PK identitas Unhas Edisi Oktober 2020

Page 1

Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

identitas Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin

Menerka

Nasib Hotel Unhas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020


DARI REDAKSI

2 TAJUK

KARIKATUR

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

SOSIAL MEDIA

Menebak Nasib Pembangunan Hotel Unhas UNIVERSITAS Hasanuddin merupakan salah satu dari sebelas Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Indonesia. Status tersebut berhasil disandang Unhas sejak tanggal 17 Oktober 2014 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2014. Lalu apa keunggulan dari status Unhas ini? Mengacu pada pasal 65 ayat (3) UndangUndang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, PTNBH memiliki keistimewaan sendiri. Dengan kata lain, Kampus Merah tersebut memiliki wewenang mendirikan badan usaha dan mengembangkan dana abadi. Salah satu langkah Unhas dalam mengimplementasikan hal ini adalah melalui pembangunan Training Center dan Hotel. Dalam Bundel identitas edisi Maret 2018 dituliskan, pembangunan hotel ini direncanakan berlokasi di tepi danau dengan menggusur Gedung Registrasi dan Wisma Unhas. Bahkan di tahun itu, Unhas dengan PT Nindya Karya tbk, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk membangun hotel hingga rampung. Namun dengan berbagai kendala yang dihadapi, pembangunan hotel ini baru terealisasi pada Juli 2020. Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA mengungkapkan, salah satu alasan mandeknya pembangunan hotel tersebut karena sulitnya mendapat restu lahan dari Kementerian Keuangan.“Ini lahan negara, harus izin sama Kementerian Keuangan dan mendapatkan izin tidak mudah,” ujarnya, Rabu (18/11). Melihat pernyataan Prof Dwia saat berlangsungnya acara peletakan batu pertama pembangunan Training Center dan Hotel, Unhas akan menggunakan dana sendiri dan ditargetkan rampung dalam tiga tahun, dengan anggaran 30 miliar pertahunnya. “Yah mudahmudahan segenap alumni, pemerintah kota dan provinsi bisa membantu mempercepat. Paling lambat dua tahun bisa beroperasi,” ucap Dwia, Kamis (10/09). Biaya pembangunan tersebut menurut Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur, Prof Dr Ir Sumbangan Baja MPhil, bersumber dari aset, yang meliputi rumah sakit, pengelolaan tanah, dan gabungan pendapatan aset Unhas lainnya. Besarnya dana pembangunan, menurut Sumbangan Baja membuat Unhas harus mencari donatur. Jika mengandalkan keuangan sendiri, Unhas harus menyesuaikan anggaran yang ada. “Pembangunan Training Center dan Hotel harus menyesuaikan dengan skenario dana Unhas, yang berangsur-angsur harus ada, dan itu bergantung dari kekuatan anggaran,” jelasnya. Akankah pembangunan hotel Unhas mandek seperti gedung Rumah Sakit Pendidikan, Gelanggang Olahraga (GOR), dan Fakultas Farmasi? Mari menebak bersama nasib pembangunan hotel di Kampus Merah tercinta!

ILUSTRASI/FINSEN

SURAT DARI REDAKSI

IDENTITAS/SANTIKA

Kelas: Senior identitas sedang membawakan kelas desain kepada kru dan magang di Sekretariat PK identitas Unhas, Minggu (25/10/2020).

Sejenak Mengambil Jeda

B

erkutat di dunia jurnalistik memang bukan hal yang mudah. Selain dituntut untuk bekerja di bawah tekanan, kita juga harus mempunyai manajemen waktu yang baik. Bagaimana tidak, di tengah kesibukan kuliah, seorang jurnalis kampus tetap dituntut untuk memikirkan tugas redaksi yang tidak sedikit, mulai dari perencanaan, wawancara, menulis naskah, hingga menerbitkan berita. Kedua tanggung jawab yang sama-sama tidak bisa diabaikan. Maka tak jarang rasa jenuh hingga stres dialami kru. Merasa jenuh atau bosan bukan berarti bisa menjadi alasan untuk melalaikan

tanggung jawab. Sejenak mengambil jeda, melakukan aktivitas yang menyenangkan, yang dapat meredam stres dapat menjadi solusi. Setiap orang tentu punya cara tersendiri menghadapi itu semua, liburan singkat, berkumpul dengan teman, menelpon orang tua, atau bahkan sekadar mendengarkan musik. Meskipun ditengah tekanan dan rasa jenuh yang dialami, kami tetap berupaya menerbitkan identitas untuk para pembaca. Di edisi kali ini kami menghadirkan laporan utama terkait pembangunan hotel Unhas, tips memantik critical thinking, serta berbagai rubrik menarik lainnya. Selamat membaca!

identitas diterbitkan Universitas Hasanuddin berdasarkan STT Departemen Penerangan RI No: 012/SK/Dirjen PPG/SIT/1975/tanggal 20 Januari . ISSN:0851-8136. Beredar di lingkungan sendiri (non komersial) Ketua Pengarah: Dwia Aries Tina Pulubuhu Anggota Pengarah: Muh. Restu, Sumbangan Baja, A. Arsunan Arsin, Muh. Nasrum Massi  Penasehat Ahli : Anwar Arifin, M Dahlan Abubakar, SM Noor, Hamid Awaluddin, Aidir Amin Daud, Amran Razak, Sapri Pamulu, Tomi Lebang, Jupriadi, Abdullah Sanusi Ketua Penyunting: Ahmad Bahar Ketua Penerbitan: Fajar S.Juanda Penyunting Pelaksana: Wandi Janwar Koordinator Liputan: Urwatul Wutsqaa Litbang SDM: Arisal Litbang Online: Sri Hadriana Litbang Data: Hafis Dwi Fernando Staf Penyunting: Andi Ningsi, Ayu Lestari, Khintan, Fatyan Aulivia, Fitri Ramadhani Fotografer: Santi Kartini Artistik dan Tata Letak: Alfianny Maulina (tidak aktif), Badaria (tidak aktif) Iklan/Promosi: Muh. Irfan (tidak aktif) Reporter: Muh. Syahrir (tidak aktif), Melika Nur Jihan (tidak aktif) Tim Supervisor: Amran Razak, Nasruddin Azis, Nasrul Alam Azis, Muchlis Amans Hadi, Amiruddin PR, Nasrullah Nara, Supratman, Sayyid Alwi Fauzy, Gunawan wwMashar, Rasyid Al Farizi, Arifuddin Usman, Abdul Haerah, Ibrahim Halim, Ahmad Khatib Syamsuddin, Irmawati Puan Mawar, Abdul Chalid Bibbi Pariwa  Alamat Penerbitan: Kampus Unhas Tamalanrea, Gedung UPT Perpustakaan Lt 1 Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245. Website: www.identitasunhas.com, E-mail: bukuidentitas@gmail.com Tarif Iklan: (Hitam/Putih) Rp 500 mm/kolom (Mahasiswa), Rp 1000,- mm/kolom (Umum), (Warna) Rp 1000,- mm/kolom (Mahasiswa), Rp 2000,- mm/kolom (Umum).

Redaksi identitas menerima tulisan berupa opini, esai, cerpen, puisi, ringkasan skripsi,/tesis/disertasi/penelitian & karikatur. Pihak redaksi identitas berhak mengedit naskah sepanjang tak mengubah nilai/makna tulisan. Tulisan yang termuat mendapat imbalan secukupnya (sebulan setelah terbit bisa diambil).

Sampul Edisi Oktober 2020 Foto : Santi Kartini Layouter : Wandi Janwar Annur Nadia F. Denanda


identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

RAMPAI

3

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

Berkebun untuk Hobi Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyalurkan hobi, salah satunya dengan berkebun.

P

agi itu sekitar pukul 08.00 Wita, matahari dari ufuk timur mulai terlihat dengan jelas. Merangkak dari tempat peraduannya lalu menyinari permukaan bumi. Sinarnya yang hangat mampu membuat embun di atas rerumputan menguap menyisahkan hijaunya dedaunan. Sekelompok orang tampak sibuk memetik tanaman kangkung dan memangkas rumput liar yang menjadi hama tanaman. Sebagian dari mereka juga terlihat sedang memasak air dan sayur yang telah dipetik untuk dikonsumsi bersama usai mengurus kebun. Begitulan suasana berkebun yang dilakukan oleh Penggiat Makassar Berkebun di Jalan Aroeppala, Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar. Rutinitas yang menyenangkan ini dilakukan setiap akhir pekan. Memang beberapa tahun terakhir, praktik pertanian perkotaan kian marak digalakkan. Selain sebagai wadah penyaluran hobi di waktu senggang, kebiasaan seperti ini juga bisa menjadi ajang edukasi dan rekreasi bagi mereka yang jenuh dengan rutinitas kerja setiap hari.

Berawal dari sindiran di twitter mengenai status Kota Makassar yang menjadi salah satu kota besar di Indonesia, tetapi belum mengikuti gerakan Indonesia Berkebun menjadi alasan terbentuknya komunitas ini. Hal tersebut disampikan Husnul Mubarak , salah seorang penggiat Makassar Berkebun yang juga merupakan Dosen Keteknikan Pertanian Unhas. “Jadi Makassar berkebun ini sebenarnya dimulai atas sindiran di twitter. Dulu, Indri sebagai salah satu penggagasnya merasa terpanggil untuk membentuk komunitas ini karena melihat sindiran dan termotivasi dari Indonesia Berkebun yang lebih dulu terbentuk,” paparnya saat ditemui di kebun Makassar Berkebun. Di awal terbentuknya pada tanggal 10 November 2011, Makassar Berkebun didominasi oleh mahasiswa. Namun seiring perkembangannya, keanggotaannya pun meluas hingga ke kelompok masyarakat, seperti pegawai kantoran, penduduk sekitar, guru dan PNS. Mengenai anggotanya sendiri,

Barak mengatakan tak ada batasan usia dan kalangan. “Iya memang tidak ada batasan kalangan, siapapun yang menggemari bercocok tanam atau belajar menanam untuk wilayah urban kami sangat terbuka,” ujarnya. Selain itu, para anggotanya pun bebas berasal dari latar belaknag yang berbeda, tak melulu dari Fakultas Pertanian. Bahkan saat ini, jika dipersenkan hanya sekitar sepuluh persen saja yang benarbenar berasal dari pertanian atau yang minimal tahu cara berkebun. Sisanya sama sekali tidak tahu, murni hanya berbekal keinginan untuk berkebun. Meski demikian, para penggiat tak perlu khawatir, sebab di antara mereka ada tutor yang selalu siap membimbing. Menyinggung soal biaya dalam pengadaan bibit dan perawatan kebun, Barak mengatakan bahwa semua berasal dari para penggiat dan pihak yang bekerja sama. Namun, hal ini bukanlah penghalang bagi mereka. “Untuk biaya perawatan sendiri itu tidak seberapa, kan kita melakukannya paling sekali sebulan saja,” ungkapnya.

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

Tak hanya berkebun, mereka juga mempunyai program-program keren lainnya. Seperti Pasar Kebun yang dirangkaikan dengan ulang tahun Makassar Berkebun ke sembilan tahun ini. Dalam program tersebut, mereka memamerkan hasil kebun dan bibit yang selama ini dihasilkan. Selain itu, juga ada Akademi Berkebun yang menjadi program unggulan mereka. “Dulu kami membuka kelas dalam bentuk Akademik Berkebun. Peserta yang gabung akan diajari tata cara berkebun dan perawatannya. Kemudian, setelah hasil kebun itu siap dipanen, maka mereka akan dipanggil kembali untuk memanen hasil kebun yang selama ini mereka tanam,” ujar Barak. Bahkan, program berkebun ini juga rutin melakukan konferensi setiap dua tahun sekali. Dalam konferensi ini, para penggiat dari berbagai kota akan berkumpul untuk memaparkan program berkebun apa yang telah mereka

lakukan, dan langkah apa yang mereka ambil untuk menyukseskan program tersebut. Untuk lokasi kebunnya sendiri, Makassar Berkebun memiliki banyak titik. Di awal berdirinya berada di Sekolah Alam Bowoso, kemudian pinda ke Rumah Sakit Haji, lalu ke Lembaga Pemasyarakatan Alauddin, hingga ke Jalan Aroeppala. Lokasi yang berpindah-pindah ini bukan tanpa alasan. Menurut Barak, hal ini dikarenakan kerja sama yang mereka lakukan. Hingga saat ini, Makassar Berkebun terus melakukan inovasi demi menyukseskan dan mempertahankan eksistensi komunitasnya.  Wandi Janwar

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

IDENTITAS/ SANTI KARTINI


4

OPINI

Covid-19 dan Pentingnya Layanan Kesehatan Jiwa

C

ovid-19 memberikan ancaman besar bukan hanya pada kesehatan fisik namun juga kesehatan jiwa manusia. Kesakitan, penderitaan dan kematian terkait Covid-19 memang masih lebih banyak dilihat dari sudut pandang kesehatan fisik, padahal epidemi ini juga menyebabkan sangat banyak perubahan pada kehidupan seharihari, yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan jiwa. Ribuan orang kehilangan pekerjaan atau mata pencahariannya terganggu, jutaan orang harus tinggal di dalam rumah berminggu-minggu dan sebagainya dengan segala konsekuensinya. Covid-19 juga meningkatkan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang menjadi cemas menghadapi ancaman penyebaran virus atau mengalami ketakutan jatuh sakit atau kehilangan pekerjaan dan nafkah. Belum ada pula kejelasan kapan wabah berakhir dan kehidupan seperti apa yang menanti setelah krisis ini berakhir. Kecemasan (ansietas) dan depresi serta gangguan psikologis lainnya juga bisa diperburuk oleh banyaknya berita palsu atau menyesatkan (hoaks) terkait Covid-19 khususnya di media-media sosial. Sejumlah lembaga kesehatan mulai melaporkan bukti-bukti anekdotal mengenai peningkatan kecemasan, depresi, kekerasan di dalam rumah tangga, tindakan melukai diri (self harm) maupun percobaan bunuh diri (suicide attempts) di berbagai tempat di dunia maupun di Indonesia. Banyak artikel ilmiah di jurnaljurnal kesehatan jiwa memang melaporkan hal yang sama ketika dan setelah terjadinya wabah SARS (sindrom pernapasan akut dan parah) pada tahun 20022003 lalu. Patut pula dicatat bahwa memburuknya kesehatan jiwa dapat mencuat dalam bentuk gangguan kesehatan fisik (psikosomatik) seperti sakit kepala berkepanjangan, diare, gangguan saluran cerna, perubahan pola tidur atau pola makan dan sebagainya. Gangguan-gangguan ini selanjutnya dapat memperburuk daya tahan tubuh (imunitas) manusia sehingga aneka kuman atau mikroba termasuk SARS-CoV-2 bisa lebih mudah menyerang, menimbulkan kesakitan bahkan kematian. Tidak boleh dilupakan bahwa kemampuan atau daya tahan orang (resiliensi) menghadapi ketidakpastian dan stress sangat bervariasi. Ada yang lebih kuat

Oleh: Sudirman Nasir namun ada pula yang lebih lemah. Karena itu sangat penting memberikan perhatian dan layanan khususnya pada kalangan rentan seperti orang-orang yang mengidap gangguan kesehatan kronis, kalangan lansia, kalangan difabel, kalangan remaja maupun anakanak. Tak kalah pentingnya menyadari kerentanan sosial-ekonomi misalnya pada kalangan miskin atau kalangan yang baru saja kehilangan pekerjaan atau mata pencaharian akibat perlambatan ekonomi selama wabah Covid-19 ini. Kehilangan pekerjaan bagi sejumlah kalangan bukan hanya berarti musnahnya mata pencaharian tapi juga tergerusnya harga diri. Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan dekat antara kehilangan pekerjaan dengan kejadian kecemasan (anxiety), depresi, kekerasan, penyalahgunaan alhokol dan narkoba, maupun tindakan-tindakan melukai diri (self harm) maupun bunuh diri (suicide). Covid-19 ini memang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh buruk bagi kesehatan jiwa dan karena itu lembagalembaga pemerintah maupun non pemerintah seharusnya memberikan perhatian dan layanan lebih yang memungkinkan masyarakat lebih mampu mengelola kesehatan jiwanya selama masa pandemi ini. Lembaga-lembaga kesehatan melalui berbagai media telah mengsosialisasikan pengetahuan dan keterampilan perawatan diri (self care strategies) terkait kesehatan jiwa seperti kemampuan mengenali tanda-tanda bahaya (danger signs) seperti gangguan pola tidur (tidak bisa atau sulit tidur maupun tidur berkepanjangan), gangguan pola makan, gangguan mood, peningkatan penggunaan zat adikitif seperti rokok, alkohol maupun narkoba, keinginan melukai diri atau mengakhiri hidup dan sebagainya. Pengetahuan mengenai alamat atau nomor kontak layananlayanan kesehatan jiwa juga menjadi

sangat penting dalam situasi ketika gejala-gejala di atas sudah berkepanjangan dan sudah harus ditangani oleh kalangan profesional. Untungnya sejumlah organisasi profesi kesehatajn seperti Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Dokter Ahli Jiwa, Ikatan Psikologis, Asosiasi Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia maupun Himpunan Perawat telah ikut mendorong program-program di atas. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang banyak di antaranya sangat kental nuansa keberagamaannya, maka peran lembaga-lembaga keagamaan seperti Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lain-lain sangat penting untuk mendukung program kesehatan jiwa. Lembaga-lemabaga keagamaan Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu maupun agama-agama lokal juga tentu sangat penting untuk menjangkau umatnya, mengingatkan pentingnya masalah kesehatan jiwa ini. Tidak kalah mendesaknya adalah peningkatan penelitian ilmiah untuk lebih memahami dinamika kesehatan jiwa selama masa pandemi Covid-19 dan beberapa saat setelahnya. Dalam sebuah publikasi ilmiah baru-baru ini di The Lancet Psychiatry (jurnal akademik ternama di bidang kesehatan jiwa), panel 24 ahli kesehatan jiwa dari banyak bangsa telah mengimbau pentingnya semua negara memberikan perhatian dan penguatan layanan kesehatan jiwa di masa epidemi Covid-19 ini dan di masa setelahnya. Mereka mengingatkan perlunya bantuan khususnya pada kalangan rentan di atas sehingga penderitaan mereka selama masa epidemi ini bisa dikurangi dan kerentanan mereka dalam hal kesehatan jiwa dapat ditekan. Covid-19 mengingatkan kita bahwa kesehatan jiwa tidak pernah bisa dipisahkan dari kesehatan fisik. Pandemi ini juga memberi pesan betapa perlunya memperkuat layanan kesehatan jiwa di Tanah Air dan membuat layanan tersebut dapat dijangkau sebanyak mungkin orang. Semoga wabah Covid-19 ini bisa segera berlalu.  Penulis merupakan Peneliti dan anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas.

