuhi oleh pejabat struktural Un has, Senin (29/02). Mereka hadir disana untuk mengikuti rapat koordinasi rutin yang diadakan oleh rektor. Beberapa diantara pejabat tersebut, secara bergantian me nyampaikan pendapat dan mengaju kan pertanyaan. Pembahasan yang menarik perhatian adalah pemben tukan dua fakultas, yakni Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknologi Pertanian. Pembentukan kedua fakultas tersebut sebenarnya telah dicanang kan sejak Unhas masih menyandang status Badan Layanan Umum. Na mun baru terealisasi tahun ini. De ngan alasan saat pada tahun 2013, Unhas sedang mengajukan peru bahan statuta di Dikti dan memilih untuk merealisasikannya saat Un has telah beralih menjadi Perguru an Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Setelah mendapat rekomendasi dari asosiasi keilmuan program stu di maupun jurusan masing-masing, dilakukanlah studi kelayakan yang kemudian hasilnya dibahas diting kat fakultas, dimana prodi atau ju rusan itu berada. Jika senat fakultas setuju maka selanjutnya diusulkan ke rektor. Lalu akan dibahas pada senat universitas setelah mendapat kan persetujuan rektor. Selanjutnya dikirim ke Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk meminta per setujuan. Namun kini Unhas beralih menjadi
PTN-BH, syarat membentuk fakultas baru masih sama yaitu adanya uji kelayakan, namun tidak lagi dikirim ke Dikti. Akan tetapi Majelis Wali Amanah yang menentukan. Mengenai syarat-syarat pemben tukan fakultas sendiri menurut Rek tor Unhas Prof DR Dwia Aries Tina Pulubuhu MA masih sama dengan tahun sebelumnya. Sebut saja sum ber daya, fasilitas, dan ada uji ke layakan, bedanya kali ini tidak me merlukan persutujuan Dikti. “MWA yang menetapkan dan Unhas yang mengeluarkan izin operasionalnya fakultas,” terangnya, Senin (29/02). Lebih lanjut dwia menjelaskan bahwa kali ini Unhas terkendala pada Organisasi Tata Kelola (OTK) dari MWA yang belum ada. Pemben tukan fakultas masih harus melalui proses yang berbelit-belit mulai dari pengajuan oleh fakultas, kepada rek tor, selanjutnya pengajuan ke senat, lalu dilakukan rapat komisi. Berdasarkan syarat tersebut, baik keperawatan dan teknologi perta nian (Tekper) merasa telah layak untuk menjadi fakultas. Selain itu menurut Ketua Jurusan Teknologi Pertanian Dr Ir Mahmud Achmap MP mengatakan bahwa jurusan yang ingin menjadi sebuah fakultas baru, seharusnya alumni jurusan tersebut banyak dibutuhkan di lapangan ker ja. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan penting jurusannya di jadikan fakultas. “Kalau Tekper sendiri melihat bur sa tenaga kerjanya banyak dibutuh kan di masa depan. Kita kan negara
agraris, produksi pertanian cukup banyak namun nilai jual masih rendah. Disitulah peranan tekper ini harus diperkuat, pra panen dan pengolahan hasil bisa dimaksimal kan oleh mereka,” jelasnya Selasa (22/02). Senada dengan Ketua Jurusan Teknologi Pertanian, Ketua Pro gram studi Keperawatan Dr Ariyanti Sakeh, SKp. M.Kes juga mengata kan bahwa alumni haruslah banyak dibutuhkan dilapangan kerja. Ia juga menambahkan bahwa alasan pem bentukan fakultasnya yaitu jumlah mahasiswa prodi keperawatan su dah sangat banyak. “Untuk ukuran program studi, ke perawatan memiliki mahasiswa yang sangat banyak dibanding prodi lainnya, jadi memang sudah bisa menjadi fakultas dan memang alumni kami apalagi yang profesi ners banyak yang langsung bekerja kerena di masyarakat mereka bisa bersaing dengan kualitas yang dimi likinya. Selain itu persiapan untuk menjadi fakultas sudah kami laku kan sejak lama, dan telah mendapat kan rekomendasi dari asoisasi insti tusi pendidikan ners Indonesia juga telah lama, ” katanya. Ketika menjadi fakultas nanti, se bagai langkah awal Tekper hanya akan membuka dua program studi yakni keteknikan pertanian dan ilmu teknologi pangan. Sedangkan untuk keperawatan membawahi program studi keperawatan dan profesi ners. “Mengenai pembentukan OTK ke dua fakultas tersebut saat ini sedang digarap oleh majelis wali amanat,” kata Wakil Rektor I, Prof Dr Ir Junae di Muhidong M.Sc, Kamis (26/02). n
MAHASISWA Unhas berada di garda terdepan menuntut dihapuskannya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada saat demo reformasi. Rektor Unhas, Rady A. Gani sangat mendukung bahkan tak segan turut bergelantungan di bus bersama para demonstran Unhas. Santernya bau nepotisme tetap membius dan membuat lupa para pelakunya, aroma nepotisme dalam perekrutan dosen Unhas, memang sangat sulit dielakkan dan anggapan miring itu harus ada di kampus merah. Batasan nepotisme bisa saja diperlunak, walaupun nepotisme cenderung mengabaikan tetapi pihak kampus juga harus meningkatkan transparansi penerimaan dosen sehingga semua pihak lega dan tidak asal tuduh. Wajar saja jika mahasiswa tidak percaya dan kerap kali protes menuntut dilibatkan dalam tes penerimaan dosen, walaupun tidak semua dosen Unhas adalah hasil nepotisme Yang penting adalah proses panjang untuk mendapatkan tugas dosen. Oleh karena itu setiap pelamar menyerahkan berkas lamaran masing-masing ke fakultas untuk diseleksi sesuai prosedur dan para pelamar juga telah memenuhi syarat-syarat administrasi umum. Teknis dan bentuk tes tiap fakultas dalam perekrutan dosen melalui jalur reguler juga berbeda-beda. Setelah lulus di fakultas, berkas dilanjutkan ke tingkat universitas, selanjutnya melalui tes wawancara dan tes praktek mengajar. Pada tahap terakhir rektor menunjuk langsung penguji untuk menentukan materi ujiannya. Ditahap ini dinilai beberapa kalangan membuka peluang penyimpangan. Misalnya, sebelum ada pengumuman kelulusan ujian diadakan pertemuan antara panitia penerimaan, tim penguji dan rektor.
mEdisi Awal Maret 2007
Menanti Kontribusi Aktivis
RASA bangga dirasakan 49 mahasiswa Unhas yang berkesempatan mengikuti program Character Building di Pulau Jawa, apalagi membawa almamater dengan nama sebagai mahasiswa aktivis. Kegiatan ini adalah salah satu bagian dari Dialog Aktivis se-Indonesia. Beasiswa dari Depdiknas ini diperuntukkan bagi 17 universitas dan Unhas adalah satu-satunya kampus yang terpilih di luar Pulau Jawa. Setibanya di tempat tujuan, yaitu Cianjur, bersama 98 mahasiswa dari universitas lainnya, 48 mahaiswa Unhas ini larut dalam berbagai diskusi seputar isu-isu nasional. Dan hasil dari diskusi tersebut akan diserahkan kepada pemerintah untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Banyak harapan digantungkan sivitas akademika pada perserta dialog tersebut. Salah satunya diungkapkan Ariyanto Abidin, Wakil Ketua BEM Unhas. “Sepatutnyalah jika mereka memberi kontribusi sebagai bentuk pertanggungjawaban pengetahuan yang diperoleh. Apa lagi, mereka mengatasnamakan Unhas dan lembaga masingmasing,” ujarnya. Al-Ikrar yang menjabat sebagai ketua KSR berjanji akan menerapkan mengenai kontribusi di lembaganya, dan soal pendidikan mereka sepakat bahwa mutu pendidikan perlu ditingkatkan sebelum tahun 2010. Serta meningkatkan kesadaran para ma hasiswa untuk terus menumbuhkan dan memajukan bangsa Indonesia. Pada dialog ini diharapkan mampu mengembangkan pola pikir para mahasiswa tentang apa yang diperjuangkan selama ini, sebagai pengawal rakyat. Setelah mengunjungi Kota Cianjur, rombongan para mahasiswa aktivis ini juga mengunjungi kota Sewangan, Malang dan Makassar. Peserta juga menyempatkan diri untuk berjalan-jalan. Positif tidaknya kontribusi kegiatan ini tergantung komitmen peserta kedepan. Jika mereka berkomitmen membangun jaringan antar lembaga mahasiswa se Indonesia, tentunya sangat bagus. Negatifnya, jika mereka tak punya komitmen membahas dan mengupayakan pemecahan masalah-masalah nasional. “Karena dalam dialog tersebut telah dibuatkan forum bersama,” ucap Ariyanto salah satu peserta Character Building.
8 8
identitas identitas NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016 NO. 854| TAHUN XLII| EDISI AWAL MARET 2016
laporan utama
Menanti Instruksi Rektor Keperawatan dan Teknogi Pertanian mengaku siap untuk menjadi fakultas, hanya tinggal menunggu instruksi rektor untuk operasionalnya.
