Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
Rangkap Jabatan, Terobos Aturan
DARI REDAKSI
2 TAJUK
KARIKATUR
KOSAKATA
Rangkap Jabatan, Momen Perbaikan Sistem SEJAK kasus rangkap jabatan Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menjadi sorotan. Polemik ini terus berkembang hingga membawa nama berbagai kampus dan rektor yang serupa dengan kasus itu. Di Universitas Hasanuddin polemik ini belum usai, berbagai kalangan turut andil berkomentar hingga menyerang tindakan rangkap jabatan Rektor Unhas, Dwia Aries Tina Pulubuhu sebagai Komisaris Independen PT Vale sejak 2020. Larangan rangkap jabatan ini telah diatur di beberapa UndangUndang (UU) seperti Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, di mana mengatur larangan perangkapan jabatan. Pro dan kontra masih terus berlanjut, dengan dalih masingmasing. Dari jabatan komisaris bukanlah jabatan eksekutif melainkan fungsinya sebagai pengawas. Hingga soal moral seorang akademisi. Di mana kewenangan berbeda bisa dipegang dua ahli tetapi dijabat sekaligus. Apalagi pendapatan yang mestinya bisa bermanfaat untuk dua keluarga, malah terkumpul pada satu keluarga. Oleh karena itu, perlunya didorong perbaikan sistem di perguruan tinggi utamanya mempertegas larangan rangkap jabatan. Di samping, mendorong pula pemerintah untuk menata aparaturnya, sehingga tidak terjadi rangkap jabatan lagi. Apalagi soal ini telah berlangsung cukup lama. Menurut Ombudsman dalam laporan Tahun 2020, ditemukan rangkap jabatan pada sektor usaha dan sektor pendidikan cukup banyak terjadi. Begitu pun tahun sebelumnya yakni 2019, tercatat 31 Komisaris BUMN terindikasi rangkap jabatan di institusi pendidikan.
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
KOSA Edisi KATA Juni Elegi: Syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan duka cita Dayuh: Bersedih hati Gempita: Riuh rendah, meriah sekali; rebut sekali ILUSTRASI/IVANA FEBRIANTY
Melankolia: Kelainan jiwa yang ditandai oleh keadaan depresi dan ketidaktifan fisik
SURAT DARI REDAKSI
Sakhi: Murah hati Bijana: Tanah kelahiran Satire: Sindiran atau ejekan Sawala: Debat Teyan: Donasi Nirmala: Tanpa cacat; sempurna, bersih, tidak ternoda Niskala: Abstrak Adiwidia: Pengetahuan yang paling tinggi Hanca: Pekerjaan yang tertunda FOTO: OKTAFIALNI RUMENGAN
Kelas Kompas: Kru berfoto dengan senior identitas Unhas sekaligus Wakil Manajer Produksi Kompas, Nasrullah Nara, Jumat (18/6). Sebelumnya Nasrullah Nara telah membawakan materi strategi peliputan online di rumah kecil identitas Unhas.
Jatmika: Selalu sopan santun Wanodya: Gadis remaja Gorilya: Pencuri, maling, pencoleng Taklif: Penyerahan beban
B
Terus Maju
ersyukur masih terus bisa menyajikan bahan bacaan kepada Anda. Meskipun tidak mudah terbit di tengah meja redaksi yang belum stabil. Apalagi serangan pandemi Covid-19 yang membuat kami terus berupaya menyesuaikan dengan kondisi. Bagi kami, kondisi seperti ini menguji kesetiaan kepada lembaga dan pembaca. Meskipun begitu, kami bersyukur masih menyajikan bahan bacaan untuk Anda. Di tengah sepinya aktivitas kampus, semoga bahan bacaan ini menyegarkan pikiran. Pada edisi terbitan ini, kami menyuguhkan riset sebab rendahnya kepatuhan masyarakat pada pendemi Covid-19. Kemudian polemik rangkap jabatan Rektor Unhas.
(pekerjaan, tugas dan sebagainya ) yang berat (Kepada seseorang) Risak: Mengusik, menganggu Visus: Ketajaman pengelihatan; Daya lihat Candala: Rendah, hina, nista, merasa rendah diri
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI WWWW2021
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
Rangkap Jabatan, Terobos Aturan
identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) nKetua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu nAnggota Pengarah: Muh. Restu, Sumbangan Baja, A. Arsunan Arsin, Muh. Nasrum Massi n Penasehat Ahli : Anwar Arifin, M Dahlan Abubakar, SM Noor, Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, Amran Razak, Sapri Pamulu, Tomi Lebang, Jupriadi, Abdullah Sanusi nKetua Penyunting: Ahmad Bahar nKetua Penerbitan: Fajar S.Juanda nPenyunting Pelaksana: Arisal nKoordinator Liputan: Santi Kartini nLitbang Data: Nadhira Noor R Sdiki nStaf Penyunting: Khintan nFotografer: Nur Ainun Afiah, Friskila Nigrum YusufnArtistik dan Tata Letak: Annur Nadia Felicia Denanda nIklan/Promosi: Nurul HikmanReporter: Irmalasari, Risman Amala Fitra, Anisa Lutfia Basri nTim Supervisor: Nasruddin Azis, Nasrul Alam Azis, Muchlis Amans Hadi, Amiruddin PR, Nasrullah Nara, Supratman, Sayyid Alwi Fauzy, Gunawan Mashar, Rasyid Al Farizi, Arifuddin Usman, Abdul Haerah, Ibrahim Halim, Ahmad Khatib Syamsuddin, Irmawati Puan Mawar, Abdul Chalid Bibbi Pariwa, Muhammad Yunus n Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245. Website: www.identitasunhas.com, E-mail: bukuidentitas@gmail. com nTarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).
Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).
Sampul Edisi Juni 2021 Ilustrasi : Identitas Unhas Layouter : Annur Nadia F. Denanda
WANSUS
identitas
NO. 924 TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
3
Publikasi, Kunci Gelar Profesor
1
OKTAFIALNI RUMENGAN/IDENTITAS
Pendidikan dan pengabdian masyarakat
Prof. Ir. Muhammad Arsyad., SP. MSI. PhD Tempat Tanggal Lahir : Banua Majene 9 Juni 1975 Pendidikan : S1 Sosial Ekonomi Pertanian, Unhas 1998 S2 Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor S3 Agricultural Economic and Rural Devt, Ryukoku University Kyoto Japan, 2010
Apa yang mesti diperhatikan ketika mengusulkan jabatan profesor? Jika seorang dosen ingin menjabat guru besar, ia harus memenuhi persyaratan. Syarat tersebut terbagi menjadi tiga, pertama terdiri dari pendidikan, pelaksanaan pendidikan dan pengabdian masyarakat. Kedua, unsur penunjang seperti aktif dalam organisasi profesi. Ketiga, pemenuhan syarat khusus karya ilmiah. Bila syarat khusus tidak terpenuhi, maka usulannya tidak dapat diproses lebih lanjut. Lalu, bagaimana strategi Anda memenuhi syarat khusus tersebut? Pertama, memastikan syarat khusus publikasi Jurnal Internasional Bereputasi (JIB) telah memenuhi syarat minimum dalam Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit (PO-PAK) 2019 beserta suplemennya. Jika tidak, maka akan jelas ditolak oleh Kemenristekdikti.
Kedua, para dosen harus memastikan karya ilmiah yang dipublikasi, secara dominan membahas bidang di mana bersangkutan akan menjadi professor. Jadi jangan berkeinginan untuk ahli di segala bidang. Ketiga, publikasi di JIB harus sesuai dengan bidangnya atau minimal berada dalam rumpun ilmunya. Kemudian memastikan artikel yang dipublikasi di jurnal tersebut memiliki history paper seperti kapan submit, review dan publikasinya. Keempat, dosen memastikan karya ilmiah yang dipublikasi di JIB bukan merupakan bagian dari disertasi. Jika demikian, maka tidak bisa menjadi syarat khusus. Kelima, setiap karya ilmiah akan diminta peer review dari teman sejawat yang sebidang. Nah harus dipastikan peer review berkualitas dan tajam memotret situasi serta kondisi karya ilmiah, termasuk kualitas jurnal yang memuatnya.
2
Aktif organisasi profesi
3
Syarat khusus: karya ilmiah
Profesor adalah jabatan akademik tertinggi bagi seorang akademisi di Perguruan Tinggi. Untuk mendapatkannya, dosen mesti melalui beberapa tahapan dan memenuhi persyaratan. Yang pastinya harus menyelesaikan strata tiga. Kendati demikian, tidak semua dosen yang telah menyelesaikan studi doktor dapat meraih gelar guru besar. Terkadang ada dosen yang telah lama bergelar doktor namun tak kunjung mendapat jabatan akademik professor. Baru-baru ini, dosen pertanian Unhas, Prof Ir Muhammad Arsyad, ditetapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai guru besar termuda dalam bidang Ekonomi Pertanian dan Pembangunan Pedesaan di Fakultas Pertanian Unhas, pada 1 Juni 2021. Lantas, bagaimana strategi yang ditempuh Prof Arsyad dalam mendapatkan jabatan ini? Berikut kutipan wawancara khusus reporter identitas, Irmalasari dengan Prof Arsyad di Kantor Publication Management Center, Selasa (29/6).
Keenam, mempublikasikan karya ilmiah di jurnal atau penerbit yang kredibel, memiliki standar review proses yang menyentuh substansi, juga penerbitnya tidak melanggar etika publikasi. Terakhir, jangan malu-malu dan sembunyi-sembunyi, seringlah berdiskusi dengan dosen yang sudah profesor sesuai PO-PAK 2019. Kemudian, jangan lupa terus berikhtiar dan berdoa untuk kelancaran assessment profesornya. We don’t know exactly what can happen next. Seperti yang Anda sebutkan tadi, publikasi menjadi syarat khusus, lalu bagimana dengan dosen yang belum terbiasa menulis? Tentunya untuk memenuhi itu dosen harus menulis. Bagi saya, everything is possible. Olehnya perlu memfasilitasi dosen dalam berbagai hal untuk capacity building dalam penulisan dan penguatan jurnal, meskipun masih perlu penyempurnaan karena banyaknya jumlah dosen di Unhas perkiraan 1700an. Pertama melatih meningkatkan skill menulis, kemudian bagaimana para dosen menentukan strategi dalam memilih jurnal pilihannya. Sehingga harapan agar dosen tidak asal submit paper yang ternyata predatory atau suspended journal dapat terhindarkan.