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Puisi Segelas Lara Oleh : Anang Hidayat Jika ku tutup mataku Tawamu kembali hadir Pipi merahmu berbinar Bibir manismu kian ranum Tapi tak tau mengapa kini menjadi tangis Dekap mu tak lagi hangat Kau adalah apa yang aku dambakan Sedangkan aku adalah apa yang tak kau harapkan Entah mengapa malam ini begitu sendu Hanya rupamu yang terus hadir dalam kesendirian Waktu seolah berhenti Melankolis mungkin adanya Kenangan yang tanpa usai Pilu yang tanpa akhir Kecewa yang tanpa ujung Duka yang tanpa henti Kasih sampaikah kau pada titik ini? Maka izinkan aku mengaduk kerinduanku malam ini Ku campur ia dengan sesendok harapan Dan ku tuangkan dalam gelas yang penuh dengan lara. Penulis merupakan mahasiswa Agribisnis, Fakultas Pertanian Unhas, angkatan 2014.

Berdamai dengan Semesta Oleh : Annur Nadia F. Denanda Menanti … apa memang semelelahkan ini? Detik, menit dan jam telah terlewati Hari berjalan silih berganti Bulan dan mentari sudah lelah menemani Namun, raga masih terpaku di tempat ini Memori hari itu masih tercetak jelas Seterang mentari pagi hari Senyum penuh kasih Pelukan yang menghangatkan hati Nasehat yang tak berhenti Semua terasa indah, bak senja di sore hari Kemudian, dunia terbalik Dengan kejam semesta merenggutnya Tanpa aba-aba Tanpa irama Menyerang dan membelenggunya Nyanyian pilu bergema di telinga Menghantuinya Bunga merah ada dimana-mana Seperti teror, menyiksanya Menatap langit berselimutkan gelap berbisik lirih pada angin yang menyapa, “Saya lelah …” Untuk kali ini, dia akan berdamai dengan semesta. Penulis merupakan mahasiswa Agribisnis, Fakultas Pertanian, Angkatan 2019.


5

RESENSI

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Drama Tragis Perang Dunia I “Film ini mengantarkan penonton menyusuri ketakutan akan marabahaya yang mengancam dalam Perang Dunia I”

F

ilm 1917 ini mengambil latar belakang cerita Perang Dunia 1 dari sudut pandang Inggris. Premis penggerak cerita adalah bagaimana jika pesan untuk membatalkan serangan terjadwal yang akan membahayakan nyawa 1.600 pasukan tak sampai tepat pada waktunya? Sutradara sekaligus penulis naskah cerita, Sam Mendes, menampilkan kengerian perang Dunia 1 melalui teknik kamera one shot dan real time. Kengerian itu ia tampilkan melalui dua tokoh utama; Kopral William Schofield (Will) dan Kopral Thomas Blake (Tom), tentara Inggris yang diberi tugas melintasi wilayah kekuasaan Jerman untuk membawa pesan kepada Kolonel Mackenzie (Benedict Cumberbatch) dari Batalion Kedua Resimen Devonshire. Bila pesan tersampaikan, maka mereka berhasil menyelamatkan banyak nyawa tentara Inggris termasuk kakak dari Tom, Letnan Joseph Blake. Selain itu, Inggris tak akan bisa

ditaklukkan oleh Jerman. Tom yang terbawa perasaan karena kakaknya akan berada dalam bahaya jika pesan itu tidak segera sampai, bergegas untuk memulai perjalanan. Will berulang kali mengingatkan akan bahaya yang dilaluinya dan agar menunggu waktu yang tepat untuk beraksi. Namun, peringatan tersebut sama sekali tak diindahkan oleh Tom. Singkat cerita, mereka pun sampai di sebuah pemukiman pertanian tak berpenghuni. Di sana mereka menyaksikan pesawat Jerman yang ditembak jatuh oleh pesawat sekutu. Will dan Tom mencoba menyelamatkan pilot Jerman tersebut, tetapi justru ia menikam Tom. Will segera menembak pilot itu hingga tewas. Insiden ini menyebabkan Tom ikut tewas. Tidak lama kemudian, unit Britania Raya lewat dan memberinya tumpangan. Will memulai perjalanan seorang diri dengan perasaan hancur dan sedih melihat teman yang dicintainya meregang nyawa di pangkuannya. Sesampai di jembatan kanal

yang hancur, ia mencegah truk yang ditumpanginya untuk menyeberang dan harus mengambil jalan memutar. Will turun dari truk dan nekat memalui jembatan yang ambruk itu dengan diselingi tembakan serdadu Jerman. Ia memberikan perlawanan dengan menembak balik dan berhasil melukai musuhnya tersebut. Will maju ke sarang penembak itu dan terjadi saling tembak secara bersamaan. Tentara Jerman tersebut tewas, sementara Will kehilangan kesadarannya. Setelah terbangun di malam hari, ia menyaksikan kota yang terbakar. Film pun terus bergulir hingga ia melewati para pasukan Jerman. Will bergegas melanjutkan perjalanan, berlari dan terus berlari. Dihujani peluru yang setiap saat bisa merenggut nyawa. Di sini ditunjukkan suasana yang benar-benar menegangkan. Ia menerobos apa pun yang ada di depan hingga melompat ke sungai. Takdir berkata baik, arus air sungai membawanya ke tepi sungai, ia berjalan menuju hujan dan mendapati markas

Data Film

Judul: 1917 Sutradara: Sam Mendes Penyunting: Lee Smith Durasi: 119 menit Musik: Thomas Newman

Batalion Kedua Resimen Devonshire. Akhirnya, ia berhasil menyelesaikan misi yang diberikan kepadanya. Walaupun tidak sepenuhnya menampilkan sejarah perang yang akurat, film ini berhasil menggiring penonton mengilustrasikan sensasi kengerian perang yang terasa nyata. Keadaan suara napas terengahengah, asap, langkah kaki, jalan berlumpur, amunisi berhamburan, hingga kumparan mayat para serdadu perang yang membusuk, sukses membangkitkan perasaan horor penikmat film ini. Sudah jadi hal mutlak bahwa dalam setiap peperangan akan selalu ada

kematian dan kenyataan pahit yang tak terelakkan. Film yang meraih banyak penghargaan ini mengemasnya dengan manusiawi tanpa melebih-lebihkan segmen tersebut. Film ini berisi banyak kekerasan dan kehororan, jadi sebaiknya tidak ditonton oleh anak kecil atau belum berusia 18 tahun ke atas. Berdasarkan CinemaScore, film ini mendapat nilai “A-“ dari penonton film pada skala A+ sampai F. Sedangkan Rotten Tomatoes memberikan rating 89%, berdasarkan 408 ulasan, dengan rating rata-rata 8,35/10. Selamat menonton!  Muh. Fajrul

Menyaksikan Hubungan “Beracun” Kale

D

alam kehidupan yang penuh problematika ini, manusia tentu pernah mengalami perasaan sedih dan bahagia. Kedua suasana hati itu tidak dapat dirasakan secara bersamaan. Orang yang bersedih terkadang lebih memilih untuk berpura-pura bahagia, dan

Data Film

terkadang ada pula orang yang mengekspresikan kesedihannya agar perasaannya menjadi lebih lega. Contoh terakhir dapat kita lihat dalam sebuah film yang berjudul Story of Kale. Film yang diproduksi oleh Visinema Pictures ini dipenuhi dengan senandung

Judul:

Story of Kale

Sutradara:

Angga Dwimas Sasongko

Penulis naskah: M. Irfan Ramli

Durasi: 1:17:50

Produser:

Sonny Laksamana

yang mengekspresikan perasaan sedih dan bahagia pemerannya, yakni Ardhito Pramono yang berperan sebagai Kale, dan Aurellie Moeremans yang berperan sebagai Dinda. Secara garis besar, film ini berkisah tentang toxic relationship atau hubungan beracun yang berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Film yang berdurasi lebih dari satu jam itu, disutradarai Angga Dwimas Sasongko dan dibintangi dua pemeran utama, Ardhito Pramono sebagai Kale dan Aurellie Moeremans sebagai Dinda. Dalam film ini, Kale merupakan seorang pemusik muda, sedangkan Dinda adalah seorang Manajer band. Karena minat yang sama pada musik, Kale dan Dinda sering bertemu, tetapi Dinda sudah mempunyai pacar, yang menurut Kale sangat tidak sehat. Kale memutuskan untuk membantu Dinda untuk lepas

dari hubungan beracun itu. Kale mengatakan bahwa cinta seharusnya tidak membuat seseorang melakukan kekerasan, tetapi bisa memberikan kenyamanan dan membuat orang merasa aman. Jelang pertengahan film, beberapa konflik kecil mulai muncul. Walau hubungan Kale dengan Dinda berjalan dengan baik seperti yang diharapkan Kale. Tetapi, tidak seperti yang diharapkan Dinda. Secara tiba-tiba Dinda meminta untuk putus. Penampilan Aurelie saat berperan sebagai Dinda sangat menarik perhatian. Aurelie berhasil menampilkan ekspresi yang benarbenar kesakitan. Apalagi ketika Dinda hendak dipukul oleh mantan pacarnya, Aurelie benar-benar mampu memperlihatkan ketakutan yang terlihat begitu alami. Begitupun dengan Ardhito, Ia berhasil menjadi sosok lelaki romantis yang bisa bertanggung

jawab atas ucapannya. Karakternya akan membuat penonton merasa terkesan. Selain itu, suara Ardhito dalam soundtrack berjudul “When Someone’s in Love”, semakin menambah kuat karakter dari Ardhito, yang punya suara indah untuk didengar. Namun, di balik menariknya aktor-aktor itu, film ini terlalu berfokus pada konflik-konflik dalam hubungan. Tidak digambarkan bagaimana hubungan mereka sewaktu awal-awal pacaran. Lompatan dari adegan satu ke adegan lain terkadang terlalu jauh. Hal itulah yang membuat film ini berasa kurang pas. Seandainya jika film ini ditambahkan sedikit flashback ke masa-masa bahagia mereka, mungkin penonton akan lebih merasakan suasana sedih dan bahagia di dalam film yang ditayangkan secara daring ini.  Suherman


SASTRA

6

P

Dekap Aku dalam Ikatan Suci

agi yang bergegas. Suara kicauan burung pun ikut mengusik. Pancaran sinar mentari berkilau dari ufuk timur, pertanda hari baru akan dimulai. Seperti biasanya, Aisyah, wanita karir yang membuat orang-orang iri, bersiap untuk berangkat kerja. Penampilannya yang menarik serta tertutup dengan syar’i, membuat kaum adam seringkali terpikat olehnya. “Bunda, Aisyah berangkat dulu yah.” Ibu Ami, tante dari Aisyah, adalah orang yang telah merawat Aisyah sejak kecil. Ayah dan ibu kandungnya meninggal dalam sebuah kecelakaan maut saat ia masih berusia lima tahun. “Kamu hati-hati yah, Nak!” Aisyah berangkat kerja dengan sepeda sederhana berwarna merah jambu yang tampaknya sudah mulai usang itu. Ia bekerja di salah satu perusahaan konveksi yang berjarak sekitar dua kilometer dari kediamannya. Dapat ditempuh dalam waktu 15 sampai 20 menit. *** `“Selamat siang, Pak. Ini berkasnya sudah siap,” ucap Aisyah kepada atasan perusahaannya Ridwan. Berhubung tadi pagi ada pihak dari perusahaan lain yang datang untuk menjalin kerja sama, Ridwan menugasi Aisyah untuk menyelesaikan semua keperluan administrasi. “Terima kasih yah. Ngomongngomong gesit juga kamu kerja,” puji Ridwan. “Haha, iya Pak. Ini kan

ILUSTRASI/ HAFIS

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

sudah tugas saya sebagai seorang manajer perusahaan,” balas Aisyah. Ridwan tampak memandang Aisyah dengan penuh perasaan. Sepertinya ia begitu terkesima. Penampilannya pun begitu menarik dan elok. “Maaf, Pak. Saya keluar dulu. Masih ada berkas yang harus dikerjakan,” ucap Aisyah dan segera melangkahkan kaki ke luar ruangan. Waktu makan siang pun tiba. Ridwan mengajak Aisyah keluar makan sama-sama. “Maaf, Pak. Mungkin saya makan siang di sini saja. Kebetulan bawa bekal juga dari rumah,” Aisyah. “Oh gitu yah,” Akhirnya, Ridwan berangkat sendiri dengan mobil sedan putihnya yang mewah, dan melaju ke arah sebuah restoran terkenal di Kota Makassar. Sedangkan Aisyah hanya menyantap makan siang dengan sekotak nasi putih, sayur asem, dan sebuah telur ceplok kesukaannya. Aisyah dengan segala kesederhanaannya membuat ia semakin unggul dari segala sisi. Sekitar satu jam lagi kantor akan tutup. Aisyah, wanita yang terkenal gesit dan mencintai kerapian ini pun telah membereskan barang-barangnya terlebih dahulu. Semua tugas hari ini, bahkan juga untuk esok hari telah tuntas dikerjakannya. *** Usai bekerja hampir

seharian di kantor, Aisyah ternyata tidak langsung balik ke rumah. Tetapi ia melanjukan dengan sepeda merah jambunya menuju ke salah satu tempat pengajian yang ada di Kompleks Indah Sari. Berkumpul dan menjalin kebersamaan dengan ibu-ibu pengajian. Rutinitas yang dilakukan Aisyah setelah pulang bekerja. “Aisyah, ibu mau membicarakan sesuatu, Nak!” ujar Ibu Siti, wanita paruh baya yang seringkali memimpin pengajian di tempat itu. “Iya, Bu. Ada apa yah? Tumben manggil saya,” “Aisyah. Jujur saja yah. Ibu itu kagum sama kamu. Meskipun sibuk bekerja, tapi juga rutin menuntut ilmu agama,” puji Ibu Siti. “Ya ampun bu. Kok jadi memuji saya si,” ucap Aisyah. “Ibu serius, Nak.” Kali ini Aisyah merasakan hal yang berbeda dari Ibu Siti. Tidak biasanya ia bertingkah dan memuji seperti ini. “Nak ... Ibu mau bicara sesuatu sama kamu.” “Iya ada apa, Bu?” tanya Aisyah penasaran. “Ibu mau menjodohkan kamu dengan anak ibu, Usman.” “Nah, kan. dugaanku benar,” batin Aisyah. Usman dikenal sebagai pria yang baik dan diidolakan banyak wanita, dan sekarang malah akan dijodohkan dengan Aisyah. Aisyah hanya tersenyum dan tampak canggung mendengar hal itu. “Maaf, Bu. Jawabannya nggak harus sekarang, kan?” kata

Aisyah. “Iya, Nak. Tenang saja! Ibu akan beri kamu waktu kok.” “Kalau boleh tau, bagaimana dengan Usman?” “Nak, sebenarnya Usman lah yang menyuruh ibu untuk menyampaikan hal ini.” “Oh gitu yah, Bu.” *** Saat tiba di rumah, Aisyah langsung menyampaikan hal tadi kepada Ibu Ami. “Bund... Aisyah pengen ngomongin sesuatu,” ucap Aisyah sedikit ragu. “Iya, mau bicara apa, Nak?” “Ibu Siti mau jodohin Aisyah dengan anaknya, Usman.” “Masya Allah, Nak. Kamu serius? Ibu Ami yang juga mengetahui pribadi seorang Usman, tentu tidak merespons hal ini dengan biasa-biasa saja. Terlebih lagi akan dijodohkan dengan putri angkatnya itu. “Aisyah serius, Bu.” “Kalau ibu sih terserah kamu saja, Nak. Semua keputusan ada di tangan kamu,” kata Ibu Ami. “Menurut Ibu, Usman itu baik orangnya?” tanya Aisyah. “Usman itu pria yang baik. Ibu juga selalu liat ia ke masjid untuk salat berjamaah,” kata Ibu Ami. Malam itu, Aisyah dilema mengambil keputusan terkait perjodohan ini. Esoknya…. Dua cangkir teh hangat dan setoples kue nastar keju favorit Aisyah tersaji di atas meja kayu. Aisyah dan Ibu Ami bercakap santai sembari menikmati dinginnya suasana pagi.

“Jadi bagaimana keputusanmu?” tanya Ibu Ami serius. “Insya Allah, Aisyah bersedia, Bu. Semalam Aisyah juga telah melaksanakan Salat Istikharah, dan sepertinya hati Aisyah semakin mantap untuk menyetujui perjodohan ini,” jelasnya. Beberapa menit kemudian, Aisyah mencoba untuk menghubungi Ibu Siti. “Assalamualaikum, Bu,” mulai Aisyah. “Waalaikumsalam, Nak.” “Bu, Aisyah ingin menyampaikan sesuatu,” kata Aisyah. “Insyaallah Aisyah siap menerima perjodohan yang ibu katakan kemarin di tempat pengajian.” “Alhamdulillah, Nak. Ibu akan segera menyampaikan hal ini kepada Usman. Pasti ia sangat senang mendengarnya.” Dengan segala kemantapan jiwa dan raga, mereka membicarakan persiapan pernikahan, dan menentukan hari pernikahan. Atas izin Allah, akhirnya kedua insan yang senantiasa taat dalam agamanya ini melangsungkan pernikahan dua minggu setelah pertemuan tersebut. Raut sumringah terlihat nyata di sepanjang sisi wajah Aisyah dan Usman. Inilah awal menakjubkan dari ibadah terpanjang yang akan mereka jalani kedepannya.  Penulis Dewi Rizky Purnama merupakan mahasiswa Ilmu Gizi Unhas, angkatan 2020.