B
eberapa waktu lalu Jurusan Teknologi Pertanian telah me ngajukan usul ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan un tuk menjadi sebuah fakultas. Syarat untuk menjadi sebuah fakultas dari segi sumber daya manusia dan dosen dinilai telah siap. Menurut Ketua Jurusan Teknologi Pertanian (Tekper) Dr Ir Mahmud Ahmad MP kualitas dosen dijurusannya sudah sangat baik. “Jumlah dosen di Teknologi Pertanian ada 36 dan 25 persennya sudah menyan dang status professor,” katanya. Selain itu fasilitas berupa laboratorium di program studi Ilmu Teknologi Pangan sudah memadai. Mengenai ruangan pun pihak dari Tekper sendiri sudah memper siapkannya dan telah memiliki rencana strategis (renstra). “Apakah nanti tetap memakai ruangan yang sekarang ataupun jika memang harus pindah, kami sudah memiliki ren cana. Pokoknya sudah ada renstra,” im buh Mahmud. Sama halnya dengan Program Studi Keperawatan, sejak lama pun telah mem persiapkan renstra. “Kami sudah memiliki renstra pengem bangan prodi menjadi fakultas sejak lama. Selain itu meskipun kami prodi tapi secara mutu pelaksanaan sudah ba gus. kami memang memiliki mekanisme penjaminn mutu, jadi sudah terstruktur. Ada bagian-bagain yang khusus mena ngani akademik, laboratorium, keuangan, penelitian dan pengembangan. Kami yah memang sudah siap, tinggal tunggu in struksi rektor untuk kedepannya” jelas Ketua Program studi Keperawatan Dr Ari yanti Sakeh, SKp. M.Kes. Sedangkan dari segi sumber daya ma nusia, dosen yang dimiliki keperawa tan yaitu 39 orang dan mahasiswa yang berkisar 500 orang. Laboratoriumnya pun sudah dalam kategori standar. Ditam bah baru saja keperawatan mendapat kan hibah alat keperawatan darurat dan keperawatan lansia. Bahkan sudah ada tiga nama yang telah dipersiapkan untuk menjadi Dekan. Beda halnya dengan Teknologi Perta nian yang telah memiliki perencanaan ruangan baik jika masih tetap di lingkup fakultas pertanian maupun jika diluar lingkup, keperawatan masih belum me miliki rencana yang jelas jika harus di luar lingkup Fakultas Kedokteran. “Mengenai ruangan itu tentunya ka rena kita seperti fakultas lain, kita tidak punya ruangan sendiri. Kalau sudah jadi fakultas nanti terserah universitas mau tempatkan dimana, tapi untuk sementara kami tetap menempati fakultas kedokte ran,” katanya. “Tiap tahun itu perlahan mulai dibena hi, mahasiswanya juga semakin me ningkat untuk kuotanya. Secara fasilitas, sudah mempuni untuk menjadi sebuah fakultas. Meskipun masih ada beberapa hal yang harus dibenahi. Harapannya Fakultas segera diresmikan, dan kami
dibuatkan bangunan tersendiri,” kata Darlia Mahasiswa Keperawatan. “Untuk kedepannya kita belum tahu mengani ruangan tapi saya yakin univer sitas akan memfasilitasi sarana prasa rana,” kata Ketua Program studi Kepe rawatan Namun dari segi administrasi, Tekper masih belum bisa dikatakan siap. Hal tersebut dikarenakan untuk operasio nalnya belum ada dari rektor. “Suatu fakultas pasti membutuhkan ba gian tata usaha untuk mengurus adminis trasi, harus ada renstra fakultas, dan ten tunya Dekan dan wakilnya yang dipilih oleh senat fakultas, itu belum ada, karena kita masih menunggu instruksi dari rek tor,” jelas Mahmud. “Kalau tentang laboratorium, karena kita baru kebakaran, kesiapan jurusan untuk jadi fakultas itu butuh waktu, jadi tidak mungkin langsung jadi fakultas. Kondisinya kita kurang sarana, sebab sekarang sisa dua dari enam ruangan. Kalo dari sisi tenaga pengajar, Tekper sudah menjadi salah satu yang banyak memiliki guru besar,” kata Muh. Qayyum Hamka Mahasiswa Keteknikan Pertani an, Selasa (29/02). Menurutnya Tekper sekarang setali tiga uang dengan Keperawatan, tinggal me nunggu instruksi dari rektor dan tak per lu terburu-buru. Mengenai kendala yang ada pun akan diatasi secara bertahap. n
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
laporan utama
potret
identitas NO. 853 | TAHUN XLII |identitas EDISI AWAL MARET 2016 NO. 854| TAHUN XLII| EDISI AWAL MARET 2016
Pucuk Dicita , Terseok Lainnya
9
9
parade pendapat Tahun ini dalam Organisasi Tata Kelola Universitas yang baru, tercantum didalamnya dua Fakultas baru yakni Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknologi Pertanian. Bagaimana pendapat Anda ? Prof Dadang A Sumiharja Setahu saya Prodi Kepe rawatan sudah sejak lama menyiapkan diri untuk men jadi fakultas maka wajarlah jika kini Unhas mendahulu kan prodi ini untuk menjadi fakultas, sedangkan untuk Prodi Teknologi Per tanian dijadikan fakultas dengan pertimbangan keluaran dan manfaat ilmu yang akan diterapkan nantinya, semoga kedua fakultas ini memiliki banyak peminat.
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Sementara Unhas sibuk mepersiapkan Prodi Ilmu Keperawatan dan Jurusan Teknologi Pertanian menjadi fakultas. Beberapa program studi yang dilahirkannya justru tertatih mencapai progres.
S
ejak terbentuk pertengahan ta hun 2014, Program Studi (Prodi) Ilmu Komputer masih belum berkembang dari segi sarana. Be tul adanya bahwa Prodi ini punya 50 unit komputer dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) sejak ta hun lalu. Hanya hingga sekarang masih menumpuk dan tidak dimanfaatkan. Tak tahu hendak diletakkan dimana. Labora torium masih nihil. “Ruangannya tidak ada, komputernya banyak. Mau ditaruh dimana? Jadi mahasiswa masih pakai leptop masing-masing,” tutur ketua prodi Ilmu Komputer DR Armin Lawi, SSi, M Eng, Selasa (29/2). Upaya untuk memperbaiki kekura ngan ini masih terus dilakukan. Untuk beberapa saat lalu, ia telah beberapa kali menyurat ke fakultas. Alhasil, Januari lalu permintaan ruangan laboratorium sudah ditindaklanjuti. Prodi Ilmu Kom puter ini mendapatkan ruangan di Juru san Geologi. “Kita memang sudah dikasih ruangan dari geologi tapi itu masih bu tuh dibenahi karena berantakan sekali di dalamnya. Harusnya Unhas sediakan sarana dan prasarana disini, tapi tidak ada,” keluh dosen Jurusan Matematika ini. Akreditasi prodi ini sementara masih C, tapi sekarang masih terus diusahakan untuk bisa memperoleh akreditasi B. Na mun selaku ketua prodi, Amran sendiri masih pesimis untuk bisa mencapainya, lantaran ruangan yang ada sekarang. Kurikulum sudah bagus dalam hal tiga minat yang sangat dibutuhkan, yakni: keamanan dan keandalan informasi, pengolahan citra dan objek digital, dan pengolahan data besar. “Kalau mau kita andal di tiga bidang tadi, tentu harus ditunjang sarana dan prasarana,” pung
kasnya. Setelah dikonfirmasi ke Rektor Unhas terkait masalah ini, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menyatakan bahwa laboratorium di Prodi Ilmu Komputer su dah ada, tinggal pengaturan tempatnya saja. Tak jauh beda dengan Prodi Ilmu Komputer, masalah klasik masih me nyelubungi Program Studi Fisioterapi. Kekurangan jumlah dosen, menurut ke tua prodi Drs H Djohan Aras, SFt, Physio, MPd menjadi problematika bagi prodi yang saat ini jumlah mahasiswanya se banyak 247 orang ini. Untuk saat ini jumlah dosen sebanyak 32 orang, yang terdiri dari dosen homebase dan dosen luar biasa dari luar. Dalam mencukupi kebutuhan akan tenaga pendidik masih bekerjasama dengan Politeknik Kesehatan, mengon trak dosen. Pilihan lain yang digunakan untuk menyiasati kekurangan sumber daya manusia ini, yaitu dengan menam bah dosen honorer dari tenaga fisiotera pis RSP Unhas. Untuk sarana, prodi ini merasa sudah cukup dengan adanya lima ruang kelas. Sarana lain seperti laboratorium masih bergantung pada ruang praktek fisi oterapi RSP Unhas. Namun ini tak men jadi masalah yang berat bagi mahasiswa. “Kalau sarana prasarana masih terbatas pada alat lab. Untuk solusi biasanya kita ke rumah sakit pendidikan,” jelas Rangga Ardian P, ketua Himpunan Mahasiswa Fisioterapi (Himafisio). Sehubungan dibentuknya dua fakultas baru di Unhas, prodi ini tetap mendukung. Untuk pengembangan ke arah yang lebih baik, Drs Djohan mengungkapkan bahwa fisioterapi kedepannya akan bergabung dengan Fakultas Keperawatan. Namun
bukanlah suatu masalah, prodi ini tetap di Fakultas Kedokteran ataukah pindah fakultas nantinya. Senada dengan Prodi Fisioterapi, Prog ram Studi Psikologi pun kekurangan sumberdaya dosen. Dosen tetap dan dosen PNS itu sekitar 20 orang, ditam bah dosen dari prodi lain, misalnya dari Fakultas Kedokteran, Mipa, dan Fisip. Taktis penyelesaian kurangnya jumlah dosen di prodi yang terbentuk tahun 2012 ini juga dilakukan dengan mengon trak dosen. Namun di balik masalah itu, Prodi Psikologi ini ternyata punya harapan un tuk menjadi fakultas sendiri. Mengingat jumlah kuota per tahun 60-65 orang, dengan jumlah peminat mencapai ribuan orang. Sebab sumberdaya manu sia yang belum mumpuni, harapan pun masih jauh panggang dari api. “Mudahmudahan tahun depan kami sudah bisa jadi fakultas. Kami juga sudah siap. Bu Rektor sudah janjikan di gedung lama Fakultas Teknik. Tergantung keputusan Ibu Rektor,” harap Dr. Muh.Tamar selaku ketua Prodi Psikologi. Terkait pembentukan dua fakultas baru, ia mengungkapkan bahwa pem bentukan fakultas harus bagus manaje mennya, dan bisa menghasilkan alumni yang uggul. Walaupun Unhas sudah PTN-BH dan otonom mengurusi rumah tangga kampus, tetap saja ada kriteria khusus untuk jadi fakultas. n
Tim Laput Koordinator : Riyami, Khusnul Fadilah Anggota: Fransiska Sabuwolor, Asmaul Husnah Yasin, Wadi Opsima, Sriwidiah Rosalina, Rasmilawanti Rustam, Irmayana
Prof Dr M Tahir Kasnawi SU Jadi itu sudah rencana lama yang baru terealisasi sekarang. Dan sudah jadi bagian dari Unhas yg men jadi berstatus PTN-BH. Memang di Fakultas Kedokteran itu semakin banyak kompetensi pelayanan kesehatan dibu tuhkan. Salah satunya yang sesuai permintaan masyarakat adalah keperawatan dan dikaitkan juga dengan ketersediaan sumberdaya. Me ngenai teknologi pertanian, itu juga terkait de ngan perkembangan pembangunan pertanian. Terutama kita Sulsel sebagai pengembangan pertanian. Maka di pengembangan teknologinya sangat dibutuhkan. Selama ini di Fakultas Per tanian ada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang membidangi berbagai macam pengemba ngan ilmu pengetahuan. Jadi itulah jurusan yang dikembangkan. Dan dari segi tenaga yang akan membina program itu dianggap sudah memadai makanya ditingkatkan status jadi fakultas. Dr. Eng. Amiruddin Di Indonesia, teknologi per tanian Unhas adalah satusatunya yang masih berada dibawa Fakultas Pertanian. Dari segi SDM pun sudah layak, sementara sarana dan prasarananya pun sementara dalam pem benahan. Sedangkan Keperawatan saya kira lebih dari layak lagi karena SDM yang banyak. Jadi selama sarana dan prasarana memadai maka tidak ada salahnya. Prof Dr Andi Alimuddin Unde Menurut saya lebih baik program studinya yang dibenahi dulu atau dikem bangkan daripada bentuk fakultas karena konsekuen sinya banyak, biaya banyak, apalagi jika SDM tidak berimbang. Dan kalau mau bentuk fakul tas harus bisa mengakomodir kebutuhan pasar dulu, jangan sampai hanya karena kepentingan sesaat, misalnya yang terjadi dibeberapa pro gram studi yang dibuka hanya karena pesanan dari luar lalu membuka program studi. Setelah proyeknya habis program studinya ditutup.