Menurut pengalaman Anda, apa yang menyebabkan usulan menjadi professor tidak dapat diproses lebih lanjut? Banyak sekali dosen ditolak usulan profesornya karena menulis dan mempublikasikan karya ilmiah tidak sesuai bidangnya. Itu jelas tidak bisa. Logikanya sederhana, bila mau professor di suatu bidang tertentu, sementara tidak ada karya ilmiah yang mendukung bidang ke-professor-an tersebut. Jelasjelas tidak bisa. Ada juga yang menulis dan mempubliks karya ilmiah sesuai penugasan dari departemen, sayang kurang cocok dengan ijazah S3-nya. Ini yang perlu dipelajari betul-betul dosen yang mau menjadi professor. Kalau misalnya terlanjut multidisplin, yah harus kembali memperhatikan track record karya ilmiahnya dan home basenya. Makanya jejang pendidikan yang tidak linier memang agak sulit, terutama yang multidisiplin. Tapi saya mendapat informasi itu didasarkan pada home base. Contohnya di Unhas tidak ada jurusan Kelembagaan Pembangunan Pertanian, namun ketika dosen mau professor dalam bidang itu, maka seharusnya dia berada dalam rumpun (home base) pertanian. Irmalasari
OPINI
4
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Perihal ‘Orang Bijak’ yang Membuang Sampah ke Laut “Orang bijak buang sampah langsung ke air (laut).” Saya terkejut mendapati tulisan ini pada sebuah papan lusuh berukuran sekitar 35x10 cm di pinggir pantai dekat rumah nenek saya di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Saya mengecek beberapa kali, memastikan kata per katanya, siapa tahu ada satu kata terlewatkan sehingga maknanya berubah. Ternyata tidak. Kalimat itu memang begitu adanya. Perasaan saya pun jadi campur aduk. Belasan tahun lalu, pantai dekat rumah nenek saya itu terbilang asri. Teringat waktu umur sekolah dasar Saya ingat waktu umur-umur sekolah dasar (2008-2012), saya sering mandi di sana, sembari menangkap kepiting, kerang dan keong di pantai. Ayah saya bahkan pernah menangkap gurita dengan tangan kosong, saking kayanya ekosistem pantai. Sekarang sangat jauh berbeda. Pantai yang awalnya tempat rekreasi, sekarang seperti pembuangan sampah. Dalam ingatan kanak-kanak, Memang sedari dulu orang sudah buang sampah di laut. Sampah ditumpuk di pinggir pemukiman nelayan yang berjarak sekitar 25-50 m ke laut. Sekarang, jarak pemukiman dengan laut makin kecil hanya puluhan centimeter. Sampah dengan mudah terbawa ke laut melalui angin atau ombak. Di wilayah itu, jika tidak membuang sampah di laut, maka pilihannya hanya dua. Buang di atas tanggul
P
atau membiarkannya tergeletak di pekarangan rumah yang menganggu kenyamanan. Ironis, karena ego manusia yang membiarkan sampahnya di laut, dibungkus dengan kata sifat orang yang “bijak”. Mari kita coba menghitung volume sampah yang ada di pemukiman itu. Ada dua asumsi yang bisa digunakan. Pertama, setiap rumah terdiri empat orang (ayah, ibu, dan 2 orang anak). Kedua, sampah yang dihasilkan per orang per dalam sehari untuk rumah permanen adalah 2,25-2,5 liter atau 0,3-0.4 kg. Berdasarkan gambar dari citra satelit, jumlah rumah di kawasan permukiman nelayan tersebut sekitar 250 rumah. Dengan demikian jumlah sampah yang dihasilkan kurang lebih 2.250 liter atau 300 kg per hari. Ini hanya gambaran dari satu pantai yang berada di sekitar pemukiman warga di dekat rumah nenek. Belum semua pantai yang ada di Indonesia. Realitas sekarang, sampah laut memang menjadi masalah yang tidak berkesudahan. Terlebih jika kebiasaan membuang sampah ke laut itu diwariskan secara turun-temurun. Sangat miris, melihat setiap tahun selalu terjadi pertumbuhan penduduk. Dengan kebiasaan yang tidak berubah, meskipun menggunakan teknologi pembersih sampah laut seperti kapal yacht yang dikeluarkan oleh The Ocean Cleanup pun
tidak akan berhasil. Menarik sekali jika berbicara apa yang bisa dilakukan bersama-sama. Pemerintah memegang titik kunci dalam hal ini. Jika ada statement kedaruratan sampah laut (marine debris) yang dikeluarkan, kita bisa bergerak bersama menekan laju kebiasaan buruk. Masyarakat perlu diberi edukasi apa dampak membuang sampah di laut, seperti akan terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir, ikan dan plankton juga bisa saja memaka plastik yang ada di laut. Hal ini jelas membuat produktivitas perikanan menurun dan bisa menimbulkan masalah pada jaringjaring makanan. Kedua, perlu ada sistem persampahan dengan sarana memadai di setiap wilayah pesisir. Salah satu alasan masyarakat membuang sampah ke laut ialah karena mereka tidak mendapati adanya TPS yang dapat dijangkau dengan mudah. Kita mengenal istilah TPS (Tempat Penampungan Sementara), TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) atau gabungan keduanya yakni TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu), tetapi seringkali para pemangku kebijakan hanya berfokus pada penyediaan sarana persampahan ini di kota-kota besar yang padat penduduk. Padahal seharusnya sarana ini tetap disediakan, mengingat wilayah pesisir pun juga menghasilkan
sampah. Mengubah persepsi masyarakat, apalagi yang telah berbuah kebiasaan dari tahun ke tahun, tentu bukan perkara mudah. Namun demikian, jika masingmasing stakeholders kompak dalam menyuarakan isu ini, buang sampah di laut lambat laun bisa menjadi sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Orang yang membuang sampah di laut akhirnya akan dicap orang yang ceroboh dan bodoh, bukannya orang bijak. Penulis adalah Dwi Rezki Fauziah Mahasiswa Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Angkatan 2018
Serangan Hoax Pengendalian Covid-19
emerintah melakukan berbagai upaya pengendalian Covid-19, namun tidak selalu dianggap sebagai kebaikan bagi masyarakat. Setiap orang berdiri dengan pendirian yang didasari pada preferensi dan latar belakang masingmasing. Kemudian membentuk opini, sikap dan tindakan. Opini maupun persepsi yang terbentuk pada sudat pandang bisa memiliki rentang kendali yang sangat lebar. Mulai dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Pandangan perorangan akan selalu berdasarkan pada sumber keluasan wawasan dan literasi kesehatan. Mengapa ada serangan hoaks terhadap program pengendalian Covid-19? Sebab keragaman daya tangkap warga terhadap program yang ditawarkan oleh pemerintah. Satu program bisa multi perspektif. Oleh karena itu, pemilihan istilah nilai, norma dan bentuk verbal terhadap sebuah kebijakan harus dapat dipahami dengan bahasa yang sintas, tidak multitafsir, sederhana dan tidak bersifat konotatif. Penguatan literasi kesehatan menjadi sebuah keniscayaan pada darurat kesehatan masyarakat ini. Memberikan akses seluas luasnya kepada warga untuk
mengakses informasi yang benar tentang masalah kesehatan. Selanjutnya warga secara mandiri dan kesadaran penuh mengikuti anjuran kesehatan tanpa tekanan. Penyimpangan atau bias informasi termasuk hoaks Covid-19 dapat terjadi di sumber informasi, saluran informasi dan penerimanya. Pembuatan konten hoaks memiliki banyak motif, dari sifatnya kejahilan, meningkatkan pengikut, bisnis, menjatuhkan lawan politik, serangan aqidah, hingga menghancurkan suatu bangsa. Ancaman hoaks bagi program Covid-19 tentu berdampak buruk terhadap capaian cakupan program. Kepercayaan warga yang turun hingga tingkat partisipasi terhadap protokol kesehatan semakin luntur. Secara sederhana hoaks dapat dikendalikan dengan meningkatkan daya ktitis terhadap informasi yang diterima. Perhatikan sumber informasinya, apakah berasal dari sumber yang terpercaya misalnya lembaga resmi pemerintah. Perhatikan isi pesannya, apakah bersifat agitatif atau informatif. Isi pesan yang baik bersifat netral. Cermati pesan secara keseluruhan, hati-hati jebakan judul yang
provokatif. Nilai kembali kemanfaatan informasi yang diterima. Jadilah bagian dari yang memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi bangsa ini. Sebab sejatinya berita hoaks adalah serangan terhadap kehidupan kebangsaan. Menimbulkan kegaduhan, keresahan warga hingga adu domba. Seiring perkembangan waktu dengan kecepatan transformasi informasi yang bersifat multi platform, memberi konsekuensi pada penerima informasi atau pemirsa. Setiap pembaca informasi harus menempatkan diri secara kritis. Sehingga tidak hanyut dalam pemikiran yang sempit. Prinsipnya dengan otoritas pengelolaan sumber berita, saluran berita dan penerima berita yang sangat tinggi maka literasi media sangat penting. Kontrol diri dan fokus untuk tetap menyaring aspek baik, buruk, etik dari berita yang ditayangkan. Penulis adalah Ridwan Amiruddin, Merupakan Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Sulsel, Ketua tim ahli pengendalian Covid-19 Sulsel.
identitas
NO. 924 TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
IPTEKS
5
AINUN AFIAH/IDENTITAS
Kepatuhan Masyarakat Nihil, Covid-19 Meningkat
D
i tengah lonjakan Covid-19, kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan sangat penting. Disamping berbagai cara dan inovasi pemerintah dalam pencegahan, yang dimulai sejak awal munculnya virus akhir 2019 sampai sekarang, sialnya belum menimbulkan efek yang besar. Bahkan saat ini, pemerintah memunculkan istilah baru, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mulai diterapkan akibat kasus Covid-19 yang terus meningkat. Masalah ini cukup rumit dan kompleks sehingga harus menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah maupun masyarakat, berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, sayang belum mampu meredam ganasnya virus ini. Sesungguhnya untuk memecahkan persoalan ini pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama, pemerintah mengeluarkan aturan dan masyarakat mematuhinya. Namun aturan yang berlaku, tidak sepenuhnya dilaksanakan sehingga kepatuhan warga dalam menerapkan protokol kesahatan mengalami kemerosotan. Dikutip dari laman resmi RRI Makassar, survei per tanggal 23 Oktober 2020 dari Tim Konsultan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan memperlihatkan penurunan kesadaran warga mematuhi protokol kesehatan termasuk memakai masker, terekam pada pemantauan diberbagai titik keramaian. Akibat ketidakpatuhan protokol kesehatan pada akhir 2020 berimbas pada meningkatnya kasus Covid-19. Melansir laman resmi antaranews,
perkembangan situasi Covid-19, Sabtu data per 9 Juli 2021 (hari ke-477) tercatat jumlah terkonfirmasi positif secara akumulasi sebanyak 67.279 kasus dengan penambahan 511 pasien baru dari 2.248 diperiksa. Kota Makassar memberi kontribusi cukup besar berjumlah 238 kasus, menyusul Kabupaten Gowa 35 kasus, Jeneponto 29 kasus, Sinjai 26 kasus, Luwu Timur 25 kasus Tana Toraja 22 kasus dan Sidrap 21 kasus. Kota Parepare dan Kabupaten Luwu Utara 16 kasus. Kota Palopo 15 kasus, Kabupaten Soppeng 14 kasus, Kabupaten Pangkep dan Pinrang 13 kasus. Kabupaten Kepulauan Selayar 12 kasus, Maros 11 kasus, Wajo 3 kasus dan Takalar 2 kasus baru. Peningkatan kasus Covid-19 di atas menggambarkan kondisi masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker yang menurun dan diikuti tren pada kesadaran menjaga jarak yang ikut kendur. Padahal kepatuhan dalam protokol kesehatan adalah kunci mengurangi penyebaran virus. Berdasarkan portal RRI Makassar pada akhir 2020 lalu mengungkapkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan masker pada awal pandemi berkisaran 81 persen kini menurun menjadi sekitar 77 persen. Tren masyarakat yang kurang mematuhi protokol kesehatan patut menjadi kajian dalam mengetahui sebab akibat dari fenomena tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Andi Suci Lestari yang mengkaji Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Masyarakat Terhadap Penggunaan Masker dalam Pencegahan Covid-19 di Kecamatan Biring Kanaya Kota Makassar Tahun 2020. Dari hasil penelitian mengungkap beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan di antaranya faktor pengetahuan, sikap, fasilitas dan komitmen (kebijakan) pemerintah. Ditinjau dari segi pengetahuan, masyarakat khususnya Kecamatan Biring Kanaya Kota Makassar telah mengetahui berbagai hal terkait Covid-19 seperti bahaya, penularan, dan pencegahan Covid-19. Sialnya, masih ada masyarakat yang abai protokol kesehatan meskipun telah mengetahui dampak dan pencegahannya. “Tingkat pengetahuan masyarakat sudah cukup baik terkait Covid-19, baik dari segi penularan maupun segi pencegahannya. Namun, masih ada saja masyarakat tidak patuh menggunakan masker,” dikutip dari hasil penelitian Andi Suci Lestari. Suci begitulah dia disapa, menggunakan teknik wawancara mendalam (In Depth Interview) dalam mengetahui sikap masyarakat di Kecamatan Biring Kanaya. Maka diperoleh kesimpulan, kebanyakan masyarakat tidak begitu yakin akan keberadaan Covid-19 ini, saat diarahkan untuk menggunakan masker mereka bersikap positif. Tetapi dalam penerapannya mereka masih belum patuh. “Sikap masyarakat yang cenderung mengabaikan penggunaan masker ini disebabkan mereka sudah jenuh dengan pemberlakukan protokol kesehatan khususnya penggunaan masker sejak Maret 2020,” tulis dari skripsi yang
terbit 2020 lalu. Lebih lanjut, masyarakat juga mulai berspekulasi Covid-19 ini sesungguhnya tidak ada, hanya permainan politik oleh oknum-oknum tertentu. Selain faktor pengetahuan dan sikap, fasilitas juga mempengaruhi masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Keterjangkauan masker yang mudah didapatkan nyatanya tidak menimbulkan efek bagi masyarakat untuk menggunakan masker setiap saat. Keadaan lain yakni kebijakan pemerintah. Meskipun berbagai kebijakan pemerintah terhadap masyarakat seperti sosialisasi, edukasi dan peraturan PSBB, tetapi masih ada masyarakat yang tidak patuh. Saat diwawancarai, mahasiswa angkatan 2017 ini mengatakan keempat faktor di atas tentu mempengaruhi kepatuhan masyarakat. Walaupun keempat unsur tersebut telah terpenuhi pada masyarakat namun efek kepatuhan terhadap masyarakat masih sangat kurang. “Meski telah mengetahui berbagai hal tentang Covid-19, masih ada masyarakat yang tidak patuh menggunakan masker, apalagi dengan keterjangkaun masker yang diberikan secara cuma-cuma sebagai bentuk komitmen pemerintah,” tegas Suci kembali, Senin (12/7). Mengharapkan pemerintah dalam menekan angka peningkatan Covid-19 sangat utama, dengan cara mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak. Itu akan sia-sia bila tidak adanya kesadaran pada masyarakat. Haerunnisa
CERPEN
6
Bumi Sakit, Obatnya n Apa?
M
elihat sang surya terbenam dari tepi pantai sudah menjadi rutinitas bagiku. Sepeninggal orangtuaku, aku tinggal bersama nenekku yang seorang pengrajin ikan asin. Selain nelayan, apa maksudnya ini? Profesi ini memang banyak digeluti oleh masyarakat lokal. Sepulang sekolah aku selalu membantu nenekku mengolah ikan asin jambal untuk dijual ke kota. Tapi bukan nenekku yang ke kota. Ia akan menitipkan hasil olahannya untuk dijual di pasar atau toko oleh-oleh. Meskipun nenekku masih mampu mengolah ikan asin, ia sudah tidak kuat untuk bepergian jauh, belum lagi ia harus menjagaku. Aku sudah tinggal lebih dari lima tahun disini. Aku sudah sangat familiar dengan kehidupan masyarakat pesisir. Bahkan beberapa teman laki-lakiku sudah diajari melaut oleh ayah mereka. Aku kan anak perempuan. Tidak mungkin aku diizinkan nenek untuk melaut. Hanya saja, pantai tempat kami tinggal sedikit demi sedikit mulai berubah. Aku tidak tau apa sebabnya. Aku jarang menonton TV atau mendengarkan radio. TV yang nenek punya sudah rusak dan radionya juga sudah kuno. Maklum saja kalau aku kurang mengerti apa yang terjadi sekarang. Akhir-akhir ini tangkapan nelayan juga mulai berkurang. Aku pikir ini terjadi karena cuaca buruk atau air laut sedang pasang. Namun, ada hal lain di balik itu semua. Aku pernah dengar nenek dan beberapa tetanggaku sedang berbicara kalau tak jauh dari kawasan tempat tinggal kami ada tumpahan minyak. Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku masih berusia 10 tahun. Namun, aku pernah mendengar guru di sekolah mengatakan kalau bumi kita saat ini sudah tua dan sering sakit. Mungkin itu sebabnya sekarang sering terjadi bencana alam. Kalau kita flu, ada virus yang menyebabkan penyakit kita muncul dan bisa saja membuatnya tambah parah. Kalau aku sakit nenekku memberi obat padaku dan aku sembuh. Lantas bagaimana kalau bumi sakit, virusnya apa? Dan obatnya apa? “Nenek, sekarang laut kita juga sedang sakit ya?”