WANSUS

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

7

Kekerasan Pengaderan Harus Dihilangkan

M

enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaderan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Kader sendiri merupakan orang yang diharapkan akan memegang peran yang penting dalam pemerintahan, partai, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengaderan merupakan suatu proses pembentukan karakter dan perilaku calon kader agar dapat melakukan peranan penting yang dimaksud tersebut. Baru-baru ini, viral pengaderan online yang dilakukan oleh salah satu kampus di Indonesia. Potongan video yang berdurasi Beberapa waktu lalu, sebuah video viral di media sosial yang menunjukkan sikap sewenang-wenang senior kepada mahasiswa baru pada saat pengaderan online, bagaimana tanggapan Anda terkait video tersebut? Bagi saya sebenarnya ini sebuah proses panjang dari sistem pengaderan atau ospek yang sudah puluhan tahun berlangsung, ini merupakan warisan kebudayaan yang ada sampai sekarang. Sebenarnya ini adalah hal yang masih menyimpan model-model vandalisme, dalam arti hubungan antara senior dengan junior. Kenapa itu berlangsung secara kebablasan (terjadi kekerasan)? Karena model ini baru tahun ini, pengawasan yang belum begitu ketat atau model regulasi yang ditetapkan belum terlalu mantap. Selain sisa-sisa warisan model pengaderan lama yang belum tuntas, kondisi ini diperparah dengan adanya satu sistem baru, yaitu media online. Sayangnya, penggunaan media online saat ini mereka anggap sebuah kebebasan. Padahal, perlu dipahami dengan media online ini pengawasannya menjadi begitu ketat dan luas. Karena semua orang bisa mengakses, semua orang bisa menonton. Bagaimana anda melihat sistem ospek dari dulu hingga saat ini di Unhas? Sebenarnya di Unhas, pada lima tahun terakhir ini trennya sudah berubah, tidak seperti di era 80-an dan 90-an. Karena ada format yang berubah dalam kerangka sistem penerimaan

30 detik itu, mengundang perhatian warganet kerena memperlihatkan senior yang membentak mahasiswa baru ketika melakukan PKKMB secara daring. Tayangan dalam video tersebut dinilai kurang mendidik dan menjadi kontroversial. Menanggapi video yang viral tersebut, reporter identitas, Vivi Asjihamdayani mencoba mewawancari Dosen Jurusan Antropologi Unhas, Dr. Tasrifin Tahara, M.Si via Whatsapp telepon, Jumat (25/9). Lalu, bagaimana tanggapannya terhadap hal tersebut? Bagaimana pengaderan itu menurutnya? Berikut kutipan hasil wawancaranya.

mahasiswa baru dan modelmodel pengaderan. Pihak kampus telah melarang dengan keras tindakan-tindakan senior yang tidak sesuai dengan aturan, dan sedikit demi sedikit kekerasan itu sudah tidak muncul. Masalah yang timbul hari ini, karena prosesnya itu berlangsung secara online, mereka merasa tindakan tidak terpuji yang dilakukan itu bukanlah sebuah kekerasan. Padahal sebenarnya, orang Antropologi bisa melihat, bahwa walaupun menggunakan media daring, sebenarnya itu masuk kategori kekerasan simbolik. Kekerasan tidak selamanya fisik, menggertak atau mengancam orang lain lewat media online itu kekerasan juga. Apalagi diperparah tidak hanya pada sistem kekerasan simbolik, tapi ini juga akan dilihat secara luas oleh masyarakat. Pasti setiap kampus sudah mempunyai tatanan atau modelmodel pengaderan berdasarkan aturan-aturan yang terdapat dalam Tridharma perguruan tinggi, termasuk di kampus yang melakukan kekerasan pada pengaderan tadi. Ketika ada tindakan yang tidak sesuai, itu pasti keluar dari koridor yang sudah ditetapkan. Menurut Anda pentingkah pengaderan atau ospek ini dilakukan? Mengapa? Sebenarnya, pengaderan itu penting. Pentingnya adalah karena pengaderan merupakan sebuah proses transformasi nilai. Ketika individu atau kelompok itu masuk pada tatanan atau dunia kehidupan baru, dalam tanda kutip mahasiswa baru. Dia masuk

ke dalam dunia kampus, dia diperkenalkan dengan nilai-nilai baru, dan media untuk itu adalah pengaderan ini. Secara institusi, pengaderan itu penting sepanjang tidak melanggar aturan atau normanorma yang ditetapkan oleh pihak kampus, seperti kekerasan atau pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atau hal buruk lain yang dapat merusak citra kampus. Pihak kampus melakukan pengawasan yang cukup ketat terhadap hal itu, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut anda, apa esensi dari pengaderan? Esensi pengaderan bagi mahasiswa baru itu adalah transformasi nilai. Ada budaya baru, budaya dari SMA kemudian masuk ke kampus. Maka proses mempelajari nilai itu, esensinya adalah di ospek atau pengaderan ini. Bagaimana sistem ospek yang baik menurut Anda? Sistem ospek yang baik adalah menata dengan baik, bagaimana proses transformasi nilai itu sesuai dengan norma atau nilainilai yang berlaku dalam sebuah kampus, dengan tidak melakukan hal-hal yang melanggar. Jadi, yang layak itu seperti ada transformasi tentang nilai akademik, transformasi kultur di kampus, kemudian birokrasi di kampus, orientasi nilai prospek kerja, itu yang menjadi muatan yang harus disampaikan kepada mahasiswa baru ini. Sehingga mereka ketika masuk ke dalam kampus sudah punya dasar

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

Data Diri Nama: Tasrifin Tahara Tempat Tanggal Lahir: Mei, 23 Agustus 1975 Riwayat Pendidikan : 

S1 Antropologi FisipUnhas 1998

S2 Antropologi Unhas 2002

S3 Antropologi Universitas Indonesia 2010

Pengalaman Organisasi : 

Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI)

Forum Perguruan Tinggi Untuk Pengurangan

Risiko Bencana (FPT-PRB) 

Himpunan Indonesia untuk Pengembangan

Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIS)

atau pegangan standar-standar nilai yang menjadi patokan tindakannya ketika menjadi seorang mahasiswa. Bagaimana anda melihat dan menilai sistem pengaderan yang militeristik? Kalau dari dulu ada sikapsikap yang menunjukkan tindak kekerasan, saya kira sepuluh tahun terakhir, yang namanya kekerasan itu kita harus putus mata rantainya. Cara memutuskannya, kalau pada

proses berlangsungnya itu sudah ada pola-pola damai, penuh etika, atau norma-norma yang detetapkan oleh kampus. Apapun alasannya, kekerasan itu tidak boleh dilakukan apalagi di dunia kampus. Jika ada argumen yang mengatakan bahwa kekerasan ini hanya sebagai bentuk proses pembentukan mental, saya kira masih ada mekanisme lain atau cara-cara lain yang bisa ditempuh. Misalnya dengan cara menerapkan ketaatan pada mahasiswa.


RAMPAI

8

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Jembatan Harapan Masyarakat Kecil

H

ingga saat ini masalah kemiskinan di Indonesia masih menjadi hal yang sulit untuk diatasi. Hal tersebut menyebabkan banyaknya anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena terkendala biaya. Selain itu, masih banyak orang yang harus bertahan hidup dengan cara mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Mereka inilah yang membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Berangkat dari hal tersebut, beberapa orang tergabung dalam sebuah komunitas bernama Gerakan Donasi Literasi Jalanan (Dolan), menjadi jembatan penghubung antara orang dermawan dengan mereka yang layak diberi. Terbentuknya komunitas berawal dari seseorang yang sering melihat postingan Asriandi mengenai gerakan kemanusiaannya di organisasi serupa. Ia pun menanyakan cara membuat komunitas seperti itu. Kebetulan Asriandi juga merupakan pendiri dari komunitas tersebut, jadi dia memiliki gambaran untuk membuat hal yang sama. Dengan alasan itu, maka terbentuklah Komunitas Gerakan Dolan pada 30 Juni 2020. Lebih lanjut, Mahasiswa Fakultas Pertanian ini memaparkan arah dan tujuan komunitas yang mereka rintis. Menurut Asriandi, komunitasnya berangkat dari hasil pengamatan di lingkungan Makassar. “Tujuannya menjadi jembatan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta untuk berbagi kepada orang dengan keterbatasan finansial. Selain itu, juga bagaimana supaya anak-anak jalanan bisa tetap mendapatkan pengetahuan meski mereka tidak bersekolah,” tuturnya. Asriandi sebagai salah satu pendiri menjelaskan, komunitas di bidang sosial ini berfokus dalam pemberian bantuan donasi dan literasi bagi mereka yang membutuhkan. “Jadi ada dua fokusnya yaitu donasi dan literasi.

Donasinya berupa sembako dan nasi kotak. Nasi kotak diberikan kepada mereka yang di jalanan, sedangkan untuk sembako langsung ke rumah yang sudah dianalisis dan diseleksi kondisinya,” jelasnya. Untuk lokasi pembagian donasi, Asriandi bersama para relawan melakukannya secara acak. Hal ini diatur oleh divisi donasi yang telah melakukan survei untuk menentukan lokasi pembagian sesuai dengan dana. “Mereka juga yang menentukan jenis donasi apa yang akan dibagikan. Ada pun lokasi-lokasi yang sudah diberikan bantuan yaitu, daerah Cendrawasih, Pettarani, Pengayoman, BTP, Perintis, Jalan Sunu, dan Pasar Senggol Pannampu,” beber Ketua Komunitas Gerakan Dolan itu. Selama kurang lebih lima bulan berdirinya, donasi komunitas ini tidak hanya disalurkan ke jalanan dan rumah-rumah saja. Mereka juga pernah melakukan donasi untuk korban bencana banjir di Masamba dan korban kebakaran. Untuk hal yang sifatnya aksidental seperti itu, dana yang disediakan untuk dibagikan setiap pekannya, akan dilarikan ke sana. Kedepannya, Asriandi rencanannya akan bekerja sama dengan Komunitas Pecinta Anak Jalanan (KPAJ) untuk memberikan buku demi mengembangkan literasinya. Menurut Mahasiswa Jurusan Agribisnis ini, kerjasama yang mereka jalin memiliki tujuan yang sama untuk membangun literasi anak jalanan. Para pengurus Komunitas Gerakan Dolan memiliki grup umum dan dibuka untuk mereka yang ingin membantu membagikan informasi dan berdonasi. Saat ini, jumlah anggota yang aktif terdapat sepuluh orang. Bagi mereka yang tergabung dalam grup komunitas memiliki status keanggotaan yang sama. “Status keanggotaan disamakan, karena memang tidak ada kriteria khusus untuk bergabung di komunitas ini. Asalkan mereka mempunyai

DOKUMENTASI PRIBADI

jiwa sosial yang tinggi dan mau berpartisipasi maka boleh bergabung,” ujar Asriandi. Mengenai tantang yang dihadapi, Asriandi mengaku terkendala di bagian finansial dan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, dengan SDM yang berjumlah sepuluh orang itu nantinya tidak

sebanding dengan jumlah donasi yang akan diberikan, sehingga mereka akan keteteran. Meski demikian, dengan tekad kuat Asriandi tetap yakin akan bantuan yang mereka dapat nantinya. Mahasiswa angkatan 2018 itu juga menyampaikan harapannya untuk komunitas yang

masih baru ini. “Harapannya, bagaimana supaya komunitas ini bisa dikenal banyak orang dan gerakannya terus berjalan di tengah kesibukan dan rintangan,” pungkasnya.  Vivi Asjuhamdayani


identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

IPTEKS

9

Mewujudkan Hak Ekonomi Ekspresi Budaya

K

ekayaan budaya di Indonesia ini merupakan karya intelektual dan potensi nasional yang harus dilindungi. Sebab perlindungan kekayaan budaya, seperti seni tari dan lagu daerah sebagai ekspresi budaya tradisional dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat. Namun, pemerintah belum melakukan tindakan yang konkret untuk melindungi dan memanfaatkan kekayaan ekspresi budaya yang dimiliki. Hal itu terbukti dengan masih adanya negara yang mengklaim kebudayaan tradisional yang dimiliki Indonesia. Salah satunya, pementasan teater I La Galigo yang merupakan karya suku Bugis klasik dan memiliki nilai sakral yang dipentaskan di Singapura tanpa izin dari pemerintah Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut, dosen Fakultas Hukum Unhas, Dr Winner Sitorus SH MH LLM mengkaji bentuk pengaturan perlindungan hukum dan pemanfaatan kekayaan budaya tradisional Indonesia oleh pihak lain. Winner berupaya menggali bentuk perlindungan hukum seni tari dan lagu daerah yang merupakan wujud ekspresi budaya Indonesia. Selain itu, Winner juga mencari tahu mengenai bentuk perlindungan hukum ekspresi budaya Indonesia dalam hal pemanfaatan oleh pihak asing. Dua

hal itu digali berdasarkan perspektif nasional dan internasional. Hasil kajian Winner Sitorus, menunjukkan bahwa dalam UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, belum mengatur tentang pemanfaatan ekspresi budaya tradisional. Walaupun telah ada instrumen hukum nasional yang mengakomodir Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). Namun, instrumen hukum tersebut belum mampu melindungi ekspresi budaya tradisional Indonesia secara optimal. Aturan itu, kata Dr Winner, masih bersifat parsial, yaitu hanya meliputi aspek inventarisasi, menjaga, dan memelihara budaya

tradisional. Dosen yang meraih gelar doktornya di Universitas Airlangga ini, juga menyatakan bahwa hal yang sama terjadi di tingkat

ILUSTRASI/ AZZAHRAH

internasional. Menurutnya, pembahasan mengenai perlindungan dan pemanfaatan budaya di tingkat internasional masih dalam penyamaan persepsi, untuk menentukan bagaimana bentuk perlindungan budaya itu dan di tingkat mana perlindungan itu perlu diatur. “Hingga saat ini belum ada hasil akhir dalam bentuk konvensi atau traktat berkaitan dengan perlindungan ekspresi budaya tradisional dalam rezim

HKI,” jelas dosen teladan Fakultas Hukum Unhas tahun 2006 ini, dalam wawancara via Whatsapp, Jumat (04/09). Dari prespektif hukum internasional, Winner Sitorus juga menemukan bahwa pengaturan, perlindungan dan pemanfaatan budaya diserahkan kepada masingmasing negara. Dan sejumlah negara telah membuat perundangundangan yang mengatur perlindungan hukum ekspresi budaya

tradisionalnya sendiri. Oleh sebab itu, Winner, bersama dua dosen fakultas hukum lainnya, yakni Prof Dr Ahmadi Miru SH MH dan Amaliyah SH MH, merekomendasikan pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional (RUU PTEBT). Apabila hal itu belum memungkinkan, kata Winner, maka pengaturan tentang pemanfaatan ekspresi tradisional perlu dimasukkan dalam peraturan pemerintah tentang objek pemajuan kebudayaan. Bentuk pemanfaatan OPK ini tidak hanya berbentuk pengolahan produk budaya, tetapi komersialisasi atas ekspresi budaya seperti lagu daerah dan seni tari. Bila dua rekomendasi itu terwujud, maka Winner berharap ekspresi budaya tradisional dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat Indonesia. “Harapan saya ekspresi budaya taradisional dalam berbagai bentuk, termasuk tari dan lagu tradisional, mendapat perlindungan yang jelas di tingkat nasional dan internasional, terutama dari aspek pemanfaatannya sehingga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat pengemban ekspresi budaya tradisional. Karena berbicara hak kekayaan intelektual pasti berbicara hak ekonomi terhadap pemanfaatannya,” tutupnya.  Nur Ainun Afiah


10

identitas

JEKLANG

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Doktor di Usia 25 Tahun “Mengetahui passionnya sejak awal, menjadikan Qonita sukses menggapai gelar doktor di usia muda”

M

eraih gelar doktor tentu tidak mudah dicapai dalam waktu singkat. Apalagi jika kuliah di luar negeri. Namun, alumni Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Qonita Kurnia Anjani, berhasil menyelesaikan studi S3-nya di Queen’s University Belfast. Di usia yang terbilang masih muda, 25 tahun. Qonita sapaan akrabnya, mengaku sudah tertarik dengan pengembangan obatobatan sejak semester satu di Unhas. Saat semester tiga, ia mulai menekuni bidang penelitian tentang teknologi penghantaran obat.

Khususnya teknologi yang memungkinkan obat bisa masuk ke dalam kulit. Sejak saat itu, ia kerap mengikuti lomba yang berhubugan dengan penelitian di bidang farmasi. Ia pun pernah menyabet medali emas dalam kompetisi 8th European Exhibition of Creativity and Innovation, tahun 2016. Wanita kelahiran 1995 ini mengaku, sampai menuangkan ketertatikan itu dalam skripsinya yang banyak membahas tentang gel. Belakangan ia tahu, ternyata di luar negeri sudah dikembangkan teknologi serupa yang lebih praktis, yaitu microneedle. Qonita, menjelaskan, bentuknya seperti patch yang dilengkapi dengan jarum-jarum mikro, yang dapat

ASI ENT

UM DOK I BAD

PRI

menghantarkan obat tanpa darah dan rasa sakit. Dari situ, alumni Peserta Student Exchange Officer untuk Indonesia pada International Pharmaceutical Students Federation (IPSF) ini, mulai membaca jurnal dan referensi tentang microneedle. Ia juga membuat daftar professor yang menekuni bidang tersebut di berbagai belahan dunia. “Saya menghubungi profesor yang ternyata sudah memiliki banyak hak paten dan publikasi, yang berhubungan dengan microneedle. Di situ permintaan saya disambut baik, akhirnya professor itulah yang menjadi dosen pembimbing saya di Queen’s University Belfast” ujarnya. Perempuan berdarah Palu ini, awalnya terdaftar beasiswa sebagai mahasiswa S2 di Queen’s University Belfast, dengan masa studi dua tahun. Setelah melewati tahap initial review (evaluasi progres penelitian tiga bulan pertama), dosen pembimbingnya di Queen’s University Belfast melihat potensi penelitian yang ia garap, sehingga ia pun didorong lanjut penelitian S3. Pertimbangannya, penelitian yang Qonita garap memenuhi standar untuk program PhD. Awalnya ia menolak, apalagi mengingat beasiswa yang didapatkan hanya dua tahun, sedangkan untuk studi PhD membutuhkan waktu normal minimal 3 tahun. Waktu itu, alumni Unhas angkatan 2012 tersebut cukup dilematis karena merasa tidak mampu bertahan hidup di luar negeri, dengan tambahan satu tahun tanpa bantuan beasiswa. Apalagi dosen pembimbingnya hanya membantu menanggung uang SPP, tidak biaya hidup Qonita.