10
civitas
identitas
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Baraya Tak Terjaga
koridor Catatan kegiatan Kuliah Umum dan Peluncuran Buku Deradikalisasi Nusantara dan Deradikalisasi Dunia Maya karya Mayjen TNI Agus Surya Bakti, yang berlangsung di Ruang Senat Rektorat Unhas, Senin (22/2).
Cegah Teorisme Melalui Deradikalisasi
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Pos Satpam: Situasi Fakultas Kedokteran Hewan kampus Baraya yang tidak terjaga oleh Satuan Pengamanan. Sabtu (5/3). Peristiwa kecurian serta hipnotis kerap terjadi.
Kampus Baraya hingga kini masih dimanfaatkan untuk kegiatan perkuliahan, hanya saja untuk Satuan Pengamanan Baraya tak kebagian.
T
ercatat tiga puluh tahun sudah Kampus Baraya Unhas ditinggalkan tepatnya pada Tahun 1981. Perlahan namun pasti hiruk pikuk dunia perkuliahan dipindahkan ke Kampus Tamalanrea. Meski begitu, sisa-sisa masa kejayaan kampus baraya masih dapat disaksikan oleh sederet bangunan tua yang tampak tak terjaga pun tak terawat. Padahal nyatanya kampus yang bertempat di Jalan Sunu itu masih difungsikan untuk proses perkuliahan. Beberapa diantaranya adalah Fakultas Teknik dan Prodi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran. Nahasnya, walau masih aktif digunakan, sejumlah mahasiswa mengeluhkan tidak adanya penjaga keamanan yang berpatroli di sekitar kampus. Sehingga banyaknya tindak kejahatan yang menimpa mahasiswa maupun dosen menjadi hal yang tidak terelakkan. Salah satu yang menjadi korban kejahatan di Kampus Baraya adalah Nurul Rezki Hasrah, Mahasiswa Prodi Kedokteran Hewan ini harus kehilangan tas akibat pembobolan mobil yang menimpanya. Liquid Crystal Display (LCD) milik Kedokteran Hewan pun turut raib. Pada saat kejadian, Rizki mengikuti praktikum. Ruang kuliah pada saat itu berdekatan dengan parkiran. Saat pelaku menjalankan aksinya
tiba-tiba alarm keamanan yang dipasang di mobil korban berbunyi, bahkan sang pencuri sempat dikejar oleh kedua senior Rezki, namun tak tertangkap. “Sesaat setelah kejadian saya langsung melapor ke Polsek terdekat dengan membawa dua orang senior yang sempat menjadi saksi mata,” ucap mahasiswa angkatan 2013, selaku korban, Senin (22/2). Berbeda dengan kejadian yang me nimpa Rezki, hal serupa juga dialami oleh Charisma, mahasiswa Kedokte ran Hewan angkatan 2014 ini sempat menjadi korban hipnotis di Kampus Baraya. Telepon genggam miliknya pun berhasil digarong pencuri. “Sebaiknya keamanan di Kampus Baraya lebih ditingkatkan, agar tidak ada lagi kejahatan semacam ini,” ujar Charisma saat ditemui, Minggu(27/2). Ketua Prodi Kedokteran Hewan Prof. Dr. Drh. Lucia Muslimin. MSc merasa geram. Melihat berbagai tindak kriminal yang dialami oleh mahasiswa dan dosennya. Luci lalu menyurat ke dekan Fakultas Kedokteran. Satuan Pengamanan (Satpam) pun kebagian keluhan, tetapi hingga kini masih belum berbuah tanggapan. “ Saya selalu memberikan arahan kepada para mahasiswa dan dosen untuk selalu hati-hati, kami dari pihak jurusan langsung menangani kejadian tersebut karena belum ada
penjagaan dikampus,” ujar wanita yang karib disapa Luci ini, Rabu (24/2). Menaggapi tidak adanya satpam yang ditugaskan untuk wilayah Kampus Baraya nampaknya sangat ganjil, mengingat baru-baru ini ada penambahan seratus tenaga pengaman kampus. Perekrutan satpam outsorcing dikhususkan untuk menjaga di Kampus Teknik Gowa, Kampus Tamalanrea, dan RS Gigi dan Mulut, serta di Pusat bahasa Mandarin, dan tidak ada dipersiapkan satpam yang menjaga di kampus Baraya. Menurut Kepala Biro Umum Nur Alim Tahir SE MSi tidak disediakannya pengamanan kampus karena hingga saat ini surat permintaan tenaga pengamanan dari pihak Fakultas, khususnya Fakultas Kedokteran masih belum ada. “Surat rekomendasi belum sampai disaya, bahkan sama sekali tidak ada informasi sama sekali tentang tindak kriminal yang terjadi di Kampus Baraya,” ujarnya saat ditemui Selasa(1/3). Sampai sekarang juga masih ada tiga puluh satpam yang masih mengikuti diklat di Asrama Haji Sudiang dari 16 Februari - 4 Maret. ”Apabila ada permintaan dari Fakultas Kedokteran untuk satuan pengamanan di Kampus Baraya, dengan alasan masih dilaksanakannya proses perkuliahan, mungkin secepatnya kita akan kami tindak lanjuti” ucap lelaki berkacamata ini, Selasa(1/3). n M25/Vit
PENGALAMAN Mayjen TNI Agus Surya Bakti ketika menjabat sebagai Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisai Badan Nasional Penanggulanagn Terorisme (BNPT) dituangkan dalam bentuk buku. Buku yang membahas upaya melawan gerakan radikalisasi tersebut berjudul Deradikalisasi NusantaraPerang Semesta Berbasis Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme’ dan ‘Deradikalisasi Dunia Maya-Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media’. Deradikalisasi merupakan cara sistematis menggunakan pendekatan multidispliner dalam mentransformasikan ideologi radikal menuju pemahaman moderat, terbuka, dan toleran. Oleh karenanya, melalui buku tersebut, Agus menjelaskan bagaimana budaya nusantara, nilai luhur bangsa, pendekatan budaya dan upaya humanis yang tidak melanggar HAM dan hukum yang berbasis kesadaran dalam menghadapi kekuatan kekerasan bernama, terorisme dan radikalisasi.sehingga deradikalisasi bisa terwujud. Sasaran deradikalisai ini yakni orang-orang yang telah menganut paham radikal, seperti narapidana terosisme, mantan teroris, keluarga dan jaringan masyarakat yang berpontensi terjaring terhadap paham radikal. Dan salah satu yang paling berpotensi terjaring yaitu mahasiswa. Jumlah mahasiswa Indonesia yang berkisar lima juta sangat rawan disusupi gerakan –gerakan radikal. Dengan cara menggunakan pendekatan membangkitkan heroisme lewat ideologisasi dan doktrinisasi yang menumpangi ajaran agama yang disalah tafsirkan. Oleh karenanya disini perguruan-perguruan tinggi di Indonesia harus berusaha menangkal gerakan radikalisasi dengan melakukan penyadaran dan pencegahan sesuai versi panglima kodam yang menyebutkan bahwa melawan radikalisme tidak ha nya melakukan ‘Hard Approach’ dengan kekuatan militer, namun juga melalui pendekatan berbasis nilai-nilai moral, etika, kultural dan intelektualitas seperti yang ada di lingkungan kampus. Penangkalan gerakan radikalisasi di Indonesia dapat dilakukan dengan pendekatan kultur dan pendekatan pertahanan keamanan. Pendekatan kultur disebut juga pendekatan lunak, mi salnya mendatangi pakar agama atau ulama serta para akademisi dan jaringan intelektual baik dari dalam ataupun diluar negeri untuk berdiskusi. Pendekatan deradikalisasi dianggap sebagai obat manjur dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Hal tersebut dilihat dari berkurangnya kegiatan terorisme di Indonesia karena intensifnya deradikalisasi yang dilakukan utamanya oleh BNPT. Sebagai bukti masyarakat yang semakin sadar tentang bahaya terorisme. Deradikalisasi juga didesain secara lengkap, utuh, dan berke sinambungan. Tidak hanya meliputi metode untuk meluruskan pikiran radikal secara pengetahuan saja. Akan tetapi, banyak program deradikalisai yang mencakup aspek sosial dan tindakan nyata seperti pemberian bantuan kepada mantan teroris yang sudah kembali bergabung bersama keluarganya. Meskipun perkembangan deradikalisasi meningkat, namun tentunya masih banyak tantangan yang lebih berat. Apalagi saat ini internet memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan propaganda terorisme yang dijalankan secara terbuka, efektif dan masif. Propaganda berupa tulisan, video, dan ajakan-ajakan yang disebarkan melalui website, media sosial, blog, terbukti efektif dalam upaya menyebarkan kebencian, memperluas jaringan, ataupun mencari rekrutan baru. Membendung pengaruh terorisme dan penyebaran konten radikal di dunia maya tidak cukup dengan memotong dan mematikan akses media mereka. Kebijakan deradikalisasi dunia maya digambarkan sebagai upaya melawan ideologi dan propaganda kelompok radikal, menghiasi dunia maya dengan berbagai konten damai, dan akhirnya meningkatkan daya tahan masyarakat dari pengaruh paham radikal terorisme. Selain itu beberapa alasan berkembangnya terorisme seperti faktor ekonomi suatu daerah dan faktor kesenjangan dengan daerah lain perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. n Sriwidiah Rosalina BST
civitas
identitas
NO. 853 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Asal Berani Ngomong Inggris Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait seminar dosen Unhas telah diberlakukan sejak awal 2016. Sayangnya, aturan baru ini justru menuai berbagai tanggapan di kalangan dosen.