“Sepertinya begitu. Kita berdoa saja pada Tuhan agar laut kita cepat sembuh.” “Tapi kalau lautnya tidak minum obat sembuhnya bagaimana?” Nenek hanya tersenyum mendengar pertanyaanku yang lugu. Aku hanya bicara apa yang ku pikir benar. Jika kita sakit, kita harus minum obat agar cepat sembuh. Aku tidak mau bumi kita sakit terlalu lama. Aku kasihan melihat tangkapan nelayan yang makin sedikit. Apa aku harus mencarikan obat untuk penyakit yamg sedang diderita oleh lautku? Tapi aku harus tahu dulu apa sebab dari penyakit ini. Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya akan hal itu. Aku juga mulai sadar. Semakin hari aku sering melihat beberapa sampah plastik hanyut di sekitar bibir pantai. Aku tidak tahu sampah-sampah ini datang darimana. Sejauh yang aku tahu, masyarakat di sekitar ini berusaha sebaik mungkin untuk mengolah sampah rumah tangga mereka. Apa ini penyakit bumi yang baru? Aku juga pernah dengar bahwa akhir-akhir ini banyak pantai yang mulai tercemar oleh sampah plastik dan limbah lainnya. Aku takut hewan laut ikut sakit karena memakan plastikplastik ini. Masyarakat sekitar jadi punya kegiatan lain. Membersihkan sampah-sampah asing yang berdatangan entah darimana di sekitar pantai. Sebagian temantemanku malah mengumpulkan sampah dan dijadikan mainan. Setiap sore aku tidak lagi bisa duduk di tepi pantai sambil menikmati desiran ombak. Melainkan membantu nenek untuk membersihkan sampah-sampah ini. “Nenek, apa bumi kita sudah lama
sakit?” “Nenek tidak tahu. Yang pasti di zaman nenek masih seusiamu nenek masih bisa menikmati bersihnya pantai ini.” “Terus virus dari penyakit bumi apa nek? Kata guruku kalau kita sedang sakit pasti ada virus yang membuat penyakit kita menjadi lebih parah.” “Yaampun, cucuku semakin pandai berbicara,” jawabnya sambil tertawa kecil “Jawab nek, aku mau tahu.” “Virus yang kamu maksud mungkin ketamakan dan keserakahan manusia nak. Semakin hari manusia semakin serakah. Bumi yang mereka tempati sudah tidak dipedulikan. Tanah yang mereka injak, air yang mereka minum, bahkan udara yang mereka hirup menjadi tercemar karena ego mereka sendiri.” “Aku tidak mengerti nek,” ujarku sambil menggelengkan kepala. “Kelak kamu akan mengerti nak. Belajar saja yang rajin agar kamu bisa menjadi obat untuk penyakit bagi bumi kita.” Nenek segera mengemasi kantong sampah dan segera masuk ke rumah. Meninggalkan diriku yang masih bingung dengan jawaban nenek. Aku bisa jadi obat untuk bumi? Entahlah. Aku harap aku bisa melakukan hal yang diharapkan oleh nenekku. Aku sangat menyayangi tempat ini. Bersih atau kotor aku akan selalu menjaganya seperti nenek dan Tuhan yang selalu menjagaku. Aku kembali duduk di pasir. Menatap matahari terbenam yang begitu menghangatkan hati. Aku harap aku dan semua orang di belahan bumi manapun tetap bisa merasakan kehangatan seperti ini dan melupakan keserakahan mereka agar bumi cepat sembuh. Jika virus itu datang dari manusia, seharusnya penangkal virus itu datang pula dari manusia. Kepedulian dan cinta dari kita sangat berharga bagi seluruh aspek kehidupan di bumi ini. Penulis: Isnaeni Nursukmawati, Angkatan 2019, Program Studi Sosiologi.
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
PUISI Diam Hari itu kau dan aku duduk berdua Sebuah meja kokoh jadi perantara Pada dua bola matamu tersirat tanda tanya Pada dua kuping telingamu menanti suara Alismu berkerut kebingungan Jarimu saling mengait berbagi kegelisahan Secangkir teh buatanmu turut menggigil tertiup angin Kau kebingungan binar hangatku berubah dingin Sebuah kalimat hendak lolos dari bibirmu Tapi seketika kau berubah bisu Aku beranjak meninggalkanmu Pertemuan terakhir kuhadiahkan diam untukmu Tanda tanyamu akan terjawab Bingung dan gelisahmu akan lenyap Ia adalah apa yang sejak tadi ingin kau dengar Karena diam adalah suara kekecewaan dari banyak kata yang kelelahan Yang terkapar hening sebab gemanya tak bisa menggetarkan hatimu yang tuli perasaan Yang tertatih berdiri tegak menjadi kalimat di hadapanmu yang buta aksara Yang susah payah mengudara tapi berakhir sia-sia Yang lebih menyedihkan dari udara yang kasat mata tapi embusnya bisa kau rasa Dulu katamu diam itu emas Hari ini kukatakan diam adalah suara kekecewaan dari banyak kata yang kelelahan Yang mundur perlahan lalu pergi meninggalkan Barangkali kehilangan adalah sebaik-baik cambuk untukmu yang tak hargai keberadaan Nama: Wafiq Azizah Angkatan: 2020 Jurusan: Ilmu Hubungan Internasional
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
AKADEMIKA
7
Artidjo Alkostar, Sang Algojo Koruptor
K
orupsi setua umur manusia, namun tak menjadikannya momok dalam memberantasannya. Sederet tokoh mengabdikan dirinya menjadi algojo koruptor, Baharuddin Lopa, hingga baru-baru ini yang berpulang, Artidjo Alkostar. Anak petani dari keluarga Madura, beranjak remaja bercita-cita menjadi insinyur pertanian. Sayang insiden terlambatnya berkas pendaftaran kuliah Artidjo sampai ke Yogyakarta, menjadikannya memilih jurusan lain. Walhasil, dua hari sebelum penutupan pendaftaran jurusan hukum, dia memutuskan bantir stir, walau besar harapan menjadi insinyur pertanian. Memulai kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, pada September 1967, Artidjo sangat menikmati belajar hukum dan malah melupakan cita-citanya menjadi insinyur pertanian. Apalagi setelah disibukkan berbagai organisasi kemahasiswaan. Kerap ikut berdemonstrasi. Setelah lulus dari fakultas hukum pada 1976, Artidjo mengajar di kampus almamaternya. Kariernya berlanjut menjadi Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta pada 1981-1983. Selanjutnya, berhasil menjadi orang nomor satu di lembaga tersebut. Tuntas di LBH, dia mengikuti
pelatihan selama enam bulan untuk lawyer terkait Hak Asasi Manusia di Columbia University pada 1989-1991. Di tambah juga bekerja di Human Right Watch divisi Asia di New York selama dua tahun. Hingga Artidjo membuat kantor hukum bernama Artidjo Alkostar and Associates tahun berapa?. Praktik hukum berfokus pada pembelaan Hak Asasi Manusia dan Masyarakat terpinggirkan. Namun saat mendapatkan tawaran
menjadi Menteri Hukum dan HAM, dari Yusril Ihza Mahendra, dia sangat menimbang keputusannya. Mengingat dunia peradilan ‘hitam’, sering terjadi suap-menyuap. Setelah berkonsultas dengan Kiai asal Madura Siapa kiainya?, dia putuskan menyetujui tawaran tersebut dan mengikuti fir and proper test hingga menjadi Hakim Agung. Kesibukan mengantarkan dia menutup kantor hukumnya pada tahun 2000 lalu. Semasa menjadi hakim agung, Artidjo sempat merasa kaget. Banyak tamu dan pengusaha mendatangi menawarkan uang serta hal menggoda lainnya. Namun tak satu pun iming-iming tersebut diterima, baginya akan menjadi kebiasaan dan memperburuk tingkah laku sebagai hakim. Sampai dia kerap dikenal sebagai musuh para koruptor atau algojo para koruptor. Sosok hakim yang memperberat dan menolak kasasi bagi koruptor yang dituntut belasan tahun hingga seumur hidup. Selama 18 tahun menjadi hakim agung, Artidjo telah memutuskan hampir 20.000 kasus perkara. Salah satu kasus besar yang pernah dia bantai saat di Santa Cruz, Dili, Timor Leste pada 1992. Menjadikannya hampir kehilangan nyawa, diikuti oleh intel sampai diancam dibunuh. Meski demikian, Artidjo tetap
bertahan. Kegaranganya tidak sampai di situ, masih ingat kasus korupsi Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum. Artidjo menambahkan masa hukuman Anas Urbaningrum dari tujuh tahun menjadi 14 tahun. Selesai menjabat di hakim agung, pria asal Madura ini ditunjuk menjadi Dewan Pengawas Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Republik Indonesia. Menjalani tugasnya, ia bertekad untuk dapat bekerja secara profesional dan proposional. Kurang lebih setahun setelahnnya, Februari 2021 Artidjo tutup usia, penyakit jantung dan paru-paru diderita menjadi penyebabnya. Kehilangan tokoh penegak hukum yang integritas dan ditakuti para koruptor begitu dirasakan banyak orang. Bukan berarti para koruptor dapat bernapas legah, masih banyak sosok Artidjo menjamur di mana-mana. Kegarangannya menjadi inspirasi bagi pemberantasan korupsi. Sosok sederhana, pekerja keras, dermawan, pemberani, dan jujur sekelas Artidjo dapat menjadi cerminan anak muda sekarang. Winona Vanessa HN
Pengabdian Muhammad Nadjib Selama 41 tahun, Muhammad Nadjib mengabdikan dirinya untuk alamamater Unhas. Pria kelahiran Soppeng ini, merupakan orang dibalik berdirinya corner-corner di perpustakaan pusat. Terbentuknya corner bahasa asing seperti American Corner, China Corner, adalah gebrakannya semasa menjabat. Menjabat sebagai Kepala UPT Perpustakaan Unhas selama dua periode, yakni 2001 hingga 2008. Rabu 16 September 2020, pukul 16.00, dosen komunikasi ini dikabarkan meninggal. Setelah menjalani perawatan intens di rumah sakit. Menurut Harnawaty Abdullah, suaminya diduga terjangkit kanker usus dan darah. Masalah yang ada semakin diperparah dengan darah Nadjib yang bersifat incompatible. Tipe darah yang menyulitkan pendonor untuk mendonorkan darah mereka, karena Nadjib tidak semudah itu bisa menerima. Dibutuhkan terapi menggunakan obat agar darah tersebut dapat terdonorkan. “Saya mau meluruskan bukan Covid-19 penyebab kematiannya. Hal ini dibuktikan dengan swab-test di awal dan akhir operasi.,” ucapnya. Seribu kenangan dapat diceritakan tentang Muhammad Nadjib. Sosok yang penyayang, bijaksana, dan peduli
sesama. Begitu yang dikatakan Nana, sapaan Istri Nadjib, saat dihubungi Jumat (2/10/2020). “Ia mengajar, mendidik, bahkan dalam kehidupan berumah tangga” jelasnya. Nana, menceritakan awal pertemuannya dengan Nadjib, kala itu orang yang pernah menjabat ketua jurusan Ilmu Komunikasi ini menjadi assessor Unhas dan sekaligus dosen
pembimbingnya semasa kuliah. Keinginan Nana menanyakan Satuan Kredit Semester (SKS) pada Nadjib, pertemuan yang singkat itu, membuat pria yang biasa mengenahkan kaca mata ini meminta nomor telepon rumah Nana. Awalnya, Nana tak menyangka Nadjib akan menelepon tepat sepulang kuliah. Lambat laun, mereka semakin intens komunikasi. Walhasl pada usianya yang menginjak sembilan belas tahun, gadis berkerudung ini akhirnya dinikahi Nadjib. “Hal yang membuat saya teringat rentang usia yang terlampau jauh,yakni dua puluh tahun. Saya selalu tidak menyangka akan dinikahi oleh dosen sendiri,” kenangnya. Wanita yang lahir 12 September 1974 ini, mengaku masih mengenang Nadjib. Suami penyayang yang tidak pernah melupakan tanggung jawabnya. “Kalau ditanya kelebihannya, saya pribadi tidak bisa mengukur. Selain religius, ia sosok pekerja keras dan di penghujung sisa hidupnya, ia masih teringat amanahnya untuk menyelesaikan pekerjaan,” tutup putra Nadjib, Fathur Rizqi M Nadjib. Sebelum kepergiannya pria kelahiran 6 Maret 1954 tersebut, tengah
mencanangkan pembukaan program sarjana perpustakaan di kampus Unhas bersama Prof Hafidz dan Prof Iqbal. Selain itu, pria yang pernah tergabung di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel sebagai staff ahli. Memiliki hobi yang beragam, ia jago bernyanyi dan memainkan alat musik, gitar dan keyboard. Cerita itu datang dari Abdul Rahman Saleh, kawan Nadjib semasa kuliah di Inggris 1990. Saat itu tampil di acara internasional. Nadjib dan mahasiswa asal Indonesia lainnya membawakan lagu dari band bentukkan sendiri bernama The Malindo Band. Anggota The Malindo Band terdiri dari Abdul R. Saleh (IPB) lead guitar, Muhammad Nadjib (Unhas) rythem guitar, Prapto (Unib) bas guitar, Mustafa (IPB) harmonika, dan Wahyu Priyo Jatmiko (Unair) last but not the least vocal. Mereka tampil mengenakan busana Jawa. Bukan hanya bernyanyi, grup ini juga menampilkan dua tarian. “Satu tarian Ampar-ampar pisang”dan satu lagi tarian Sunda,” tulis Abdul Rahman Saleh di akun facebooknya 27 November 2019 lalu. Nadhira Sidiki
8
LISTICAL NEWS
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
10
Ide Bisnis untuk Mahasiswa, Minimal Bisa Bantu Bayar UKT
K
uliah via daring telah berjalan selama tiga semester. Fleksibelnya jam kuliah membuat mahasiswa memiliki cukup banyak waktu luang melakukan kegiatan lain. Ada banyak peluang bisnis yang dapat dilakukan, beberapa pilihan ini tepat untuk mahasiswa karena tidak bersifat full time, bahkan dapat dijalankan tanpa perlu mengeluarkan modal. Berikut 10 ide bisnis untuk mahasiswa dengan potensi penghasilan tinggi.
1. Guru Les Privat
Mengadakan les privat menjadi salah satu ide yang memungkinkan mahasiswa memiliki penghasilan. Beberapa tempat privat juga menerima mahasiwa sebagai tentor untuk mengajar. Selain itu, kamu juga bisa membuka les privat sendiri, atau bekerja sama dengan teman-temanmu.
2. Bisnis Online Shop
Tingginya minat masyarakat berbelanja online dapat menjadi peluang untuk berbisnis. Kamu yang memiliki bakat dalam dunia bisnis dapat merealisasikan dengan bisnis online shop. Kamu dapat mengamati hal-hal yang sedang trend di kalangan mahasiswa atau masyarakat, kemudian mencoba untuk meraut keuntungan. Kamu juga bisa menjadi reseller dari produsen barang dan menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi.