Pada akhirnya, perempuan yang pernah aktif di BEM Farmasi ini memutuskan mengikuti ujian diferensiasi terlebih dahulu, semacam ujian sidang tahun pertama untuk PhD yang menjadi batu loncatannya berpindah ke program PhD. Di samping rasa syukur karena bisa lanjut PhD, ia mengaku resah karena perjanjian awal beasiswa yang hanya dua tahun, pengurusan pengalihan itu sempat mengalami kesulitan. Ia juga terkendala masalah visa yang memang validitasnya hanya 2,5 tahun. Setelah melewati berbagai pertimbangan, akhirnya ia nekat melanjutkan pendidikan dengan sisa waktu yang ada. “Saat itu saya benar-benar mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk mengejar tenggat waktu yang tersedia. Alhamdulillah, saya dapat selesai dalam waktu dua tahun tiga bulan” ujarnya. Dalam pendidikan PhD yang dijalani Qonita, penelitian yang diambil berjudul Development of Antibiotic Microneedle Delivery Systems for Tuberculosis Treatment. Berfokus pada pengembangan teknologi microneedle patch untuk obat-obatan tuberkulosis. Qonita menyadari, Indonesia termasuk negara tertinggi ketiga kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Angka kematian juga tinggi karena pasien kadang tidak patuh minum obat, sehingga banyak terapi yang dilakukan gagal. Oleh karena itu, ia berpikir mencari alternatif pengobatan lain dengan mengaplikasikan teknologi microneedle. “Jadi di masa yang akan datang, diharapkan pasien tersebut dengan penyakit

tuberkolosis bisa menempelkan patch ke kulit untuk pengobatannya, sebagai ganti dari minum tablet” jelasnya. Saat ditanya tentang kesan kuliah di luar negeri, wanita yang hobi memasak itu tertawa dan mengatakan bahwa kuliah di luar negeri tidak seindah foto-foto di instagram. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi saat kuliah diluar negeri. Ia mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapinya saat kuliah di negeri orang. Mulai dari jauh dari orang tua, cuaca, hingga perbedaan budaya. Menurut Qonita, saat kuliah di luar negeri sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan lingkungan yang baik. Tak lupa, alumni MAN Insan Cendekia Gorontalo tersebut juga membagikan tips dan trik untuk mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya berkuliah hingga di luar negeri. Menurutnya, hal paling utama yaitu berdoa, berusaha semaksimal mungkin dan mengerti passion dalam diri. “Passion tidak didapat dengan instan, harus melalui banyak proses hingga mengerti betul apa yang bisa diperjuangkan. Perbanyak pengalaman dengan ikut lombalomba, seminar dan lainnya. Banyak-banyak cari masalah, tetapi lebih banyak cari jalan keluarnya,” katanya menyarankan. Setelah menyelesaikan segala urusannya di Belfast, Qonita berniat menjadi dosen dan peneliti. Sembari menunggu pendaftaran dosen dibuka, ia pun berencana untuk melanjutkan program post Doctoral selama satu tahun.  Anisa Luthfia Basri


identitas NO.identitas 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

LAPORAN UTAMA

11

Rencana pembangunan hotel Unhas 2018 oleh PT Nindya Karya bersama Alumni Unhas yang saat itu akan dibangun di atas lahan Gedung Registrasi.

Rencana Terbentur Izin Ribet dan tak kunjung mendapat lampu hijau dari Kementerian Keuangan, akhirnya Unhas banting setir, membangun hotel secara mandiri.

T

ahun 2018, Unhas telah mencanangkan membangun hotel. Proyek tersebut awalnya bagian program kerja PT Inovasi Benua Maritim (PT IBM), perusahaan unit bisnis milik Unhas, memiliki fungsi merancang berbagai usaha untuk menambah pemasukan Unhas. Menurut Bundel identitas edisi Maret 2018, pembangunan hotel ini direncanakan di tepi danau, menggusur Gedung Registrasi dan Wisma. Bahkan di tahun itu, Unhas dengan PT Nindya Karya tbk, perusahaan yang bertanggung jawab membangun hotel hingga rampung, telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), di lantai 8 Gedung Rektorat.

Lewat MoU tersebut, disepakati Unhas menjadi pemegang saham mayoritas. Bundel identitas edisi Maret 2018 pun menuliskan, ada tiga calon investor yang akan berpartisipasi dalam pembangunan hotel Unhas, seperti Alumni Connection, Bank Bidang Investasi dan kerja sama antar lembaga, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang properti. Namun terdapat beberapa kendala dalam mewujudkan pembangunan hotel di tahun 2018, sehingga baru terealisasi pada Juli 2020. Kendala tersebut menurut Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, sulitnya mendapat restu lahan dari Kementerian Keuangan.

“Ini lahan negara, harus izin sama Kementerian Keuangan dan mendapatkan izin tidak mudah. Caranya harus diaudit dulu, harus jelas sistem bagi hasil nantinya bagaimana. Ini yang membuat izin tidak keluar-keluar. Makanya kita bangun sendiri,” terangnya, Rabu (18/11). Terkait tidak berlanjutnya MoU, Guru Besar Sosiologi Unhas tersebut menyampaikan, tidak ada kerugian antara kedua belah pihak, mengenai desain hotel lama, Dwia menyebut menjadi tanggung jawab pihak perusahaan. “Kami tidah tahu itu (red desain hotel Unhas 2018), itu pihak PT Nindya Karya dengan pihak alumni,” ungkap Dwia.

Mengenai pemutusan kontrak, Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT Nindya Karya tbk, sekaligus Ketua Umum Ikatan Alumni Teknik (IKA Teknik) Unhas, Ir Haedar A Karim MT saat dikonfirmasi via sambungan telepon mengatakan, sudah jadi risiko bila Unhas membatalkan kerja sama. “Namanya MoU, kami buat proposal, tapi itulah risiko bisnis. Apa ruginya Unhas, yah tidak ada. Kalau kami apa ruginya, kan bisnis saya buat perencanaannya segala macam, namanya juga proposal,” ucapnya Sabtu, (14/11). Haedar mengatakan, selama ini Unhas tidak melakukan pengurusan izin kerja sama di Kementerian Keuangan, sehingga wajar jika izin tak kunjung keluar. “Rupanya di Kementerian, kerjasamanya ternyata tidak dibuatbuat, yah sudah izinnya tidak keluar. Yah tidak apa-apa,” beber Haedar. PT IBM yang awalnya memiliki program kerja membangun hotel, justru tak lagi dilibatkan dalam pembangunan Training Center dan Hotel Unhas. Menurut Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur, Prof Dr Ir Sumbangan

Tim Laput Koordinator: Arisal Andi Ningsih Desain pembangunan Training Center dan Hotel Unhas 2020 oleh PT Praprimadani Pratama.

Baja MPhil, PT IBM tidak terlibat lagi, karena sementara membenahi struktur. “PT IBM tidak terlibat dalam pembangunan 2020 ini, dan sementara lagi perbaikan kelembagaan” ujarnya, Jumat (12/11). Ia pun menjelaskan, Unhas memilih lokasi pendirian Training Center dan Hotel di area tersebut agar bisa terpadu dengan gedung penting di sekitarnya. “Ada Ipteks, Gedung Pertemuan Alumni (GPA), Gedung Pertemuan Ilmiah (GPI), Pusat Kegiatan Penelitian (PKP), nanti akan terhubung semuanya. Hotel posisinya di tengah-tengah. Itulah mengapa disebut Training Center dan Hotel,” jelasnya saat diwawancara di depan Gedung Rektorat Unhas. Pada akhinya, bukan Gedung Registrasi dan Wisma yang dibongkar. Tapi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), HAKI dan Konsorsium PTN Kawasan Timur Indonesia yang diratakan dengan tanah, dan menjadi area pembangunan Gedung Training Center dan Hotel. Tim Laput

Anggota: Finsensius T Sesa Hafis Dwi Fernando Nadhira Sidhiki


12

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

LAPORAN UTAMA

Desain Training Center dan Hotel Unhas 2020

Rupa Aset Baru Unhas

K

onsep green building dipadukan dengan kekhasan gedung yang ada di Kampus Merah menjadi pilihan rupa dari Training Center dan Hotel Unhas. Perwajahan proyek di lahan seluas kurang lebih dua hektar ditangani PT Praprimadani Pratama setelah mengalahkan 19 peserta, yang ikut berkompetisi dalam lelang terbuka kategori jasa konsultasi badan usaha yang diadakan Unhas pada awal tahun 2020, dengan biaya desain Rp 979.700.700,00. Tim desain tersebut terdiri dari Ir Marzuki Mahdis (team leader), Nasrullah ST MT (ahli arsitek), Ir H M Jufri Yusuf (ahli sipil) dan empat orang drafter atau juru gambar. Konsep dan desain bangunan setinggi delapan lantai ini menurut Mursyid Mustafa, Pemilik PT Praprimadani Pratama, dibuat dengan tetap memperhatikan kekhasan gedung yang ada di Unhas, sebagai satu kesatuan yang mencirikan kampus merah. Selain itu, desainnya menggunakan konsep green building untuk mengintegrasikan Unhas sebagai ruang terbuka hijau.

Unhas sendiri menurut Mursyid telah mengajukan permintaan desain khusus kepada pihaknya, salah satunya penambahan desain tradisional. “Kita juga diminta menambahkan desain tradisional di beberapa sudut. Hasilnya, kami tambahkan atap rumah kayu bugis Makassar di bagian depan, yang juga menyerupai atap di Rektorat Unhas, dan juga ada ornamen wala suji di pilar dan bagian dinding,” terang Mursyid saat ditemui di kantornya, Senin (16/11). Beberapa fasilitas pun akan disediakan di lantai seluas 11.082,10 m2 ini, seperti di semi basement, akan dibuat parkiran yang bisa memuat 53 unit mobil dan 20 unit motor. Tak hanya itu, di lantai ini juga akan dilengkapi ruang penunjang karyawan, dapur, ruang security, gudang, dan beberapa ruang teknis. Lebih jauh Mursyid membeberkan fasilitas yang akan dibangun di tiap lantai hotel. Seperti di lantai satu, selain terdapat lobi, dan receptionist, nantinya akan ada ballroom dengan kapasitas 1000 orang, lengkap dengan break lounge, apotek, minimarket, dan dua

lounge, serta satu VIP lounge. Lantai dua, akan dibuat banyak fasilitas penunjang, mulai dari ruang meeting sebanyak empat dengan kapasitas 30 orang setiap ruangan, Gym, salon kecantikan, balkon, musala, bar dan restoran. Di lantai tiga, baru ada fasilitas kamar inap. Tepatnya terdapat 15 Standard room dan dua junior suite room. Sedangkan di lantai empat, lima dan enam masingmasingnya terdapat 15 standard room dan dua junior suite room. Lantai tujuh diperuntukan presidential suite room VVIP, empat executive suite room, dua junior suite room dan empat standard room. Terakhir, roof top akan difungsikan jadi tempat tank air bersih, ruang servis air conditioner dan juga panel surya. Berdasarkan rencana anggaran biaya yang diperoleh identitas dari PT Praprimadani Pratama, dana tahap kedua pengerjaan arsitektur akan menghabiskan anggaran Rp 40.509.006.000,00 dan tahap ketiga untuk pengerjaan mekanikal dan elektrikal membutuhkan anggaran Rp 26.931.100,000,00. Selain itu, Dosen Jurusan Arsitektur Universitas

Muhammadiyah Makassar ini juga menerangkan dalam pembangunan Training Center dan Hotel Unhas, tak lepas dari kajian Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) yang dilakukan tim Unhas. “Dari pihak Unhas banyak membuat tim, salah satunya tim Amdal. Dari sana tidak ditemukan dampak lingkungan, kecuali dampak dari beberapa pohon yang ditebang,” jelasnya. Pembuangan limbah cair menurut lulusan doktor arsitek Unhas ini ikut dipikirkan, dan rencananya ke depan limbah cair yang dihasilkan hotel akan dibuang ke danau, setelah melalui proses filter terlebih dahulu, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. Selain membangun Training Center dan Hotel, Gedung Pertemuan Ilmiah juga direncanakan akan mendapat pemugaran dengan manambahkan Guest House, yang nantinya akan terhubung langsung dengan hotel menggunakan jembatan penghubung “Gedung Pertemuan Ilmiah akan kita upgrade. Akan dijadikan gedung berlantai dua dengan guest house di

sekelilingnya. Itu disiapkan untuk peneliti-peneliti yang hendak melakukan kerja sama dengan Unhas. Agar kemudian mereka tidak merasa tinggal di hotel, tetapi merasa di apartemen,” Jelasnya. Ke depannya Mursyid berharap pembangunan Training Center dan Hotel Unhas yang diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 100.854.639.000,00 ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan kampus, dan juga masyarakat umum. Setelah pembangunan tahap pertama rampung, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur, Prof Dr Ir Sumbangan Baja MPhil mengatakan Unhas akan kembali membuka lelang untuk pengerjaan tahap pembangunan selanjutnya, dan akan mengevaluasi aspek kerja di tahap pertama ini.“Barang kali kalau ada perusahaan yang lebih bagus dari PT Adhy Prima Mandiri Persada, kenapa tidak. Intinya kami menekankan mencari yang profesional,” tutur Dekan Fakulas Pertanian periode 2014-2018 ini, Jumat (12/11). Tim Laput


LAPORAN UTAMA

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

13 9

Nasib Pembangunan di Tangan Donatur Kesanggupan Unhas merampungkan proyek pembangunan Training Center dan Hotel sesuai target, masih menjadi teka-teki.

S

aat berlangsung peletakan batu pertama pembangunan Training Center dan Hotel, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA menyinggung rencana anggaran proyek. Kala itu, Dwia menyampaikan Unhas menggunakan dana sendiri, dan ditargetkan rampung dalam tiga tahun. Dengan anggaran 30 miliar pertahunnya. Namun bila mendapat bantuan dana, ia yakin proyek dapat selesai dua tahun. “Yah mudah-mudahan segenap alumni, pemerintah kota dan provinsi bisa membantu mempercepat. Paling lambat dua tahun bisa beroperasi,” ucap Dwia, Kamis (10/09). Merespon pernyataan Dwia, Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Nurdin Abdullah mengatakan, akan ikut membantu, saat memberikan sambutan di acara serupa. “Saya kira yang menjadi harapan

ibu Rektor tadinya tiga tahun, jadi dua tahun, Insyah Allah bisa kita wujudkan,” ujar Alumni Fakultas Kehutanan Unhas tersebut. Berdasarkan rencana anggaran pembangunan yang diperoleh dari Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) Training Center dan Hotel Dr Eng Rita Irmawaty, Unhas menganggarkan modal proyek tiap tahap Rp 33 Miliar. Pembangunan tahap pertama, berjalan sejak 20 Juli lalu. Sebagai perusahaan pemenang tender, PT Adhy Prima Mandiri Persada membutuhkan waktu 150 hari kerja. Setara lima bulan untuk menyelesaikan struktur bangunan. Dengan kontrak hasil negosiasi Rp 29.268.905.984,26. Biaya pembangunan tersebut menurut Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur, Prof Dr Ir Sumbangan Baja MPhil, bersumber dari aset, yang meliputi rumah sakit,

pengelolaan tanah, dan gabungan pendapatan aset Unhas lainnya. “Jadi hasil dari penerimaan aset itu dijadikan modal lagi, untuk membangun aset yang lebih besar yang kemudian dapat menghasilkan,” ungkapnya. Besarnya dana pembangunan di tiap tahap, menurut Sumbangan Baja membuat Unhas harus mencari donatur. Jika mengandalkan keuangan sendiri, Unhas harus menyesuaikan anggaran yang ada. “Pembangunan Training Center dan Hotel harus menyesuaikan dengan skenario dana Unhas, yang berangsur-angsur harus ada, dan itu bergantung dari kekuatan anggaran,” jelasnya. Pengajuan proposal bantuan dana di beberapa instansi telah dilakukan Unhas. Rita Irmawaty, yang juga merupakan Dosen Teknik Unhas mengatakan, telah mengajukan bantuan sebesar 20 Miliar ke Pemrov Sulsel, dan 10 miliar ke

Pemkot Makassar. Saat ini, terlihat pembangunan tahap satu sudah hampir selesai. Kelanjutan tahap dua dan tiga masih belum bisa diprediksi. Jika berharap dari pembiayaan mandiri Unhas, kemungkinan besar bisa jauh dari target selesai. Hal ini berdasarkan jejak pembangunan gedung yang dilakukan Unhas selama ini, yang banyak terbengkalai akibat terkendala dana. identitas mengumpulkan beberapa jejak data pembangunan Unhas yang rampung, dan jauh dari tenggat waktu. Misalnya bundel identitas edisi September 2016, memberitakan pengerjaan Gelanggang Olahraga (GOR) baru kembali berjalan semenjak peletakan batu pertama tahun 2011. Pembangunan GOR sendiri direncanakan selesai satu tahun, dengan kuncuran dana 10 Miliar. Proyek tersebut bahkan mendapat bantuan pendanaan dari kerja

sama Unhas dan pertamina, melalui Program Coorporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina. Namun baru November tahun ini GOR bisa rampung dan diresmikan. Di September 2017, Bundel identitas mencatat pengerjaan kolam renang mengalami keterlambatan. Padahal Oktober tahun itu juga, akan dilangsungkan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional dan Unhas menjadi tuan rumah. Salah satu kendalanya adalah kemacetan dana dari pihak Unhas. Para pekerja mengaku terlambat mendapat pembayaran upah. Jika berkaca pada yang lalulalu, tidak menutup kemungkinan pembangunan Training Center dan Hotel yang tidak sedikit menelan dana ini, akan bernasib sama dengan GOR. Jadi cepat, lambatnya hotel rampung, semua bergantung di tangan donator. Tim Laput

IDENTITAS/ARISAL

Proyek: Peletakan batu pertama pembangunan Training Center dan Hotel Unhas oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Pj Walikota Makassar, Rektor dan ketua Majelis Wali Amanat Unhas, Kamis (10/09).