P
eningkatan kinerja universi tas dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya diukur dari publikasi dosen pada jur nal berstandar nasional, terlebih lagi internasional, semuanya demi mewujudkan status World Class University. Maka, pertanggal sembilan Februari lalu, terbit lah aturan rektor Nomor 7065/UN4/TU.06/2016 tentang seminar nasional dan internasional yang didanai melalui dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) tahun 2016. Beberapa poin yang menjadi perbin cangan dikalangan dosen dalam per syaratan pengusul yakni pada poin ke empat yang didalamnnya tertuang bahwa untuk seminar internasional yang dilaksanakan di luar negeri, pengusul harus adapat menunjukkan bukti kemampuan berbahasa inggris yang diukur dalam nilai TOEFL dan IELTS atau surat keterangan dari pu sat bahasa Unhas. Tanggapan dingin datang dari Ketua Program Studi Sastra Asia Barat, Dr Muhammad Nur Latif, M Hum. Meski latar belakang keilmuannya dibidang Sastra Arab menjadi peluang menjadi pemakalah di Negara Arab, namun bahasa yang digunakannya dalam seminar disesuaikan dengan waktu dan tempat dimana Latif membawa kan seminar. “Kalau saya bawakan materi di Dubai misalnya, orang sana itu tidak begitu paham juga dengan bahasa Inggris. Tentu saya menggunakan Ba hasa Arab,” tutur Latif, saat ditemui diruangannya, Selasa (23/2). Selain menceritakan tentang pe ngalamannya, Latif juga mengung kapkan keluhan tentang SOP Unhas terkait syarat TOEFL 475 dan IELTS 5.0. Menurut latif dunia internasional bu kan hanya di negara Eropa atau barat tapi Asia juga termasuk. “Ada bai knya kita merujuk pada bahasa PBB,
harusnya jangan hanya ditekankan pada bahasa inggris saja,” Ucap Latif. Lebih lanjut, Latif menuturkan harapannya agar aturan terkait peng gunaan bahasa untuk dikaji lebih lan jut lagi. “Banyak teman-teman yang cuma fokus ke Bahasa Arab, jadi ada baiknya ditinjau lagi, kalau bisa Ba hasa Arab juga masuk,” harapnya. Lain cerita dengan Prof Dr Basri Syam MAg, dosen yang pernah menjadi pemakalah pada seminar internasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) ini menceritakan pengalamannya saat membawakan makalah yang berjudul ‘Aksiologi Ilmu Sosial dalam Perspetif Islam’. Keikutsertaan Basri dalam seminar tersebut merupakan perwakilan dari Unhas. Sayangnya Basri tidak menda pat dukungan materi dari pihak Unhas dalam perjalanannya ikut serta dalam seminar. Basri bercerita tentang pen jelasan yang diterimanya terkait tidak dibiayainya seminar yang diikutinya, akibat waktu pembiayaan telah mele wati batas. “Pada waktu itu memang tidak sem pat saya titip makalahnya. Dan sete lah saya pulang, saya diminta agar makalahnya dilengkapi dari wakil rektor bidang akademik. Setelah saya lengkapi katanya out of date,” ungkap dosen Fakltas Ilmu Sosial Politik ini. Selain itu, Basri juga mengungkap kan harapannya terkait SOP baru ten tang persyaratan TOEFL bagi dosen. Menurutnya bahasa jangan dijadikan kendala tapi juga harus diperhitung kan logika berpikir dosen. “Jangan hanya bahasanya, tapi juga logika berpikir. Saya memberanikan diri un tuk tampil mekipun bahasa saya tidak lebih baik dari dosen Sastra Inggris, tapi itu tidak menjadi kendala bagi saya,” ucapnya. Menanggapi perihal persyaratan pengajuan lulus TOEFL dan IETLS
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Setor Jurnal: Tim kredit poin kepegawaian Fakultas Ekonomi Unhas mengurus jurnal yang telah disetor oleh dosen, Jumat (4/3). Standar Operasional Baru terkait seminar nasional dan internasional telah diberlakukan demi meningkatkan kinerja universitas dari segi publikasi jurnal internasional dan nasional.
dalam SOP ini, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof Dr Junaedi Muhidong MSc, beralasan secara umum semi nar internasional itu berbahasa Ing gris, kalaupun ada bahasa lain bahasa Arab tidak menjadi persoalan. Akan tetapi, yang umum adalah Bahasa Ing gris sebagai international language. “Kita ingin dosen Unhas yang akan keluar negeri atau seminar interna sional itu bahasanya bagus, lagipula secara umum seminar internasional dan jurnal-jurnal langganan online itu kan berbahasa Inggris,” kata Ju naedi saat ditemui diruangannya, Kamis (25/2).
Tak Publikasi Biaya Kembali
SOP terkait pendanaan seminar na sional dan internasional yang didanai melalui dana BOPTN Tahun 2016, yang menarik, jika menilik poin kelima yang menyatakan pengusul yang sebelumnya telah mendapat bantuan secara berturutturut pada tahun 2014 dan 2015 dan kembali mengajukan permohonan ban tuan seminar pada tahun 2016 maka di haruskan melampirkan bukti publikasi pada jurnal internasional dan nasional yang terakreditasi, atau pengusul mem buat surat perjanjian yang menyatakan bahwa pengusul bersedia mengemba likan dana yang telah digunakan jika tidak memiliki publikasi pada tahun ini. Kekhawatiran Dr Muhammad Nur Latif, M Hum untuk tidak mengikuti seminar internasional ataupun na sional nampaknya beralasan, apalagi aturan yang mengharuskan pengem balian bantuan dana jika makalah yang dipresentasikannya tidak dapat dimuat pada jurnal internasional. “Akhirnya saya mengurungkan niat, saya tidak mau ambil resiko. Buat apa, kan kita pergi juga membawa nama Unhas,” katanya. Supratman yang juga merupakan dosen dari Sastra Arab menuturkan ketidaksetujuannya terkait dana yang harus dikembalikan ketika tidak ada publikasi. “Masa orang sudah dibiayai disuruh kembalikan lagi,” ungkapnya, Selasa (1/3). Menanggapi permasalahan terse but Wakil Rektor I Prof Dr Junaedi Muhidong MSc, abgkat bicara. Junae di mengakatakan dosen yang akan mengikuti seminar pada tahun ketiga dimana sebelumnya telah mendapat biaya dua tahun berturut-turut maka harus memenuhi persyaratan yakni melampirkan bukti publikasi di jurnal internasional. “Jadi begini, kalau dia dibiayai tahun 2014 dan 2015 secara berturut-turut maka kalau mau dibi yai ditahun ke tiga maka tunjukkan publikasi,” Ucap Junaedi. Diberlakukannya aturan yang mewajibkan dosen publikasi untuk meningkatkan kinerja universitas. Se hingga dosen yang telah melakukan seminar selanjutnya mempublikasi kan hasil presentasinya. “Indikator ki nerja perguruan tinggi itu kan diukur dari publikasi. Bayangkan kalau su dah dibiayai tiap tahun berturut-turut seminar dan tidak ada hasil berupa publikasi,” tambah Junaedi. n Dya/Vit
11
akademika Pensil Conte PENSIL merupakan salah satu alat yang sangat penting bagi manusia. Baik untuk kebutuhan anak sekolah maupun untuk para seniman dan pekerja seperti arsitek. Bahkan dengan perkembangannya sekarang, pensil tidak hanya digunakan sebagai alat tulis maupun lukis saja, namun juga dapat berupa alat kosmetik. Perkembangan tersebut tak serta merta didapatkan secara instan. Sejarah penemuan pensil modern yang kita kenal saat ini mengalami proses yang cukup panjang. Adalah Nicolas-Jacques Conté yang disebut-sebut sebagai penemu dari pensil jenis batangan ini. Ia merupakan seorang pelukis dan ilmuwan yang lahir pada 4 August 1755 di Saint-Ceneri-pres-Sees (sekarang Aunou-sur-Orne) di Normandy, Prancis. Ia berasal dari keturunan petani yang diketahui telah menggarap lahan yang sama selama dan memiliki lima saudara. Sejarah penemuan pensilnya dimulai pada tahun 1794. Saat itu grafit murni yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan pensil sangat sulit didapatkan, karena saat itu Prancis dibawah blokade ekonomi sehingga tak dapat melakukan kegiatan impor barang termasuk grafit dari Inggris yang merupakan sumber utama grafit murni tersebut. Grafit murni ini sendiri ditemukan pada 1564 dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake Distric dekat Keswick, Inggris bagian utara. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah hitam dan plumbago, artinya “seperti timah” karena sifatnya yang hampir sama. Sedang, Abraham G Werner seorang ahli geologi asal Jerman, memberikan nama grafit yang diambil dari bahasa Yunani graphein yang berarti menulis. Awal pemanfaatan grafit sebagai bahan pensil ini pun dipelopori oleh keluarga Faber yang tinggal di Jerman. Tepatnya tahun 1760 mereka memulai usaha pembuatan pensil grafit ini. Namun usaha mereka tak terbilang sukses akibat dari kualitas yang tidak baik. Pensil yang dihasilkan mudah patah dan mengotori tangan. Barulah kemudian pada tahun 1795 Conte berhasil menyempurnakan pembuatan pensil. Awal ia membuatnya pun atas permintaan seseorang yang menjadi penyokongnya, Lazare Nicolas Marguerite Carnot, untuk membuat pensil dengan tidak memerlukan bahan impor. Akhirnya setelah melewati beberapa percobaan, ia pun menemukan cara yang tepat yakni dengan mencampurkan air, tanah liat dan grafit bubuk kemudian dibakar pada suhu 1900o Fahrenheit. Terakhir dibungkus dengan dua kayu berbentuk setengah silinder. Tak sekedar membuat, ia pun mampu menghasilkan variasi warna hitam dengan mempertimbangkan perbandingan antara banyaknya tanah liat dan bubuk grafit yang digunakan. Jika jumlah tanah liat lebih banyak dibandingkan bubuk grafitnya maka akan diperoleh pensil dengan tekstur keras dengan ketebalan warna yang tak terlalu mencolok. Sebaliknya jika jumlah bubuk grafit lebih banyak dibanding tanah liatnya maka akan diperoleh pensil yang cenderung lunak (mudah patah) dan lebih tebal (hitam). Proses seperti ini pun masih digunakan sampai sekarang. Sebenarnya tak ada yang mengetahui kapan dan dimana tepatnya pensil pertama ditemukan. Pensil primitif pun diyakini sudah ada di benua Eropa sejak 1560-an. Namun jauh sebelum itu suku Aztec di sentral Meksiko sudah menggunakan grafit sebagai penanda. Pensil yang ditemukan oleh Conte ini merupakan pensil modern. Pensil primitif yang sudah ada sebelumnya tak berbentuk se-modern yang diciptakan oleh Conte. Selain itu, ia juga menciptakan mesin perlengkapan yang bisa digunakan untuk membulatkan pensil. Pantas saja jika Conte disebut sebagai penemu pensil sejati. Selama kurang lebih 100 tahun pensil di Prancis dikenal dengan ‘Crayons Conte’ atau Pensil Conte dan sampai sekarang pembuatan pensil menggunakan merek nama Conte masih dilanjutkan. n Irmayana
12
iptek
identitas
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Lezatkan Masakan Tanpa MSG “...bagai sayur tanpa garam, kurang enak, kurang sedap...,” kira-kira lirik lagu Inul Daratista ini dapat menggambarkan betapa pentingnya bumbu bagi masakan. BUMBU masak, sudah jadi kebutuhan utama bagi ibu rumah tangga yang di gunakan setiap hari. Hal ini menyebab kan menjamurnya produk bumbu dapur atau penyedap rasa buatan pabrik, yang belum tentu baik bagi kesehatan. Karena itu, dibutuhkan penyedap rasa alami yang praktis dalam satu produk, aman diguna kan, serta tanpa tambahan zat aditif ber bahaya. “Penelitian ini dilakukan karena maraknya penyedap rasa praktis yang mengandung Monosodium Glutamat (MSG),” ungkap Prof Dr Ir Meta Mahen dratta, selaku ketua penelitian ini. Bersama Prof Dr Ir Amran Laga MS, Februadi Bastian STP MS, Kasmiati STP MS, dan Prof Dr Ir Abu Bakar Tawali, ia berkolaborasi melakukan penelitian dan menghasilkan produk penyedap rasa ala mi. Jika biasanya daging ayam atau sapi di gunakan sebagai bahan dasar penyedap rasa. Maka dalam penelitian dosen Prodi Ilmu Teknologi Pangan Unhas ini, Ikan Peperek (Gazza minuta) yang jadi bahan dasar dalam komposisi bumbu. Jenis ikan itu dipilih karena tersedia dalam jumlah banyak di pasaran, utamanya di Makassar sendiri. Selain itu, kandungan nutrisinya juga tinggi. Bahan dasar itu, kemudian dipadukan dengan beberapa jenis rempah, yakni:
ILUSTRASI/IRMAYANA
Cengkeh, kayu manis, bawang merah, bawang putih, merica, dan jahe. Tak lupa pula bumbu lain seperti garam, gula, dan asam jawa. Proses pembuatan penyedap alami ini terdiri dari dua tahap. Pertama, ta hap pembuatan pasta ikan. Ikan Peperek disortir dan dibersihkan. Kemudian da gingnya dicampur dengan garam, ceng keh, dan kayu manis. Selanjutnya, dike ringkan dalam mesin pengering selama 24 jam, dihaluskan, dan difermentasi se lama tiga minggu. Pada tahap kedua, pasta itu dicam pur dengan asam jawa, bawang merah, bawang putih, merica, dan jahe. Lalu di keringkan pada suhu 60oC selama de
lapan jam. Hasil pengeringan lantas di giling dan diayak, menghasilkan bubuk penyedap rasa. “Bentuk bubuk dipilih agar produk ini lebih mudah digunakan dan daya sim pan lebih lama. Sedangkan penggunaan rempah-rempah, selain penambah rasa alami juga berfungsi dalam menekan pembentukan histamin yang dapat me nimbulkan alergi,” tutur Ahli Kimia Pa ngan ini. Tak hanya sampai di sini. Bubuk pe nyedap rasa ini akan melalui uji kualifi kasi kualitas produk, yang meliputi ana lisis kandungan gizi, kualitas, dan atribut perasa. Analisis kandungan gizi dilakukan dengan menggunakan analisis Proxymate
seperti kandungan karbohidrat, yodium (I), Fe (besi) dan cobalamine (vitamin B12). Sedangkan kualitas produk ditentukan dengan mengukur tingkat kandungan histamin. Pada analisis atribut perasa, dilakukan pengujian yang meliputi rasa, warna, tampilan, aroma dan tekstur bumbu pe nyedap ini. Setelah evaluasi itu, produk akan direkomendasikan oleh panelis konsumen dalam Focus Group Discussion (FGD), untuk kemudian diaplikasikan ke sejumlah makanan Indonesia seperti nasi goreng, tempe goreng, tumis kangkung, pallumara, dan ikan asin. Penelitian yang memiliki paten penye dap rasa mengusung brand All in One ini, dirintis sejak tahun 2008 dan diteliti di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian. Namun, untuk analisis kan dungan nutrisi dilakukan di Institut Perta nian Bogor (IPB). Ketua HAKI Unhas ini pun berharap agar nantinya produk ini dapat diproduksi dalam skala besar, dengan alat yang me madai. Sehingga pengolahan potensi laut yang berupa ikan ini, bisa lebih optimal. Sama seperti peneliti yang lain, perem puan kelahiran Makassar, 17 September 1966 ini masih terkendala pada sumber daya manusia yang dapat mengelola dan pihak industri yang akan memasarkan produk ini. “Kami peneliti tidak mungkin menjadi pengusaha sekaligus,” tegas pe nulis buku “Makanan Tradisional Sulawe si Berbasis Ikan,” ini saat ditemui, Kamis (25/2). n Wadi Opsima
cerpen
identitas
NO. 854| TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Kaktus
puisi
Oleh: Ayu Amriani
HARI ini tepat setahun kepergianmu. Aku membawakan bunga dari tanaman yang kamu berikan. Bunganya sangat indah, aku berharap kamu juga dapat melihatnya. Meskipun jasadmu sudah menyatu dengan tanah tetapi tidak de ngan kenangan yang kamu berikan. *** “Bagaimana bisa hal ini terjadi? Tu han, aku tidak tau apa yang akan terjadi kepada Lusi jika dia tau hal ini,” pikirku sambil memandangi hasil tesku. Aku harus merahasiakan ini semua kepada Lusi. Dengan cara ini, setidaknya dia tidak terluka dan sedih. “Lusi, hanya kamu yang aku miliki dalam hidupku, aku berharap selalu berada disisimu,” gumamku. Sinar matahari membangunkanku dari tidur, aku segera menuju kamar mandi dan berangkat ke kampus. Nyaris saja aku terlambat menjemput Lusi, untungnya dia masih bersiap-siap meskipun sudah sekitar 15 menit aku me nunggu di depan pagar rumahnya. “Maaf, kamu nunggunnya lama, ayo be rangkat,” ucap Lusi sambil memegangi tanganku. Lusi adalah perempuan yang selalu berada di sampingku sejak SMP, kami sudah berpacaran selama lima tahun. Aku tidak bisa membayangkan, akhir tahun ini aku tidak berada disamping nya lagi. Satu hal yang membuatku tidak menerima kenyataan ini karena nanti nya aku tidak akan pernah lagi melihat senyuman Lusi, “Tuhan tolong berikan aku sedikit waktu lagi bersama Lusi”, ucapku dalam hati. Sepulang dari kampus aku berencana membawa Lusi keluar sekedar untuk jalan berdua. Lamunanku terhenti ke tika kulihat Lusi terlihat sangat bahagia dalam perjalanan ini, dia tidak berhenti bertanya aku akan membawanya ke mana. Hampir sekitar 30 menit, akhir nya kami pun tiba di tempat tujuan. Aku membawa Lusi ke sebuah taman bunga yang indah, di taman itu ditumbuhi bu nga mawar, melati, dan bunga matahari. Aku menarik Lusi ke sudut taman bunga, menunujukkan jajaran tanaman yang berduri. “Lusi kamu tau tidak filosofinya tana man ini?” tanyaku sambil memandangi tanaman suku cantaceae ini. “Tidak? me mangnya kenapa? lagian tanaman ini banyak durinya terus penampilannya pun tidak begitu menarik, mendingan kita lihat bunga matahari saja,” ucapnya sambil menarik tanganku. Kami pun menuju taman bunga mata hari, aku menggenggam tangannya be gitu erat, “ada apa Ardi? apa kamu tidak suka melihat bunga ini?” tanyanya de ngan lembut. “Lusi, saat aku tak berada di sampingmu lagi, aku berharap kamu seperti tanaman kaktus yang kita lihat tadi,” ucapku. “Memangnya kamu mau kemana? kenapa tidak di sampingku? kamu akan pergi kemana?” tanyanya. “Tidak kemana-mana, aku cuman beran dai-andai saja,” ujarku. Hari ini berlalu dengan cepat, rasanya aku masih ingin berlama-lama dengan Lusi sambil terse nyum bersamanya. Sudah beberapa hari ini, aku hanya be rada di kamar. Entah mengapa mata ini
selalu ingin tertutup dan kepalaku terasa sakit sekali. Aku memutuskan untuk ke rumah sakit. “Ardi, kamu harus segera menjalani kemoterapi, sel-sel kanker itu sudah hampir menjalar ke seluruh organ tubuhmu jika kamu terlambat kemungkinan harapan hidupmu meni pis, aku mohon segeralah perawatan, ini permohonanku sebagai pamanmu,” ujarnya. “Iya paman, aku akan segera menjalani kemoterapi, tetapi ada satu hal yang harus aku selesaikan dulu pa man,” jawabku. Getaran telepon genggam memba_ ngunkanku dari tidur yang melelahkan, aku terkejut melihat telepon dari Lusi. “Halo Ardi, bagaimana kabarmu disana? sudah seminggu kamu tidak menele ponku, aku tahu kamu sibuk mengerja kan penelitianmu tetapi kamu bahkan tidak mengirimiku sms, apa kamu punya pacar disana?” tanya lewat telepon. Aku sangat bahagia mendengar su ara pujaan hatiku, sungguh yang mem buatku bertahan selama ini hanya Lusi, aku sangat ingin bertemu denganmu Lusi gumamku dalam benak. “Masa aku punya pacar disini, tidak mungkin karena di hidupku hanya kamu seorang Lusi, disini jaringannya kurang bagus jadi sulit menghubungimu, maafkan aku yah,” jawabku seraya memandangi obatobatan di meja. Lusi menanyakan kepadaku, kapan kami bisa bertemu lagi, aku memutus kan untuk bertemu dengannya minggu depan tepat 5 tahun kami berpacaran. Aku mengajaknya bertemu di taman bunga yang pernah kami kunjungi, ada hal yang harus aku sampaikan dan sele saikan waktu itu juga. Hari ini pun datang juga, aku selalu berdoa kepada Tuhan untuk selalu me nuntun setiap langkah dan keputusanku. Aku datang lebih awal ke taman, setelah menunggu akhirnya Lusi datang. Aku sangat senang melihatnya tetapi disisi lain perasaan sangat sedih melanda hati ini. “Ardi, aku sangat senang sekali bisa melihatmu lagi, aku kangen banget sama kamu,” ujarnya sambil memegang erat tanganku. Dengan tegas aku melepaskan gengga mannya, “kenapa Di? kamu tidak senang bertemu denganku?” tanyanya. “Kita putus saja Lusi, kita akhiri hubungan ini, jangan tanya alasannya karena itu hanya akan membuatmu sakit nantinya,” jawabku. “Kenapa Di? apa kamu punya orang lain di hati kamu? berikan aku ala sannya? Ardi jawab aku?” Air matanya mulai menetes. Aku tak sanggup melihatnya, kumohon berhen tilah menangis Lusi gumamku dalam benak sambil memandanginya untuk yang terakhir kalinya. “Ardi berikan aku alasan yang kuat untuk mengakhiri hubungan ini?” ungkapnya. “Maafkan aku, maafkan aku, janganlah menangis Lusi, aku tak akan sanggup melihat air matamu jatuh, maafkan aku,” jawabku kemudian meninggalkan Lusi. Dari balik dinding itu kutatap Lusi sedalam-dalamnya, meskipun dari ke jauhan aku harap dia bisa menemukan orang yang lebih layak daripada diriku. Lusi aku tidak bisa bersamamu lagi. Aku memutuskan untuk kemoterapi meski
13
pun semuanya sudah terlambat, tetapi aku ingin hidup demi melihat senyuman itu lagi. Sudah sebulan aku menjalani kemote rapi ini, tetapi dokter sudah angkat ta ngan terhadapku. Aku memohon kepada pamanku untuk membawaku pulang. Dia pun menyanggupinya. Tak kusangka, aku akan meninggalkan dunia ini. Entah mengapa tempat tidur ini begitu nyaman, aku rasanya ingin terlelap di atasnya. Kurasakan semilir angin berhembus ke wajah ini. Kurasakan sejuk dan mata ini terasa sudah tidak sabar tertutup. Kupe jamkan perlahan mata ini dan semuanya terlihat gelap, tidurku akan lama sekali entah kapan akan terbuka Aku hanya menyesal tidak dapat melihatnya untuk terakhir kali. Maafkan aku Lusi, tak ada maksud untuk membohongimu. Selama ini aku mengidap kanker otak stadium akhir, aku tidak ingin kamu tahu tentang hal ini. Maafkan aku. Apa kamu ingat harapanku kepadamu? aku ingin kamu seperti kak tus ketika aku sudah tidak di sampingmu lagi. Meskipun terlihat berduri tetapi duri itu untuk melindungi dirinya, ia juga mampu bertahan di daerah gurun berarti ia tak ingin menyerah pada keadaan. Jadi, kamu harus seperti kaktus yang tegar, sabar dan kuat. Tanaman kaktus ini aku berikan kepadamu. Jika nanti hatimu terluka, dan meneteskan air mata maka ingatlah aku melalui kaktus ini. Aku akan menahan air matamu itu dan mem bawanya bersamaku. Dan bersabarlah, karena bunga yang indah akan mekar sebentar lagi dari kaktus ini dan meng hapus semua kesedihanmu. “Kamu lihat sekarang kaktus ini su dah berbunga, aku berharap bisa bersa mamu melihat bunga ini,” gumam Lusi dalam benaknya. Lusi pun meninggalkan pusara Ardi beserta bunga kaktus itu. “Meskipun kamu tak disini, tapi kaktus ini akan selalu bersamaku dan bersama kenangan kita Ardi,” ucap Lusi sambil memandang kaktus yang dipegangnya tepat di hadapan makamku. n Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Angkatan 2013
Sebuah Sore di Kedai Kopi Duduk aku sendirian di sebuah kedai kopi yang terletak di jalan imajiner dekat gang khayali. Waktu senja abadi membuat banyak melintas bayang-bayang dalam semburat jingga. Aku melihat bayang-bayang tersebut melintas tanpa hambatan jalan imajiner yang berarti. Berkali-kali kusesap kopi susu yang disajikan oleh bayang masa lalu dan tak berkurang jua. Tiba-tiba muncul dirimu dalam versi yang lebih jelita daripada yang bisa diingat otak ini. Kau duduk berbicara mengenai apa-apa yang telah kita lakukan dan baru dalam rencana. Rupanya kau masih ingat saat kita iseng menantang Isaac Newton jalan kaki mengelilingi bumi. Dan sekarang kau berencana silaturahmi dengan Sinterklas jauh-jauh ke Kutub Utara. Suara-suara jernihmu memantul di dindingdinding kedai kopi imajiner yang tak pernah sepi ini. Mengiang-ngiangkan berbagai hal yang keluar dari lidah dan seolah tak pernah ada habisnya. Kau bicara kebakaran hutan, konflik Suriah, krisis Yunani, korupsi dinasti politik, bahkan Pemilu Kanada. Kau bergurau mengenai kumis Hitler, musim panas berkepanjangan, bahkan proses rusaknya penanak nasi. Aku rindu pada saat-saat seperti ini, saat bercengkerama dengan dirimu dalam versi lebih jelita. Dan saat kau pamit undur diri, aku kembali menyesap kopi susu yang tak pernah habis ini seorang diri. - Makassar, 1 November 2015.