3. Influencer
Instagram telah menjadi platform dengan penguna 69,2 miliar berkembang menjadi industri bisnis melalui endorsement. Bukan hanya berbagai foto, juga sebagai media periklanan. Hal ini membuka kemungkinan mahasiswa sebagai influencer, apalagi untuk kamu yang berjiwa sosialita tinggi, atau yang gemar membuat konten. Kamu boleh memulai dengan membagikan konten yang menarik untuk mengudang followers yang akan memungkinkan kamu menerima endorsement.
8. Reparasi Komputer atau Ponsel
Untuk kamu yang memiliki kemampuan dalam reparasi komputer atau ponsel, hal ini menjadi peluang untuk membuka jasa reparasi. Kini, ponsel maupun komputer sudah menjadi kebutuhan utama bagi mahasiswa, sayang tidak semua orang pandai memperbaiki bila terjadi masalah pada perangkatnya. Kamu dapat memulai dengan membeli alat, baik hardware maupun software terlebih dahulu kemudian mempromosikan ke teman kuliah kamu.
9. Penulis lepas
Kamu memiliki bakat menulis? Nah kamu bisa menjadikannya sebagai peluang bisnis loh, dengan membuat website, blog, atau wattpad di mana kamu bisa mempublikasikan tulisan kamu. Kamu juga bisa mengirimkan tulisan berupa puisi, opini, dan cerpen ke media, dan tentunya mendapatkan honor atas karyamu. Salah satunya ke PK identitas Unhas. Kirimkan tulisan kamu ke email onlineidentitas@ gmail.com.
10. Penerjemah
Penerjemah menjadi pekerjaan cocok untuk kamu, terutama mahasiswa yang belajar bahasa asing. Beberapa mahasiswa membutuhkan penerjemah untuk menerjemahkan naskah ke dalam bahasa asing. Kamu juga bisa menawarkan diri ke website freelancer, atau perusahaan penerjemah. Sepuluh pekerjaan sampingan di atas bisa kamu coba untuk meringankan biaya kuliah. Memang tidak mudah dan perlu perjuangan, tetapi potensi untuk dijalankan membuatnya patut untuk dicoba. Kamu juga bisa mencoba program mahasiswa wirausaha yang digerakkan Unhas untuk membantu bisnis dan usaha kamu.
4. YouTuber
Sama halnya dengan Instagram, kamu bisa menjadi YouTuber. Meskipun menjadi YouTuber bukanlah hal mudah karena harus konsisten dan sabar untuk mengembangkan kanal YouTube. Kamu bisa memulai membuat konten membahas mahasiswa, memberikan informasi mengenai universitas, atau vlog perjalanan.
5. Desain Grafis
Nur Alya Azzahra
Bisa l bi Sam an h a b Re
Memiliki bakat mendesain? Nah kamu bisa membuka jasa desain grafis, banyak permintaan desain grafis datang dari berbagai kalangan. Mulai dari perusahaan kecil untuk membuat flayer maupun membuat logo, hingga event organizer yang membutuhkan desain grafis untuk proyeknya. Kamu juga bisa membuka jasa desain dan edit foto untuk hadiah kelulusan.
6. Fotografer dan Videografer Lepas
Kebutuhan akan fotographer dan videographer memunculkan peluang bisnis baru. Perkembangan era digitalisasi membuat media foto dan video semakin banyak dilirik terutama untuk fungsi pemasaran. Jika kamu punya skil untuk mengoprasikan kamera, akan menjadi modal yang sangat berharga.
7. Makeup Artist
Banyak acara membutuhkan makeup artist seperti wisuda, pesta ulang tahun, lamaran, dan pengantin. Hal ini menciptakan peluang bisnis untuk mahasiswa apalagi yang tertarik dunia kecantikan. Sekarang ada banyak influencer yang kerap membagikan tips makeup, kamu bisa belajar dari mereka. ILLUSTRASI: IVANA FEBRIANTY
identitas
9
TIPS
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Lima Cara Cegah Insomnia Bagi Mahasiswa
ILLUSTRASI: IVANA FEBRIANTY
1
Ciptakan Tempat Tidur yang Sempurna Langkah pertama yang dapat kamu lakukan ialah berinvestasi pada suasana kamar tidur yang nyaman. Termasuk tempat tidur, suhu kamar, cat tembok, dan hal yang membuat kamu rileks dan tenang. Desainer Interior Hotel In-house Inggris, Frances Whitley mengatakan, warna kamar memengaruhi suasana hati. Itulah mengapa, penting memilih dekorasi kamar yang membantumu rileks dan memicu tidur.
2
Atur Jam Komitmen
Tidur
dan
Terkadang, waktu tidur teralihkan dengan pekerjaan yang lainnya. Penyebabnya bermula dari buruknya mengatur jadwal. Jika kamu harus menunda waktu tidur karena sebuah pekerjaan, maka kamu perlu membuat jadwal jam tidur. Usahakan pada malam hari, tidak ada jadwal untuk mengerjakan tugas sehingga kamu dapat fokus untuk tidur.
T
idur adalah anugrah untuk terbebas dari segala beban hidup dan aktivitas seharian. Terlebih bagi para mahasiswa, tidur tepat waktu adalah nikmat yang luar biasa berharga. Namun, tidak jarang mahasiswa mendapatkan tidur yang berkualitas. Ada kalanya, deadline tugas adalah penyebabnya dan waktu malam hari seringkali menjadi alternatif yang tepat untuk menuntaskannya. Belum lagi, tipe mahasiswa yang hobi bermain gawai. Hahaha. Jika hal ini terus kamu lakukan, tentu akan berdampak pada kesehatan kamu, loh! Yuk atasi kebiasaan buruk ini dengan melalui 5 tips membuat tidur lebih berkualitas.
3
Batasi Diri dengan Gawai pada Malam Hari Gawai sering dijadikan sebagai benda hiburan. Setelah menjalankan jadwal padat seharian, gawai seringkali difungsikan untuk membuka media sosial. Namun, hal ini justru akan menghambat kamu dalam beristirahat. Gawai akan membuatmu asik sehingga lupa waktu. Akhirnya, waktu tidur kamu ikut tertunda. Kamu bisa menghibur diri selain membuka media sosial, contohnya dengan membaca buku atau mendengarkan musik pengantar tidur.
4
Singkirkan Minuman Berkafein Barangkali, secangkir kopi adalah hal yang tidak bisa kamu lewatkan. Namun, kamu perlu mempertimbangkan minuman lain. Seperti halnya susu hangat atau air putih sebagai penggantinya. Jika kamu mengalami kesulitan tidur setelah meminum kopi, hal ini disebabkan oleh kafein yang menghambat kerja adenosine reseptor dalam tubuh. Bukan hanya kopi yang mengandung kafein loh, pun mencakup teh, cokelat, dan beberapa minuman ringan.
5
Makan Malam Minimal 3 Jam Sebelum Tidur Tidur dengan perut yang kenyang memiliki efek pada masalah pencernaan. Sebaiknya, hindari makanan berat minimal tiga jam sebelum tidur. Hal ni juga dapat meningkatkan kadar gula dalam tubuh yang menimbulkan kegelisahan. National Sleep Foundation merekomendasikan untuk mengemil ringan sebelum tidur, terutama jika lapar. Beberapa camilan terbaik sebelum tidur, antara lain ceri yang kaya melatonin, pisang, chamomile, peppermint atau teh jahe. Teh ini kaya akan magnesium dan potasium, loh! Sebuah senyawa yang berguna dalam meningkatkan relaksasi otot. Itulah lima tips untuk mendapatkan tidur yang berkualitas dan menghindari insomnia. Semoga membantu!
Haerunnisa
10
CIVITAS Kasubdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Unhas, Ishaq Rahman mengatakan perlu interpretasi dalam memahami aturan ini. “Definisi rangkap jabatan ini harusnya dioperasionalisasikan dengan cermat,” katanya, Selasa (29/6) Dia menjelaskan komisaris melakukan fungsi pengawasan bukan fungsi eksekutif. Sesuai dengan PP RI Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha Swasta pasal 3 ayat 2 dituliskan tidak dibenarkan untuk rangkap jabatan di pemerintahan, kecuali untuk penugasan sebagai pengawas dalam perusahaan. ”Majelis Wali Amanat (MWA) dan Mendikbud mengizinkan, serta Kemenpanrb tidak melarang,” tulis Ishaq dalam rilisnya. Wakil Ketua II MWA, Prof Dr Syamsul Bachri SH M Hum yang dihubungi mengatakan sementara melakukan kajian mengenai isu rangkap jabatan ini. “Nanti saya infokan waktunya sebab sementara tim melakukan kajian terkait isu ini,” tulisnya melalui pesan Whatsapp, Kamis (12/8). Menurut Laporan tahunan Ombudsman RI 2020, lembaga ini menemukan 31 komisaris BUMN terindikasi rangkap jabatan dari instansi asal akademisi perguruan tinggi. Di mana bukan saja rektor Unhas yang
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
merangkap jabatan. Terdapat rektor lain, seperti Rektor Universitas Bengkulu (Unib), Ridwan Nurazi merangkap sebagai komisaris Utama Bank Bengkulu (BUMD Provinsi Bengkulu), Rektor Universitas Islam International Indonesia (UIII), Komaruddin Hidayat merangkap sebagai komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI). Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria merangkap sebagai Komisaris Utama anak perusahaan BUMN, PT Perkebunan Nusantara III. Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro yang menjabat sebagai wakil komisaris di PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ari Kuncoro menjadi sorotan, lantaran dia melanggar PP NO. 68 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia (UI)), pasal 35 huruf c, tertulis rektor dan wakil rektor dilarang merangkap sebagai pejabat pada badan usaha milik negara/ daerah maupun swasta. Namun, setelah Presiden Joko Widodo menerbitkan PP 75 Tahun 2021 tentang Statuta UI pasal 39 huruf c, yang melarang rektor dan wakil rektor, sekretaris, universitas dan kepada badan merangkap sebagai, direksi pada badan usaha milik negara/daerah maupun swasta. Statuta UI versi baru ini menghilangkan larangan rektor tidak boleh merangkap jabatan di BUMN/BUMN maupun BUMS. Dari istilah ‘pejabat’ yang meliputi komisaris, hingga mengubahnya sebagai direksi. Pada akhirnya, Rektor UI, Ari Kuncoro mengundurkan diri dari jabatan sebagai wakil komisaris di BRI. Kasus yang terjadi pada Ari Kuncoro menjadi pelajaran bagi rektor yang merangkap jabatan, khususnya Rektor Unhas. Ai/Sal
P
rof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menjabat kembali sebagai Rektor Unhas untuk kedua kalinya pada periode (2018-2022). Pada masa jabatanya, Dwia diangkat sebagai Komisaris Independen PT Vale Indonesia, yang kala itu berlangsung di Jakarta pada September 2020. Padahal pada Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI), Nomor 53 Tahun 2015 tentang Statuta Unhas, pasal 27 Ayat 4 dituliskan. Rektor dilarang merangkap jabatan pada : (a) Organ lain di lingkungan Unhas. (b) Badan hukum pendidikan lain dan Perguruan Tinggi lain. (c) Lembaga pemerintah pusat atau pemerintah daerah. (d) Badan usaha di dalam maupun diluar Unhas; dan/atau. (E) Institusi lain yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan dengan kepentingan Unhas. Guru Besar Fakultas Hukum Unhas, Prof Dr Aminuddin Ilmar SH M Hum mengatakan Rektor Unhas melanggar statuta universitas. “Sepanjang belum berubah rektor dinyatakan melanggar ketentuan tentang penetapan statuta universitas,” tegasnya. “Kalau kita berkaca pada kasus UI, yang tadinya terlarang menjadi tidak terlarang sebab statutanya berubah. Nah sekarang, apakah Unhas akan melakukan perubahan statuta, terserah sama MWA,” jelas Aminuddin Ilmar saat diwawancara melalui telepon, Jumat (13/8).
ARISAL/IDENTITAS
Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu beserta jajarannya melaksanakan Breakfast Meeting, di Lantai 8 Gedung Rektorat, Selasa (15/1/2019). Dalam kegiatan itu, Prof Dwia memaparkan sejumlah capaian Unhas di tahun sebelumnya, seperti 720 publikasi Unhas yang terindeks scopus.