14 14

LAPORAN UTAMA

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Data Diri Nama : Erwin Arsyad Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 1 Juli 1979 Riwayat Pendidikan : Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin Karir : 

General Manager Hotel Aryaduta Makassar (2018-Sekarang)

Executive Asisstant Manager Hotel Aryaduta Makassar (2016-2018)

General Manager Hotel Rinra Makassar (Desember 2015-September 2016)

 Front Office, Housekeeping, and Sales & Marketing Department (2001-2016)

DOKUMENTASI PRIBADI

Seni Melariskan Hotel

J

uli 2020, jadi awal Universitas Hasanuddin memulai pembangunan training center dan hotel, rencananya bisnis properti ini selesai dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun. Pembangunannya pun dinilai menjanjikan, karena dapat mengakomodir kebutuhan umum, juga kampus dalam melangsungkan berbagai kegiatan. Layaknya menjalankan usaha di bidang lainnya, Unhas perlu strategi

Menurut Anda, apa yang perlu dipertimbangkan jika ingin membangun hotel? Tentu saja yang pertama kita harus mempertimbangkan sisi market dan kapasitas hotelnya. Misalnya total jumlah kamar seratus, ruang meeting-nya minimal berkapasitas dua ratus orang. Prinsipnya, Makassar ini adalah pusat, kecenderungan orang mencari ruang meeting dulu baru kamar. Jangan sampai banyak kamar, namun kapasitas ruang meetingnya tidak memenuhi. Lebih bagus lagi kalau ruang meeting beragam kapasitasnya, apalagi di Unhas banyak mengadakan pertemuan. Dan paling penting esensi makanannya harus benar-benar tersetting, karena komposisi pendapatan itu bisa 50% dari makanan, 50% dari ruang meeting. Jadi pendapatannya bisa lebih besar dari kamar. Unhas sedang dalam pembangunan hotel, bagaimana Anda melihat kemungkinan Hotel Unhas dilirik banyak orang? Saya rasa dari segi lokasi akan

menjalankan bisnis perhotelan, agar hadirnya properti bisnis ini sesuai harapan yaitu, dapat menambah pendapatan kampus. Lalu Bagaimana seharusnya Unhas menjalankan bisnis perhotelan? Berikut wawancara khusus Reporter PK identitas Unhas, Nadhira Noor Rabbani Sidiki bersama General Manager Hotel Aryaduta Makassar, melalui sambungan telepon, Minggu (16/10).

dilirik, tapi kita harus memikirkan kembali apakah hotel ini dapat mengakomodir kebutuhan pelanggan atau tidak? Menilik data yang ada, cukup disayangkan jika Unhas hanya memiliki empat ruang meeting, dengan kapasitas masingmasing tiga puluh orang. Unhas perlu menambah satu ruang meeting berkapasitas seratus orang, karena jika hanya mengandalkan ballroom yang menampung seribu orang, itu terlalu besar. Seperti yang kita ketahui, biaya pembangunan hotel itu sangat besar, kira-kira strategi apa yang bisa diambil Unhas untuk memaksimalkan hotelnya? Dari segi biaya, tentu masingmasing manajer tahu caranya. Sudah sepatutnya dari pembangunan hotel ini kita bisa melihat dari sisi forcasting (meramalkan) berapa tingkat huniannya ke depan. Dari pertimbangan yang kita punya, kita ramalkan berapa persen okupansi dan FnB, sehingga profit yang ditargetkan dapat dicapai. Kita butuh berpatokan pada bisnis plan, untuk menentukan pendapatan.

Katakanlah kita bisa mencapai 65% atau 70% keuntungan, sehingga kita dapat 50% dari target total pendapatan. Intinya kita perlu memaksimalkan di semua lini. Begitu pun jumlah karyawan, harus sesuai kebutuhan. Apa saja biasanya yang menyebabkan hotel baru, sepi dan kalah bersaing dengan hotel di sekitarnya ? Jadi sebenarnya hotel itu harus punya sisi kekuatan, dan itu ada pada kualitas pelayanan dan produknya. Itu yang paling menentukan. Bagaimana kedua ini bisa memenuhi kebutuhan pasar. Kita harus bisa melihat dan membandingkan bagaimana pelayanan pesaing kita yang lain, kita harus bisa di atasnya lagi. Jika pelayanan dan produk ini sudah bagus, saya rasa hotel kita dapat berjalan dengan baik. Menurut saya, yang menyebabkan hotel baru sepi dan kalah bersaing itu, mungkin kurang di sisi kualitas produk dan pelayanannya Kita kan memilih sesuatu karena ada nilainya. Jika kita dapat menguatkan produk dan pelayanan, maka kita dapat menjadi

Dibangunnya hotel Unhas ini dapat menjadi salah satu fasilitas di kawasan Makassar, pastinya sangat bagus dan membantu, memberikan warna baru.

market leader walaupun kita baru (newcomer). Di Unhas tersedia hunian seperti Ramsis, Rusunawa, dan Wisma yang diperuntukkan untuk umum. Tapi sejauh ini kurang dilirik, dan tahun ini Unhas membangun hotel, bagaimana Anda melihat hal tersebut ? Hotel ini kan dari segi marketnya, peluangnya sangat besar. Selain menyiapkan penginapan, juga mengakomodasi kebutuhan lain, seperti kebutuhan ruang pertemuan. Jadi beda segmen saja, dan saya rasa kalau produknya bagus, akan jadi pilihan. Tidak usah jauh-jauh, selagi Hotel Unhas bisa mengakomodir kebutuhan pelanggan, pasti orang akan memilih hotel Unhas. Bagaimana sebaiknya model pengelolaan hotel khususnya milik Perguruan Tinggi Negeri ? Umumnya hotel itu ada dua, ada yang mengelola menggunakan brand, dan ada yang mengelola sendiri. Tapi pada prinspinya, dua-

duanya harus punya kemampuan. Jika kita kelola sendiri, maka harus mencari SDM yang disiplin ilmunya mumpuni dalam hal hospitality, mengerti standar, punya pengalaman, dan harus orang yang benar- benar teliti sehingga bisa terkelola dengan baik. Di sisi lain, jika menggunakan brand atau operator, baik lokal dan international brands seperti Novotel, Archipelago dan lain sebagainya, itu mengeluarkan biaya lagi. Jadi Unhas tinggal pilih sebenarnya. Apa harapan Anda dengan adanya hotel Unhas ? Dibangunnya hotel Unhas ini dapat menjadi salah satu fasilitas di kawasan Makassar, pastinya sangat bagus dan membantu, memberikan warna baru. Selain menjadi fasilitas penginapan, juga mengakomodasi pertemuan-pertemuan, dengan standar yang dibutuhkan. Apabila dikelola dengan baik, akan sangat bermanfaat. Saya harap kualitas produk dan pelayanannya bisa bersaing. Tim Laput


identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

POTRET

15 

Telusuri kampus

Menginterogasi mahasiswa

Ronda Malam untuk Keamanan Foto dan naskah: Santi Kartini

S 

Memeriksa kendaraan

etiap pukul 22.00 Wita Satuan Pengaman (Satpam) Unhas melakukan patroli malam. Kegiatan ini dilakukan sejak Februari 2020, saat dilantiknya Sukono Sukilang sebagai Komandan Satpam. Perjalanan dimulai dari Gedung Rektorat menuju Fakultas Keperawatan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, lalu ke semua fakultas yang ada di Unhas Tamalanrea. Aktivitas ini dilakukan secara bergilir yang terdiri dari 10 anggota Satpam. Saat tiba di lokasi, komandan kelompok yang bertugas akan

Menemukan coretan

Melapor Keadaan

menghampiri penjaga malam di fakultas tersebut untuk menanyakan keadaan kelas yang biasanya masih diisi oleh mahasiswa dan ruang sekretariat lembaga kemahasiswaan. Meskipun perkuliahan dilakukan secara daring, masih ada beberapa lembaga kemahasiswa yang beraktivitas di sekitar kampus, Satpam memperingatkan bagi yang ingin berkegiatan khususnya pada malam hari, patutnya menyurat untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Karena adanya aturan jam malam, maka mahasiswa hanya di perbolehkan berada di area kampus hingga pukul 00.00 Wita saja. 


16

WANSUS

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Passion untuk Adaptif di Era Digital

I

ngin mendaftar di perguruan tinggi? Atau sedang mencari pekerjaan? Pasti sering mendengar saran “pilihlah sesuai dengan passion.” Katanya jika sesuai dengan passion perkuliahan atau pekerjaan akan terasa menyenangkan dan santai. Passion atau renjana dalam Bahasa Indonesia ialah keinginan besar untuk mengerjakan sesuatu yang disukai dan dianggap penting. Begitu pula penelitian yang dilakukan Alvin Livano dan Christian Herdinata, menyatakan bahwa karakter passion membuat individu menyenangi dan

Seberapa penting seseorang mengenal passion dalam berkarir? Sangat penting. Pada umumnya, orang-orang mengenal passion itu dari jurusanya. Padahal passion lebih dari itu, dia bersifat dinamis. Renjana berhubungan dengan kesuksesan dan pola pikir adaptif atau pikiran yang bisa menyesuaikan dengan keadaan. Kalau seseorang adaptif pasti tidak akan ketinggalan. Sebaliknya, ketika milenial tidak adaptif maka tidak akan berkembang dan bisa ketinggalan zaman. Dalam dunia kerja juga bisa membantu dan membuat seseorang mencintai pekerjaan yang dilakukan. Bagaimana awalnya Anda menemukan minat di bidang tertentu? Dulu, saya berasal dari keluarga broken home dan sering iri serta curiga kepada orang-orang di sekitar. Namun dari keadaan itu, saya mengenal diri sendiri. Saya ingin berubah dan tidak ingin berlarut-larut dalam masalah, dengan membandingkan diri dan mencari tahu bagaimana seseorang memperoleh kesuksesannya. Dari keadaan tersebut, apa minat Anda? Sejak SMA saya menyukai seni sastra, terutama puisi, sehingga saya mendaftar di Fakultas Sastra (sekarang bernama Fakultas Ilmu Budaya) Unhas. Saya juga ingin mengajar, berbagi ilmu. Di tahun 2010, mulai tertarik dengan dunia content creator. Walaupun tidak menyelesaikan pendidikan magister dan tidak menjadi dosen, saya masih tetap mengajar melalui komunitas di Bedabaik. Nah di sinilah passion berperan, walaupun tidak sesuai dengan rencana awal namun selalu ada jalan lain untuk mencapai itu. Jadi, apakah passion itu dimulai dari diri sendiri dan bisa berkembang?

Ya, passion membuat seseorang bertahan dalam impiannya. Sehingga hal paling mendasar mencari passion dimulai dengan apa yang disukai, kemudian mengenali kelebihan dan kekurangan, berani menghadapi kegagalan, mencoba hal-hal baru, hingga memotivasi diri untuk mengembangkannya. Selain itu juga dapat diperoleh dari kegiatan berorganisasi atau mengikuti lombalomba. Kemudian passion itu berlanjut, misalnya saya suka pantun tetapi juga sebagai content creator dan pembicara, serta tidak ada batas usia untuk mencari dan memperolehnya. Apakah lingkungan dapat memengaruhi passion? Iya, lingkungan sangat berpengaruh. Saya sempat mengikuti pola pertemanan kurang baik, seperti sering keluar berfoya-foya di saat istirahat atau pulang kuliah. Hal itulah yang membuat saya terlambat menyelesaikan pendidikan dan kurang memperhatikan minat. Itu menjadi pelajaran, dan kembali mengenal diri saya bahwa itu bukan hal baik. Oleh karena itu, saya mencoba membuat lingkungan baru dengan mendirikan sebuah komunitas untuk mengajak pemuda memanfaatkan waktu luangnya dengan hal berguna sesuai apa yang mereka minati. Komunitas itu saya beri nama Bedabaik. Dari komunitas Bedabaik yang notabene kerap memotivasi anak muda, apa

tidak merasa berat dalam melakukan pekerjaannya. Namun kenyataanya, masih banyak orang yang bingung, bagaimana menemukan passion dalam pekerjaan? Menjawab hal tersebut simak wawancara khusus Reporter identitas, Santi Kartini bersama CEO Bedabaik, Muh Rijal Djamal saat menjadi narasumber pelatihan karier di Aula Prof Mattulada, Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Selain aktif mengurus komunitas pengembangan keterampilan itu, Rijal juga terkenal sebagai Content Creator. Berikut interviu bersama alumnus FIB Unhas tersebut.

Lantas, bagaimana anak muda menyesuikan diri dengan perkembangan teknologi? Menurut saya, lebih baik fokus pada perkembangan dan mengasah keterampilan. Walaupun digital berkembang kalau tidak ada keterampilan maka tidak akan bisa menyesuaikan diri. Ijazah penting, tapi sebagai syarat lulus berkas melamar pekerjaan. Namun untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman membutuhkan minat keterampilan tertentu.

pesan yang sering Anda sampaikan ke mereka? Sebagai pemuda, hal terpenting ialah harus berani. Berani mencoba dan mengambil risiko. Sekarang ini, tantangan milenial itu banyak ketakutan. Padahal, sesuatu akan diketahui kalau dicoba dulu. Ketika berpedoman terhadap ketakutan maka seseorang tidak akan tahu mengenai apapun dan tidak berkembang. Apa yang memengaruhi anak muda tidak berani mengambil risiko? Sisi negatif dari era digital bisa memanjakan seseorang. Orang yang dikatakan eksis kalau bagus story-nya atau update di sosial media, hati-hati itu jebakan. Beda konteksnya kalau media sosial digunakan untuk penghasilan, sebagai palform passion-nya bukan sekadar eksis.

Data Diri

IDENTITAS/ SANTI KARTINI

Nama : Muh Rijal Djamal SS MSi CPT Tempat Tanggal Lahir : Kolaka, 17 Agustus 1990 Pendidikan:  Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Unhas,  PPW-Manajemen Kepemimpinan Pemuda Pengalaman Organisasi :  Pengurus Himpunan Mahasiswa Satra Inggris,  Pengurus UMK LDK AL-Adab FIB-UH,  Anggota Teater Kampus Unhas,  Ketua Komunitas Pantun Unhas, Pekerjaan: Wirausaha, Inspirasi Speaker, Content Creator


identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

TIPS

17

6 Cara Melatih Daya Berpikir Kritis “Education is not the learning of the facts, but the training of the mind to think.”

K

utipan yang dilontarkan Albert Einstein tersebut menunjukkan betapa pentingnya melatih otak untuk berpikir. Dapat dikatakan jika ada kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi ini, maka itu adalah kemampuan critical thinking. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk merespon, menilai, dan mengevaluasi suatu informasi yang diterima berdasarkan data yang telah diperoleh sebelum mengambil sebuah kesimpulan. Dengan berpikir kritis, seseorang mampu membuat sebuah keputusan secara logis berdasarkan fakta yang ada. Artinya, kamu tidak hanya menerima informasi

1. Pertanyakan setiap hal kecil di sekitar Langkah pertama yang dapat kamu lakukan untuk melatih kemampuan berpikir kritis ialah dengan mulai mempertanyakan hal-hal kecil di sekitarmu. Bahkan jika itu adalah sebuah pertanyaan yang dianggap konyol

oleh beberapa orang. Misalkan, mengapa sapi harus makan rumput? Mengapa warna pelangi ada tujuh? Mengapa bumi harus bulat?. Pertanyaan-pertanyaan kecil semacam itulah yang akan mulai melatih daya berpikirmu.

yang masuk secara mentah-mentah dan tidak mendengar satu argumen saja, tetapi juga melihat dari sudut pandang lainnya. Benar dan salahnya informasi yang kamu dapatkan bergantung pada bagaimana kamu mampu mengolah informasi tersebut dengan cara berpikir secara matang. Oleh karena itu, kemampuan critical thinking merupakan hal yang harus dimiliki, terutama kalangan intelektual akademik seperti dosen dan mahasiswa apalagi di tengah situasi pandemi seperti saat ini. Berikut hal yang dapat kamu lakukan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritismu:

3. Jangan hanya beramsumsi, tanyakan! Sadar atau tidak, seringkali kita berasumsi kemudian menarik kesimpulan dari informasi yang diterima tanpa menyelidikinya lebih jauh. Padahal belum tentu asumsi yang dihasilkan tersebut

merupakan kebenaran yang pasti. Salah sedikit, asumsi tersebut akan membawamu pada suatu pemikiran yang menyimpang dari kebenaran yang ada. Jika diteruskan maka akan membentuk pola

pikir yang salah. Untuk itu, hentikan kebiasaan tersebut, pertanyakanlah segala asumsimu sebelum menarik sebuah kesimpulan. Pada dasarnya asumsi merupakan pondasi kerangka pemikiran kritis.

2. Membaca, membaca, dan membaca Sejak dulu ada pepatah yang mengatakan bahwa buku merupakan jendela dunia, tempat jawaban atas setiap pertanyaan. Oleh sebab itu, cobalah untuk memperluas pengetahuan dan perspektifmu dengan banyak membaca buku berkualitas. Semakin banyak pertanyaan yang timbul di pikiranmu, otomatis kamu membutuhkan informasi yang lebih banyak untuk menjawabnya. Dilansir dari muda.kompas. id, salah satu perempuan berbakat Indonesia, Maudy Ayunda mengatakan bahwa salah

satu cara melatih kemampuan critical thingking adalah dengan memperkaya perspektif. Hal ini dapat diperoleh dari membaca buku, riset secara daring, ataupun membaca berita di media. ”Waktu aku kuliah sarjana, setiap tugas yang diberikan harus baca enam buku untuk dibuatkan esai dan argumen. Nah, semua buku itu memiliki perspektif dan argumen masing-masing. Akhirnya, aku didorong untuk berpikir mana yang rasional dan memiliki argumen lebih kuat,” ucap Maudy.

4. Lakukan riset Langkah keempat yang dapat kamu lakukan ialah dengan tidak menerima informasi yang kamu peroleh secara mentahmentah. Jika sebuah

informasi tersebut, kamu tidak akan mudah tertipu dengan informasi yang tidak benar.

pertanyaan timbul dari informasi yang kamu peroleh, maka lakukanlah riset untuk menemukan kebenarannya. Dengan melakukan riset terhadap

5. Berdialog dengan orang yang kamu anggap mampu Beradu argumen merupakan salah satu cara paling jitu yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan daya berpikir kritismu. Mengapa? Karena dengan begitu kamu dapat mengetahui apakah ”kebenaranmu” juga sama dengan orang lain, ataukah orang lain mempunyai ”kebenarannya”

sendiri. Dari sesi dialog tersebut, kamu dapat meningkatkan daya berpikir dengan mengolah informasi yang disampaikan orang lain, kemudian mengevaluasinya dan membandingkannya dengan informasi yang kamu dapatkan sebelum mengambil sebuah keputusan.