Damai
Sebuah kata yang mengandung banyak arti, namun seringkali tergulung oleh ombak kebencian. Di mana dia terdampar menggelepar meranggas terkurap lunglai penuh bekas luka? - Makassar, 21 September 2015. Puisi-puisi Achmad Hidayat Mahasiswa Fisip Jurusan Hubungan Internasional Angkatan 2013
14
resensi
identitas
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Jalan Spiritual Sang Pengusaha SAAT pertama kali melihat sampulnya, mungkin muncul dibenak tentang siapa sebenarnya Tuhan yang dicari. Sama sekali bukan, ini lebih kepada proses se seorang mendapat hidayah dari TuhanNya. Sebuah rahmat yang telah menjawab pernyataan, yang dipendam selama berta hun-tahun. Buku biografi ini berkisah tentang se orang pengusaha yang bernama Liang Thong Xin. Seorang muallaf yang dikenal dengan nama Muhammad Fendi Leong. Berusaha mencari Tuhan sejak umur 10 tahun, karena selalu dibayangi perta nyaan “siapa Tuhan saya?” dan “mengapa banyak agama, tetapi sering terjadi kon flik?.” Tumbuh di keluarga yang beragama Budha Konghucu yang taat, tak serta merta membuatnya rajin ke Vihara un tuk sembahyang, seperti yang dilakukan keluarganya. Seiring berjalannya waktu, pria berdarah Tionghoa ini akhirnya men dalami agama yang dianutnya. Namun, ia merasa tak mendapatkan apa yang di carinya. Pencarian tetap berlanjut, Fendi pun mempelajari agama Hindu, yang dirasa mirip dengan agamanya. Hasilnya, tetap saja nihil. Ia tetap tak menemukan siapa Tuhan yang telah menciptakannya. Tak berhenti sampai di situ, makin bertambahnya usia kemudian mem
buatnya mulai mempelajari agama Kris ten. Namun hasilnya tetap sama. Setelah lama berpikir, Fendi memutuskan untuk mempelajari agama Islam, dengan hara pan mendapatkan semua jawaban yang dicarinya selama ini. Tak semulus yang dibayangkan, saat ingin mempelajarinya melalui Al-Qur’an, ia ditolak mentahmentah.“Al-Qur’an ini haram dipegang oleh nonmuslim,” kalimat awal yang ke mudian mengurungkan niatnya dalam menadaburkan Islam. Tak ada yang bisa menebak jalan spi ritual seseorang. Pada suatu malam, Fen di bermimpi melihat cahaya terang dan melihat seorang berjubah putih. Keeso kan hari, ia pun melihat burung yang dipeliharanya berubah menjadi wanita cantik. Namun seketika menghilang. Hal-hal aneh yang dialaminya nyaris terjadi setiap hari, seperti suara gemu ruh di subuh hari dan suara adzan yang menggetarkan. Hingga tiba saat dimana cermin yang disimpannya diatas meja terjatuh, pecah membentuk lafadz Allah. Pengusaha ini pun merasa sangat heran, hingga akhirnya langsung memutuskan masuk Islam. Ia yakin akan menemukan Tuhan-Nya. Kabar ini pun terdengar hingga ke te linga kedua orangtuanya. Rintangan pun datang menghadangnya. Semua warisan keluarga seketika diputuskan darinya. Ia
dicampakkan dan diberhentikan dari Ma can Group, perusahaan keluarganya. Fen di pun harus berjuang lagi dari nol. Bersa ma sang istri ia kemudian merintis bisnis Supermarket Madinah Syariah, yang saat ini telah berkembang pesat. Gebrakannya ini mengantarkannya memperoleh peng hargaan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), sebagai supermarket syariah per tama di Indonesia. Terlepas dari jalan cerita yang mudah ditebak, ‘sinetron tertulis’ Fendi Leong, mengajarkan kita untuk tidak langsung percaya dan putus asa dengan keadaan yang dihadapi. Secara keseluruhan, karya dosen Jurusan Biologi Unhas ini menje laskan tentang jalan terbaik menuju dan mendapatkan kebenaran yang sesung guhnya. Di sisi lain, juga mengajarkan kita untuk istiqomah dijalan-Nya, sehing ga bisa menjalankan hidup yang sesuai dengan ajaran ataupun kepercayaan yang dianut.
Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal
Buku biografi motivasi ini cocok dilahap oleh kaum muslim, kawula muda dan entrepreneur muda muslim. Sebagai pembu ka cakrawala pemahaman, tentang sya riah yang ternyata dapat diterapkan pada bisnis ritel. Karya DR Fahruddin, MSi ini, juga akan paham bahwa berbisnis dengan basis syariah lebih dari sekadar berniaga, pun juga sebagai media dakwah. n Rahima Rahman
: Sang Pengusaha Mencari Tuhan : Dr. Fahruddin, M.Si : CV. Pustaka Ilmu Group : Maret 2015 : 214 Halaman
cermin
Skenario Air di Masa Depan Oleh : Fransiska Sabu Wolor
MASIH ingatkah kalian film petualangan di stasiun televisi saat libur sekolah dulu? Film yang selalu membuat kita bersorak ria saat diputar. Saking menikmati film, berbagai ekspresi tercurah. Terkadang kita seru sendiri, sedih dan marah saat adegan tak sesuai skenario yang dipikir kan. Bak seorang sutradara, mulailah kita berceloteh. “Ah, seharusnya dia tidak me lakukan ini. Begini yang benar,” katamu saat terlarut dalam film. Itu kisahmu dulu, sekarang bagaimana? Masih setia menunggu film petualangan bersama adikmu? Atau berani mencipta petualangan yang baru? Ada yang bilang bahwa hidup itu adalah petualangan. Be narkah ? Lantas, jika tak kemana-mana apakah dia hidup? Sebagian orang nekat menebus rasa penasarannya dengan ikut berpetualang. Mencari sesuatu yang hanya dirinya saja yang tau. Sisanya hanya patuh sepenuh nya dengan kata generasi terdahulu. Di golongan manakah kamu? Banyak yang mati-matian kontra untuk ikut berpetualang atas landasan meng
hormati yang lebih tua. Padahal, larangan ini muncul hanya karena rasa takut berle bihan dan nyatanya bisa diatasi. Katanya, kita tak tau menghargai saat melawan perintah orang tua. Sesungguhnya, perjalanan menjadi ba gian dari menghargai. Setiap hal yang ter jadi dalam pijakanmu seolah-olah mengi syaratkan untuk senantiasa bersyukur. Satu hal yang saya syukuri saat melaku kan perjalanan ialah bertemu dengan sungai. Sungai itu tempat air, di sana sum ber kehidupan. Tak hanya itu, sungai selalu menjadi petunjuk bahagia saat kamu hilang arah. Berjumpa sungai di alam bebas artinya kamu tidak akan tersesat. Susuri saja sungainya karena setiap hulu pasti punya hilir dan kamu akan ditemukan orang. Air dari sungai sangat segar. Bisa lang sung diteguk, dipakai memasak, mencuci pakaian dan lainnya. Layaknya sumber kehidupan, air sangat dibutuhkan tubuh manusia yang tersusun dari 80% cairan. Bagaimana jika kamu tak pernah ber petualangan? Taukah kau rasanya berada di tempat yang kering? Susah air sama saja dengan susah hidup. Mungkin jika selalu hidup di istana orang tua tak ada rasa iba melihat air sia-sia terbuang. Toh, jika setia membayar biaya per bulan pasti air tersedia. Akankah air bersih terus mengalir di
istanamu? Sungai kan tak selamanya memiliki air bersih. Musim hujan saja yang seharusnya menghasilkan banyak air malah membuat air sungai keruh. Sedangkan, musim panas malah banyak sungai kering. Kemudian apa yang harus kita lakukan sebagai generasi bangsa yang setiap harinya menelan mentah te ori dari bangku kuliah? Seorang dosen mengajarkan betapa pentingnya air bagi kehidupan dalam sebuah mata kuliahnya. Katanya, tugas kita memang menyediakan sebanyakbanyaknya debit air sungai. Ia bilang air sungai itu berasal dari air hujan. Jika tak ada pohon di sekeliling sungai, maka air yang mengalir ke sungai bercampur de ngan tanah. Itulah sebabnya musim hu jan banyak air keruh. Daerah sekitar su ngainya rusak, lingkungan rusak, tidak ada pohon. Makanya, kita harus melaku kan perencanaan yang baik. Menanam jauh hari sebelum musim hujan datang. Pohon ini akan menjadi penyimpan air yang baik juga saat kemarau. Berulang-ulang kalimat yang sama saja intinya ini dipesankan. Hampir setiap mata kuliah. Namun, bagaimana caranya jika kita yang menjadi penyedia air sungai yang bersih hanya duduk menemani adik nonton film petualangan ? Di lain sisi, selalu saja ada air yang ter buang sia-sia di sekitar area saya menun
tut ilmu. Siapa yang peduli dengan keran air yang terus terbuka di WC? Itu tugas cleaning service bukan mahasiswa. Sia pa yang merasa menyesal jika membeli minuman dan membuang tanpa dihabis kan? Toh, si penjual tidak rugi karena saya sudah membeli jualannya. Ironi, generasi yang dididik dengan harapan menyediakan air bersih di sungai malah tidak sadar dari mana asal cairan yang menjadi penyegar dahaga. Lagipula, pesan sang dosen juga tak penting amat. Selama menyelesaikan tugas kuliah dan mengisi kuis dengan benar. ijazahmu de ngan gampang dan cepat keluar. Sisi lain, orang-orang yang katanya be rilmu tak pernah memikirkan hal-hal yang tidak pernah diajarkan padanya di bangku kuliah. Hei… air ini soal kehidu panmu bukan ilmu yang kau gemari. Sekarang, mari kita bagi peran saja. Rasanya lebih adil jika semua kembali ke masa kecil menonton film petualangan bersama. Tak perlu khawatir, selama ada uang semua akan tersedia. Selamat menjadi sutradara saat air ber sih tak ada lagi. n Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Kehutanan Unhas Angkatan 2013 Litbang SDM PK identitas