identitas
NO. 924 TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
IPTEKS
11
M
uda mudi memang gemar pergi ke warung kopi (warkop), kadang kala ada yang menyambangi lebih dari sekali dalam sehari. Tidak mengherangkan warkop menjadi salah satu tempat yang mudah ditemukan dan paling ramai dikunjungi dari siang hingga malam, bahkan sampai dini hari. Menjamurnya warkop di penjurupenjuru kota, menjadikan salah satu kota terbesar di Indonesia, yakni Kota Makassar sering disebut “Kota Seribu Warkop.” Selain ngopi, nongkrong ngobrol hal receh, kadang warkop jadi tempat ngumpul untuk jumpa pers, rapat konsolidasi, seminar, diskusi politik dan lain-lainnya. Tak jarang warkop yang merupakan ruang publik ditunggangi kepentingan dari kelompok tertentu, misal partai politik dan media massa. Rupanya fenomena warkop, menarik perhatian Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Dr Andi Faisal S S M Hum, untuk terjun langsung melakukan penelitian, dengan judul riset “Warung Kopi, Media dan Konstruksi Ruang Publik di Makassar.” Saat ditemui di ruangnya, Kamis (9/6/2021), dosen Sastra Prancis ini bercerita, penelitiannya dilakukan untuk mengungkap praktik relasi kuasa yang membentuk realitas ruang publik di warkop Makassar. Riset yang dilakukan mengacu pada publik space sebagai ruang yang mengindiksikan tempat hanya sebagai latar atau lokasi pertemuan, dan public sphere di mana menurut Harbermas adalah ruang yang meliputi wilayah interaksi opini-opini masyarakat bisa terbentuk. “Saya meneliti pertama kali mengenai warkop, di tesis, tetapi hanya Warkop Phoenam yang menjadi pembahasan,” ungkap Ical, sapaan akrabnya. Lebih lanjut, untuk memudahkan dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan metode etnografi dan pendekatan analisis kajian budaya sebagai acuan utama metode penelitian. Menyambangi beberapa lokasi warkop menjadi rutinitasnya dalam meneliti, seperti Warkop Poenam, Dottoro (Dg. Naba), Daeng Anas, Hai Hong, Tong San, Safari, Kumala, Sahabat, dan Lagaligo. Tak berhenti di situ, Ical melanjutkan penyelidikannya di cafécafe seperti Starbucks, Coffee Bean, dan Exelso. “Mendatangi lokasi penelitian secara bertahap, hari pertama Warkop Poenam, hari kedua dan ketiga beda warkop lagi,” ujar Ical. Pria kelahiran Pare-pare 1973
ini mengatakan warkop dimanfaatkan oleh media seperti radio Merkurius FM, Fajar FM dan Tribun sebagai ladang informasi. Adanya perubahan Orde Baru ke Reformasi jadi bagian dari faktor utama maraknya media massa dan radio berkegiatan di warkop. “Masa orde baru media massa digaji pemerintah dan supaya tetap bertahan mereka menciptakan kedekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat, namun setelah reformasi semua media massa tidak dibiayai lagi oleh pemerintah, maka mereka harus menghidupi dirinya untuk survive,” tambahnya. Menurut Ical, radio Merkurius maupun Fajar FM menciptakan talkshow yang kebanyakan persoalan politik terutama mendekati pemilihan kepala daerah. ”Contohnya, 2004 diselenggarakan pemilihan anggota DPR, membahas soal siapa kandidatnya, kriteriannya seperti apa di warkop,” jelanya. Salah satu warkop yang menjadi langganan diskusi publik berada di Hertasning. Di mana Ical turut mendapati, kedekatan antar media dengan tokoh publik dan pemilik warung kopi menjadi semacam hubungan simbiosis mutualisme. “ Media butuh survive, di samping pengusaha, tokoh atau elit, pembicarapembicara publik, butuh nama atau citra. Sehingga, semakin banyak yang minum kopi sambil ngobrol berimbas pada meningkatnya pemasukan warkop, ” terangnya. Seperti yang dikutip dari hasil penelitiannya, media massa dalam hal ini jurnalis “menegosiasikan” ruang publik untuk kepentingan ekonomi politik media dan pribadi. Kemudian dalam meningkatkan hasil penjualan
ILLUSTRASI: IVANA FEBRIANTY
Konstruksi Ruang Publik di Warkop
dan citra sebagai warkop yang dominan, pemilik warkop menegosiasikan baik ke media, jurnalis maupun pengguna fasilitas publik lainnya, di mana warkop ingin eksistensinya meningkat, sisi lain, mengalami komersialisasi sebagai dampak dari persaingan antar warkop. Sayang, keadaan ini belum mencerminkan bentuk ruang publik yang ideal. Masih banyak praktik kuasa seperti simbiosis yang terjalin, opini-opini publik yang terbentuk belum murni hasil pembicaraan semua golongan masyarakat, dari tidak dijangkaunya masyarakat miskin. “Ruang publik itu sejatinya harus steril dari kepentingan-kepentingan kekuasaan, syaratnya, mereka harus jadi milik masyarakat, bagaimana supaya tukang becak memiliki hak yang sama di warkop atau bebas menyampaikan pendapat. Nah, ruang publik harus jadi kekuatan penyeimbang antara pemerintah dengan masyarakat.” Hal ini dikarenakan sebagian masyarakat belum mampu menjangkau pembicaraan di warkop, Ical beralasan biaya menjadi persoalan. “Starbucks,
yang harganya 50-an akan sulit dicapai oleh tukang becak yang penghasilannya tidak seberapa,” katanya. Namun begitu warkop dan apapun namanya menjadi ruang interaksi sosial politik. Bahkan telah mengalami politisasi ruang untuk kepentingan masing-masing pihak. Maka untuk mencapai bentuk ideal, Ical menyarankan agar fungsi ruang publik sebagai latar atau lokasi pertemuan (publik space) dan wilayah interaksi (public sphere) harus digabungkan menjadi satu. Kendati demikian, mengingat tak ada kendala berarti yang dihadapinya selama meneliti. Dosen Sastra Prancis ini pun berharap nantinya masih diberi kesempatan untuk meneliti persoalan ruang publik lagi, terutama hubungannya dengan gender. “Seberapa banyak perempuan yang ngopi di warkop tradisional ketimbang warkop modern, apa sebab dan pengaruhnya,” harapnya.n Oktafialni Rumengan
12
RESENSI BUKU
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Investasi, Solusi Nabung Berantas Bokek “ Jika kamu tidak bisa menemukan cara mendapatkan uang saat sedang tertidur, kamu akan terus menjadi karyawan sampai kamu mati ” – Warren Buffet
S
ebagai mahasiswa yang hidupnya bergantung dari uang jajan pemberian orang tua, manajemen keuangan adalah ilmu yang penting untuk dimiliki. Terlebih, perantau, yang diakhir bulan selalu tertimpa krisis keuangan alias Bokek. Namun, bukan hal mengenakan juga, jika selalu bergantung pada keluarga. Karena itu, memulai berinvestasi sejak bangku kuliah sepatutnya dicoba. Salah satu rekomendasi buku untuk memulai langkahmu menuju dunia pasar modal, “Gaya Bokek Nabung Saham Ala Mahasiswa”. Dalam buku tersebut, digambarkan secara rinci perjalanan investasi Sang Penulis, Dimas Raka Prayudha. Ia mulai menggeluti dunia investasi saat masih menempuh kuliah semester 4 lalu. Tak sampai dua tahun, ia kemudian dijuluki ‘Bapak Saham’ oleh teman-temannya. Tak tanggung-tanggung, ia turut membeberkan triknya menaklukan dunia pasar modal. Mengawali kisahnya, ia mengenal investasi karena ajakan teman kelasnya, Yon, untuk mengikuti Kompetisi Nasional Pasar Modal (KNPM) 2014. Dimas, yang awam dengan kata investasi pun terjun dengan modal ‘coba-coba’. Sayangnya, ia gagal, lalu memutuskan untuk berhenti sementara. Berbekal pengalaman masa lalu, Dimas mulai memperkaya diri dengan bacaan, salah satunya melalui aplikasi Smart Trader, para Rich Investor, The Baby Steps, karya Ellen May, menelisik jejak Warren Buffet, serta rajin bertandang ke galeri investasi di kampusnya. Dirasa belum cukup, ia menyempatkan waktu mendaftar sekolah pasar modal yang diadakan oleh perusahaan sekuritas yang mengawasi pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI). Di sinilah, Dimas akhirnya bertemu dengan guru sahamnya, Deri Yustria, seorang piawai saham yang bekerja di BEI, sekaligus mentor kelas pasar modal kala itu. Ia mulai mendalami teknik berinvestasi, yang dikenal sebagai Technical Analysis dan Fundamental Analysis. Bagi seorang investor, sering kali bagian terberat adalah mengawali investasi. Mereka perlu mengetahui cara
menjalankan Technical Analysis dan Fundamental Analysis. Investor jangka pendek yang disebut trader, sering menggunakan Technical Analysis untuk membeli saham. Hanya saja, risiko cara ini terlalu besar dan perlu pengawasan tiap hari terhadap pergerakan naik turunnya harga saham. Sedangkan, investor jangka panjang, menggunakan Fundamental Analysis, cara ini jugalah yang didalami penulis pada akhirnya, disinyalir lebih aman karena investor diharuskan memperhatikan keadaan perusahaan, sehat atau tidak, rugi atau untung. “Sebenarnya, investasi bisa jangka pendek dan jangka panjang. Tapi, saya sarankan untuk jangka panjang. Kenapa? Karena investasi jangka panjang selalu mencetak keuntungan dan resikonya lebih rendah,” ungkap Deri di kelas investasi, dikutip dari halaman 54. Dari situ, penulis mencoba Fundamental Analysis dalam mengikuti lomba Indosat Stock Trading Contest (ISTC) 2015. Selain memaparkan teknik investasi, buku setebal 222 halaman ini, juga menjelaskan mengapa investasi itu halal. Sehingga, kamu yang enggan, karena menyamakan investasi seperti judi bisa menepis jauh pikiran-pikiran itu. “Saham pada dasarnya memang halal. Namun, yang haram adalah proses investor membeli sahamnya. Saham dikatakan haram jika kita asalasalan beli saham dengan harapan untung cepat,” tertera dalam salah satu kutipan buku. Di sisi lain, penulis mencantumkan hal yang perlu dihindari dari para investor pemula, seperti menerapkan margin. Dilansir dari simulasikredit. com, margin adalah dana yang dipinjam dari pihak ketiga, investor yang menggunakan margin mendapat keuntungan berlipat ganda, jika kalkulasinya benar, pun berlaku sebaliknya. Keseruan membaca buku terbitan PT Elex Media Komputindo tersebut tak sampai disitu. Di setiap akhir setiap bab, penulis mencantumkan challenge-challenge kecil sebagai panduan pemula, membuat bacaan ini semakin menantang dan menarik untuk ditelusuri. Hanya saja, beberapa istilah-istilah
Judul : Gaya Bokek Nabung
Saham Ala Mahasiswa
Penulis
: Dimas Raka Prayudha
Penerbit
: PT. Elex Media Computindo
Halaman
: 222
Terbit : 12019
ekonomi seperti Bursa Efek, Efek, Saham, Investor, Trading, Technical Analysis, Fundamental Analysis, serta pasar modal agak menyulitkan kita memahami bacaan. Penulis juga hanya menampilkan sedikit cara menyisihkan uang jajan yang bisa jadi modal investasi. Justru buku ini banyak
menyorot pada kegiatan lomba investasi yang diikuti Dimas. “ Jika kamu tidak pernah mencoba, bagaimana kamu bisa tahu ada banyak kesempatan di luar sana ?”- Jack Ma Oktafialni Rumengan
identitas
NO. 924 TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
13
CERMIN
Perubahan Gerakan Mahasiswa
M
ei lalu adalah momentum mahasiswa berdemonstrasi untuk memperingati hari pendidikan, buruh hingga mengenang reformasi 1998. Hari-hari besar itu, dalam tiga tahun terakhir dirayakan demo, demo dan demo. Mempraktikkan metode lama, tentu tidak salah. Namun, berharap adanya transformasi paradigma lama ke paradigma baru ke arah lebih mencerahkan merupakan hal yang patut dimimpikan. Setiap zaman pasti memiliki semangatnya sendiri, orangnya sendiri, dan tidak bisa mengulangnya pada hari-hari depan. Perubahan gerakan mahasiswa sangat terasa tiga tahun terakhir. September 2019, ribuan mahasiswa seluruh Indonesia turun ke jalan menuntun keadilan. Mereka menolak sejumlah rancangan undang-undang, seperti Rancangan Undang-Undang (RUU) KUHP, Revisi UU KPK dan RUU Ketenagakerjaan, dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKSS). Gerakan penolakan terhadap tututan ini menunjukkan kepedulian terhadap masa depan rakyat dan mahasiswa sendiri. Aksi bertajuk turunkan Presiden Joko Widodo dan reformasi dikorupsi tentu mempunyai konsekuensi dalam pergerakannya seperti korban jiwa. Dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari meninggal merupakan salah satu contohnya. Ditambah, kekerasan represif yang dilakukan pihak keamanan ketika demonstrasi.
Kala itu, larut dalam duka bukan menjadi solusi. Gelombang mahasiswa terus meletup, dan disambut perlawanan dari pihak keamanan. Sejumlah video dan foto beredar di media sosial menunjukkan keganasan kekuasaan, hingga gerakan itu meredup. Memasuki Oktober 2020, demonstrasi besar-besaran kembali dilakukan. RUU Cipta Kerja yang berhasil disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi penyebabnya. Sayangnya gelombang gerakan itu belum mampu mengubah kegelisahan mahasiswa dan masa depan rakyat. UU tetap eksis hingga sekarang. Tahun ini, mencoba gerakan massa yang lebih besar tentunya tidak mungkin di tengah pandemi Covid-19. Memaksakan hal ini, merupakan konsekuensi besar bagi kesehatan peserta aksi. Ada pula mereka yang tetap melanjutkan perlawanan dengan beberapa orang yang bisa dihitung jari. Pergerakan muncul dari keresahankeresahan mahasiswa akan masa depan bangsa. Atau pun untuk upaya menjaga eksistensi gerakan mahasiswa. Fakta lain, gelombang mahasiswa yang terus bermunculan tidak lebih dari mempertontonkan kelompok sendiri, identitas, ideologi ataupun almamater. Menunjukkan belum adanya kesatuan aksi. Belum memandang dirinya bagian dari suatu komunitas yang dibayangkan bersama. Suatu komunitas terbayang merujuk pada tulisan Benedict Anderson menjelaskan bangsa dan nasionalisme. Ben Anderson percaya suatu bangsa
terbentuk karena adanya orangorang yang memandang dirinya bagian dari komunitas tersebut, dibayangkan secara bersama. Walaupun mereka terpisah jauh dan tidak saling mengenal, tetapi mereka merasakan kesamaan nasib. Dari pandangan Ben Anderson, kita bisa menyimpulkan bahwa pergerakan mahasiswa seluruh Indonesia tidak lagi menjadi persoalan adanya batas geografi. Mereka dapat dengan mudah saling berkomunisasi dan merencanakan aksi. Bila melihat generasi Z yang sangat akrab dengan internet sejak usia dini, maka mereka dapat melahap informasi secara tidak terbatas. Cukup menggunakan telepon canggih, semua bisa mereka peroleh melalui media sosial. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia dapat cepat dirasakan. Dengan begitu, aksi solidaritas akan tetap bisa terbangun melalui kecanggihan teknologi, bahkan dengan orang-orang yang tidak bertemu secara fisik. Solidaritas akan kegelisahan dan kepentingan bersama akan membawa gerakan-gerakan lebih masif. Sayangnya, kesamaan nasib ini tidak semenonjol warna almamater, kepentingan lembaga, dan organisasi kedaerahan.