6. Bergabung dengan organisasi yang sesuai Langkah terakhir yang dapat kamu lakukan adalah bergabung dengan organisasi yang mampu mengasah kemampuan critical thinkingmu. Dari organisasi tersebut kamu dapat berinteraksi dengan orang-orang hebat, orangorang yang mungkin memiliki pemikiran, pengetahuan, dan pengalaman yang lebih dari kamu sehingga dapat menambah pengetahuan dan memperluas perspektifmu terhadap sesuatu.

ILUSTRASI/ AZZAHRAH

Dengan cara ini kamu akan memperoleh informasi yang lebih banyak, yang tentunya akan meningkatkan daya berpikirmu dengan cara menentukan mana kiranya informasi yang paling relevan dan yang paling tepat. Itu dia enam cara yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan daya berpikir kritismu. Selamat mencoba!  Anuur Nadia F. Denanda


18

KAMPUSIANA

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Transformasi Pembekalan Maba Unhas di Tengah Pandemi SEJAK 2004, Unhas mengagas sebuah proses penerimaan dan pembekalan untuk Mahasiswa Baru (Maba) yang bernama Basic Learning Skills Character and Creativity (Balance). Kegiatan ini menjadi fase transisi dari siswa menjadi mahasiswa. Para Maba dilatih untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan potensi yang dimiliki selama menjadi mahasiswa. Program kerja dari Bidang Kemahasiswaan Unhas ini jadi rutinitas tahunan. Uniknya, di tahun ini Unhas harus melaksanakan Balance secara virtual. Ira Taskirawati S Hut M Si Ph D selaku Ketua Kelompok Kerja Balance mengatakan perubahan ini harus dilakukan karena adanya pandemi Covid-19. Dalam pelaksanaannya, Ira dan tim memanfaatkan aplikasi Sikola dan Zoom Meeting untuk pelaksanaan Balance. Baginya dengan cara ini, semua Maba dimanapun berada dapat dijangkau. Selain itu, Maba juga dapat mengenal lebih awal dan mempraktekkan secara langsung bagaimana menggunakan aplikasi Sikola dan Zoom Meeting yang nantinya akan digunakan selama kuliah. Walapun dilaksanakan dalam jaringan (daring), Dosen Fakultas Kehutanan ini menjelaskan Balance tetap menggunakan metode yang menyenangkan. “Kami membuat Balance tidak seperti webinar yang hanya mendengarkan. Jadi, dibuat pedoman kegiatan yang dapat memicu keaktifan agar mahasiswa tidak monoton hanya mendengarkan saja,” ungkapnya, Jumat (4/9). Pelaksanaan Balance secara virtual ini membutuhkan 350 mentor yang bertugas mengatur teknis kegiatan. Adapun materi yang dibagikan ke Maba yaitu saya dan Unhas, karakter Unhas, keterampilan belajar, cerdas dan kritis menemukan informasi,

berpikir spiritual, berpikir reflektif, kesadaran dan kepercayaan diri, motivation and adaptabilitas, kepemimpinan diri, pemahaman antar pribadi dan komunikasi, membangun relasi dan berjejaring, kolaborasi dan bekerjasama, berpikir kreatif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, serta mitigasi bencana dan respon Covid-19. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Aulia Afifi merasa Balance sangat bermanfaat bagi dirinya. “Di Balance kita diajar bagaimana cara menghubungi dosen yang baik dan benar, cara menganalisa, membuat resume dan mind map dan esai. Ini sangat bermanfaat,” katanya kepada identitas. Tanggapan lainnya datang dari Ika Pratiwi Haya, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ia merasa tujuan Balance untuk membentuk karakter Maba dan pengenalan terhadap lingkungan kampus di awal masa perkuliahan sangat dibutuhkan. “Saya senang karena melalui kegiatan ini pola piker sebagai mahasiswa mulai dibentuk. Selain itu, banyak teman baru juga yang ditemui,” ujar mahasiswa angkatan 2018. Di akhir wawancaranya dengan identitas, Ira mengungkapkan rasa senangnya karena pelaksanaan Balance tahun 2020 bisa menyatukan semua fakultas di Unhas. Ia bercerita, akhirnya Fakultas Teknik bisa hadir. “Sebelumnya, karena jarak kampus yang jauh Fakultas Teknik tidak bisa bergabung. Syukurnya tahun ini karena diadakan secara virtual kita dapat berkumpul. Semoga melalui ini karakter positif dapat tertanam di dalam diri para Maba Unhas,” tutupnya. Santi Kartini

Departemen Sastra Jepang Beri Edukasi Kewirausahaan DEPARTEMEN Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Unhas menggelar edukasi interpreneurship mengenai kuliner Jepang. Edukasi ini ditujukan bagi ibuibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Bilayya, Desa Belapuranga, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa, Minggu (20/10). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan program Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat. Acara yang dipandu langsung oleh salah satu dosen Departemen Sastra Jepang Unhas, Nurfitri SS MHum itu, sekaligus menjadi ajang untuk memperkenalkan Departemen Sastra Jepang kepada khalayak. Ibu-Ibu PKK yang hadir, menyaksikan demo memasak takoyaki, kuliner khas

Jepang. Nurfitri menjelaskan, jika pada umumnya takoyaki dibuat dengan isian potongan gurita, kali ini dimodifikasi sesuai dengan cita rasa orang Indonesia. “Namanya takoyaki, tapi kita tidak menggunakan bahan tako (gurita) karena tidak semua orang makan. Jadi isiannya disesuaikan dengan lidah orang Indonesia,” papar Nurfitri saat dihubungi melalui via WhatsApp. Lebih lanjut, Nurfitri berharap dengan adanya program tersebut, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “Harapannya, semoga apa yang kami berikan dapat bermanfaat untuk warga. Misalnya, pengenalan masakan Jepang, dapat menjadi sebuah peluang bisnis dengan menjual takoyaki. Apalagi di masa pandemi ini,” ujarnya. M112

DOKUMENTASI PRIBADI

Pelestarian Lingkungan: Fakultas Teknik Unhas mengadakan penanaman 6000 pohon mangrove di Kelurahan Lakang, Kec. Tallo, Makassar, Sabtu (10/10).

Selamatkan Daerah Pesisir, FT Unhas Tanam 6000 Bibit Mangrov SALAH satu upaya dalam menyelamatkan daerah lingkungan pesisir, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Go Green 6000 Magrove“. Kegiatan ini berupa penanaman bibit magrove di Kelurahan Lakkang, Kecamatan Tallo, Makassar, Sabtu (10/10). Dalam rilis yang diterima, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FT Unhas, Mukti Ali ST MT PhD

menjelaskan, selain sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan pesisir kegiatan ini juga menjadi salah satu rangkaian Dies Natalis ke-60 FT Unhas. “Kita bekerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Jeneberang Saddang untuk menyediakan 6000 bibit mangrove. Dengan kegiatan tersebut, kami berharap kelurahan Lakkang bisa menjadi kawasan agrowisata,” jelas Mukti. Masyarakat Kelurahan Lakkang

menyambut baik kegiatan FT Unhas. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat setempat yang bersama-sama melakukan penanaman. Selain itu, penanaman mangrove ini juga dirangkaikan dengan pembagian 6000 masker sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi yang masih berlangsung saat ini. Rencananya, FT Unhas akan melakukan kegiatan lain sebagai bagian dari Dies Natalis ke-60. Wandi Janwar

FIKP Unhas Gelar Konferensi Internasional MARSAVE UNIVERSITAS Hasanuddin melalui Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk Marine Resilience and Sustainable Development (MARSAVE). Kegiatan ini mengusung tema “Strengthening Marine Resilience for Sustainable Development Goals”. Dalam pelaksanaannya, acara tersebut berlangsung secara virtual melalui aplikasi Zoom meeting dan ditayangkan langsung di kanal youtube FIKP Unhas, Sabtu (10/10). Hadir sebagai narasumber yakni Peter Mous (The Nature Conservacy, Indonesia Fisheries Conservation Program), Sue Wells (IUCN WCPA – Marine), Dr Dominik Michael Kneer (Leibniz Center for Tropical, Marine Research, Germany), dan Theresa Dabruzzi PhD (Assistant Professor Department of Biology Sains Anselm College, Manchester, New Hampshire). Selain itu, turut hadir Dr Lain C. Neish (Director, PT Sea Six Energy Indonesia), Sebastian Thomas (Curtin University, Australia), Maarten De

Brauwer (National Geographic Explorer, Australia), Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc), Laurence J.McCook PhD, (World Wildlife Fund, Hongkong) dan Dr Shaili Johry (Stanford University, USA). Mengawali kegiatan, Dr Nadiarti Nurdin MSi, selaku ketua panitia menjelaskan konferensi ini sebelumnya dijadwalkan berlangsung secara tatap muka. Namun, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, maka diselenggarakan secara virtual dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. “Ini merupakan konferensi internasional kedua. Konferensi pertama diadakan pada Agustus 2018, juga dihadiri para ilmuwan dan praktisi dari lima benua. Untuk tahun ini terkumpul 107 paper untuk presentasi oral, dan 27 poster yang berasal dari beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika,” jelas Nadiarti. Pada kesempatannya, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas, Prof dr Muh. Nasrum Massi SpMK PhD membuka secara

resmi kegiatan. Lewat sambutan pembukannya, ia mengapresiasi kegiatan tersebut dengan tema pembahasan yang relevan dengan situasi pandemi Covid-19. Usai pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari para narasumber. Peter Mous (The Nature Conservacy, Indonesia Fisheries Conservation Program) sebagai salah satu narasumber menyampaikan materi tentang “A Data Driven Approach to Effort Regulation in The Indonesia Snapper Fishery“. Melalui paparannya, Peter Mous membahas tentang regulasi penangkapan ikan berdasarkan data. Presentasi lain oleh Sebastian Thomas (Curtin University, Australia) tentang “Cultures of Ocean Governance: Historical Approaches, Future Scenarios, and Implications for Sustainable Development“. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa sesi, dimana setiap sesi diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab dari peserta yang terlibat. Wandi Janwar


identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

KAMPUSIANA

Kiat Menjadi Enterpreneur Perikanan Sukses di Pasar Global HIMPUNAN Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan Unhas mengadakan Webinar Nasional dengan tema “Mengulik Kunci Sukses Enterpreneur Perikanan di Pasar Global”, Senin (26/10/20). Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Analis Pasar Hasil Perikanan Ahli Madya, Indra Nurcahyo Sjarif SSi MSE MA, Ketua Koperasi Perikanan Wanita, Dra Nuraeni, General Manager PT. Nuansa Cipta Magello, H. A Ridha Ade Irawan SSt Pi dan dipandu oleh BPH KMP SEP KEMAPI FIKP Unhas, Hilmank Idhamank. Sesi diawali oleh Indra Nurcahyo yang membahas tentang strategi usaha perikanan untuk bersaing di pasar global dan pengembangan usaha yang mencakup fasilitas akses pembiayaan usaha. Selain itu, Indra juga membahas tentang kemitraan usaha bagi UKM, digitalisasi usaha, pengembangan inkubator dan penguatan kelembagaan, serta penumbuhan wirausaha baru. Dalam hal penumbuhan wirausaha baru untuk peningkatan nilai ekonomi khususnya pada sektor perikanan, Indra menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan. Mulai dari seleksi calon wirausaha potensial, sosialisasi tentang kewirausahaan dan analisa kebutuhan usaha serta meningkatkan kapasitas dan pendampingan. “Dalam hal mencetak wirausaha baru serta meningkatkan kapasitasnya, kami telah mengadakan training pra usaha, seperti yang telah berlangsung bulan Oktober ini. Sejauh ini telah ada 100 peserta pelaku usaha baru yang berpartisipasi,” paparnya .

Analis Hasil Perikanan Ahli Madya ini turut menyampaikan, telah ada beberapa program yang diadakan pemerintah dalam mendorong pembiayaan usaha kelautan dan perikanan. Untuk memperoleh pembiayaan modal usaha, pelaku usaha perlu mencari tahu alur mekanisme pembiayaan terlebih dahulu. Kemudian, pelaku usaha akan diarahkan ke lembaga yang bersangkutan sesuai besar biaya kebutuhannya. Lembaga yang mengeluarkan pendanaan ini seperti Kredir Ultra Mikro, Kredit Bergulir LPMUKP, juga Kredit Usaha Rakyat. Selanjutnya, Nuraeni menjelaskan tentang pentingnya peran koperasi dalam membantu masyarakat khususnya perempuan. Salah satunya adalah tentang bagaimana mendorong para perempuan yang tergabung dalam koperasi mempunyai kemampuan mengetahui pasar, negosiasi, serta jual beli. “Saat ini sudah ada kurang lebih 900 perempuan yang terlibat di koperasi ini untuk mendorong kegiatan perikanan dan juga mereka bisa mendapat nilai tambah di keluarganya. Apalagi kondisi mereka jika para pelaut tidak melaut,” jelas Nuraeni. Menghadapi kondisi pandemi ini, membuat anggota koperasinya takut akan tidak terpenuhinya kebutuhan pokok. Kelompok koperasinya harus berusaha memaksimalkan peluang yang ada, seperti menghadirkan pasar ke rumah konsumen, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. “Fokus kami saat ini juga beralih ke wirausaha sosial, membangun kesejahteraan bersama. Semua bisa menjadi penikmat dan sejahtera. Itulah fungsi kelompok, menjadi unit produksi dan

kekuatan perempuan dalam kondisi menghadapi kemiskinan, dan menciptakan inovasi baru dan dapat menghasilkan sesuatu berdaya saing di masyarakat,” pungkasnya. Pada sesi terakhir, Ridha Ade Irawan menjelaskan bahwa saat ini, produk perikanan Indonesia dapat diterima di 158 negara dunia. Ekspor pasar terbesarnya seperti Amerika Serikat, Amerika Latin, Uni Eropa, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Australia. Salah satu lembaga usaha yang bergerak pada perikanan kelautan ini adalah PT. Nuansa Cipta Magello, yang telah memproduksi lalu mengolah beberapa produk hasil perikanan, dan mengekspornya ke beberapa negara dunia. PT. Nuansa Cipta Magello juga melakukan kegiatan koperasi perikanan dalam mengembangkan wirausaha di wilayah pesisir. . “Indonesia ini sangat kaya akan kekayaan perikanan dan kelautan. Hanya saja belum dimanfaatkan secara maksimal, di sini saya hanya bercerita mengenai pengalaman bukan untuk menggurui, tapi betapa baiknya jika ada terbentuk kegiatan wirausaha lain seperti PT Nuansa Cipta Magello ini,” harapnya. Di akhir sesinya, Ridha menuturkan, kunci untuk sukses dalam bekerja atau menjalankan suatu kegiatan wirausaha adalah dengan mulai bermimpi, kemudian lakukan apa yang bisa dilakukan, jujur dengan apa yang dilakukan, dan yang paling penting adalah tetap konsisten.

M126

IDENTITAS/ FRISKILA

Ujian: Pemerintah Daerah Kota Makassar melaksanakan seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Gelanggang Olahraga Unhas, Minggu (11/10/2020).

19

UKM KPI Bahas Pentingnya Berpikir Kritis UNIT Kegiatan Mahasiswa Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (UKM KPI) Unhas menggelar webinar secara virtual melalui Zoom Meeting, Sabtu (17/10). Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang mengusung tema “Be a Productive and Inovative Student” ini menghadirkan tiga pembicara. Diantaranya, Sitti Khadija Kitta SPsi (Founder Komunitas Satu Atap dan peraih medali perak PKM-M Pimnas 30), Muhammad Zaifullah SKM (Mahasiswa Master Of Public Health The University of Melbourne) dan Husniah Anwar STP (Pendiri Komunitas Harmoni Perempuan). Webinar tersebut dipandu oleh Dyaul Mu’Sinat, anggota UKM KPI Unhas angkatan XI. Selaku moderator, Dyaul kemudian mempersilahkan Husniah Anwar untuk memaparkan materinya terkait Critical Thinking dalam menyelesaikan masalah. Lewat pemaparannya, Husniah menjelaskan bahwa orang-orang dengan pikiran kritis adalah mereka yang tidak menganggap seluruh informasi

benar, tetapi terlebih dahulu mengidentifikasi dan mencari bukti pendukung. “Jadi informasi yang didapat itu harus dicek dulu apakah sudah tetap kebenarannya atau tidak,” jelas Husniah. Husniah juga menyampaikan ciri-ciri orang yang telah menerapkan critical thinking, salah satunya adalah senantiasa mencari kebenaran. Selain itu, mereka yang memiliki critical thinking akan berpikiran terbuka. “Orang yang memiliki critical thinking itu bukan pribadi dengan mindset sempit, tetapi mereka adalah orang yang terbuka dari berbagai informasi,” ucapnya. Lebih lanjut, pendiri Komunitas Harmoni Perempuan itu mengatakan, orang yang mempunyai critical thinking akan toleran terhadap ide-ide baru, dalam artian kemampuan adaptasi bermasyarakat. Mereka juga dapat menganalisis masalah dengan baik, berpikir secara sistematis dan memiliki rasa ingin tahu. M121

Pemperingati Hari Sumpah Pemuda, FH Gelar Webinar Kepemudaan BIDANG Kemahasiswaan dan Alumni bekerja sama Fakultas Hukum Unhas, menyelenggarakan Webinar Nasional Kepemudaan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Kegiatan ini mengusung tema “Membangun Semangat Kepeloporan dan Kepemimpinan Pemuda dalam Memperkokoh NKRI” yang dilaksanakan via Zoom Meeting, Selasa (27/10). Saat diwawancarai via Whatsapp, Ketua Panitia Pelaksana, Dr Syarif Saddam Rivanie Parawansa SH MH menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan semangat pemuda. “Kegiatan ini bertujuan membangkitkan semangat pemuda untuk terus maju dan memberikan kontribusi bagi kemajuan Indonesia pada umumnya dan kemajuan daerah pada khususnya,” ujar Dosen Fakultas Hukum itu. Kegiatan ini dimoderatori oleh Presiden BEM FH Unhas

dan menghadirkan Deputi Pemberdayaan Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga RI, Prof Dr Faisal Abdullah SH MSi, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman ST, dan Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof Dr Farida Patittingi SH MHum sebagai narasumber. Dalam pembahasannya, Prof Farida menjelaskan mengenai ciri pembangunan kepemimpinan pemuda. Menurutnya, salah satu cirinya adalah pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, perlu pula akhlak mulia, demoktratis, bertanggung jawab, berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, kebangsaan, serta berdaya saing. “Kepemimpinan pemuda yang ideal yaitu memprioritaskan kepentingan negara, mampu mengedepankan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun kelompok atau keluarganya,” tuturnya. M124