kampusiana
identitas
NO. 854| TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gelar Seminar Penataan Desa
BERTEMA Penataan Dana Desa Me nuju Transparansi dan Akuntabilitas dari Alokasi yang Adil Merata. Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMA) gelar semi nar nasional. Bertempat di Auditorium Prof Amiruddin, Sabtu (13/02). Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan 9th Hasanuddin Accounting. Sesuai dengan temanya, seminar ini untuk mensosia lisasikan penggunaan dana desa dengan semestinya. Menurut Muhammad Imadudin Akmal selaku ketua panitia sekarang ini peme rintah dalam tahun 2016, sepuluh persen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) masuk ke desa. Jadi, kalau total dana sampai 47 triliun dibagikan 76 desa di Indonesia. Jika dana ini tidak ditata dengan baik maka akan memungkinkan untuk diselewengkan dampak yang bisa saja digunakan tidak semestinya, seperti menggunakan. Padahal 47 miliar itu bisa digunakan untuk infrastruktur. “Jika 47 triliun digunakan untuk infrastruktur maka sebenarnya desa itu akan menjadi desa yang lebih mandiri, berkualitas, dan lebih mampu mengelola desanya sendiri,” ujar Inspektorat Dana Perimbangan, Boe diarso Teguh Widodo. Kegiatan ini dimulai dengan pembu kaan secara resmi oleh Asisten Dua dari Ekonomi Pembangunan, Haris. Kemudian masuk ke acara inti ialah seminar. Pema teri secara bergantian memaparkan ma teri. Adapun pemateri tersebut ialah H Marwan Jafar, SE SH BA selaku Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Anggota DPR RI komisi II, Budiman Sudjatmiko, Ikatan Akun tan Indonesia (IAI), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKB), dan Inspektorat Dana Perimbangan. Selain pemateri, hadir juga para pe serta kompetisi paper yang berasal dari beberapa universitas, seperti Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri Samarinda, Sekolah Tinggi Batusangkar Padang, Uni versitas Katholik Widya Mandala, Uni versitas International Batam, Universitas Sebelas Maret, Muhammadiya Palopo, dan Universitas Negeri Yogyakarta, serta mahasiswa dari Universitas Hasanuddin. Seminar yang dihadiri 600 peserta ini diharapkan dapat menerapkan UndangUndang Desa. “Hal ini tidak hanya perlu diketahui orang-orang desa tapi juga ma hasiswa,” ucap Imamdudin Akmal. Dima na mahasiswa sebagai Agent of Control. Sehingga, menjadikan desa yang mandiri, maju, infrastruktur yang baik, sumber daya manusia yang baik, serta saham-sa ham desa bisa dikembangkan dan diman faatkan. (M24)
BEM Hukum Adakan Expo Pergerakan
BADAN Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Unhas (BEM FH-UH) diakhir kepengurusan gelar kegiatan Expo Per gerakan. Kegiatan yang mengangkat tema “Menggugah Keadilan, Membangun Ke pekaan” berlangsung di depan sekretariat BEM FH-UH, Rabu (17/2). Adapun rentetan kegiatan yakni diskusi dengan Dr Muhammad Ilham Arisaputra SH, MKN selaku dosen dan Edu Kurni awan SH dari Aliansi Selamatkan Pesisir Makassar. Turut hadir pula perwakilan dari Komisi Pemantau Legislatif (Kopel) dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Ada pula pameran foto advokasi dan dis kusi yang dilakukan selama kepenguru san. Serta panggung bebas ekspresi yang
15
Bertajuk “Quo Vadis Radikalisme: Fitnah atau Teror” tema ini diangkat karena isu terkait radikalisme di kalangan umat is lam. Hadir sebagai pembicara yakni Sitti Arfah, aktivis muslimah Hizbut Tahrir In donesia, Nur Rahmah aktivis muslimah LK-Uswah unhas sebagai pemateri. Dalam Ngopi kali ini juga diadakan pemutaran video terkait fakta tentang terorisme dan seruan untuk berdakwah. Berakhirnya kajian ini mahasiswa akan paham tentang agama islam. “Saya harap masyarakat intelektual utamanya ma hasiswa sadar dan paham tentang aga ma islam dan adanya keinginan untuk mendakwakan dan mempelajarinya,” ujar Selpirahmawati Saranani S. Farm selaku ketua panitia, Sabtu (20/2). (M26)
BEM FKM Gelar Workshop TOEFL dan Scholarship
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Berjalan: Dua mahasiswa berjalan diantara jejeran foto yang dipamerkan dalam Pameran Pojok yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi (UKMF) Unhas, Kamis (25/2). Pameran ini berlangsung di Pelataran Gedung Baruga AP Pettarani.
akan menampilkan Unit Kegiatan Maha siswa Bengkel Seni Dewi Keadilan (BSDK). Kegiatan ini bertujuan untuk menyosia lisasikan kepada keluarga mahasiswa FHUH untuk mengetahui advokasi yang telah dilakukan oleh BEM selama setahun kepe ngurusan. Tidak ada kendala dalam pelak sanaan kegiatan ini meskipun tidak melalui perizinan pihak birokrat. “Seharusnya me mang menggunakan surat izin, tetapi kami menolak aturan jam malam. Birokrat juga sudah tidak respect dengan kegiatan BEM,” jelas Ahmad Todjiwa selaku Ketua BEM FHUH, Rabu (17/2). (M21)
Himafi Adakan Seminar Nasional Deteksi Bencana Alam
HIMPUNAN Mahasiswa Fisika (Himafi) adakan seminar nasional dengan tema “Deteksi Dini dan Antisipasi Bencana Alam di Indonesia” bertempat di Audito rium Prof Amiruddin Fakultas Kedokte ran Unhas, Kamis (18/02). Seminar nasional ini merupakan rang kaian dari Physics Competition yang di hadiri oleh beberapa peserta lomba ting kat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se Indonesia. Hadir sebagai seminar ya kni Prof Dr H Halmar Halide, MSc, PhD sebagai pembawa materi Prediksi dan Verifikasi Kebakaran Liar, Dr Eng Achmad Yasir Baeda, MT membawakan materi Deteksi Dini dan Analisis Resiko Benca na Keairan ‘Tsunami’ dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan dengan materi Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Me ngantisipasi Bencana Alam, oleh Dr Syah ruddin Ar, M Si. Syahruddin berharap agar generasi muda dapat mengembangkan teknologi deteksi bencana alam. “Mudah-muda han generasi muda dapat mengembang kan teknologi yang lebih berguna untuk masyarakat seperti teknologi pendeteksi bencana alam yang sekarang ini sedang dikembangkan di daerah Sulawesi,” ujar nya, Kamis (18/2). (M29)
P2KB Sosialisasikan Penyusunan Proposal Bisnis
BERTEMPAT di Lecture Theater 3, Pusat Pengembangan Bisnis dan Kewirausa haan (P2KB) adakan sosialisasi penyusu
nan proposal bisnis, Sabtu (20/2). P2KB merupakan lembaga naungan Unhas untuk menghimpun mahasiswa yang ingin mengembangkan bisnis dan usaha. Sosialisasi dibuka secara resmi oleh Dr Ir Abd Rasyid Jalil, MSi selaku Wakil Rektor III Unhas. Turut hadir pula oleh Dr Ir Mardiana E Fachri, MSi selaku ketua P2KB, Ir Ilham Jaya selaku ketua Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Unhas, Ir Idris Summase, MS selaku anggota dari P2KB dan Wakil Dekan III dari Fakultas Sosial Ekonomi dan Politik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Kelautan dan Peri kanan. Diharapkan setelah sosialisasi ini ber langsung akan lahir wirausahawan muda. ”Semoga setelah sosialisasi ini diharap kan lahirnya para wirausahawan muda yang siap mengembangkan bisnisnya,” harap Saiful, SPi MSi selaku ketua panitia, Sabtu (20/2). (M25)
Inaugurasi ‘Pulpa 2015’ FKG Bertajuk Fight For Indonesia
INAUGURASI Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) oleh Mahasiswa angkatan 2015 yang bertempat di Baruga Andi Pangerang Pettarani Sabtu, (20/02). Mengusung tema ‘Gerak dalam Romansa Persatuan Menuju Perubahan Fight for Indonesia.’ Tema ini diangkat karena Indonesia sekarang ini telah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana persaingan sangat lah ketat. Hadir pula Ir Abdul Rasyid Jalil, MSi selaku Wakil Rektor III, Dekan FKG dan jajarannya serta dosen dan mahasiswa. Dalam inaugurasi akan terjalin kebersa maan bagi Pulpa 2015. “Semoga dengan selesainya kegiatan ini pulpa FKG 2015 kebersamaannya dapat terus terjaga dan interaksi dengan senior-senior dapat ter jalin dengan baik,” ujar Aryan selaku Kor dinator Steering Commite, Sabtu (20/2). (M26)
Hizbut Tahrir Ngobrol Seputar Radikalisme
MUSLIMAH Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Unhas (MHTI) adakan Ngobrol Opini Islam (Ngopi), Ahad (20/02) bertem pat di Pelataran Unit Pelaksana Teknis Kuliah Kerja Nyata Unhas.