Kekuasaan telah melihat polarisasi dan menganggap ada celah dalam pergerakan mahasiswa. Di sisi lain, kita setidaknya masih meyakini adanya eksistensi pergerakan mahasiswa walaupun terlihat pasang surut. Begitu pula kita selalu berpikir mencari alternatif pergerakan yang lebih efisien. Di titik itulah, Mei 2021 harus diperingati bukan dengan agenda 23 tahun lalu. Tetapi rentetan peristiwa yang terjadi tiga tahun terakhir dari tewasnya beberapa mahasiswa, kekerasan fisik terhadap demonstran, dan tuntutan yang belum selesai. Mestinya menjadi semangat untuk tetap melanjutkan gerakan mahasiswa. Gerakan yang dapat disalurkan tanpa menghadirkan massa fisik, melainkan memanfaatkan teknologi. Sebaikbaik pilihan mungkin itu yang mesti dilakukan. Penulis, Arisal, merupakan Redaktur Pelaksana PK identitas Unhas 2021
KRONIK
Tuntutan : Dengan memakai almamater merah dua mahasiswa yang mengaku perwakilan seluruh mahasiswa Unhas menggelar aksi demo di depan Gedung Rektorat Unhas, Rabu (30/6). Aksi dengan membawa spanduk bertuliskan “Menolak Imam Mobilingo sebagai perwakilan suara mahasiswa.” Serta menuntut pencabutan SK Rektor tentang pengurus BEM Unhas 2021. FOTO RISMAN AMALA FITRA/IDENTITAS.
14
KAMPUSIANA
Direktur Eksekutif Nasional WALHI Bahas Pesisir dan Kelautan Nusantara Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Nur Hidayati membahas isu pesisir dan kelautan nusantara yang dianggap sebagai ruang hidup dan penghidupan pada Webinar Nasional FISHFEST 2021. Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga (HMJ) Mahasiswa Perikanan (Kemapi) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas, kegiatan bertemakan “Fisheries Sustainability for Marine Ecosystem” ini berlangsung melalui Zoom Meeting, Sabtu (19/6). Pada kesempatannya, Yaya mengatakan, beberapa tahun belakangan hingga kini, laut dianggap sebagai masa depan kehidupan di Indonesia. Secara global, bahkan terdapat istilah blue ekonomi. “Namun, ancaman ruang hidup dan penghidupan di wilayah pesisir dan laut tidak kalah besar nyatanya dimulai dari darat. Kita lihat bagaimana pola pembangunan di darat yang sarat dengan eksploitasi menghasilkan limbah dalam jumlah yang sangat besar, polutan dari pabrik-pabrik yang tidak diolah dan berakhir di laut,” ujar Yaya.
Ia menambahkan, untuk memulihkan ruang hidup dan penghidupan, perlunya mengubah cara pandang yang antroposentrik menjadi ekosentrik. Kegagalan model pembangunan di darat perlu diperhatikan agar tidak terulang kembali di wilayah laut dan pesisir. “Jangan mengulang kesalahan cara pandang antroposentrik yang sudah dilakukan di daratan, yakni sumber daya alam dilihat sebagai komoditi. Kepentingan manusia lebih diutamakan diatas kepentingan alam. Sebaiknya, menggunakan cara pandang ekosentrik, di kana komponen manusia dan nonmanusia adalah faktor yang sama-sama penting,” jelas Yaya. Diakhir kesempatan, ia menegaskan perlunya safeguard dan indikator perlindungan daya dukung alam untuk keberlanjutan kehidupan rakyat yang adil dan lestari. Misalnya, apakah suatu kehidupan berbasis sumber daya menjadi business oriented dan lain sebagainya. “Laut kita saat ini ibarat tong sampah. Namun, wilayah laut saat ini dipromosikan sebagai potensi atau masa depan untuk ekonomi,” tutup Yaya. Winona Vanessa HN
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Unhas Sediakan Hunian Tetap Bersubsidi pada Dosen dan Tendik SEBAGAI bentuk peningkatan kesejahteran pegawai, Unhas menggandeng Bank BNI dan PT Mandiri Pratama Putra selaku developer untuk memudahkan dosen dan tenaga kependidikan (Tendik) dalam kepemilikan hunian tetap. Pengenalan hunian baru yang difasilitasi Unhas ini dilakukan melalui sosialisasi Persiapan Pengadaan Rumah Sederhana Bersubsidi untuk dosen dan tendik PNS dan Non-PNS. Kegiatan itu bertempat di Baruga AP Pettarani, Kampus Tamalanrea Unhas, Rabu (23/6). Adapun perumahan yang dimaksud adalah Bumi Findaria Mas 2 terletak di jalan poros Paccerakkang – Moncongloe, Kec. Moncongloe, Kab. Maros. Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Universitas Prof Dr Ir Nasaruddin Salam, MT, Pimpinan Bank BNI 46 Makassar, Pimpinan PT. Mandiri Pratama Putra, serta sejumlah dosen dan Tendik lingkup Unhas. Mengutip rilis Humas Unhas, Nasaruddin menyampaikan, fasilitas hunian yang diberikan menilik data bahwa beberapa pegawai Unhas belum memiliki hunian tetap. Dengan demikian, Unhas menawarkan hunian bersubsidi sebagai bentuk peningkatan kesejahteraan.
“Rumah menjadi hal yang sangat penting bagi kesejahteran dan kepastian masa tua. Membeli rumah itu bukan hanya dilihat dari fasilitas rumahnya, tapi yang terpenting adalah lingkungannya,” jelas Nasaruddin. Perwakilan PT Mandiri Pratama Putra, H Badris kemudian menyampaikan, lokasi pembangunan perumahan memiliki letak yang sangat strategis dari pusat kota Makassar. Hunian baru ini diapit oleh Perumahan Dosen Unhas dan beberapa perumahan komersil. “Lokasi perumahan Bumi Findaria Mas 2 dipastikan bebas banjir dan telah dilakukan penimbun sedalam 2 meter. Ditargetkan sebanyak 1.000 hunian akan dibangun, untuk tahap pertama dibuka sebanyak 500 unit,” kata Badris. Sedangkan Pimpinan Bidang Pengelola Bisnis Bank BNI Cabang Pembantu Unhas Tamalanrea, Sepril S. Pammai menyampaikan, posisi BNI adalah mediasi antara nasabah melalui proyek pengembangan pembangunan. Bagi civitas akademika yang tertarik dapat mempersiapkan berkas yang diperlukan, yakni belum pernah mengajukan KPR dalam 1 keluarga (suami dan istri) atau belum menerima bantuan atau subsidi perumahan dari pemerintah. Nadhira Sidiki
Tim Pengabdian Masyarakat FAPET Unhas Adakan Pelatihan Pembuatan Mesin Tetas
DOKUMENTASI PRIBADI
Penyambutan: Pemerintah Kecamatan Tamalanrea menyelenggarakan ceremonial penyambutan mahasiswa KKN Unhas Gelombang 106, yang digelar secara luring terbatas di halaman Kantor Camat sendiri, Rabu,(30/6).
FKG Unhas Adakan Ujian Kompetensi Periode II Tahun 2021 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas mengadakan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi (UKMP2DG) Periode II Tahun 2021. Rangkaian ujian sendiri diawali dengan Computer Based Test (CBT) pada Sabtu (12/6) dan Objective Stuctured Clinical Examination (OSCE) pada Ahad (13/6). Uji kompetensi yang ditujukan bagi mahasiswa profesi kedokteran gigi ini diikuti oleh peserta asal FKG Universitas Mulawarman dan Unhas. Adapun aturan yang mendasari pelaksanaan ialah amanat Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran dan Peraturan Mendikbud Nomor 30 tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter atau Dokter Gigi. Mengutip rilis Humas Unhas, Koordinator CBT FKG Unhas, Andi
Anggun Mauliana Putri, drg SpPM menyampaikan, sebanyak 109 orang peserta mengikuti ujian CBT dengan dua putaran. Putaran pertama diikuti 54 orang dan putaran kedua diikuti 55 orang. “Lebih lanjut, proses pelaksanaan diawasi oleh Pengawas Pusat sebagai perwakilan dari Panitia Nasional UKMP2DG. Mereka ialah M. Fajrin Wijaya drg MKes MARS, Dr Eka Erwansyah drg MKes Sp.Ort (K), dan Israyani drg SpPM. Di sisi lain, penguji internal berjumlah 39 orang,” papar Anggun. Koordinator OSCE FKG Unhas, Acing Habibie Mude drg PhD SpPros menambahkan, proses pelaksaan ujian kompetensi dilaksanakan di tiga lokasi yang berbeda secara paralel dengan jumlah peserta 93 orang. Nadhira Sidiki
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Peternakan (Fapet) Unhas menggelar Pelatihan Pembuatan Mesin Tetas pada Kelompok Tani Ternak. Kegiatan tersebut bertempat di Desa Barana Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto, Ahad (27/6). Selain dihadiri anggota kelompok tani ternak Desa Barana dan organisasi kepemudaan Keluarga Pemuda-Pemudi Julukanayya (KPJ), turut hadir tiga orang dosen Fapet Unhas yang merupakan tim pengabdian masyarakat. Mereka ialah Dr Ir Syahriadi Kadir MSi, Dr Ir Muh Ridwan SPt MSi IPU, dan Ilham Syarif SPt, MSi. Adapun kegiatan ini diadakan karena penetasan telur yang semula ditetaskan pada indukan dinilai kurang efisien. Penyebabnya adalah induk hanya mengerami telur selama 21 hari lamanya. Sedangkan jika dilakukan penetasan pada inkubator penetasan, indukan akan segera memproduksi telurya kembali. Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Syahriadi menjelaskan beberapa prinsip pembuatan mesin tetas. “Mesin ini merupakan duplikasi indukan unggas. Pembuatan mesin
tetas telur bisa menggunakan bahan apa saja. Mesin tersebut adalah alat yang dibuat untuk mempertahankan suhu dan kelembaban tertentu,” ucapnya. Syahriadi juga menekankan hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam mesin tetas. Di antaranya sirkulasi oksigen, temperatur yang diperoleh dari panas lampu, dan mesin tetas tidak boleh kosong untuk menjaga kelembaban air. Lebih lanjut, proses penyeleksian telur dilakukan pada hari ke-7. Sedangkan pemutaran telur dilakukan pada hari ke 8-17. “Adapun faktor penentu kebehasilan penetasan yaitu temperatur mesin, kelembaban mesin tetas, sirkulasi udara, pemutaran telur, peneropongan telur, dan penanganan telur yg telah menetas,” tambah Syahriadi. Setelah pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi ringan dengan para peserta pelatihan. Tim Pengabdian Masyarakat berharap, hasil pelatihan dapat diimplementasikan oleh para anggota kelompok tani ternak di Desa Barana. Annur Nadia Felicia Denanda
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
KAMPUSIANA
Kemendikbud Buka Program Magang Bersertifikat 2021 INFO menarik bagi mahasiswa nih. Kini hadir salah satu program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) 2021. Program tersebut dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Pada program ini kalian para mahasiswa berkesempatan magang di perusahaan terkenal dan akan mendapatkan sertifikat dari Kemendikbud. Pada 22-23 Juni 2021 lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengadakan Festival Kampus Merdeka Magang dan Studi Independen Bersertifikat. Program magang bekerja sama dengan 42 mitra industri. Adapun jadwal registrasi bagi mahasiswa yang berminat ikut magang dibuka 10 Juni hingga 31 Juli 2021. Pendaftaran secara daring melalui laman https://kampusmerdeka. kemdikbud.go.id/program Program ini sangat berguna bagi mahasiswa untuk mendapatkan soft skill serta pengalaman kerja di dunia industri. Tentu ini mengasah
keterampilan mahasiswa sebelum benar-benar bekerja secara nyata usai lulus kuliah. Melalui program magang, mahasiswa dapat mengimplementasikan dari apa yang dipelajari di bangku kuliah. Belajar di kelas memang rasanya tidak cukup tanpa adanya praktek di lapangan secara langsung. Berdasarkan laman resmi Kemendikbud, Dirjen Dikti, Nizam berbagi tips bagaimana memasuki dunia kerja. Ia mengungkapkan bahwa untuk memasuki dunia kerja tentu tidak cukup hanya belajar dari kelas, laboratorium, ataupun perpustakaan, tetapi menceburkan diri langsung di dalam dunia profesi. Program MSIB menjadi wadah yang tepat bagi kamu untuk berkenalan secara khusus sesuai dengan profesi yang kamu inginkan. Di program ini kamu akan menemukan ruang-ruang belajar yang didesain secara khusus berdasarkan alur dunia kerja di masa yang akan datang. Jadi bagi kamu mahasiswa, terutama kamu yang sebentar lagi akan berhadapan dengan dunia kerja. Program MSIB menjadi pilihan yang tepat dan wajib kamu coba. Haerunnisa
MWA Unhas Sepakati Pembukaan Prodi Magister Kajian Budaya FIB
M
ajelis Wali Amanat (MWA) Unhas menyelenggarakan rapat terbatas terkait persetujuan pembukaan Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya pada Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas. Kegiatan berlangsung melalui Zoom, Senin (14/6). Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Ketua MWA Unhas, Komjen Pol (purn) Drs Syafruddin MSi dan dihadiri beberapa tamu penting. Mereka ialah para anggota MWA, Senat Akademik, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir Muh. Restu MP, Dekan FIB, serta tim gugus tugas pembukaan S2 Kajian Budaya. Mengutip rilis Humas Unhas, Dwia menyampaikan, prodi magister tersebut sudah lama dicanangkan. Kehadirannya mendukung upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan situs budaya daerah. “Dengan adanya prodi Magister Kajian Budaya, akan berdampak kepada rangkaian pengembangan D4 pariwisata yang sedang dipersiapkan. Kedua prodi akan saling mendukung dan diharapkan dapat mencetak lulusan berdaya saing,” ungkap Dwia Kemudian, Dekan FIB Unhas,
Prof Dr Akin Duli, MA menjelaskan, magister ini telah digagas sekitar tiga tahun lalu hingga sampailah pada proses persetujuan MWA. “Untuk prodi magister FIB, lebih menjurus pada bidang masing-masing. Sehingga, prodi magister Kajian Budaya hadir dan mengarah pada konsep yang menggabungkan paradigma ilmu lain berbasis kearifan lokal dengan tetap mengikuti pandangan kekinian,” lanjutnya. Adapun Prodi ini juga membicarakan konsep dan pengelolan budaya masa akan datang. Hal ini erat kaitannya sebagai objek dari pariwisata budaya. Kajian budaya akan memberikan konsep pengembangan industri kreatif ke depan. Akin juga berharap, hadirnya Prodi tersebut akan mengisi ruang kosong, utamanya pengelolaan dan pemanfaatan budaya. “Program studi Magister Kajian Budaya akan membuka akses para alumni sarjana bidang humaniora untuk berkembang. Direncanakan, calon mahasiswa magister tersebut berjumlah 20 orang yang merupakan lulusan sarjana dalam bidang ilmu humaniora,” paparnya. Di akhir rapat, MWA menyepakati pembukaan program studi Kajian Budaya FIB Unhas. Nadhira Sidiki
15
Intip Manfaat & Cara Rehabilitasikan Hutan Mangrove NURYAMIN, Koordinator Divisi Riset dan Konservasi Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia menghadiri Webinar bertemakan” Edukasi Wisata Bahari Nusantara 2021″. Diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas menggelar melalui Zoom Meeting, Sabtu (19/06). Mengawali kegiatan, Nuryamin menjelaskan, mangrove merupakan tumbuhan yang unik karena dapat hidup di air payau dan di air laut. Mangrove tumbuh di are intertidal, itulah alasan mengapa tanaman ini memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi yang ekstrim. “Seperti tanah yang tergenang, kadar garam tinggi, serta kondisi tanah yang kurang stabil.” ujar Nuryamin. Selain itu, mangrove mempunyai banyak manfaat. “Tiga manfaat utama mangrove secara fisik antara lain dapat melindungi
lingkungan, secara biologis mangrove berfungsi sebagai rantai makanan, dimana banyak hewan-hewan air seperti ikan kecil, kepiting yang menggantungkan hidupnya di tanaman ini,” papar Nuryamin. Sedangkan dari sisi ekonomis, mangrove bisa dijadikan sebagai objek wisata, sebagai penghasil kayu yang dapat digunakan sebagai bahan bagunan dan furniture. Nuryamin kemudian menjelaskan tentang bagaimana cara dalam menanam atau merehabilitasi mangrove. “Perlunya memerhatikan zona dan ketinggian substrat, hal itu dapat memaksimalkan pertumbuhan mangrove. Kita juga harus memerhatikan dan mengatasi gangguan apa saja yang nantinya akan menghambat dalam penanaman atau perehabilitasian mangrove,” tutup Nuryamin. Azzahra Zainal
DOKUMENTASI PRIBADI
Dialog: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar Timur gelar dialog kebudayaan bertajuk "Kultularisasi Gerakan HMI dalam Merawat Persatuan Umat" yang digelar luring di Aula Pasca Sarjana, Rabu, (30/6).