JEKLANG

20 Andang Suryana,

Buat Peta karena Cinta

K

ecintaannya pada komputer membuat Andang Suryana memilih terjun di bidang pemetaan tata ruang. Pekerjaan yang ia nikmati dan membawanya berkeliling Indonesia dan luar negeri. Andang Suryana Soma, pria kelahiran Makale 42 tahun lalu itu adalah seorang ahli bidang pemetaan. Hal ini bermula dari ketertarikannya pada komputer. Lalu ia bermimpi suatu saat bisa memiliki pekerjaan yang bergelut dengan alat yang pertama kali ditemukan tahun 1946 itu. Bak gayung bersambut, sewaktu menjalani pendidikan S2 dan S3, Andang menemukan wadah untuk meyalurkan kecintaannya pada komputer, yakni Geographic Information System (GIS). Dengan keahlian itu, Andang telah menyelesaikan banyak proyek yang berhubungan dengan pemetaan geospasial. Termasuk pembuatan peta menggunakan drone di beberapa desa secara sukarela. Desa Janetallasa, Jeneponto adalah salah satu desa yang ia

buatkan peta wilayah. Kemudian hasil pemetaan itu dipergunakan secara bijak oleh pemerintah setempat untuk membuat kebijakan dan memaksimalkan aset yang mereka miliki. “Sekarang kebijakan harus berbasis spasial sebab mendata aset secara spasial akan meminimalisir hilangnya aset,” ucapnya. Selain itu, ia juga membantu pemetaan Ekowisata Mangrove Lantebung, menyiapkan perencanaan desa dan pengembangannya. Dosen Fakultas Kehutanan Unhas itu berkolaborasi dengan komunitas Indonesia Mapping Community atau Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) dan Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan proyek tersebut. Tak hanya itu, sebagai anggota komunitas tersebut, Andang juga turut melaksanakan aksi cepat tanggap bersama teman satu komunitasnya dari UI, ITB, dan UGM untuk membuat pemetaan setelah banjir melanda Masamba Juli lalu. Aksi cepat tanggap seperti itu

juga pernah ia lakukan yakni membuat pemetaan terkait persebaran kasus Covid-19 di Makassar. Setelah berdiskusi dengan beberapa teman dari Fakultas Kedokteran, ia pun memanfaatkan teknologi Web GIS untuk memetakan daerah mana saja yang paling banyak memiliki kasus positif Covid-19 di Makassar. Hasil pemetaan yang dilakukan bersama dengan Satgas Covid Unhas tersebut dijadikan dasar penerapan PSBB di Makassar. Ia juga kerap kali mengarahkan mahasiswa untuk menganalisis kejadian longsor, membuat peta kerawanan longsor serta menganalisis jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah bekas longsor sehingga dapat digunakan untuk vegetasi selanjutnya. Ketika ditemui di Laboratorium Pengelolaan DAS, Andang bercerita bahwa hampir semua daerah di Indonesia pernah ia buatkan pemetaan termasuk luar negeri. Salah satu contohnya, tahun 2010 Andang dan dekan pertanian kala itu pernah dipanggil oleh salah satu

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

perusahaan Korea untuk menganalisis kesesuaian lahan dan membuat peta kelerangan di Papua Nugini. Setelah menempuh jenjang pendidikan S3 pada tahun 2018 silam di Jepang, ia menyadari bahwa bagi seorang akademika data yang paling tinggi ketika belajar mengenai GIS adalah data raster yang berhubungan dengan tata ruang. Ia juga mengatakan bahwa inti dari keberhasilan dalam melakukan pemetaan yakni adanya keterbukaan data antara pihak peneliti dan pemerintah. “Artinya ketika kita membagi data ke orang lain maka sebaliknya kita pasti akan mendapatkan timbal balik dan jangan tertutup akan data,” katanya. Dari semua pengalaman yang ia dapatkan dalam pemetaan, ia menemukan bahwa masyarakat lebih cepat mengerti ketika data disajikan dalam bentuk peta

dibanding karya ilmiah yang menggunakan istilah sulit dimengerti oleh masyarakat awam. Lebih lanjut, Andang menyampaikan bahwa pemanfaatan GIS dapat dikembangkan dengan disiplin ilmu lain, seperti pertambangan, geologi, kelautan, sosial, dll. Semisal pengembangan GIS dan ilmu sosial dalam mendeteksi daerah mana saja yang paling rawan perampokan dan perkelahian. Dengan begitu pemerintah setempat dapat membuat kebijakan preventif bagi masyarakat secara lebih efektif. Friskila Ningrum

IDENTITAS/ FRISKILA

Krisanesia, Bisnis Keindahan Berbasis Sosial “Menjadi pengusaha, kita harus siap berdarah-darah di awal, mental harus kuat”

I

IDENTITAS/ FRISKILA

tulah pelajaran yang diperoleh Andri selama terjun di dunia bisnis. Alumnus Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unhas tersebut sukses berbisnis buket bunga asli yang diberi nama krisenesia. Toko bunga yang berada di Jalan Politeknik Pintu nol Unhas ini, cukup tenar di kalangan mahasiswa. Apalagi jenis bisnis ini dapat dihitung jari jumlahnya di kota Makassar. Tak heran jika usaha ini bisa meraup untung hingga puluhan juta. Pria Kelahiran 3 Maret 1993 tersebut mengaku orderan buket membludak saat mendekati wisuda. “Tiap bulan fluktuatif, tapi kalau dirata-ratakan dari 2018 sampai sekarang, kurang lebih 800 juta. Sebelum pandemi biasa kita dapat 20-25 juta per bulan,” bebernya. Mahasiswa berprestasi 2014 Fakultas Pertanian ini selalu mengingat tujuan mulia dirintisnya krisanesia, yaitu ingin merangkul petani bunga. Andri tahu betul persoalan yang dikeluhkan petani, khususnya di Malino. Banyak dari mereka menanam banyak bunga, tapi tak laris. Nama krisanesia sendiri gabungan dari krisan dan Indonesia. Bisnis ini bermula dari keikutsertaan Andri di

akhir tahun 2016, bersama dua orang temannya, yang juga merupakan alumni Fakultas Pertanian Unhas dalam program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). Andri dan timnya berhasil lolos mendapat pendanaan modal usaha dari Kementerian Pertanian bersama 40 tim lainnya dari Unhas. Program dana hibah ini mewajibkan setiap tim mendapat pendampingan dosen selama tiga tahun. Dalam prosesnya, setiap tim diberi pelatihan, hingga diajarkan strategi pemasaran. Di awal usaha, Andri dan timnya bergerak di onfarm, atau bagian produksi. Mereka menyediakan bunga untuk hotel dan toko bunga di Makassar. Di tahun 2017, mereka kemudian ikut belajar di lapangan bersama petani, dan greenhouse milik Unhas. Perjalanan bisnis Andri tak melulu berjalan mulus. Tahun 2018, kedua temannya harus behenti di tengah jalan karena mendapat panggilan kerja. Andri yang sudah bekerja sebagai fasilitator pendamping desa di Yayasan Kalla saat itu pun ikut dilema. Antara menerima tawaran kelanjutan kontrak kerja, atau fokus melanjutkan krisenesia. Namun ia menyayangkan jika krisenesia

mati begitu saja di tangannya. Akhirnya ia membulatkan tekad, memilih mengambil alih krisanesia. Motivasinya menjalankan usaha tak lepas dari perkataan idolanya Bob Sadino, seorang pebisnis asal Indonesia, yang terkenal dengan quote-nya “Setinggi-tingginya jabatan kamu di perusahaan, kamu tetap adalah karyawan. Tapi sekecilkecilnya usaha kamu, kamu adalah bosnya”. Di tahun 2019, pria asal Bulukumba ini diundang ke Bogor, ia diberi penghargaan langsung oleh Kementerian Pertanian dan bisnisnya pun dianggap resmi bisa berjalan mandiri. Tidak lagi dicampuri dosen dan pusat. “Pada tahun ketiga, kami pernah dilombakan se-nasional, melihat siapa saja program PWMP yang masih bertahan usahanya, dan alhamdulillah Krisanesia juara dua nasional, dan IPB yang juara satu” kenang Andri. Selain menjual krisan sebagai ciri utama usaha krisanesia, bunga lain pun disediakan seperti mawar, sedap malam, garbera. Namun untuk yang tersedia tiap hari hanya krisan, bunga lainnya harus melalui proses pra pesan terlebih dahulu. “Bunga Krisan ini kami ambil dari kebun mitra krisanesia di Malino, jadi step by step kerja sama dengan petani, nanti usahanya diharap

bisa sepenuhnya berbasis socialpreneur,” harapnya. Kedepan, ia berencana membuka cabang dan memperbanyak reseller di setiap kampus. “Namanya ekspansi, kita rencana akan buka cabang insyaAllah, tapi kan ini bisa dikatakan kami masih pengusaha pemula, step by step, karena kita tidak bisa langsung di atas kalau jadi pengusaha,”ungkapnya. Mantan Ketua KPI Unhas ini berharap ke depan, usaha krisanesia bisa berkembang dan semakin membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Tak lupa ia memberi tips dari pengalamannya untuk mahasiswa yang ingin memulai bisnis. Ia mengatakan jika memiliki minat di bidang wirausaha, harus mulai dari sekarang karena banyak peluang yang bisa dikejar saat berstatus mahasiswa. Termasuk mendapat bantuan dana usaha melalui Program Krativitas Mahasiswa, Program Mahasiswa Wirausaha, atau program sepertinya PWMP. “Motivasi diri kalian dari sekarang untuk bisa jadi pengusaha, karena pengusaha banyak enaknya, bisa atur diri sendiri, kalau sudah dapat feelnya hasilnya bisa lebih banyak didapatkan.” pungkasnya. Nurul Hikma


21

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

CERMIN

Belajar dari Kegagalan Sesuatu yang kita hadapi tidak selalu bisa diubah. Namun, kita tidak bisa mengubah sesuatu sampai kita menghadapinya (Merry Riana).

K

utipan ini menjadi semangat saya untuk berubah. Setiap larut malam, saya masih sibuk memandangi layar laptop. Hanya sesekali teralihkan ke gawai yang tergeletak di meja. Saya mencoba fokus menyelesaikan satu per satu tugas organisasi dan tugas kuliah yang menumpuk. Dari awal memutuskan masuk organisasi, saya berkomitmen untuk bisa membagi waktu, sesibuk apapun nantinya. Saya baru dua tahun masuk organisasi. Apa yang saya jalani, belum mumpuni dalam membagi waktu dengan baik, antara memprioritaskan tugas kuliah dan organisasi. Saya kebingungan. Hari berganti, saya tetap mengulangi aktivitas yang sama. Duduk sambil menekuk kaki memandangi tumpukan tugas yang minta diselesaikan. Saya sempat menyalahkan diri, selalu merasa gagal melawan suasana hati yang ingin bersantai ria. Tak jarang saya jatuh sakit karena beban tugas yang begitu berat. Di sisi lain, rasanya sebagian diri saya telah hilang. Serpihan jiwa

yang suka akan tantangan entah ke mana perginya. Saya menjadi malas dan tidak lagi senang berkeliling kompleks. Tak sempat lagi menyapa orang-orang yang saya temui di jalan. Kali ini, saya lebih sering mencari tempat bersembunyi. Tempattempat yang jauh dari keramaian. Mencoba merenungi kegagalan saya. Mencari apa yang harus diperbaiki. Berusaha menemukan cara bagaimana seabrek tugas dapat selesai. Saya rindu menghirup udara segar dengan jiwa yang bebas. Saya mengunjungi atap di salah satu gedung kampus, sore hari menjadi waktu kesukaan. Dari lantai tujuh, saya memandangi gedung-gedung kota di bawah langit berwarna jingga ke merah-merahan. Kicauan burung yang merdu sedikit membuat saya melupakan pikiran yang begitu menumpuk. Ketenangan yang sama, saya temukan saat berada di danau yang tidak jauh dari tempat sebelumnya. Di bawah pohon rindang, saya menikmati sejuknya udara sembari menikmati lagu “Try Everything” dinyayikan Shakira. “I wanna try even though I could

fali. I won’t give up, no I won’t give in. Til reach the end the I’ll start again,”. Begitulah potongan lirik yang selalu terngiang di kepala ketika pikiran itu kembali. Lagu tersebut memberikan semangat juang, optimis mencoba segalanya hingga mendapatkan jalan keluar dari kegagalan. Begitu pula kata Presiden ketiga, BJ Habibie “Kegagalan terjadi apabila kita menyerah.” Dari situlah saya sadar, menyalahkan diri tanpa melakukan sesuatu hanya sia-sia. Justru semakin menambah beban. Saya berusaha bangkit dengan membuat buku agenda. Memetakan apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan. Cara ini saya adopsi dari salah satu mahasiswa berprestasi di kampus, yang juga aktif berorganisasi dan menulis buku. Kemampuannya membagi waktu patut dicontoh. Pagi hari, dimulai dengan salat lalu olahraga. Setelah itu, menulis agenda harian. Catatan disusun berdasarkan skala prioritas. Hal yang paling penting dan mendesak harus pertama. Setelahnya, mulai hari dengan berbagi senyum kepada orang

di sekitar. Setiap agenda perlu dievaluasi. Malam hari jadi waktu yang tepat untuk melakukan itu. Saya mencoba menerapkan hal yang sama, meskipun saat dievaluasi masih banyak tanda silang. Memang tidak mudah untuk terus konsisten. Saya ingin mencobanya dan tidak ingin terjebak lagi pada kesedihan yang kemarin. Seperti situasi yang seringkali membuat dilema para mahasiswa organisatoris. Kuliah dan organisasi sama pentingnya. Namun, ada waktu saat tugas kuliah dan organisasi perlu dijalankan bersama. Tanpa ada yang ditinggalkan. Dengan membuat agenda harian, kita dapat terbantu dalam menyelasikan tugas. Terjebak dalam keadaan seperti ini membuat seseorang mempertanyakan kembali apa, siapa dan ke mana tujuan yang akan dicapai. Apakah harus menyerah atau menjebak diri dalam zona nyaman? Bagi saya itu adalah pilihan. Di awal kita pasti merasa bingung dan kewalahan. Tapi begitulah proses, setiap orang pasti pernah kesulitan membagi waktu dan

Oleh : Santi Kartini

akhirnya hanya diam di tempat. Jangan biarkan rasa cemas dan sedih melemahkanmu. Ingatlah bahwa kita sedang berada dalam suatu situasi yang sifatnya sementara, bukan selamanya. Asalkan kita paham bahwa semua butuh proses untuk menjadi lebih baik. Bayangkan jika kita sedang berada dalam terowongan yang gelap, di mana tidak ada cahaya sama sekali. Tapi kita yakin dapat menemukan cahaya jika terus bergerak menuju ujung terowongan. Jangan pernah lari dan berpurapura tidak menyadari, bahkan acuh atas keadaan yang sedang kita alami. Hadapi dan temukan dirimu yang lebih baik lagi. Penulis merupakan Redaktur PK identitas, Mahasiswa Jurusan Perikanan, FIKP Unhas, angkatan 2018.

KRONIK Peserta CPNS Tetap Ikut Tes di GOR Unhas Meski Positif Covid-19 PEMERINTAH Dearah Kota Makassar mengadakan seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahap kedua. Pada tahap ini berupa tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) yang diselenggarakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Unhas, Minggu (11/10). Menurut keterangan Satpam Unhas, Mulyadi mengatakan bahwa sekitar pukul 09.00 Wita salah satu peserta CPNS positif Covid-19 datang menggunakan pakaian APD lengkap. Setelah dikonfirmasi Panitia Pelaksana, Abdul Kadir membenarkan hal itu. Ia menjelaskan bahwa peserta tersebut memiliki hak untuk mengikuti tes CPNS tahap kedua

ini. “Peserta itu berhak ikut dengan catatan wajib mengikuti protokol kesehatan,” jelasnya. Tim Gugus Covid-19 dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah berkoordinasi bahwa peserta tetap akan mengikuti seleksi tahap kedua. PWeserta CPNS ini dibawa dari isolasi mandiri di salah satu hotel di Makasaar. Olehnya itu, pengawalan dilakukan oleh Satgas Covid-19. Tempat tes peserta yang positif ini dilakukan diruangan berbeda dari peserta lainnya. Menurut pengakuan panitia, ruang tersebut memang telah dipersiapkan. “Sebelum dan sesudah tes kita semprot dengan disinfektan,” tutupnya. M124

IDENTITAS/ FRISKILA

Aksi: Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Aliansi mahasiswa Unhas menggelar aksi tuntut pengesahan Undang Undang Cipta Kerja di Pintu 1 Unhas, Rabu (28/10/2020).


22

identitas

TIPS

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

Bangun Personal Branding demi Masa Depan

M

enjadi mahasiswa artinya memiliki banyak kesempatan untuk mempelajari atau melakukan sesuatu yang diidam-idamkan. Tak hanya yang berkaitan dengan jurusan yang kita pilih, tetapi juga hal lain yang menarik perhatian kita. Apa yang kita kerjakan sejak pertama masuk kuliah hingga selesai nantinya, itu bisa memberi pengaruh terhadap masa depan kita. Pernah mendengar personal branding? Ya, itu adalah cara dan proses kita memperkenalkan diri kita kepada orang lain. Sederhananya, apa yang kita tampilkan, seperti itulah kita ingin bagaimana orang lain menilai kita. Entah itu

ingin dikenal sebagai orang yang mudah bergaul, introvert, aktivis, profesional, berkarisma, humoris ataupun sederhana. Sebagai mahasiswa, disadari atau tidak, tentu saja kita sebenarnya telah melakukan personal branding. Ketika personal branding yang kita bangun bernilai positif di mata orang lain, maka kita bisa mendapatkan kepercayaan atau dianggap kredibel. Itu bisa membuka peluang karir dan bisa lebih siap ketika berkarir nantinya. Olehnya, tidak ada salahnya jika sebagai mahasiswa mulai menganggap penting hal ini. Berikut beberapa tips membangun personal branding:

1. Tentukan tujuan personal branding Hal ini harus dipikirkan matang-matang karena akan bersifat jangka panjang. Misalnya ingin dikenal sebagai aktivis yang memperjuangkan hak-hak kaum minoritas, ahli di bidang kecantikan, pembicara di even-even dengan gaya humoris, jurnalis kampus yang mempunyai banyak relasi dari berbagai kalangan, pecinta alam, fotograďŹ , aktif jadi relawan dan tetap berprestasi

di akademik dan lain lain. Temukan hal yang kamu kuasai, tidak semua orang bisa melakukannya, atau sesuatu yang berbeda yang kamu ciptakan sendiri. Seth Godin, ahli marketing dunia yang juga seorang penulis pernah berkata,�Orang tidak membeli barang atau layanan, melainkan mereka membeli hubungan, cerita, dan keajaiban.�

2. Bergabung di organisasi atau komunitas Ketika masih bingung ingin memulai darimana untuk membangun personal branding. Bergabung di organisasi atau komunitas yang sesuai passion bisa menjadi langkah awal setelah menentukan tujuan personal branding.