BERTEMPAT di Auditorium Prof Amir uddin, Sabtu (20/2), Badan Eksekutif Ma hasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (BEM FKM) gelar TOEFL and Scholarship Workshop. Tema yang diangkat ialah “Prepare Your Self to be Graduated with The Good English Skills” . Sesuai dengan tema, kegiatan ini guna menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan memperbaiki kemam puan bahasa Inggris dan memeroleh skor TOEFL. Kegiatan tahunan ini dimulai dengan pembukaan. Kemudian workshop dan pelatihan test TOEFL. Peserta menerima materi dari Dr Risma Illa Maulany, S.Hut., M.Nat Res St. yang menceritakan pengala mannya memeroleh Áustralian Award Awardee, dilanjutkan dengan mengikuti test TOEFL. Pesertanya berasal dari berbagai kala ngan, seperti mahasiswa Unhas sendiri, Universitas Muslim Indonesia (UMI), pegawai, bahkan dari Siswa Sekolah Me nengah Atas (SMA), dengan jumlah pe serta sebanyak 280 orang. “Jumlah ini me lebihi target yaitu 250,” ucap Askar Yusuf selaku ketua panitia. (M24)
Kemapi Gelar Bedah Buku Kabar dari Laut
KELUARGA Mahasiswa Perikanan Fakul tas Ilmu Kelautan dan Perikanan (Kemapi FIKP) mengadakan bedah buku “Kabar dari Laut” di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Kamis(25/2). Buku karya Muhammad Ridwan Ami luddin ini menceritakan ajakan kepada masyarakat khususnya mahasiswa untuk sama-sama mencintai laut. Disisi lain juga disinggung tentang pentingnya pendidi kan lingkungan khususnya dunia bawah laut. Menghadirkan Pemerhati Bahari Nu santara Muhammad Ridwan Amiluddin sekaligus penulis buku Kabar dari laut dan Prof Dr Ir Yusran Nur Indar, MPhil selaku Ahli Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, dihadiri pula oleh mahasiswa dan dosen FIKP. Bedah buku ini agar mahasiswa lebih meningkatkan minat membaca khusus nya mahasiswa perikanan dan juga bisa menanamkan sosial budaya kedaerahan melalui buku kabar dari laut, melihat ba nyaknya mahasiswa yang sangat apatis dan sangat kurang yang ingin terjun lang sung ke lapangan. “Semoga dari acara ini para mahasiswa bisa terinspirasi lewat kesuksesan Mu hammad Ridwan seorang penulis yang hebat,” harap Syamsuddin Alif selaku Stering Komite. (M25)
16
identitas
NO. 854 | TAHUN XLII | EDISI AWAL MARET 2016
lintas jejak langkah
Inovasi Dalam Mengabdi SEMANGATNYA membangun bangsa di implementasikan dalam sebuah program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sejak mengemban amanah pada Februari 2011 sebagai Kepala Unit Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (UPT KKN) Unhas, 25 jenis kegiatan telah ia buat. Dialah Dr Hasrullah, MA. Untuk mengembangkan KKN , ia selalu belajar dari beberapa universitas yang ada di Jawa. Ia selalu mencari tahu kelebihan dan model yang digunakan kampus lain. Alumni Magister Komunikasi Politik Universitas Indonesia ini menilik Universitas Gadjah Mada yang mampu melaksanakan kerjasama diranah internasional dan daerah perbatasan. Tak ketinggalan Universitas Andalas yang mampu menyatukan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Tidak hanya belajar dari dua universitas tersebut, suami dari Aeni Gassing ini pun mendapat pengetahuan mengenai model KKN yang lebih menarik dari negeri jiran. Oleh karenanya, Hasrullah berusaha menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk pengembangan KKN di Unhas. Menurut Dosen Ilmu Komunikasi ini, jika pengabdian masyarakat yang disajikan
dalam bentuk regular hanya berkisar diwilayah Sulawesi saja maka mahasiswa bisa saja bosan. Dengan demikian, Hasrullah mulai mengembangkan KKN tematik regional ke Padang dan Yogyakarta. “Kalau lokasinya tidak pernah pindah, mahasiswa hanya sekedar memenuhi kewajiban SKS saja, seharusnya kan ada inovasi,” katanya saat ditemui diruangannya, Senin (29/2). Langkah awal yang dilakukannya dalam menyukseskan program-programnya yaitu dengan menata administrasi serta membangun jaringan. Termasuk membuat mitra kerjasama dengan para pimpinan fakultas sebagai mitra internal. Selain itu, dipenghujung 2011 lalu, Hasrullah berhasil melakukan kerjasama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) VII Wirabuana. Kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia dalam penyelenggaraan KKN tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Tak berhenti sampai disitu, saat ini Hasrullah telah menggagas KKN Asean yang sudah empat tahun yang lalu direncanakan. Hal tersebut dilakukannya sebagai upaya untuk meningkatkan kepemimpinan mahasiswa ditingkat internasional. “Saya menginginkan pemimpin-pemimpin internasional lahir dari KKN. Dan bisa berkolaborasi dengan teman-temannya di tingkat Asean, minimal bisa memberi sumbangan pemikiran yang besar
terhadap kawasan regional, juga menjadi pelopor KKN Asean yang akan datang,” tegasnya Tantangan melaksanakan KKN didaerah rawan konflik pun diterima nya, seperti KKN di Poso. Ia mengambil keputusan tersebut karena menganggap bahwa disana bukan berarti bertempur melainkan mengabdikan diri kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan pertanian, peternakan, serta penyuluhan hidup bersih. “Kita tidak mengangkat senjata. Kita mengangkat pengabdian dengan rasio_ nalitas. Kita kesana membantu hal-hal yg sifatnya dibutuhkan,” katanya Selain menjabat sebagai Kepala UPT KKN, Hasrullah juga termasuk dosen yang aktif menulis buku. Hingga saat ini tercatat sudah tujuh buku yang lahir dari tangannya, diantaranya yaitu Pertarungan Elite Dalam Bingkai Media, Opium Politik dan Dramaturgi, Kontestasi Wacana dan Retorika Politik serta Kritik adalah Anugerah,. Buku-buku yang ditulis Hasrullah merupakan kumpulan tulisan yang tidak dimuat pada media massa. Hingga 2015 lalu penulis buku KKN Membangun Bangsa ini menargetkan ingin melakukan lebih banyak lagi kerjasama yang membuat mahasiswa dapat benar-benar mengabdi untuk masyarakat dimanapun dan kapanpun. n Sriwidiah Rosalina Bst
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST
Jadikan Dialektika Wadah Intelektual SOSOK jejak langkah kali ini datang dari Ahmad Faqhruddin, mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, yang kerap disapa Adin ini merupakan salah satu pemilik Kafe Dialektika yang kini mulai ramai diperbincangkan. Ide untuk membangun usaha kafe tersebut ia dan temannya dapatkan ketika melihat sangat berkembangnya kafe di Makassar. “Saya melihat itu sebagai peluang. Jadi kami pun mencari tempat yang cocok dan akhirnya tempat inilah yang dipilih karena lokasinya lumayan strategis,” jelasnya ketika ditemui oleh reporter identitas, Senin (29/03). Gagasan awal berdirinya yaitu membuat cafe baca, berhubung temannya memiliki usaha dibidang buku. Namun setelah mencari referensi di internet, ternyata kebanyakan cafe baca berhenti sebab beralih menjadi rumah atau tempat jualan buku. “Kita lihat kembali orang datang ke kafe itu untuk apa sih , untuk ngobrol kan , jadi dirubahlah ini menjadi tempat diskusi,” katanya. Lebih lanjut Ketua Senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2013-2014 tersebut memang berniat untuk menjadikan Kafe Dilektika sebagai ruang publik untuk diskusi, melakukan kajian, sarana propaganda dan kampanye mahasiswa di Makassar. Hal tersebut dilakukan agar bisa tetap bisa terlibat dalam gerakan sosial, meskipun tidak semuanya didukung. “Sebenarnya yang ingin dicapai dibalik
kafe ini yaitu bagaimana bisnis dijadikan ruang publik yang tidak sekedar didata ngi orang. tetapi bisa menjadi wadah untuk mendiskusikan banyak hal,” ujarnya. Orientasi utama cafe ini yaitu ikut andil dalam geliat intelektualnya anak muda Makassar. Sehingga untuk lebih menghidupkan atmosfer intelektual, maka ada beberapa program yang diadakannya. Misalnya Dialektika Night tiap Rabu malam yang menyajikan diskusi yang membahas pemikiran dan filsafat yang dimulai sejak November. “Jadi disitu bedah pemikiran-pemikiran tokoh yang dibuka untuk umum, kami yang sediakan pemateri,” katanya. Selain itu juga terdapat kelas sosial yang diadakan tiga kali seminggu. Output dari diskusi tersebut selain foto, juga dibuatkan review untuk dimasukkan dalam media sosial. Tak hanya itu, di kafe ini sudah berbagai isu yang pernah di diskusikan, misalnya dana pembangunan desa dan penggusuran. “Banyak yang meminta untuk me ngadakan diskusi disini. Kita Cuma lihat tema diskusinya, kalau memang itu hal yang prinsipil untuk disikusikan, yah kami kasih ruang” katanya. Dalam memperkenalkan kafenya sendiri, selain kepada kenalan-kenalannya, juga melalui media sosial. Jika pada umumnya kafe lain menampilkan menunya, lain halnya dengan media sosial dialektika yang dominan lebih menampilkan kegiatan-kegiatan diskusi, ulasan diskusi atau bahkan kampanye-kampa-
nye yang sedang dilakukan mahasiswa. “Biasanya juga ditampilkan isu-isu yang sedang hangat dibahas oleh mahasiswa, misalnya tentang reklamasi, mace di kampus, jadi kita terlibat dalam geliat anak muda Makassar,” katanya Selain itu, sebagai sarana penunjang, juga di kafe yang berdiri sejak September 2015 ini tersedia buku yang bisa dinikmati oleh pangunjung yang datang. Ketika ditanya mengenai perkemba ngan kafenya, alumni SMAN 1 Pomala ini menjawab bahwa mendapat kabar dari banyak orang bahwa kafe dialektika itu sudah sering disebut diluar, itulah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan untuk mengukur eksistensi kafenya. Mahasiswa kelahiran Makassar, 13 November 1992 ini mengaku sangat optimis dengan bisnisnya ini. Karena menurutnya potensi untuk bergeliatnya wacana-wacana pemikiran dan filsafat masih kuat hari ini. Dan kafenyalah salah satu yang mendukung hal tersebut. Cara yang dilakukan untuk terus menghidupkan kafe ini yaitu mengelola keua ngan dengan baik dan terus berusaha rutin mengadakan diskusi. Targetnya kedepan yaitu tetap menjalankan bisnis ini dengan tetap belajar untuk profesional mengelola kafe. Melalui usahanya ini, ia belajar entrepreneurship. Selain itu, ada banyak manfaat yang didapatkannya selain materi. “Berkat ini saya memiliki banyak kenalan, pengetahuan saya jadi terpelihara dan merasa awet muda terus karena ba
nyaknya pengetahuan baru yang didapat,” tutup lelaki yang menyukai membaca buku sejarah pemikiran ekonomi dan ekonomi politik ini. n Khusnul Fadillah
IDENTITAS/SRIWIDIAH ROSALINA BST