Direktur Eksekutif Nasional WALHI Bahas Pesisir dan Kelautan Nusantara Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Nur Hidayati membahas isu pesisir dan kelautan nusantara yang dianggap sebagai ruang hidup dan penghidupan pada Webinar Nasional FISHFEST 2021. Diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga (HMJ) Mahasiswa Perikanan (Kemapi) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas, kegiatan bertemakan “Fisheries Sustainability for Marine Ecosystem” ini berlangsung melalui Zoom Meeting, Sabtu (19/6). Pada kesempatannya, Yaya mengatakan, beberapa tahun belakangan hingga kini, laut dianggap sebagai masa depan kehidupan di Indonesia. Secara global, bahkan terdapat istilah blue ekonomi. “Namun, ancaman ruang hidup dan penghidupan di wilayah pesisir dan laut tidak kalah besar nyatanya dimulai dari darat. Kita lihat bagaimana pola pembangunan di darat yang sarat dengan eksploitasi menghasilkan limbah dalam jumlah yang sangat besar, polutan dari pabrik-pabrik yang tidak diolah dan berakhir di laut,” ujar Yaya.
Ia menambahkan, untuk memulihkan ruang hidup dan penghidupan, perlunya mengubah cara pandang yang antroposentrik menjadi ekosentrik. Kegagalan model pembangunan di darat perlu diperhatikan agar tidak terulang kembali di wilayah laut dan pesisir. “Jangan mengulang kesalahan cara pandang antroposentrik yang sudah dilakukan di daratan, yakni sumber daya alam dilihat sebagai komoditi. Kepentingan manusia lebih diutamakan diatas kepentingan alam. Sebaiknya, menggunakan cara pandang ekosentrik, di kana komponen manusia dan nonmanusia adalah faktor yang samasama penting,” jelas Yaya. Diakhir kesempatan, ia menegaskan perlunya safeguard dan indikator perlindungan daya dukung alam untuk keberlanjutan kehidupan rakyat yang adil dan lestari. Misalnya, apakah suatu kehidupan berbasis sumber daya menjadi business oriented dan lain sebagainya. “Laut kita saat ini ibarat tong sampah. Namun, wilayah laut saat ini dipromosikan sebagai potensi atau masa depan untuk ekonomi,” tutup Yaya. Winona Vanessa HN
JEKLANG
16
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Udin Malik, Relawan Muda Berbakat dari Unhas “Siapa bilang usia bisa menghalangi kesempatan seseorang untuk berkarir dan terjun di masyarakat sekaligus, alumnus Unhas satu ini bukti nyatanya”
K
harismatik, cerdas, multitalenta, berparas tampan dan berjiwa sosial tinggi. Layaknya figure seorang tokoh utama dalam novel romansa, demikian lah sosok dr. Udin Shaputra Malik, Seorang dokter alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) yang juga berprofesi sebagai pengusaha dan aktif terlibat menjadi relawan. Pria yang akrab disapa dr Udin ini telah terjun belasan kali sebagai relawan tenaga medis. Ketika diwawancarai oleh identitas, pria kelahiran Polmas 1989 ini mengaku alasan masuk Fakultas Kedokteran atas permintaan orang tuanya. “Masuk kedokteran itu sebenarnya karena disuruh orang tua, saya kan anak bungsu dan sodara saya belum ada yang kuliah di kedokteran, jadi disuruh masuk kedokteran,” imbuhnya. Selama menempuh pendidikan, ia kemudian bergabung dengan Tim Bantuan Medis (TBM) Calcaneus Fakultas Kedokteran Unhas. Sebuah organisasi kemahasiswaan yang berfokus pada proyek kemanusiaan seperti volunteer yang berbasis di FK Unhas. Di organisasi ini pulah lah ia pertama kali terjun ke lapangan sebagai tim medis, berlatih menangani korban yang terluka atau pun sakit, bahkan membagikan bantuan sampai membangun tenda pengungsian. Motivasi yang kuat untuk belajar, mendorong dokter Udin, sapaan akrabnya, untuk aktif terlibat sebagai relawan. Ia mengungkapkan, ketika lebih sering terlibat di lapangan ada banyak ilmu dan pengalaman yang bisa diperoleh, misalnya tadi, mengobati pasien yang terluka. Seiring keterlibtannya yang berawal dari motivasi untuk belajar, kini semangat itu tumbuh untuk membantu para korban bencana, bahkan di tengah –tengah kesibukannya mengejar perkuliahan. ” Jangan
sampai suatu saat kita terkena bencana lalu tidak ada yang tolong jadi kita menempatkan diri di posisi mereka,” ujar Malik saat ditanyai alasannya. Tahun 2012, berkat ketekunannya dalam belajar, ia berhasil menyandang menjadi wisudawan terbaik FK Unhas dengan predikat Summa Cum Laude. Perjalanan karirnya tidak berhenti di situ, setelah meraih gelar dokter, ia tetap aktif sebagai relawan medis saat bencana, di antaranya saat terjadi gempa di Lombok tahun 2018, tsunami di Banten tahun 2018, gempa dan tsunami di Palu tahun 2018, banjir bandang di Masamba Luwu Utara tahun 2020, banjir bandang di NTT tahun 2021, dan sebagainya. Salah satu tempat yang paling berkesan menurut dr Udin, saat ia menjadi relawan dalam bencana gempa dan tsunami di Palu 2018. Di tengah malam yang gelap gulita dengan penerangan seadanya, ia membantu seorang ibu melahirkan bayi kembar. “ Waktu itu suasananya sangat epik, ibu ini melahirkan dalam tenda pengungsian berbekal alat seadanya, penerangan pun hanya senter, dan ibunya bermandikan darah, momen ini betul-betul ga bisa dilupakan,” kenangnya. Dari banyaknya lokasi bencana yang pernah dikunjungi, berbagai kendala pun telah ia lalui. Tak jarang, kondisi lingkungan pasca bencana tidak mendukung, seperti sulitnya mencari air, listrik yang padam, kekurangan makanan. Salah satu yang paling sulit adalah menghadapi masyarakat yang tengah dalam kondisi sulit. Perbedaan pendapat pun kerap kali terjadi lantaran masyarakat yang mempertahankan ego sektoralnya. Hingga saat ini ia masih aktif sebagai relawan di program Makassar Recover, yang dicanangkan oleh
Pemerintah Kota Makassar. Walaupun kini selain berprofesi sebagai dokter, ia menjalankan usaha klinik kecantikan, juga perusahaan konstruksi. Metode yang ia terapkan agar semuanya dapat berjalan, yaitu dengan membentuk dan melibatkan tim. “Bagaimana agar ketiganya bisa jalan maka kita harus punya tim dan tim ini harus dididik untuk mandiri, tau apa yang harus mereka kerjakan, mengerti mengerjakannya, sehingga kita tinggal memonitoring,”ungkapnya. Tak ketinggalan dr Udin menceritakan jika sering kali banyak orang yang ingin terjun sebagai relawan namun tidak memiliki skill. Di lain sisi, ada juga yang memiliki bakat namun terlalu pelit dan perhitungan, terkadang orang – orang ini lebih berorientasi kepada materi
yang bisa diperoleh dibanding kerelaan terjun sebagai relawan. “Jangan sampai ada yang turun sebagai relawan bencana tapi pas turun karena ga tau spesifikasinya justru hanya jadi beban tim,” imbaunya. Permasalan lainnya yang sering muncul melibatkan masalah koordinasi dan misskomunikasi. Untuk itu, ia menyarankan agar sebelum terlibat sebagai relawan lebih dulu mengenali diri sendiri, yang kedua, rela dan mau secara iklas menjadi relawan. Walaupun perjalanannya tak selalu mulus, ia bersyukur keluarganya selalu mendukung dan memberikan support terbaik. Oktafialni Rumengan
RESENSI FILM
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
17
De Oost, Kekejaman Raymond Westerling dari Kacamata Belanda “Hanya ada dua tipe manusia, pemburu atau mangsa”.
G
elap belum pergi semuanya, tetapi seisi desa telah diselimuti teriakan ketakutan dan gertakan. Tentara yang dipimpin Raymond Westerling memporak-porandakan seisi desa, mengumpulkan warga di lapangan dengan todongan senapan. Sang Komandan lalu datang, duduk sambil memanggil nama warga desa yang ada dalam catatannya, lalu mengeksekusinya tanpa ragu. Itulah potongan adegan kekejaman yang digambarkan dalam De Oost, bahasa Inggris, The East. Film berlatar masa agresi militer Belanda ke Indonesia yang kedua (1946-1947) ini merupakan pertama yang ditayangkan di Amazone Prime Video pada 13 Mei 2021. Film garapan New Amsterdam Film Company ini disutradarai oleh Jim Taihuttu, pria kelahiran Belanda berdarah Maluku ini telah lama ingin menggarap film yang bertemakan perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama peristiwa pembantaian di Maluku, tanah leluhurnya. De Oost mengisahkan agresi militer Belanda kedua, yang bertujuan untuk mencegah rakyat Indonesia membangun negara mereka sendiri. Tokoh utama, Johan De Vries, diperankan oleh Martijn Lakemeier, anak dari seorang tokoh National Sozialistische Bond (NSB) atau kolaborator Nazi yang bergabung menjadi salah satu anak buah favorit Raymond Westerling. Film dibuka dengan adegan Johan yang lempari botol saus oleh para penentang penjajahan yang dilakukan Belanda atas Indonesia. Layar kemudian berganti menayangkan masa lalu Johan selama berada di Indonesia. Salah satu pemimpin Belanda yang menyambut kedatangan tentara muda Belanda yang baru saja bergabung. “Apa itu membawa kembali perdamaian di Hindia?” teriaknya lantang. Ia mengorasikan Jepang telah meracuni koloninya dan pikiran Soekarno yang dianggap sebagai teroris dan boneka Jepang. Sehingga kedatangan Johan dan kawankawan dapat membantu kembali merekolonisasi Indonesia setelah lepas kendali selama 3,5 tahun masa
pendudukan Jepang. Suatu hari ketika sedang berpatroli, Johan melihat salah satu warga lokal yang ditindas oleh tentara Jepang. Raymond Westerling datang dengan mobil jeepnya, langsung menodong rombongan tentara Jepang itu dengan pistol, hingga mereka tak bisa berkutik. Keberanian Raymond membuat Johan terkesan. Johan kemudian mulai mengikuti Raymond dan menjadikanya mentor. Ia bahkan kerap mengikuti Raymond dalam operasi gelap, hingga bergabung dalam satuan pemberantas teroris yang dipimpin Raymond. Namun, melihat kekejaman yang dilakukan oleh orang yang dikaguminya itu, membuat batinnya memeranginya, hingga ia berani menentang komandannya itu. Raymond Westerling diperankan oleh Marwan Kenzari, seorang Komandan Pasukan Belanda yang dilahirkan di Istanbul, Turki. Dibalik tujuannya mendamaikan Indonesia, juga digambarkan kekejamannya bagi rakyat yang dibantainya. Hal ini dibuktikan dalam kutipannya jika Indonesia sedang dilanda kekacauan, sehingga hadirnya dapat menstabilkan situasi yang sedang kacau. “Pemerintah Belanda tidak tahu harus berbuat apa dan orang Indonesia bertempur di antara mereka sendiri. Muslim dengan Kristen, Cina dengan Jawa, Komunis dengan Kapitalis, dan lain-lain. Mereka yang tidak peduli dengan hal itu, hanya mau menanam padinya. Itulah kenapa aku di sini untuk melacak unsur-unsur yang mengganggu perdamaian,” ujarnya dalam Bahasa Belanda pada menit 76. Selain itu, Raymond Westerling dikenal juga karena memimpin pembantaian besar-besaran yang memakan ribuan korban jiwa, beberapa sumber menyebutkan bervariasi, mulai dari 600, 1700, 3000, bahkan 10.000. Tetapi, peristiwa pembantaian tersebut lebih dikenal dengan peristiwa Korban 40.000 jiwa. Film yang bertemakan sejarah dengan penggambaran sisi Timur berupa indahnya alam Indonesia, alunan musik dan tarian tradisional, serta citra perempuan melekat dalam benak orang Belanda diangkat dengan sangat eksotis.