Dengan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama dapat lebih meningkatkan wawasan. Jaringan juga bisa lebih luas karena kesempatan untuk bertemu banyak orang terbuka lebar.

ILUSTRASI/ AZZAHRAH

3. Manfaatkan media sosial dengan baik Di era digital saat ini, yang paling berpengaruh dalam melakukan personal branding adalah melalui media sosial. Sebagian besar mahasiswa setelah selesai, tentu saja ingin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Banyak perusahaan yang mencari karyawan dengan cara mencari tahu para kandidat yang melamar di perusahaannya melalui media sosial kandidat. Jadi tak ada salahnya jika mempersiapkan itu dari sekarang. Hal itu juga berlaku bagi yang ingin berbisnis,

membangun start up ataupun menjadi konten kreator. Mereka bisa mendapat kepercayaan atau kredibilitas dari personal branding yang telah dibangun. Misalnya, ketika ingin berbisnis di dunia fashion, ia telah lama menunjukkan ketertarikannya di dunia fashion dengan memposting hal-hal yang berkaitan dengan itu. Perlu diingat, apapun yang ditinggalkan di media sosial, akan menjadi jejak yang bisa dinilai orang lain. Update status, posting foto dan video, ataupun berkomentar di

postingan orang lain jangan hanya dijadikan sebagai eksistensi semata, tetapi juga usaha dalam membangun personal branding. Siapa follower dan following kita juga jangan dianggap sepele. Misal jika tertarik dengan bidang ekonomi atau keuangan, bisa mengikuti akun Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia. Selain instagram, twitter, facebook, youtube, membuat akun linkedin dan jobstreet juga merupakan pilihan yang tepat.

4. Percaya diri dan konsisten Percaya diri adalah hal yang wajib. Jangan membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Misalnya ketika teman angkatan sudah selesai kuliah sedangkan kita masih mahasiswa, itu tidak masalah selama kita melakukan hal produktif. Umur boleh sama, tapi momentum berhasil itu tentu saja bisa berbeda. Tentu saja momentum keberhasilan itu bisa terjadi ketika kita konsisten dan yakin. Contohnya dalam hal personal branding ini, ketika

melihat teman sudah bekerja tetapi kita masih sibuk kerja skripsi, jangan dijadikan beban. Sembari kerja skripsi, bisa tetap konsisten membangun personal branding yang bisa jadi bekal dalam mendapatkan pekerjaan. Misalnya jika ingin menjadi seorang desainer, harus konsisten memposting atau membuat konten di media sosial untuk menunjukkan ketertarikan di bidang tersebut. Sehingga ketika nantinya melamar pekerjaan, itu akan menjadi

nilai tambah ketika HRD mencari tahu di sosial media kita. Dalam membangun personal branding, tentu saja tidak bisa lepas dari kritikan orang lain. Tinggal bagaimana kita menanggapinya dengan cara positif. Semoga tipsnya bermanfaat. Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Selamat mencoba dan jangan lupa beritahu temanmu. Siapa tahu bisa saling sharing dan membantu. Khusnul Fadilah


identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

DPR Kebelet, Sahkan RUU Cipta Kerja

P

engesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja menjadi Undang-Undang pada tanggal 5 Oktober 2020 menuai kontroversi dan penolakan berbagai pihak terutama rakyat. Penolakan diakibatkan poin penting terhadap pasal-pasal yang dapat merugikan kaum buruh dan kelestarian lingkungan hidup. Pengesahan tersebut mengisyaratkan bahwa kehadiran Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR, yang sejak awal merupakan tempat aspirasi rakyat, kini dipertanyakan tanggung jawabnya sebagai penyambung lidah rakyat. Omnibus law bukti nyata atas ketidakpedulian DPR terhadap aspirasi-aspirasi yang telah digaungkan oleh masyarakat. Dalam konteks kehidupan berbangsa, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan fungsi-fungsi DPR yang sangat baik hati, tidak sombong dan merakyat tapi kenyataan berkata lain, DPR hanya bisa menyusahkan dan menyengsarakan rakyat, merakyat pada saat pemilu dan menghilang setelah duduk di kursi parlemen. Berdasarkan pasal 3 RUU Cipta Kerja tujuan dibuatnya aturan adalah untuk menciptakan lapangan kerja yang seluasluasnya bagi rakyat Indonesia. Strategi pemenuhan kehidupan yang layak tersebut ditempuh melalui (a) Kemudahan, Perlindungan dan Pemberdayaan UMKM serta Perkoperasian; (b) Peningkatan ekosistem investasi; (c) Kemudahan berusaha; (d) Peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja; dan (e) Investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional. Hal ini didasari visi misi Presiden Jokowi saat masa kampanye menyatakan akan mengundang investor dan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Kehadiran lapangan kerja memang harus disambut dengan baik, mengingat tingginya angka pengangguran di tanah air. Tingginya angka pengangguran kemudian berdampak pada perekonomian yang mengakibatkan kita masih pada ranah negara berkembang. Pada dasaranya, pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja menggambarkan keinginan

Oleh: Ratmanda

pemerintah dan DPR untuk membuka jalan selebar-lebarnya kepada investor yang ingin berusaha ataupun mengelola kekayaan alam Indonesia. Namun, karena regulasi yang sangat berbelit-belit makanya pemerintah mengeluarkan Omnibus Law (satu UU yang sekaligus merevisi beberapa atau puluhan UU lainnya) untuk mempermudah pencapaian tujuan tersebut. Dewasa ini, kehadiran RUU Cipta Kerja, membawa petaka bagi kaum buruh seperti upah kerja terhitung satuan waktu sehingga memungkinkan hilangnya upah minimum. Selain itu, kelestarian lingkungan hidup juga terancam, penghapusan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) sebagai salah satu syarat yang mempersulit masuknya investasi dalam mengelola kekayan alam Indonesia. Penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja sebenarnya sudah sejak lama dan pernah terjadi aksi demostrasi besar-besar untuk menyampaikan aspirasi terkait pasal-pasal yang dianggap kontroversi. Namun nahas, para wakil rakyat kemudian mengesahkan RUU tersebut menjadi UU. Pengesahan ini mengundang amarah masyarakat, mengingat kondisi pandemi yang belum selesai, begitupun persoalan ekonomi, terlebih lagi aspirasi-aspirasi masyarakat tidak lagi didengar. Pemerintah seakan-akan kebelet dalam mengesahkan RUU Cipta Kerja sampai-sampai aspirasi masyarakat tak lagi didengarkan dan mengabaikan hak-hak kaum buruh. Pemerintah lebih memperhatikan kepentingan investor ketimbang kehidupan rakyatnya. Dikutip dari detiknews. com rapat paripurna dihadir oleh 318 anggota DPR secara fisik dan virtual dari total 575 jumlah anggota DPR.

23

OPINI

Selain itu, pengesahan ini dianggap terburu-buru mengingat bahwa kabar awal tentang pengesahan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2020, namun DPR melakukan percepatan masa reses dan dengan keputusan Badan Musyawarah (Bamus) maka sidang paripurna dilaksanakan 5 Oktober 2020. Hal ini semacam kebelet boker saat berkendara sampai-sampai lupa mengerem. Itulah wakil rakyat sekarang, kebelet ingin menyengsarakan rakyat. Berbahagia di atas penderitaan rakyat. Dalam kondisi demikian, kepercayaan masyarakat pada wakilnya dipertaruhkan, hingga berujung kepada krisis kepercayaan. Lembaga yang menampung aspirasi kini, menjadi musuh dalam selimut. Saat pencalonan menjadi DPR, mereka mencari suara rakyat, tapi pada saat sudah menjabat suara rakyat malah dibungkam. Memang, anggota dewan ibarat kacang lupa pada kulitnya. Pada masa kampanye, janji-janji politik, senyuman manis dan blusukan menjadi senjata untuk menggait suara, tapi sayang setelah terpilih mereka seakan lupa dan tak mengenal yang diwakilinya. Oleh karena itu, permasalahan tersebut mengajarkan kita untuk lebih memilih wakil yang konsisten dengan perkataan dan perbuatannya. Membawa kepentingan umum dibanding kepentingan partai politik yang mengusungnya. Kenyataannya memang sulit, tapi itulah dinamika demokrasi kita. Setidaknya untuk memilih seorang pemimpin, kita harus bisa mengalisis siapa yang duduk dibelakangnya. Memilih bukan karena jumlah uang yang dibagikan, melainkan nilai kejujuran yang ditawarkan dalam setiap kampanye. Semoga ketakutan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja tidak menjadi kenyataan, dan kerakusan para investor dan pemimpin kita menjadi hal yang terkutuk. Kembalikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa syarat dan ketentuan. Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Antropologi, Fisip Unhas, Angkatan 2017.

AKADEMIKA Jakob Oetama dan Jiwa Intelektualisme SIAPA yang tidak mengenal Gramedia Kompas (KG), perusahaan yang bergerak di bidang media massa yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1963. KG terus bergerak dinamis untuk mencerahkan masyarakat melalui lebih dari 400 jaringan usaha di seluruh Indonesia. Bisnisnya meliputi media, retail & publishing, hospitality, percetakan, penerbitan, lembaga pendidikan, bentera budaya, hingga stasiun televisi. Dilansir dari situs resmi KG bahwa kepedulian harian kompas (salah satu jaringan usaha KG) terhadap manusia dan nilai-nilai kemanusiaan tidak hanya berhenti pada pemberitaan. Kompas juga peduli terhadap penderitaan masyarakat dengan membentuk lembaga nirlaba yang diberi nama Dana Kemanusiaan Kompas. Kesuksesan dan sumbangsih KG untuk bangsa ini, tidak terjadi begitu saja. Melainkan, ada sosok inspiratif dan teladan di belakangnya yakni, Jakob Oetama, disingkat JO. Beliau lahir di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 27 September 1931. Pendiri KG ini, meninggal dunia di RS Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara, 9 September 2020. Semasa hidupnya JO pernah menerima berbagai perhargaan dalam dunia jurnalistik maupun bisnis seperti, Bintang Mahaputra kelas III dari Presiden Soeharto, Wira Karya Kencana dari Menteri Negera Kependudukan/ Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Doctor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan berbagai penghargaan lainnya. Kepergiaannya meninggalkan banyak warisan bagi pengembangan dunia intelektual di tanah air. Di samping menekuni jurnalisme, mendiang JO juga berkecimpung di dunia Pendidikan dan Kebudayaan yang pada dasarnya sebangun dan seruang dengan misi mencerdaskan bangsa. Mayoritas aktivitas KG yang didirikan JO Bersama PK Ojong tahun 1963 berbasis pada pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Harapannya, literasi yang memadai akan membangun iklim dan demokrasi yang sehat, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan, serta menghargai keberagaman.

ISTIMEWA

Membahas sosok tokoh pers nasional ini, tidak lengkap rasanya tanpa mengetahui gaya hidupnya. Dilansir dari kompas.id, kemajuan KG yang semakin besar, Pak Jakob tentu menjadi kaya. Namun, dalam kekayaannya, ia tetap tinggal menjadi pribadi yang sederhana. Memang seperti yang pernah dikatakan mantan warwan Kompas, Thomas Pudjo, kekayaan bukanlah target hidup pak Jakob: kekayaan itu buah yang mengalir begitu saja dari kesederhanaannya. Editor Kompas, Nasrullah Nara beberapa kali mendapat nasehat dari JO yang relevan dengan pengembangan intekletualitas. JO tidak ingin melihat kampus yang berjarak dari masyarakat. Tak ingin kampus asyik sendiri dengan dunianya. “Kampus adalah dapur pemikiran yang jernih. Suarakan pemikiran dan riset dari kampus untuk kemashalatan khalayak. Jangan biarkan kampus jadi menara gading,” ujar Nara menirukan ucapan JO saat dihubungi melalui via zoom. Dilansir dari majalah “Intisari” edisi Oktober 2020, JO pernah mengatakan bahwa, “Pendidikan tidak hanya menghasilkan anakanak muda yang punya ilmu, tetapi juga tahu untuk apa ilmunya.” Kutipan itu mengindikasikan kepada para generasi muda, khususnya para penimbah ilmu agar memahami tujuan dari suatu proses Pendidikan. Pendidikan bukanlah sebagai sarana merendahkan orang lain, melainkan tangga untuk membawa manfaat dalam kehidupakan bermasyarakat. Selain itu, Sang pendiri Kompas ini juga pernah mengatakan, “Jangan kita kerdil. Kita sulit. Orang lain lebih sulit. Janganlah kita pasif dengan sekitar. Selalu berintraksi dengan lingkungan masyarakat.” Suatu karunia yang besar diberikan kepada mereka yang menempuh pendidikan. Padahal, ada banyak orang yang tak memiliki kesempatan melakukannya. Sivitas Akademika adalah kunci dan harapan bagi kestabilan negeri. Berjuang hingga semua membaik. Kampus jangan sampai jadi menara gading. Jangan sampai para penghuninya hanya berdiam terhadap keadaan buruk yang menimpa khalayak. Keberadaan kampus tidak hanya mencetak orang-orang yang bergelar, tetapi juga melahirkan orang-orang yang menjadi speaker suara rakyat kecil. Muh. Fajrul


24

LINTAS

identitas

NO. 916, TAHUN XLVI, EDISI OKTOBER 2020

DOKUMENTASI PRIBADI

Kemanusiaan dalam Petualangan

S

aya bersama 14 orang dari wadah non struktural Bolang Kusam mengunjungi Bonto Rappo, Desa Bissoloro, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa. Desa yang terletak di dataran tinggi ini memiliki akses jalan yang masih dalam proses perbaikan atau pengerasan sehingga untuk mencapai titik tujuan, memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari pusat Kabupaten Gowa. Di Desa Bissoloro, kami mengadakan Bakti Sosial (Baksos) yang diselanggarakan pada Sabtu, 24 Oktober 2020. Bolang Kusam membagikan bantuan Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang dananya bersumber dari para donatur. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, pemberian Sembako diprioritaskan kepada 14 Kepala Keluarga (KK) yang membutuhkan, dimana. Dalam pelaksanaannya, kami mengunjungi secara langsung tiap-tiap rumah warga. Warga pun menyambut kami secara hangat, hal ini terlihat jelas dengan

kebahagiaan mereka dikala kami membagikan berupa sembako. Mereka tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kedatangan kami. Mereka pun berharap agar anak muda bisa melakukan hal-hal positif. “Semoga anak-anak muda sekarang jiwa sosialnya bisa seperti ini, melakukan kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat dan semoga senantiasa diberi kesehatan serta rahmatnya selalu,” ucap salah satu penerima bantuan baksos. Dari rumah pertama hingga rumah terkahir kami tempuh dengan penuh semangat meski cuaca sedang tidak bersahabat. Kadang panas, mendung bahkan turun hujan, namun tak menghalangi kami untuk tetap menjalankan baksos. Teringat pada rumah pertama yang kami kunjungi tiba-tiba hujan deras dan mengharuskan kami memindahkan semua sembako dari motor masing-masing ke salah satu rumah panggung. Tak lama kemudian, kami melanjutkan ke tempat selanjutnya hingga tiba pada penerima terakhir. DOKUMENTASI PRIBADI

Selain, baksos kami juga mengadakan kamping, pada Minggu, 25 Oktober 2020. Bertempat di hutan pinus Tangkalaka yang lokasinya tidak jauh dari tempat pelaksanaan baksos. Hutan pinus yang begitu tenang jauh dari keramaian dan menyajikan panorama pegunungan yang sangat indah membuat kedua mata merasa sejuk. Suasana malam juga tidak kalah menarik, sebab dapat memandangi dan menikmati bintang dengan suasana dingin. Hingga larut malam makin banyak teman-teman dari Bolang Kusam ikut meramaikan kamping. Kami berkumpul sambil menyantap makanan ringan beserta minuman hangat turut menemani hingga satu persatu mulai mengantuk. Menjelang pagi, kami disambut fajar dibalik pegunungan. Kegiatan kamping yang dilaksanakan pada hari kedua ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antara

sesama volunteer yang ikut andil dalam kegiatan tersebut. Selama pelaksanaan kamping, suasana hangat tercipta antara volunteer sangat nampak, hal itu tergambar dari keakraban yang terjalin dan mengalir begitu cepat. Kegiatan rutin ini akan dilaksanakan kembali pada akhir bulan November 2020 yakni pada tanggal 28-29 yang berlokasi di Dusun Patallassang, Desa Pao, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa. Sama halnya dengan desa sebelumnya, kegiatan baksos pada Desa Pao juga melakukan survei terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar wadah Bolang Kusam dapat memberikan bantuan maupun santunan pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bolang Kusam sendiri telah memiliki satu KK yang menjadi target rutin penerima bantuan Sembako yang berada di Desa

Borong Pa’lala, Kecamatan Patallassang, Kabupaten Gowa. “Jadi kami di Bolang Kusam sudah memiliki satu KK tetap yang akan mendapatkan bantuan berupa sembako setiap bulan, pun bila nantinya dalam perjalanan dana tidak cukup maka kami akan menggunakan dana pribadi untuk tetap memberikan bantuan kepada satu KK tersebut sebab kami sudah berkomitmen sebelumnya,” ungkap Benny Evens founder Bolang Kusam. Guntur Jafar Quintana atau yang akrab disapa Gun berharap dengan hadirnya kegiatan seperti ini dapat menarik minat kalangan muda untuk ikut berpatisipasi dalam kegiatan kemanusiaan. Penulis: Salwa Yulianti, Alumnus Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Unhas.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.