Judul: De Oost Sutradara: Jim Taihuttu Produser: Sander Verdonk Durasi: 137 Menit Tanggal rilis: 25 September 2020
Hal ini dibuktikan ketika Johan De Vries jatuh cinta pada seorang wanita lokal bernama Gita. Disebut juga umpatan monyet yang ditujukan pada warga Indonesia kerap kali keluar dari mulut orang Belanda menjadi salah satu poin yang menarik. Hal ini menjadi bentuk rasisme dengan menganggap warga Indonesia belum berevolusi dengan sempurna. Film berdurasi 140 menit ini menggunakan alur maju mundur dari kehidupan Johan, sehingga cukup membingungkan ketika fokus teralihkan. Unsur kekerasan, kata yang tidak pantas, dan adegan dewasa, banyak terkandung dalam film ini, sehingga sebaiknya tidak ditonton oleh anak di bawah umur. Peristiwa masa lalu digambarkan secara gamblang dalam film ini. Sudut pandang kacamata Belanda yang disajikan seakan memberikan pandangan yang netral tentang situasi yang terjadi pada masa itu. Plot twist tentang trauma yang dialami Johan
pasca tragedi pembantaian, mampu mengejutkan penonton pada adegan di akhir film. Film ini sempat menjadi kontroversi lantaran beberapa pihak, seperti Federasi Veteran Indo di Belanda, karena menganggap film tersebut merupakan “Propoganda Anti Belanda”. Palmyra Westerling, putri dari Raymond juga ikut menentang film ini dengan alasan memalsukan sejarah. Namun, semua tuntutan tersebut digugurkan oleh pengadilan Belanda yang beranggapan film ini tidak melanggar apapun. Di samping kontroversi yang ada, film De Oost ini merupakan salah satu film yang wajib ditonton untuk kamu yang gemar dengan film bergenre sejarah. Sayangnya, meskipun memberikan gambaran yang bagus tentang peristiwa pembantaian Westerling, film ini tidak begitu populer. Bahkan di situs imdb. com De Oost hanya memperoleh rating 7.1/10. Bagaimana denganmu, apakah kamu tertarik menonton film ini? Nur Ainun Afiah
18
IPTEKS
identitas
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Jarak Merah, Solusi Kekinian Atasi Sariawan Kebiasaan masyarakat menggunakan tanaman jarak merah sebagai obat sariawan, membuat Mahasiswa Unhas mengembangkan produk yang bernama J-GAS sebagai pengembangan obat sariawan.
S
ariawan sering kali muncul ketika mengonsumsi makanan atau kesalahan menyikat gigit, bibir atau bagian dalam pipi pun terluka. Bisa juga disebabkan virus atau bakteri di mulut. Berbagai cara ampuh pun dilakukan untuk menyembuhkan, penggunaan salep dan memanfaatkan tanaman menjadi solusi, seperti Lidah Buaya, Cengkeh, Kunyit dan Jarak Merah. Sampai kemudian, tahun 2020 mahasiswa yang tergabung dalam dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), mengusulkan sebuah inovasi yang diberi nama J-GAS. Sebutan nama dari singkatan Jatropha Gossypifolia L (nama latin jarak merah) sebagai bahan dasar. Sebuah pengembangan dari getah menjadi produk. Kelompok PKM ini terdiri dari Mahasiswa Agribisnis, Husna Quila Qariska, Muhammad Arwinsyah (Agribisnis), Farhan Zulfadly (Farmasi), dan Rahbiani (Agroteknologi). Selaku ketua PKM, Husna Quila mengatakan, ide inovasi bermula ketika melihat kebiasaan masyarakat menggunakan getah tanaman jarak merah untuk mengobati sariawan. Penggunaan getah hanya dilakukan secara langsung dengan ILLUSTRASI: A SRI SARTIKA
mengambil getahnya, kemudian diteteskan pada luka sariawan, dan tidak sampai pada pembuatan produk. Adapun zat pelarut yang ditambahkan pada jarak merah yakni akuades, gliserin dan peppermint oil. Kata Husna pelarut ini tidak berbahaya dan tak mengubah kandungan serta manfaat dari getak Jarak Merah. Inovasi yang dirancang praktis dalam sebuah kemasan dengan pipet tetes, memiliki tahapan perencanaan produksi. Tahapan dari kalkulasi bahan yang digunakan untuk jumlah produknya yang akan diproduksi. Kedua, penimbangan bahan sesuai kebutuhan, ketiga, pencampuran seluruh bahan, keempat, pengemasan. Husan mengatakan produk J-GAS belum dipasarkan secara luas. “Produk obat-obatan sangat dibutuhkan izin, dan masih terkendala,” jawabnya Kamis (08/04/2021). Walaupun begitu J-GAS sempat diproduksi dan diujicobakan ke beberapa sampel, alhasil berkhasiat sehingga sempat dipasarkan. Namun adanya formulasi yang perlu dibenahi maka tidak dipasarkan. Di lain kesempatan, anggota tim PKM, Arwinsyah menyampaikan keuntungan dari inovasi jarak merah tersebut. Katanya lebih ekonomis dibandingkan obat sariawan pada umumnya. Analisis pasar yang telah dia dilakukan, menunjukkan rata-rata pemasaran berkisar 20.000 rupiah hingga 35.000, sedangkan produk J-GAS penjualannya Rp 25.000 dengan ukuran yang lebih sedikit 5 ml tetapi kembali khasiatnya lebih baik.
”Selain itu, produk ini tidak perih dan dapat
diaplikasikan untuk obat sakit gigi,” jelas mahasiswa angkatan 2017 ini. Kelebihan lainya, terletak pada pipet tetes, di mana memudahkan mengetahui berapa tetes yang telah digunakan, sehingga penggunaannya lebih mudah. Sayangnya, untuk umur simpan produk belum diketahui pasti, apalagi komposisinya. “Misalnya takaran dari satu tanaman jarak merah dengan berapa yang dapat dibuatkan nantinya,” terang Ichan sapaan akrabnya. Masih terbatasnya pengembangan J-GAS, tak membuat tim PKM Husna redup. Mereka tetap optimis produknya bisa lebih baik dari obat sariawan pada umumnya dan dapat dipasarkan. Langkah mereka dibuktikan dengan kerja sama yang kuat hingga menggantarkan tim Unhas ini memperoleh medali perunggu pada ajang PIMNas ke-33 yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional dengan Universitas Gadja Mada (UGM) sebagai tuan rumah, pada 24-29 November 2020. Mereka pun berharap dapat bekerja sama dengan apotek dan rumah sakit, serta menjadikan J-GAS sebagai solusi ketika orang sariawan. “Sesuai tagline produk kami J-GAS: solusi kekinian menghilangkan sariawan, mengobati tanpa menyakiti,” hendaknya. Winona Vanessa HN
identitas
NO. 924 TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
POTRET
19
Mahasiswa Unhas Lakukan Penelitian di Teaching Farming
S
ekitar pukul 7.30 pagi, lokasi Teaching Farming yang terletak di depan Fakultas Pertanian Unhas nampaknya kembali digunakan sebagai lokasi penelitian mahasiswa, setelah lama tak dihiraukan bak padang kosong Pada lokasi seluas 385m2 tersebut, mahasiswa Faperta Unhas, Muhammad Jayadi dan rekan – rekannya berkutat dengan 3000 bibit padi yang siap untuk dipanen.Kegiatan ini juga merupakan rangkaian tugas akhir yang bertajuk mengetahui pengaruh kalium terhadap hasil dan produksi galur mutan M5 padi Lea dan padi Ambo. Kedua varietas padi yang digunakan berasal dari Toraja, dan merupakan jenis yang mulai jarang ditemui.
Untuk bisa melakukan tugas ini, rupanya mereka harus membuat rangkaian perencanaan yang memakan waktu berminggu – minggu. Mulai dari persiapan lahan selama seminggu, pembibitan benih di Green House Faperta yang memakan waktu dua minggu, penanaman selama sehari, lalu menunggu benih siap panen yang diperkirakan perlu empat sampai lima bulan. Mewujudkan tugas ini pun nyatanya bukan perkara remeh, kondisi lahan yang dipenuhi hama keong memerlukan penyemprotan. Berikut disajikan potret keseruan mahasiswa Faperta Unhas menanam bibit padi sambil berkutat dengan lumpur sawah, Sabtu, (26/6).
FOTO DAN NASKAH: OKTAFIALNI RUMENGAN
LINTAS
20
identitas
21
NO. 924, TAHUN XLVII, EDISI JUNI 2021
Memanusiakan Diri Melalui Panjat Tebing
P
elajaran apa yang akan didapatkan dalam panjat tebing? Mengapa kegiatan ini perlu dilakukan? Semoga tulisan ini bisa menjawab segudang pertanyaan mengenai pemanjatan tebing. Rasa resah dan syukur mendorong kami memulai kegiatan. Awalnya ada keresahan karena semakin kurang minat dari orang-orang untuk menggeluti aktivitas panjat tebing. Hal ini akan mengancam tidak terwarisnya ilmu tebing dan juga bagaimana melakukan panjat tebing. Tak kalah menyedihkan, media untuk melakukan aktivitas ini pun terancam sepi, hingga berpotensi mengalami eksploitasi. Di lain sisi, rasa syukur selalu hadir terhadap pemberian Tuhan berupa kawasan karst yang terbesar kedua di dunia. Kami merasa terpanggil untuk menjaga aset bersejarah, penopang hayat hidup manusia di Selatan Sulawesi. Bersama Maros Adventure Rock Climbing Institue, kami mengadakan ekspedisi pemanjatan tebing yang bertemakan “Stairway to Heaven”. Tema ini diambil sesuai dengan arti nama Bambapuang, lokasi ekspedisi dilakukan yaitu “Tangga Raja”. Tempat yang sangat tinggi, sehingga jika ingin mencapai puncaknya seperti sedang
menaiki tangga raja. Saat itu, saya dan delapan orang teman lainnya bergabung sebagai atlet panjat tebing. Tim kami melakukan ekspedisi panjat tebing di Tebing Gunung Bambapuang yang terletak di Desa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Tebing yang menjulang setinggi 300-an meter ini memiliki kemiringan bervariasi dan berada di tengah-tengah perkampungan masyarakat. Sebelum melakukan kegiatan, kami berkunjung ke rumah keluarga Almarhum Pak Syamsul untuk meminta izin. Rumah ini memang dijadikan tempat mengisi buku tamu bagi kelompok yang ingin melakukan aktivitas panjat tebing. Keluarga yang begitu ramah membuat kami rasanya seperti tinggal di rumah sendiri. Saat melihat riwayat buku tamu, ternyata ada fakta yang menarik. Pemanjatan di Gunung atau Tebing Bambapuang ini telah dimulai pada tahun 1987. Lalu ekspedisi yang kami lakukan ialah pemanjatan ke 30 selama 33 tahun silam. Proses perizinan selesai, kami mulai bergegas ke kaki tebing untuk menyiapkan alat. Saat itu 12 Desember 2020, kami mulai mendirikan basecamp. Tempat yang akan berguna untuk penyimpanan kebutuhan utama selama kegiatan. Kami juga membuka jalur scrambling, jalur curam yang membutuhkan bantuan tangan agar bisa dilalui. Jalur ini jaraknya sekitar 500 m dari basecamp. Sehingga menjadi jalur
untuk menyalurkan bantuan dari tim support kepada atlet panjat. Aktivitas pemanjatan kami lakukan selama tujuh hari, 15-22 Desember 2020. Dalam ekspedisi ini, kami membuat jalur pemanjatan yang baru. Tantangannya ialah tebing tersusun dari beberapa batuan rapuh sehingga untuk menghindari batuan ini jalur yang dibuat semakin panjang. Di tambah lagi, teriknya matahari di siang hari begitu membakar kulit silih berganti dengan hujan badai sore. Malam kami disambut dengan angin yang menebus jaket hingga kulit. Kondisi yang betulbetul mengajarkan kami bagaimana cara bertahan hidup dan belajar dari alam. Hari kelima pemanjatan, rasa haus menderah dan persediaan air menipis. Saat itu kami belajar minum bukan saat dahaga menyerang, namun saat waktunya. Waktu di mana kami ditentukan untuk minum agar persediaan cukup sesuai dengan yang direncanakan. Selama pemanjatan, hidup tergantung pada seutas tali karmantel agar tidak terjatuh. Fasilitas yang sangat mewah bagi kami para atlet. Di tebing, kami tidak butuh kasur empuk, bantal guling, selimut terlebih gadget. Hidup berjalan hanya dengan menghirup udara segar, memanjat sambil mengingat kebaikan Sang Pencipta. Tak henti-hentinya doa terucap agar bisa membuat jalur sampai ke puncak tebing. Bagi kami tim atlet, pemanjatan ini takkan berjalan baik tanpa kehadiran mereka yang selalu mendukung. Kami mengapresiasi tim support yang juga bekerja keras. Mereka harus melalui jalur scrambling yang tak kalah menakutkan. Setiap orang selama dua kali dalam sehari membawa segala kebutuhan atlet dengan beban minimal
10 Kg. Bersama beban di punggung, mereka harus fokus berjalan agar tidak menjatuhkan batu atau siap siaga menghindari batu yang sewaktu-waktu bisa jatuh dari atas. Kami belajar banyak dari ekspedisi panjat tebing ini. Kekuatan fisik, pikiran, hati dan batin semuanya diuji. Tidak hanya belajar sendiri, tetapi bekerja sama dalam tim. Inilah nilai adventure yang seharusnya dibawa dalam kehidupan. Layaknya aktivitas pemanjatan, media kehidupan mutlak dikenali dengan penuh ketelitian, kehati-hatian dan pertimbangan matang sebelum melangkah agar tidak berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain. www Asnal Sudirman Mahasiswa Ilmu Administrasi FISIP Unhas Angkatan 2015